Anda di halaman 1dari 12

ANALISA KARAKTERISTIK TANAH DAERAH RAWAN BANJIR

KELURAHAN PARTEKER KABUPATEN PAMEKASAN

Disusun oleh:

Bernessa Veda Ramdha

2019510059

PRODI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Manfaat Penelitian 2

BAB II KAJIAN TEORI 3

2.1 Definisi Tanah 3

2.2 Definsi Banjir 4

2.3 Jenis-Jenis Banjir 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 6

3.1 Wilayah Penelitian 6

3.2 Sampel Wilayah 6

3.3 Teknik Penarikan Sampel 6

3.4 Jenis Data 7

3.5 Pengolahan Data 7

DAFTAR PUSTAKA 8

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan banjir di kabupaten pamekasan sudah merupakan hal
yang tidak asing lagi masyarakat madura. Akhir-akhir ini masyarakat
pamekasan merasakan banjir tiap tahunnya. Dikutip dari media berita
KOMPAS.com – hujan deras mengguyur kabupaten pamekasan, jawa
timur, pada senin (21-1-2021) siang menyebabkan ratusan rumah warga
terndam banjir. Bencana tersebut setidaknya melanda 5 kelurahan yaitu,
Kelurahan Gladak Anyar, Partaker, Barumbat Kota, Kowel dan Kelurahan
Jungcangcang. Banjir dapat disebabkan oleh kondisi alam maupun ulah
manusia. Banjir yang disebabkan oleh kondisi alam berupa curah hujan
yang tinggi hal ini menyebabkan naiknya volume air di wilayah daratan.
Minimnya daerah resapan air juga merupakan salah satu masalah penyebab
terjadinya banjir. Daerah resapan air berfungsi sebagai jalur resapan air
hujan ke dalam tanah. Saat ini, daerah serap banyak tertutup aspal dan beton.
Tidak lupa penebangan pohon secara liar dapat menyebabkan hutan menjadi
gundul dan berkurangnya pohon sebagai peyerapan air.
Bencana banjir sangat dirasakan akibatnya, misalnya di daerah
perkotaan sering dilanda banjir kiriman kareana struktur lingkungannya dan
pesatnya pengembanan kota menyebabkan minimnya penyerapan air hujan
sehingga pengaliran air hujan kedalaman sungai-sungai akan menjadi
tambah besar bahkan mencapai diluar kemampuan sungai untuk
menampungnya, disebut juga dengan koefisien limpasan yang besar
(sapoetra 1987).
Banjir yang terjadi di kabupaten pamekasan umumnya daerah
pemukiman, padat peduduk yang minim daerah resapan dan daerah
perkotaan. Melihat kondisi banjir di daerah pemekasan, besar sekali
kemungkinan disebabkan oleh karakterisik tanah yang meliputi: tekstur

1
tanah, jarak aliran sungai, ketinggian daerah muka air laut dan faktor
lainnya.
Untuk mengetui bangaimana karakteristik tanah pada wilayah yang
terdampak bencana banjir maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui permasalahan dan solusinya agar bencana banjir dapat diatasi.
Judul penelitian tersebut adalah “Analisa Karakteristik Tanah daerah
banjir di kelurahan parteker kecamatan pamekasan kabupaten
pamekasan”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana analisa karakeristik tanah pada wilayah rawan banjir di


kelurahan parteker Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan?
2. Bagaimana intensitas curah hujan yang terjadi pada wilayah rawan
banjir di kelurahan parteker Kecamatan Pamekasan Kabupaten
Pamekasan?

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Hanya meneliti karakteristik tanah pada wilayah rawan banjir di


kelurahan parteker Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan.
2. Dilakukan penelitian intensitas curah hujan yang terjadi pada wilayah
rawan banjir di kelurahan parteker Kecamatan Pamekasan Kabupaten
Pamekasan.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dilakukan peneltian ini adalah untuk menemukan solusi dan
mengatasi permasalahan banjir yang selalu terjadi pada wilayah yang sama.
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang permsalahan apa
yang terjadi dan bagaimana cara mengatasinya. Penelitian ini juga
bermanfaat dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan terutama
dalam bidang ilmu Teknik Sipil khususnya dibidang geoteknik.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Tanah


Tanah merupakan material dasar yang fungsinya menyokong
bangunan dan sangat berpengaruh dari suatu struktur atau konstruksi dalam
pekerjaan Teknik Sipil, baik itu konstruksi bangunan, jembatan maupun
konstruksi jalan. Jika tanah mendukung kon struksi jalan, maka
membutuhkan tanah dasar yang baik untuk meletakkan bagian-bagian
perkerasan jalan yang diletakkan di atas tanah dasar tersebut. Kekuatan dan
keawetan maupun tebal dari lapisan konstruksi perkerasan jalan sangat
tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasarnya (jaunsyah, 2016).
Menurut pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan mineral,
bahan organic, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang
terletak di atas batuan dasar (bedrock). Ikatan antara butiran yang relative
lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organic, atau oksida-oksida yang
megendap diantara partikel-partikel. Ruang antara partikel-partikel dapat
berupa air udara maupun keduanya (Hardiyatmo, 2002).
Tanah memiliki tekstur, yaitu keadaan tingkat kehalusan tanah yang
terjadi karena adanya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu,
dan lempung yang terdapat di dalam tanah. Dari ketiga jenis fraksi tanah
tersebut, partikel pasir memiliki ukuran diameter terbesar yaitu 2-0,05 mm,
lanau dengan ukuran 0,05-0,002 mm, dan lempung dengan ukuran < 0,002
mm. Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah
lainnya seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas, dan lain-lain.
Semua macam tanah secara umum terdiri dari tiga bahan, yaitu
butiran tanahnya sendiri, air dan udara. Air dan udara yang terdapat dalam
ruangan antara butir-butir tersebut. Ruangan ini disebut pori (voids).
Apabila tanah sudah benar-benar kering maka tidak akan ada air sama sekali

3
dalam porinya. Keadaan semacam ini jarang ditemukan pada tanah yang
masih dalam keadaan asli dilapangan. Air hanya dapat dhilangkan sama-
sekali dari tanah apabila kita ambil tindakan khusus untuk maksud itu.
Misalnya dengan memanaskan dalam oven (D., 1977).

2.2 Definsi Banjir


Banjir merupakan peristiwa dimana daratan yang biasanya kering
menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi
dan topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung. Selain itu,
terjadinya banjir dapat disebabkan oleh limpasan air permukaan yang
meluap dan volumenya melebihi kapasistas pengaliran sistem drainase atau
sisstem aliran sungai.

Selain itu, banjir merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh


buruknya suatu wilayah dan perwilayahan karena daerah tersebut gersang
atau jumlah curah hujan yang berlebih sehingga wilayah tersebut tidak
memiliki daya serap yang cukup. Peristiwa banjir tidak hanya terjadi di
daerah rendah juga bisa terjadi di daerah yang tinggi dengan cattan daya
serap derah tersebut tidak mendukung.

2.3 Jenis-Jenis Banjir


Terdapat beberapa jenis banjir diantaranya yaitu:

1. Banjir Air
Banjir air adalah banjir yang paling umum terjadi, penyebabnya
adalah meluapnya air sungai, selokan atau danau sehingga meluap atau
meluber ke daratan. Banjir air secara umum disebabkan karena tingkat
curah hujan yang tinggi sehingga sungai atau danau tidak mampu untuk
menyerap air.
2. Banjir Cileunang
Banjir cileunang merupakan banjir yang kurang lebih sama
dengan banjir air, namun banjir ini lebih disebabkan karena hujan yang
sangat deras sehingga debit air sangat tinggi, sedangkan airnya tidak
bisa langsung mengalir ke selokan sehingga apabila hujan deras terjadi

4
pada waktu yang relatif lama maka akan menyebabkan banjir Cileunang
atau secara sederhana banjir dadakan/langsung saat hujan tiba.
3. Banjir Bandang
Banjir bandang merupakan banjir yang tidak hanya berupa
material air namun juga mengangkut lumpur sehingga lebih berbahaya
dibanding dengan kedua jenis banjir diatas. Banjir ini memiliki daya
rusak yang lebih tinggi karena mampu menghanyutkan apapun seperti
pohon-pohon, batu berukuran besar. Biasanya banjir ini terjadi di daerah
dekat pegunungan, dimana tanah longsor karena hujan yang kemudian
terbawa air.
4. Banjir Rob (laut pasang)
Banjir rob merupakan banjir yang disebabkan karena pasangnya
air laut, air laut yang pasang secara umum akan menahan air sungai yang
menumpuk, karena tidak kuat menahan akhirnya tanggul jebol dan
menggenangi daratan. Banjir ini sering terjadi di kota Muara Baru
Jakarta.
5. Banjir Lahar dingin
Banjir lahar dingin umumnya terjadi ketika ada erupsi gunung
berapi. Lahar dingin dikeluarkan oleh erupsi dari puncak gunung
kemudian mengalir ke daratan yang berada dibawahnya. Lahar dingin
menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai sehingga air sungai akan
meluap dan luber ke pemukiman warga.
6. Banjir Lumpur
Banjir lumpur sering dikaitkan dengan banjir yang terjadi di
daerah Sidoarjo, Jawa Timur atau dikenal dengan lumpur lapindo. Sama
halnya dengan banjir bandang, banjir lumpur membawa material berupa
lumpur, namun pada banjir ini lumpur yang dikeluarkan bukan lumpur
biasa seperti halnya banjir bandang namun lumpur tersebut mengandung
bahan gas dan kimia. Hingga saat ini belum ditemukan solusi untuk
mengangani peristiwa banjir lumpur lapindo di Sidoarjo tersebut, justru
banyak bermunculan titik-titik semburan baru.

5
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Wilayah Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada daerah rawan banjir kelurahan parteker
kecamatan pamekasan kabupaten pamekasan, berdasarkan kejadian yang
terjadi di lapangan kecamatan ini mengalami banjir di setiap tahunnya
karena beberapa faktor diantaranya terjadi curah hujan yan besar. Secara
geologis wilayah penelitian ini merupakan daerah batuan Aluvial (QH) yang
terletak di daerah sekitar aliran sungai yaitu sungai air dingin dan sungai
kalumpang.
Oleh karena fisik wilayah penelitian ini homogen maka lokasi
penelitian diambil di daerah perkampungan yang sering dan cukup parah
mengalami kebanjiran dengan pertimbangan dengan masing-masing daerah
perkampungan merupakan:
a. Tempat bermukimnya penduduk yang padat.
b. Setiap perkampungan belum tentu mempunyai yang sama terhadap
lingkungannya dalam rangka menghadapi banjir.
c. Setiap komplek perkampungan mempunyai lama waktu yang berbeda
mengalami peristiwa banjir.

3.2 Sampel Wilayah


Memperhatikan luas daerah kelurahan partaker yang sering
mengalami banjir tiap tahunnya sehingga mempertimbangkan hal seperti di
atas maka wilayah penelitian hanya dilakukan pada daerah yang parah
terkena banjjir yaitu; perkampungan partaker timur, selatan, dan barat.

6
3.3 Teknik Penarikan Sampel
Penarikan sample pada kegiatan penelitian ini adalah menggunakan
Teknik purposive sampling, yaitu mengambil mengambil titik sampel yang
memiliki ciri-ciri yang spesifik dan mendominasi atau dapat mewakili
wilayah populasinaya. Penentuan daerah sampel ini dilakukan dengan
memperatikan daerah lokasi banjir yang paling parah atau bisa disebut
survey lapangan.

Pengkuran yang akan dilakukan adalah: permeabilitas, tekstur, dan


struktur, ketinggian tempat, kemiringan lahan, jarak masing-masing lahan
banjir dari aliran sungai dan luas daerah resapan banjir di masing-masing
daerah perkampungan rawan banjir.

3.4 Jenis Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
kelompok yaitu sebagai berikut:
a. Data primer adalah data yang diambil langsung di lapangan yang
dilakukan dengan cara pengukuran sendiri.
b. Data sekunder adalah data yang diambil berdasarkan hasil catatan
terdahulu yang telah ada, seperti di kantor camat, peta, ataupun data-
data lain.

7
3.5 Pengolahan Data
a. Permeabilitas tanah dihitung menggunakan rumus


𝐾=
𝑡
Dimana:

K = Permeabilitas
H = Tinggi naik air
t = Waktu
b. Debit banjir dihitung dengan menggunakan rumus
𝑄 = 𝑘 .𝐼 .𝐴
Dimana:
Q : Debit banjir ( 𝑚3 /jam )
K : Permeabilitas ( m/jam )
I : Gradien Hidrolika ( m )
A : Luas daerah banjir ( 𝑚3 )

8
3.6 Diagram Alir

9
DAFTAR PUSTAKA

D., W. L. (1977). Soil mechanics. Jakarta; Badan Penerbit Pekerjaan Umum.


Hardiyatmo, h. C. (2002). Mekanika Tanah II. Yogyakarta: GMUP (Gadjah Mada
University Press).
Jaunsyah, Y. (2016). Analisa Karakteristik Tanah Timbunan Ditinjau Dari
Hubungan Gradasi Butiran Tanah Dengan Nilai CBR Rendaman dan Tanpa
Rendaman. Jurnal Rekayasa, 22.

10

Anda mungkin juga menyukai