Anda di halaman 1dari 24

DAUR AIR, HUTAN, DAN PEMANASAN GLOBAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup pada
program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Disusun oleh :
Kelompok 07 Kelas B
Salsabila Putri Merisa 220210204029
Kurniyafi Pratama 220210204107
Intan Amalia Putri 220210204108
Valentina Indah Pratiwi 220210204206

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JEMBER
2024
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan kehutanan dimasa lalu telah mengubah banyak hutan
Indonesia. Kebarakan hutan, penebangan liar, perladangan berpindah dan hilangnya
keanekaragaman hayati adalah kisah-kisah yang terkait dengan hutan Indonesia.
Fenomena tersebeut mempengaruhi sejarah bangsa dalam kehidupan masyarakata
internasional. Kerusakan pada satu ekosistem dapat menimbulkan dampak
tambahan pada aliran antar ekosistem dan eksositem lain di sekitarnya. Khususnya
bagi komunitas mangrove, gangguan parah yang disebabkan oleh aktivitas
manusisa berarti kerusakan dan kehancuran ekosistem.
Deforestasi disebabkan oleh kebutuhan manusia yang semakin bertambah
sehingga mengakibatkan hal-hal yang dapat merusak hutan Indonesia. Air
merupakan sumber daya alam dinamis yang memebrikan manfaat untuk
menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia di segala sektor,
dengan dampak yang relative kompleks dan unik dalam pengelolaan dan
pemanfaatannya. Pengelolaan sungai, danau dan waduk adalah upaya
merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi tindakan untuk
melindungi sumberdaya air, memanfaatkan sumber daya air dan mengendalikan
kekuatan destruktif.
Perlindungan sumber daya ai sendiri merupakan upaya untuk menjaga
keberadaan dan kelestarian kondisi, sifat dan fungsi sumber daya air agar selalu
tersedia dalam jumlah kualitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan makhluk
hidup baik saat ini maupun masa yang akan datang.

1
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Hidrosfer dan Siklus Hidrologi
Bentang air yang menyelubungi planet bumi dikenal sebagai Hidrosfer.
Hidrosfer berasal dari kata hydro yang artinya air dan sphaira yang berarti lapisan,
sehingga hidrosfer dapat diartikan sebagai bagian dari lapisan air yang menutupi
atau terdapat di dalam bumi kita.
Secara etimologi, hidrologi berasal dari kata hydros yang berarti air, dan
logos yang berarti ilmu. Secara umum, hidrologi merupakan ilmu tentang air atau
ilmu yang mempelajari tentang masalah air.
Ilmu hidrologi tidak bisa dilpisahkan dari siklus hidrologi. Air terdapat di
permukaan bumi, baik di permukaan, di dalam tanah, serta di atmosfer. Wujud air
tidak hanya cair, melainkan dapat berubah menjadi padat seperti es dan salju, dan
berwujud gas seperti uap air. Air selalu mengalami perpindahan dari satu tempat ke
tempat lain dan mengalami perubahan wujud. Air mengalami sirkulasi yang tidak
pernah berhenti dari laut ke atmosfer, kemudian ke daratan, dan akhirnya kembali
ke laut disertai dengan perubahan wujudnya. Siklus hidrologi merupakan proses
yang menjamin ketersediaan air di permukaan bumi untuk memenuhi kebutuhan
hidup semua makhluk.
Air yang berada di permukaan bumi selalu mengalami sirkulasi. Perputaran
atau siklus massa air dimulai dengan proses pemanasan permukaan bumi oleh sinar
matahari. Akibat pemanasan ini, sebagian massa air mengalami penguapan ke
atmosfer. Proses penguapan terjadi melalui beberapa metode, seperti evaporasi,
transpirasi, dan/atau evapotranspirasi.
Ketika massa air menguap ke atmosfer, uap air tersebut selalu mengalami
penurunan suhu yaitu sekitar 0,5Oc-0,6Oc untuk setiap ketinggian tempat
mengalami kenaikan sekitar 100 meter. Akibat dari penurunan suhu ini, pada suatu
ketinggian tertentu di mana kelembapan mencapai 100% maka terjadi proses
kondensasi atau pembentukan embun. Uap air berubah kembali menjadi titik-titik
air atmosfer yang dikenal dengan awan. Kumpulan awan di atmosfer kadang-
kadang bergerak ke wilayah lain karena pengaruh angin. Namun terkadang juga
langsung turun sebagai hujan. Di daerah pegunungan tinggi, curah hujan ini

2
3

mungkin muncul dalam bentuk kristal es dan salju karena suhu udara di sekitarnya
sangat dingin di bawah titik beku.
Beberapa fenomena alam yang mungkin terjadi saat kejadian hujan antara
lain sebagai berikut :
1. Air hujan mungkin langsung jatuh ke laut
2. Sebelum mencapai kepermukaan bumi, air hujan dapat secara langsung
menguap kembali ke atmosfer
3. Hujan bisa turun di atas daun-daun dan ranting tanaman, lalu menguap
kembali ke atmosfer sebelum mencapai permukaan bumi
4. Hujan dapat jatuh ke permukaan bumi, lalu meresap melalui lapisan-
lapisan tanah dan menjadi cadangan air tanah
5. Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi mungkin membentuk
genangan, kemudian mengalir di permukaan sebagai air aliran. Proses
ini mungkin terjadi jika tanah telah mencapai kapasitas penuh akibat
hujan yang berlangsung lama dengan intensitas tinggi

Unsur-unsur utama yang terjadi dalam proses siklus air adalah sebagai
berikut:
1. Evaporasi terjadi saat air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut
dipanasi oleh sinar matahari kemudian berubah menjadi uap air yang tidak
terlihat di atmosfer.
2. Transpirasi merupakan proses penguapan air ke atmosfer dari daun dan
batang tanaman. Tanaman menyerap air dari tanah melalui akarnya dan
mengangkut air ke daun untuk menyediakan nutrisi. Proses pengangkutan
ini di dorong oleh penguapan air melalui stomata, yaitu pori-pori kecil yang
terletak di bagian bawah daun.
3. Kondensasi merupakan uap air yang naik ke lapisan atmosfer yang lebih
tinggi akan mengalami penurunan suhu dan menyebabkan perubahan wujud
melalui kondensasi menjadi embun, titik-titik air, salju, dan es. Kumpulan
dari embun, titik-titik air, salju, dan es merupakan bahan pembentukan
kabut dan awan.
4

4. Presipitasi terjadi ketika titik-titik air, salju, dan es di dalam awan


berkembang menjadi semakin besar dan berat sehingga berubah menjadi
hujan. Pembentukan hujan, salju, dan hujan es disebabkan oleh proses
presipitasi yang terjadi pada kumpulan awan.
5. Infiltrasi atau perkolasi yaitu proses ketika air hujan jatuh ke permukaan
bumi terutama di daratan dan menyerap ke dalam tanah. Air ini mengalir
melalui celah-celah dan pori-pori tanah serta batuan sehingga mencapai
muka air tanah yang kemudian berubah menjadi air bawah tanah.
6. Surface run off yaitu air dapat bergerak karena disebabkan oleh aksi kapiler
atau air dapat mengalir secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan
tanah dan kemudian air kembali masuk ke dalam sistem air permukaan. Air
yang terdapat di permukaan, baik yang mengalir maupun tergenang seperti
danau, waduk, rawa, dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul
dan mengalir membentuk sungai dan berakhir menuju ke laut.

Siklus air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:


1. Siklus panjang, yaitu siklus yang berlangsung dalam waktu lama, di mana
air laut menguap, mengalami kondensasi, kemudian uap air terbawa oleh
angin dan membentuk awan di atas daratan hingga pegunungan tinggi,
kemudian turun sebagai salju, membentuk gletser, mengalir ke sungai, dan
akhirnya kembali ke laut.
2. Siklus menengah, yaitu siklus dengan durasi menengah, di mana air laut
menguap, mengalami kondensasi, kemudian uap air terbawa oleh angin dan
membentuk awas di atas daratan, lalu hujan turun ke daratan, dan
selanjutnya mengalir ke laut.
3. Siklus pendek, yaitu siklus yang berlangsung dalam waktu singkat, di mana
air laut menguap, mengalami kondensasi, kemudian uap air membentuk
awan, terjadi hujan, dan kemudian kembali lagi ke laut.
Air di bumi dibagi menjadi dua kelompok yaitu air permukaan dan air
bawah tanah. Air permukaan merupakan air yang menggenang, mengalir, dan
terlihat secara langsung di permukaan bumi. Air permukaan terdiri dari dua
5

bagian yaitu perairan darat, seperti sungai, danau, rawa, dan perairan laut yang
luas dan memiliki volume yang lebih besar daripada perairan darat, seperti laut,
samudra, teluk, dan selat.

Gambar 2.1 Siklus Air

2.2 Sumber dan Ketersediaan Air Tanah


Jumlah air yang dapat disimpan di dalam tanah dan mengalir keluar dalam
periode tertentu disebut sebagai ketersediaan air tanah (Purbawa dan Wiryajaya,
2009). Air tanah yaitu air yang terdapat di dalam lapisan tanah dan merupakan
sumber air tawar utama di bumi. Sekitar 30% air tawar di bumi berupa air tanah.
Bagi penduduk Indonesia, air tanah memiliki peranan yang penting sebagai sumber
air minum. Sebanyak 60% dari penduduk Indonesia masih mengandalkan air tanah
untuk memenuhi kebutuhan air mereka. Air tanah yang biasanya dijumpai adalah
air sumur.
Air tanah pada dasarnya berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah,
setelah menembus ke permukaan tanah, air hujan bergerak ke arah bawah dan
terkumpul di atas lapisan batuan. Air tanah ini kemudian menggenang di dalam
tanah dan bisa dilihat jika tanah digali atau dibor. Meskipun jumlah air tanah cukup
banyak, namun sebaran air tanah di bumi tidaklah merata. Di wilayah jawa timur,
6

air tanah juga tidak tersebar merata. Beberapa lokasi memiliki air tanah yang
melimpah seperti sepanjang Sungai Brantas yang mencakup Kota Batu, Malang,
Blitar, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, dan
Surabaya. Serta sepanjang Sungai Bengawan Solo, termasuk Bojonegoro,
Lamongan, dan Gresik. Di sisi lain, terdapat daerah di jawa timur seperti Pantai
Selatan Pacitan, Ponorogo, Tulungagung, dan Blitar yang mengalami keterbatasan
air tanah.

2.3 Keterkaitan Air dan Penyakit

Gambar 2.2 Air yang Terkontaminasi dengan Limbah

Air merupakan salah satu zat yang diperlukan bagi


kehidupan dan landasan kehidupan di Bumi. Berbagai proses kehidupan tidak
dapat terjadi tanpa air. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu
kebutuhan terpenting bagi kelangsungan hidup manusia dan merupakan faktor
penentu kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010). Sumber daya air
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain; di bidang manajemen
(housekeeping), industri, pertanian, perikanan dan transportasi air. Sesuai dengan
kebutuhan air dan perkembangan teknologi, air permukaan dapat
7

dimanfaatkan secara lebih luas, juga sebagai sumber air minum mentah dan air
industri. Penyakit pada manusia dapat menular dan menyebar
secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan
melalui air disebut penyakit yang ditularkan melalui air atau yang berhubungan
dengan air. Kehadiran suatu penyakit tentu memerlukan kehadiran
patogen dan kadang-kadang vektor. Berikut beberapa contoh penyakit yang dapat
ditularkan melalui air berdasarkan jenis patogennya:
1. Penyakit virus, seperti virus hepatitis, poliomielitis.
2. Penyakit akibat bakteri, seperti kolera, disentri, tifus, diare.
3. Penyakit protozoa seperti amebiasis, giardiasis.
4. Leptospira, seperti penyakit Weil diase
Beberapa penyakit yang ditularkan melalui air ini di dalam penularan
terkadang membutuhkan hospes, biasanya dengan aquatic host. Hospes aquatic
tersebut berdasarkan sifat multiplikasinya dalam air terbagi menjadi 2 yaitu:
1. water multiplied, contoh penyakit hospes adalah schistosomiasis (vektor siput).
2. Not multiplied, contoh penyakit yang diturunkan sari inang jenis ini antara lain
cacing guniea dan cacing pita ikan (vector Cyclops). Ada sekitar 20-30 jenis
penyakit menular yang dapat terkena dampak perubahan pasokan air. Umumnya
penyakit-penyakit tersebut di diagnosis berdasarkan mikroba penyebabnya, yaitu:
virus,bakteri,protozoa dan cacing. Namun metode ini tidak banyak membantu dan
memahami dampak peningkatan pasokan air. Sebaiknya, penyakit yang
berhubungan dengan air dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan cara
penularannya.
Mekanisme penularan penyakit terbagi menjadi 4 yaitu:
1. Waterborne mechanism
Dalam mekanisme ini, bakteri patogen dalam air yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia ditularkan ke manusia melalui mulut
atau saluran pencernaan. Contoh penyakit yang menyebar melalui mekanisme
ini antaralain kolera,tipus,hepatitis,virus,disentri bacterial,dan polio
2. Waterwashed mechanism
Terdapat tiga cara mediasi dalam mekanisme ini yaitu;
8

a) Infeksi yang terjadi melalui saluran pencernaan, misalnya. diare pada anak-
anak.
b) Infeksi kulit dan mata seperti kudis dan trachoma.
c). Infeksi melalui hewan pengerat, seperti leptospirosis.
3. Water-based mechanism
Penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini memiliki patogen yang siklus
hidupnya berada di dalam tubuh vektor atau sebagai inang perantara di dalam
air. Misalnya penyakit yang disebabka oleh schistosomiasis dan bakteri
dracunulus medinensis.
4. Water-related insect vector mechanism
Patogen menyebar melalui gigitan serangga yang bersarang di air. Contoh
penyakit dengan mekanisme penularan ini adalah filariasis, demam berdarah,
malaria, dan demam kuning. Untuk mencegah penyakit akibat penggunaan
air, maka kualitas air harus dijaga sesuai baku mutu air. Baku mutu
air mengukur batasan atau kadar organisme hidup, zat, energi, atau komponen
yang ada atau harus ada dan/atau zat pencemar yang diperbolehkan berada di
dalam air. Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan pengukuran atau
pengujian kualitas air berdasarkan parameter tertentu
dan metodenya. Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun
2001, kualitas air ditentukan melalui pengujian parameter fisik, kimia,
mikrobiologi dan radioaktivitas. Pengujian parameter fisika meliputi
pengukuran suhu air, padatan terlarut dan kadar padatan
tersuspensi. Pengujian parameter kimia dilakukan dengan pengukuran.
Penyakit atau gangguan kesehatan akibat air
yang tercemar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu. penyakit menular
dan penyakit tidak menular. Penyakit menular yang ditularkan melalui air
antara lain kolera, tipus, disentri bakterial, diare, hepatitis, infeksi kulit dan
mata, schistosomiasis (demam siput), dan lain-lain. Pada tahun 1986,
diperkirakan 40% rumah tangga mendapat air bersih, Selebihnya mendapat
langsung dari alam yang mungkin terkontaminasi oleh kotoran
manusia,industry,pertanian,dan lain-lainnya.
9

Tidak mengherankan jika sebagian besar penyakit dan kematian


penduduk disebabkan oleh kurangnya air bersih. Pada tahun 1983, sekitar 400.000
orang meninggal karena diare dan 40.000 karena kolera.
Penyakit kulit dan mata biasanya tidak menyebabkan kematian.
Banyaknya penduduk yang menderita penyakit kulit dan mata
erat kaitannya dengan buruknya kualitas air untuk mandi dan mencuci. Penyakit
tidak menular yang berhubungan dengan air antara lain keracunan akut akibat
air minum yang beracun, gangguan sistem saraf, kerusakan ginjal, otak, dan
hati akibat penumpukan logam berat pada makanan dan
minuman. Kanker disebabkan oleh terus-menerus minum air yang
mengandung karsinogen. Darah tinggi bila air minum banyak mengandung garam
(NaCl). Batu ginjal bila air minumnya terlalu banyak mengandung jeruk nipis
atau mineral lainnya..
Beberapa upaya yang dilakukan dalam pengendalian penyakit menular
dengan media air sebagai salah satu faktornya adalah:
1. Penyakit menular pada saluran pencernaan dengan metode sanitasi barier,
yaitu. memutus rantai penularan, misalnya memastikan air bersih, menutup
makanan agar tidak terkontaminasi debu dan lalat, buang air besar dan
membuang sampah.
2. Penyakit menular pada kulit dan mata dapat dicegah dengan mengikuti aturan
kebersihan diri dan penggunaan peralatan orang lain secara
sembarangan, seperti sapu tangan, handuk, dan lain-lain
3. Penyakit infeksi lain yang berhubungan dengan air melalui vektor seperti
malaria dan demam berdarah dengue (DBD) dapat dicegah dengan
pengendalian vektor.
10

2.4 Pencemaran Air dan Kualitas Air

Gambar 2.3 Pencemaran Air

Air merupakan sumber daya yang penting bagi kehidupan


manusia. Tanpa air, dunia akan menjadi planet yang tidak bernyawa. ¾
bumi ditutupi oleh air dan lebih dari 2/3 massa tubuh manusia adalah air. Secara
umum, seseorang meminum 1000 liter air per tahun. Air di bumi memang
berlimpah, namun sering kita melihat atau mendengar banyak orang yang
mengalami kekurangan air karena kualitas banyak sumber air
yang menurun sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Kita sering mendengar
bahwa hal tersebut disebabkan oleh pencemaran air.
Pencemaran air adalah perubahan keadaan sumber daya air seperti danau,
sungai, lautan, dan air tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Meskipun
perubahan besar pada kualitas air juga disebabkan oleh fenomena alam seperti
gunung berapi, badai, gempa bumi, dll, namun hal ini tidak dianggap sebagai
pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh banyak hal
dan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
1.Peningkatan konsentrasi nutrisi dapat menyebabkan eutrofikasi.
2.Sampah organik, seperti limbah, meningkatkan kebutuhan oksigen
11

di air penerima, menyebabkan penipisan oksigen, yang dapat berdampak serius


pada keseluruhan ekosistem.
3.Industri melepaskan berbagai polutan ke dalam air limbahnya, seperti logam
berat, racun organik, minyak, nutrisi, dan padatan. Limbah ini memiliki efek
termal, terutama jika dihasilkan oleh pembangkit listrik, yang juga
dapat mengurangi oksigen dalam air.
Air menjadi tercemar jika komposisi atau keadaannya berubah akibat
aktivitas manusia. atau hasil usaha sehingga \langsung atau tidak langsung air
menjadi tidak dapat digunakan atau tidak adalogam berat, racun organik,
minyak, nutrisi, dan padatan. Limbah ini memiliki efek termal, terutama jika
dihasilkan oleh pembangkit listrik, yang juga dapat mengurangi oksigen dalam air.
Air menjadi tercemar jika komposisi atau keadaannya berubah akibat aktivitas
manusia. atau hasil usaha sehingga langsung atau tidak langsung air menjadi
tidak dapat digunakan atau tidak ada.
cocok untuk fungsi atau penggunaan apa pun seperti halnya air dalam
keadaan alaminya. Perubahan atau tanda-tanda pencemaran air terlihat: perubahan
suhu air, perubahan pH, perubahan warna, bau dan rasa,
1.munculnya,presipitasi,koloid,pelarut,
2.adanya mikroorganisme, dan
3.peningkatan radioaktivitas air lingkungan.
Kemampuan masyarakat untuk mengubah kualitas lingkungannya sangat
bergantung pada tingkat soisoal budayanya. Masyarakat yang masih primitif hanya
bisa melindungi masyarakatnya dengan hutan yang cukup di sisi lain
Masyarakat yang maju secara sosial budaya dapat mengubah
lingkungan ke tingkat yang tidak dapat diubah. Perilaku masyarakat ini
menentukan gaya hidupnya sendiri, yang menciptakan lingkungan yang merespon
apa yang diinginkannya, yang berujung pada penyakit, yang juga merespon
perilakunya. Oleh karena itu, terdapat hubungan erat antara kesehatan dan sumber
daya sosial ekonomi. WHO menegaskan bahwa "kesehatan adalah
keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh dan bukan
bebas dari penyakit".
12

Dampak air terhadap kesehatan dapat menimbulkan penyakit menular dan


tidak menular. Perkembangan epidemiologi terutama menggambarkan peranan
lingkungan dalam terjadinya penyakit dan epidemi. Lingkungan mempengaruhi
terjadinya penyakit seperti malaria karena udara yang buruk dan tinggal di rawa.
Masyarakat mengira mereka tertular malaria karena tinggal di rawa,padahal
nyamuk berkembang biak di rawa menyebabkan penyakit malaria. Dair sudut
pandang kesehatan lingkungan, penyakit muncul dari interaksi antara manusia dan
lingkungan.
Air yang tercemar dapat membahayakan manusia dan ekosistem perairan.
Kegurian akibat pencemaran air dapat berupa:
1.Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, hal ini disebabkan
pencemaran air sehingga tidak dapat digunakan lagi tetapi mempunyai
banyak manfaat seperti untuk minum, mandi, memasak.mencuci dan sebagainya.
2.Air tidak boleh digunakan untuk keperluan industri, misalnya air yang
bersentuhan dengan minyak tidak dapat lagi digunakan
sebagai pelarut atau air dalam proses industri kimia.
3.Air tidak boleh digunakan untuk keperluan pertanian, seperti irigasi, pengairan
sawah, dan kolam ikan. Air yang terkontaminasi zat organic
dapat menyebabkan perubahan pH air secara drastis.
4. Air yang terlalu asam atau basa akan mematikan tumbuhan dan hewan air,
selain itu, air yang terkontaminasi limbah B3 menyebabkan banyak
kematian ikan dan penyakit kulit (gatal-gatal) pada manusia.
Baku mutu air merupakan indikator mutu yang diperlukan untuk
penggunaan sumber air tertentu. Standar kualitas air memungkinkan orang
mengukur berbagai jenis kualitas air. Konsentrasi unsur-unsur yang tercantum
dalam baku mutu dapat diukur untuk setiap jenis air, sehingga diketahui
persyaratan mutunya, yaitu. standar mutu dapat dijadikan acuan. Standar kualitas
air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan standar kualitas air minum No.492/MENKES/PER/1V/2010
Air ini tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, masalah teknis atau
masalah estetika.
13

2.5 Definisi Hutan


Dalam berbagai jenjang dunia pendidikan tentunya semua memahami
bahwa hutan merupakan paru paru yang dimiliki dunia. Hal ini tentunya didukung
oleh fakta bahwa hutan merupakan salah satu penghasil kadar oksigen tersebar
selain lautan. Hutan juga merupakan tempat berbagai flora dan fauna hidup selain
iu hutan juga sebagai tempat Hasil tambang dan berbagai sumberdaya yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Banyak manfaat yang dapat dirasakan dari adanya
hutan baik manfaat secara tangible atau manfaat yang dapat dirasakan oleh manusia
secara langsung seperti adanya kayu , satwa, dan berbagai Hasil tambang yang
berguna bagi kehidupan manusia, serta mnafaat secara intangible yaitu manfaat
yang secara tidak langsung seperti tempat hiburan, perlindungan, pembelajaran dan
masih banyak lagi.
Hutan merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk melakukan
hubungan timbal balik antar manusia dengan mahluk hidup lain, Dimana hal ini
pula dapat membentuk suatu siklus yang dapat mendukung berbagai kelangsungan
hidup. Pengertian hutan secara konsepsional dijelaskan pada Undang undang
nomor 49 tahun 1999 dalam pasal 1 ayat 1 yang Dimana berisi, hutan adalah suatu
kesatuan ekosistem yang berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati
yang didominasi pepohonan dalam Persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan
yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Hutan memiliki banyak fungsi dan manfaat bagi kehidupan berbagai
mahluk hidup tentu dengan banyaknya manfaat dan fungsi hutan perlu adanya
pelestarian dan penjagaan terhadap sumber daya alam yang ada di hutan.
Kementrian kehutanan yang ada di Indonesia menyebutkan bahwa minimal kawsan
hutan yang harus dipertahankan adalah 30% dari luas daratan dan dari
pertimbangan terkait pentingnya Kawasan hutan yang disesuakan dengan
kepentingannya Menteri kehutanan menetapkan bahwa
1. Wilayah yang berhutan yang perlu dipertahankan sebagai hutan tetap.
2. Wilayah yang tidak berhutan yang perlu diperhutankan kembali dan
dipertahankan sebagai hutan tetap.
14

2.6 Fungsi Hutan


Dalam undang undang yang ada di Indonesia yang dijelaskan dalam UU
kehutanan No. 41 tahun 1999 lebih lanjut terkait penjelasan dari apa itu hutan,
dijelaskan bahwa pada garis besar hutan memiliki tiga fungsi yaitu:
1. Fungsi konservasi
2. Fungsi lindung
3. Fungsi produksi
Adanya fungsi yang dimiliki hutan dan banyaknya aspek dalam kehidupan
yang juga memanfaatkan hasil dari sumber daya alam yang terdapat pada hutan,
tentu kelangsungan dan kelestarian hutan sudah sepatutnya untuk dijaga agar hutan
tetap lestari dan selalu memiliki fungsi dan manfaat yang maksimal dalam
kehidupan.

2.7 Kerusakan Hutan dan Dampaknya


Hutan yang memiliki banyak manfaat bagi kelangsungan mahluk hidup juga
dapat mengalami kerusakan. Kerusakan pada hutan akan membawa dampak yang
serius bagi kehidupan hal ini dapat terjadi karena keseimbangan ekosistem yang
terganggu. Pada dasarnya hutan yang memiliki wilayah yang cukup luas lambat
laun semakin mengurang hal ini merupakan bentuk dari salah satu kerusakan hutan.
Kerusakan hutan juga dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari manusia hingga
dari faktor alam itu sendiri.
Kerusakan hutan yang ditimbulkan oleh manusia merupakan bentuk dari
tindakan penyelewengan atas penggunaan kebutuhan yang memanfaatkan hutan,
Adapun contoh dari kerusakan hutan yang ditimbulkan oleh manusia yaitu
penebangan pohon secara liar, penggantian alih fungsi hutan menjadi perumahan,
dan pembakaran hutan. Pada tahun 2000-2007 tercatat bahwa terjadi penebangan
hutan seluas 27 juta hektar di Indonesia. Jelas sekali tindakn tindakan yang dapat
menyebabkan kerusakan hutan akan memiliki dampak yang berbahaya bagi
lingkungan hidup
Selain dari faktor manusia faktor alam juga dapat menyebabkan kerusakan
pada hutan, hal ini dapat terjadi jika teradi fenomena alam berupa bencana yang
15

cukup besar misalnya terjadinya angin putingbeliung, gempa, gunung Meletus dan
lainnya sehingga dapat mengakibatkan pohon tumbang, kebakaran hutan dan
keringnya kondisi tanah yang dapat menyebabkan ekosistem dalam hutam menjadi
rusak.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi kerusakan hutan yaitu hama yang
berskala besar adanya hama dapat menjadikan lingkungan hutan terancam Dimana
banyak tumbuhan yang terdapat pada hutan menjadi mati.
Dari banyaknya faktor yang menyebabkan hutan rusak tentu jika hutan
menjadi rusak maka akan muncur berbagai macam dampak negative dalam
keseimbangan ekosistem yang ada. Contoh dari dampak terjadinya kerusakan hutan
yaitu pemanasan global yang terjadi akibat kadar oksigen yang dihasilkan oleh
hutan semakin menurun, banjir yang terjadi akibat daya serap yang ada pada tanah
dan didukung dengan daya serap akar akan semakin berkurang, tanah longsor yang
disebakan oleh daya tahan akar pada tanah semakin menghilang, punahnya flora
dan fauna jenis tertentu sehinga memungkinkan ekosistem yang ada tidak seimbang
dan akan mengganggu kehidupan manusia, serta masih banyak dampak negative
yang ditimbulkan akibat kerusakan hutan.

2.8 Upaya Pelestarian Hutan


Pelestarian hutan merupakan suatu tindakan dalam menjaga dan
melestarikan segala sumber daya alam yang ada pada hutan. Pelesatrian hutan
sanagt penting untuk dilakukan karena banyakanya fungsi dan manfaat yang dapat
dirasakan mahluk hidup dengan adanya hutan. Pelesatrian hutan sudah menjadi
tanggung jawab semua orang bukan hanya satu pihak saja.
Upaya pelesatrian hutan dapat dilakukan baik secara langsung dan tidak
langsung. Pelestarian hutan secara langsung dapat dilakukan dengan terjun pada
lapangan misalnya saja melakukan reboisasi, melakukan penebangan sesuai dengan
aturan yang ada, jika tergabung dalam dinas kehutanan dapat melakukan patrol
dalam upaya menjaga dari pencurian, dan masih banyak hal lagi.
Adapun upaya pelesatrian yang dilakukan secara tidak langsung yaitu
memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian hutan,
16

memberikan informasi terkait manfaat dan fungus hutan, memberikan informasi


terkait dampak yang akan terjadi jika merusak hutan, dan lainnya.
Upaya upaya yang dilakukan dalam melestarikan hutan diharapkan akan
berdampak bagi besar bagi kelangsungan mahluk hidup yang ada, melihat dari
banyaknya manfaat dan fungsi yang dimiliki hutan tentunya tidak hanya
berpengaruh pada generasi saat ini melainkan akan berguna untuk generasi yang
akan datang.
2.9 Pemanasan Global
Pemanasan global merupakan permasalahan yang sangat serius, karena
dampak dari pemanasan global dapat menimbulkan kerugian bagi makhluk hidup
yang ada di bumi. Peristiwa akibat adanya pemanasan global seperti perubahan
cuaca yang tidak tentu, mencairnya gunung es, dan naiknya volume air laut. Seperti
cuaca yang berubah di Indonesia, musim kemarau dan hujan yang tidak menentu.
Pemanasan global terjadi karena meningkatnya suhu yang terdapat di bumi.
Bumi secara alami memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan suhu di
permukaan bumi, ini terjadi karena udara yang mengandung gas-gas mampu
menyerap panas matahari. Bumi memiliki peran sebagai rumah hijau (green house
effect), yang mampu menahan panas dari paparan matahari sebelum pantulkan ke
ruang angkasa. Kemampuan yang dimiliki oleh bumi sangat berguna bagi suhu dan
kehidupan di bumi, karena dapat mengatur keseimbangan panas bumi. Perubahan
udara yang ekstrim dapat mengganggu proses bertahannya makhluk hidup. Panas
bumi diatur oleh atmosfer karena di dalam lapisan udara mengandung gas-gas yang
dapat menyerap sinar matahari seperti gas CO2 (karbondioksida), NOx (nitrogen
oksida), CH4 (metana), dan S02 (sulfur dioksida).
17

Gambar 2.4 Polusi Udara


Secara alami gas CO2 bermanfaat guna berlangsungnya proses fotosintesis
untuk menghasilkan gas oksigen yang digunakan untuk makhluk hidup bernafas.
Namun, jumlah karbondioksida di udara mengalami peningkatan sehingga tidak
seimbang dengan yang dibutuhka oleh makhluk hidup dan ekosistem. Selain itu,
lapisan udara terdapat gas ozon yang berfungsi untuk menyerap sinar matahari jenis
ultraviolet, yang mampu membahayakan makhluk hidup. Sinar UV dapat
menyebabkan kanker kulit, kebutaan, dan mutase gen ( perubahan gen di dalam
tubuh yang bersifat merusak). Zat pencemaran dapat mengakibatkan jumlah ozon
semakin berkurang dan menipis, apabila dilihat dengan menggunakan satelit ozon
depletion nampak seperti berlubang. Ancaman yang timbul dapat bersifat alami
dan buatan. Secara alami bersumber dari kegiatan alam seperti, meletus gunung
berapi, pembusukan, kebakaran hutan dengan alami.

2.10 Penyebab Pemanasan Global


Penyebab pemanasan global dapat dikarenakan oleh ulah manusia sendiri,
berkembangnya populasi teknologi dan industry mengakibatkan bertambahnya
pemanasan global di seluruh dunia. Berikut terdapat penyebab pemanasan global :
18

1. Meningkatnya karbon monoksida dari kendaraan bermotor


Pemanasan global disebabkan oleh ulah manusia, semakin padatnya
populasi manusia di seluruh dunia maka juga semakin bertambahnya jumlah
pengendara motor. Efek dari kendaraan bermotor sangat berpengaruh bagi
kesehatan manusia dan pemanasan global.
2. Efek rumah kaca
Rumah kaca menghasilkan efek panas yang dipantulkan dan
terperangkap oleh gas di lapisan atmosfer, sehingga panas tersebut akan
dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Pemanasan global yang
berlebihan akan menimbulkan efek yang tidak baik bagi manusia.
3. Gas buang dari industri
Hal tersebut menyebabkan pencemaran udara yang disebabkan oleh
asap pabrik yang berlebihan. Gas yang dihasilkan berupa karbondioksida,
karbon monoksida, gas metana dan lainnya.
4. Penggunaan CFC yang tidak terkontrol
Cloro For Carbon menyebabkan pemanasan global yang masih
mampu untuk ditangani, CFC adalah bahan kimia yang diolah untuk
peralatan rumah tangga. CFC terdapat pada AC dan kulkas.
5. Luas hutan yang semakin menurun
Efek hutan yang semakin berkurang dapat mengakibatkan cuaca
semakin memburuk, sehingga tidak ada yang membantu proses
berlangsungnya karbondioksida menjadi oksigen.
6. Polusi kendaraan dari bahan bakar bensin
Kendaraan menghasilkan karbondioksida karena bahan bakar utama
dari kendaraan mobil, motor, dan lainnya adalah bahan bakar minyak. Gas
karbondioksida sangat berpengaruh dalam pemanasan global yang dapat
menangkap cahaya panas yang tidak bisa di salurkan ke luar angkasa.
Banyaknya polusi dapat mempengaruhi kesehatan bagi penduduk yang
tinggal di pinggir jalan raya.
7. Borosnya pemakaian Listrik
19

Adanya penguapan pada listrik yang terlalu sering digunakan dapat


menyebabkan pemanasan global, walaupun tidak terlalu berpengaruh
namun dapat meningkatkan gas karbondioksida, sehingga mempercepat
terjadinya pemanasan global.
8. Polusi metana oleh pertanian, Perkebunan, dan peternakan
Gas metana berpengaruh dalam pemanasan global karena gas
merupakan urutan kedua penyebab pemanasan global. Gas metana
merupakan bahan-bahan organic yang kekurangan dari hasil pemecahan
bakteri pada pertanian , peternakan, dan perkebunan,
9. Konsep rumah modern
Manusia lebih memilih desain rumah yang terdiri dari kaca. Hal
tersebut menyebabkan Cahaya matahari memantul ke udara sehingga
menimbulkan efek rumah kaca, Cahaya yang mengenai bangunan tidak bisa
menyerap Cahaya yang akan dipantulkan kembali ke udara sehingga dapat
mempercepat pemanasan global.
10. P engrusakan hutan
Semakin banyak penebangan hutan maka jumlah karbondioksida
akan semakin bertambah dan berkumpul di atmosfer yang dapat
menyebabkan pemanasan global.
11. Pembakaran sampah yang berlebihan
Pembakaran sampah biasa dilakukan oleh orang yang tidak
bertanggung jawab, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan gas metana
yang akan menangkap panas, maka karbondioksida akan sulit menghasilkan
oksigen.
12. Polusi industri pabrik
Semakin banyak pabrik makan akan banyak asap yang dihasilkan
oleh pabrik, sehingga akan meyebabkan polusi udara yang akan membuat
lingkungan tercemar.
2.11 Dampak Pemanasan Global
Berikut adalah dampak pemanasan global
1. Perubahan cuaca dan iklim
20

a. Air tanah akan cepat menguap


b. Angin akan tertiup lebih kencang
c. Sering terjadi badai
d. Gunung-gunung es yang berada di kutub akan mudah mencair
e. Cuaca sulit diprediksi
2. Menurunkan hasil pertanian
a. Menyebabkan kekeringan di daerah pertanian
b. Menyebabkan banjir dan gagal panen
c. Tanaman akan mudah terkena hama dan penyakit
d. Kualitas pangan akan semakin berkurang
3. Pengaruh terhadap tumbuhan
a. Tumbuhan akan mudah layu
b. Berkurangnya tingkat kesuburan pada tumbuhan
c. Berkurangnya luas hutan bakau.
4. Pengaruh terhadap manusia
a. Menimbulkan penyakit dan alergi
b. Populasi orang meninggal semakin meningkat
c. Meningkatnya penyebaran semakin luas
5. Iklim tidak stabil
Iklim yang tidak stabil dapat menyebabkan naiknya air ke
permukaan laut sehingga menimbulkan pencairan kutub, meningkatnya
badai atmoster, dan perubahan pola angin.
6. Gagal panen
Pemanasan global membuat panas yang berlebihan sehingga sawah
mengalami kekeringan dan menyebabkan gagal panen pada hasil pertanian.
2.12 Cara Mengatasi Pemanasan Global
Berikut cara mengatasi pemanasan global :
1. Mengurangi kendaraan bermotor merupakan cara cepat untuk manusia
mengunjungi suatu tempat. Namun, dalam segi kesehatan kendaraan
bermotor tidak terlalu baik, untuk kesehatan bumi. Untuk mengurangi
21

dampak negative tersebut dapat menggunakan alat transportasi seperti


sepeda, atau berjalan kaki untuk mengurangi polusi.
2. Mengubah perilaku pribadi juga perlu dilakukan untuk terhindar dari
pemanasan global. Untuk mengatasi hal tersebut manusi harus melakukan
dengan hemat listrik, melakukan penghijauan, mengurangi kendaraan
berbahan bakar mesin.
3. Tidak melakukan penebangan pohon sangat berpengaruh bagi dunia, karena
hutan merupakan paru-paru dunia yang berguna untuk keberlangsungan
proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen untuk makhluk hidup di
dunia.
4. Pelestarian hutan merupakan cara untuk mencegah pemanasan global,
dengan cara penghijauan atau reboisasi yang memberikan dampak positif
bagi makhluk hidup.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daur air, hutan, dan pemanasan global merupakan tiga hal yang saling
berkaitan. Hutan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan daur air
dengan menyerap air hujan, mencegah erosi tanah, dan melepaskan uap air ke
atmosfer melalui transpirasi. Hutan yang terjaga kelestariannya akan membantu
menjaga keseimbangan daur air.
Di sisi lain, pemanasan global dapat mengganggu daur air dan menyebabkan
kekeringan di beberapa wilayah. Hutan yang terjaga kelestariannya dapat
membantu menyerap karbon dioksida, salah satunya yaitu gas rumah kaca, dan
mengurangi dampak pemanasan global.
Oleh karena itu, menjaga kelestarian hutan sangat penting untuk menjaga
keseimbangan alam dan melindungi bumi dari dampak pemanasan global. Kita
harus melakukan upaya untuk menjaga kelestarian hutan, seperti reboisasi,
pengurangan emisi gas rumah kaca, dan penggunaan produk yang ramah
lingkungan. Dengan menjaga kelestarian hutan, kita dapat membantu menjaga
keseimbangan daur air, mengurangi dampak pemanasan global, dan melindungi
bumi untuk generasi mendatang.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan
ditambahkan. Oleh karena itu, Kami mengharapkan komentar pembaca untuk
membantu kami menyempurnakan makalah ini, karena ada beberapa kesalahan
dalam penulisan dan penyusunan kalimat, serta isi yang harus ditambahkan. dapat
memberikan masukan dan kritik yang membangun

22
DAFTAR PUSTAKA

Damayatanti, P. T. (2011). Upaya Pelestarian Hutan Melalui Pengelolaan

Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat. Komunitas, 3(1).

Piyanto, D. (2019). Peran Air Dalam Penyebaran Penyakit. 1-2 Volume 7 No 1.

Pradnyaswari, N. (2022). Air dan Penyakit . 7-9. http://repository.poltekkes-

denpasar.ac.id/9424/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf

(diakses pada tanggal 4 Maret 2024)

Pratomo, A. (2020). Modul Pembelajaran SMA: Dinamika Hidrosfer Geografi

Kelas X. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan

DIKMEN.

Rahmawaty, S., & Pertanian, M. F. (2004). Hutan: Fungsi dan peranannya bagi

masyarakat. Program Ilmu Kehutanan. Universitas Sumatera Utara.<

URL: http://www. repository. usu. ac. id/bits

tream/123456789/.../hutanrahmawaty6. pdf/> dikunjungi pada tanggal,

13.

Suono, S., & Sami, Y. (2021). Dampak Kerusakan Hutan dalam Karya Lukis

Surealis. Serupa The Journal of Art Education, 10(4), 297-306.

Syofyan, H. (2018). Modul 6: Daur Air, Hutan, dan Pemanasan Global.

Universitas Esa Unggul.

Widodo, T. (2013). Kajian Ketersediaan Air Tanah Terkait Pemanfaatan Lahan di

Kabupaten Blitar. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 9(2), 130.

23

Anda mungkin juga menyukai