Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENELITIAN

STUDI BENTANG ALAM FISIK LAGUNA GAYAU, KECAMATAN


KELUMBAYAN, KABUPATEN TANGGAMUS

Laporan Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Bentang Alam

Dosen Pengampu :

Annisa Salsabilla, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh :
Anggota Kelompok 10

Arlini Putri (2013034004)


Muhammad Akbar Hidayat (2013034012)
Eliza Ayuningtyas (2013034043)
Ardilla Ayu Ningtyas (2053034006)
Bangkit Agung Permadi (2063034001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan laporan penelitian
yang berjudul “Studi Bentang Alam Fisik Laguna Gayau, Kecamatan
Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus”. Laporan ini disusun guna melengkapi
persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah Studi Bentang Alam.
Dalam penyusunan laporan ini, tim penyusun menyadari bahwa selesainya
laporan ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai
pihak, baik bersifat moril maupun materil. Oleh karena itu, tim penyusun ingin
menyampaikan ucapan terima kasih, kepada:
1. Ibu Annisa Salsabilla, S.Pd., M.Si. selaku dosen mata kuliah Studi Bentang
Alam yang telah memberikan bimbingan serta arahan kepada tim penyusun
agar laporan ini menjadi baik dan benar.
2. Orang tua yang senantiasa memberikan semangat dan kasih sayang.
3. Seluruh rekan yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyusunan
laporan ini dan warga lokal Desa Kiluan yang telah memandu tim penyusun
dalam penelitian..
Tim penyusun menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak
adanya kekurangan. Untuk itu, tim penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun terlepas dari segala kekurangan yang ada dan semoga laporan
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandarlampung, 31 Oktober 2021
Tim Penyusun

Kelompok 10

ii

STUDI BENTANG ALAM FISIK LAGUNA GAYAU, KECAMATAN
KELUMBAYAN, KABUPATEN TANGGAMUS

Arlini1 , Akbar2 , Eliza3 , Ardilla4 , Bangkit5

Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Lampung, Lampung 35141 Telp/Fax. 0721-704624

email: lala.ayu2000@gmail.com

ABSTRAK

Laguna Gayau merupakan suatu ekosistem yang unik dan langka, juga
menjadi suatu daerah pariwisata. Laguna ini sebenarnya adalah genangan air laut
yang membentuk menjadi kolam atau danau kecil yang terperangkap di karang
ketika ombak datang. Salah satu pantai yang bermuara ke Laguna Gayau, yaitu
Pantai Gayau yang akan membawa material sedimen, sehingga akan
menyebabkan perubahan bentuk lahan di daerah tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aspek fisik yang terdapat di
Laguna Gayau, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi
Lampung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana studi
bentang alam fisik yang terkait dengan aspek alam yang terdapat pada daerah
tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan analisis keruangan geografi.
Sumber data pada penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh dengan
pengamatan atau penelusuran langsung ke tempat yang dituju dan data sekunder
diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam terhadap para informan yang
ada di lokasi atau warga lokal, Desa Kiluan.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Laguna Gayau, Kecamatan
Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung memiliki beberapa
elemen yang terdapat di dalamnya, salah satu elemen tersebut yaitu batuan
sedimen yang telah terbentuk menjadi kolam raksasa alami yang terjadi karena
proses sedimentasi atau pengendapan terhadap air laut yang membawa material.

Kata Kunci : Laguna; Gayau; Ombak; Sedimentasi; Desa Kiluan

iii

ABSTRACT

Gayau Lagoon is a unique and rare ecosystem, also a tourism area. This
lagoon is actually a puddle of sea water that forms into a small pool or lake
trapped on the reef when the waves come. One of the beaches empties into Gayau
Lagoon, namely the Gayau beach that will bring sediment material, so that it will
cause changes in land in the area.
This research was conducted to determine the physical aspects found in
the Gayau Lagoon, Kelumbayan District, Tanggamus Regency, Lampung
Province. The purpose of this study was to see how physical landscape studies
related to natural aspects found in the area. This study uses qualitative research
methods with geographic spatial analysis approach.
The data source in this study is primary data obtained by observing or
direct search to the destination and secondary data obtained by conducting a deep
interview against the informants in locations or local residents, Kiluan Village.
The results of this study stated that the Gayau Lagoon, Kelumbayan
Subdistrict, Tanggamus Regency, Lampung Province has several elements
contained in it, one of these elements, namely sedimentary rocks that have been
formed into a natural giant pond that occurred due to the process of sedimentation
or deposition of seawater.

Keyword : Lagoon; Gayau; Waves; Sedimentation; Kiluan Village

iv

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ....................................................................................... i

Kata Pengantar ......................................................................................... ii

Abstrak ...................................................................................................... iii

Daftar Isi .................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1


1.2 Batasan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desa Kiluan .......................................................................................... 6


2.2 Kecamatan Kelumbayan ....................................................................... 6
2.3 Definisi Laguna .................................................................................... 7
2.4 Definisi Sedimentasi ............................................................................. 8
2.5 Definisi Erosi ........................................................................................ 9
2.6. Definisi Akresi ...................................................................................... 9
2.7 Definisi Penelitian Kualitatif ................................................................. 10
2.8 Definisi Pendekatan Keruangan ............................................................ 11
2.9 Definisi Batuan Sedimen ....................................................................... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ................................................................................ 13


3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian .............................................................. 13
3.3 Peta Lokasi Penelitian Laguna Gayau ................................................... 13
3.4 Peta Komplek Kolam Laguna Gayau .................................................... 14
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 15

v

3.5.1 Pengumpulan Data ..................................................................... 15
3.5.2 Reduksi Data .............................................................................. 15
3.5.3 Penyajian Data ........................................................................... 15
3.5.4 Penarikan Kesimpulan Dan Verifikasi ....................................... 15
3.6 Sampel ................................................................................................... 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Terbentuknya Laguna Gayau .................................................... 17


4.2 Keadaan Fisik Air di Dalam Laguna Gayau ......................................... 18
4.3 Perubahan Luas Laguna Gayau ............................................................ 20
4.4 Proses Terbentuknya Sedimentasi Laguna Gayau ................................ 21
4.5 Potensi Yang Terjadi Pada Laguna Gayau ........................................... 21
4.6 Upaya Penyelamatan Laguna Gayau .................................................... 22

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 23


5.2 Saran ..................................................................................................... 25
5.3 Link Video 360 Laguna Gayau ............................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geografi merupakan studi yang mempelajari hubungan kausal gejala -


gejala yang terjadi di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik ataupun yang
menyangkut dengan kehidupan makhluk hidup beserta berbagai permasalahannya
dengan melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, serta regional untuk
kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan (Bintarto,1981).
Objek utama kajian Geografi yaitu permukaan bumi yang hakikatnya merupakan
bagian dari bumi yang terdiri atas atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan
batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan), dan biosfer (lapisan
kehidupan).
Geografi terbagi kedalam dua cabang utama, salah satunya yaitu geografi
fisik. Geogafi fisik merupakan cabang geografi yang mempelajari gejala fisik di
permukaan bumi. Gejala fisik itu terdiri atas tanah, air, udara dengan segala
prosesnya. Bidang kajian dalam geografi fisik adalah gejala alamiah di permukaan
bumi yang menjadi lingkungan hidup manusia. Manusia sebagai makhluk yang
mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi selalu ingin tahu bagaimana gejala fisik di
permukaan bumi itu terbentuk, bagaimana prosesnya, dan faktor apa saja yang
membentuknya. Untuk itulah manusia berlomba-lomba untuk meneliti bentang
alam atau kenampakan-kenampakan alam yang ada di permukaan bumi.
Bentang alam merupakan unit geomorfologis yang dikategorikan
berdasarkan karakteristik alam yaitu elevasi, kelandaian, orientasi, stratifikasi,
paparan batuan dan jenis tanah. Bentang alam juga dapat didefinisikan sebagai
kenampakan atau view bentangan yang ada di permukaan bumi dan belum terlalu
dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Bentang alam memiliki ciri dan bentuk yang
bervariasi atau beranekaragam antar satu tempat dengan tempat lainnya, sesuai
dengan pengaruh tenaga geomorfologi sebagai media pembentuknya. Bentang
alam memiliki sifat yang dinamis dalam artian mengalami perubahan
perkembangan dari waktu ke waktu dengan intensitas yang bervariasi tergantung

pada besar kecilnya pengaruh tenaga pembentuknya. Perubahan ini dapat terjadi
karena dipengaruhi gaya endogen dan gaya eksogen. Pengaruh dari dalam bumi
dapat sangat besar sehingga membentuk morfologi permukaan bumi yang
beranekaragam. Tenaga dari dalam bumi meliputi vulkanisme (aktivitas gunung
api) dan tektonisme (aktivitas gerakan lapisan kulit bumi atau lempeng tektonik).
Sementara tenaga dari luar permukaan bumi meliputi aktivitas angin, aliran air,
aliran es (gletser), dan aktivitas organik maupun manusia. Sehingga cepat ataupun
lambat perubahan bentuk permukaan bumi dapat terjadi akibat adanya tenaga
tersebut. Ilmu yang mengkaji terkait kondisi bentang alam merupakan ilmu
geomorfologi yakni sebagai ilmu yang menguraikan tentang bentuk bumi dengan
sasaran utama relief permukaan bumi.
Bentang alam terdapat berbagai jenis, salah satunya yaitu bentang alam laut
dan pantai atau orang-orang geografi biasa menyebutnya bentang alam marine.
Bentang alam marine merupakan kenampakan alam yang terjadi sebagai akibat
dari aktivitas atau proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang surut.
Contoh dari bentang alam ini adalah pantai submergent dan emergent, spit, bar,
tombolo, tanjung, teluk, tanggul pantai (barrier landforms), fringing reef, barrier
reef, atol dan yang akan tim penyusun bahas yaitu laguna (lagoon).
Laguna atau lagoon sendiri adalah sekumpulan air asin yang terpisah dari
laut oleh penghalang yang berupa pasir, batu karang atau semacamnya. Jadi, air
yang tertutup di balik kelompok karang (barrier reef) atau pulau-pulau atau di
dalam atol dinamakan laguna. Istilah lagoon dalam bahasa Inggris sendiri mulai
digunakan pada tahun 1769. Diadaptasi dari laguna Venesia (cf Latin lacuna,
yang artinya 'ruang kosong'), yang secara khusus menunjuk ke pembatas Venesia,
tanah pembendung air laut yang melindungi dari Laut Adriatik dengan pantai
penghalang Lido. Laguna menunjuk ke laguna pantai yang terbentuk oleh pasir
atau karang di pantai yang dangkal dan laguna atol yang terbentuk dari
pertumbuhan terumbu karang. Dari bahasa Inggris inilah kata laguna dalam
bahasa Indonesia berasal.
Laguna biasanya dapat ditemukan di pantai dengan pasang surut yang relatif
kecil. Umumnya memanjang sejajar dengan pantai dan dipisahkan dari laut oleh
penghalang. Kondisi air di dalam laguna berbeda dengan air yang ada di laut, baik

hal suhu, salinitas maupun oksigen yang dibebaskan dan sedimennya. Laguna
biasanya menjadi salah satu objek wisata yang tersembunyi dan juga eksotis
karena keindahannya yang luar biasa dan tidak semua tempat khususnya pantai
memilikinya. Di Indonesia sendiri terdapat banyak sekali laguna karena Indonesia
merupakan negara kepulauan dan negara dengan garis pantai terpanjang kedua
setelah Negara Kanada yaitu dengan panjang garis pantai sebesar 54.716
kilometer. Laguna di Indonesia tersebar di berbagai pulau, baik pulau besar
maupun pulau kecil terdapat laguna di pantainya.
Laguna Gayau merupakan salah satu laguna yang terdapat di Indonesia.
Laguna ini terletak di balik bukit Teluk Kiluan yang berada di Dusun Bandung
Jaya, Pekon Kiluan Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus,
Provinsi Lampung. Asal - muasal nama Laguna Gayau terbentuk karena Laguna
tersebut terbentuk dari Pantai Gayau dengan membawa material sedimennya,
sehingga terbentuklah nama Laguna tersebut menjadi Laguna Gayau. Lokasi
laguna ini dekat atau masih satu kawasan dengan Pantai Gayau. Laguna Gayau
atau dalam Bahasa setempat berarti pisang hutan berbentuk seperti cekungan,
dipagari dinding batu karang sehingga menyerupai kolam renang raksasa yang
alami dengan air berwarna biru kehijauan dan memiliki kedalaman mencapai satu
hingga tiga meter, sangat cocok untuk kegiatan pariwisata atau rekreasi dan
penelitian khususnya studi mengenai bentang alam.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan penelitian studi bentang alam di Laguna
Gayau adalah untuk mengkaji kenampakan - kenampakan fisik yang ada pada
objek wisata tersebut guna menambah wawasan ilmu pengetahuan para peneliti
serta para pembaca mengenai geografi fisik yang ada di permukaan bumi,
khususnya bentang alam marine di Provinsi Lampung.

1.2 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitan dengan judul “Studi Bentang Alam
Fisik Laguna Gayau, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus”, di mana
tim penyusun memiliki adanya keterbatasan waktu, tenaga serta alat yang
digunakan, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini hanya

memiliki batasan pada kajian studi bentang alam fisiknya saja yang terdapat di
Laguna Gayau yang meliputi kondisi atau kadar air, perubahan luas lahan terkait
fenomena erosi dan akresi, batuan karang yang membentuk kolam raksasa alami,
kondisi pasang surut, perubahan suhu, salinitas dan oksigen, deburan ombak serta
material sedimentasi.
Sehingga dengan adanya batasan masalah ini, maka akan membuat peneliti
fokus pada kajian utama dan permasalahannya serta tidak terlalu melebar secara
kompleks dengan menghasilkan sebuah penelitian yang baik dan benar.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka


tim penyusun menemukan beberapa rumusan masalah yang akan dikaji sebagai
bahan permasalahan yang timbul pada penelitian yang berjudul “Studi Bentang
Alam Fisik Laguna Gayau, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus”
adalah sebagai berikut.
1.3.1 Mengapa disekitar pantai gayau dapat terbentuk sebuah laguna gayau?
1.3.2 Mengapa keadaan fisik air di dalam laguna gayau berbeda dengan keadaan
fisik air yang ada di pantai gayau?
1.3.3 Mengapa air di dalam laguna gayau lebih tenang dibandingkan air di
pantai gayau?
1.3.4 Mengapa laguna gayau mengalami perubahan luas dalam kurun waktu
tertentu?
1.3.5 Bagaimana proses terbentuknya sedimentasi pada laguna gayau?
1.3.6 Bagaimana potensi yang akan terjadi terhadap laguna gayau?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah yang telah dipaparkan tersebut, maka


tim penyusun menemukan beberapa tujuan dari penelitian yang berjudul “Studi
Bentang Alam Fisik Laguna Gayau, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten
Tanggamus” adalah sebagai berikut.

1.4.1 Untuk mengetahui dan memahami alasan disekitar pantai gayau dapat
terbentuk sebuah laguna gayau.
1.4.2 Untuk mengetahui dan memahami keadaan fisik air di dalam laguna gayau
berbeda dengan keadaan fisik air yang ada di pantai gayau.
1.4.3 Untuk mengetahui dan memahami alasan air di dalam laguna gayau lebih
tenang dibandingkan air di pantai gayau.
1.4.4 Untuk mengetahui dan memahami alasan laguna gayau mengalami
perubahan luas dalam kurun waktu tertentu.
1.4.5 Untuk mengetahui dan memahami proses terbentuknya sedimentasi pada
laguna gayau.
1.4.6 Untuk mengetahui dan memahami potensi yang akan terjadi terhadap
laguna gayau.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desa Kiluan

Desa Kiluan merupakan desa pesisir yang terletak di tepi pantai Teluk
Kiluan, berada di kecamatan kelumbayan kabupaten Tanggamus provinsi
Lampung. Teluk Kiluan mulai dikembangkan sebagai destinasi wisata yang
pengelolaannya berbasis masyarakat setempat sejak tahun 2005 Pada tahun 2019
perairan teluk Kiluan dan sekitarnya telah ditetapkan melalui SK menteri kelautan
dan perikanan RI sebagai kawasan konservasi perairan daerah untuk dikelola
sebagai taman wisata perairan.
Di perairan Teluk Kiluan dapat dijumpai beberapa spesies mamalia laut
seperti lumba lumba hidung botol, lumba lumba paruh panjang dan paus pilot. Di
tempat ini pengunjung bisa menikmati kegiatan wisata Dolphin tour, treking ke
Laguna gayau, treking ke Talang Mulian, explor Pulau Kelapa, snorkeling, wisata
Pantai Cukuh Pandan, memancing dan diving. Di Desa Kiluan, kita juga bisa
menikmati keanekaragaman budaya penduduknya yang terdiri dari berbagai
macam suku seperti Lampung, Bali, Bugis dan Sunda.

2.2 Kecamatan Kelumbayan

Kecamatan Kelumbayan adalah salah satu kecamatan yang terletak di


Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Adapun secara wilayah
administratifnya, Kecamatan Kelumbayan ini memiliki batas wilayah, yaitu
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kelumbayan Barat, Sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Teluk Pandan, Sebelah Barat berbatasan dengan
Teluk Semangka dan Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Semangka.
Adapun Kecamatan Kelumbayan ini memiliki delapan Desa, diantaranya
adalah Kiluan Negeri, Napal, Negeri Kelumbayan, Paku, Pekon Susuk, Pekon
Unggak, Penyandingan dan Umbar. Kemudian, lokasi yang akan tim penyusun
teliti yaitu berada di Desa Napal.

2.3 Definisi Laguna

Laguna atau dalam bahasa Inggris disebut lagoon merupakan sekumpulan


air asin yang terpisah dari laut oleh penghalang yang berupa pasir, batu karang
atau semacamnya. Jadi, laguna adalah air yang tertutup di balik kelompok karang
(barrier reef) atau pulau-pulau ataupun di dalam atol.
Laguna pantai biasa ditemukan di pantai dengan pasang surut relatif kecil,
yang mencakup anggar-anggar 13 persen dari keseluruhan garis pantai. Laguna
memiliki bentuk yang beragam, tergantung pada jenis penghalang air lautnya,
proses sedimentasi, hingga gelombang pasang, seperti dilansir Earth Eclipse. Ada
pula terbentuk akibat bencana alam seperti badai petir, angin topan, hingga
tsunami. Secara umum Laguna berbentuk memanjang sejajar dengan pantai dan
dipisahkan dari laut oleh pulau penghalang, pasir dan bebatuan atau terumbu
karang. Karena bentuknya yang mirip, banyak orang yang mengiranya sebagai
teluk, muara, hingga danau.
Penghalang laguna bukan karang diproduksi oleh sikap yang dibuat
gelombang atas arus pelabuhan yang terus menerus membuat sedimen kasar tidak
terikat pantai. Sekali penghalang laguna terbentuk, sedimen yang lebih runcing
dapat menetap di air yang relatif tenang di balik penghalang, termasuk sedimen
yang dibawa ke laguna oleh sungai. Khasnya laguna pesisir benar bukaan sempit
ke laut. Sebagai dampaknya, kondisi air dalam laguna dapat perkiraan berbeda
dari air membuka di laut dalam hal suhu, salinitas, oksigen yang dibebaskan dan
muatan sedimen.
Laguna terbagi menjadi dua jenis, yaitu laguna pantai dan laguna atol.
Laguna pantai terbentuk di cekungan dangkal di tepi pantai yang perlahan-lahan
terkena erosi. Erosi tersebut menyebabkan air laut berhasil merembes ke dalam
gundukan pasir atau cekungan. Laguna pantai cukup sensitif dengan perubahan
permukaan air laut yang biasanya terjadi karena pemanasan global. Hal ini
menyebabkan laguna tak bertahan lama. Sedangkan laguna atol terbentuk melalui
proses yang serupa. Tetapi penghalangnya berupa batu karang yang sangat kuat.
Laguna atol dapat mudah ditemukan di wilayah Samudra Hindia dan Samudera
Pasifik bagian selatan, seperti dilansir Earth Eclipse.

2.4 Definisi Sedimentasi

Menurut Pettijohn (1975) sedimentasi sebagai proses pembentukan


sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material
pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan
pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai
laut dalam.
Menurut Pipkin (1977) sedimen adalah pecahan, mineral, atau material
organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media
udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk didalamnya material yang
diendapakan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan
kimia.
Menurut Bhatt (1978), sedimen yaitu lepasnya puing - puing endapan
padat pada permukaan bumi yang dapat terkandung di dalam udara, air, atau es
dibawah kondisi normal. Sedimentasi adalah proses yang meliputi pelapukan,
transportasi, dan pengendapan. Batuan sedimen adalah batuan yang dibentuk oleh
sedimen. Tekstur sedimen yaitu hubungan bersama antara ukuran butir dalam
batuan dan pada umumnya ukuran butir ini dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop. Komposisi Sedimen merupakan acuan terhadap mineral - mineral dan
struktur kimia dalam batuan. Batuan Klastik adalah batuan dimana material
penyusun utamanya berupa material detrital (misalnya batupasir dan
serpihan). Batuan Nonklastik adalah batuan dimana material penyusun utamanya
berupa material organik dan unsur kimia (misalnya batugamping terumbu, halit,
dan dolomit).
Menurut Gross (1990) menyatakan sedimen laut sebagai akumulasi dari
mineral - mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran
cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang
terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut.
Sehingga, berdasarkan definisi beberapa para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa, sedimentasi adalah proses pengendapan sedimen oleh media
air, angin, atau es pada suatu cekungan pengendapan pada kondisi suhu dan
tekanan tertentu.

2.5 Definisi Erosi

Menurut Hardjowigeno (1995), menyatakan erosi adalah suatu proses di


mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan
air, angin, sungai atau gravitasi.
Menurut Suripin (2002), menyatakan erosi tanah sebagai suatu proses atau
peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh
pergerakan air maupun angin.
Menurut Effendi (2006), menyebutkan erosi yaitu suatu peristiwa hilang
atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari satu tempat ke tempat lain, baik
disebabkan oleh pergerakan air, angin,dan es.
Menurut Kartasapoetra (2010), menyatakan erosi merupakan proses
penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin baik yang
berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan/perbuatan manusia.
Menurut Arsyad (2012), Erosi bisa terjadi akibat interaksi antara faktor
iklim, topografi, tanah, vegetasi dan manusia. Faktor iklim yang sangat
berpengaruh terhadap erosi yaitu intensitas curah hujan. Kecuraman dan panjang
lereng merupakan faktor topografi yang berpengaruh terhadap terjadinya erosi
tanah. Luas kemiringan lereng, luas lahan kritis, luas tanah berkedalaman rendah
sangat berpengaruh terhadap terjadinya erosi dan sedimentasi.
Sehingga, berdasarkan beberapa definisi beberapa para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa, erosi adalah suatu proses atau peristiwa hilang atau
terkikisnya lapisan permukaan tanah yang bergesar atau berpindah ke tempat lain
disebabkan oleh pergerakan air, angin, es atau gravitasi yang berlangsung secara
alamiah ataupun sebagai akibat dari tindakan/perbuatan manusia.

2.6 Definisi Akresi

Menurut Putra, dkk. (2016) akresi merupakan suatu proses pendangkalan


atau dapat disebut juga proses perluasan daratan baru dengan kecenderungan
menuju ke arah laut karena terjadinya sedimen yang mengalami pengendapan
yang kemudian oleh air laut terbawa.

Sehingga, akresi adalah penambahan wilayah yang disebabkan oleh proses


alamiah. Sebagai contoh yang berkaitan dengan penelitian ini adalah terbentuknya
Laguna Pantai secara alami. Laguna Pantai terbentuk di cekungan dangkal di tepi
pantai yang perlahan-lahan terkena erosi. Setelah itu, air laut berhasil merembes
ke dalam gundukan pasir atau cekungan tersebut.
Penambahan wilayah dalam bentuk laguna dapat juga disebabkan oleh
terbentuknya cekungan yang dangkal di tepi pantai yang perlahan terkena erosi
sama hal nya seperti pembentukan laguna pantai yang membedakannya hanya
penghalangnya berupa batu karang yang sangat kuat, proses tersebut merupakan
proses terbentuknya laguna atol.

2.7 Definisi Penelitian Kualitatif

Menurut Yin (2000:65-85), dalam melakukan penelitian studi kasus,


peneliti dapat berinteraksi terus menerus dengan isu-isu teoretis yang dikaji dan
dengan data-data yang dikumpulkan. Selain itu, juga dapat menggunakan berbagai
sumber bukti penelitian tentang peristiwa yang berkonteks kehidupan nyata.
Peneliti studi kasus ini mengarahkan pada pendeskripsian secara rinci dan
mendalam mengenai potret kondisi dalam suatu konteks, tentang apa yang
sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studi. Mengingat bahwa jenis
penelitian studi kasus ini sangat mementingkan deskripsi proses tentang apa,
mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi, untuk mengarah pada pemahaman makna
dari suatu fenomena yang dikaji.
Menurut Sutopo (2002:136) dengan memperhatikan beberapa batasan
penelitian kualitatif, dapat dipahami bahwa pada hakikatnya penelitian kualitatif
itu merupakan studi kasus, yaitu penelitian yang terikat pada konteksnya.
Maksudnya, semua rancangan studi kasus dalam penelitian kualitatif selalu
bersifat kontekstual, yaitu penelitian yang mendasarkan kajiannya pada sifat
kekhususan, dan sama sekali tidak ada usaha pemikiran untuk melakukan
generalisasi terhadap konklusi penelitian.
Menurut Waters (dalam Basrowi & Suwandi, 2008:187) menyampaikan
bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mengutamakan

10

pemahaman dan penafsiran mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta


yang relevan.
Sehingga, berdasarkan beberapa definisi beberapa para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat
kontekstual, di mana penelitian yang mendasarkan pada kajian sifat kekhususan,
dan sama sekali tidak ada usaha pemikiran untuk melakukan generalisasi terhadap
konklusi penelitian.

2.8 Definisi Pendekatan Keruangan

Menurut Sumaadmadja (19871) didalamnya termasuk pendekatan aktivitas


manusia, pendekatan topic, dan pendekatan regional.
Menurut Goodall (1987) menjelaskan bahwa pendekatan keruangan sangat
terkait dengan pencatatan dan deskripsi fenomena geografi yang terdiri dari
fenomena alam dan manusia di permukaan bumi, dan variabel ruang menjadi
perhatian khusus.
Menurut Bintarto (1991), pendekatan keruangan merupakan salah satu dari
tiga pendekatan yang utama dalam Geografi, yaitu pendekatan kelingkungan dan
pendekatan kompleks wilayah. Pendekatan adalah suatu cara mendekati, cara
mengkaji dan cara menganalisis. Keruangan, berasal dari kata ruang,
mendapatkan awalan ke dan akhiran, sesuatu yang bersifat ruang. Ruang adalah
suatu bentukan buka bumi yang dibatasi oleh sisi - sisinya. Ruang berdimensi dua
dan tiga, ruang berdimensi dua merupakan satuan panjang dan lebar dan
mendapatkan luasan, dan ruang berdimensi tiga merupakan suatu volume dan
mendapatkan isi. Pendekatan keruangan adalah suatu kajian terhadap fenomena
geosfer dengan menekankan pada eksistensi utama pada ruang.
Menurut Yunus (2010), yaitu pola keruangan, struktur keruangan, proses
keruangan, interaksi keruangan, asosiasi keruangan, sinergisme keruangan,
organisasi keruangan, komparasi keruangan, kecenderungan keruangan.
Sehingga, berdasarkan beberapa definisi beberapa para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa, pendekatan keruangan adalah suatu cara mendekati, cara
mengkaji dan cara menganalisis. Keruangan, berasal dari kata ruang,

11

mendapatkan awalan ke dan akhiran, sesuatu yang bersifat ruang. Ruang adalah
suatu bentukan buka bumi yang dibatasi oleh sisi - sisinya.

2.9 Definisi Batuan Sedimen

Menurut Hutton (1875) dalam Sanders (1981), Batuan sedimen adalah


batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas.
Menurut Pettijohn (1975) dalam Suwarno (2008) batuan sedimen adalah
batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang
sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di
endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami
pembatuan.
Sehingga, berdasarkan beberapa definisi beberapa para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa, batuan sedimen adalah jenis batuan yang terbentuk oleh
endapan dan sementasi yang bisa terjadi di permukaan bumi dan di bawah tanah
atau di dalam air. Pada dasarnya, batuan sedimen terbentuk akibat proses
sedimentasi.

12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang tim penyusun gunakan dalam melaksanakan


penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, di mana metode ini bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori pun dimanfaatkan sebagai
pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.
Sedangkan, pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan
keruangan, di mana pendekatan ini mengkaji fenomena geosfer berdasarkan aspek
topik, aspek aktivitas manusia, dan aspek regionnya. Seperti halnya pada Laguna
Gayau, di mana terjadinya proses sedimentasi yang mempengaruhi daerah sekitar
Laguna serta mengalami perubahan luas.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun waktu penelitian tim penyusun yaitu dilaksanakan pada hari


Sabtu, 13 November 2021, Pukul 10:00 WIB dan tempat penelitiannya yaitu
dilaksanakan di Laguna Gayau yang terletak di balik bukit Teluk Kiluan yang
berada di Dusun Bandung Jaya, Pekon Kiluan Negeri, Kecamatan Kelumbayan,
Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung (dengan koordinat GPS: S5°46’31”
E105°06’51”).

3.3 Peta Lokasi Penelitian

Berikut ini akan tim penyusun tampilkan gambar berupa peta terkait
penelitian tentang Peta Lokasi yang berada di Laguna Gayau adalah sebagai
berikut.

13

Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian Studi Bentang Alam, Laguna Gayau,
Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus

3.4 Peta Komplek Kolam Laguna Gayau

Berikut ini akan tim penyusun tampilkan gambar berupa peta terkait
penelitian tentang Peta Kondisi Kolam yang berada di Laguna Gayau adalah
sebagai berikut.

Gambar 1.2 Peta Komplek Kolam Laguna Gayau

14

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam melakukan sebuah penelitian, sangat diperlukan teknik analisis


data, guna mempermudah dalam melaksanakan penelitiannya. Sehingg, adapun
teknik analisis data yang digunakan tim penyusun dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik analisis kualitatif yang memiliki empat tahapan,
antara lain :

3.5.1 Pengumpulan Data

Pada teknik ini, pengumpulan data dilakukan guna mendapatkan informasi


atau data yang relevan terkait penelitian yang kita akan teliti. Data tersebut
didapatkan dengan sumber data primer. Dimana data primer didapatkan melalui
pengamatan dan penelusuran langsung ke tempat yang dituju, yaitu Laguna
Gayau, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus.

3.5.2 Reduksi Data

Pada teknik ini, reduksi data dilakukan guna mendapatkan hasil informasi
yang bermakna dan memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Banyaknya
jumlah data dan kompleksnya data, diperlukan analisis data melalui tahap reduksi.

3.5.3 Penyajian Data

Pada teknik ini, penyajian data dilakukan guna mendapatkan hasil kegiatan
saat sekumpulan data disusun secara sistematis. Bentuk penyajian data kualitatif
dapat berupa teks naratif (berbentuk catatan dilapangan) atau bahkan berupa peta
lokasi penelitian dan peta kondisi kolam Laguna Gayau yang sudah tim penyusun
sajikan. Sehingga, dari penyajian data tersebut, maka nantinya data akan
terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, di mana akan semakin
mudah dipahami.

3.5.4 Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Pada teknik ini, penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan guna


melihat hasil reduksi data dengan tetap mengacu pada tujuan analisis yang akan

15

dicapai. Tahap ini bertujuan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan
mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan untuk ditarik kesimpulan sebagai
jawaban dari permasalahan yang ada.

3.6 Sampel

Pengambilan sampel yang dilakukan di lokasi penelitian, yaitu tim


penyusun mengambil sampel pada sedimen berupa bebatuan yang dianggap
mewakili sedimen daerah penelitian. Sampel tersebut kemudian diolah dan
dianalisa untuk memperoleh hasil jenis batuan sedimen tersebut.
Adapun kondisi geologi daerah Laguna Gayau tergolong unik dan
kompleks, sebab di lingkungan laguna terdapat batuan sedimen yang berumur tua,
yaitu terdiri dari batu gamping dan batu pasir yang terangkat oleh tumbukan dan
pergerakan lempeng. Pada batuan sedimen ini banyak dijumpai fosil dan
cangkang yang tertanam dalam batuan sedimen yang diperkirakan berumur tua.
Batuan ini paling banyak dijumpai saat terjadinya aktivitas vulkanik.

Gambar 1.3 Sampel, Batuan Sedimen, Laguna Gayau, Kecamatan


Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus

16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Terbentuknya Laguna

Laguna terbentuk dari proses sedimentasi hingga pasang surutnya


gelombang lautan yang menentukan terbentuknya laguna. Laguna berfungsi
sebagai tempat berkumpulnya air untuk sementara jika pasang air laut tinggi.
Bentuk laguna terdiri dari beragam rupa, bergantung pada jenis dari penghalang
air laut yang membentuknya. Namun, ada juga laguna yang terbentuk karena
adanya bencana alam seperti topan dan tsunami.
Laguna biasanya dibatasi oleh terumbu karang, tumpukan pasir, dan
berbagai elemen pembatas lainnya, sehingga membuatnya sering dianggap mirip
dengan teluk, muara, atau bahkan danau. Laguna terbagi menjadi dua jenis, yaitu
laguna pantai dan laguna atol. Adapun tempat penelitian tim penyusun memiliki
jenis laguna pantai, sehingga terbentuk di cekungan dangkal tepi pantai yang
perlahan terkena erosi. Air yang merembes ke dalam gundukan pasir atau
cekungan itulah yang membentuk sebuah laguna.
Keberadaan laguna pantai biasanya tidak berlangsung untuk waktu yang
lama karena laguna cukup mudah terpengaruh perubahan lingkungan. Sehingga
laguna pantai ini tidak bergantung pada proses organik, melainkan pada
gelombang yang bekerja di lingkungan yang sesuai dengan pasokan bahan dasar
yang memadai, yang paling umum adalah pasir.
Laguna pantai tersebut terbentuk di daerah - daerah di mana kemiringan
pantai lebih datar dibandingkan kemiringan ekuilibrium yang dibutuhkan oleh
gelombang konstruktif yang panjang, yaitu pada gelombang yang membangun
tepi depan di depan breakpoint. Oleh karena itu, ditemukannya hanya di pantai
rendah dengan mungkin dapat terjadi di daerah penurunan, stabilitas, atau
munculnya pasir yang cukup.
Laguna pantai yang membentuk laguna tersebut terbuat dari pasir, tetapi
sedimen laguna biasanya lebih halus, karena kondisinya lebih tenang. Lumpur
lagoonal berbeda dengan lumpur beting. Glaukonit jarang ditemukan di lumpur

17

laguna, tetapi terumbu tiram dapat ditemukan di sepanjang Pantai Gayau. Lumpur
ditemukan jauh dari saluran, di mana hanya sedimen kasar yang dapat beristirahat,
karena arus yang kuat.
Flokulasi di air Laguna Gayau mempercepat pengendapan tanah liat.
Sumber sedimen halus berasal dari daerah pedalaman dan transportasi melalui
sungai. Detail sedimentasi laguna bervariasi dengan sifat beban sungai. Laju
sedimentasi pun jauh lebih tinggi di laguna dibandingkan di sekitar lautan terbuka,
karena pengendapan terus menerus di sebagian besar laguna dan sering dibantu
oleh flokulasi dan vegetasi.
Karang dibentuk oleh gelombang, yang membangun profil
kesetimbangannya dengan mengendapkannya pada gradien yang terlalu datar.
Tingkat akumulasi yang tumbuh dapat dinaikkan oleh angin dan membentuk bukit
pasir, di mana tanah di belakang penghalang tumbuh rendah yang akan menjadi
banjir untuk membentuk laguna pada permukaan laut naik secara perlahan.
Kenaikan permukaan laut seperti itu terjadi selama 20.000 tahun terakhir. Selama
karang dapat mempertahankan ketinggiannya di atas laut, maka saat permukaan
laut naik, laguna akan tetap ada hingga terisi sedimen.
Namun, di beberapa karang, bangunan luar material oleh aliran - aliran
glasial dapat memberikan gradien rendah yang sesuai dan sedimen yang cukup
untuk membentuk karang, di mana daerah lain material dibawa sepanjang pantai
untuk membentuk ludah dengan berkembang menjadi penghalang mulut teluk,
menutupi laguna. Fitur tersebut bisa berupa pasir atau sirap (kerikil).
Gelombang di dalam laguna dapat berkembang runcing di sepanjang sisi
daratan dari penghalang dan tepi dalam laguna. Fitur - fitur ini pada akhirnya
dapat memecah laguna menjadi badan air yang hampir berbentuk lingkaran atau
oval. Contohnya terjadi di Laguna Gayau, Pantai Gayau di Teluk Kiluan,
Lampung dan di tempat lainnya di mana vegetasi tidak membentuk tanah rawa.

4.2 Keadaan Fisik Air di Dalam Laguna Gayau

Keadaan fisik air di dalam Laguna Gayau berbeda dengan air yang ada di
Pantai Gayau, baik hal suhu, salinitas maupun oksigen yang dibebaskan dan

18

sedimennya. Bebatuan yang berada di basic Laguna pun terlihat jelas, dikarenakan
air tertembus oleh cerahnya sinar matahari.
Laguna juga merupakan badan air yang terbentuk di dekat daerah Pantai
Gayau. Air tersebut dangkal dan memiliki hubungan kecil dengan laut atau
samudra meskipun juga terpisah dari air laut dengan terumbu atau gumuk pasir
yang rendah. Air dari badan air ini dapat diangkut kembali ke samudra dan air
dari samudra ke laguna ini melalui saluran masuk yang menembus penghalang
yang sebagian besar merupakan gumuk pasir dan juga sebagian badan air dangkal
terdapat banyak pengaruh terhadap salinitas dan suhu air di laguna dengan
penguapan dan presipitasi.
Laguna disebut bocor bila terjadi pertukaran air dari laut tanpa gangguan
dengan bantuan saluran pasang surut yang lebar. Hal ini dapat menjadikan laguna
tersumbat karena terhubung dengan lautan dengan saluran yang panjang dan
sempit. Di sisi lain, Laguna pun tersedia kolam yang lebih kecil dan lebih dangkal
bersama ikan – ikan di dalamnya, sekilas keluar seperti akuarium alami. Laguna
Gayau ini juga adalah sebuh pisisir laut yang langsung dibatasi oleh batuan. Batu
- batu ini menampung air laut yang masuk diantara bebatuan, kadang pasang dan
kadang surut mengikuti arus ombak.
Air laut diantara bebatuan inilah yang dimanfaatkan untuk berenang dan
mengapung karena tidak ada ombak besar yang masuk ke dalam kolam kecil ini.
Volume air akan naik dan turun mengikuti kapasitas air laut yang dibawa masuk
oleh ombak. Sehingga, tak heran jika air di dalam Laguna Gayau juga berasa asin,
karena air tersebut merupakan campuran air yang berasal dari Pantai Gayau yang
memang sudah asin pula dengan terbawanya oleh deburan ombak yang berasal
dari celah - celah bebatuan.
Kedalaman Laguna diperkirakan berkisar antara 1 sampai 3 meter dan
aman untuk berenang ataupun untuk sekedar berendam. Beberapa pengunjung
yang datang ke Laguna Gayau pun ada yang memberanikan diri untuk melakukan
lompatan dari batu karang mengarah ke Laguna. Dari balik batu karang, air di
dalam Laguna muncul sangat jernih berwarna biru kehijauan.
Adapun pula, air di dalam Laguna Gayau lebih tenang dibandingkan air di
Pantai Gayau. Hal ini disebabkan oleh adanya sedimen yang lebih runcing dan

19

bisa menetap di air yang relatif tenang di belakang penghalang dan juga termasuk
sedimen yang dibawa ke laguna oleh sungai. Laguna di pesisir pun memiliki
bukaan sempit ke laut, sehingga, keadaan air dalam Laguna Gayau sedikit agak
berbeda dari air terbuka di Pantai Gayau dalam hal suhu, salinitas, oksigen yang
dibebaskan dan muatan sedimen.

4.3 Perubahan Luas Laguna Gayau

Salah satu dampak dari perubahan bentuk di daerah Laguna Gayau adalah
semakin meluasnya atau menyempitnya suatu lahan yang disebabkan oleh proses
sedimentasi. Proses sedimentasi yang berlangsung cepat dan terus - menerus akan
merusak ekosistem Laguna Gayau. Untuk mengatasinya, perlu dilakukan
pemantauan terhadap kejadian yang mengarah pada kerusakan lingkungan.
Kegiatan ini sangat diperlukan untuk memperoleh data dan informasi yang akurat
dan aktual tentang permasalahan sumberdaya pesisir dan laut yang sedang
dihadapi dewasa ini.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Laguna Gayau mengalami perubahan
bentuk dan luas yang cukup signifikan. Menurut warga lokal, perubahan luas yang
terjadi di lokasi penelitian, Laguna Gayau pada tahun 2015 merupakan akibat dari
terjadinya pasang yang cukup tinggi, di mana curah hujan yang cukup tinggi
mengakibatkan air laut menguap dan terjadinya pasang yang cukup tinggi,
sehingga ombak yang cukup besar pun naik ke permukaan laguna dan membuat
seluruh elemen - elemen yang ada ikut terseret serta terbawa arus. Kondisi seperti
itu dapat membahayakan masyarakat jika sedang berada di Laguna Gayau, maka
dari itu harus berhati - hati ketika hendak mengunjungi lokasi penelitian tersebut.
Dengan terjadinya pasang yang cukup tinggi, maka hal tersebut dapat
mengalami sebuah erosi. Erosi terjadi secara alami oleh pengikisan padatan
(sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi oleh angin serta
tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi atau oleh makhluk hidup,
semisal hewan yang membuat liang atau pertumbuhan akar tanaman yang
mengakibatkan retakan tanah dengan perubahan luas laguna pada tahun 2015
yang mengalami erosi seluas 28,07 ha dan akresi seluas 58,38 ha (Menurut
Pemandu Lokal, 2021).

20

4.4 Proses Terbentuknya Sedimentasi Laguna Gayau

Pada saat terjadinya proses sedimentasi pada Laguna, di mana proses


pengendapan material yang terbawa oleh air, angin, maupun gletser yang bisa
terjadi di darat, laut, maupun sungai dengan material yang terbawa merupakan
material yang berasal dari pengikisan atau pelapukan. Pelapukan ini bisa berasal
dari pelapukan kimia, fisika, dan mekanik. Pengendapan yang berlangsung lama,
akan membentuk batuan sedimen. Batuan sedimen ini terbentuk dari proses
sedimentasi.
Sedimentasi yang dilakukan oleh air, angin, maupun gletser memiliki hasil
yang berbeda, tergantung dari lokasi materi itu berada. Namun, pada lokasi
penelitian tim penyusun yaitu Laguna Gayau, di mana sedimentasi dapat dilakuan
oleh air dan juga angin. Angin yang berhembus membawa air yang berada di
Pantai Gayau ke daerah sekitar pinggir Pantai Gayau, sehingga menimbulkan
gelombang yang terbawa oleh air yang berasal dari pengikisan atau pelapukan
dengan membawa material berupa bebatuan, pasir dan lain sebagainya.
Sedimentasi juga salah satu penyebab terbentuknya permukaan bumi.
Permukaan bumi yang memiliki banyak bentuk, akibat adanya pengendapan yang
berlangsung lama, sehingga menyebabkan setiap sedimentasi membentuk sesuatu
yang unik dan mempercantik bentuk permukaan bumi, seperti halnya pada
Laguna yang terbentuk disekitar Pantai Gayau dengan sebutan Laguna Gayau
yang memiliki bentuk unik dan terlihat cantik dengan membawa material
sedimennya.

4.5 Potensi Yang Terjadi Pada Laguna Gayau

Adapun potensi yang dapat terjadi di Laguna Gayau memiliki beberapa


potensi, antara lain :
4.5.1 Bagian tepi laguna mengalami pengikisan, sehingga berpotensi
mempercepat pendangkalan laguna dan memperkeruh air laguna.
4.5.2 Adanya beberapa potensi sumber pencemaran terhadap air laguna, baik
yang berasal dari sisa sampah tsunami maupun dari kegiatan yang
berlangsung saat ini di sekitar laguna.

21

4.5.3 Laguna ini memiliki potensi ekonomi dan wisata alam yang menjanjikan
bagi pembangunan Desa Kiluan di masa mendatang.
4.5.4 Laguna ini merupakan tandon air yang dapat meredam banjir di daratan
dan sekitarnya, saat air laut pasang atau saat hujan.
4.5.5 Mencegah intrusi air laut ke daratan dan sekitarnya melalui bawah
permukaan tanah (terutama jika laguna berisikan air tawar dari tampungan
air hujan).
4.5.6 Potensi keanekaragaman hayati pada perikanan dengan berbagai jenis ikan
komersial cukup tinggi.
4.5.7 Menciptakan iklim mikro bagi wilayah di sekitarnya, sehingga udara
terasa lebih sejuk dan nyaman.

4.6 Upaya Penyelamatan Laguna Gayau

Untuk menyelamatkan laguna tersebut, maka perlu dilakukan suatu


pengelolaan terpadu yang melibatkan partisipasi masyarakat di sekitarnya.
Beberapa hal yang harus ditangani, antara lain :
4.6.1 Menetapkan status pengelolaannya melalui partisipasi masyarakat di
sekitarnya (termasuk kegiatan pemetaan, penyusunan tata ruang kawasan
di dalam dan sekitar laguna dan pembuatan peraturan pemanfaatan
sumberdaya di dalam dan sekitar laguna).
4.6.2 Melakukan persiapan bibit tanaman yang nantinya akan ditanam di
sekeliling laguna agar dinding laguna tidak mengalami abrasi dan kondisi
lingkungannya tidak gersang.
4.6.3 Membersihkan laguna dari sampah tsunami yang masih terdapat di dalam
dan sekitarnya.
4.6.4 Menyadarkan masyarakat akan fungsi dan manfaat laguna bagi
kepentingan ekonomi dan lingkungan perairan.
4.6.5 Mempromosikan keindahan laguna bagi tujuan ekowisata sehingga
pendapatan masyarakat di sekitarnya dapat ditingkatkan.

22

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah tim penyusun lakukan pada 13


November 2021 di Laguna Gayau, Kec. Kelumbayan, Kab. Tanggamus, Prov.
Lampung dan juga telah memaparkan pembahasannya, sehingga tim penyusun
dapat menyimpulkan atas penelitian yang telah dilakukan, antara lain sebagai
berikut :
5.1.1 Laguna Gayau terbentuk dari proses sedimentasi hingga pasang surutnya
gelombang di Pantai Gayau dan karena adanya bencana alam, seperti
erosi, akresi dan letusan gunung krakatau.
5.1.2 Keadaan fisik air di dalam Laguna Gayau lebih tenang dibandingkan air di
Pantai Gayau, dikarenakan adanya sedimen yang lebih runcing dan bisa
menetap di air yang relatif tenang di belakang penghalang serta memiliki
bukaan sempit ke laut. Sehingga, air di dalam Laguna Gayau berbeda dari
air terbuka di Pantai Gayau dalam hal suhu, salinitas serta oksigen yang
dibebaskan dan muatan sedimennya.
5.1.3 Laguna Gayau di Pantai Gayau mengalami perubahan luas pada tahun
2015. Perubahan luas ini ditandai dengan adanya fenomena erosi dan
akresi serta pasang yang cukup tinggi dan juga sempat terkena efek dari
letusan gunung krakatau pada tahun 2020.
5.1.4 Laguna Gayau mengalami proses sedimentasi, di mana proses
pengendapan material yang terbawa oleh air, angin, maupun gletser yang
terjadi di darat, laut, maupun sungai dengan material yang terbawa berasal
dari pengikisan atau pelapukan yang berlangsung lama, sehingga akan
membentuk batuan sedimen.
5.1.5 Proses sedimentasi juga merupakan salah satu penyebab terbentuknya
permukaan Laguna Gayau menjadi memiliki bentuk yang unik dan
membentuk seperti kolam raksasa yang sangat cantik dengan membawa
material sedimennya.

23

5.1.6 Laguna Gayau memiliki beberapa potensi yang akan terjadi, meliputi :
a) Bagian tepi laguna mengalami pengikisan, sehingga berpotensi
mempercepat pendangkalan laguna dan memperkeruh air laguna.
b) Potensi sumber pencemaran terhadap air laguna yang berasal dari sisa
sampah erosi dan akresi maupun dari kegiatan yang berlangsung saat
ini di sekitar laguna.
c) Laguna memiliki potensi ekonomi dan wisata alam yang menjanjikan
bagi pembangunan Desa Kiluan di masa mendatang.
d) Laguna merupakan tandon air yang dapat meredam banjir di daratan
dan sekitarnya, saat air laut pasang atau saat hujan.
e) Mencegah intrusi air laut ke daratan dan sekitarnya melalui bawah
permukaan tanah (terutama jika laguna berisikan air tawar dari
tampungan air hujan).
f) Potensi keanekaragaman hayati pada perikanan dengan berbagai jenis
ikan komersial cukup tinggi.
g) Menciptakan iklim mikro bagi wilayah di sekitarnya, sehingga udara
terasa lebih sejuk dan nyaman.
5.1.7 Laguna Gayau memiliki beberapa upaya terhadap penyelamatannya,
meliputi :
a) Menetapkan status pengelolaannya melalui partisipasi masyarakat di
sekitarnya (termasuk kegiatan pemetaan, penyusunan tata ruang
kawasan di dalam dan sekitar laguna dan pembuatan peraturan
pemanfaatan sumberdaya di dalam dan sekitar laguna).
b) Melakukan persiapan bibit tanaman yang nantinya akan ditanam di
sekeliling laguna agar dinding laguna tidak mengalami abrasi dan
kondisi lingkungannya tidak gersang.
c) Membersihkan laguna dari sampah tsunami yang masih terdapat di
dalam dan sekitarnya.
d) Menyadarkan masyarakat akan fungsi dan manfaat laguna bagi
kepentingan ekonomi dan lingkungan perairan.
e) Mempromosikan keindahan laguna bagi tujuan ekowisata sehingga
pendapatan masyarakat di sekitarnya dapat ditingkatkan.

24

5.2 Saran

Telah tim penyusun ketahui bahwa penelitian Studi Bentang Alam ini
sangat erat sekali hubungannya dengan keadaan fisik yang akan diteliti untuk
membantu rekan - rekan mahasiswa, khususnya pada bidang geografi. Sehingga,
sudah semestinya dapat memahami arti yang luas mengenai fenomena alam yang
terjadi tersebut. Selanjutnya, penting kiranya supaya tidak melakukan kesalahan -
kesalahan dalam pelaksanaanya.
Tim penyusun mengakui bahwa dalam penulisan laporan penelitian ini
masih banyak sekali kata - kata yang salah, untuk itu tim penyusun berharap kritik
dan saran yang membangun, karena akan menjadi sebuah acuan untuk kami. Dan
tak lupa juga untuk mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.

5.2 Link Video 360 Laguna Gayau


Berikut akan tim penyusun tampilkan link video 360 Laguna Gayau adalah
sebagai berikut.
Link : https://drive.google.com/file/d/1ccucRF57g-rIODLY1cZvVa_5Gq-
4_MqL/view?usp=drivesdk

25

DAFTAR PUSTAKA

KajianPustaka.com. 2019. Pengertian, Jenis Dan Penyebab Erosi. Diakses : 25


Oktober 2021. https://www.kajianpustaka.com/2019/03/pengertian-jenis-
dan-penyebab-terjadinya-erosi.html
Labollatorium.com. 2017. Laguna Gayau, Keindahan Alam Tersembunyi Di
Teluk Kiluan. Diakses: 21 Oktober 2021.
https://www.labollatorium.com/2017/04/laguna-gayau-keindahan-alam-
tersembunyi-di-teluk-kiluan-lampung-traveling-indonesia.html?m=1
Novia, Tresiana dan Noverman Dudji. 2018. Tata Kelola Pariwisata Teluk Kiluan
Berkelanjutan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nugrahani, Farida. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian
Pendidikan Bahasa. Jawa Tengah: Surakarta.
Rezkia, Salsabilla Miftah. 2020. Data Analysis: Teknik Analisis Data Kualitatif.
Artikel Belajar Data Science Di Rumah. Diakses : 24 Oktober 2021.
PalugadaNews.com. 2017. Pesona Laguna Gayau, Surga Kecil Di Kabupaten
Tanggamus. Diakses: 22 Oktober 2021.
https://palugadanews.com/2017/02/pesona-laguna-gayau-surga-kecil-di-
kabupaten-tanggamus/
Saputra, Rifky. dkk. 2013. Kajian Perubahan Luas Laguna di Pantai Samas,
Kabupaten Bantul dengan Menggunakan Citra Satelit Landsat Multi
Temporal. Semarang: UNDIP. Journal Of Marine Research. Vol. 2., No.
3. Hal: 36 – 40.
SharelIlmuHukum.com. 2016. Pengertian Akresi, Cesi, Okupasi, Preskripsi Dan
Perolehan Wilayah Secara Paksa Dalam Hukum Internasional. Diakses :
25 Oktober 2021.
https://iusyusephukum.blogspot.com/2016/03/pengertian-akresi-cessi-
okupasi.html
Suryadana, Muhammad. 2012. Pengertian Dan Ruang Lingkup Geografi
Pariwisata. Retrived From File UPI.

26

LAMPIRAN

Gambar 1.1 Permukaan Air Laguna Gayau

Gambar 1.2 Lubang Batuan Sedimen Gambar 1.3 Batuan Sedimen


Berisikan Deburan Ombak

27

Gambar 1.4 Jalur Trekking Menuju Laguna Gayau

Gambar 1.5 Keadaan Pantai Gayau Yang Bermuara Langsung Ke


Laguna Gayau Terlihat Dari Atas Lereng (Jalur Trekking)

Gambar 1.6 Daerah Laguna Gayau Menggunakan Panorama

28

Gambar 1.7 Laguna Gayau Terlihat Gambar 1.8 Gundukan Batuan


Dari Atas Batuan Sedimen Sedimen Menjadi
Yang Tim Penyusun Pijaki Tempat Duduk Bagi
Pengunjung Jika Ingin
Melihat Keindahan
Laguna Gayau Dari Atas
Secara Menyeluruh

Gambar 1.9 Batuan Sedimen Yang Menjadi Pemisah Antara Pantai


Gayau Dengan Laguna Gayau

29

Gambar 1.10 Tim Penyusun Berada Gambar 1.11 Tim Penyusun Berada
di Laguna Gayau di Laguna Gayau Dengan
Memperlihatkan Bawah Air

Gambar 1.12 Tim Penyusun Berenang Gambar 1.13 Pondokan Terbuat Dari
di Laguna Gayau Kayu Untuk Singgah

30

Anda mungkin juga menyukai