Disusun oleh:
2019510059
FAKULTAS TEKNIK
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
DAFTAR PUSTAKA 8
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
tanah, jarak aliran sungai, ketinggian daerah muka air laut dan faktor
lainnya.
Untuk mengetui bangaimana karakteristik tanah pada wilayah yang
terdampak bencana banjir maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui permasalahan dan solusinya agar bencana banjir dapat diatasi.
Judul penelitian tersebut adalah “Analisa Karakteristik Tanah daerah
banjir di kelurahan parteker kecamatan pamekasan kabupaten
pamekasan”.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
dalam porinya. Keadaan semacam ini jarang ditemukan pada tanah yang
masih dalam keadaan asli dilapangan. Air hanya dapat dhilangkan sama-
sekali dari tanah apabila kita ambil tindakan khusus untuk maksud itu.
Misalnya dengan memanaskan dalam oven (D., 1977).
1. Banjir Air
Banjir air adalah banjir yang paling umum terjadi, penyebabnya
adalah meluapnya air sungai, selokan atau danau sehingga meluap atau
meluber ke daratan. Banjir air secara umum disebabkan karena tingkat
curah hujan yang tinggi sehingga sungai atau danau tidak mampu untuk
menyerap air.
2. Banjir Cileunang
Banjir cileunang merupakan banjir yang kurang lebih sama
dengan banjir air, namun banjir ini lebih disebabkan karena hujan yang
sangat deras sehingga debit air sangat tinggi, sedangkan airnya tidak
bisa langsung mengalir ke selokan sehingga apabila hujan deras terjadi
4
pada waktu yang relatif lama maka akan menyebabkan banjir Cileunang
atau secara sederhana banjir dadakan/langsung saat hujan tiba.
3. Banjir Bandang
Banjir bandang merupakan banjir yang tidak hanya berupa
material air namun juga mengangkut lumpur sehingga lebih berbahaya
dibanding dengan kedua jenis banjir diatas. Banjir ini memiliki daya
rusak yang lebih tinggi karena mampu menghanyutkan apapun seperti
pohon-pohon, batu berukuran besar. Biasanya banjir ini terjadi di daerah
dekat pegunungan, dimana tanah longsor karena hujan yang kemudian
terbawa air.
4. Banjir Rob (laut pasang)
Banjir rob merupakan banjir yang disebabkan karena pasangnya
air laut, air laut yang pasang secara umum akan menahan air sungai yang
menumpuk, karena tidak kuat menahan akhirnya tanggul jebol dan
menggenangi daratan. Banjir ini sering terjadi di kota Muara Baru
Jakarta.
5. Banjir Lahar dingin
Banjir lahar dingin umumnya terjadi ketika ada erupsi gunung
berapi. Lahar dingin dikeluarkan oleh erupsi dari puncak gunung
kemudian mengalir ke daratan yang berada dibawahnya. Lahar dingin
menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai sehingga air sungai akan
meluap dan luber ke pemukiman warga.
6. Banjir Lumpur
Banjir lumpur sering dikaitkan dengan banjir yang terjadi di
daerah Sidoarjo, Jawa Timur atau dikenal dengan lumpur lapindo. Sama
halnya dengan banjir bandang, banjir lumpur membawa material berupa
lumpur, namun pada banjir ini lumpur yang dikeluarkan bukan lumpur
biasa seperti halnya banjir bandang namun lumpur tersebut mengandung
bahan gas dan kimia. Hingga saat ini belum ditemukan solusi untuk
mengangani peristiwa banjir lumpur lapindo di Sidoarjo tersebut, justru
banyak bermunculan titik-titik semburan baru.
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
6
3.3 Teknik Penarikan Sampel
Penarikan sample pada kegiatan penelitian ini adalah menggunakan
Teknik purposive sampling, yaitu mengambil mengambil titik sampel yang
memiliki ciri-ciri yang spesifik dan mendominasi atau dapat mewakili
wilayah populasinaya. Penentuan daerah sampel ini dilakukan dengan
memperatikan daerah lokasi banjir yang paling parah atau bisa disebut
survey lapangan.
7
3.5 Pengolahan Data
a. Permeabilitas tanah dihitung menggunakan rumus
ℎ
𝐾=
𝑡
Dimana:
K = Permeabilitas
H = Tinggi naik air
t = Waktu
b. Debit banjir dihitung dengan menggunakan rumus
𝑄 = 𝑘 .𝐼 .𝐴
Dimana:
Q : Debit banjir ( 𝑚3 /jam )
K : Permeabilitas ( m/jam )
I : Gradien Hidrolika ( m )
A : Luas daerah banjir ( 𝑚3 )
8
3.6 Diagram Alir
9
DAFTAR PUSTAKA
10