Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup pada
program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Disusun oleh :
Kelompok 07 Kelas B
Salsabila Putri Merisa 220210204029
Kurniyafi Pratama 220210204107
Intan Amalia Putri 220210204108
Valentina Indah Pratiwi 220210204206
1
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Hidrosfer dan Siklus Hidrologi
Bentang air yang menyelubungi planet bumi dikenal sebagai Hidrosfer.
Hidrosfer berasal dari kata hydro yang artinya air dan sphaira yang berarti lapisan,
sehingga hidrosfer dapat diartikan sebagai bagian dari lapisan air yang menutupi
atau terdapat di dalam bumi kita.
Secara etimologi, hidrologi berasal dari kata hydros yang berarti air, dan
logos yang berarti ilmu. Secara umum, hidrologi merupakan ilmu tentang air atau
ilmu yang mempelajari tentang masalah air.
Ilmu hidrologi tidak bisa dilpisahkan dari siklus hidrologi. Air terdapat di
permukaan bumi, baik di permukaan, di dalam tanah, serta di atmosfer. Wujud air
tidak hanya cair, melainkan dapat berubah menjadi padat seperti es dan salju, dan
berwujud gas seperti uap air. Air selalu mengalami perpindahan dari satu tempat ke
tempat lain dan mengalami perubahan wujud. Air mengalami sirkulasi yang tidak
pernah berhenti dari laut ke atmosfer, kemudian ke daratan, dan akhirnya kembali
ke laut disertai dengan perubahan wujudnya. Siklus hidrologi merupakan proses
yang menjamin ketersediaan air di permukaan bumi untuk memenuhi kebutuhan
hidup semua makhluk.
Air yang berada di permukaan bumi selalu mengalami sirkulasi. Perputaran
atau siklus massa air dimulai dengan proses pemanasan permukaan bumi oleh sinar
matahari. Akibat pemanasan ini, sebagian massa air mengalami penguapan ke
atmosfer. Proses penguapan terjadi melalui beberapa metode, seperti evaporasi,
transpirasi, dan/atau evapotranspirasi.
Ketika massa air menguap ke atmosfer, uap air tersebut selalu mengalami
penurunan suhu yaitu sekitar 0,5Oc-0,6Oc untuk setiap ketinggian tempat
mengalami kenaikan sekitar 100 meter. Akibat dari penurunan suhu ini, pada suatu
ketinggian tertentu di mana kelembapan mencapai 100% maka terjadi proses
kondensasi atau pembentukan embun. Uap air berubah kembali menjadi titik-titik
air atmosfer yang dikenal dengan awan. Kumpulan awan di atmosfer kadang-
kadang bergerak ke wilayah lain karena pengaruh angin. Namun terkadang juga
langsung turun sebagai hujan. Di daerah pegunungan tinggi, curah hujan ini
2
3
mungkin muncul dalam bentuk kristal es dan salju karena suhu udara di sekitarnya
sangat dingin di bawah titik beku.
Beberapa fenomena alam yang mungkin terjadi saat kejadian hujan antara
lain sebagai berikut :
1. Air hujan mungkin langsung jatuh ke laut
2. Sebelum mencapai kepermukaan bumi, air hujan dapat secara langsung
menguap kembali ke atmosfer
3. Hujan bisa turun di atas daun-daun dan ranting tanaman, lalu menguap
kembali ke atmosfer sebelum mencapai permukaan bumi
4. Hujan dapat jatuh ke permukaan bumi, lalu meresap melalui lapisan-
lapisan tanah dan menjadi cadangan air tanah
5. Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi mungkin membentuk
genangan, kemudian mengalir di permukaan sebagai air aliran. Proses
ini mungkin terjadi jika tanah telah mencapai kapasitas penuh akibat
hujan yang berlangsung lama dengan intensitas tinggi
Unsur-unsur utama yang terjadi dalam proses siklus air adalah sebagai
berikut:
1. Evaporasi terjadi saat air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut
dipanasi oleh sinar matahari kemudian berubah menjadi uap air yang tidak
terlihat di atmosfer.
2. Transpirasi merupakan proses penguapan air ke atmosfer dari daun dan
batang tanaman. Tanaman menyerap air dari tanah melalui akarnya dan
mengangkut air ke daun untuk menyediakan nutrisi. Proses pengangkutan
ini di dorong oleh penguapan air melalui stomata, yaitu pori-pori kecil yang
terletak di bagian bawah daun.
3. Kondensasi merupakan uap air yang naik ke lapisan atmosfer yang lebih
tinggi akan mengalami penurunan suhu dan menyebabkan perubahan wujud
melalui kondensasi menjadi embun, titik-titik air, salju, dan es. Kumpulan
dari embun, titik-titik air, salju, dan es merupakan bahan pembentukan
kabut dan awan.
4
bagian yaitu perairan darat, seperti sungai, danau, rawa, dan perairan laut yang
luas dan memiliki volume yang lebih besar daripada perairan darat, seperti laut,
samudra, teluk, dan selat.
air tanah juga tidak tersebar merata. Beberapa lokasi memiliki air tanah yang
melimpah seperti sepanjang Sungai Brantas yang mencakup Kota Batu, Malang,
Blitar, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, dan
Surabaya. Serta sepanjang Sungai Bengawan Solo, termasuk Bojonegoro,
Lamongan, dan Gresik. Di sisi lain, terdapat daerah di jawa timur seperti Pantai
Selatan Pacitan, Ponorogo, Tulungagung, dan Blitar yang mengalami keterbatasan
air tanah.
dimanfaatkan secara lebih luas, juga sebagai sumber air minum mentah dan air
industri. Penyakit pada manusia dapat menular dan menyebar
secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan
melalui air disebut penyakit yang ditularkan melalui air atau yang berhubungan
dengan air. Kehadiran suatu penyakit tentu memerlukan kehadiran
patogen dan kadang-kadang vektor. Berikut beberapa contoh penyakit yang dapat
ditularkan melalui air berdasarkan jenis patogennya:
1. Penyakit virus, seperti virus hepatitis, poliomielitis.
2. Penyakit akibat bakteri, seperti kolera, disentri, tifus, diare.
3. Penyakit protozoa seperti amebiasis, giardiasis.
4. Leptospira, seperti penyakit Weil diase
Beberapa penyakit yang ditularkan melalui air ini di dalam penularan
terkadang membutuhkan hospes, biasanya dengan aquatic host. Hospes aquatic
tersebut berdasarkan sifat multiplikasinya dalam air terbagi menjadi 2 yaitu:
1. water multiplied, contoh penyakit hospes adalah schistosomiasis (vektor siput).
2. Not multiplied, contoh penyakit yang diturunkan sari inang jenis ini antara lain
cacing guniea dan cacing pita ikan (vector Cyclops). Ada sekitar 20-30 jenis
penyakit menular yang dapat terkena dampak perubahan pasokan air. Umumnya
penyakit-penyakit tersebut di diagnosis berdasarkan mikroba penyebabnya, yaitu:
virus,bakteri,protozoa dan cacing. Namun metode ini tidak banyak membantu dan
memahami dampak peningkatan pasokan air. Sebaiknya, penyakit yang
berhubungan dengan air dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan cara
penularannya.
Mekanisme penularan penyakit terbagi menjadi 4 yaitu:
1. Waterborne mechanism
Dalam mekanisme ini, bakteri patogen dalam air yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia ditularkan ke manusia melalui mulut
atau saluran pencernaan. Contoh penyakit yang menyebar melalui mekanisme
ini antaralain kolera,tipus,hepatitis,virus,disentri bacterial,dan polio
2. Waterwashed mechanism
Terdapat tiga cara mediasi dalam mekanisme ini yaitu;
8
a) Infeksi yang terjadi melalui saluran pencernaan, misalnya. diare pada anak-
anak.
b) Infeksi kulit dan mata seperti kudis dan trachoma.
c). Infeksi melalui hewan pengerat, seperti leptospirosis.
3. Water-based mechanism
Penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini memiliki patogen yang siklus
hidupnya berada di dalam tubuh vektor atau sebagai inang perantara di dalam
air. Misalnya penyakit yang disebabka oleh schistosomiasis dan bakteri
dracunulus medinensis.
4. Water-related insect vector mechanism
Patogen menyebar melalui gigitan serangga yang bersarang di air. Contoh
penyakit dengan mekanisme penularan ini adalah filariasis, demam berdarah,
malaria, dan demam kuning. Untuk mencegah penyakit akibat penggunaan
air, maka kualitas air harus dijaga sesuai baku mutu air. Baku mutu
air mengukur batasan atau kadar organisme hidup, zat, energi, atau komponen
yang ada atau harus ada dan/atau zat pencemar yang diperbolehkan berada di
dalam air. Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan pengukuran atau
pengujian kualitas air berdasarkan parameter tertentu
dan metodenya. Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun
2001, kualitas air ditentukan melalui pengujian parameter fisik, kimia,
mikrobiologi dan radioaktivitas. Pengujian parameter fisika meliputi
pengukuran suhu air, padatan terlarut dan kadar padatan
tersuspensi. Pengujian parameter kimia dilakukan dengan pengukuran.
Penyakit atau gangguan kesehatan akibat air
yang tercemar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu. penyakit menular
dan penyakit tidak menular. Penyakit menular yang ditularkan melalui air
antara lain kolera, tipus, disentri bakterial, diare, hepatitis, infeksi kulit dan
mata, schistosomiasis (demam siput), dan lain-lain. Pada tahun 1986,
diperkirakan 40% rumah tangga mendapat air bersih, Selebihnya mendapat
langsung dari alam yang mungkin terkontaminasi oleh kotoran
manusia,industry,pertanian,dan lain-lainnya.
9
cukup besar misalnya terjadinya angin putingbeliung, gempa, gunung Meletus dan
lainnya sehingga dapat mengakibatkan pohon tumbang, kebakaran hutan dan
keringnya kondisi tanah yang dapat menyebabkan ekosistem dalam hutam menjadi
rusak.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi kerusakan hutan yaitu hama yang
berskala besar adanya hama dapat menjadikan lingkungan hutan terancam Dimana
banyak tumbuhan yang terdapat pada hutan menjadi mati.
Dari banyaknya faktor yang menyebabkan hutan rusak tentu jika hutan
menjadi rusak maka akan muncur berbagai macam dampak negative dalam
keseimbangan ekosistem yang ada. Contoh dari dampak terjadinya kerusakan hutan
yaitu pemanasan global yang terjadi akibat kadar oksigen yang dihasilkan oleh
hutan semakin menurun, banjir yang terjadi akibat daya serap yang ada pada tanah
dan didukung dengan daya serap akar akan semakin berkurang, tanah longsor yang
disebakan oleh daya tahan akar pada tanah semakin menghilang, punahnya flora
dan fauna jenis tertentu sehinga memungkinkan ekosistem yang ada tidak seimbang
dan akan mengganggu kehidupan manusia, serta masih banyak dampak negative
yang ditimbulkan akibat kerusakan hutan.
22
DAFTAR PUSTAKA
denpasar.ac.id/9424/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
DIKMEN.
Rahmawaty, S., & Pertanian, M. F. (2004). Hutan: Fungsi dan peranannya bagi
13.
Suono, S., & Sami, Y. (2021). Dampak Kerusakan Hutan dalam Karya Lukis
23