GEOGRAFI PENDUDUK
Dosen pengampu:
Disusun oleh:
Kelas A
KELAS A (GANJIL)
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
1
TIM PENYUSUN
KELOMPOK I
Eka Hariyati, Citra Fitria Sari, Nanda Diki Saputra, Jody Andika Prasetyo
KELOMPOK II
Syafna Syainla, Anisa Arum S, Hilda Nur S, Bangkit Agung P, Usvatun Fajriah
KELOMPOK III
Rara Nova M, Jihan Apriyanti, Eliza Ayuningtyas, Ika Angelita, Alfiah Salsabilla
KELOMPOK IV
KELOMPOK V
KELOMPOK VI
Ardi Prianto, Diah Ayu A, M Satria Akbar, M Ari Prasurya, Ghinaa Alyaa A
KELOMPOK VII
Ilpa Silpia, Indah Sabela H, Tri Winarti, Chantrika Anindhia, Achmad Rizki
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir pembuatan buku
ajar pada Mata Kuliah Geografi Penduduk tepat pada waktunya.
Buku ajar Geografi Penduduk ini merupakan bagian dari tugas akhir pada
Mata Kuliah Geografi Penduduk di Semester IV pada Program Studi Pendidikan
Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial (PIPS), Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Lampung tahun 2022. Adapun buku ajar
ini disusun untuk mengembangkan materi-materi perkuliahan Geografi Penduduk.
Kelas A
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................26
BAB III..................................................................................................................48
BAB IV..................................................................................................................62
BAB V....................................................................................................................74
MOBILITAS PENDUDUK...................................................................................74
BAB VI..................................................................................................................81
BAB VII.................................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................98
4
BAB I
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam dan kehidupan dimuka
bumi serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam kaitannya
dengan aspek ruang dan waktu. Geografi juga merupakan ilmu yang mempelajari
fenomena geosfer yang bersifat fisik dan sosial, disamping itu juga ruang lingkup
geografi sangat luas menunjukkan geografi membutuhkan disiplin ilmu untuk
mengkaji bidang studinya. Bidang atau disiplin ilmu dalam geografi mempelajari
gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan (holistic) yang memiliki
kompleksivitas dan juga selalu berubah. Sedangkan geografi dalam mempelajari
penduduk adalah dalam kaitannya dengan fisik bumi sebagai ruang huninya.
Dalam mempelajari tempat adalah berkaitan dengan manusia sebagai penghuni
tempat bersangkutan. Demikian juga dalam mempelajari lingkungan adalah
berkenaan dengan manusia sebagai bagaian dari lingkungan itu sendiri. Terkait
dengan kedudukan geografi penduduk dalam klasifikasi keilmuan geografi dapat
dilihat dengan menggunakan metode pendekatan topic (topical approach) dan
pendekatan structural (structural approach).
5
2) Geografi penduduk : geografi penduduk meliputi sebaran atau
konsentrasi penduduk, kegiatan atau kesempatan kerja, mobilitas,
kepadatan penduduk, dan diversifikasi mata pencaharian
penduduk, serta persebaran penduduk.
Glenn Trewartha
Menurut pandangan beliau population geography pada dasarnya
adalah sebuah ilmu geografi yang berupaya menghubungkan
physical geography dengan cultural geography. Artinya, geografi
seharusnya berhubungan erat dengan kependudukan di suatu
wilayah. Hal ini terjadi karena manusia tidak hanya tinggal di suatu
tempat, tetapi juga dapat mengubah tempat tersebut. Ini akan
berhubungan erat dengan paham possibilisme dan determinisme
dalam geografi.
John I. Clarke
Menurut John I. Clarke, seorang geografer yang berasal dari
Universitas Durham, geografi kependudukan adalah ilmu geografi
yang menjelaskan persebaran spasial dari distribusi, komposisi,
migrasi dan pertumbuhan penduduk.
Wilbur Zelinsky
6
Zelinsky, seorang dosen dari Pennsylvania State University
menyatakan bahwa geografi kependudukan adalah spatial
configurations of numbers and other attributes, analisis mengenai
areal differences in population, serta termasuk kedalam geographic
study of Areas. Artinya, geografi penduduk adalah ilmu geografi
yang membahas konfigurasi spasial angka-angka dan atribut lain
kependudukan yang ada di suatu ruang. Selain itu, ilmu ini juga
membahas mengenai perbedaan populasi antar wilayah
Garnier
Menurut Garnier, geografi kependudukan adalah suatu ilmu yang
mencoba untuk menerangkan fakta-fakta kependudukan dalam
konteks lingkungan alam. Lingkupnya adalah kondisi saat itu,
sebab fenomena, serta akibat yang mungkin ditimbulkan.
7
Selain itu, dalam geografi penduduk juga dikaji hubungan timbal balik
yang terbentuk antara manusia dengan lingkungan disekitarnya. Disini,
manusia dianggap dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungannya, sesuai dengan prinsip possibilisme. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa demografi lebih berfokus pada aspek internal dari
kependudukan tersebut, sedangkan geografi kependudukan membahas
aspek eksternal dan dampak-dampak keluar dari penduduk.
1. Globalisme
Konsep ini terwujud dari hasil studi tentang bumi sebagai suatu
bentuk “sphaira” atau bola, dan bumi sebagai bagian dari tata-
surya. Bentuk bumi seperti itu (speroid), peredarannya, dan
hubungannya dengan matahari, menghasilkan kejadian-kejadian
penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup yang lain.
Inklinasi sumbu-sumbu dan revolusi bumi mengelilingi matahari
menghasilkan musim dan zona iklim; rotasi bumi menimbulkan
gejala siang-malam, mempengaruhi gerakan air dan udara. Studi
tentang globe sebagai model atau miniatur dari bumi memberikan
dasar pengertian tentang grid-paralel dan juga meridian, yang
selanjutnya memberikan pengertian tentang waktu, letak geografis,
hakikat skala, distorsi peta. Pengetahuan tentang hubungan bumi-
matahari, grid, skala, distorsi peta itu sangat mendasar bagi
geografi.
8
tempat. Ada tiga buah konsep penting yang berkaitan dengan
pengertian diversitas tersebut, yaitu :
9
kawasan (region) ditentukan oleh dasar alasan yang
berbeda-beda, tergantung tujuan penyelidikan. Ada yang
dasarnya kesamaan tunggal, misalnya penduduk; dan ada
yang berdasarkan kesamaan jamak seperti halnya iklim,
vegetasi serta pertanian. Kawasan juga dapat disatukan
berdasarkan intensitas hubungan. Kawasan fungsional
demikian itu, contohnya sebuah pusat perdagangan di
sebuah kota. Batas-batas kawasan merupakan zona yang
relatif sempit (jadi bukan garis), dimana beberapa gejala
atau kombinasi beberapa gejala menandai batas tersebut.
Kedudukan batas-batas kawasan dapat berubah-ubah dari
tempat ke tempat. Regionalisasi merupakan alat untuk
dapat melakukan deskripsi dan memiliki pengertian tentang
aneka-ragam kawasan dalam kurun waktu tertentu. Adapun
geografi yang mempelajari kawasan atau region tersebut
diberi nama Geografi Wilayah atau Geografi Regional.
Ruang bumi
Aristoteles percaya bahwa ruang merupakan kondisi logis
bagi tercapainya gejala-gejala. Newton menganggap ruang
sebagai “wadah” dari obyek. Berkley melihat ruang sebagai
konsep mental berdasarkan koordinasi penglihatan dan
pendengaran kita. Leibniz mengartikan nilai sebagai suatu
gagasan yang kita ciptakan agar dapat menstruktur
hubungan di antara obyek-obyek yang kita pelajari. Bila
obyek ditiadakan, maka ruang akan lenyap. Jadi menurut
Leibniz, ruang bersifat subyektif dan relatif. Pernyataan
10
kita tentang ruang sangat berbeda-beda berdasarkan latar-
belakang ilmu pengetahuan yang kita miliki. Bagi geografi,
yang dimaksud dengan ruang ialah ruang bumi, sedangkan
yang diartikan sebagai “wadah” dari gejala-gejala maupun
sebagai ciri dari obyek atau gejala-gejala yang secara
subyektif kita ciptakan. Ruang bumi diisi oleh segala
macam benda, obyek, atau gejala material dan nonmaterial
yang terwujud pada permukaan bumi. Asosiasi yang
kompleks dari perwujudan berbagai gejala material dan
nonmaterial itu merupakan hasil dari proses perubahan
yang kontinyu (berkelanjutan) merupakan hasil proses dari
urutan-urutan kejadian. Ada proses fisik, proses biotik, dan
juga proses budaya. Proses-proses tersebut saling
berinteraksi membentuk aneka ragam paduan (konfigurasi)
gejala pada permukaan bumi, merupakan sistem manusia-
lingkungan (men-environment system) yang disebut juga
sebagai sistem keruangan (spatial system).
Situs
Situs (site) erat hubungannya dengan suatu gejala pada
suatu letak fisis (physical setting) pada areal yang
ditempatinya. Karena itu untuk mengerti tentang situs perlu
pula mengerti tentang gejala-gejala fisis yang terdapat pada
setiap kawasan atau region. Gejala-gejala yang biasanya
diselidiki oleh geografer dalam menguraikan dan menilai
suatu situs ialah:
Bentuk-bentyuk permukaan (dataran rendah,
pebukitan, pegunungan, lembah, plato, pulau,
semenanjung, dsb).
Perairan (perairan air sungai dan air laut, drainage,
sungai, danau, rawa, lautan, dsb.).
Iklim (suhu, kelembaban, angin, curah hujan).
11
Tanah dan materi tanah.
Vegetasi (hutan, padang rumput, sabana, mangrove,
dsb)
Mineral (minyak bumi, batubara, emas, dsb.).
Situasi (situation), menjelaskan gejala dalam
hubungannya dengan gejala lain. Misalnya
hubungan tempat dengan tempat.
Dalam hal ini diperlukan konsep jarak dan arah, juga
hubungan fungsional antar tempat atau wilayah. Isi lokasi
bukanlah sekedar posisi atau kondisi atau situasi arah dan
jarak yang menyangkut tempat atau wilayah, tetapi juga
menyangkut persebaran dari gejala-gejala pada permukaan
bumi
Ketersangkutpautan (interelatedness)
Para ahli studi geografi percaya akan adanya kebersangkut-
pautan di antara tempat-tempat pada permukaan bumi dan
gejala-gejala pada suatu area. Istilah-istilah seperti
interdependensi, interkoneksi, interaksi keruangan, dan
assosiasi areal menguraikan dan menjelaskan saling
hubungan antar tempat dan antar gejala pada permukaan
bumi.
Assosiasi areal
Assosiasi areal menyatakan identifikasi kepada
hubungan sebab akibat (kausalitas) antara gejala
manusia dengan lingkungan fisiknya, yang
menimbulkan ciri-ciri yang berbeda-beda pada
berbagai tempat dan wilayah. Preston James
menganggap konsep ini sebagai inti dari mana teori-
teori geografi terbentuk. Penekanan dari konsep
assosiasi ialah menunjuk kepada adanya kombinasi
atau paduan (konfigurasi) dari gejala-gejala yang
12
dapat menimbulkan kebedaan dari tempat ke
tempat. Contoh sederhana dari peristiwa ini ialah
hubungan antara persebaran penduduk dengan
faktor kelembaban lingkungan.
Interaksi keruangan
Merupakan hal yang saling hubungan antara gejala-
gejala pada tempat-tempat dan area-area yang
berbeda-beda di dunia. Semua tempat pada
permukaaan bumi itu diikat oleh kekuatan alam dan
juga manusia (sumberdaya alam dan sumberdaya
manusia). Terjadi gerak dari gejala-gejala tersebut
dari tempat ke tempat; udara, air laut, tumbuhan dan
hewan, serta manusia. Setiap kejadian berkenaan
dengan hal itu akan mencerminkan adanya interaksi
antar tempat. Manusia sebagai “pencipta” ilmu dan
teknologi mampu berinteraksi dan bergerak dalam
ruang secara leluasa melalui komunikasi dan
transportasi. Migrasi dan bentuk-bentuknya
misalnya terjadi di mana-mana dan menimbulkan
dampak baik positif maupun negatif terhadap
kehidupan sosio-budaya manusia.
Semua itu menimbulkan peredaran/sirkulasi gejala -
gejala secara intensif di seluruh ruang di dunia
seperti :
Peredaran atau sirkulasi
Peredaran menyangkut gerak dari gejala fisik,
manusia, barang, dan gagasan (ide) ke seluruh
penjuru dunia. Meliputi antara lain difusi
kebudayaan, distribusi, perdagangan, migrasi,
komunikasi dan lain sebagainya.
13
Interdependensi
Interdependensi merupakan bentuk saling-hubungan
karena peredaran gejala-gejala. Dalam
interdependensi, kadar ikatannya lebih kuat dan
lebih nyata daripada peristiwa interrelasi. Dunia
sekarang sebenarnya merupakan masyarakat-
masyarakat dunia dengan saling ketergantungan
yang kuat di antara negara-negara (Asean, MEE,
PBB).
Perubahan
Perubahan merupakan salah satu aspek paling
penting di dalam geografi dunia ialah ciri dinamika
dari gejala-gejala. “Panta Rhei” kata Heraklites,
yang artinya “semua mengalir”. Memang di dunia
ini tidak ada yang diam mutlak; apakah itu gejala
alami maupun gejala buatan manusia. Manusia
bersama alam mengubah ciri-ciri dari bumi.
Geografi merupakan studi tentang masa kini. Tetapi
untuk mengetahui masa sekarang, perlu mengetahui
pula masa lalu (ilmu sejarah). Dalam hal ini
geografi melakukan rekonstruksi kejadian kejadian.
Perubahan yang tercantum pada peta menunjuk
kepada perubahan tempat dan wilayah pada
permukaan bumi. Erat hubungannya dengan konsep
perubahan, ialah konsep proses. Proses ialah
kejadian yang berurutan yang menimbulkan
perubahan, dalam batas waktu tertentu. Permukaan
bumi ini menjadi begitu kompleks karena adanya
proses-proses dalam berbagai tingkat dan tempo
(Preston James). Ada tiga macam proses, yaitu
proses fisik, proses biotik, dan proses sosial. Di
14
dalam geografi ketiga macam proses tersebut dalam
kenyataannya adalah satu proses utuh;
penggolongan tersebut (analisis kategori) hanya
berlaku dalam penyelidikan dan kajian saja.
Wilayah Kebudayaan
Salah satu konsep dari Geografi modern ialah menyangkut
penyesuaian dan juga pengawasan manusia (kontrol)
terhadap lingkungan fisiknya. Keputusan yang diambil
manusia tentang penyesuaian dan pengawasan terhadap
lingkungan fisis tersebut sangat ditentukan oleh pola
kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat.
Kebudayaan dapat diartikan secara sempit dan secara luas.
Secara sempit sebagai aspek yang menarik seperti kesenian,
tata-krama, ilmu dan teknologi. Secara luas kebudayaan
diartikan sebagai hasil dari daya akal atau daya budi
manusia yang merupakan keseluruhan yang kompleks
menyangkut pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat,
hukum dan lain-lain. Kemampuan atau kebiasaan yang
dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat
(E.B.Taylor).
Di dalam Geografi, kebudayaan dapat diartikan secara luas.
Herskovits mengartikannya sebagai “man-made part of the
environment”, sedang C. Kluckhohn sebagai “way of live”.
P.V. de la Blache menyebutnya sebagai “genre de vie”,
yaitu tipe-tipe proses produksi yang dipilih manusia dari
kemungkinan-kemungkinan yang diberikan oleh tanah,
iklim, dan ruang yang terdapat pada suatu wilayah atau
kawasan, serta tingkat kebudayaan (dalam arti sempit) di
wilayah tersebut.
15
Geografi tetap konsisten dengan obyek studinya yaitu melihat satu
kesatuan komponen alamiah dengan komponen insaniah pada ruang
tertentu di permukaan bumi, mengkaji faktor alam dan faktor manusia
yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan.
Geografi pun mengajarkan kearifan teknologi dalam mengelola alam
lingkungan hidupnya manusia. Selain ke-3 konsep utama tersebut,
geografi juga masih memiliki 10 konsep lain yang disebut sebagai konsep
essensial geografi, ke-10 konsep essensial geografi tersebut yaitu sebagai
berikut :
1) Konsep Lokasi
Konsep Lokasi dalam geografi, menganalisis aspek positif dan
aspek negatif suatu tempat yang ada di permukaan bumi. Konsep
lokasi biasanya digunakan untuk menjawab pertanyaan “Where”
(dimana) lokasi suatu tempat. Konsep lokasi dalam geografi dapat
dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
Lokasi Absolut, yaitu lokasi suatu wilayah yang didasarkan
pada garis lintang dan garis bujur. Contoh : Secara
Astronomis lokasi negara Indonesia terletak antara 60 LU –
110 LS dan 950 BT – 1410 BT. 2)
Lokasi Relatif, yaitu suatu lokasi wilayah di permukaan
bumi yang sifatnya dapat berubah-ubah, karena dipengaruhi
oleh daerah-daerah yang ada di sekitarnya. Contoh : Tanah
yang ada di lokasi daerah perkotaan biasanya mempunyai
harga lebih mahal, daripada di desa, contoh lain dari konsep
lokasi ini yaitu hubungan kausalitas antara keadaan sosial
ekonomi masyarakat yang hidup di wilayah atau daerah
yang relatif belum terjamah oleh khalayak ramai, seperti
halnya wilayah pesisir pedalaman.
2) Konsep Jarak
16
Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah Jarak
mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan
kebutuhan pokok kehidupan manusia. Contoh dari konsep jarak
yaitu:
Tanah yang jaraknya jauh dari jalan raya, harganya lebih
murah.
Jarak tempuh untuk menyangkut bahan baku ke pabrik,
mempengaruhi besar biaya angkut.
Rumah yang jaraknya dekat dengan pusat kota, harganya
lebih mahal, dan seterusnya.
3) Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan mempunyai kaitaan dengan kondisi yang ada di
permukaan bumi ini. Misalnya, suatu daerah tradisonal karena
kondisi permukaan buminya menyebabkan suatu daerah tersebut
sulit untuk dijangkau. Keterjangkauan pada umumnya, tergantung
pada kondisi permukaan buminya suatu daerah tersebut. Dan pada
umumnya pula, keterjangkauan tersebut akan berubah perlahan
sejalan dengan berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu, seperti
Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan
Transportasi. Contoh dari konsep keterjangkauan ini yaitu sebagai
berikut:
Desa yang dikelilingi rawa-rawa dan hutan-hutan, biasanya
sulit untuk dijangkau daripada desa yang terletak di tepian
pantai-pantai.
Suatu penduduk yang tinggal hidup di dalam hutan-hutan
belantara yang besar, akan sulit untuk dijangkau.
Kota-kota yang berada pada dataran tanah (bumi) yang
strategis akan mudah sekali untuk dijangkau.
4) Konsep Pola
17
Pola mempunyai kaitan dengan ketergantungan pada bentuk-
bentuk fenomena geografi yang telah ada di bumi (permukaan
bumi). Di dalam mempelajari ilmu Geografi, terdapat mempelejari
pola-pola bentuk dan pola-pola persebaran fenomena geografi.
Contohnya :
Pola persebaran pemukiman di daerah pegunungan telah
didominasi oleh pola yang menyebar (memencar).
Pola sungai-sungai yang ada pada daerah lipatan-lipatan
pada umumnya berpola trellis.
Pola persebaran penduduk di daerah perkotaan di dominasi
oleh pola mengumpul (menyatu).
5) Konsep Morfologi
Konsep morfologi mempunyai kaitan dengan bantuk muka
(permukaan) bumi, sebagai hasil dari adanya tenaga-tenaga
endogen dan eksogen. Contohnya dari konsep morfologi yaitu
sebagai berikut:
Dataran rendah sepanjang pantai utara Jawa telah
didominasi oleh perkebunan-perkebunan tebu.
Dataran tinggi di daerah puncak Bogor, lahannya banyak
telah dimanfaatkan untuk perkebunan teh.
Dataran sedang di provinsi-provinsi Jawa, banyak
digunakan sebagai kota-kota besar.
6) Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang
mempunyai sifat mengelompok pada suatu wilayah tertentu, yang
relatif sempit, tetapi juga yang paling menguntungkan. Contoh dari
konsep aglomerasi yaitu sebagai berikut :
Di pulau Kalimantan, penduduknya umumnya
mengelompok-ngelompok sepanjang aliran sungai.
18
Di pulau Irian Jaya, penduduknya umumnya
mengelompok-ngelompok di daerah perhutanan.
Di pulau Jawa, penduduknya umumnya mengelompok-
ngelompok di daerah pusat-pusat kota (perkotaan).
8) Konsep Interaksi
Interaksi merupakan hubungan timbal balik antara dua wilayah
atau lebih yang dapat menimbulkan gejala-gejala, kenapakan, dan
permasalahan baru. Dalam Konsep Interaksi ini, gejala-gejala yang
satu dengan gejala-gejala yang lainnya, saling tergantung satu sama
lain. Contoh dari konsep interaksi yaitu sebagai berikut:
Interaksi kota-desa terjadi, karena adanya perbedaan
potensi alam. Misalnya, desa menghasilkan bahan baku,
sedangkan kota menghasilkan barang industri. Karena
kedua wilayah saling membutuhkan, maka terjadilah
interaksi.
19
dengan yang lain di permukaan bumi. Contoh dari konsep
differensiasi area yaitu sebagai berikut:
Jenis tanaman yang di budidayakan, antara dataran tinggi akan
berbeda dengan jenis tanaman di dataran rendah. Contoh yang
rinci, terdapat pada klasifikasi iklim Junghuhn, yaitu :
Zona dengan ketinggian 0 – 700 m, jenis tanaman yang
dibudidayakan yaitu tebu, kelapa, jagung, dan padi.
Zona ketinggian 700 –1.500 m, jenis tanaman yang
dibudidayakan yaitu, teh, kopi, ckolat, tembakau, dan kina.
Zona dengan ketinggian 1.500 – 2.500 m, jenis tanaman
yang dibudidayakan, yaitu pinus, dan cemara.
Zona dengan ketinggian lebih dari 2.500 m, jenis tanaman
didominasi oleh lumut.
Selain itu, Konsep Diferensiasi Area dapat juga digunakan untuk
melihat jenis mata pencaharian penduduk, misalnya penduduk
yang tinggal di daerah pantai dominan bermata pencaharian
nelayan, berbeda dengan penduduk yang tinggal di dataran rendah
cenderang bermata pencaharian sebagai petani.
20
Pendekatan Geografi Surastopo Hadisumarno (1979: 12-24), ada tiga
pendekatan dalam geografi yaitu :
1. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)
Pendekatan keruangan (spatial approach) merupakan suatu metode
analisis untuk mempelajari eksistensi ruang (space) sebagai wadah
mengakomodasi kegiatan manusia dalam menjelaskan fenomena
geosfer. Pendekatan Keruangan mendasarkan sudut pandangnya
pada persamaan dan perbedaan struktur, pola, dan proses dalam
suatu ruang. Berkaitan dengan unsur pembentuk ruang yaitu
kenampakan titik, garis, dan area. Contoh yang berkaitan dengan
pendekatan keruangan (spatial approach) yaitu terbentuknya
gunung api karena aktivitas vulkanisme.
21
D. Ruang Lingkup Geografi Penduduk
Ilmu geografi penduduk memiliki batasan dalam mengkaji, menganalisis,
dan mengidentifikasi perbedaan serta persamaan suatu persoalan aktivitas
manusia dalam pada suatu ruang/wilayah. Seperti halnya cabang ilmu
geografi yang lain, geografi penduduk pendekatan kelingkungan dan
kompleks wilayah dalam konteks keruangan. Teknik mengkaji,
menganalisis, dan mengidentifikasi pada ilmu geografi penduduk
menggunakan ketiga pendekatan geografi tersebut sekaligus menjadi
alasan pembeda antara ilmu geografi penduduk dengan ilmu
kependudukan yang lain seperti: demografi, antropologi sosial, geografi
sosial. Hasil dari pengkajian tentang persoalan atau problematika aktivitas
manusia menggunakan sudut pandang geografi penduduk dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan utama dalam rencana pembangunan. Secara
umum, terdapat beberapa cabang keilmuan yang dikaji dan dipelajari oleh
ilmu geografi penduduk. Cabang-cabang ilmu dan topik bahasan tersebut
antara lain adalah
Fenomena demografis seperti natalitas, mortalitas, pertumbuhan
penduduk, serta transisi demografis
Peningkatan dan penurunan jumlah penduduk
Pergerakan populasi, baik secara horizontal dalam bentuk migrasi
ataupun secara vertikal
Struktur ketenagakerjaan yang ada di suatu lokasi
Hubungan timbal balik yang terbentuk antara penduduk dan
lingkungan disekitarnya
Secara umum, dapat kita simpulkan bahwa ruang lingkup dari geografi
penduduk adalah cabang ilmu demografi yang dikaitkan dengan ilmu
keruangan yaitu geografi.
1. Fenomena-Fenomena Demografis
Fenomena-fenomena demografis yang dibahas dalam studi
geografi kependudukan semuanya berhubungan dengan penduduk
22
pada konteks spasial. Contoh yang paling sering digunakan adalah
persebaran penduduk di suatu wilayah yang berbeda-beda.
Selain itupula, fenomena-fenomena demografis ini juga mencakup
struktur kependudukan di suatu wilayah. Contohnya adalah
penerapan analisis piramida penduduk dan analisis struktur
penduduk lainnya di suatu wilayah. Ada pula fenomena yang
dikenal sebagai transisi demografis suatu wilayah. Fenomena ini
berkaitan erat dengan piramida penduduk dimana suatu negara
bertransisi dari negara yang memiliki angka kelahiran tinggi
menjadi negara yang memiliki angka kelahiran rendah. Transisi ini
juga umumnya berkaitan dengan kualitas hidup pada wilayah
tersebut yang dihitung dengan indeks pembangunan manusia.
Seiring semakin majunya suatu negara, maka akan semakin tinggi
pula kualitas hidupnya.
3. Pergerakan Populasi
23
Pergerakan penduduk dari suatu lokasi ke lokasi lainnya juga
merupakan salah satu kajian dasar dari geografi kependudukan.
Namun, pergerakan ini tidak hanya pergerakan spasial, tetapi
meliputi pergerakan sosial pula.
Pergerakan spasial kerap kita kenal dengan istilah migrasi atau
perpindahan penduduk. Disini, seseorang pindah ke lokasi lain
karena faktor-faktor tertentu. Ada yang pindah secara permanen
ada pula yang pindah sementara, hanya untuk berkerja atau
berkelana. Selain itu, ada pula pergerakan vertikal atau pergerakan
sosial suatu penduduk dari status sosial rendah ke yang lebih
tinggi, atau sebaliknya. Disini, pergerakan tidak bisa dilihat secara
kasat mata tetapi dapat dilihat dari perilaku dan tampilan orang
tersebut yang mungkin akan berubah.
4. Struktur Ketenagakerjaan
Struktur ketenagakerjaan yang meliputi siapa yang termasuk
tenaga kerja, angkatan kerja, dan bagaimana kondisi
penganggurannya merupakan aspek kajian penting dalam studi
ilmu geografi penduduk. Struktur kependudukan ini berpengaruh
besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dan angka
produk domestik bruto yang dapat dihasilkan oleh wilayah
tersebut.
Seiring dengan semakin banyaknya orang yang produktif, maka
semakin tinggi pula potensi pertumbuhan ekonominya. Sedangkan,
semakin rendah jumlah penduduknya yang produktif, maka juga
semakin rendah pula potensi pertumbuhannya. Rasio antara
masyarakat usia produktif dan non-produktif ini dikenal sebagai
rasio ketergantungan atau juga dikenal sebagai dependency ratio.
24
dibahas apakah terdapat hubungan antara manusia yang tinggal di
suatu lokasi dan lokasi tersebut.
Hubungan tersebut dapat berupa manusia yang mempengaruhi
alam disekitarnya, ataupun alam yang mempengaruhi manusia.
Contoh manusia dapat mempengaruhi alam adalah ketika manusia
membangun irigasi dan bendungan agar dapat bercocok tanam di
suatu wilayah yang relatif tandus. Intervensi manusia ini bisa jadi
mengubah persebaran flora yang ada di wilayah tersebut sehingga
menjadikan daerah tersebut subur untuk pertanian. Sedangkan,
contoh manusia dipengaruhi oleh alam disekitarnya adalah pusat-
pusat penduduk dan kota yang dibangun dekat dengan tambang
sumber daya alam tidak terbarukan seperti batu bara atau emas.
SOAL LATIHAN
25
BAB II
A. Unsur-Unsur Geografi
A. Letak geografis
Letak geografis adalah letak suatu tempat dilihat dari kenyataannya di
muka bumi atau letak suatu tempat dalam kaitannya dengan daerah lain di
sekitarnya. Letak geografis juga disebut letak relatif, disebut relatif sebab
posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang
membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua dan samudera.
B. Relief
Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain,
meliputi planet, satelit alami (bulan dan sejenisnya), serta asteroid.
Pengertian ilmiah lebih luas juga memasukkan vegetasi dan pengaruh
manusia terhadap lingkungan, serta kebudayaan lokal ke dalam ruang
lingkup topografi. Namun umumnya topografi mempelajari relief
permukaan, model 3 dimensi dan identifikasi jenis lahan.
26
Menurut Suparno dan Endy (2005), keadaan topografi adalah keadaan
yang menggambarkan kemiringan lahan atau kontur lahan, semakin besar
kontur lahan berarti lahan tersebut memiliki kemiringan lereng yang
semakin besar. Jadi, Relief atau topografi adalah keadaan tinggi-rendahnya
bentuk permukaan bumi. Penampakan geografis alam yang berhubungan
dengan relief wilayah daratan terdiri dari pegunungan, gunung, dataran
tinggi, dataran rendah, lembah, dan dataran pantai. Sedangkan relief
wilayah perairan daratan berupa danau, sungai, rawa, teluk, selat, dan
terusan. Penampakan alam relief wilayah perairan laut atau relief dasar
laut, terdiri dari bentuk paparan benua, lereng benua, lubuk laut, palung
laut, punggung laut, ambang laut, dan gunung laut.
27
Jawa Tengah, dataran tinggi Batu di Malang Jawa Timur, dan lain
sebagainya.
Sinar matahari
Suhu udara
Kelembaban udara
Awan
Curah hujan
Angin
28
perubahan arah angin muson ini berakibat kondisi iklim di Indonesia
terbagi menjadi 2 musim setiap tahunnya, yaitu musim kemarau dan
musim penghujan. Indonesia dilalui garis khatulistiwa, maka wilayahnya
mendapat pemanasan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun.
Akibatnya tingkat penguapan tinggi, udara cukup banyak mengandung uap
air, dan hujan sering turun. Walaupun musim kemarau, tetapi dengan
kondisi tingkat penguapan yang cukup tinggi, maka di beberapa tempat
wilayah Indonesia sering terjadi hujan.
29
Paleartik, Zona Ethiopian. Jenis flora di dunia : hutan hujan tropis, hutan
gugur, Sabana, stepa/Padang rumput,gurun, Taiga,tundra.
Contoh nya :
Menurut kondisi bentuk geografis wilayahnya, jenis tanaman dan fauna di
Indonesia terbagi menjadi 3 macam tipe, yaitu:
Tipe Asiatis
Tipe Australis
Tipe peralihan
E. Tanah
Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan
mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan
daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua
berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari
bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan,
pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau berkemampuan
mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alami.
Tanah memiliki nilai yang amat penting untuk kehidupan semua makhluk
hidup di muka bumi. Tanah adalah bagian lapisan pembentuk kulit bumi
paling atas dan sangat tipis yang terbentuk dari bermacam-macam
campuran batuan induk yang sudah lapuk, air, udara, jasad tanaman dan
satwa yang sudah mati.
30
Liat,Tanah Podzolik, Tanah Podsol, Tanah Pasir,Tanah Padas,
Oksisol,Organosol atau gambut,Tanah Mergel, Tanah Latosol, Tanah
Litosol
F. SDA
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Yang
tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan,
tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti
minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.
a. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui atau tidak dapat
pulih.
b. Sumber daya alam yang dapat diperbarui atau dapat pulih.
31
c. Sumber daya alam yang memiliki sifat gabungan antara yang
dapat diperbarui dan yang tidak dapat diperbarui.
a. Sumber daya alam biotik adalah sumber daya alam yang dapat
tumbuh dan berkembang biak seperti dalam wujud pertanian dan
peternakan, yaitu tumbuhan dan hewan.
b. Sumber daya fisik abiotik adalah sumber daya alam yang
terbentuk secara alamiah membutuhkan waktu yang cukup lama
seperti perwujudannya dalam bentuk barang tambang dan sumber
mineral.
c. Sumber daya lingkungan yang merupakan perpaduan antara
sumber daya alam biotik dan abiotik yang meliputi keindahan
panorama alam, panorama laut, keindahan pegunungan dan
lembah.
a. Sumber daya alam biotik adalah sumber daya alam yang dapat
tumbuh dan berkembang biak seperti dalam wujud pertanian dan
peternakan, yaitu: tumbuhan dan hewan.
b. Sumber daya fisik abiotik adalah sumber daya alam yang
terbentuk secara alamiah membutuhkan waktu yang cukup lama
seperti perwujudannya dalam bentuk barang tambang dan sumber
mineral.
32
c. Sumber daya lingkungan yang merupakan perpaduan antara
sumber daya alam biotik dan abiotik yang meliputi: keindahan
panorama alam, panorama laut, keindahan pegunungan dan
lembah.
B. Distribusi Keruangan
1) Distribusi Penduduk
33
2) Pola Permukiman
Permukiman merupakan tempat bagi penduduk untuk tinggal dan
melakukan aktivitas sehari-hari. Sumber lain menyebutkan bahwa
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan
lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang
berfungsi sebagagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Kondisi alam dan aktivitas penduduk mempengaruhi bentuk penyebaran
penduduk yang dapat dilihat dari bentuk pola permukiman. Pengertian
penduduk sendiri adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah
yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu
sama lain secara terus menerus/kontinu.
Keadaan tanah
Keadaan tanah meliputi kondisi tanah, apakah subur atau tandus.
Lahan yang subur dapat menjadi sumber penghidupan penduduk
dengan dijadikan lahan pertanian atau semacamnya. Penduduk
34
biasanya akan hidup mengelompok di dekat sumber penghidupan
tersebut, dalam hal ini tanah yang subur.
Iklim
Iklim meliputi curah hujan, intensitas cahaya matahari, suhu udara,
dan sebagainya. Setiap daerah memiliki iklim yang berbeda, misalnya
iklim daerah khatulistiwa berbeda dengan iklim di daerah kutub.
Perbedaan iklim akan membuat kesuburan tanah dan keadaan alam di
setiap daerah menjadi berbeda-beda yang akan membuat pola
permukiman penduduk juga berbeda.
Keadaan ekonomi
Kegiatan ekonomi berhubungan dengan aktivitas penduduk yang
menghasilkan uang. Aktivitas tersebut biasanya dapat diperoleh di
kawasan penting seperti pusat perkantoran, pasar, atau sekolah.
Seseorang cenderung akan menempati permukiman yang dekat
dengan aktivitas-aktivitas di tempat tersebut dan membentuk suatu
pola permukiman.
Kultur penduduk
Kultur penduduk di Indonesia berhubungan dengan keberadaan suku-
suku. Penduduk yang masih tradisional biasanya memiliki bentuk
pola permukiman yang cenderung terisolir dari permukiman lain,
misalnya suku Badui. Permukiman di daerah tersebut umumnya
hanya diperuntukkan bagi mereka yang masih anggota suku atau
yang masih berhubungan darah.
35
Ada tiga bentuk pola permukiman penduduk yaitu tersebar/terpencar,
terpusat, dan lurus/linear. Bentuk dari ketiga pola permukiman tersebut
sesuai dengan namanya. Terbentuknya pola-pola tersebut dapat
dikarenakan karakteristik penduduk, kondisi lingkungan, atau dapat juga
karena faktor lainnya.
36
pekerjaan. Bentuk pola permukiman terpusat memungkinkan dan
sangat membantu penduduknya untuk saling berkomunikasi dengan
mudah.
C. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk persatuan luas.
Kegunaannya adalah sebagai dasar kebijakan pemerataan penduduk dalam
program transmigrasi. Kepadatan penduduk kasar atau crude population
density (CPD) menunjukkan jumlah penduduk untuk setiap kilometer persegi
luas wilayah. Dari pengertian tersebut dapat kita rinci sebagai berikut:
Kepadatan penduduk menjelaskan mengenai berapa jumlah manusia yang
tinggal dalam wilayah dengan ukuran tertentu, biasanya 1 kilometer persegi.
Semakin banyak manusia yang tinggal di suatu tempat, maka kepadatan
penduduk di wilayah tersebut pun semakin tinggi, atau kerap disebut semakin
padat. Kepadatan penduduk didapatkan dengan membagi jumlah populasi
total dari suatu daerah dengan luas daerah tersebut. Oleh karena itu, notasi
umum dari kepadatan penduduk adalah berapa orang per kilometer persegi.
Sama seperti persebaran penduduk, kepadatan penduduk juga tidak merata.
Ada daerah yang memiliki kepadatan sangat tinggi, ada pula yang memiliki
kepadatan rendah.
37
Kepadatan penduduk agraris adalah kepadatan penduduk yang
dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah penduduk yang
bekerja di sektor pertanian dengan luas total lahan pertanian di
suatu wilayah. Kepadatan penduduk agraris dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
jumlah penduduk pertanian
Kepadatan penduduk agraris =
luaslahan pertanian
jumlah penduduk
Kepadatan penduduk fisiologis =
luaslahan pertanian
jumlah penduduk
Kepadatan penduduk aritmatika =
luas wilayah
38
Contohnya adalah kawasan terluar Indonesia yang sektor
ekonominya hanya perikanan dan pertanian subsisten. Tentu saja
daerah tersebut akan memiliki kapasitas ekonomi yang jauh lebih
rendah dibandingkan kota-kota terbesar Indonesia seperti Jakarta
dan Bandung.
39
Munculnya kawasan-kawasan kumuh (slum) dengan tempat
tinggal informal serta lingkungan hidup yang tidak layak
huni
Tidak cukupnya lapangan pekerjaan sehingga muncul
sektor-sektor informal seperti PKL dan buruh illegal yang
tidak terdokumentasikan dengan baik
Turunnya kualitas lingkungan dan kualitas hidup masyarakat
Turunnya image estetik dari sebuah perkotaan jika ada
permukiman kumuh
Terganggunya keamanan dan kenyamanan hidup masyarakat
di wilayah tersebut
Risiko munculnya penyakit dari lingkungan hidup kawasan
kumuh yang tidak bersih
Munculnya kesenjangan sosial yang tinggi antara orang-
orang yang sukses dan orang-orang yang tidak mampu
mengakses sarana dan prasarana dasar
Kurangnya sanrana dan prasarana dasar untuk menunjang
orang-orang yang sangat banyak (kurang lebarnya jalan,
kurang banyaknya kereta, kurang baiknya jaringan fiber
optik internet, dsb)
Secara umum, kita dapat menyimpulkan bahwa dampak dari suatu
daerah yang penduduknya terlalu padat cenderung negatif.
40
orang untuk mengisi lapangan pekerjaan yang tersedia. Selain itu,
jika penduduk di suatu wilayah terlalu sedikit, maka ada potensi
pertumbuhan wilayahnya menjadi terhambat dan terbatas. Hal ini
terjadi karena tidak cukup orang untuk mengisi lapangan
pekerjaan yang tersedia.
Berikut ini adalah beberapa dampak dari kepadatan penduduk
yang terlalu sedikit:
Sumber daya alam tidak dimanfaatkan dengan baik karena
kekurangan tenaga kerja
Tidak cukup pekerja untuk mengisi lapangan pekerjaan,
sehingga pertumbuhan ekonomi terhambat
Kurang ekonomisnya membangun infrastruktur mahal
seperti jalur kereta cepat, kawasan Transit Oriented
Development, atau mall
Terbatasnya pelayanan publik dan pelayanan dasar, karena
pemerintah sulit mendanai
41
D. Pola Komposisi Penduduk
Pola komposisi penduduk merupakan pengelompokkan penduduk berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu. Pola ini dilihat dari komposisi penduduk itu sendiri.
Dari komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat
berdasarkan pengelompokkan penduudk menurut karakteristik-karakteristik
yang sama (Said Rili, 1983; Mantra, 2000). Pengelompokkan penduduk atau
komposisi penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam pengambilan
kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di
bidang kependudukan. Contohnya seperti pola komposisi penduduk
berdasarkan usia, mata pencaharian, jenis kelamin, agama, pendidikan,
Bahasa, tepat tinggal, jenis pekerjaan, dan lainnya.
42
penduduk adalah penggambaran jumlah komposisi berdasarkan
jenjang usia dan jenis kelamn berdasarkan data, sehingga
pembuatannya dilakukan melalu langkah menyusun sua gari yang
saling tegak lurus. Fungsi dari piramida penduduk bukan hanya untuk
menyajikan data penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usianya
saja. Piramida penduduk juga berfungsi untuk mempelajari masa
depan dari suatu wilayah dan memeriksa tren populasi historis yang
terjadi saat ini.
43
Piramida Stasioner
Piramida penduduk yang diberi nama piramida stasioner memiliki
bentuk yang cukup berbeda dengan piramida ekspansif. Bentuk
dari piramida stasioner mirip seperti sarang tawon. Bentuk
piramida stasioner yang menyerupai sarang tawon dan tidak
semakin mengerucut ke bagian atas ini menunjukkan adanya
perbedaan karakteristik dengan piramida ekspansif. Bentuk
piramida stasioner yang bentuknya tidak semakin mengerucut ke
atas ini menunjukkan adanya pertumbuhan penduduk yang stabil
atau tetap pada suatu wilayah tersebut. Selain itu, piramida
stasioner juga digunakan untuk menunjukkan tingkat kematian dan
kelahiran yang cenderung seimbang. Penggunaan piramida
stasioner ini biasanya digunakan oleh negara-negara maju, seperti
Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat.
44
usia dewasa di negara tersebut memiliki tingkat Kesehatan dan
kesejahteraan yang tinggi, sehingga angka harapan hidupnya juga
tinggi.
45
antara lain Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, POLRI, buruh,
pedagang, petani, Pengusaha, nelayan, sopir, dan lainnya.
Komposisi penduduk social berdasarkan status perkawinan,
biasanya diliat dari apakah sudah menikah atau belum suatu
penduduk. Status perkawinan meliputi belum menikah,
menikah, cerai dan janda atau duda.
Komposisi penduduk social berdasarkan agama yang dianut,
pengelompokkan ini berdasarkan kepada agama yang dianut
penduduk yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan
Konghucu.
46
menyangkut keadaan pada saat perencanaan disusun, tetapi juga
informasi masa lalu dan masa kini sudah tersedia dari hasil sensus
dan survei – survey. Sedangkan untuk masa yang akan datang,
informasi tersebut perlu dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah
penduduk dan komposisinya di masa mendatang.
SOAL LATIHAN
47
3. Mengapa suplai air menjadi faktor penting yang menentukan distribusi
penduduk?
4. Diketahui sebuah daerah terletak di lembah antara dua pegunungan, memiliki
aksebilitas yang mudah dijangkau, memiliki panorama alam yang indah dan
sumber daya alam yang masih terjaga dan lestari. Menurut pendapatmu,
daerah tersebut memiliki pola permukiman seperti apa dan bagaimana
distribusi penduduk di wilayah tersebut?
5. Diketahui jumlah penduduk di kota X adalah 15 ribu jiwa, sedangkan luas
kota X adalah 1.500 km2. Hitunglah kepadatan penduduk kota X!
48
BAB III
Unsur Alam
Letak Geografis
Letak geografis adalah letak suatu tempat dilihat dari
kenyataannya di muka bumi atau letak suatu tempat dalam
kaitannya dengan daerah lain di sekitarnya. Letak geografis juga
disebut letak relatif, disebut relatif sebab posisinya ditentukan oleh
fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya
gunung, sungai, lautan, benua dan samudera. Dengan letak
geografis dan astronomi ini, Indonesia dijuluki sebagai negara
maritim. Indonesia memiliki banyak laut, pesisir dan pulau-pulau
kecil yang luas dan bermakna strategis sebagai pilar pembangunan
49
ekonomi nasional. Selain memiliki nilai ekonomis, sumber daya
kelautan juga mempunyai nilai ekologis, disamping itu, kondisi
goegrafis Indonesia terletak antara lautan Pasifik dan lautan
Hindia yang merupakan kawasan paling dinamis dalam arus
percaturan politik, pertahanan, dan keamanan dunia (Purwoko dan
Sriyoto, 2016).
50
masyarakat. Hal tersebut terjadi karena dari letak geografis
masyarakat mengetahui dimana tempat yang cocok untuk tempat
tinggal. Letak suatu wilayah yang strategis dan sumber daya alam
yang memadai mendorong masyarakat untuk tinggal disuatu
wilayah tersebut sehingga letak geografis berperan penting dalam
menentukan posisi tempat tinggal yang strategis. Contohnya
seperti perbayasan antara Indonesia dan Malaysia yaitu di antara
Tebedu di Sarawak (Malaysia) dan Entikong di Kalimantan Barat,
serta antara Lundu-Biawak dan Aruk-Sambas. Jalur perlintasan
membentang di sepanjang rute antara Kuching, ibu kota Sarawak,
dan Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat. Secara administratif
Kabupaten Nunukan di kelilingi oleh selat, Kabupaten dan Negara
lain. Batas administrasi Kabupaten Nunukan adalah:
Utara : Negara Malaysia Bagian Timur (Sabah)
Timur : Laut Sulawesi
Selatan : Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau
Barat : Negara Malaysia Bagian Timur (Serawak)
51
Dimana letak geografis ini berpengaruh terhadap komposisi
penduduk menurut agama. Keragaman agama di Indonesia
diakibatkan pengaruh letak geografis kepulauan dan jalur
perdagangan internasional. Letak geografis yang dilalui jalur
perdagangan membuat pedagang asing singgah di Indonesia dan
menyebarkan agama yang dianutnya. Agama Hindu dan Buddha
disebarkan oleh bangsa India yang berdagang di Indonesia.
Sedangkan Islam dibawa oleh bangsa Gujarat dan Kristen dan
Katolik di bawa oleh bangsa Eropa. Pengelompokkan ini
berdasarkan kepada agama yang dianut penduduk yaitu Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Khong Hu Chu.
Unsur Sosial
Aspek Sosial dan budaya
Aspek sosial merupakan pergaulan hidup manusia dalam
kehidupan bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai
kebersamaan, senasib, seperjuangan, dan solidaritas yang
merupakan unsur pemersatu bangsa. Aspek budaya adalah sistem
nilai yang merupakan hasil cipta, rasa dan kemauan atau karsa
yang menumbuhkan gagasan dalam kehidupan. Aspek sosial
budaya adalah segala sesuatu yang di ciptakan oleh manusia
dengan pemikiran dan akal budinya serta hati nuraninya dalan
kehidupan bermasyarakat serta asepek tersebut telah melekat
dalam diri manusia.
52
Sedangkan faktor internal yaitu perubahan jumlah penduduk,
penemuan-penemuan baru, dan adanya pertentangan dalam
masyarakat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perubahan
sosial budaya merupakan perubahan yang terjadi pada struktur
sosial yang termasuk didalamnya aspek kebudayaan serta nilai-
nilai maupun pola tingkah laku dalam suatu masyarakat.
53
pendidikan dalam mempersiapkan masyarakat itu sendiri dalam
menghadapi perkembangan zaman tersebut.
Aspek Ekonomi
54
Aspek Ekonomi adalah aspek geografi social yang berkaitan
dengan hal-hal ekonomis. Aspek Ekonomi itu sendiri membahas
tentang bagaimana perusahaan berkembang yang tentunya
impactnya positif terhadap pendapatan yang diperoleh. Bukan
hanya itu sumber daya manusia (SDM) juga harus sesuai dengan
keadaaan tempat kita memulai sebuah usaha karena peningkatan
ekonomi berpengaruh terhadap hal tersebut.
55
keluarga yang selama ini barn terserap 48, 0—50, 6 persen dari
potensi yang ada. Secara ekonomi usahatani budidaya rumput laut
ini cukup menguntungkan, dengan mengabaikan tenaga kerja
keluarga yang digunakan, usaha ini memberikan nilai B/C Ratio
sebesar 5, 05.
56
Seperti di negara Indonesia dengan jumlah penduduk yang tergolong
cukup tinggi, namun persebaran penduduknya ternyata belum dapat
dikatakan merata. Di Indonesia, sebagaian besar penduduknya lebih
terkonsentrasi di Pulau Jawa dibandingkan dengan pulau-pulau yang
lainnya. Adapun luas pulau Jawa hanya berkisar kira-kira diantara 7% dari
luas nasional, akan tetapi penduduk yang tinggal di pulau Jawa mencapai
hingga 151,59 juta penduduk atau 56,10% dari penduduk Indonesia (BPS,
SP2020). Konsentrasi persebaran penduduk tersebut sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor-faktor yang diantaranya seperti faktor sejarah,
kondisi fisik misal seperti relief, ketinggian tempat, kesuburan tanah dan
kondisi air dan lain sebagainya.
2) Iklim
Kondisi iklim menjadi faktor yang mempengaruhi persebaran
penduduk di suatu wilayah. Seperti yang diketahui bahwa wilayah
yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya
tidak dijadikan penduduk sebagai tempat tinggal. Namun berbeda
dengan Pulau Jawa, selain memiliki kondisi tanah yang subur, Pulau
Jawa juga memiliki iklim yang menguntungkan. Hal inilah yang
menjadikan sebagian besar penduduk tinggal di wilayah ini.
57
3) Kualitas Tanah
Kualitas tanah berkaitan dengan jenis sumber daya alam menjadi salah
satu alasan tentang ketidakseimbangan jumlah penduduk. Seperti yang
diketahui bahwa, Pulau Jawa merupakan pulau yang memiliki
kenampakan alam yang beragam salah satunya yaitu ditandai dengan
banyaknya pegunungan dengan karakteristik gunung aktif. Hal inilah
yang menjadikan sebagian besar kondisi tanah di wilayah ini
merupakan tanah vulkanis yang subur. Atas peristiwa ini tingkat
kesuburan yang tinggi berpengaruh pada produktivitas lahan pertanian
yang tinggi pula.
4) Ketinggian Tempat
Pada umumnya masyarakat akan lebih banyak bertempat tinggal di
daerah datar atau daerah dataran rendah. Hal tersebut karena tinggal di
daerah dataran rendah memiliki banyak keuntungan dalam mendukung
segala aktivitas masyarakat. Mulai dari kualitas tanah yang subur,
cuaca atau iklim yang mendukung atau lebih kondusif dibandingkan
dengan cuaca di daerah dataran tinggi, aksesibilitas yang mendukung
ditandai dengan mudahnya memeperoleh sarana dan prasarana
transportasi, pembangunan yang relatif cepat dan lain sebagainya.
5) Lapangan pekerjaan
Lapangan pekerjaan menjadi salah satu alasan yang paling dominan
atas ketidakmerataan jumlah penduduk di Indonesia. Lapangan
pekerjaan di Indonesia pada umumnya lebih terpusat pada wilayah
perkotaan saja. Selain itu, Pulau Jawa merupakan pusat kegiatan
perekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan pekerjaan.
Hal inilah yang mendorong bagi sebagaian orang untuk melakukan
perpindahan dari suatu wilayah ke Pulau Jawa dengan alasan Pulau
Jawa memiliki atau menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai.
58
6) Pusat pemerintahan
Pusat pemerintahan menjadi latar belakang perseberan penduduk yang
tidak merata. Misalnya Ibu Kota Negara Indonesia yang berada di
Pulau Jawa secara tidak langsung pusat pemerintahan beserta dinas
atau departemen yang ada di bawahnya berada di Jawa. Dengan
demikian adanya keadaan ini sangat memungkinkan jika semua
fasilitas sarana dan prasarana yang diberikan kepada masyarakat secara
lengkap di wilayah ini. Berbeda pada daerah lain yang minim fasilitas
membuat masyarakat tidak mau menetap pada daerah tersebut.
59
Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa Indonesia
merupakan salah satu negara muslim terbanyak di dunia, sehingga
bukan suatu hal yang mengejutkan apabila islam menjadi agama
mayoritas di negara ini. Namun selain agama islam, penduduk di
Indoneisa juga banyak yang menganut agama Kristen yang mana
penduduknya tersebar di Indonesia bagian Timur. Penduduk di
Indonesia bagian barat lebih banyak yang menganut agama islam
dikarenakan pengaruh kebudayaan islam pada zaman kerjaan lebih
banyak di Indonesia bagain barat. Sedangkan di Indonesia bagain
Timur pengaruh agama Kristen lebih banyak sehingga penduduknya
banyak yang menganut agama Kristen seperti di Sulawesi Utara,
Papua Barat, Papua, Nusa Tenggara Timur, dan daerah timur lainnya.
Akan tetapi di Indonesia bagian barat juga terdapat penduduk yang
beragama Kristen begitupun di Indonesia bagian timur juga terdapat
penduduk yang beragama islam. Selain itu, persebaran penduduk
yang lebih terkonsentrasi di wilayah Pulau Jawa juga menjadi
penyebab banyaknya penduduk yang beragama islam karena Pulau
Jawa yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia.
60
Pulau Jawa. Sehingga hal inilah yang membuat adanya perbedaan
komposisi penduduk berdasarkan suku. Dimana suku yang menjadi
mayoritas di Indonesia adalah Suku Jawa. Seperti yang sudah
dipaparkan pada pembahasan sebelumnya bahwa Suku Jawa menjadi
suku terbesar yang ada di Indonesia. Banyaknya Suku Jawa ini sangat
berkaitan dengan jumlah penduduk yang ada di Pulau Jawa, di mana
jumlah penduduk di Pulau Jawa pada tahun 2021 sebanyak 151,59
juta jiwa atau sebesar 56,10% dari total penduduk di Indonesia
(SP2020). Besarnya jumlah penduduk Pulau Jawa akan berdampak
pada komposisi penduduk berdasarkan suku. Sehingga komposisi
penduduk suku jawa akan lebih dominan atau lebih banyak
dibandingkan dengan suku lainnya
61
LATIHAN SOAL
62
BAB IV
A. Fertilitas Penduduk
1. Fertilitas Penduduk
Fertilitas adalah hasil reprosduksi yang nyata dari seorang wanita atau
sekelompok wanita. Konsep ini memberikan makna fertilitas
menyangkut jumlah kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang
wanita atau sekelompok wanita. Suatu kelahiran disebut sebagai lahir
hidup apabila pada waktu lahir terdapat tanda-tanda kehidupan seperti
berteriak, bernafas, jantung berdenyut. Apabila pada waktu lahir tidak
ada tanda-tanda seperti itu, maka disebut sebagai lahir mati yang
didalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran.
Dengan demikian fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir
hidup.
63
Abortus, kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan
kurang dari 28 minggu. Ada 2 macam abortus yaitu disengaja
(induced) dan tidak disengaja (spontaneous). Induced abortion dapat
karena alasan medis, misalnya karena mempunyai pengakit jantung
yang berat sehingga membayakan jiwa si ibu, dan ada tidak
berdasarkan alasan medis. Masa reproduksi (childbearing age), masa
dimana wanita mampu melahirkan, yang disebut juga usia subur (15-
49 tahun).
64
sekarang maupun di masa mendatang, kebutuhan akan data dan
informasi yang terkait dengan situasi penduduk akan semakin
diperlukan akibat demikian cepatnya perubahan-perubahan yang
terjadi pada berbagai bidang pembangunan khususnya pada indikator-
indikator kependudukan. Dengan berbagai program pembangunan
terjadi penurunan tingkat kematian dan kelahiran, serta meningkatnya
migrasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya, akan menyebabkan
perubahan struktur penduduk di suatu wilayah. Data dan informasi
tentang perubahan tersebut sangat penting untuk membuat kebijakan
yang sesuai.
Sumber data yang dapat digunakan ada 2 yaitu sumber data primer dan
sekunder (Sugiono, 2007; Sekaran & Bougie, 2009). Cooper dan
Emory (1997), menggolongkan sumber informasi ada 2 yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan
sendiri oleh pengguna data untuk keperluan yang spesifik.
Pengumpulan data primer umumnya mahal dan dan
menggunakan banyak waktu. Data primer yang dikumpulkan oleh
seseorang atau peneliti untuk tujuan penelitian mereka, akan lebih kecil
kemungkinannya untuk digunakan oleh pihak lain. Data sekunder
adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain dan digunakan oleh
pengguna data di luar pihak yang mengumpulkan data. Jadi studi yang
dilakukan oleh pihak lain untuk sasaran mereka sendiri merupakan
sumber data sekunder bagi pihak lainnya. Data ini dapat berbentuk
tabel, grafik, gambar atau data mentah (raw data). Data seperti ini
paling banyak dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik). Pengguna
data harus menyadari bahwa setiap sumber data memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing.
65
Penduduk (Shryock and Siegel, 1970). Selain itu ada juga data dari
sumber lainnya seperti data/catatan-catatan di sekolah-sekolah, kantor
polisi, data di KPU, data yang berasal dari berbagai instansi dan
sebagainya. Namun demikian sumber data yang paling banyak
digunakan dalam analisis demografi atau kependudukan adalah dari
ketiga sumber data tersebut.
Sensus Penduduk
Sensus Penduduk (SP) menurut UN tahun 1958 didefinisikan
sebagai keseluruhan proses pencacahan (collecting),
pengumpulan (compiling), penyusunan (tabulation), dan
penerbitan (publishing) data demografi, ekonomi dan sosial
yang menyangkut semua orang pada waktu tertentu di suatu
negara atau suatu wilayah tertentu (Yasin dan Adioetomo,
2010). Berdasarkan konsep tersebut, maka SP menyangkut 4
hal yaitu:
Pencatatan yang menyeluruh terhadap semua orang,
artinya semua orang yang tinggal di suatu wilayah atau
negara wajib dicatat, bahkan termasuk mereka yang
bekerja/ tinggal di luar negeri
Dilaksanakan dalam jangkanwaktu tertentu, SP ini
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu yaitu 10
tahun sekali, pada tahun yang berakhiran dengan nol.
Pencacahan dilakukan secara serentak untuk
menghindari pencacahan ganda
Mencakup wilayah tertentu, artinya ruang lingkup SP
harus meliputi seluruh wilayah yang digunakan adalah
wilayah administratif.
Bersifat individual, yang berarti informasi demografi
dan sosial ekonomi yang dikumpulkan berasal dari
individu, baik sebagai anggota rumah tangga maupun
anggota masyarakat
66
Beberapa keunggulan dari Sensus Penduduk:
Coverage error yang rendah, jadi kesalahan karena
kurangnya cakupan dapat diminimalisir atau bahkan
mungkin tidak ada.
Sampling error, menjadi sangat rendah atau bahkan
mungkin tidak ada, karena tidak ada pengambilan
sampel (semua orang dicacah/sehingga sering disebut
cacah jiwa).
Hasilnya dapat dibandingkan dengan negara-negara
lainnya.
Registrasi Penduduk
Di Negara berkembang seperti Indonesia, umumnya sumber
data dari registrasi penduduk masih jauh dari memuaskan
karena berbagai sebab. Oleh karenanya sumber data yang lebih
banyak digunakan dalam membuat berbagai kebijakan
umumnya berasal dari data Sensus Penduduk (SP) atau Survai.
67
Registrasi penduduk ini dilaksanakan oleh Kantor
Pemerintahan Dalam Negeri, dengan ujung tombak
pelaksanaannya adalah kepala desa. Berbeda dengan sensus
penduduk yang pelaksanaannya dengan sistem aktif, registrasi
penduduk dilakukan dengan sistem pasif.
Survei
Survei dapat dilakukan sebelum sensus sehingga hasil survai itu
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau input bagi
sensus yang akan dilaksanakan berikutnya. Memperhatikan hal
tersebut memang agaknya lebih menguntungkan mengadakan
survai antar 2 sensus yang dilaksanakan 10 tahun sekali
daripada mengadakan sensus 5 tahun sekali mengingat biaya
sensus yang jauh banyak dibandingkan dengan biaya untuk
melaksanakan survai.
68
k = bilangan konstan, biasanya 1000 (seribu)
4. Ukuran-ukuran Reproduksi
69
Adalah ukuran yang berkenaan dengan kemampuan seorang
perempuan untuk menggantikan dirinya dan hanya bayi perempuan
saja yang diikutsertakan di dalam perhitungan ini.
Gross Reproduction Rate (GRR)
Adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 (seribu)
wanita sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada
seorang wanita yang meninggal sebelum mengakhiri masa
reproduksinya. Atau banyaknya bayi perempuan yang dilahirkan
oleh suatu kohor/sekelompok wanita.
GRR = Proporsi perempuan × ( 5 ∑ ASFRi
70
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi
o Kesuburan dan kemandulan biologis
o Menggunakan atau tidak menggunakan alat kontrasepsi baik
dengan cara kimiawi dan cara mekanis atau cara-cara lain
o Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang disengaja, misalnya sterilisasi.
B. Mortalitas Penduduk
1. Pengertian Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga
komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk.
Dua komponen demografi lainnya adalah fertilitas (kelahiran) dan
migrasi. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi
pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama
berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan.
71
perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang
dikatakan mati.
Sensus/survai
Selain data kematian atau mortalitas yang berasal dari data
registrasi penduduk, juga terdapat sumber data lainnya yang dapat
digunakan sebagai sumber untuk menghitung atau mengetahui
72
kondisi mortalitas penduduk. Dalam data Sensus Penduduk
meskipun dilakukan melalui sensus, namun data tentang mortalitas
dikumpulkan juga melalui survai atau sensus sampel yang hasilnya
diberlakukan terhadap seluruh populasinya. Tingkat mortalitas
yang dihitung berdasarkan data sensus penduduk adalah dengan
menggunakan indirect method atau metode tidak langsung dengan
menggunakan data rata-rata anak masih hidup dan rata-rata anak
yang dilahirkan hidup.
3. Pola Mortalitas
Dengan berbagai perbaikan di bidang kesehatan masyarakat yang telah
dilakukan oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta, demikian pula
perbaikan di bidang kondisi sosial ekonomi masyarakat, menghasilkan
sebuah kondisi pola atau tren mortalitas yang telah terus menerus
mengalami penurunan, baik pada tingkat kematian bayi, tingkat
kematian kasar, maupun tingkat kematian anak balita dsbnya. Data di
seluruh provinsi di Indonesia menunjukkan pola mortalitas atau
perkembangan mortalitas yang sama, artinya terus mengalami
penurunan, meskipun besaran penurunannya akan berbeda antara satu
provinsi dengan provinsi lainnya, namun dengan pola secara umum
yang sama.
73
seringkali dijadikan ukuran untuk melihat kondisi sosial ekonomi
masyarakat
SOAL LATIHAN
1. Jelaskan pengertian fertilitas!
2. Jelaskan apa saja sumber data yang paling banyak digunakan dalam analisis
demografi!
3. Pada tahun 2020 di Desa Lunik terjadi kelahiran sebanyak 10 bayi. Jumlah
penduduk Desa Lunik pada tahun yang sama adalah 127 jiwa. Berapakah
angka kelahiran kasar Desa Lunik tahun 2020?
4. Jelaskan Pengertian mortalitas!
5. Apa saja yang menjadi sumber data pada mortalitas?
74
BAB V
MOBILITAS PENDUDUK
Gerak atau mobilitas penduduk antar ruang atau horisontal atau geografis
merupakan suatu gerak penduduk dari ruang satu ke ruang lainnya dalam
kurun waktu tertentu. Ruang dalam hal ini sangat tidak terbatas, dan belum
ada kesepakatan yang pasti di antara para ahli untuk dikatakan melakukan
gerakan penduduk. Demikian juga halnya dengan gerakan vertikal,
merupakan gerakan dari posisi status yang seperti apa juga belum ada
kepastian, yang pasti adalah bergerak dari satu posisi status ke posisi atau
status lainnya di suatu kurun waktu tertentu. Mobilitas penduduk adalah
perpindahan penduduk dari daerah satu ke daerah lain pada waktu tertentu
atau gerak horizontal atau geografi.
75
setiap analisis bervariasi dan tidak ada keharusan sama, tergantung dari
peneliti. Ukuran mobilitas penduduk yang sangat umum adalah tingkat
mobilitas penduduk, tingkat mobilitas penduduk non permanen, tingkat
mobilitas penduduk nglaju, tingkat mobilitas penduduk sirkulasi, tingkat
mobilitas penduduk permanen atau tingkat migrasi, tingkat migrasi masuk,
tingkat migrasi keluar, tingkat migrasi masuk, tingkat migrasi bruto,
tingkat migrasi neto. Analisis migrasi dapat dilakukan dengan cara yang
lain, seperti yang dilakukan oleh beberapa pakar. Migrasidapat dinalisis
dengan tingkat migrasi neto, sebagai berikut (Weeks, 1944).
Benua Asia yang jumlah penduduk paling banyak, yaitu mencapai 41,1
persen, dengan jumlah Negara hanya 25 persennya. Negara-negara di
Benua Asia rata-rata memiliki jumlah penduduk lebih banyak
dibandingkan dengan Negaranegara di empat benua lainnya. Benua Afrika
yang jumlah negaranya hampir sama dengan jumlah Negara di benua Asia,
jumlah penduduknya hanya 15,9 persen. Fakta geografis tersebut menjadi
76
salah satu dari berbagai variabel yang mendorong terjadinya mobilitas
penduduk. Keberagaman wilayah sangat tergantung dari kondisi alam fisik
dan manusianya
Benua Negara (Persen) Pemduduk (Persen)
Afrika 26 15,9
Amerika 19 13,4
Asia 25 41,1
Eropa 22 10,1
Oceania 8 0,5
Jumlah 100 100
77
Pusat Statistik (BPS), mengumpulkan data mobilitas permanen dengan
sangat terbatas. Gambaran mobilitas penduduk di Indonesia dapat diamati
dari hasil sensus penduduk. Data sensus penduduk tidak banyak informasi
mengenai mobilitas penduduk. Batas waktu yang digunakan pada sensus
penduduk adalah berbeda pada setiap pelaksanaan sensus penduduk, tetapi
batas waktu selalu sama yaitu 6 bulan.
78
provinsi dan kabupaten/kota tempat lahir; provinsi dan kabupaten/kota
tempat tinggal terkahir sebelum tempat tinggal sekarang; dan provinsi dan
kabupaten/kota tempat tinggal lima tahun yang lalu (BPS, 2016). Beberapa
konsep penting pada saat dilaksanakan sensus adalah tempat lahir, tempat
tinggal terakhir sebelum tempat tinggal sekarang, dan tempat tinggal lima
tahun yang lalu.
79
tahun sebelum dilaksanakan SUPAS. Jumlah migran dan bukan migran
dapat dikaji melalui tiga jenis, yaitu berdasarkan migran seumur hidup,
migran risen, dan migran total. Berdasarkan tempat kelahirannya, Jumlah
migran seumur hidup ada 9,43 persen, sedangkan migran risen ada2,77
persen, dan jumlah migran total 13,40 persen. Pola mobilitas penduduk
permanen atau migrasi yang terjadi di Jawa Tengah, arus migrasi seumur
hidup paling tinggi di Kabupaten Brebes, yaitu 5,21 persen, demikian juga
arus migrasi risen dan migrasi total, yaitu 4,7 persen, dan 5,03 persen. Hal
ini disebabkan karena wilayah tersebut memiliki jumlah penduduk paling
banyak di antara kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Tengah.
80
SOAL LATIHAN
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dibedakan
menjadi dua, jelaskan!
2. Uraikan bagaimana tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selama
20 tahun terakhir!
3. Mengapa Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian
kematian? Jelaskan!
4. Apa yang dimaksud dengan gerak penduduk geografis?
5. Hasil analisis mobilitas penduduk di suatu daerah tidak dapat secara
langsung dibandingkan dengan analisis mobilitas penduduk di daerah lain,
mengapa? Jelaskan!
81
BAB VI
A. Dinamika Keruangan
Ruang merupakan suatu unsur lingkungan, wadah bagi manusia dan
mahkluk hidup dalam melakukan aktivitas untuk kelangsungan hidup, dan
benda tidak hidup yang menyertainya menjadi satu kesatuan wilayah.
Wadah meliputi ruang darat, ruang laut, ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan mahkluk
hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya
(Anonim, 2007). Mempelajari ruang dapat membantu meningkatkan
kecerdasan keruangan, karena kecerdasan keruangan merupakan satu dari
9 keserdasan yang harus dimiliki oleh setiap orang, yang diperlukan untuk
dapat mendudukan aspek keruangan secara tepat dalam berbagai
pengambilan keputusan (Rijanta, 2013). Kecerdasan keruangan adalah
kemampuan memahami gambar dan bentuk 2 dan 3 dimensional,
kemampuan melakukan analisis dan abstraksi lebih dari sekedar melihat
gambar atau bentuk secara visual, mengenali obyek dan hubungannya
dengan obyek yang lain, serta menyampaikan pemikiran secara terstruktur
dengan visual thinking dan mental map (Rijanta, 2013).
Ruang dalam bahasa inggris place berarti tempat, yaitu seluruh muka bumi
yang merupakan tempat hidup manusia, 4 heman dan tumbuh-tumbuhan
serta mahkluk hidup dan tidak hidup lainnya. Ruang yang berarti tempat
mengandung pengertian lokasi berarti posisi suatu wilayah di permukaan
bumi. Pemahaman ini, lokasi dibedakan menjadi dua, yaitu lokasi absolut
dan lokasi relatif. Lokasi absolut merupakan posisi suatu benda atau
wilayah yang dikaitkan dengan letak lintang dan bjur, atau disebut dengan
lokasi absolut atau lokasi astronomis. Sedangkan lokasi relatif merupakan
posisi suatu tempat dengan lingkungan sekitar, yang selalu berubah sesuai
dengan perkembangan kebudayaan, sehingga lokasi relatif, berubah-ubah,
82
atau disebut dengan lokasi geografis. Goodal (1987) menjelaskan ruang
dikaitkan dengan site dan situasi. Site menjelaskan ruang, lokasi, tempat,
yang berkaitan dengan kondisi internal, gambaran wilayah tersebut,
sedangkan situasi menjelaskan ruang, tempat, lokasi, wilayah berkenaan
dengan kondisi erksternal atau sekelilingknya. Kondisi suatu ruang,
tempat, wilayah, sangat bervariai, sehingga menjadi potensi terjadinya
proses mobilitas penduduk. Ruang dan variasi ruang tempat wilayah muka
bumi sangat bervariasi, dan variasi fenemona wilayah memiliki sifat
penyebaran sangat beranekaragam, tidak sama, merupakan salah satu
prinsip geografi, dan karenanya, akan terjadi interelasi wilayah yang
merupakan prinsip ke dua dari geografi. Prinsip geografi ada empat,
(Sumaadmadja, 1981) yaitu penyebaran, interelasi, deskripsi, dan korologi.
83
beserta komponennya yang sangat bervariasi sehingga memungkinkan
suatu gerakan atau movement. Geografi suatu ilmu yang mempelajari
perbedaan dan persamaan fenomena geosfer, yang meliputi antroposfer,
biosfer, litosfer, hidrosfer, atmosfer, dengan sudut pandang keruangan,
kelingkungan dan kompleks wilayah. Antroposfer merupakan salah satu
spera yang diharapkan dapat memobilisasi spera lainnya, sehingga terjadi
hubungan yang serasi seimbang dan selaras, berkelanjutan. Analisis
geografi selalu menggunakan prinsip geografi, sehingga kajian mobilitas
penduduk merupakan salah satu aspek dari geosfer yang menjadi obyek
material ilmu geografi.
B. Pendekatan Keruangan
Pendekatan Keruangan merupakan salah satu dari tiga pendekatan yang
utama dalam Geografi, yaitu pendekatan kelingkungan dan pendekatan
kompleks wilayah. Pendekatan adalah suatu cara mendekati, cara
mengkaji dan cara menganalisis. Keruangan, berasal dari kata ruang,
mendapatkan awalan ke dan akhiran an, sesuatu yang bersifat ruang.
Ruang adalah suatu bentukan buka bumi yang dibatasi oleh sisi-sisinya.
Ruang berdimensi dua dan tiga, ruang berdimensi dua merupakan satuan
panjang dan lebar dan mendapatkan luasan, dan ruang berdimensi tiga
merupakan suatu volum dan mendapatkan isi. Pendekatan keruangan
adalah suatu kajian terhadap fenomena geosfer dengan menekankan pada
eksistensi utama pada ruang. Pendekatan keruangan dibedakan menjadi 9
tema (Yunus, 2010), yaitu pola keruangan, struktur keruangan, proses
keruangan, interaksi keruangan, asosiasi keruangan, sinergisme keruangan,
organisasi keruangan, komparasi keruangan, kecenderungan keruangan.
Pendekatan keruangan menurut Sumaadmadja (19871) didalamnya
termasuk pendekatan aktivitas manusia, pendekatan topic, dan pendekatan
regional. Sedangkan Goodall (1987) menjelaskan bahwa pendekatan
keruangan sangat terkait dengan pencatatan dan deskripsi fenomena
geografi yang terdiri dari fenomena alam dan manusia di permukaan bumi,
dan variabel ruang menjadi perhatian khusus. Geografi dalam setiap kajian
84
yang dilakukan, tidak harus ketiga pendekatan digunakan dalam suatu
kajian sekaligus, tetapi dapat dilakukan satu, dua dari tiga pendekatan.
Salah satu contoh dalam pendekatan keruangan adalah persebaran
keruangan atau spatial distribution. Persebaran merupakan salah satu dari
empat prinsip geografi yaitu distribusi, interelasi, deskripsi dan korologi.
Persebaran atau distribution mengandung arti penyaluran, pembagian,
distribusi. Dalam hal ini persebaran mengandung makna tersebarnya
fenomena muka bumi. Nursid (1991), memberikan penjelasan bahwa
penyebaran menjadi kunci utama dalam kajian geografi dan studi geografi,
karena dengan prinsip penyebaran dapat dijelaskan prinsip lainnya. Hal ini
mengingat bahwa gejala dan fakta, baik yang bersifat alam, manusia
maupun buatan manusia, tersebarnya di permukaan bumi tidak merata di
wilayah satu dengan wilayah lainnya.
C. Dinamika Penduduk
Penduduk dalam satu wilayah menjadi faktor penting dalam pelaksanaan
pembangunan. Penduduk dapat menjadi modal pembangunan juga menjadi
target pembangunan. Pengambilan kebijakan di suatu daerah akan sangat
dipengaruhi oleh jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran, serta
kepadatan penduduk di wilayah tersebut. Penduduk suatu wilayah
85
didefinisikan sebagai orang yang biasa (sehari-hari) tinggal di wilayah itu.
Cara ini disebut juga menggunakan konsep usual residence.
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil SP2010 adalah
sebesar 237.641.326jiwa. Jika dibandingkan dengan sensus
penduduk terdahulu maka dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
Indonesia terus mengalami peningkatan. Gambar 1 menunjukkan
jumlah penduduk hasil sensus dari tahun 1930 sampai tahun 2010.
Sensus Penduduk 1930 diselenggarakan oleh pemerintah Hindia
Belanda. Sensus Penduduk 1961 adalah sensus pertama setelah RI
merdeka. Jumlah penduduk hasil Sensus Penduduk tahun 2020 oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 270,20 juta jiwa. Bertambah
32,56 juta jiwa dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010.
86
Berdasarkan data BPS, selama 2010-2020 rata-rata laju
pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,25 persen per tahun,
yang dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan juga migrasi.
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari periode ke periode
memiliki kecenderungan menurun, salah satu penyebabnya adalah
kebijakan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
lewat program Keluarga Berencana yang diluncurkan sejak tahun
1980. SP 2020 adalah sensus penduduk yang ke-7 dengan tema
besar yang diusung adalah mencatat Indonesia menuju Satu Data
Kependudukan menuju Indonesia Maju. Data sensus penduduk
tidak hanya bermanfaat untuk membuat perencanaan di masa kini
tetapi juga mengantisipasi apa yang akan terjadi di masa depan
dengan cara membuat proyeksi penduduk sampai dengan tahun
2050. Berdasarkan Data Kependudukan Dunia tahun 2015,
Indonesia berada pada urutan ke-empat dengan jumlah penduduk
yang mencapai 256 juta jiwa setelah Cina (1.372 juta jiwa), India
(1.314 juta jiwa), dan Amerika Serikat (321 juta jiwa).
Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran
antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan
pedesaan. Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan
pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian
dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar
Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber
daya manusia.
87
menarik untuk menjadi tempat tinggal dan tempat mencari nafkah.
Demikian juga sebaliknya.
Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk kasar atau crude population density (CPD),
adalah ukuran yang menggambarkan jumlah penduduk untuk setiap
kilometer persegi luas wilayah. Luas wilayah yang dimaksud adalah
luas seluruh daratan pada suatu wilayah administrasi. Kepadatan
penduduk Indonesia berdasarkan hasil SP2010 adalah sebesar 124
jiwa/km2. Dibandingkan dengan hasil sensus sebelumnya angka ini
meningkat, karena tahun 2000 angka kepadatan penduduk Indonesia
adalah 107 jiwa/km2. Hasil SP 2020 menunjukkan, dengan luas
daratan Indonesia sebesar 1,9 juta kilometer persegi, maka
kepadatan penduduk Indonesia pada tahun 2020 adalah sebanyak
141 jiwa per kilometer persegi. Dengan luas sekitar 7 persen dari
total wilayah Indonesia, Pulau Jawa dihuni oleh 151,6 juta jiwa atau
56,10 persen penduduk Indonesia, diikuti Sumatra (21,68 persen),
Sulawesi (7,36 persen), Kalimantan (6,15 persen), Bali-Nusa
Tenggara (5,54 persen), dan Maluku-Papua (3,17 persen).
88
D. Pengontrolan Dinamika Penduduk
Dalam usaha mengatasi tingginya fertilitas, Ke!uarga Berencana (KB)
berusaha menjarangkan kelahiran anak / menyetop ke!ahiran. Dalam hal
ini usia muda merupakan usia yang mempunyai tingkat produksi tinggi
antara usia 24-29 tahun (usia subur bagi wanita). Sehingga para ahli
kependudukan biasa rnengatakan bahwa rata-rata ibu di Jawa siap
menghasilkan enam orang anak selama usia produktif rnereka 15-49 tahun
(Sudiono, 1980). Bagi pasangan usia subur (PUS) perlu memperhatikan
jarak kelahiran dan jumlah anak. Dengan demikian perlu diperhatikan
beberapa altematif faktor pengendali dalam mengatasi permasalahan
tersebut eli atas, antara lain:
89
reproduksi. Dalam masa penurulaan perkawinan tersebut kepada para
generasi muda harus diberikan waktu untuk benar-benar siap segalanya
baik dari segi fisik maupun segi berfikir akan lebih mampu.
Masalah Kesehatan
Pada perkawinan usia muda umumnya pengetahuan tentang kesehatian
dirinya dan lingkungan relatif masih kurang. Padahal masalah
kesehatan adalah merupakan faktor penunjang kehidupan keluarga.
Sekelompok keluarga besar yang hidup daJam suasana tidak sehat dan
selalu dihadapkan pada penyakit menul ar maka rumah tangga tersebut
mempunyai resiko kematian balita yang tinggi. Untuk itu, setiap
generasi yang melangkahkan ke jenjang perkawinan hendak lah
memperhatikan terhadap bidang kesehatan dimana perlunya makanan
sehat, air bersih, lingkungan yang bersih dan sebagainya. Dengan
sendirinya setiap generasi muda apabila usia sudah saatnya untuk
melakukan perkawinan dengan ketentuan usia sudah memadai. Maka
hendaklah bagi caJon suami atau istri bisa mengatur jarak dan jumlah
fertilitas anak yang sesuai dengan ani keschatan yang sebenarnya.
Pendidikan Moral
Menciptakan kondisi kehidupan beragama bagi para remaja sangat
penting. Tuntunan agama yang bisa membawa perbaikan moral, adalah
mengingat generasi muda merupakan masa yang penuh sifat egois, dan
gejolak emosional yang tinggi yang menyebabkan jiwa para remaja
bersifat Jabil mudah tergoda oleh pengaruh luar yang negatif/ bujukan
setan. Apabila kita sebagai seorang dewasa atau orang tua membiarkan
mereka tanpa anjuran-anjuran untuk mengendalikan perbuatan seksual
yang belum saatnya (dibawah umur) tanpa lewat pendidikan moral
tersebut, maka mereka biasanya banyak yang terjerumus ke lembar
kemaksiatan seksual. Untuk itu suatu tindakan efektif yang dapat
membantu para pemuda diperlukan lewat tuntunan agama yang bisa
menyadarkan kepada mereka agar mereka tidak melakukan tindakan
90
seksual yang membuahkan fertilitas di luar ketentuan hukum. Maka
faktor agama sebagai faktor kendali yang senantiasa bisa mengerem
hal-hal tersebut di atas.
SOAL LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan penduduk?
2. Apa yang dimaksud dengan dinamika penduduk?
3. Seperti apa keterkaitan antara tingginya jumlah penduduk dan
permasalahannya lingkungan?
4. Apa yang dimaksud dengan mobilitas penduduk?
5. Seperti apa pengaruh tingginya kepadatan penduduk dengan
permasalahan kesehatan penduduk?
91
BAB VII
Dinamika penduduk berasal dari dua kata yaitu dinamika dan penduduk.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dinamika adalah gerak (dari
dalam) atau tenaga yang menggerakkan atau semangat. Sedangkan penduduk
menurut KBBI berarti orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat
(kampung, negeri, pulau, dan sebagainya).
92
yang dipengaruhi berbagai macam hal yang terjadi di suatu wilayah dan terjadi
dari waktu ke waktu.
93
1. Rendahnya Tingkat Pendidikan
Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin cepat dan angka
kematian bergerak lambat menyebabkan penduduk kesulitan untuk
mendapatkan pendidikan yang pantas. Tingkat pendidikan yang rendah
bisa mengakibatkan terjadinya keterlambatan dalam pembangunan
terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tingkat
pendidikan yang rendah menandakan bahwa kualitas pendidikan
penduduk pada suatu wilayah sangat rendah. Banyaknya jumlah
penduduk anak-anak membuat fasilitas pendidikan di suatu wilayah tak
mampu menampungnya, sehingga banyak anak-anak yang terpaksa
tidak menempuh pendidikan. Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan
bisa disebabkan karena kemampuan ekonomi masyarakat rendah,
sehingga harus membantu orang tua bekerja.
2. Rendahnya Tingkat Kesehatan
Kesehatan masyarakat sudah menjadi kebutuhan hidup yang harus
dimiliki oleh setiap penduduk. Banyaknya penduduk yang sehat di
suatu wilayah membuktikan bahwa kesejahteraan penduduk tersebut
terjamin. Akan tetapi, dengan adanya dinamika penduduk pada suatu
wilayah mengakibatkan tingkat kesehatan penduduk semakin rendah.
Hal ini terjadi karena fasilitas kesehatan belum memadai untuk
menampung banyaknya pasien yang sakit. Selain itu, lingkungan yang
semakin kotor dan air bersih sulit didapatkan membuat kesehatan
penduduk menurun.
94
menurun bisa dapat dilihat melalui pendapatan penduduk yang sangat
kecil. Rendahnya kesejahteraan penduduk disebabkan karena adanya
dinamika penduduk, sehingga banyak penduduk yang mengalami
kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan kata lain, dinamika
penduduk bisa menyebabkan angka pengangguran meningkat.
Penduduk yang tidak mendapatkan pekerjaan akan kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
95
tiga hal, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Dinamika penduduk
banyak sekali memunculkan persamalahan-permasalahan baru yang
berkaitan dengan kehidupan manusia. Oleh karena itu, pemerintahan
harus bergerak dengan cepat supaya permasalahan yang muncul dari
dinamika penduduk dapat diselesaikan.
96
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sebaiknya dilakukan dengan
memperbanyak sekolah-sekolah dan guru-guru yang berkompeten,
sehingga para siswa bisa memperoleh pengetahuan dan keterampilan
dengan maksimal.
97
sebab itu, jangan terlalu lama menunda-nunda melakukan pemerataan
pembangunan.
SOAL LATIHAN
98
5) Mengapa dinamika keruangan penduduk dapat mempengaruhi tingkat
pendidikan dan kesehatan yang ada ? Dan Bagaimana peranan pemerintah
dalam menekan laju pertumbuhan dinamika penduduk yang tidak
terkendali?
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (BPS). 2021. “Potret Sensus Penduduk 2020”. Katalog BPS
2102041, diakes dari http://www.bps.go.id/
Bayu, Dimas. (2022, 16 Februari). “Sebanyak 86,9% Penduduk Indonesia
Beragama Islam”. Diakses pada 19 Mei 2022, dari
https://dataindonesia.id/ragam/detail/sebanyak-869-penduduk-indonesia-
beragama-islam.
Ainy, H., Nurrochmah, S., & Katmawanti, S. (2019). Hubungan Antara Fertilitas,
Mortalitas, Dan Migrasi Dengan Laju Pertumbuhan Penduduk. Preventia:
The Indonesian Journal of Public Health, 4(1), 15-22.
99
Kabupaten Banjarnegara. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Muhammad Arif Fahrudin Alfana, Widha Ayu Nur Permata Hanif dan Maulida
Iffani. 2015. Mortalitas di Indonesia (Sejarah Masa Lalu dan Proyeksi ke
Depan).
Sumber: Pupulation Reference Bureau, 2015
Sukim, Rudi Salam. 2018. Pola Fertilitas Wanita Usia Subur di Indonesia:
Perbandingan Tiga Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2002,
2007 dan 2012). Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.10
100
Goodman, Alvin S., 1984. Principles of Water Resources Planning: Estimates of
Population and Water Needs.
Wardhana, A., Kharisma, B. and Noven, S.A., 2020. Dinamika Penduduk Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Buletin Studi Ekonomi. Vol, 25(1).
101