Logam berat adalah kelompok unsur logam dengan massa jenis lebih besar dari 5
gr/cm3, yang pada tingkat tertentu menjadi bahan beracun dan sangat berbahaya bagi
makhluk hidup. Logam berat diantaranya adalah timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As)
dan cadmium (Cd).
Logam berat mempunyai sifat yang mudah mengikat bahan organik, mengendap di
dasar perairan dan bersatu dengan sedimen sehingga kadar logam berat dalam
sedimen lebih tinggi dibandingkan dalam air (Harahap, 2007).
Pencemaran logam terjadi karena adanya penggunaan logam tersebut dalam kegiatan
manusia, sehingga menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan. Daya toksisitas
logam berat terhadap makhluk hidup sangat bergantung pada spesies, lokasi, umur
(fase siklus hidup), daya tahan (detoksikasi) dan kemampuan individu untuk
menghindarkan diri dari pengaruh polusi.
Berikut definisi dan pengertian logam berat dari beberapa sumber buku:
Menurut Subowo dkk (1999), logam berat adalah unsur logam yang mempunyai
massa jenis lebih besar dari 5 g/cm3, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam
berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam non esensial dan pada tingkat
tertentu menjadi logam beracun bagi makhluk hidup.
Menurut Agustina (2010), logam berat merupakan kelompok logam berat yang
non-esensial yang tidak mempunyai fungsi sama sekali dalam tubuh dan sangat
berbahaya dan dapat menyebabkan keracunan (toksik) pada manusia yaitu
timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As) dan cadmium (Cd).
Menurut Effendi (2000), logam berat adalah unsur logam yang mempunyai
densitas <5 g/cm3 dalam air laut, logam berat terdapat dalam bentuk terlarut dan
tersuspensi. Dalam kondisi alam ini, logam berat dibutuhkan oleh organism untuk
pertumbuhan dan perkembangan hidupnya.
Menurut Nybakken (1992), logam berat merupakan salah satu bahan kimia
beracun yang dapat memasuki ekosistem bahari. Logam berat seringkali
memasuki rantai makanan di laut dan berpengaruh pada hewan-hewan, serta
dari waktu ke waktu dapat berpindah-pindah dari sumbernya.
Menurut Miettinen (1977), logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot
jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik,
mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom
22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7.
Adapun menurut Sutamihardja dkk (1982), logam berat memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
Berikut ini adalah beberapa logam berat beracun yang berbahaya bagi lingkungan dan
mahluk hidup:
a. Timbal (Pb)
Timbal atau timah hitam memiliki nama ilmiah yaitu plumbum. Timbal mempunyai
nomor atom 82 dengan berat atom 207,2 g/mol, merupakan logam lunak yang memiliki
massa jenis 11,34 g/cm3. Timbal banyak digunakan sebagai konstituen di dalam cat,
baterai dan bensin. Timbal merupakan racun sistemik yang dapat masuk ke dalam
tubuh setiap hari melalui makanan, air, udara dan penghirupan asap tembakau. Efek
dari keracunan timbal dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan otak, antara lain epilepsi, kerusakan pada otak besar.
b. Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd) adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap tidak larut dalam
basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium oksida bila dipanaskan. Kadmium
umumnya tedapat dalam kombinasi dengan klor (Cd klorida) atau belerang (Cd sulfit).
Kadmium memiliki nomor atom 40 dengan berat atom 112,4 g/mol, bersifat lentur, tahan
terhadap tekanan, serta dapat dimanfaatkan sebagai pencampur logam lain,seperti
nikel (Ni), emas (Au), kuprum (Cu), dan besi (Fe). Kadmium adalah logam berat yang
dapat menyebabkan pencemaran dan berbahaya bagi manusia. Salah satu kasus
terkenal di Jepang yang disebabkan pencemaran logam Cd adalah Itai-itai desease.
Baca Juga
c. Tembaga (Cu)
Tembaga atau copper adalah logam yang mempunyai bentuk kristal kubik, secara fisik
berwarna kuning dan apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop, bijih tembaga
akan berwarna merah muda kecoklatan sampai keabuan. Dalam tabel periodik unsur-
unsur kimia tembaga menempati posisi dengan nomor atom 29 dan mempunyai bobot
atom 63,546 g/mol. Senyawa-senyawa tembaga (I) yang berasal dari senyawa tembaga
(I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah, mudah dioksidasi menjadi senyawa tembaga
(II) (CuO) yang berwarna hitam. Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru,
baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan air.
d. Khromium (Cr)
Khromium (Cr) adalah metal kelabu yang keras. Khromium terdapat pada industri gelas,
metal, fotografi, dan elektroplating. Dalam bidang industri, khromium diperlukan dalam
dua bentuk, yaitu khromium murni dan aliasi besi-besi khromium yang disebut
ferokromium sedangkan logam khromium murni tidak pernah ditemukan di alam.
Sebagai logam berat, khrom termasuk logam yang mempunyai daya racun tinggi. Daya
racun yang dimiliki oleh khrom ditentukan oleh valensi ionnya. Logam Cr6+ merupakan
bentuk yang paling banyak dipelajari sifat racunnya dikarenakan Cr6+ merupakan toxic
yang sangat kuat dan dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan keracunan
kronis.
e. Merkuri (Hg)
Merkuri adalah logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak, serta mudah
menguap pada suhu ruangan. Merkuri memiliki nomor atom 80, berat atom 200,59
g/molHg dan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Merkuri dapat larut dalam asam sulfat
atau asam nitrit, tetapi tahan terhadap basa. Merkuri merupakan elemen alami
sehingga mudah mencemari lingkungan. Merkuri banyak ditemukan di alam terdapat
dalam bentuk gabungan dengan elemen lainnya, dan jarang ditemukan dalam bentuk
elemen terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di karang-karang, tanah, udara,
air, dan organisme hidup melalui proses-proses fisik, kimia dan biologi yang kompleks.
f. Seng (Zn)
Seng adalah metal berkilauan (bluish-white), merupakan logam seperti perak yang
banyak digunakan dalam industri baja. Seng banyak digunakan pada industri alloy,
keramik, pigmen, karet, dan lain-lain. Toksisitas Zn pada hakekatnya rendah. Tubuh
memerlukan Zn untuk proses metabolisme, tetapi dalam kadar tinggi dapat bersifat
racun. Seng menyebabkan warna air menjadi opalescent, dan bila dimasak akan timbul
endapan seperti pasir.
Daftar Pustaka
Harahap. 2007. Jurnal - Pengaruh Pencemaran terhadap Pertumbuhan Kerang
hijau (Pernaviridis) sebagai satu telaah Studi Baku Mutu Lingkungan Perairan Laut.
Jakarta : Bulletin Pen.
Subowo, M.S., Widodo, dan Nugraha, A. 1999. Status dan Penyebaran Pb, Cd, dan
Pestisida pada Lahan Sawah Intensifikasi di Pinggir Jalan Raya. Bogor: Bidang
Kimia dan Bioteknologi Tanah Puslittanak.
Agustina, T. 2010. Jurnal - Kontaminasi Logam Berat Pada Makanan dan
Dampaknya Pada Kesehatan. Semarang: UNNES.
Effendi, H. 2000. Telaahan Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber daya
danLingkungan Perairan. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.
Nybakken, JW. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Yogyakarta:
Gramedia Utama.
Miettinen, K.J. 1977. The Accumulation and Excretion of Heavy Metals in Organism.
New York: Plenum Press.
Palar, H. 2012. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutamihardja, R.T.M., Adnan, K. dan Sanusi. 1982. Perairan Teluk Jakarta
Ditinjau dari Tingkat Pencemarannya. Bogor: IPB.