Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI BENTUK LAHAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : MILADI MUHAMMAD


NIM : 210102110102
KELAS :D

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Lahan merupakan sumber daya alam yang utama dalam menopang setiap
aktivitas kehidupan manusia. Lahan berfungsi sebagai sumber daya yang dapat diolah
maupun sebagai tempat tinggal. Hal ini karena lahan bersifat permanen, yaitu tidak
dapat dipindahkan. Lahan dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan, dan
berbagai alternative penggunaan yang di peruntukan untuk pemanfaatannya.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 41 tahun 2009, lahan
merupakan bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan fisik yang
meliputi tanah beserta faktornya. Faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti
iklim, relief, aspek geologi, dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupu akibat
pengaruh manusia. Menurut FAO yang dikutip dari Yunianto dan Woro
mengemukakan tentang pengertian lahan merupakan suatu wilayah permukaan bumi
yang mempunyai sifat-sifat tetap atau pengulangan sifat-sifat biosfer.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses terbentuknya sungai
2. Untuk mengetahui karakteristik yang terdapat di sungai
3. Untuk mengetahui pengaruh positif dan negatif dari sungai
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Definisi Lahan Fluvial


Fluvial adalah kumpulan tempat proses air dari permukaan mengalir dan
membentuk jaringan saluran sungai. Fluvial adalah segala bentuk lahan di
permukaan bumi akibat aktivitas sungai yang menyebabkan terjadinya erosi,
pengangkutan dan pengendapan material permukaan di bumi.
Pada mulanya, aliran sungai ini terbentuk oleh adanya sumber air, baik air
hujan, pencairan es, maupun munculnya mata air dan adanya relief permukaan bumi.
Pada hakekatnya, bentuk lahan ini disebabkan karena proses fluvial akibat proses air
yang mengalir, baik aliran bebas terkonsentrasi maupun aliran permukaan bebas.

2.2 Jenis Sungai


Menurut Mulyanto (2007), sungai dibagi menjadi tiga zona, yaitu:
a. Hulu Sungai
Terletak di dataran yang lebih tinggi. Cirinya badan sungai yang dangkal,
sempit, tebing yang curam dan tinggi, arus cepta, volume air kecil, kandungan
oksigen terlarut sangat tinggi, sehingga airnya jernih dan tanpa sedimentasi, suhu
rendah, kekuatan erosi besar, kadang-kadang ada jeram dan populasi ikan yang
lebih sedikit di hulu.
b. Hilir
Makin kehilir aliran sungai akan berkurang, daya erosi di dasar akan
berkurang dan konsentrasi sedimen yang terkandung akan cukup. Hilir ini terletak
didataran yang rendah. Hilir dicirikan oleh sungai yang lebih lebar, tebing landai,
badan air dalam, arus yang kurang kuat, terdapat bahan organik, kekeruhan
dibanding dengan hulu, aliran air lambat.
c. Muara Sungai
Muara ini merupakan bagian dari sungai dimana ujung sungai bertemu dengan
perairan lain, baik berupa sungai besar, danau atau laut. Pada umumnya karena
subur daerahnya sejumlah besar unsur hara yang diangkut oleh air sungai dari
hulu atau hilir.
2.3 Proses Pembentukan Sungai
Sejalan dengan aliran air mengalir ke hilir energi bergerak mengikuti transport
air dan material di dalam palung sungai dan dataran banjir. Schumm (1977) membagi
3 zona interaksi air dan lahan dalam system fluvial sebagai berikut.
a. Zona pemasok Sedimen
Merupakan bagian hulu DAS memiliki lembah berbentuk v yang langsung merupakan
tebing sungai. Sungai memiliki kemiringan memanjang yang curam serta butiran
sedimen yang besar. Aliran air mengalir deras dengan kecepatan tinggi. Banyak
terjadi aktifitas erosi dari tebing dan dasar sungai.
b. Zona Transportasi Sedimen
Letaknya di hilir zona 1 sungai mulai membentuk dataran banjir. Di zona ini sedimen
dari hulu yang berasal dari hasil erosi tebing dan dasar sungai didistribusi ke hilir.
Sedimen bervariasi dari batu kerikil dibagian hulu sampai lumpur dan lempung di
bagian hilir semua bergerak ke bawah. Meander mulai bergerak lateral, setelah banjir
sedimen halus mengisi dataran banjir.
c. Zona Pengendapan
Zona ini terletak paling bawah dekat dengan muara. Semua yang berasal dari zona 1
dan 2 terkumpul di sini. Di sungai alami zona ini merupakan daerah kehidupan satwa
liar yang amat potensial.

BAB III
PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


 Waktu : Senin, 21 maret 2022 jam 07:35 WIB
 Tempat: Sungai dekat Krajan, Sukorejo, Kec. Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur
 GPS Lokasi

3.2 Bahan
 HP untuk mengambil gambar
 Jalan kaki untuk kesana
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

NAMA : MILADI MUHAMMAD


KELAS :D
NIM : 210102110102
HARI/TGL : SENIN, 21 MARET 2022
No Gambar Bentuk Lahan Jenis Proses terbentunya Ciri-Ciri Pengaruh Postif Pengaruh Negatif
Bentuk
Lahan
1. Fluvial Terbentuk dari air hujan yang  Kondisi  Sumber air  Dapat menyebabkan
Teras meresap masuk ke tanah yang dasar bagi polusi air, terutama
Sungai nantinya mencapai lapisan dungai pertanian yang banyak
tanah yang kedap air atau biasanya atau irigasi sampahnya
tidak dapat ditembus dengan berbatu  Sumber  Apabila kelebihan
air.  Terjadinya tenaga untuk air saat musim hujan
Air yang meresap ini proses pembangkit dapat
akhirnya sebagian menjadi air erosi listrik tenaga mengakibatkan
tanah yang muncul kembali  Arusnya air (PLTA) banjir
ke bagian permukaan yang tidak  Bisa  Sebagai media
lebih rendah, membentuk begitu digunakan penyebaran bibit
aliran yang bergerak menuju deras untuk mandi penyakit, seperti
laut. atau mencuci kolera
4.2 Pembahasan

Sungai merupakan saluran, tempat dan wadah dan jaringan pengaliran air diatas
bagian bumi yang mengalir terus-menerus dengan arah tertentu dan airnya dapat berasal dari
dalam tanah, hujan maupun permukaan serta bermuara ke laut.
Sistem sungai adalah sekumpulan alur sungai yang membentuk jaringan yang
kompleks dan luas yang dilalui air yang berasal dari permukaan daratan. Pada umumnya,
sungai yang memiliki orde yang lebih tinggi akan memiliki batas tangkapan yang lebih luas
dan jelas membawa lebih banyak air permukaan. Topografi yang ditinggikan biasanya
memiliki batas pemisah air yang memisahkan arah aliran limpasan ke cekungan yang berbeda
berdasarkan orientasi lereng. Salah satu faktor yang mengontrol jumlah air yang berada
dalam sungai di setiap lokasi adalah luas areal permukaan yang terdapat di dalam drainage
basin tersebut dan hal ini merupakan fungsi dari batas pemisah aliran.
Sistem sungai dimulai dari hulu dan kemudian ke hilir hingga ke laut, yaitu mulai dari
sumber pegunungan, kemudian melalui anak-anak sungainya ke saluran anak sungai utama
yang akhirnya ke sungai induknya untuk bergerak ke arah laut. Sungai ternyata merupakan
media yang mampu mengangkut sejumlah besar bahan yang terbentuk sebagai akibat proses
pelapukan batuan. Banyaknya bahan yang diangkut ditentukan oleh faktor iklim dan tatanan
geologi dari suatu wilayah. Meskipun bahan-bahan yang diangkut oleh sungai berasal antara
lain dari hasil penorehan yang dilakukan sungai itu sendiri, tetapi ternyata yang jumlahnya
paling besar adalah yang berasal dari hasil proses pelapukan batuan. Proses pelapukan
ternyata menghasilkan sejumlah besar bahan yang siap untuk diangkut baik oleh sungai
maupun oleh cara lain seperti gerakan tanah atau air tanah.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ketampakan alam yang
membentang di seluruh daratan dan perairan. Ada beberapa jenis bentang alam yang tersebar
di wilayah Indonesia yang diantaranya yakni gunung, dataran tinggi, dataran rendah, sungai,
danau, tanjung, teluk, selat, dan yang lain sebagainya. Salah satu ketampakan alam yaitu
lahan fluvial. Proses fluvial ini terjadi akibat aliran air dari aktivitas erosi, transportasi, dan
sedimentasi. Material sedimentasi berasal dari hasil erosi yang terangkut melalui sungai yang
kemudian diendapkan yang nantinya akan menghasilkan variasi bentuk lahan. Sisi positif dari
sungai diantaranya adalah sebagai sumber irigasi bagi pertanian yang notabene air merupakan
unsur penting dari tumbuhnya tumbuhan tersebut. Selain itu, pengaruh negatifnya diantaranya
yaitu air yang banyak sampahnya dapat menyebabkan polusi air, hal ini sangat mengganggu
bagi lingkungan sungai dan lingkungan sekitarnya sehingga dari sampah tersebut juga bisa
menyebabkan banjir.
DAFTAR RUJUKAN

Noor, D. (2014). GEOMORFOLOGI.

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JG/article/download/8060/5587

https://repository.unikom.ac.id/67820/1/Pertemuan%206%20Geomorfologi.pdf

http://repository.ump.ac.id/6666/3/Yulliana%20Anita%20Sari_BAB%20II.pdf

https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/04/
b57b9_06._Modul_6_Morfologi_Sungai.pdf

Anda mungkin juga menyukai