id
oleh
Horas P Hutagalung1)
ABSTRACT
HEAVY METALS IN MARINE ECOSYSTEM. Heavy metals are the chemical elements with
specific gravity exceeding 5. In the nature, these elements exist in a very low concentration. The
heavy metals content in sea water is usually between 10 -5 to 10 -2 ppm.
Heavy metals are needed by marine organisms for their developmental process, but will be
hazardous if their concentration is too high. The existing heavy metals in sea water will partly
accumulate in certain organisms. Therefore, certain organisms can be used as bio-indicator in
pollution study. Clams (bivalve mollusc) are the best bio-indicator for studying heavy metals
pollution in marine environment.
11
hidrogenase. Tetapi unsur logam berat Tabel 1. Densitas, berat atom dan titik cair dari
dalam jumlah yang berlebihan akan bersifat beberapa logam ringan dan berat.
racun (WHITTON & SAI 1981, dan PHIL- Unsur berat densitas titik
LIPS 1980). Toksisitas (daya racun) logam
berat tergantung pada jenis, kadar, efek si- atom cair, C
nergis-antagonis dan bentuk fisika-kimianya. logam ringan
Basil penelitian AHSANULLAH dan AR- Litium, Li 6,940 0,53 186
NOTT (1978) menunjukkan bahwa burayak Kaiium, K 39,100 0,86 63
kepiting, Paragrapsus quadridentatus sem- Natrium, Na 22,991 0,97 97,7
Kalsium, Ca 40,08 1,54 851
bilan kali lebih sensitif terhadap Zn dari- Magnesium, Mg 24,32 1.74 651
pada kadmium (Cd). Semakin besar kadar Sesium, Ce 132,91 1.9 28
logam berat, daya toksisitasnya semakin Aluminium, Al 26,98 2,70 660,1
besar pula. Sebagai contoh, 50% kerang biru, Barian, Ba 137,36 3,5 704
Mynlus edulis yang dipelihara dalam air yang logam berat
mengandung Pb 0,5 ppm mati dalam waktu Kromium, Cr 52,01 7,14 1800
150 hari. Sedangkan dalam air yang mengan- Seng, Zn 65,38 7,14 419,5
dung Pb=5 ppm, 50% kerang biru tersebut Timah, Sn 118,70 7,30 231,9
mati dalam waktu 105 hari. Adanya efek Mangan, Mn 54,94 7,4 1250
Besi, Fe 55,85 7,87 1539
sinergis dari beberapa logam, juga akan mem-
Kadmium, Cd 112,41 8,65 320.9
perbesar toksisitas logam berat. Misalnya, Nikel, Ni 58,69 8,9 1453
perak (Ag) bila berkombinasi dengan Cu Tembaga, Cu 63,54 8,9 1083,2
akan menghasilkan toksisitas yang 10 kali Bismut, Bi 209,00 9,8 271,3
lebih toksik dari raksa (Hg) (BERNHARD Perak, Ag 107,88 10,49 960,8
Timbal, Pb 207,21 11,34 327,4
1978). Tembaga (Cu) dalam bentuk ion
Raksa, Hg 200,61 13,55 -38,87
lebih toksik daripada bentuk organik (HART Wolfram, W 183,92 19,3 3380
& DAVIS 1978), Arsen (As) dalam bentuk Em as, An 197,23 19,3 1063
anorganik lebih toksik daripada bentuk Platina, Pt 195,23 21,45 1769
organik, sedangkan Hg dan Pb lebih toksik Osmium, Os 190,2 22,6 2700
dalam bentuk organik.
Sumber: GLINKA, N. s.a.
Di samping faktor-faktor tersebut, faktor
lingkungan perairan seperti pH, kesadahan, Daya toksik logam berat terhadap or-
suhu dan salinitas juga turut mempengaruhi ganisme perairan dapat diketahui dengan
toksisitas logam berat. Penurunan pH air mengukur LC 50 (lethal concentration),
menyebabkan toksisitas logam berat makin LC50 didefinisikan sebagai besarnya konsen-
besar. Sebagai contoh, toksisitas nikel siani- trasi logam berat dalam air yang dapat mem-
da (NiCN) berubah menjadi 1000 kali lebih bunuh hewan percobaan sebanyak 50%
toksik bila pH turun sebanyak 1,5 dalam waktu tertentu. Biasanya waktu yang
(DOUDOROFF et al. 1966 dalam digunakan adalah 48 atau 96 jam. Semakin
ENVIRONMENTAL PROTECTION kecil nilai LC50, semakin besar sifat toksik
AGENCY 1975). Kesadahan yang tinggi logam beratnya. Untuk amannya organisme
dapat mengurangi toksisitas logam berat. laut terhadap bahaya keracunan logam berat,
maka ENVIRONMENTAL PROTECTION
karena logam berat dalam air dengan
AGENCY (1973) mengusulkan kadar mak-
kesadahan yang tinggi membentuk senyawa
simum logam berat dalam air laut seperti
kompleks yang mengendap dalam air.
tercantum dalam Tabel 2. Penetapan kadar
Menurut NAS (1974 dalam WALDICHUK
maksimum ini didasarkan pada nilai LC50
1974), urutan toksisitas logam berat adalah:
dari organisme yang paling sensitif. Hal ini
Hg2+ > Cd2+ > Ag2+ > Ni2+ >
perlu karena bila organisme yang paling sen-
Pb 2 + >As 2 + >Cr 2 + >Sn 2 + >Zn 2 +
12
sitif sudah aman, maka organisme yang Iain- ini akan meningkat bila limbah perkotaan,
pun akan aman. Sebagai contoh, bila LC50 pertambangan, pertanian dan perindustrian
bagi burayak kepiting, Carcinus maenas yang banyak mengandung logam berat ma-
yang besarnya 0,60 ppm Cu dipakai sebagai suk ke lingkungan laut.
baku, maka kehidupan burayak kepiting Dari jenis-jenis limbah ini, umumnya
dari jenis lain seperti, Paragrapsus quadri- yang paling banyak mengandung logam berat
dentatus akan terancam oleh bahaya ke- adalah limbah industri. Hal ini disebabkan
racunan tembaga (AHSANULLAH & AR- senyawa atau unsur logam berat sangat
NOTT 1978). Bila kadar maksimum di- banyak dimanfaatkan dalam industri, baik
lewati, maka dapat terjadi efek yang merugi- sebagai bahan baku, katalisator, fungisida
kan. seperti mengurangi pertumbuhan, me- maupun sebagai "additive" (Tabel 3). Lim-
nurunkan tingkat perkembang-biakan dan bah industri yang banyak mengandung lo-
menghambat proses pendewasaan (LAKE gam berat ini akan terbawa oleh sungai atau
et al. 1976 dalam HART & DAV1ES 1976). udara ke dalam laut. Oleh karena itu limbah
Pada kadar yang lebih tinggi lagi, dapat industri merupakan sumber pencemar logam
mengakibatkan kematian organisme laut. berat yang potensil bagi perairan laut. Se-
Banyak penelitian yang dilakukan para bagai contoh, pencemaran raksa (Hg) di
ahli untuk mengetahui jenis zat kimia yang Jepang yang terkenal dengan "tragedi Mina-
dapat mengurangi toksisitas logam berat. mata" berasal dari limbah industri plastik
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa se- yang memakai senyawa raksa-klorida sebagai
nyawa-senyawa yang mengandung gugus -SH katalisator (IRUKAYAMA 1979). Pence-
(seperti protein), vitamin E, etilen diamin maran raksa yang pernah terjadi di Swedia
tetra asetat (EDTA) dan arsenat dapat dan Finlandia juga berasal dari limbah indus-
mengurangi toksisitas logam berat STILLING tri yaitu industri kertas dan daging. Dalam
1974 dalam RIMERMAN 1977). Senyawa- industri ini, senyawa raksa dipakai sebagai
senyawa ini dapat membentuk senyawa pengawet (DYBERN 1972). Jenis-jenis in-
kompleks dengan logam berat. Terakhir dustri yang sama umumnya memakai bahan
RIMERMAN et. al. (1977) dan THROWER baku yang sama. Jumlah dan jenis logam
(1979) menunjukkan bahwa selenium dapat berat yang terdapat dalam limbah industri
juga mengurangi toksisitas logam berat. tergantung pada jenis dan proses industri-
Kombinasi selenium dengan zat-zat kimia, nya sendiri. Oleh karena itu, dari jenis industri
seperti vitamin E, EDTA dan lain-lainnya yang ada pada suatu daerah dapat dira-
semakin efektiv untuk mengurangi toksisitas malkan jenis pencemaran logam berat yang
logam berat. mungkin akan terjadi. Misalnya untuk perair-
an laut yang banyak menampung limbah in-
SUMBER PENCEMAR LOGAM BERAT
dustri kayu, jenis pencemaran logam berat
YANG POTENSIL
yang mungkin akan terjadi adalah Cu, Cr
Secara alamiah, unsur-unsur logam berat dan As. Hal ini disebabkan senyawa tem-
terdapat di seluruh alam, namun dalam kadar baga-krom-arsenat (CCA) atau senyawa tem-
yang sangat rendah (BERNHARD 1978). baga-krom-borat (CCB) banyak dipakai se-
Dalam air laut kadar logam berat berkisar bagai bahan pengawet kayu (SUPRIANA
antara 10-5 - 10-2 ppm (label 2). Kadar 1978).
13
Tabel 2. Kadar normal, kadar maksimum, faktor konsentrasi berbagai logam berat
dan cara masuknya ke lingkungan laut.
14
Molibden (Mo) 10 20 10 20 - - dumping, sungai
Nikel (Ni) 2 100 41 149 - sungai
Rubidium (Rb) 120 - - - - _ -
Perat (Ag) 0,28 5 98 117 - - sungai
Talium (Tl) 0,01 5 - - - - -
Torium (Th) 0,0005 - - - - - -
Titanium (Ti) 1 - 290 550 -
Uranium (U) 3,3 500 - - - - -
Vanadium (V) 1,9 - 100 200 - - udara
Seng (Zn) 2 100 113 1800 148000 1600 - 2100 dumping, sungai dan
172000 - 290000 udara
Ag fotografi, konduktor listrik, perhiasan mata uang, batere, mata uang logam,
elektro-plating, katalisator, pateri.
Cd elektroplating, pigment (bahan cat warna), penahan panas dalam alat-alat
pabrik, batere, campuran logam.
Co terutama campuran logam. katalis, pigment, lapisan email, "glazes", elektro-
plating.
Cr campuran logam, "refractory bricks", elektro-plating, cat, pengawet kayu.
tannin.
Cu alat-alat listrik. campuran logam, katalis, algisida, pengawet kayu, "ami-
fouling paint".
Fe industri besi dan baja.
Hg produksi alakali-klor, alat-alat listrik, "anti mildew paint", obat-obatan, bio-sida
(fungisida, herbisida, insektisida), kertas.
Mn campuran logam, batere kering, industri kimia, gelas, pewarna keramik.
Mo campuran logam, katalis, pigment, gelas. "lubricant and oiladditive".
Ni campuran logam, elektro-plating, katalis.
Pb batere, bahan bakar mobil, pigment, bahan peledak. pateri, "cable covering",
"anti-faouling paint".
Sb "antimonal lead", plastik, keramik, gelas, barang-barang kimia tahan api.
"bearing metal", pigment.
Sn plat timah, pateri, reduktor kimia, fungisida, campuran logam, "anti-
fouling paint".
V campuran logam, katalis.
Zn lapisan campuran logam, galvanisir, cat, batere, karet.
15
kadar logam berat yang terdapat dalam tu- bentuk senyawa kompleks dengan zat-zat
buh organisme laut lebih tinggi jika diban- organik yang terdapat dalam tubuh organis-
dingkan dengan kadar logam berat yang me. Dengan demikian logam berat terfik-
terdapat dalam lingkungan hidupnya. Kemu- sasi dan tidak diekskresi oleh organisme yang
dian penelitian dengan cara "bio-assay" bersangkutan (WALDICHUK 1974). Faktor
banyak dilakukan para ahli. LOWMAN konsentrasi (kemampuan organisme untuk
(1960 dalam WALDICHUK 1974) meneliti mengakumulasi logam berat) didefinisikan
kadar logam berat Co-60 dalam organisme sebagai perbandingan antara kadar logam
dengan metode radio-nuklida. Hasilnya juga berat dalam organisme dan dalam airnya,
menunjukkan bahwa kadar Co-60 dalam Faktor konsentrasi ini tergantung pada jenis
tubuh organisme percobaan juga lebih tinggi logam berat, jenis organisme, lama pemapar-
dari kadar Co-60 yang terdapat dalam ling- an, serta kondisi lingkungan perairan seperti
kungan hidupnya. pH, temperatur dan salinitas. Sebagai con-
Unsur-unsur logam berat dapat masuk toh, ikan yang dipelihara dalam air yang
ke dalam tubuh organisme laut dengan tiga mengandung Cd2+ = 10 ppm, bisa mengan-
cara yaitu melalui rantai makanan, insang dung Cd2+ sampai 113 ppm. Sedangkan je-
dan diffusi melalui permukaan kulit (RO- nis moluska dapat mengakumulasi Cd2+
MERILL 1971 dalam MANDELLI 1976). sampai 352 kali lebih tinggi dari kadar Cd2+
Sedangkan pengeluaran logam berat dari yang terdapat dalam airnya (EISLER 1971
tubuh organisme laut melalui dua cara yaitu dalam WALDICHUK 1974) Hasil penelitian
ekskresi melalui permukaan tubuh dan in- WALDICHUK (1974) menunjukkan kenaik-
sang serta melalui isi perut dan urine (BRYAN an suhu, penurunan pH dan salinitas perairan
1971 dalam MANDELLI 1976). Sebagian menyebabkan tingkat bio-akumulasi semakin
besar logam berat masuk ke dalam tubuh besar.
hewan laut melalui rantai makanan, hanya
sedikit yang diambil langsung dari air (PEN- BIO-INDIKATOR PENCEMARAN
TREATH 1973 dalam WALDICHUK 1974). LOGAM BERAT
Fitoplankton yang merupakan awal dari Dalam lingkungan perairan ada tiga media
rantai makanan mengambil logam berat yang dapat dipakai sebagai indikator pence-
dari air melalui proses absorbsi. Fitoplankton maran logam berat, yaitu air, sedimen dan
akan dimangsa oleh zooplankton, zoo- organisme hidup. Pemakaian organisme hi-
plankton dimangsa oleh ikan-ikan kecil, dup sebagai indikator pencemaran inilah
ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih yang disebut bio-indikator.
besar, demikian seterusnya (Gambar 2). Setiap lingkungan perairan alami dihuni
Oleh karena proses mangsa-memangsa ini oleh berbagai organisme hidup dan semua
diikuti oleh proses akumulasi, maka pemang- organisme hidup ini berada dalam suatu sis-
sa yang berukuran besar seperti ikan cucut tem trofik (trophic level). Masuknya bahan
pedang dan tuna akan mengandung kadar cemaran ke dalam perairan akan membunuh
logam berat yang tinggi (BLIGH & AM- organisme yang paling sensitif. Bila bahan
STRONG 1971 dalam RATKOWSKY 1975). cemaran terus masuk, maka organisme yang
Tetapi kandungan logam berat yang terting- paling sensitif berikutnya akan terbunuh.
gi umumnya ditemukan pada invertebrata Demikian seterusnya, dan penambahan ba-
dari jenis "filter feeder" (PLASKET & han camaran terakhir akan membunuh
POTTER 1979). Manusia bisa menjadi pe- moluska kelompok "filter feeder" pemakan
mangsa yang terkahir (CASPERS 1975). serasah. Pemasukan bahan cemaran ke ling-
Akumulasi terjadi karena logam berat yang kungan perairan dapat juga mengganggu
masuk ke tubuh organisme cenderung mem- daur pakan (food cycle).
16
Tumbuh-tumbuhan akan terbunuh oleh ba- 3. Terikat pada suatu tempat yang keras
han cemaran. Terbunuhnya tumbuh-tumbu- agar bisa mewakili daerah yang diteliti.
han ini mengakibatkan hewan-hewan her-
4. Hidup dalam waktu yang lama untuk
bivora tidak dapat hidup dalam waktu yang
memungkinkan sampling lebih dari
lama. Hilangnya hewan-hewan herbivora ini
satu tahun jika dibutuhkan.
akan mengganggu kehidupan hewan-hewan
karnivora. Oleh karena itu organisme laut 5. Mempunyai ukuran yang memadai un-
dapat dipakai sebagai bio-indikator pence- tuk ukuran analisa.
maran. Pemakaian organisme laut sebagai 6. Mudah diambil dan tidak cepat rusak.
indikator pencemaran didasarkan pada ke- Oleh HAUG et al. (1974 dalam
nyataan bahwa alam atau lingkungan yang PHILLIPS 1980) menambah pedoman
tidak tercemar akan ditandai oleh kondisi ini dengan :
biologis yang seimbang dan mengandung 7. Mempunyai toleransi terhadap air pa-
kehidupan yang beraneka ragam (REISH yau untuk memungkinkan penelitian
1972). di daerah estuaria.
Dalam penelitian pencemaran perairan 8. Harus ada korelasi antara kadar bahan
laut, agar didapatkan data yang betul-betul cemaran dalam air dan dalam organis
mewakili perairan yang diteliti, maka dari me.
semua organisme hidup yang ada dalam pe- PHILLIPS (1980) menyatakan bahwa jenis
rairan tersebut harus dipilih organisme kerang (moluska bivalvia) dan makro-algae
mana yang paling bisa menggambarkan kon- merupakan bio-indikator yang paling tepat
disi lingkungan yang sebenarnya. Sebagai dan efisien. Dari jenis kerang, yang merupa-
contoh, fitoplankton walaupun memiliki kan pilihan pertama adalah kerang biru,
kemampuan yang besar untuk mengakumu- Mytilus edulis. Kerang biru menjadi pilih-
lasi logam berat, namun pemakaian fito- an pertama karena di samping memenuhi
plankton sebagai bio-indikator kurang meng- pedoman di atas, juga merupakan. "highly
gambarkan kondisi lingkungan yang sebenar- specialized filter feeder" dan mempunyai
nya. Hal ini disebabkan gerakan fitoplankton toleransi yang besar terhadap perubahan
sangat dipengaruhi oleh arus dan gelombang lingkungan. Pilihan kedua adalah tiram rak-
laut. Pemakaian jenis-jenis ikan juga kurang sasa, Crassostrea gigas, karena merupakan
tepat karena gerakannya yang sangat luas. "filter feeder" dan makanannya terutama
Kecuali kalau ikan tersebut tetap berada da- serasah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
lam lingkungan perairan tertentu (tidak dan hewan. Kerang biru, Mytilus edulis telah
bermigrasi), seperti ikan baji-baji, Platyce- dipakai sebagai bio-indikator pencemaran lo-
phalus bassensis, atau, Platycephalus indicus
gam berat di negara-negara Eropa, Amerika
(RATKOWSKY 1975; PHILLIPS 1980).
dan Inggris. Bagi negara-negara Asia Teng-
Dalam pemilihan organisme laut sebagai bio-
gara, PHILLIPS (1980) mengusulkan untuk
indikator pencemaran, BUTLER et al. (1971
memakai kerang dara, Anadara granosa atau
dalam PHILLIPS 1980) memberikan bebera-
tiram, Crassostrea cucullata dari kelompok
pa pedoman sebagai berikut:
moluska bivalvia dan Platvcevhalus indicus
1. Harus dapat mengakumulasi bahan ce- atau Flatycephalus bassensis dari kelompok
maran, tanpa dia sendiri mati terbunuh. ikan sebagai bio-indikator pencemaran logam
2. Harus terdapat dalam jumlah yang berat. Kelihatannya, pemilihan bio-indikator
banyak di seluruh daerah penelitian. yang diusulkan oleh PHILLIPS tersebut da-
pat diterapkan untuk Indonesia.
17
DAFTAR PUSTAKA
AHSANULLAH, M dan G.H. ARNOTT 1978 Acute FAO Fisheries technical paper. No. 150. Part
toxicity of copper, cadmium and zinc to larvae II. 27 - 37.
of the crab, Paragrapsus quaddentatus (H.
Milne Edwards) and implication for water qua- PLASKET, D dan JC POTTER 1979 Heavy
lity criteria. Aust. J. Mar. Freshw, Res 29 metals concentration in the muscle tissue of
(1-4). 1-55. 12 species of teleost from Cockburn Sound,
Western Australia. Aust. J. Mar Freshw. Res.
BENHARD, M 1978 Impact and control of heavy 30 (5): 607-616.
metals and chlorinated hydrocarbons in the
marine environment. WHO training course on PHILLIPS, D.J.H. 1980 Proposal for monitoring
coastal pollution control. Vol III. Denmark. studies on the concentration of the East Asian
991 -1015. Seas by trace metals and organochlorines. Da-
lam "South Chine fisheries development and
GASPERS, H. 1975 Pollution in coastal waters. An
coordinating programme". FAO. Manila. 7
interim report on result of Priority Programme
Hlm.
of the German Reseach Society (1966 -1977).
Harold Boldt Verlag K.G. Boppard. 31 -49. RATSKOWSKY, D.A; T.G.DIX dan K.C. WIL-
DYBERN, B.I. 1972 Pollution in the Baltic. Da- SON 1975 Mercury in fish in the Derwent
lam "Marine Pollution and sea life" Estuary, Tasmania and its relation to the
(M.RUIVO ed) FAO Fishing News (Books) position of the fish in the food-cahin. Aust J.
Ltd. England. 15-23. Mar. Freshw. Res26. 223 - 231.
ENVIRONMENTAL PROTECTION AGENCY REISH, D.J. 1972 The use of marine invertebrates
1973 Water quality criteria 1972. Ecological as indicators of varying degrees of marine
research series. Washington. 595 Hlm. pollution. Dalam "Marine pollution and sea
life" (RUIVO edt). FAO. Fishing News (Books)
GLINKA N. s.a General chemistry. Peace Publisher Ltd. England. 203 - 207.
Moscow. 507.
RIMERMAN, R.A.; D.R. BUHLER dan P.D.
HART B.I dan S.H.R. DAVIES 1978 A study WHANGER 1977 Metabolic interacton of
of the physico-chemical forms of trace selenium with heavy metals. Dalam "Bio-
metals in natural waters and waste-water. chemical effect of environmental pollution"
Departement of National Development. (LEE edt). Ann Arbor Science Publ. Inc. 478
Technical Paper No. 35 Aust Water Hlm.
Resources Council. 140 hal.
SUPRIANA, N. 1978 Beberapa aspek pencemaran
IRUKAYAMA, K 1969 The pollution of Minamata air dan lingkungan dalam industri pengawetan
Bay and Minamata disease. Dalam : "River kayu. Dalam "Seminar pengendalian pencemar
pollution II" (KLEIN edt). 153 - 165. an air". Direktorat Jenderal Pengairan.
KHRISTOFOROVA, N. 1981 USSR National Departemen Pekerjaan Umum. DPMA.
Report to the WESTPAC Task Team Meeting. Bandung. 198-221.
Dalam "IOC WESTPAC task team team meeting THROWERS, SJ. 1979 Selenium counterac toxi-
on marine pollution research and monitoring city of mercury in fish. Aust. Fisheries. 47 -51.
using commercially exploited shellfish as
determinants". UNESCO. Manila. 25 Hlm. WALDICHUK, M. 1974 Some biological concern
in metals pollution. Dalam "Pollution and
MANDELLI, E. 1976 Monitoring of trace elements
physology of marine organisms" (VERNBERG
other than radio-nuclides. Dalam "Manual of
& VERNBERG eds.) Acad. Press. London.
methods in aquatic environment research".
1 - 45.
18
Gambar 1. Proses yang dialami bahan cemaran bila masuk ke lingkungan laut.
(Dikutip dari ENVIRONMENTAL PROTECTION AGENCY 1973)
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
20