Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PROPOSAL PENELITIAN

“BANJIR MERUGIKAN KEHIDUPAN SEKITAR”

Disusun Oleh :
- SOFIA BELLA SAFIRA
- WAN ALY A HABIBAH
- SOFI YANTI CAHYANI

KELAS : XI MIPA 2

SEKOLAH MENENGAH ATAS


YKPP DUMAI
Alamat : Jl.Cilacap Bukit Datuk Dumai
TA. 2022 / 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di indonesia. Di mana suatu daerah tergenang
oleh air dalam jumlah yang besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan curah hujan
dan aliran air. Namun, kadang kadang banjir dapat datang tiba-tiba karena tersumbatnya selokan yang
mengakibatkan saluran air tidak mengalir. Hal ini diakibatkan karena banyaknya masyarakat Indonesia
yang masih membuang sampah sembarangan, seperti pada selokan, sungai, dll.

Selama terjadinya banjir, banyak rumah, gendung, alat transportasi, jembatan dan pertanian hancur karena
genangan air yang terus meluap. Tak hanya pada bangunan dan lingkungan, manusia dan hewan dapat
merasakan dampak besar dari bencana alam ini. Manusia dapat tewas, luka dan tidak memiliki tempat
tinggal. Sementara itu, hewan pun tidak memiliki tempat tinggal lagi karena tempat tinggal mereka
digenangi oleh air banjir. Contohnya pada hewan-hewan berbisa seperti ular, harimau, dan serangga.
Hewan-hewan ini apabila sudah memasuki pemukiman warga akan membuat kekacauan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa dampak negatif membuang sampah di selokan?


2. Bagaimana cara agar tidak ada yg membuang sampah diselokan lagi?
3. Apakah banjir dapat ditangani?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dibuat agar tidak memperlebarkan suatu masalah yang akan dibahas agar penelitian
dapat dipahami dengan baik dan jelas. Berikut merupakan batasan masalah dalam penelitian ini:

1. Informasi ini berada di ruang lingkup masalah banjir.


2. Informasi disajikan berupa masalah terjadinya banjir, dampak banjir dan cara penanganan adanya
banjir.
D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian diadakannya penelitian ini adalah:

1. Mengetahui definisi apa itu banjir.


2. Mengetahui apa asal mula banjir itu terjadi.
3. Mengetahui bagaimana cara untuk menangani banjir.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pembaca

Hasil dari penelitian ini memberikan informasi dan dapat memberikan manfaat untuk pembaca mengenai
adanya bencana alam berupa banjir.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk menciptakan lingkungan sekitar yang terjaga
dari sampah dan mengurangi kebiasaan membuang sampah kepada masyarakat sekitar agar banjir tidak
lagi berdampak kepada kehidupan sekitar.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan peneliti sebagai referensi kajian untuk meneliti adanya banjir.
BAB ll

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Banjir

Secara umum, banjir adalah keadaan saat daratan yang terendam atau terbenam oleh air karena
volumenya yang meningkat. Menurut BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menjelaskan
banjir adalah kondisi saat kawasan cenderung memiliki kondisi kering, namun di saat tertentu tiba-tiba
terbenam oleh air. Menurut Suripin, banjir adalah keadaan ketika saluran pembuangan tidak dapat
menampung air atau bahkan tersumbatnya saluran pada pembuangan, dan berakibat pada luapan air
menggenangi wilayah sekitar.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), banjir adalah "berair banyak dan deras, kadang-kadang
meluap, air yang banyak dan mengalir deras, serta peristiwa terbenamnya daratan karena volume air
meningkat”.

Banjir terjadi tidak hanya di perkotaan, pedesaan, dan perkampungan, melainkan banjir hampir terjadi di
setiap sudut wilayah bumi maupun yang berada di lingkungan air yang luas sekalipun.

Banjir yang terjadi di perkotaan-perkotaan besar diakibatkan karena kurangnya pepohonan dilingkungan
sekitar yang terus ditebang di sekitarnya. Lalu, banjir yang terjadi di pedesaan dan perkampungan terjadi
karena banyaknya pengundulan hutan sekitar sehingga air sungai meluap.

B. Jenis-jenis Banjir

Banjir memiliki beberapa jenis dan jenis-jenis ini didasarkan karena faktor-faktor sekitarnya. Berikut
beberapa jenis banjir yang sering terjadi di Indonesia yaitu:

1) Banjir Bandang

Banjir bandang adalah banjir yang berbahaya dan bahkan kerap menyebabkan korban. Jenis banjir ini
mempunyai ciri khas yaitu mengangkut lumpur dan air. Banjir ini biasanya disebabkan oleh curah hujan
yang tinggi dalam waktu yang pendek dan tanah tidak dapat melakukan penyerapan air dengan baik.
Selain itu, banjir bandang dapat disebabkan oleh tanggul atau bendungan yang jebol secara tiba-tiba tanpa
hujan terlebih dahulu.
2) Banjir Rob

Banjir rob terjadi karena air laut yang pasang daripada rata-rata peningkatannya serta curah hujan yang
tinggi. Jenis banjir ini biasanya terjadi di kawasan pesisir pantai, karena pesisir yang sering terjadi badai
kencang dan ekstrim. Pada daerah tepi laut biasanya memiliki pelindung air secara alami dan buatan oleh
manusia. Salah satu pelindung alami di daerah pesisir yaitu hutan mangrove. Jika suatu kondisi hutan
bakau yang rusak, hal ini dapat mengakibatkan intrusi air laut ke daratan.

3) Banjir Sungai

Banjir sungai merupakan jenis banjir yang terjadi ketika air mengalami kelebihan kapasitas di sebuah
sungai. Terjadinya banjir sungai disebabkan oleh badai yang terus terjadi dalam waktu yang panjang. Di
beberapa negara beriklim subtropis, jenis banjir ini juga diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi serta
cairnya salju. Bencana alam ini dapat berdampak pada kerusakan properti dan keamanan yang terancam.

4) Banjir Gelombang Badai

Banjir Gelombang badai merupakan peningkatan permukaan air pada kawasan pantai, serta berada di atas
dari gelombang astronomis biasanya. Banjir ini terjadinya dikarenakan kekuatan dari angin badai,
peningkatan gelombang dan rendahnya tekanan pada atmosfer. Banjir ini juga akan menjadi sangat
berbahaya karena dapat membanjiri sekitar pantai secara meluas.

5) Banjir Genangan

Banjir genangan terjadi saat curah hujan yang meningkat beberapa hari, luapan air yang meningkat dari
sungai dan bahkan kerusakan pada tanggul. Jenis banjir ini juga dapat diakibatkan oleh tingkat serapan air
yang rendah di kawasan pemukiman dan perkotaan.

Selain itu, terdapat juga jenis banjir yang dilihat dari materialnya menurut Enviromental Technology yaitu
sebagai berikut:

1) Banjir Air Tanah

Berbeda dari banjir bandang, banjir air tanah terjadi ketika hujan turun pada waktu yang lama. Lalu, tanah
yang telah jenuh terhadap air tidak dapat menyerap air kembali. Kondisi tersebut berdampak pada air
akan tetap pada permukaan tanah serta berakibat pada banjir dalam waktu yang panjang dalam beberapa
minggu.

2) Banjir Selokan

Banjir selokan dapat terjadi bukan hanya karena curah hujan, namun dapat disebabkan oleh penyumbatan
pada drainase. Jenis banjir ini biasanya terjadi pada dalam serta luar dari bangunan.

3) Banjir Lahar
Banjir lahar merupakan jenis banjir yang diakibatkan oleh erupsi maupun letusan gunung api. Dari
letusan gunung tersebut mengeluarkan lahar dingin dan tersebar pada sekitar lereng gunung. Sehingga
dapat berakibat air di dalam sungai akan menjadi dangkal dan turut meluap keluar dari permukaan serta
daratan menjadi terendam.

4) Banjir Lumpur

Banjir lumpur merupakan jenis banjir yang terjadi karena adanya luapan dari lumpur yang keluar dari
dalam bumi sehingga terjadi genangan pada daratan. Lumpur yang terdapat pada permukaan bumi,
berbeda dengan lumpur di dalam bumi karena terdapat kandungan zat kimia yang berbahaya.

C. Penyebab Banjir

Pada umumnya, penyebab banjir diakibatkan karena faktor alam dan manusia, diantaranya adalah:

1) Permukaan Tanah yang Rendah

Banjir sering kali terjadi ketika air yang berada di dataran tinggi yang mengalir menuju dataran rendah.
Derasnya air dapat dengan mudah merusak tembok hingga fasilitas yang ada.

2) Peningkatan curah hujan

Curah hujan akan lebih meningkat pada musim hujan. Akibatnya volume air di sungai dan dataran tinggi
meningkat secara signifikan. Apabila tanah tidak dapat menyerap air dengan baik dan aliran ke sungai
tidak sempurna maka hal ini akan menyebabkan banjir bandang.

3) Penyumbatan sampah

Penyebab dari banjir yang paling umum yaitu sampah. Masyarakat menjadi terbiasa untuk membuang
sampah di sembarang tempat seperti pada selokan yang dapat menyebabkan sungai menjadi tercemar dan
terhambat alirannya. Hambatan tersebut membuat air menjadi berhenti dan volumenya meningkat di suatu
tempat.

4) Keadaan topografis

Keadaan lereng yang curam turut mempengaruhi aliran air. Wilayah yang memiliki lereng curam
memiliki resiko lebih besar untuk terjadinya banjir bandang karena aliran air akan lebih cepat.

5) Kerusakan hutan

Kerusakan hutan secara besar-besaran akibat deforestasi dan alih fungsi lahan tentu akan menimbulkan
bencana longsor yang terjadi karena tidak memiliki tanah yang dapat menahan air.
6) Kerusakan Bendungan dan Tanggul

Bendungan yang rusak biasa terjadi karena hujan yang deras membuat air menjadi meluap ditambah
kondisi bendungan yang tua sehingga memungkinkan bendungan menjadi jebol. Bendungan dan tanggul
yang jebol karena tidak mampu menahan volume air akan mengakibatkan banjir bandang.

7) Pemanasan Global dan Emisi Gas Rumah Kaca

Pemanasan global secara tidak langsung menyebabkan banjir, mulai dari pembakaran sampah, polusi dari
kendaraan dan industri menjadi beberapa penyebab peningkatan pada lapisan ozon. Sehingga polusi
tersebut dapat meningkatkan emisi gas karbondioksida dan berdampak pada perubahan cuaca secara
ekstrim

D. Dampak dan Penyebab

1) Kerugian Materi

Arus banjir yang kuat dapat menyeret apapun yang dilewatinya. Harta benda seperti kendaraan, rumah,
dan materi lain dapat hanyut dan hilang terbawa arus.

2) Sarana dan Prasarana rusak

Pemadaman listrik menjadi hal yang akan dilakukan oleh PLN untuk mengurangi risiko warga terkena
sengatan listrik. Sektor-sektor pelayanan publik juga akan lumpuh dan mengakibatkan tidak bergeraknya
ekonomi sehari-hari.

3) Mengganggu Aktivitas Manusia

Genangan air akan menggangu kegiatan manusia sehari-hari. Mobilitas masyarakat akan terganggu,
perekonomian akan lumpuh dan kegiatan belajar mengajar tidak dapat dilakukan.

4) Ancaman Penyakit

Sampah-sampah yang hanyut terbawa arus banjir akan menimbulkan beragam penyakit, seperti penyakit
kulit, diare, dan gangguan pencernaan. Setelah banjir surut, genangan-genangan air yang tersisa menjadi
tempat nyamuk untuk bertelur
E. Cara mengatasi banjir

1) Hilangkan kebiasaan dan tumbuhkan niat untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan ke
aliran air seperti danau, sungai, selokan dan sebagainya.
2) Melakukan pengerukan pada daerah aliran air apabila terjadi sedimentasi yang bertujuan agar
volume tampung danau, sungai dan selokan dapat maksimal.
3) Membuat sistem pemantauan dan peringatan banjir pada daerah-daerah yang dianggap rawan
banjir.
4) Melakukan reboisasi atau penghijauan pada daerah aliran sungai yang bertujuan untuk
memaksimalkan area serapan tanah dan mencegah timbulnya erosi yang menyebabkan
pendangkalan
5) Membangun area tampungan air, seperti tanggul atau waduk. Fungsinya adalah untuk
menampung debit air yang meningkat serta dapat dimanfaatkan sebagai irigasi dan sumber air
ketika musim kemarau.
6) Menyediakan area resapan air berupa ruang terbuka hijau, taman kota, atau hutan kota yang dapat
mencegah genangan air dan menjadi limpasan.
7) Membuat biopori dan sumur resapan sebagai upaya untuk membuat air lebih cepat terserap ke
dalam tanah dan tidak tergenang di permukaan.
8) Penertiban pemukiman di wilayah bantaran sungai harus dilakukan, karena dapat menyebabkan
pendangkalan dan mengurangi daya tampung sungai.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Dampak Negatif Sampah


1.Sungai menjadi kotor dan bau
Sampah yang dibuang sembarangan ke sungai menjadikan air sungai kotor dan bau. Mengutip
dari Compound Interest, penguraian awal zat organik sampah yang lambat dan konsumsi oleh
mikroorganisma mengjasilkan serangkaian senyawa kimia yang berbau tidak sedap.

Misalnya hidrogen sulfida yang berbau seperti telur busuk, amina, putresin, dan kadaverin yang
menghasilkan baud aging busuk, trimethylamine yang menghasilkan bau ikan busuk, asam
propanoat yang menghasilkan bau tengik, asam butanoat yang menghasilkan bau seperti muntah,
dan masih banyak lagi.

2. Penumpukan sampah di dasar sungai

Sampah yang menumpuk kemudian menghambat sedimen dan benda-benda lainnya dalam aliran
sungai. Menciptakan tumpukan sampah juga lumpur yang membuat sungai menjadi dangkal.

Semakin banyak sampah yang di buang ke dasar sungai, maka akan semakin tinggi tumpukan
sampah di dasar sungai. Akibatnya akan semakin dangkal juga kedalaman sungai tersebut
3. Menjadi sumber penyakit Sungai yang tercemar sampah merupakan tempat berkembangnya
bakteri penyebar penyakit. Jika air tercemar tersebut dikonsumsi, bakteri akan masuk ke dalam
tubuh dan menyebabkan berbagai macam penyakit. Dilansir dari World Health Organization, air
yang tercemar dapat menularkan penyakit seperti diare, kolera, disentri, tipus, dan polio. Adapun
air minum yang menyebabkan penyakit diare, diperkirakan bertanggung jawab atas kematian 485
ribu orang setiap tahunnya. Selain menjadi tempat bakteri, sampah juga melepaskan berbagai
senyawa toksik ke sungai. Senyawa berbahaya tersebut tidak hanya membunuh tumbuhan dan
hewan air, melainkan juga dapat meracuni manusia.
B. Cara agar tidak ada yang membuang sampah
1. Spanduk Peringatan
Untuk bisa memberikan peringatan kepada masyarakat atau kepada pengemudi jalan yang
membuang sampah sembarangan bisa dengan cara membuat spanduk peringatan. Spanduk
tersebut bisa dipasang di sekitar jembatan yang dekat dengan sungai. Dengan spanduk peringatan
tersebut diharapkan masyarakat atau pengemudi yang lewat dekat sungai tersebut sadar untuk
tidak membuang sampah di sungai.
2. Tempat Pembuangan Sampah Kolektif
Upaya menanggulangi pembuangan sampah yang terakhir adalah dengan mendirikan tempat
pembuangan sampah kolektif. Banyak yang sudah memiliki tempat sampah di rumah namun
bingung kemana harus membuangnya sehingga sungai menjadi sasaran tempat pembuangan
sampah oleh masyarakat. Oleh sebab itu tempat pembuangan sampah kolektif atau bersama-sama
bisa menjadi pilihan untuk menanggulangi pembuangan sampah di sungai. Sampah di setiap
rumah akan dijemput oleh gerobak sampah seminggu sekali untuk dikumpulkan di tempat
sampah kolektif tersebut.
3. Cara menanggulangi sampah
1. Menolak Penggunaan Styrofoam
Jika penasaran bagaimana cara mengurangi sampah plastik ketika ingin membawa makanan
pulang adalah dengan menolak penggunaan styrofoam. Solusinya yakni konsumen harus
membawa wadah makan yang dapat digunakan berkali-kali dan aman untuk lingkungan.
2. Menggunakan Tas Kain saat Berbelanja
Salah satu langkah bagaimana cara mengurangi sampah adalah dimulai dari aktivitas belanja.
Saat belanja, tentu lebih praktis ketika semua barang belanjaan masuk ke dalam kantong.
3. Mendukung Usaha Pengolahan Limbah
Langkah tentang bagaimana cara mengurangi sampah berikutnya adalah dengan mendukung
usaha yang melakukan pengolahan limbah. Contohnya, yakni usaha pengolahan limbah plastik
untuk menjadi tas.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku membuang sampah merupakan tindakan yang ditimbulkan dari bagaimanaa seorang
individu memperlakukan sampah yang telah dihasilkannya, apakah dengan membuang sampah
sembarangan, apakah menyimpannya kemudian meletakkannya di tempat sampah. Hal ini
berkaitan dengan pengetahuan atau konsepsi individu akan sampah karena dengan adanya
pengetahuan akan sampah mulai dari manfaat, kegunaan hingga dampak-dampak yang
ditimbulkan sampah dapat mempengaruhi individu dalam berperilaku dan memberikan tindakan
akan sampah. Pengetahuan merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk perilaku
seseorang.

B. Saran
Diharapkan kepada pihak SMAS YKPP meningkatkan kapasitas siswa/i terhadap kepedulian
lingkungan, perlu memberikan wadah belajar materi lingkungan hidup. Misalnya di awal
pengenalan sekolah untuk siswa/i baru. Sehingga diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran
dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Diharapkan juga kepada siswa/i
agar lebih peka terhadap persoalan -persoalan lingkungan yang sedang terjadi sebagai agen
perubahan seharusnya kita mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.
Dengan dimulai sejak dini akan mempengaruhi kepedulian kita kedepannya. Jika menjadi orang
sukses kedepannya agar mampu untuk mempengaruhi orang disekitarnya untuk peduli terhadap
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Arum Sutrisni. Media, K. (2020). Apa Itu Banjir? Definisi, Penyebab dan Dampak. Diakses pada
30 Januari 2023, https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/03/060000269/apa-itu-banjir-definisi-
penyebab-dan-dampak

NASIONAL, T. (2022). Banjir - Pengertian, Penyebab, Jenis, Dampak & Cara Mengatasi. Diakses pada
30 Januari 2023, dari https://rimbakita.com/banjir/

Hans, R. (2023). Teknik Analisis Data Deskriptif pada Penelitian Kualitatif. Diakses pada 30 Januari
2023, dari https://dqlab.id/teknik-analisis-data-deskriptif-pada-penelitian-kualitatif

Data, K. (2019). Jenis Jenis Teknik Sampling dalam Penelitian - Jasa Olah Data Statistika Nusagama.
Diakses pada 30 Januari 2023, dari https://gamastatistika.com/2019/09/20/jenis-jenis-teknik-sampling-
dalam-penelitian/

Media, K. (2021). Proposal Penelitian: Pengertian, Tujuan, Jenis, Penulisan, dan Cara Membuatnya .
Diakses pada 30 Januari 2023, dari
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/12/183053069/proposal-penelitian-pengertian-tujuan-jenis-
penulisan-dan-cara-membuatnya

Teknik Analisis Data: Pengertian, Macam, dan Langkah-langkahnya. (2021). Diakses pada 30 Januari
2023, dari https://penerbitdeepublish.com/teknik-analisis-data/

Anda mungkin juga menyukai