2 Karakteristik Sungai
Karakteristik sungai merupakan karakter dari sungai yang dapat dipengaruhi oleh
volume air (debit air sungai) yang mengalir di sungai, lebar sungai serta kemiringan
(gradient) yang dimiliki oleh sungai tersebut. Sungai memiliki bentuk yang berbeda
beda antara bagian satu dengan lain. Adapun tiga bagian sungai tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Tiga bagian sungai tersebut ialah bagian hulu, tengah,
dan hilir.
2.2.1 Bagian hulu sungai
Bagian hulu sungai merupakan bagian awal dari sebuah sungai. Biasanya
bagian ini terletak di pegunungan atau daerah tertinggi daratan. Bagian hulu sungai
memiliki beberapa karakteristik diantaranya yaitu:
1. Merupakan awal dari aliran sungai (mata air)
2. Arus air deras
Sungai di bagian hulu umumnya terletak di dataran tinggi dan juga medan yang
curam terlebih lagi gravitasi bumi akan terasa lebih cepat bila di daerah tinggi,
sehingga akan mendorong laju air yang mengakibatkan arus air menjadi deras
3. Kondisi dasar sungai berbatu
Kondisi yang berbatu ini disebabkan karena bagian hulu merupakan wilayah
pegunungan, dimana wilayah pegunungan banyak terdapat batuan vulkanik dan
tererosi sehingga terbawa oleh aliran sungai.
4. Sering di temui air terjun
Kondisi ini disebabkan oleh topografi pegunungan yang terdapat zona patahan yang
mengakibatkan aliran sungai terpotong sehingga muncullah air terjun.
5. bagian hulu lembah berbentuk V
Bentuk V ini disebabkan oleh erosi yang sering terjadi akibat arus air yang derass
sehingga aliran ini lah yang menggerus sungai dengan cepat lalu akhirnya lembah
sungai membentuk huruf V.
6. Ciri aliran
Ciri aliran di bagian hulu ialah aliran mengalir di atas batuan induk lalu mengerosi
batuan induk.
7. Aliran sungai cenderung lurus,
Kondisi ini diakibatkan karena mengikuti erosi sungai yang mengarah ke dasar
sungai (vertikal).
8. Tidak pernah terjadi banjir
9. Kecepatan aliran tinggi
10. Kualitas air masih baik.
3. Sedimentasi Gletser
Sedimentasi glasial adalah sedimentasi yang dilakukan oleh es atau gletser.
Sedimentasi ini terjadi karena adanya moraine. Moraine adalah batu kerikil, pasir,
dan materi lainnya yang terbawa oleh es, dan mengendap. Sedimentasi oleh gletser
juga mengelir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Hal ini menyebabkan
pengendapan terjadi di ujung gletser, yang menyebabkan perubahan bentuk gletser
dari V menjadi U. Sedimentasi oleh gletser, termasuk dalam sedimentasi glasial.
sedimentasi glasila adalah sedimentasi yang terjadi di gletser. Terdapat 4 bentuk
sedimentasi yang dilakukan oleh es, yaitu:
a. Oscar yaitu sedimen yang berbentuk punggung sempit dan panjang
b. Kame yaitu sedimen yang berbentuk dataran tinggi.
c. Drumlin yaitu sedimen yang berbentuk bukit kecil
d. Till Plain yaitu sedimen yang berbentuk dataran.
Gambar 2.7 Sedimentasi Gletser
(Sumber : https://ilmugeografi.com/geografi-dasar/sedimentasi)
Adapun jenis sedimentasi berdasarkan lokasi pengendapannya sebagai berikut
1. Sedimentasi teristis, yaitu sedimentasi yang terjadi di darat atau di dataran banjir
2. Sedimen fluvial, yaitu sedimen yang terjadi di dasar sungai dan bisa menyebabkan
terjadinya pendangkalan sungai.
3. Sedimen limnis, yaitu sedimen yang terjadi di rawa-rawa.
4. Sedimen marine, yaitu sedimen yang terjadi di laut.
5. Sedimen lakustris, yaitu sedimen yang terjadi di dasar danau.
Daftar Pustaka
https://geograph88.blogspot.com/2018/03/perbedaan-ciri-sungai-bagian-hulu-dan.html
http://thekingslau.blogspot.com/2017/05/bagian-bagian-sungai.html
https://ilmugeografi.com/geografi-dasar/sedimentasi
1.1 Definisi Banjir
Banjir Menurut Suripin (2003) adalah suatu kondisi di mana tidak
tertampungnya air dalam saluran pembuang (palung sungai) atau terhambatnya
aliran air di dalam saluran pembuang, sehingga meluap menggenangi daerah
(dataran banjir) sekitarnya. Banjir menurut Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah (2003) adalah aliran yang relatif tinggi dan tidak tertampung
lagi oleh alur sungai atau saluran.
Banjir merupakan peristiwa dimana daratan yang biasanya kering
(bukan daerah rawa) menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan
yangtinggi dan kondisi topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung.
Selain itu, terjadinya banjir juga dapat disebabkan oleh limpasan air permukaan
(runoff) yang meluap dan volumenya melebihi kapasitas pengaliran sistem
drainase atau sistem aliran sungai. Terjadinya bencana banjir juga disebabkan
oleh rendahnya kemampuan infiltrasi tanah, sehingga menyebabkan tanah tidak
mampu lagi menyerap air. Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran
curah hujan yang di atas normal, perubahan suhu, tanggul atau bendungan yang
bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal, 2008)
Daftar pustaka
Suripin. 2003. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Andi, Yogyakarta.
Anonim. 2003. Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan,
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta.
Ligal, S. 2008. Pendekatan Pencegahan dan Penanggulangan Banjir. Jurnal.
Dinamika Teknik Sipil Volume 8, No. 2 Juli 2008.