Anda di halaman 1dari 16

2.

2 Karakteristik Sungai
Karakteristik sungai merupakan karakter dari sungai yang dapat dipengaruhi oleh
volume air (debit air sungai) yang mengalir di sungai, lebar sungai serta kemiringan
(gradient) yang dimiliki oleh sungai tersebut. Sungai memiliki bentuk yang berbeda
beda antara bagian satu dengan lain. Adapun tiga bagian sungai tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Tiga bagian sungai tersebut ialah bagian hulu, tengah,
dan hilir.
2.2.1 Bagian hulu sungai
Bagian hulu sungai merupakan bagian awal dari sebuah sungai. Biasanya
bagian ini terletak di pegunungan atau daerah tertinggi daratan. Bagian hulu sungai
memiliki beberapa karakteristik diantaranya yaitu:
1. Merupakan awal dari aliran sungai (mata air)
2. Arus air deras
Sungai di bagian hulu umumnya terletak di dataran tinggi dan juga medan yang
curam terlebih lagi gravitasi bumi akan terasa lebih cepat bila di daerah tinggi,
sehingga akan mendorong laju air yang mengakibatkan arus air menjadi deras
3. Kondisi dasar sungai berbatu
Kondisi yang berbatu ini disebabkan karena bagian hulu merupakan wilayah
pegunungan, dimana wilayah pegunungan banyak terdapat batuan vulkanik dan
tererosi sehingga terbawa oleh aliran sungai.
4. Sering di temui air terjun
Kondisi ini disebabkan oleh topografi pegunungan yang terdapat zona patahan yang
mengakibatkan aliran sungai terpotong sehingga muncullah air terjun.
5. bagian hulu lembah berbentuk V
Bentuk V ini disebabkan oleh erosi yang sering terjadi akibat arus air yang derass
sehingga aliran ini lah yang menggerus sungai dengan cepat lalu akhirnya lembah
sungai membentuk huruf V.
6. Ciri aliran
Ciri aliran di bagian hulu ialah aliran mengalir di atas batuan induk lalu mengerosi
batuan induk.
7. Aliran sungai cenderung lurus,
Kondisi ini diakibatkan karena mengikuti erosi sungai yang mengarah ke dasar
sungai (vertikal).
8. Tidak pernah terjadi banjir
9. Kecepatan aliran tinggi
10. Kualitas air masih baik.

Gambar 2.2 Bagian Hulu Sungai


(Sumber : https://geograph88.blogspot.com/2018/03/perbedaan-ciri-sungai-bagian-hulu-
dan.html )

2.2.2 Bagian tengah sungai


Bagian tengah sungai adalah lanjutan dari bagian hulu sungai. Bagian tengah
sungai relatif lebih landai dibanding bagian hulu. Bagian tengah memiliki beberapa
karakteristik diantaranya yaitu:
1. Lembah sungai berbentuk huruf U
2. Aliran air tidak terlalu deras
Kondisi ini diakibatkan karena lokasi yang cenderung landai, sehingga kecepatan
aliran berkurang. Tidak seperti di hulu yang cenderung deras, aliran di bagian ini
cenderung sedang, tidak terlalu deras, tidak pula terlalu lambat.
3. Proses erosi sudah tidak dominan,
Kondisi ini terjadi karena aliran air menjadi tidak terlalu deras, maka proses erosi
menjadi kecil terjadi, bahkan sangat kecil.
4. Proses transportasi hasil erosi dari hulu.
Bagian tengah lebih dominan peristiwa trasnportasi disbandingkan erosi. Jadi
maksudnya ialah hasil erosi dari hulu akan dibawa oleh aliran air ke daerah
bawahnya, yaitu bagian tengah.

Gambar 2.3 Bagian Tengah Sungai


(Sumber : http://thekingslau.blogspot.com/2017/05/bagian-bagian-sungai.html )

2.2.3 Bagian hilir sungai.


Bagian hilir adalah bagian sungai sebelah muara (akhir sungai). Bagian hilir
sungai memiliki beberapa karakteristik diantaranya yaitu:
1. Merupakan bagian akhir sungai menuju laut,
2. Aliran air lebih tenang
Daerah hilir merupakan daerah lanjutan landai dari bagian tengah, yang
mengakibatkan kecepatan aliran yang tidak sederas hulu maupun tengah. Sehingga
aliran air lebih tenang.
3. Banyak terbentuk meander dan oxbow lake
Di daerah hilir sungai didominasi oleh erosi horizontal yang mendukung
terbentuknya kelokan-kelokan sungai (meander), hingga terbentuk danau tapal kuda
(oxbow lake)
4. Sering terjadi banjir
5. Terdapat daerah dataran banjir
6. Proses sedimentasi lebih dominan
Partikel – partikel hasil erosi di bagian hulu, yang kemudian ditrasnportasi di bagian
tengah, akan mengendap di bagian hilir ini.
7. Erosi sungai ke arah samping (lateral)
Keadaan dimana erosi sungai mengarah ke samping atau erosi horizontal, dapat
mengakibatkan badan sungai melebar.
8. Banyak endapan lumpur halus
Erosi yang kuat di hulu mengikis bebatuan dasar sungai dan tebing sungai. Hasil
pengikisan ini terangkut dan mengendap di hilir. Kecepatan air yang rendah
membuat sedimen dari hulu tidak bergerak dan mengendap di suatu titik di bagian
hilir.

Gambar 2.4 Bagian Hilir Sungai


(Sumber : http://thekingslau.blogspot.com/2017/05/bagian-bagian-sungai.html)
2.5 Erosi dan Sedimentasi
Foster dan Meyer (1973) menyatakan bahwa erosi dan sedimentasi adalah dua
hal yang saling berkaitan sebagai hubungan sebab akibat. Sedimentasi muncul akibat
adanya proses erosi yang diawali oleh proses pelepasan (detachment), pengangkutan
(transportation), dan pengendapan (deposition) partikel tanah. Partikel tanah yang
mengalami transportasi dan mengendap di tempat berbeda itulah yang disebut sedimen.
Di Indonesia permasalahan erosi dan sedimentasi menjadi salah satu fokus pengelolaan
lingkungan daerah aliran sungai. Peraturan Menteri Kehutanan (P.60/Menhut-II/2014)
menyatakan bahwa sedimentasi adalah suatu masalah di dalam daerah aliran sungai
(DAS) yang dijadikan sebagai salah satu indikator kriteria klasifikasi DAS.
2.5.1 Definisi Erosi
Erosi merupakan peristiwa pengikisan padatan seperti sedimen,tanah,batuan
dan partikel lainnya dan diakibatkan transportasi oleh angin, air atau es, serta material
lain dibawah pengaruh gravitasi atau oleh makhluk hidup contohnya hewan yang
membuat lubang (bio-erosi).
2.5.2 Jenis Erosi
Menurut proses kejadiannya, maka erosi dibedakan kedalam:
1. Erosi geologi
Erosi geologi terjadi sejak permukaan bumi terbentuk yang menyebabkan
terkikisnya batuan sehingga terjadilah bentuk morfologi permukaan bumi seperti
yang terdapat sekarang ini.
2. Erosi normal
Erosi normal atau erosi alami merupakan proses pengangkutan tanah atau
bagian-bagian tanah yang terjadi dibawah keadaan alami. Proses erosi alam
terjadi dengan laju yang lambat, sehingga memungkinkan terbentuknya lapisan
tanah yang tebal yang mampu mendukung pertumbuhan vegetasi secara normal.
3. Erosi dipercepat
Erosi dipercepat atau erosi karena yang disebabkan oleh campur tangan manusia
merupakan proses pengangkutan tanah dengan laju yang jauh lebih cepat dari
pembentukan tanah yang dapat menimbulkan kerusakan tanah akibat perbuatan
manusia dalam mengelola sumber daya alam.
Sedangkan menurut bentuknya, erosi terdiri dari:
1. Erosi percikan
Erosi percikan merupakan hasil erosi yang disebabkan oleh energi kinetik air
hujan yang menyebabkan terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas.
2. Erosi lembar
Erosi lembar atau biasa juga disebut erosi kulit merupakan proses pengangkutan
lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan tanah. Erosi lembar
terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah didaerah berlereng terkikis oleh
lapisan kombinasi air hujan dan air larian (run off). Tipe erosi ini disebabkan
oleh kombinasi air hujan dan air larian yang mengalir ketempat yang lebih
rendah.
3. Erosi alur
Erosi alur adalah proses terangkutnya tanah dari alur-alur tertentu pada
permukaan tanah. Erosi alur terjadi oleh aliran air larian sehingga
menyebabkan pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel
tanah kemudian terkonsentrasi didalam saluran-saluran air. Hal ini terjadi
ketika air larian masuk kedalam cekungan permukaan tanah, kecepatan air
larian meningkat, dan akhirnya terjadilah angkutan sedimen.
4. Erosi parit
Proses terjadinya erosi parit sama dengan erosi alur, akan tetapi alur yang
terbentuk sedemikian besarnya sehingga tidak dapat lagi dihilangkan dengan
pengolahan tanah biasa. Hasil erosi parit membentuk jajaran parit yang lebih
dalam dan lebar dan merupakan tingkat lanjutan dari erosi alur. Erosi parit dapat
diklasifikasikan sebagai parit bersambungan dan parit terputus-putus.
5. Erosi tebing sungai
Erosi tebing sungai adalah proses terkikisnya tanah pada tebing-tebing
sungai dan penggerusan dasar sungai oleh aliran air sungai. Erosi tebing sungai
terjadi sebagai akibat pengikisan tebing sungai oleh air yang mengalir dari bagian
atas tebing atau oleh terjangan aliran sungai yang kuat pada belokan sungai. Dua
proses berlangsungnya erosi tebing sungai disebabkan oleh adanya gerusan aliran
sungai dan oleh adanya longsoran tanah pada tebing sungai.
6. Longsoran
Longsor merupakan suatu bentuk erosi yang proses pemindahan tanahnya terjadi
pada saat bersamaan dalam volume besar dan sekaligus. Longsor terjadi sebagai
akibat meluncurnya suatu volume tanah dalam volume besar diatas suatu lapisan
yang agak kedap sampai jenuh air. Proses terjadinya longsoran terjadi apabila:
1) Lereng yang cukup curam, sehingga volume tanah dapat bergerak atau
meluncur kebawah
2) Terdapat lapisan dibawah permukaan tanah yang kedap air dan lunak yang
akan menjadi bidang luncur.
3) Terdapat cukup air dalam tanah, sehingga lapisan tanah tepat diatas lapisan
kedap air yang menjadi jenuh
2.5.3 Penyebab Erosi
Berbagai jenis erosi disebabkan oleh faktor alam sesuai dengan nama erosi
tersebut. Misalnya erosi oleh air, berarti bahwa erosi tersebut disebabkan oleh air.
Selain air, angin, es dan gelombang laut, terdapat beberapa faktor lain yang
menyebabkan terjadinya erosi. Adapun faktor-faktor tersebut sebagai berikut
1. Kondisi tanah
Beberapa hal yang termasuk dalam kondisi tanah yakni tekstur dan struktur tanah,
banyaknya bahan organik di dalam tanah dan daya serap tanah terhadap air.
Tanah dengan tekstur butiran halus adalah jenis tanah yang paling rawan terkena
erosi. Ini dikarenakan tanah pasir tidak menetap dan mudah hancur ketika terkena
aliran air. Tanah dengan kandungan bahan organik yang rendah dan kedap air
juga mudah mengalami erosi.
2. Topografi
Topografi pada suatu daerah berpengaruh pada jumlah tanah yang akan terkikis
oleh air. Tanah yang berada di daerah lereng yang curam sangat peka terhadap
erosi. Lereng yang panjang membuat air mengalir dengan deras dalam jumlah
yang banyak. Aliran air di lereng panjang tersebut akan mengikis dan
mengangkut tanah ke daerah yang rendah.
3. Vegetasi
Yang disebut vegetasi adalah tanaman atau pepohonan yang menutupi tanah.
Pohon- pohon akan menghalangi air hujan sehingga tidak langsung jatuh
menimpa tanah. Selain itu pohon di hutan juga dapat membantu tanah menyerap
air hujan dan mengurangi aliran air di permukaan tanah. Jika pepohonan terutama
yang berada di daerah aliran sungai ditebang maka daerah tersebut akan mudah
terkena erosi tanah.
4. Iklim
Perubahan iklim global atau yang sering disebut dengan pemanasan global dapat
menyebabkan mencairnya es di kutub. Ketika es di kutub mencair secara
signifikan maka akan menyebabkan naiknya permukaan air laut sehingga akan
menggerus daratan yang rendah seperti pantai. Hal ini lah yang menyebabkan
terjadinya erosi di daerah pantai.
5. Manusia
Manusia dapat mempercepat laju erosi. Kegiatan manusia yang dapat menekan
laju erosi diantaranya adalah kegiatan pertambangan dan ekspliotasi hutan.
Pertambangan yang melibatkan proses pengerukan tanah akan mengubah kontur
tanah sehingga tanah lebih cepat mengalami erosi.
2.5.4 Definisi Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pengendapan material yang terbawa oleh air,
angin, maupun gletser. Pengendapan ini dapat terjadi di darat, laut, maupun sungai.
Material yang terbawa merupakan material yang berasal dari pengikisan atau
pelapukan. Pelapukan ini dapat berasal dari pelapukan kimia, fisika, dan mekanik.
Pengendapan yang berlangsung lama, akan membentuk batuan sedimen. Batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses sedimentasi. Sebagian besar batu di
bumi adalah batuan sedimentasi Sedimentasi yang dilakukan oleh air, angin, maupun
gletser memiliki hasil yang berbeda. Tergantung dari lokasi materi itu berada. Selain
batuan sedimen, sedimentasi juga salah satu penyebab terbentuknya permukaan bumi.
Permukaan bumi yang memiliki banyak bentuk, akibat adanya pengendapan yang
berlangsung lama. Hal ini menyebabkan setiap sedimentasi membentuk sesuatu yang
unik, dan mempercantik bentuk permukaan bumi
2.5.5 Jenis Sedimentasi
Sedimentasi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan tenaga
pengangkutnya, yaitu air, angin, dan gletser. Adapun jenis sedimentasi berdasarkan
tenaga pengangkutnya.
1. Sedimentasi Aquatis
Sedimentasi Aquatis adalah sedimentasi yang dilakukan oleh air. Sedimentasi oleh
air ini, membawa materi melalui aliran air. Proses ini mengandalkan kekuatan
aliran air. Disaat aliran air kuat, maka materi akan terbawa, disaat aliran air
melemah, maka materi akan mengendap didasar. Sedimentasi aquatis dibagi
menjadi dua, yaitu fluvial dan marine.

Gambar 2.5 Sedimentasi Aquatis


(Sumber : https://ilmugeografi.com/geografi-dasar/sedimentasi)
a. Sedimentasi Fluvial
Sedimentasi fluvial adalah proses sedimentasi yang dilakukan olah air sungai
dan berlokasi di sungai. Sedimentasi oleh air sungai, biasanya terjadi di dataran
rendah, akibat dari sifat air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat
yang rendah. Sedimentasi ini, biasanya juga menghasilkan pendangkalan di
muara sungai. Oleh karena itu, daerah muara sungai lebih berpotensi banjir
Sedimentasi fluvial, memiliki peran besar dalam memberi bentuk kepada
sungai- sungai. Sedimentasi fluvial dibagai ke dalam 5 kelompok. Pembagian
ini terjadi karena perbedaan lokasi pengendapan. Ke 5 bentuk sedimen ini
adalah:
1) Alluvial
Alluvial atau alluvial fan adalah sebuah sungai yang mengalami perubahan
kekuatan arus secara cepat. Akibatnya, materi yang terbawa, terendap
secara tiba- tiba di dasar. Endapan ini biasanya berbentuk kerucut, akibat
perubahan arus yang cepat. Alluvial biasanya terjadi di sekitar lereng
pegunungan maupun dasar lembah.
2) Meander
Meander adalah sungai yang berkelok- kelok. Kelokan- kelokan ini terjadi
akibat pengendapan yang terjadi di tikungan- tikungan sungai. Aliran sungai
di sekitar tikungan sungai memiliki arus yang lebih lemah dari pada aliran
yang berada di luar tikungan. Akibatnya, pengendapan terjadi di dalam
tikungan, dan erosi terjadi di luar tikungan, sehingga membentuk lekukan-
lekukan sungai yang indah.
3) Dataran Banjir
Dataran banjir atau disebut floodplain adalah dataran yang berada di sebelah
kanan dan kiri sungai. Dataran ini terus mendapat pengendapat materi yang
dibawa oleh air secara terus menerus. Akibatnya, sekitar bagian kanan dan
kiri sungan lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Dataran ini disebut dataran
banjir, karena saat volume air sedang tinggi, dataran ini akan mengalami
kebanjiran, dengan menyisakan sedikit sisa dataran yang lebih tinggi. Tapi
saat air mulai surut, dataran ini akan muncul kembali. Saat air surut itulah,
materi menjadi terendap di kanan dan kiri sungai (baca: Proses Terjadinya
Banjir dengan Menggunakan Prinsip Geografi).
4) Danau Tapal Kuda
Danau tapal kuda atau oxbow adalah sungai yang terputus, akibat adanya
pengendapan terus menerus. Sungai ini, biasanya berbentuk seperti tapal
kuda. Pengendapan ini, menyebabkan salah satu dari tikungan yang ada di
sungai terputus, dan menyebabkan sungai baru yang tersendiri.
5) Delta
Delta adalah tanah luas yang berada disekitar muara. Delta terbentuk dari
hasil endapan material yang berlangsung secara terus menerus. Terjadinya
delta, akibat dari terendapnya pasir di dasar sungai, sedangkan lumpur dan
batuan tetap terbawa hingga ke laut. Untuk menjadi delta, dibutuhkan
banyak materi sedimen yang dibawa oleh air, muara memiliki arus yang
tidak kencang dan dangkal.
b. Sedimentasi Marine
Sedimentasi marine adalah sedimentasi yang terjadi oleh air laut dan terjadi di
laut. Sedimentasi ini, terjadi akibat dari perubahan arus laut, yang
mengendapkan materi kedalam dasar laut. Sedimentasi ini juga terjadi akibat
adanya air pasang dan air surut. Air pasang membawa material, lalu saat surut,
material itu mengendap. Pengendapan yang terus bertumpuk, menyebabkan
endapan ini naik ke permukaan laut. Sehingga membentuk pulau- pulau atau
dataran kecil yang indah. Ada 4 bentuk yang terjadi akibat dari sedimentasi
marine.
1) Spit – Spit
Spit – Spit adalah dataran panjang yang berada di sekitar pantai. Dataran ini
terjadi akibat arus pantai yang membawa materi endapan ke laut, dan
mengendap di dasar laut. Materi ini, berasal dari pasir di sekitar pesisir
pantai. Spit dapat terus semakin panjang, jika terus terjadi arus laut yang
membawa materi endapan ke laut.
2) Tombolo – Tombolo
Tombolo – Tombolo adalah jembatan alami yang menghubungkan pulau
besar dengan pulau kecil di dekatnya. Proses terjadinya tombolo sama
dengan spit. Tombolo biasa dijadikan sebagai jembatan untuk menuju pulau
di tengah laut oleh masyarakat. Penghalang pantai adalah, tanggul alami
yang terbentuk akibat sedimentasi. Pada dasarnya adalah spit yang terus
memanjang, dan mengitari bibir pantai. Sehingga seperti tanggul.
3) Gosong – Gosong
Gosong – Gosong adalah dataran kecil yang terbentuk di tengah- tengah
laut. Gosong terjadi akibat perubahan arus laut yang terjadi secara tiba- tiba.
Berbeda dengan alluvial yang biasanya berbentuk seperti kerucut, gosong
berbentuk datar, rata, dan lebar. Biasanya gosong memiliki bentuk yang
unik, dan beberapa kali menjadi lokasi untuk iklan rokok.
4) Nehrung – Nehrung
Nehrung-Nehrung adalah bukit pasir yang berada di sekitar pantai. Air laut
yang menuju pantai, membawa materi, yang kemudian mengendapkannnya
di pantai.
2. Sedimentasi Aeris
Sedimentasi Aeris adalah sedimentasi yang dilakukan oleh angin. Angin membawa
materi- materi endapan, dan menjatuhkannya ke darat saat kekuatan dari angin itu
melemah. Materi yang dibawa oleh angin biasanya adalah tanah pasir. Endapan
pasir yang terus bertumpuk, makin lama akan menjadi gundukan. Gundukan ini
disebut sebagai bukit pasir. Gundukan ini juga bisa disebut sebagai Sand Dune atau
gumuk pasir. Gundukan pasir ini, mudah kita jumpai disekitar gurun maupun
disekitar pantai. Dilihat dari tempat, sedimentasi oleh angin ini termasuk dalam
sedimentasi teristris. Sedimentasi teristris adalah sedimentasi yang terjadi di darat.
Gambar 2.5 Sedimentasi Aeris
(Sumber : https://ilmugeografi.com/geografi-dasar/sedimentasi)

3. Sedimentasi Gletser
Sedimentasi glasial adalah sedimentasi yang dilakukan oleh es atau gletser.
Sedimentasi ini terjadi karena adanya moraine. Moraine adalah batu kerikil, pasir,
dan materi lainnya yang terbawa oleh es, dan mengendap. Sedimentasi oleh gletser
juga mengelir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Hal ini menyebabkan
pengendapan terjadi di ujung gletser, yang menyebabkan perubahan bentuk gletser
dari V menjadi U. Sedimentasi oleh gletser, termasuk dalam sedimentasi glasial.
sedimentasi glasila adalah sedimentasi yang terjadi di gletser. Terdapat 4 bentuk
sedimentasi yang dilakukan oleh es, yaitu:
a. Oscar yaitu sedimen yang berbentuk punggung sempit dan panjang
b. Kame yaitu sedimen yang berbentuk dataran tinggi.
c. Drumlin yaitu sedimen yang berbentuk bukit kecil
d. Till Plain yaitu sedimen yang berbentuk dataran.
Gambar 2.7 Sedimentasi Gletser
(Sumber : https://ilmugeografi.com/geografi-dasar/sedimentasi)
Adapun jenis sedimentasi berdasarkan lokasi pengendapannya sebagai berikut
1. Sedimentasi teristis, yaitu sedimentasi yang terjadi di darat atau di dataran banjir
2. Sedimen fluvial, yaitu sedimen yang terjadi di dasar sungai dan bisa menyebabkan
terjadinya pendangkalan sungai.
3. Sedimen limnis, yaitu sedimen yang terjadi di rawa-rawa.
4. Sedimen marine, yaitu sedimen yang terjadi di laut.
5. Sedimen lakustris, yaitu sedimen yang terjadi di dasar danau.

2.5.6 Penyebab Sedimentasi


Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya sedimentasi sebagai berikut:
1. Lithifikasi yang terjadi karena kompaksi yang berlangsung terus menerus sehingga
sedimen menjadi keras.
2. Terdapat lingkungan yang cocok untuk pengendapan (baik di darat, transisi,
maupun laut)
3. Perbedaan arus atau gaya menyebabkan berlangsungnya pengendapan
4. Adanya replacement (penggantian) dan rekristalisasi (perubahan) material
5. Proses diagenesis atau perubahan yang terjadi ketika pengendapan berlangsung
secara kimia dan fisika.
6. Terjadinya pengangkutan oleh angin, es maupun air terhadap sumber material
(transport)
7.Terdapat sumber material sedimen
8.Proses kompaksi, yakni berupa akibat dari gaya berat material sedimen yang
memaksa volume lapisan sedimen berkurang

Daftar Pustaka
https://geograph88.blogspot.com/2018/03/perbedaan-ciri-sungai-bagian-hulu-dan.html

http://thekingslau.blogspot.com/2017/05/bagian-bagian-sungai.html
https://ilmugeografi.com/geografi-dasar/sedimentasi
1.1 Definisi Banjir
Banjir Menurut Suripin (2003) adalah suatu kondisi di mana tidak
tertampungnya air dalam saluran pembuang (palung sungai) atau terhambatnya
aliran air di dalam saluran pembuang, sehingga meluap menggenangi daerah
(dataran banjir) sekitarnya. Banjir menurut Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah (2003) adalah aliran yang relatif tinggi dan tidak tertampung
lagi oleh alur sungai atau saluran.
Banjir merupakan peristiwa dimana daratan yang biasanya kering
(bukan daerah rawa) menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan
yangtinggi dan kondisi topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung.
Selain itu, terjadinya banjir juga dapat disebabkan oleh limpasan air permukaan
(runoff) yang meluap dan volumenya melebihi kapasitas pengaliran sistem
drainase atau sistem aliran sungai. Terjadinya bencana banjir juga disebabkan
oleh rendahnya kemampuan infiltrasi tanah, sehingga menyebabkan tanah tidak
mampu lagi menyerap air. Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran
curah hujan yang di atas normal, perubahan suhu, tanggul atau bendungan yang
bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal, 2008)

Daftar pustaka
Suripin. 2003. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Andi, Yogyakarta.
Anonim. 2003. Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan,
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta.
Ligal, S. 2008. Pendekatan Pencegahan dan Penanggulangan Banjir. Jurnal.
Dinamika Teknik Sipil Volume 8, No. 2 Juli 2008.

Anda mungkin juga menyukai