Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN

STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT)

JUDUL:
Peningkatan Pengetahuan dalam Ilmu Murni dan Pendidikan di Bidang
Biologi melalui Studi Lapang Terintegrasi (SLT)

23 DESEMBER 2019

DISUSUN OLEH:
Kelompok F.1
1. Herla Wahyu Pramuja (201810070311048)
2. Rivalda Firsophi Trixie (201810070311053)
3. Dina Ria Pramesti (201810070311054)
4. Retno Dwi Agrianti (201810070311056)
5. Egar Aldiyaksa Akbar (201810070311057)

DOSEN PEMBIMBING:
Dra. Roimil Latifa, M.Si., M.M

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
NOVEMBER 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul:
Peningkatan Pengetahuan dalam Ilmu Murni dan Pendidikan di Bidang Biologi
melalui Studi Lapang Terintegrasi (SLT)

Tempat/Tujuan SLT:
1. Kebun Raya Eka Karya Bali
2. SD Muhammadiyah 01 Denpasar
3. Taman Nasional Bali Barat
4. Mangrove Ecotourism – Serangan

Tanggal Pelaksanaan:
Senin, 25 Novermber 2019 – Jumat,29 November 2013

Menyetujui, Malang, 22 November 2019


Dosen Pengampu Penyusun,

Dra. Roimil Latifa, M.Si., M.M Egar Aldiyaksa Akbar


NIP. 0720036301 201810070311057

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Dr. Iin Hindun, M. Kes


NIP. 19640904 199101 2 001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberikan
rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
laporan Studi Lapang Terintergrasi (SLT) dengan judul Peningkatan Pengetahuan
dalam Ilmu Murni dan Pendidikan di Bidang Biologi melalui Studi Lapang
Terintegrasi (SLT) tepat pada waktunya, Alhamdulillah.

laporan ini berisikan tentang informasi mengenai kunjungan Studi Lapang


Terintergrasi (SLT) yang akan dilaksanakan pada 25-29 November 2019 di Bali.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal
sampai akhir. Semoga dengan adanya laporan ini bisa dijadikan literasi bagi para
pembacanya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita dalam
menyampaikan ilmu. Aamiin.

Malang, 23 Desember 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Permasalahan Kegiatan ................................................................... 2
1.3 Tujuan Kegiatan .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Kegiatan ............................................................................................ 3
BAB II. GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT
2.1 Kebun Raya Eka Karya................................................................................. 4
2.2 SD Muhammadiyah 1 Denpasar…................................................................. 8
2.3 Taman Nasional Bali Barat ……..….............................................................. 13
2.4 Mangrove Ekotourism – Serangan.................................................................. 16
BAB III. DESKRIPSI PROGRAM DAN PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Program........................................................................................... 20
3.2 Pembahasan …............................................................................................... 22
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................... 34
4.2 Saran ….......................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 36
LAMIRAN-LAMPIRAN
1.1 Lampiran Rundown ...................................................................................... 39
1.2 Dokmentasi Kegiatan .................................................................................... 40
1.3 Lembar Kerja ................................................................................................. 41

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Profil SD Muhammadiyah 1 Denpasar .................................................. 10

Tabel 2 Sumber Daya Manusia SD Muhammadiyah 1 Denpasar........................ 11

Tabel 3 Rundown acara........................................................................................ 39

Tabel 4 Lembar Kerja Taman Eka Karya............................................................. 41

Tabel 5 Lembar Kerja SD Muhammadiyah 1 Denpasar....................................... 45

Tabel 6 Lembar Kerja TN Bali Barat................................................................... 47

Tabel 7 Lembar Kerja Mangrove Ecotorism – Serangan .................................... 49

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Anggota Kelompok F.1 ...................................................................... 40

Gambar 2 Anggota Kelompok F.1....................................................................... 40

Gambar 3 Suasana Mangrove Ecotorism – Serangan.......................................... 40

Gambar 4 Suasana TN Bali Barat....................................................................... 40

Gambar 5 Suasana SD Muhammadiyah 1 Denpasar.......................................... 40

Gambar 6 Suasana Taman Eka Karya ................................................................ 40

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
SLT atau Studi Lapang Terintegrasi merupakan salah satu mata kuliah wajib
yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Muhammadiyah Malang sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi.
Tujuan dari dilakukannya studi lapang ini adalah tidak lain untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa pada ilmu murni dan pendidikan dibidang Pendidikan
Biologi. Sehingga, setelah mengikuti kegiatan ini mahasiswa diharapkan lebih
berkompeten lagi tujuan yang lain adalah memberikan pemahaman kepada
mahasiswa terhadap berbagai pendekatan dalam upaya mengetahui dan
menganalisis gejala-gejala yang timbul dalam organisasi kerja, khususnya yang
berkaitan dengan dunia kerja biologi dan pendidikan. Selain itu juga menambah
link/jaringan mahasiswa, membuka wawasan terkait dunia kerja dan lapangan
pekerjaan, serta meneguhkan peminatan keilmuan sehingga menjadi bekal positif
setelah menamatkan studi di Prodi Pendidikan Biologi FKIP. Alasan-alasan ini
membuat studi lapang terintegrasi harus dilakukan.

Pemilihan tempat Pulau Dewata (Bali) yang menjadi tempat destinasi bukan
tanpa alasan. Alasan dipilihnya pulau Bali karena disini terdapat berbagai tempat
yang dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran dalam bidang biologi dan
pendidikan ilmu biologi. Pada pembelajaran cabang ilmu cabang (ekologi)
terdapat mangrove ecotourism – serangan. Ditempat ini mahasiswa dapat
mempelajari mengenai konservasi mangrove. Konservasi secara harfiah memiliki
makna pelestarian, sehingga dengan melakukan studi disini harapannya
mahasiswa tahu mengenai apa, bagaimana, dan untuk apa konservasi mangrove
dilakukan. Tempat kedua adalah Taman Nasional Bali Barat, pada tempat ini
terdapat pembelajaran mengenai cabang ilmu biologi yaitu zoology. Taman
Nasional Bali Barat (TNBB) memiliki segudang fauna terutama burung. Sehingga
dengan mengunjungi tempat ini mahasiswa dapat menambah wawasannya
dibidang perburungan. Begitu pula dengan tempat ketiga yaitu Kebun Raya Eka
Karya, pada tempat ini terdapat berbagai macam tenaman yang dapat dijadikan
sebagai sumber pembelajaran botani. Dengan mengunjungi tempat ini diharapkan

1
mahasiswa menambah wawasan mengenai ilmu botani. Tempat terakhir adalah
SD Muhammadiyah 1 Denpasar, bidang yang ingin dipelajari dari tempat ini
adalah bidang pendidikan. Dengan mengunjungi tempat ini harapannya
mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan mengenai sistem sekolah, kurikulum
yang digunakan, manajement sekolah, dan sejenisnya.

Studi Lapang Terintegrasi atau SLT tentunya sangat penting dilakukan


untuk menunjang mahasiswa itu sendiri. Dengan melakukan program kegiatan
yang tercantum dalam mata kuliah SLT mahasiswa dapat memperoleh
pengetahuan dan wawasan yang lebih banyak. Sehingga, sangat lah penting
kegiatan SLT dilakukan.

1. 2 Rumusan Kegiatan
Adapun rumusan masalah yang dapat dikembangkan dalam proposal Studi
Lapang Terintegrasi ini antara lain:
1.2. 1 Bagaimana pengelolaan/manajemen SD Muhammadiyah 01
denpasar?
1.2. 2 Bagaimana pengelolaan/manajemen dan peran pengelolaan TN
Bali Barat sebagai lembaga konservasi serta keterlibatan
masyarakat dalam pengelolaan fungsi konservasi?
1.2. 3 Bagaimana perubahan fungsi hutan mangrove dan keadaan hutan
mangrove serangan saat ini serta apa dampak yang akan terjadi?
1.2. 4 Bagaimana koleksi tumbuhan tanaman serta peran Kebun Raya Eka
Karya Bali?

1. 3 Tujuan Kegiatan
Adapun rumusan masalah yang dapat dikembangkan dalam proposal Studi
Lapang Terintegrasi ini antara lain:
1.3. 1 Mengetahui pengelolaan/manajemen SD Muhammadiyah 01
denpasar

2
1.3. 2 pengelolaan/manajemen dan peran pengelolaan TN Bali Barat
sebagai lembaga konservasi serta keterlibatan masyarakat dalam
pengelolaan fungsi konservasi
1.3. 3 perubahan fungsi hutan mangrove dan keadaan hutan mangrove
serangan saat ini serta apa dampak yang akan terjadi
1.3. 4 Bagaimana koleksi tumbuhan tanaman serta peran Kebun Raya Eka
Karya Bali

1. 4 Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat kegiatan yang dapat dikembangkan dalam proposal Studi
Lapang Terintegrasi ini antara lain:
1.4. 1 Menambah wawasan dibidang pendidikan
1.4. 2 Menambah wawasan dibidang Ekologi
1.4. 3 Menambah wawasan dibidang Botani
1.4. 4 Menambah wawasan dibidang Zoologi

3
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI TUJUAN SLT
2. 1 Kebun Raya Eka Karya
2.1.1 Sejarah Singkat
Kebun Raya “Eka Karya” diresmikan pada tanggal 15 Juli 1959
oleh Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo, Direktur Lembaga Pusat
Penyelidikan Alam berdasarkan SK Kepala Daerah Tingkat I Bali
tanggal 19 Januari 1959 No. 19/E.3/2/4. Terletak berbatasan langsung
dengan areal hutan reboisasi Candikuning juga berbatasan langsung
dengan Cagar Alam Batukau dengan total luas area 50 ha. Nama “Eka
Karya” untuk Kebun Raya Bali diusulkan oleh I Made Taman. “Eka”
berarti Satu dan “Karya” berarti Hasil Kerja . Jadi “ Eka Karya ” dapat
diartikan sebagai Kebun Raya pertama yang merupakan hasil kerja
bangsa Indonesia sendiri setelah Indonesia merdeka. Gagasan awal
berasal dari Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo, Direktur Lembaga Pusat
Penyelidikan Alam yang merangkap sebagai Kepala Kebun Raya
Indonesia, dan I Made Taman, Kepala Lembaga Pelestarian dan
Pengawetan Alam saat itu yang berkeinginan untuk mendirikan
cabang Kebun Raya di Bali.
Kebun raya ini dikhususkan untuk mengoleksi Gymnospermae
(tumbuhan berdaun jarum) dari seluruh dunia karena jenis-jenis ini
dapat tumbuh dengan baik di dalam kebun raya. Pengelolaan Kebun
Raya sempat dua kali dititipkan pada Dinas Kehutanan Propinsi Bali,
yaitu pada 15 Juli 1959 – 16 Mei 1964 dan setelah peristiwa G 30
S/PKI (1966 – 1975). Pengelolaan kebun secara langsung oleh staf
kebun raya dilakukan juga selama 2 periode, yakni sejak 16 Mei 1964
– Desember 1965 dan 1 April 1975 hingga sekarang. Sejak tahun
1964 hingga saat ini, Kebun Raya “Eka Karya” Bali telah mengalami
11 kali pergantian kepemimpinan dengan berbagai pembaharuan. Di
bawah kepemimpinan I Gede Ranten, B.Sc. (1975 – 1977), luas kebun
raya bertambah hingga 129,2 ha. Perluasannya diresmikan oleh Ketua
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia saat itu yaitu Prof. Dr. Ir.

4
Tubagus Bachtiar Rifai pada tanggal 30 April 1976. Di bawah
kepemimpinan Ir. Mustaid Siregar, M.Si (2001 – 2008) luas kebun
raya bertambah lagi menjadi 157,5 ha. Meski pada awal berdirinya
ditujukan untuk konservasi tumbuhan berdaun jarum
(Gymnospermae), kini Kebun Raya yang berada di ketinggian 1.250 –
1.450 m dpl dengan suhu berkisar antara 18 - 20°C dan kelembaban
70 – 90% ini berkembang menjadi kawasan konservasi ex-situ
tumbuhan pegunungan tropika kawasan timur Indonesia. Statusnya
saat ini adalah Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya”
Bali (Anonymous, 2016).

2.1.2 Struktur Organisasi, Jumlah Seksi dan Bidang

Kepala Balai
Konservasi
Tembuhan
Kebun Raya
“Eka Karya”
Bali
Kepala DR. AGR. Didit Okta Pribadi.
Bagian M.Si
Subbagian
Tata Usaha
Sumarna Ady Widjaja,
S.Kom., M.Si

Kepala
Kepala Kepala Kepala Seksi
Seksi Seksi Seksi Koordinator Satuan
Satuan Eksplorasi Jasa dan Fungsional Kerja
Konservasi dan Informasi Bayu Adjie, Ir. I Nyoman
Dyan M.S. Koleksi M.Sc., Ph.D Lugrayasa
Putri, M.Si Tumbuhan M.Si.
I Made Renata
Ardaka, Lusilaora,
S.Si., S.I.Kom Koordinator Koordinator
M.Si Ekologi Kehutanan
Wawan
Sutomo, M.Sc Sujarwo, M.Sc

(Dokumen, 2016)

5
2.1.3 Profil Singkat, Visi dan Misi
Kebun Raya Bali merupakan tempat yang unik di pulau Bali
yang memadukan penelitian botani, pelestarian tumbuhan, pendidikan
dan rekreasi. Disini dapat bersantai sambil menikmati keindahan dan
kedamaian sambil mempelajari manfaat tumbuhan bagi kehidupan
masyarakat. Visi: “Menjadi kebun raya terbaik kelas dunia yang
menjadi referensi nasional maupun internasional dalam bidang
konservasi ex-situ tumbuhan pegunungan tropika dan pelayanan
dalam aspek botani, pendidikan lingkungan, hortikultura, lansekap
dan pariwisata” (Anonymous, 2016). Misi: “Melestarikan,
mendayagunakan dan mengembangkan potensi tumbuhan khususnya
yang berasal dari Kawasan Timur Indonesia, melalui kegiatan
konservasi, penelitian pendidikan serta peningkatan apresiasi
masyarakat terhadap kebun raya, tumbuhan dan lingkungan dalam
upaya pemanfaatan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan
masyarakat” (Anonymous, 2016).

2.1.4 Sumber Daya Manusia dan Pengelola


Sumber Daya Manusia dan Pengelola Kebun Raya “Eka Karya”
Bali berasal dari pegawai negeri sipil yang memilki pendidikan yang
linear (sesuai dengan bidangnya). Berdasarkan hasil wawancara
dengan pemandu yang memandu rombongan Universitas
Muhammadiyah malang, beliau mengatakan bahwa ia berasal dari
kampus Universitas Brawijaya jurusan Ilmu Hama Tanaman, dimana
beliau adalah PNS yang baru bekerja selama 2 bulan sehingga masih
belum mendapatkan penempatan bidang. Namun temannya yang juga
ikut memandu merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor budidaya
tanaman sehinga beliau ditempatkan pada taman budidaya indoor
begonia. Dapat dikatakan bahwa pemandu kami kurang memiliki
pengetahuan mengenai tanaman secara utuh dari segi biologi, hal ini
pun juga diakui oleh beliau. Sehingga dapat dikatakan bahwa
sumberdaya yang dimiliki Kebun Raya Bali kurang memadahi

6
2.1.5 Bentuk Jasa Layanan yang Ada
Banyak bentuk layanan yang disediakan yaitu konservasi,
penelitian, dan pendidikan lingkungan bagi siswa dan mahasiswa
(bagi mahasiswa terdapat juga fasilitas pemagangan, diklat, dan
pembimbingan serta pengidentifikasian tanaman). Salah satu fasilitas
penelitian dan perbanyakan tanaman dalam rangka konservasi di
Kebun Raya "Eka Karya" Bali adalah areal pembibitan seluas 1 ha
yang dilengkapi dengan rumah kaca, bak persemaian dan lahan
terbuka. Selain untuk koleksi, Pembibitan juga memperbanyak
tanaman untuk re-introduksi, pembuatan taman dan untuk penjualan.
Tanaman yang diperbanyak antara lain tanaman hias, tanaman
penghijauan, tanaman obat dan tanaman upacara agama Hindu Bali.
Pembibitan juga menjadi tempat aklimatisasi bagi tumbuhan hasil
eksplorasi sebelum ditanam di lapangan serta lokasi persemaian biji
hasil pertukaran dengan kebun raya atau instansi lain. Kebun Raya
Bali juga dikenal sebagai salah satu pusat penelitian keanekaragaman
hayati dan konservasinya. Peneliti kami banyak melakukan penelitian
dibidang hortikultura, keanekaragaman hayati dan konservasi
tumbuhan. Sekolah dan Universitas dapat memanfaatkan kebun
sebagai sarana pengajaran dan pembelajaran. Disini mahasiswa dan
dosen dapat melihat, memegang sekaligus mencium berbagai
keunikan bentuk dan aroma tanaman, sekaligus belajar berbagai
habitat dan lingkungan hidupnya.

2.1.6 Macam Fasilitas yang Dimiliki


Fasilitas yang dimiliki Kebun Raya “Eka Karya” berupa
Laboratorium Kultur Jaringan, Herbarium Hortus Botanicus Baliense
(THBB), Rumah Kaca, Perpustakaan, Guset house, Self guide, Ruang
Pertemuan, Taman Indoor Anggrek, Taman Paku & Lumut, Taman
Indoor Begonia, Taman Indoor Kaktus, Taman Tanaman Obat, Taman
Tanaman Upacara, Taman Tanaman Air, Taman Bambu, Taman

7
Indoor Rhododendron, Taman Indoor Araceae, Ruang Herbarium,
Pengamatan Burung, dan Toko Suvenir.

2.1.7 Informasi Tambahan


Kebun Raya Bali terletak di daerah Bedugul di tengah-tengah
pulau Bali sekitar 60 KM dari Denpasar. Transportasi umum tidak
nyaman karena jadwal yang tidak teratur, pengunjung disarankan
untuk menggunakan bus tourish, mobil, taksi, atau sepeda motor. Di
kebun raya pun anda dapat melihat tumbuhan hutan hujan tropik dan
kehidupan burungnya. Kebun Raya ini terletak di ketinggian 1250-
1450 dpl, dengan luas 157,5 hektar. Suhu disiang hari antara 17º - 25º
C dan malam hari 10º - 15º C, dengan kelembaban 70 - 90%
(Anonymous, 2016)
Kebun Raya Bali buka setiap hari dapi pukul 08.00 - 18.00
WITA, kecuali pada hari besar Nyepi Kebun Raya tutup. Biaya masuk
adalah sebagai berikut:
Tiket pengunjung Domestik : Rp. 9.000,-
Tiket pengunjung Asing : Rp. 17.000,-
Tiket parkir roda 2 : Rp. 3.000,-
Tiket parkir roda 4 : Rp. 6.000,-
Tiket parkir roda 6 : Rp. 11.000,-

2. 2 SD Muhammadiyah 01 Denpasar
2.2.1 Sejarah Singkat
SD Muhammadiyah 1 Denpasar didirikan pada tanggal 1
Agustus 1960. Dibawah kepemimpinan Kepala Sekolah yang pertama
yaitu Bapak Fakih Hasan jumlah murid dari tahun ke tahun terus
bertambah, maka lambat laun gedung SD Muhammadiyah 1 pun mau
tidak mau harus bertambah pula sehingga mampu menampung setiap
jenjang kelas menjadi dua ruang kelas dan mampu mendirikan SMP
Muhammadiyah Denpasar yang berlokasi sama dengan SD
Muhammadiyah 1 Denpasar. Pada perkembangannya di bawah

8
kepemimpinan Kepala Sekolah yang kedua yaitu Bapak Tarmizi
jumlah murid dari tahun ke tahun juga terus bertambah dan ruang
kelas pun bertambah pula, begitu juga pada masa kepemimpinan
Kepala Sekolah yang ketiga yaitu Bapak A. Sagino dan Kepala
Sekolah yang ke empat yaitu Bapak Gunawan (Anonymous,2010).
Kepemimpinan Kepala Sekolah yang ke lima yaitu Bapak
Sya’ban Tabrani yaitu pada tahun 1991 Gedung SD Muhammadiyah
mengalami berubahan sesuai dengan jumlah murid yang semakin
banyak, dari gedung yang berlantai 1 menjadi berlantai 3. Pada tahun
2002 di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah yang ke tujuh yaitu
Bapak Supardiyono S.Pd dilanjutkan dengan pemasangan Keramik di
setiap lantai seperti sekarang ini, disamping itu juga SD
Muhammadiyah 1 yang sebelumnya belum mempunyai ruang
pertemuan, sejak saat itu pula telah dibuatkan ruang pertemuan. Saat
ini, SD Muhammadiyah 1 Denpasar memiliki Akreditasi A dengan
Kepala sekolah Sugito,S.Pd., M.Pd dan Wakil Kepala Sekolah
Parhan, S.Pd (Anonymous,2010).

2.2.2 Struktur Organisasi, Jumlah Seksi dan Bidang

Kepala Sekolah

Sugito, S.Pd

Wakil Kepala Sekolah

Parhan, S.Pd

Kepala urusan Kepala Urusan


ISMUBA Kurikulum
Drs. Muhammad
Rokhani, S.Pd
Barhiman

(Dokumen Pribadi)

9
2.2.3 Profil Singkat, Visi dan Misi
2.2.3.1 Profil Singkat

Profil Sekolah
1 Nama Sekolah : SD MUHAMMADIYAH 1
DENPASAR
2 NPSN : 50103227
3 Jenjang Pendidikan : SD
4 Status Sekolah : Swasta
5 Alamat Sekolah : Jl. Imam Bonjol No. 51 Denpasar
RT / RW : 0 / 0
Kode Pos : 80119
Kelurahan : PEMECUTAN
Kecamatan : Kec. Denpasar Barat
Kabupaten/Kota : Kota Denpasar
Provinsi : Prop. Bali
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : 8,661247 Lintang
115,2073 Bujur
7 SK Pendirian Sekolah : 407/I-001/BL-60/1997
8 Tanggal SK Pendirian : 1977-08-12
9 Status Kepemilikan : Yayasan
10 SK Izin Operasional : 30/I19/kep/I.87
11 Tgl SK Izin Operasional : 1987-03-11
12 Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada
13 Nomor Rekening : 029-02.02.02845-9
14 Nama Bank : BPD BALI
15 Cabang KCP/Unit : Teuku Umar
16 Rekening Atas Nama : SD MUHAMMADIYAH 1
DENPASAR
17 MBS : Ya
18 Luas Tanah Milik (m2) : 1850
19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0
20 Nama Wajib Pajak : -
21 NPWP : 3,37255E+12
20 Nomor Telepon : 361483809
21 Nomor Fax : 361480646
22 Email : sdm1.denpasar@yahoo.com
23 Website : -
24 Waktu Penyelenggaraan : Kombinasi
25 Bersedia Menerima Bos? : Bersedia Menerima
26 Sertifikasi ISO : 9001:2008

10
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik (watt) : 64500
29 Akses Internet : Telkom Speedy
30 Akses Internet Alternatif : -
31 Kepala Sekolah : Sugito
32 Operator Pendataan : Akhmad Efendi
33 Akreditasi : A
34 Kurikulum : Kurikulum 2013
Tabel 1
(Sumber Kemendikbud)

2.2.3.1 Visi dan Misi


Visi Sekolah: Menjalankan ajaran Islam berlandaskan Al-
Qur’an dan As Sunnah, Unggul dalam prestasi, prinsip
Fastabiqul Khairat dan komitmen dalam menjaga nama besar
Muhammadiyah, Inovatif sesuai gerakan tajdid yang selalu
melakukan pembaharuan, berani berkompetisi menghadapi
perkembangan Iptek yang mengglobal, Akhlaq mulia sebagai
karakter sesuai nilai nilai islami yang harus dipertahankan
menghadapi perkembangan zaman (Sugito, 2019). Misi
Sekolah: Pembiasaan islami,hafalan surat dan do’a serta tertib
ibadah, Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, aman
nyaman dan kondusif serta alami, Melaksanakan pembelajaran
kreatif, inspiratif, dan innovatif serta menyenangkan, Memberi
ketauladanan yang baik kepada pendidik maupun peserta didik
dalam bersikap maupun berbuat, Mengikuti dan meraih
prestasi lomba baik siswa maupun guru yang diadakan oleh
Muhammadiyah, Pemerintah dan lainnya (Sugito, 2019).

2.2.4 Sumber Daya Manusia dan Pengelola

Jabatan Ijazah Terakhir Total


SMA D1 D2 D3 S1 S2
Kepala Sekolah - - - - - 1 1
Guru PNS - - - - - - -
Guru tetap Yayasan - - - 1 36 - 37
Guru tidak tetap - - - - 2 - 2
Jumlah Pendidik - - - 1 38 1 40

11
Tenaga.Administrasi 1 - - 1 1 - 3
Tenaga - - 1 - - - 1
Perpustakawan
Tenaga Laboran - - - - - - -
Tenaga Satpam 2 - - - - - 2
Tenaga 4 - - - - - 4
Kebersihan/Pesuruh
Jumlah 7 - 1 1 1 - 10
T.Kependidikan
Total Tenaga 7 - 1 2 40 1 51
Tabel 2
(Sumber Dokumen Pribadi)

2.2.5 Bentuk Jasa Layanan yang Ada


Bentuk Jasa Layanan yang Ada tentunya berupa Konteks/
layanan jasa Sekolah namun SD Muhammadiyah 1 Denpasar ini
memiliki Layanan lain berupa amal usaha PDM kota denpasar,
sebagai pusat dakwah, sebagai pusat pengkaderan, dan sebagai pusat
pendidikan.

2.2.6 Macam Fasilitas yang Dimiliki


Fasilitas yang dimiliki berupa kelas dilengkapi AC, LCD
proyektor, dan audio visual, mushalla, laboratorium bahasa,
laboratorium computer, perpustakaan, UKS, internet, CCTV, ruang
pertemuan, sarana olahraga, toilet siswa yang terpisah. Kegiatan
Extrakulikuler berupa tartil qur’an, hizbul wathan, beladiri tapak suci,
drum band, sains club, seni lukis, seni kaligrafi, bina vokalia, seni
marawis, paskibra, bulutangkis, dan futsal.

2.2.7 Informasi Tambahan


Pendaftaran siswa baru pada SD Muhammadiyah 1 Denpasar
dimulai setiap bulan Desember. Hal ini berbeda dengan sekolah pada
umumnya yang membuka pendaftaran pada pertengahan tahun. Selain
itu. Komponen kurikulum yang dimiliki sekolah juga berbeda dari
sekolah pada umumnya. Dimana SD Muhammadiyah 1 Denpasar
menambahkan materi agama lebih banyak. Rinciannya berupa

12
Pendidikan Muhammadiyah Al- Islam Kemuhammadiyahan dan
Bahasa Arab (12 jam) sebanyak 25%, pelajaran pendidikan nasional
(PKn,Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni budaya dan
keterampulan ,PJOK, Bahasa Inggris) sebanyak 60%, serta muatan
lokal (Bahasa Bali, Bahasa Inggris tambahan) sebanyak 15%.

2. 3 Taman Nasional Bali Barat


2.3.1 Sejarah Singkat
Sejarah kawasan Taman Nasional Bali Barat diawali dari
penelitian ahli Biologi Jerman yaitu Dr. Baron Stresman pada tahun
1911 yang berkunjung ke Pulau Bali tepatnya di Desa Bubunan yang
berjarak 50 Km dari Kabupaten yang berjarak 50 Km dari Singaraja
menemukan burung Jalak Bali/Curik Bali (Leucopsar rothschildi).
Burung denagn ciri khas berwarna putih dan terdapat warna biru
dilingkaran mata hanya ada di Pulau Bali bagian barat (hewan
endemik). Sehingga Dewan Raja Bali menetapkan wilayah Bali Barat
sebagi tempat perlindungan hewan endemik dalam kawasan
perlindungan alam (KPA). Adanya indikasi potensi wilayah untuk
dijadikan kawasan konservasi, maka wilayah Bali Barat ditetapkan
menjadi Taman Nasional Bali Barat.

2.3.2 Struktur Organisasi, Jumlah Seksi dan Bidang


Struktur organisasi Taman Nasional Bali Barat telah diatur
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkup Hidup dan Kehutanan No.
P.07/Menlhk/Setjen/OTL.O/01/2006 tanggal 10 Februari 2016 tentang
organisasi dan Tata Kelola Unit Pelaksanaan Teknis Taman Nasional
Bali Barat dikepalai oleh Kepala balai setara dengan Eselon IV,
dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi,
sedangakan pelaksaan teknis dilapangan adalah kelompok jabatan
fungsional (kelompok perlindungan, Pengawetan dan Pelestrarian)

13
2.3.3 Profil Singkat, Visi dan Misi
Taman Nasional Bali Barat secara Geografis terletak disisi barat
Pulau Bali pada Koordinat antara 8° 05’ 20’’ s.d 8° 15’ 25’’ Lintang
Selatan dan 114° 25’ 00’’ Bujur Timur. Luas kawasan sebesar
19.000,8 hektar, terdiri dari wilayah terrestrial (15.587,89 hektar) dan
perairan 3.415). secara adminitratif wilayah Taman Nasional Bali
Barat berada di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Buleleng (kecamatan
Gerogok seluas 12.814,89 Hektar) dan kabupaten Jembrana
(Kecamatan Melaya seluas 6.188 Hektar). Pada tanggal 14 Oktober
1982, Taman Nasional Bali Barat dideklarasikan bertepatan saat
berlangsungnya kongres Taman Nasional se-Dunia di Denpasar, Bali.
Alamat dari Wilayah kawasan Taman Nasional ini secara
administratif masuk ke dalam 2 wilayah kabupaten di Bali, yaitu
Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, tepatnya
berada di wilayah administrasi Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Bule
leng dan Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.
Kontak yang bisa dihubungi No telepon: 0365-61060, Hp:
08123847237
Visi Taman Nasional Bali Barat adalah “ Tercapainya
Pengelolaan Taman Nasional Bali Barat yang efektif dan kolaboratif
guna menompang optimalnya fungsi kawasan secara ekologis, ilmu
pengetahuan, budaya dan ekonomi”. Untuk mencapai isi yang telah
ditetapkan ada dua usaha yang perlu dilakuakn yang terangkum dalam
Misi Taman Nasional Bali Barat, yaitu, menetapkan status kawasan
Taman Nasional Bali Barat, mewujudkan Kawasan taman Nasional
Bali Barat sebagai Habitat yang ideal bagi Curik Bali (Lucopsar
Rothschildi) dan satwa liar lainya, mengoptimalkan pengelolaan
taman Nasional Bali Barat berbasis teknologi informasi,
mengoptimalkan peran kawasan untuk pariwisata alam dan jasa
lingkungan guna kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan

14
2.3.4 Sumber Daya Manusia dan Pengelola
Pengelolan Taman Nasional Bali Barat dalam hal wisata alam
dinilai cukup baik. Indikatornya adalah Taman Nasional Bali Barat ini
menyedikan IPPA (Izin Pemanfaatan Pariwisata Alam) kepada
perusahaan yang dapat mengembangkan sektor pariwisata. Adapun
strategi dalam pengelolaan Curik Bali yaitu pembinaan popolasi di
UPKPJB, penangkaran berbasis masyarakat, penyuluhan atau
pendidikan konservasi, pelepasliaran Curik Bali, monitoring dan
inventarisasi Curik Bali, pembinaan habitat, serta melakukan patroli
atau pengamanan Jalak Bali. Jadi, pengelolaan tidak hanya dari
konserver namun juga dari masyarakat sekitar yang telah diberikan
pengetahuan sebelumnya.

2.3.5 Bentuk Jasa Layanan yang Ada


Dalam pengembangan Taman Nasional Bali Barat memiliki
layanan utama berupa konservasi jalak bali yang memiliki potensi bisa
punah.

2.3.6 Macam Fasilitas yang Dimiliki


Taman Nasional Bali Barat memiliki berbagai macam
akomodasi dan fasilitas pendukung kegiatan wisata dan penelitian.
Akomodasi yang dimaksud seperti pemandu wisata (guide), pondok
jaga, pondok wisata (untuk istirahat wisatawan), menara pandang,
jalan setapak untuk memudahkan penjelajahan, penyewaan peralatan
selam, speed boat, dan lain sebagainya.

2.3.7 Informasi Tambahan


Kini TNBB dikelola oleh Sustainable Gruop, yang dengan Izin
Pemanfaatan Pariwisata Alam yang didapatnya sukses selama ini
mengembangkan pariwisata kawasan ini, dengan dibantu oleh
stakeholder pengelolaan TN Bali Barat lainnya yaitu UI (Universitas
Indonesia), SMG, Clumbia University serta Usaid.Tidak hanya itu,

15
Taman Nasional Bali Barat juga telah berkerja sama dengan berbagai
organisasi balik dalam dan luar negeri seperti diantaranya;
1. Birdlife Internasional,
2. Amerivan Zoo and Aquarium Associztion (AZA),
3. Kebun Binatang Surabaya,
4. Jersey Wildlife Preservation Trust (JWPT),
5. Universitas Udayana,
6. Trimbawan Swastama Sejati (SMG),
7. Shorea Barito Wisata,
8. Universitas Indonesia,
9. Institut Pertanian Bogor (IPB).

2. 4 Mangrove Ecotourism – Serangan


2.4.1 Sejarah Singkat
Pada awalnya hutan mangrove berdiri pada tahun 1961 dan
berawal dari kerja sama antara Indonesia dengan Jepang (JAICA).
awalnya tempat ini adalah tempat penelitian dan karena tempatnya
yang bagus kemudian dibuatkan jogging track untuk jalan – jalan
kemudian tahun 2003 dijadikan tempat wisata dan diresmikan oleh
Ibu Megawati. Hutan Mangrove adalah kumpulan dari hutan bakau
kurang lebih ada 30 jenis pohon bakau dan beberapa ada jenis pohon
yang lainya. Terdapat binatang buas seperti ular air payau, biawak dan
kepiting. Kawasan Hutan Mangrove merupakan kawasan yang
dikelola oleh pihak PT. BTID dalam pengawasan Dinas Kehutanan
Provinsi Bali dan bekerja sama dengan masyarakat Pulau Serangan
dalam melestarikan keberadaan Hutan Mangrove. Kawasan hutan
mangrove memiliki total area sebesar 33 ha yang dikelilingi oleh
daratan pada sisi utara, selatan, dan barat kawasan. Sedangkan pada
sisi timur kawasan berhadapan langsung dengan laguna yang sekarang
disebut sebagai Teluk Lebangan. Pulau Serangan termasuk kawasan
hutan mangrove memiliki rata-rata suhu 27,4o C dan kawasan hutan

16
mangrove berada pada letak geografis 8°44'7.55"LS dan
115°13'50.17"BT.
Sejak tahun 1992 kawasan Tahura Ngurah Rai oleh MIC dibuka
sebagai kawasan ekowisata yang menawarkan program-progam
sebagai berikut: Program Mangrove education tour & Tracking,
Program Bird Watching, Program Fishing, Program Mangrove Tree
Plantation or Adoption, Program Canoeing, Program Boating.
Mangrove Information Center (MIC) terbentuk atas kerjasama antara
Departemen Kehutanan Republik Indonesia melalui Proyek
Pengembangan Pengelolaan Hutan Mangrove Lestari dengan
Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency
(JICA). Proyek tersebut berlangsung dari tanggal 4 November 1992
sampai tahun 1999, dengan tujuan untuk mendukung kegiatan
reboisasi dan pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan, termasuk
rehabilitasi hutan mangrove seluas 253 ha. Para pengunjung dapat
mengetahui informasi apa saja tentang Mangrove Ekotourism-
Serangan melalui costumer servis. Kontak CS yang dapat dihubungi
(0361) 726969 yang beralamat di Pemogan, Denpasar Selatan,
Denpasar City, Bali 80361

2.4.2 Struktur Organisasi, Jumlah Seksi dan Bidang


Mangrove Ekotourism-Serangan memiliki struktur organisasi
untuk mengelola tempat tersebut, berikut strukturnya:

Ketua Umum

Sekretaris

Humas Kepala sekretariat Satgas

2.4.3 Profil Singkat, Visi dan Misi


Berdirinya Mangrove Ekotourism juga memiliki visi misi yaitu
visinya memberikan dan berbagi tentang pengetahuan dan wawasan

17
tentang peran hutan mangrove terhadap keseimbangan habitat dan
ekosistem nya. Melalui visi tersebut maka misi yang didapatkan yaitu
memberikan edukasi baik secara langsung atau tidak langsung kepada
masyarakat atau pengunjung ekowisata ini.

2.4.4 Sumber Daya Manusia dan Pengelola


Komisaris Utama PT.BTID (pengatur utama kawasan
konservasi mangrove Bali) yaitu I Gede Ardika lahir di lahir di
Singaraja, Bali, 15 Februari 1945 adalah Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata pada Kabinet Gotong Royong. Beliau telah menempati
jabatan tersebut sejak 23 Agustus 2000 saat susunan anggota Kbinet
Persatuan Nasional dirombak. Belai merai gelar sarjana pada tahun
1997 dari STIA LAN. Bandung merupakan karir pada Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.

2.4.5 Bentuk Jasa Layanan yang Ada


Hutan Mangrove dikelola oleh PT. Bali Turtle Island
Development.Di hutan mangrove terdapat pemandu wisata yang dapat
menemani selama perjalanan dan yang dapat menjelaskan mengenai
sejarah hutan mangrove. Selain itu di hutan mangrove terdapat
bangunan yang tinggi yang dapat digunakan untuk foto.

2.4.6 Macam Fasilitas yang Dimiliki


Fasilitas yang ada di kawasan ekowisata MIC meliputi:
Jembatan kayu (trail), Pondok peristirahatan sebanyak 5 buah di
sepanjang jembatan kayu, Geladak terapung (floating deck), Menara
pandang sebanyak 2 buah, Gedung MIC/BPHM, Kolam sentuh, Areal
persemaian, Kolam monitor. Kondisi delapan fasilitas yang ada di
kawasan ekowisata sampai saat ini dalam kondisi yang cukup baik
dan dapat dipergunakan untuk pelaksanaan program-program
ekowisata (Wahyuni,2017). Bentuk layanan yang diberikan oleh MIC
adalah memberikan pengetahuan kepada generasi muda dan

18
masyarakat pada umumnya tentang pentinganya keberadaan kawasan
Hutan Mangrove, memberikan informasi edukasi sekaligus
pemahaman tentang keanekaragaman flora dan fauna yang ada di
dalamnya, memberikan pengertian tentang pentingya keseimbangan
ekosistem lingkungan dan membuka cara pandang baru, tentang
mangrove dan keberadaan satwa di dalamnya dalam hubunganya
dengan kehidupan manusia seta mengajak lebih memahami arti
bersosiliasi terhadap sesama, dalam dalam hal ini antara manusia,
satwa dan lingkungan.
Penyebab yang melatar belakangi adanya mangrove tourism
adalah awalnya terjadi kerusakan hutan mangrove diakibatkan oleh
penebangan liar hutan bakau oleh masyarakat untuk kebutuhan dan
industri dapur arang serta banyak areal berubah fungsi menjadi
tambak masyarakat yang tidak produktif dan terbengkalai.Upaya
konservasi kemudian dilakukan oleh pemerintah untuk
menyelamatkan hutan mangrove yang masih ada dengan tujuan
mempertahankan keberadaannya dan melestarikan hutan mangrove
tersebut. Salah satu upaya konservasi tersebut dilakukan dengan
membuat ekowisata mangrove yang mana pemerintah menjadikan
hutan mangrove sebagai objek dan daya tarik wisata.

2.4.7 Informasi Tambahan


Hutan mangrove menjalin kerjasama dengan Forum Peduli
Mangrove bali dimana forum ini yang selalu mengawasi kondisi hutan
mangrove tersebut selain petugas dari Hutan Mangrove itu sendiri.
Selain kerjasama dengan FPMB pengelola Hutan Mangrove juga
bekerja sama dengan pemerintah Bali.

19
BAB III
DESKRIPSI PROGRAM DAN PEMBAHASAN
3. 1 Deskripsi Program
3.1.1 Kebun Raya Eka Karya
Pengamatan pada Kebun Raya Eka Karya diawali briefing oleh
pemandu yang bernama Aini yang didampingi dua temannya. Setelah
briefing dilanjutkan pengamatan pada taman begonia yang
mengahruskan kami berjalan kurang lebih 100 meter. Saat perjalanan
kami dijelaskan mengenai tanaman yang berada disekeliling kami dan
tanaman apa saja yang ada pada Kebun Raya Eka Karya. Pada taman
begonia kami melakukan observasi pribadi mengenai begonia, dilanjut
pada taman rosa atau mawar, taman azalea dan taman kaktus.
Saat melakukan observasi kami menemukan bahwa terdapat
banyak spesies begonia yang ada pada Kebun Raya Eka Karya. Kami
juga beru mengetahuai bahwa spesies begonia memiliki alat kelamin
yang terpisah anatara jantan dan betina (tidak dalam satu bunga).
Kami juga mengamati beberapa mawar pada kebun mawar namun
banyak mawar yang rusak dikarenakan satu hari sebelumnya hujan
deras mengingat kebun mawar ini terletak diluar ruangan. Kami juga
mengobservasi mengenai kaktus dari berbagai macam Negara.
Fenomena unik yang kami temui adalah ditemukannya berbagai
tanaman dari berbagai macam belahan dunia.

3.1.2 SD Muammadiyah 1 Denpasar


Pengamatan dilakukan setelah mendapat konfirmasi dari kepala
sekolah SD Muhammadiyah 1 Denpasar yang pada waktu itu juga
langsung dikunjungi, Kepala sekolah beserta perangkat-perangkat
organisasi sekolah tersebut menyambut ramah kunjungan kami
kemudian di beri informasi dan materi mengenai bagaimana konsisi
sekolah, manajemen sekolah, fasilitas yang ada dan sistem pendidikan
yang dipakai. Kami mengamati aktivitas yang terjadi di sekolah
tersebut dengan melihat kondisi dan situasi yang ada, salah satunya

20
yang kami amati adalah fasilitas yang ada disekolah tersebut seperti
ruang kelas, ruang uks, mushalla, kamar mandi, dan kantin.
3.1.3 Taman Nasional Bali Barat
Sebelum melakukan observasi di lapangan, terlebih dahulu
dilakukan sambutan dari ketua Taman Nasional Bali Barat serta
sambutan dari perwakilan dosen Universitas Muhammadiyah Malang.
Selain itu pihak Taman Nasional Bali Barat juga memberikan materi
yang dilanjutkan dengan pengarahan dan pengetahuan mengenai
Taman Nasional Bali Barat. Setelah dapat pengarahan kami diajak
langsung observasi ke lapangan untuk melihat jalak bali yang ada di
Taman Nasional Bali Barat serta mendapatkan pengarahan lagi
mengenai pelepasliaran dan pengelolaan jalak bali. Kawasan Taman
Nasional Bali Barat merupakan habitat dari berbagai macam flora dan
fauna langka yang dilindungi antara lain jalak bali, kijang, trenggiling
dan kera serta terdapat beberapa flora antara lain cendana, kemiri,
bayur, bungur dan sebagainya. Namun, kami hanya mengamati jalak
bali saja karena urgensi kepunahan lebih besar jika dibanding dengan
spesies lain. Hal menarik yang didapatkan pada kunjungan Taman
Nasional Bali Barat yaitu kami mengetahui secara langsung
keberlangsungan hidup habitat yang ada pada Taman Nasional Bali
Barat khususnya Jalak Bali. Jalak Bali mengalami tahapan sebelum
dilepasliaran. Sebelum dilepasliaran, Jalak Bali diletakkan pada
kandang besar (Habituasi) selama satu tahun agar burung tersebut
dilatih untuk hidup di alam bebas. Metode ini dikenal denga metode
soft release.

3.1.4 Mangrove Ecotourism – Serangan


Penelitian di Hutan Mangrove Serangan diawali dengan
penyampaian materi secara singkat oleh bapak Agung. Selain
penyampaian materi secara singkat mengenai berdirinya Hutan
Mangrove pak Agung juga menyampaikan mengenai rute yang akan
dilewati seperti jalan dilalui oleh 2 orang dan tidak boleh berlarian

21
atau melompat karena mengingat jalan yang terbuat dari kayu
kemudian beliau juga memberikan pilihan untuk rute seperti rute yang
panjang maka kita akan memilih jalur kanan sedang rute yang pendek
maka memilih jalur kiri. Pengamatan yang dilakuakn berupa
mengamati bentuk akar yang terlihat keluar dari dalam lumpur, daun
yang menggulung dimana pada awal melihatnya kami mengira itu
bunga namun ternyata termasuk pada daun muda. Pengamatan
geografi juga kami lakukan kami mengamati letak dari hutan bakau
ini. Letaknya dibawah By Pass Ngurah Rai didekat Bandar udara
Ngurah Rai. Data dan fakta yang diperoleh dari pengamatan yaitu
letak hutan mangrove yang berada di wilayah By Pass Ngurah Rai dan
Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat membatu untuk mengurangi polusi
akibat aktifitas lalu lintas dari By Pass Ngurah Rai dan dapat
menguraingi abrasi. namun juga dapat ditemukan beberapa sampah
plastik yang terdapat pada area hutan Mangrove tersebut. Dari hasil
pengamatan dapat diketahui bagaimana fungsi hutan mangrove selain
untuk mencegah abrasi namun juga dapat untuk tempat hidup flora
fauna yang terdapat di hutan mangrove tersebut.

3. 2 Pembahasan
3.2.1 Kebun Raya Eka Karya
Kebun Raya Eka Karya memiliki cara tersendiri dalam
mrngoleksi tanamannya yaitu dengan metode cluster. Metode cluster
adalah metode mengelompokkan tanaman sesuai dengan tema yang
telah ditentukan. Tema yang diusung dapat dari jenis genus, famili,
atau habitatnya. Tema yang diusung adalah Taman Indoor Anggrek,
Taman Paku & Lumut, Taman Indoor Begonia, Taman Indoor Kaktus,
Taman Tanaman Obat, Taman Tanaman Upacara, Taman Tanaman
Air, Taman Bambu, Taman Rhododendron, Taman Indoor Araceae,
dan Ruang Herbarium. Saat observasi, kami hanya mengamati taman
Indoor Begonia, taman Rhododendron, taman rosa, serta sebagian
taman kaktus.

22
Pada taman begonia kami mengamati banyak spesies dari
begonia. Begonia merupakan jenis tumbuhan herba, baik herba tegak
atau menjalar, berdaun tidak simetris, umumnya berbentuk membulat
dengan pangkal daun bertoreh, warna daun hijau sampai merah; bunga
jantan terpisah dengan bunga betina, bunga jantan memiliki perhiasan
bunga atau tenda bunga sebanyak 2 sampai 4 buah, berwarna putih
sampai merah muda; bunga betina memiliki tenda bunga sebanayk 2
sampai 6 buah, warna putih sampai merah muda, bunga betina
dilengkapi dengan bakal buah yang bersayap dan beruang 3, buah
berbentuk kapsul dilengkapi dengan tiga buah sayap yang hampir
sama panjang atau berbuah buni yang dilengkapi tiga buah tonjolan
seperti sayap, buah beruang tiga yang dibatasi oleh sekat, memiliki
plasenta pada tiap rungnya; biji sangat kecil ukuran anatara 0.03-0.04
mm berbentuk barrel dan sering disebut biji debu (Girmansyah, 2010).
Begonia memiliki ciri khas lain yaitu daunnya yang eksotis,
kadang kala bunganya juga. Sehingga, dapat dikatakan bahwa begonia
memiliki potensi untuk dibudidayakan dan dipasarkan untuk dijadikan
tanaman hias. Hal ini juga diperkuat oleh Girmansyah (2008) bahwa
Beberapa jenis Begonia memiliki potensi terutama sebagai tanaman
hias karena keunikan bentuk serta warnanya. Selain itu beberapa
diantaranya berpotensi sebagai tanaman obat dan umumnya semua
jenis Begonia dapat dimakan sebagai lalapan, campuran bumbu masak
atau penghilang dahaga sehingga sangat besar peluangnya untuk
dikembangkan lebih lanjut. Begonia yang dimiliki Kebun Raya Eka
Karya sejumlah 71 jenis. 71 jenis tersebut terdiri atas begonia endemic
(Indonesia) dan dari berbagai manca Negara, baik itu keturunan asli
maupun hasil persilangan, beberapa contoh spesies terdapat pada
lembar kerja.
Cluster yang kami amati selanjutnya adalah taman
Rhododendron atau Azalea. Disini kami hanya mengamati beberapa
spesies karena hanya sekedar melewati taman saja. Rhododendron
adalah Bungan dengan dengan perawakan semak sampai pohon kecil,

23
terestrial atau epifit, bentuk daun sederhana dan tersusun spiral atau
berhadapan berseling. Bunga majemuk (inflorescentia racemosa) atau
tunggal dan bunga berbentuk tabung, merupakan bunga banci dengan
bakal buah yang menempel pada dasar bunga. Buah berbentuk kapsul
yang menjulang ke atas dengan memiliki beberapa biji (Putri, 2011).
Rhododendron memiliki bunga yang besar dan cantik sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Hal ini juga diperkuat oleh Putri
(2011) yang menyatakan bahwa Rhododendron berpotensi untuk
dikembangkan dan dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Pada
Taman Rosa juga sama, kami hanya melewati saja. Bahkan hanya
sempat memotret beberapa saja. Manfaat dari mawar juga sama
dengan Rodhodendron yaitu sebagai tanaman hias.
Pada taman kaktus kami juga hanya mengamati beberapa
spesies karena waktu yang terbatas. Kaktus adalah nama yang
diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae. Kaktus
biasa ditemukan di daerah-daerah yang kering (gurun). Kaktus juga
memiliki daun yang berupa duri sehingga dapat mengurangi
penguapan air lewat daun, Oleh sebab itu kaktus dapat tumbuh pada
waktu yang lama tanpa air. Selain dapat digunakan sebagai hiasan jika
ukuran kaktus kecil beberapa kaktus juga dapat digunakan sebagai
obat (Hanum, 2013)

3.2.2 SD Muammadiyah 1 Denpasar


Pada kunjungan di SD Muhammadiyah 1 Denpasar pada hari
Rabu 27 November 2019 kami mendapati bahwasanya diterima
dengan baik dengan pihak sekolah. Kedatangan kami disambut oleh
Bapak Sugito, S.Pd., M.Pd. beserta jajaran Tim manajemen sekolah
dan guru guru. Didapatkan banyak informasi mengenai pengelolaan
SD Muhammadiyah 1 Denpasar. Kunjungan terhadap Siswa-siswa
sekolah dasar dan menengah generasi harapan bangsa yang akan
meneruskan tongkat estafet perjuangan bangsa. Di tangan merekalah
nasib bangsa ditentukan. Generasi yang cerdas serta berwawasan luas,

24
sehat, dan bermoral sangat diperlukan dalam pembangunan
sumberdaya manusia, oleh karenanya pembangunan dan
pengembangan terus ditingkatkan.
Terkait dengan pendidikan dalam Muhammadiyah itu sendiri
memiliki tujuan yaitu ujuan pendidikan untuk terbentuknya pribadi
ulama intelektual – intelektual ulama yang berorientasi pada
pelayanan umat. Pendidikan Muhammadiyah diarahkan untuk
mencetak pribadi Muslim yang mapan dalam penguasaan ilmu
keislaman dan cakap dalam ilmu keduniaan serta siap mendedikasikan
diri tanpa lelah demi kebaikan dan kemaslahatan bangsa dan Negara.
Dan yang menarik adalah betapa gerakan pendidikan Muhammadiyah
memiliki misi dan visi jauh kedepan dan berorientasi pada
kebangsaan. Hal ini terlihat dari keselarasan tujuan pendidikan
Muhammadiyah dengan tujuan pendidikan nasional (Ali dalam
Syamsul,2019).
Pendidikan Muhammadiyah didirikandan dilandasi atas motivasi
teologisbahwa manusia akan mampu mencapai derajat keimanan dan
ketaqwaan yang sempurna apabila mereka memiliki kedalaman ilmu
pengetahuan oleh karenanya Muhammadiyah memiliki Gerakan yang
disebut gerakan pendidikan yang dalam perjalanannya
Muhammadiyah melaksanakan usaha dan kegiatannya dalam berbagai
bidang kehidupan masyarakat di Indonesia, Hal ini dapat dilihat dalam
pendidikan sekolah Muhammadiyah mempelajari ilmu agama yang
mendalam, sehingga pembelajaran pada sekolah Muhammadiyah pada
umumnya yang memakai kurikulum pemerintahan memiliki muatan
muatan tambahan dalam pendidikan. (Rusydi,2019)
Pendidikan Muhammadiyah memiliki empat fungsi, yaitu:
Pertama sebagai sarana pendidikan dan pencerdasan, Kedua,
pelayanan masyarakat, dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan
Keempat, lahan kaderisasi. Fungsi pendidikan Muhammadiyah
tersebut sekaligus menjadi solusi dan respon terhadap keringnya ruh
keagamaan dalam pendidikan. Seluruh Amal Usaha Muhammadiyah

25
(AUM) dalam bidang pendidikan harus melaksanakan pendidikan al
Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai fondasi pendidikan.
Kebijakan ini semakin mempertegas posisi Muhammadiyah sebagai
gerakan pendidikan (Nuryana dalam Syamsul, 2019).
Muhammadiyah itu sendiri memiliki Amal usaha dan
pendidikan dalam jalur sendiri karena salah salah satu sebab
didirikannya Muhammadiyah pada pendidikan ialah karena lembaga-
lembaga pendidikan di Indonesia sudah tidak memenuhi lagi
kebutuhan dantuntutan zaman. Materi dan metode pengajaran yang
tidak sesuai, bahkan sistem pendidikannyapun harus diadakan
perombakan yang mendasar .Muhammadiyah mendirikan sekolah
yang tidak lagi memisahkan antara pelajaran yang dianggap agama
dan pelajaran yang digolongkan ilmu umum,pada hakikatnya
merupakan usaha yang sangat penting dan besar. Karena dengan
sistem tersebut bangsa Indonesia dididik menjadi bangsa yang
utuhkepribadiannya. Akhirnya bisa bisa menghasilkan sumber daya
manusia yang memiliki berbagai keahlian. Sehingga sistem
pendidikan perpaduan antara sekolah umum dan Muhammadiyah itu
sendiri dapat membentuk suatu visi misi yang selaras dan tidak saling
berlawan arah (Gustia, 2010).
Muhammadiyah memiliki pelajaran Fiqih sebagai bahan ajaran
dalam memperdalam ilmu agama serta bahasa arab sebagai muatan
local nya, Tujuan pembelajaran fiqh antara lain; untuk membekali
peserta didik agar dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dalam
mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia
dengan Allah yang diatur dalam Fiqh ibadah dan hubungan manusia
dengan sesama yang diatur dalam Fiqih muamalah serta melaksanakan
dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman
tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum
Islam, disiplin (Ma’ruf, 2016).

26
Pembelajaran Bahasa Arab merupakan menu pokok, bagai
lembaga-lembaga pendidikan berciri khas islam sebagai sarana
pemahaman terhadap sumber agama islam, yakni Al-Qur’an dan Al-
Hadist. Demikian halnya Majelis DikDasMen PP Muhammadiyah.
Dalam rangka dan upaya menanamkan nilai-nilai keislaman bagi
anak, di lingkungan Muhammadiyah, Majelis DikDasMen PP
Muhammadiyah memasukan Pelajaran Bahasa Arab ke dalam
kurikulum pembelajarannya. Pengajaran Bahasa Arab bersatu padu
dengan pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, yang di
singkat ISMUBA (Islam, Muhammadiyah dan Bahasa Arab). Majelis
DikDasMen PP Muhammadiyah inilah yang membidangi urusan
pendidikan di tingkat dasar dan menengah, di lingkungan
Muhammadiyah, ditinjau dengan fiqih pembelajaran bahasa arab ini
berbeda dan lebih menekankan pelajar kepada pemahaman bahasa
serta penerapannya pada kehidupan sehari hari (Nur,2018).

3.2.3 Taman Nasional Bali Barat


Taman Nasional Bali Barat merupakan salah satu destinasi
wisata yang ada di Pulau Bali yang dikembangkan sebagai tempat
penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, serta
menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Bali
Barat ini memiliki visi yaitu menjadi pusat keterwakilan
keanekaragaman hayati Pulau Bali melalui pengelolaan berlandaskan
hubungan harmonis alam, social, dan budaya untuk kepentingan
pemanfaatan berkelanjutan. Berdasarkan visi tersebut Taman Nasional
ini mempunyai arahan yang difungsikan sebagai tempat konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Dimana arah tersebut
tercantum melalui UU No. 5 tahun 1990 (Masy’ud, 2007). Konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistem dilakukan dengan menerapan
prinsip 3P yaitu perlindungan, pengawetan, dan pemanfatan. Fungsi
perlindungan dilakukan dengan cara patroli rutin, operasi gabungan,
patroli perairan serta pencegahan kebakaran. Kegiatan yang

27
difungsikan sebagai pengawetan yaitu salah satunya penanaman
mangrove dan perkembangbiakan Curik Bali dimana hewan tersebut
sebagai salah satu jenis satwa yang menjadi maskot di TNBB.
Sedangkan fungsi pemanfaatan secara lestari dilakukan dengan
kegiatan Ekowisata. Keanekaragaman hayati di Taman Nasional Bali
Barat terdiri dari beberapa tipe ekosistem yaitu Rain Forest, Monsoon
Forest, Savanna, Coastal Forest, Mangrove dan Coral reef. Dengan
jumlah vegetasi mencapai 258 tumbuhan dimana 14 diantarannya
merupakan flora langka seperti Bayur dan Kemiri. Selain Flora,
terdapat 10 jenis fauna langka yang dilindungi seperti Jalak Bali
(Leucopsar rothschildi), Jalak Putih (Sturnus melanopterus), dan
Kijang (Muntiacus muntjak nainggolani) serta masih banyak jenis
satwa yang lainnya (Rani, 2019).
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) merupakan satwa endemik
yang semakin langka. Penangkapan liar dan menurunnya habitat hutan
menjadi faktor utama menurunnya populasi Jalak Bali (Leucopsar
rothschildi). Taman Nasional Bali Barat merupakan benteng terakhir
habitat asli burung Jalak Bali yang kebiasaan hidup beraktivitas dan
bersarang di pepohonan, sehingga menjadikan pentingnya keberadaan
tegakan pohon untuk dipertahankan (Aryanti, 2018). Upaya
pelestarian Jalak Bali telah mendapatkan perhatian baik taraf nasional
maupun internasional. Tindakan nyata yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia antara lain penetapan kawasan konservasi,
mendirikan pusat pembibitan dan penankaran Jalak Bali (Ginantra,
2009). Pengembangan TNBB yang dijadikan tempat pariwisata pada
umumnya akan menimbulkan dampak terhadap sosial budaya
masyarakat setempat karena muncul persoalan dengan diadakan
pemberlakukan kawasan konservasi beserta sistem zonasi
menimbulkan dampak pada pembatasan untuk pemanfaatan sumber
daya terhadap masyarakat. Sebenarnya perubahan tersebut tidak
terlalu buruk hanya saja masyarakat sulit untuk menghadapi
perubahan yang terjadi khususnya yang disebabkan oleh perubahan

28
kondisi masyarakat (Ernawati, 2011). Dengan hal tersebut pengelola
TNBB melibatkan masyarakat dalam upaya konservasi yang
dilakukan memberikan dampak positif.
Salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan dengan masyarakat
antara lain membuat penangkaran Jalak Bali, adanya patroli rutin yang
melibatkan masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi pengerusak
hutan, melakukan penanaman mangrove atau pohon tertentu, ikut serta
menjaga kebersihan (clean up) kawasan wisata dan keamanan serta
melakukan program Masyarakat Peduli Api yang dimana masyarakat
bekerja sama dengan pemadam kebakaran. Berdasarkan pengamatan
secara menyeluruh di Taman Nasional Bali Barat bisa dijadikan
sumber belajar untuk kegiatan pembelajaran biologi jenjang SD, SMP,
atau SMA. Khususnya pada jenjang SMA dengan mengintegrasi
tumbuhan lokal sebagai bahan ajar merupakan langkah konservasi
yang sangat besar. Hal tersebut dijadikan pembelajaran bioekologi
tumbuhan lokal yang dapat diterapkan dalam berbagai materi SMA,
antara lain materi keanekaragaman hayati dan konservasi, plantae,
serta klasifikasi dan pemanfaatan makhluk hidup (Mumpuni, 2014).
Sehingga dengan pengamatan di TNBB siswa dapat dengan mudah
menyelesaikan permasalahan lingkungan dan membentuk karakter
peduli terhadap lingkungan sekitar.

3.2.4 Mangrove Ecotourism – Serangan


Sejak tahun 1992 kawasan Tahura Ngurah Rai oleh MIC dibuka
sebagai kawasa n ekowisata yang menawarkan program-progam
sebagai berikut: Program Mangrove education tour & Tracking,
Program Bird Watching, Program Fishing, Program Mangrove Tree
Plantation or Adoption, Program Canoeing, Program Boating.
Mangrove Information Center (MIC) terbentuk atas kerjasama antara
Departemen Kehutanan Republik Indonesia melalui Proyek
Pengembangan Pengelolaan Hutan Mangrove Lestari dengan
Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency

29
(JICA). Proyek tersebut berlangsung dari tanggal 4 November 1992
sampai tahun 1999, dengan tujuan untuk mendukung kegiatan
reboisasi dan pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan, termasuk
rehabilitasi hutan mangrove seluas 2 ha.
Hutan mangrove adalah hutan yang berkembang di daerah
pantai yang berair tenang dan terlindung dari hempasan ombak, serta
eksistensinya bergantung kepada adanya aliran air laut dan aliran
sungai (Pramudji, 2000).Mangrove adalah kumpulan pohon bakau.
Mangrove adalah individu jenis tumbuhan maupun komunitas
tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut. Hutan mangrove
sering disebut hutan bakau atau hutan payau. Arti mangrove dalam
ekologi tumbuhan digunakan untuk semak dan pohon yang tumbuh di
daerah intertidal dan subtidal dangkal di rawa pasang tropika dan
subtropika. Tumbuhan ini selalu hijau dan terdiri dari bermacam-
macam campuran apa yang mempunyai nilai ekonomis baik untuk
kepentingan rumah tangga (rumah, perabot) dan industri (pakan
ternak, kertas, arang). (Anonim dalam mulyadi, 2000).
Pohon bakau adalah jenis tanaman mangrove tropis dari genus
Rhizophora.Pohon bakau biasanya hidup di bagian paling depan
dengan laut selain itu jenis pohon juga dapat hidup dengan kadar
garam yang tingggi, terendam air dan berada didalam lumpur. Pohon
Bakau yang berada di kawasan Hutan Mangrove Serangan memiliki
jenis akar yang keluar dari permukaan air atau lebih dikenal dengan
jenis akar nafas (Pneumatophore). Akar nafas berfungsi untuk
penyerap air dan fotosintesis. Berdasarkan hasil pengamatan ciri - ciri
akar napas yaitu, Akar muncul di permukaan tanah dan juga ada
sebagian lagi berada di dalam tanah. Daun bakau merupakan daun
tunggal yang terletak berhadapan dan memiliki daun penumpu
menggulung yang menutupi kuncup. Daun bakau berbentuk bundar
lonjong, tekstur daun tebal menyerupai kulit dengan permukaan licin
berwarna hijau dan hijau kekuningan, dan ujung daun meruncing.
Daun penumpu ini mudah rontok sehingga bekas tempat daun

30
penumpu membentuk struktur menyerupai cincin pada ruas-ruas
cabang yang menggembung.
Hutan Mangrove Seranagn terletak diantara By pass Ngurah Rai
dan bandara I Gusti Ngurah Rai dimana dengan adanya hutan
mangrove ini dapat menjadi paru – paru daerah tersebut selain untuk
mencegah abrasi. Hutan mangrove dapat berfungsi untuk sebagai
stabilator garis pantai, dapat mencegah erosi sebagai akibat pukulan
ombak dan juga berperan dalam penambahan lahan pantai. Selain itu
dengan adanya Hutan Mngrove ini dapat membantu biota laut untuk
hidup karena Hutan Mngrove dapat menyediakan nutrisi untuk biota
laut dan dapat dugunakan untuk hewan – hewan lainya seperti untuk
tempat tinggal burung. Hutan mangrove yang didominasi oleh jenis
mangrove Sonneratia mempunyai kemampuan tinggi mengurangi
dampak dari bencana tsunami dan angin kencang, peranan penting
lainya yaitu dalam sistem tata lingkungan perkotaan sebagai paru-paru
kota mengingat letaknya yang strategis di daerah perkotaan.
Kontribusinya terhadap produksi oksigen dan menyerap emisi karbon
sangat berguna di tengah - tengah kawasan perkotaan yang minim
akan keberadaan ruang terbuka hijau. Secara biologis, ekosistem
mangrove berperan menjaga kestabilan produktivitas dan ketersediaan
sumberdaya hayati wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Hal ini
mengingat ekosistem mangrove juga merupakan daerah asuhan
(nursery ground) dan pemijahan (spawning ground) beberapa jenis
biota perairan seperti udang, ikan dan kerang-kerangan serta sebagai
suaka kehidupan liar. Mangrove dikenal sebagai pemasok hara dan
makanan bagi plankton serta menciptakan suatu rantai makanan yang
kompleks di perairan sekitarnya.
Dengan adanya masyarakat disekitar hutan mangrove dapat
memberikan dampak positif untuk masyarakatnya, dimana
masyaarakat yang dominan para nelayan dapat mencari ikan ataupun
sumber makanan lainya dari laut. Karna dalam hutan mangrove
terdapat beberapa bioata laut yang dapat digunakan untuk sumber

31
makanan ataupun penghasilanya. Banyaknya manfaat yang dapat
ditimbulkan dari hutan mangrove ini diharapkan dapat membantu
masyarakat disekitarnya. Namun kondisi Kelurahan Serangan saat ini
sangat berbeda dengan yang dijumpai sebelum reklamasi yang
dilakukan oleh PT.BTID terlebih dengan dibangunya jembatan
penghubung yang menyatukan daerah tersebut dengan daratan
Denpasar. Wayan karma, Lurah Serangan yang juga warga asli dari
daerah tersebut menyebutkan bahwa luas hutan mangrove sebelum
reklamasi yang dilakukan oleh PT.BTID ada sekitar 7 hektare. Akan
tetapi saat ini jumlahnya sangat berkurang yaitu sekitar 5 hektar yang
terakumulasi dibagian utara dekat jalan masuk ke kelurahan Serangan
dan di sekitar Pura Sakenan (Suryawan, 2015). Adanya alih fungsi
lahan melalui proses reklamasi mengakibatkan jumlah biota laut dan
hutan mangrove yang dulu berjumlah banyak atau memiliki luas yang
banyak kini semakin berkurang. Hutan mangrove yang dulunya
menjadi tempat pemijahaan ikan dan hasil perikanan lainya kini
setelah mengalami reklamasi mengakibatkan menyusutnya hasil
perikanan didaerah tersebut.
Dampak pengerukan dan penimbunan di beberapa tempat di
Pulau Serangan karena reklamasi, seperti padang rumput laut, terumbu
karang, hutan bakau, dan dataran pasang surut, mungkin melanggar
undang-undang karena yang seharusnya melindungi sistem yang
mendukung kehidupan dan kesejahteraan manusia kenyaataan malah
merusak baik secara lingkungan maupun untuk sosial masyarakat.
Pengerukan yang dilakukan BTID menimbulkan kerusakan pada flora
dan fauna laut. Akibat reklamasi, terumbu karang di perairan Pulau
Serangan terancam mati. Ekosistem terumbu karang sangat penting,
sebagai lahan hidup ikan dan berbagai faun lautlain, dan pemecah
ombak yang melindungi pantai dari abrasi. Meskipun pengerukan
melalui tahap perencanaan namun nyatanya yang terjadi adalah
pengerukan dilakukan sedekat mungkin dengan pesisir yang
mengakibatkan air keruh, selain itu sisa lumpur dari pengerukan yang

32
karang juga membuatnya mati. Dampak dari adanya reklamasi pada
Pulau Serangan ini mengakibatkan para nelayan tradisional susah
untuk mencari ikan menggunakan alat yang seadanya namun
meskipun sulit para nelayan tetap beraktifitas seperti nelayan pada
umumnya walaupun jumlah ikan yang diperoleh tidak sebanding
dengan sebelum adanya reklamasi. Dampak dari sulitnya untuk
mendapatkan ikan kini para masyarakat yang tinggal dekat dengan
pesisir Pulau Serangan kini mengalami apa yang disebut dengan
marginal dimana mereka mengalami kekurangan dalam ekonomi. Jika
rekalamasi berjalan terus menerus maka kemungkinan besar fungsi
hutan mangrove tidak akan berguna kembali dan akan mengakibatkan
abrasi pada pantai.

33
BAB IV
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
4.1. 1 Penyimpanan koleksi pada kebun raya eka karya mengunakan
konsep cluster atau tematik dimana pengelompokkan berdasarkan
famili, genus atau habitat, sehingga akan mempermudah dalam
hal pembelajaran. Peran dari Kebun Raya Eka Karya sangatlah
penting terutama untuk konservasi tanaman langka, penelitian,
dan pembelajaran bagi umum
4.1. 2 Dari segi kurikulum SD Muhammadiyah 1 Denpasar memiliki
perbedaan dengan sekolah – sekolah lainya khususnya sekolah
negeri. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari mata pelajaran
Agama, jika sekolah negeri mapel agama hanya mencakup materi
agama islam umum namun disekolah ini mereka menambahkan
beberapa materi lainya seperti fiqih, dan bahasa arab.sekoalah ini
juga menggunakan kurikulum nasional dan kurikulum sekolah
mereka sendiri.
4.1. 3 Penelola TM Nasional Bali Barat dalam konservasi berperan
dalam membantu burung – burung maupun satwa lainya dalam
melakukan perkembang biakan selain perkembang biakan penelola
juga tetap mengawasi satwa lainya yang sudah didilepaskan
kealam tarutama pada burung Curik dalam hal ini peran
masyarakat juga turut andil dalam pengelolaan TM Nasional Bali
Barat dimana mereka turut mengawasi dan membuat penangkaran
untuk Jalak Bali.
4.1. 4 Alih fungsi hutan mangrove karena reklamasi akan berdampak
pada flora fauna yang akan kehilangan tempat hidup maupun
sumber makanan selain itu juga akan berdampak sosial-ekonomi
untuk masyarakat tersebut, jika rekalamsi terus berlanjut maka
abrasi pun juga akan terjadi mengingat fungsi hutan mangrove
yang tidak berfungsi kembali.

34
4. 2 Saran
4.2. 1 Saat onservasi di kebun raya hendaknya pemandu memiliki latar
belakang yang cukup untuk memandu mahasiswa (bidang biologi)
4.2. 2 Pada saat pengamatan hendaknya mahasiswa dipandu untuk
berkeliling sekolah untuk mengetahui fasilitas-fasilitas yang ada di
sekolah
4.2. 3 Pada taman nasiolan bali barat hendaknya tidak hanya observasi
mengenai curik bali saja karena belum tentu kami dapat kembali
kesana
4.2. 4 Hendaknya ada pendampingan dan materi saat observasi
berkeliling hutan bakau jadi mahasiswa tidak dilepas begitu saja

35
DAFTAR PUSTAKA

Al idrus, Agil., Gito Hadiprayitno, dan M.Liwa Ilhamdi.2014.Kekhasan


Morfologi Spesies Mangrove di Gili Sulat. Jurnal Biologi Tropis. Vol.
14(2): 120-128

Artha, I Ketut Darma Kusuma. 2019. Studi Potensi hutan Mnagrove di Pulau
Serangan sebagai kawasan ekowisata. Jurnal Arsitektur lansekap. Vol. 5(1):
88-98

Aryanti, Nirmala Ayu dan Wicaksono, Reyza Hermawan. 2018. Karakteristik


Pemanfaatan Pohon oleh Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) di Taman
Nasional Bali Barat Wilayah SPTN III, Buleleng, Bali. Jurnal Biotropika.
Vol 6 (1): 1-5

Anonymous. 2016. Kebun Raya Bali. (Online). https://www.kebunrayabali.com/.


Diakses tanggal 23 Desember 2019

Anonymous. 2016. SD Muhamadiyah 1 Denpasar. (Online). (http://sd-


muhammadiyah1dps.blogspot.com/2010/01/sejarah-sd-muhammadiyah-1-
denpasar.html. Diakses tanggal 23 Desember 2019

Ernawati, Ni Made. 2011. Pengaruh Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial


Budaya Pesisir di Kawasan Taman Nasional Bali Barat dan Taman Wisata
Pulau Menjangan. Sabda. Vol 6 (1): 69-74

Ginantra, I Ketut., Dalem, A.A.G. Raka., Sudirga, Sang Ketut dan Wirayudha, I G
N Bayu. 2009. Jenis-Jenis Tumbuhan Sebagai Sumber Pakan Jalak Bali
(Leucopsar rothschildi) di Desa Ped, Nusa Penida, Kelungkung, Bali.
Jurnal Bumi Lestari. Vol 9 (1): 97-102

Girmansyah, Deden. 2008. Keanekaragaman Jenis Begonia (Begoniaceae) Liar Di


Jawa Barat. Berita Biologi. Vol. 9(2): 195-203

Girmansyah, Deden. 2010. Keanekaragaman Begonia (Begoniaceae) Dari


Kawasan Gunung Watuwila Dan Gunung Mekongga, Sulawesi Tenggara.
Berita Biologi. Vol. 10(1): 33-41

36
Gustia, Tahir. 2010. Muhammadiyah (Gerakan social keagamaan dan
pendidikan). Jurnal Adabiyah. Vol. 10(2): 160-170

Hanum, Siti Fatimah., Warseno, Tri., Hendriyani, Ema. Perbanyakan Cissus


quadrangularis dengan Stek Batang. Vegetalika. Vol. 2(2): 64-73

Kemendikbud. Tanpa Tahun. Sekolah Kita. (Online).


http://sekolah.data.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 22 Desember 2019

Pramudji. 2000. Hutan Mangrove Indonesia: Peranan Permasalahan Dan


Pengelolaannya. Oseana. Vol. 4(1).13-20.
Ma’ruf, Yuniarno. 2016. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Fiqh dengan
Model Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Division
pada Siswa Kelas IX A MTs Muhammadiyah Kasihan Bantul. Jurnal
Pendididikan Madrasah. Vol. 1(2): 157-169
Masy’ud, Burhanuddin., Wijaya, Ricky dan Santoso, Irawan Budi. 2007.
Distribusi, Populasi dan Aktivitas Harian Rusa Timor (Cervus timorensis,
de Blainville 1822) di Taman Nasional Bali Barat. Media Konservasi. Vol
12 (3): 108-113
Mulyadi, Edi., Nur Firtriani dkk. 2000. Konservasi Hutan Mangrove sebagai
Ekowisata.Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan.Vol. 2(1): 11-18
Mumpuni, Kistantia Elok., Susilo Herawati dan Rohman, Fatchur. 2014. Potensi
Tumbuhan Lokal Sebagai Sumber Belajar Biologi. Seminar Nasional XI
Pendidikan Biologi FKIP UNS: 825-829. Kudus, Januari-Februari 2014:
Pendidikan Biologi FKIP UNS
Nur, Muhammad. 2018. Motivasi Siswa Sekolah Dasar Dalam Mempelajari
Bahasa Arab Tinjauan Psikologi Belajar Anak. At-tanbawi. Vol. 3(1): 33-
53

Putri, S. M. D. Fenologi Rhododendron spp. (Subgenus Vireya) Koleksi Kebun


Raya Eka Karya Bali. J. Hort. Vol. 21(3): 232-244

Rani, Sri ., Murtafiah., Zakiyah, Neza dan Benardi, Andi Irawan. 2019. Motif
Awan (Model Partisipatif Wisatawan) Sebagai Solusi Konservasi Hutan

37
Evergreen di Taman Nasional Bali Barat. Edu Geography. Vol 7 (2): 188-
1997
Rusydi, Rajiah. 2019. Peran Muhammadiyah (Konsep Pendidikan, Usaha-Usaha
di Bidang Pendidikan dan Tokoh). Jurnal Tabawi. Vol. 1(2): 139-148

Suarta, I Ketut.,Swabawa, A. Agung Putu dan Budiarta, I Putu. 2017. Special


Interest Marine Tourism Development In Serangan Village,Denpasar.
International Journal of Applied Sciences in Tourism and Events. Vol. 1 (2):
118-125

Sugito. 2019. Akhlak. Denpasar: Majalah MOne

Syamsul, Huda. 2019. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pendidikan. Al-Muaddib.


Vol. 1(1): 16-33

Suryawan, Nyoman.2015. Alif Fungsi Pesisir pascareklamasi dan Implikasinya


Terhadap Marginalisasi Nelayan di Pulau Serangan, Denpasar. Jurnal
Kajian Bali. Vol. 05(01): 57-80

Tumangger, Boike Sopiani dan Fitriani.2019.Identifikasi Karakteristik Jenis Akar


Mangrove Berdasarkan Kondisi Tanah dan Salinitas Air Laut di Kuala
Langsa. Jurnal Biologia Samudra. Vol. 1(1): 9-16

Wahyuni, Putu Ika., Ardhana, Ipg dan Sunarta, I Nyoman. 2017. Evaluasi
Pengembangan Ekowisata Di Kawasan Tahura Ngurah Rai. Ecotrophi.
Volume 4(1): 49-56

38
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. 1 Rundown Acara
Senin, 25 November 2019
15.00 – 16.00 WIB Persiapan Pemberangkatan
17.00 – 20.00 WIB Perjalanan ke RM Tongas Asri
20.00 – 21.00 WIB Makan Malam di Tongas Asri
21.00 – 00.00 WIB Perjalanan Menuju ke Ketapang-Gilimanuk
Selasa, 26 November 2019
04.00 – 07.00 WITA Transit, bersih diri, dan sarapan di RM Bidadari
07.00 – 08.00 WITA Perjalanan ke TN Bali Barat
09.00 – 11.00 WITA Study di TN Bali Barat
11.00 – 12.00 WITA Perjalanan ke RM Soka
12.00 – 13.30 WITA Makan siang di RM Soka
13.30 – 16.30 WITA Perjalanan ke Bedugul
17.00 – 18.00 WITA Wisata di Bedugul
18.00 – 19.30 WITA Perjalanan ke Krisna
19.30 - 20.30 WITA Ishoma di Krisna
20.30 - 20.45 WITA Perjalanan ke Penginapan
21.00 - 06.00 WITA Istirahat
Rabu, 27 November 2019
07.00 – 08.00 WITA Sarapan pagi
08.00 – 09.00 WITA Perjalanan ke SD Muhammadiyah Denpasar
09.00 – 11.00 WITA Kunjungan di SD Muhammadiyah Denpasar
11.00 – 13.30 WITA Makan siang di Lokal Resto
13.30 – 15.00 WITA Kunjungan di Mangrove Serangan
15.00 – 15.30 WITA Perjalanan ke Tanjung Benoa
15.30 – 17.00 WITA Menikmati wisata di Tanjung Benoa
17.00 – 18.00 WITA Perjalanan menuju Jimbaran
18.00 – 20.00 WITA Makan malam di Jimbaran
20.00 – 00.00 WITA Kembali ke hotel dan acara bebas
Kamis, 28 November 2019
07.00 – 08.30 WITA Check out dan sarapan
08.00 – 09.00 WITA Menuju Cening Ayu belanja pie susu
09.00 – 10.00 WITA Wisata belanja pie susu
10.00 – 11.30 WITA Menuju ke Eka Karya
11.30 – 13.00 WITA Wisata di Eka Karya
13.00 – 14.00 WITA Menuju Joger
14.00 – 16.00 WITA Wisata di Joger
17.00 – 20.00 WITA Perjalanan ke RM Bidadari
20.00 – 21.00 WITA Makan malam di RM Bidadari
21.30 WITA Kembali menuju Malang
Jumat, 29 November 2019
05.00 WIB Diperkirakan sampai kembali di Malang
Tabel 3

39
1. 2 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1 Gambar 2
Kelompok F.1 Kelompok F.1

Gambar 3 Gambar 4
Suasana di Mangrove Ecotourism Suasana di TN Bali Barat

Gambar 5 Gambar 6
Suasana di SD Muhammadiyah 01 Suasana di Kebun Raya Eka Karya
Denpasar

40
1. 3 Lembar Kerja
1.3. 1 Kebun Raya Eka Karya
No. Foto Pengamatan dan Nama Deskripsi Manfaat
Ilmiah
1 Mammilaria Durispina Bod. Spesies ini ada di kebun Tanaman
Raya Eka Karya sejak hias dan
tahun 1978. Berasal beberapa
dari keluarga untuk obat
Cactaceae. Dibawa dari
provinsi Jawa Timur.

2 Borzicacius samaipatanus Spesies ini ada di kebun


Raya Eka Karya sejak
tahun 1990. Berasal
dari keluarga
Cactaceae. Dibawa dari
provinsi Jawa Timur.

3 Echinocactus grussoni Spesies ini ada di kebun


Raya Eka Karya sejak
tahun 1992. Berasal
dari keluarga
Cactaceae. Dibawa dari
provinsi Jawa Timur.

41
4 Riphsalis sp. Spesies ini ada di kebun
Raya Eka Karya sejak
tahun 1976. Berasal
dari keluarga
Cactaceae. Dibawa dari
provinsi Jawa Timur.
5 Rhododendron sp. Berasal dari Famil Tanaman
Ericaceae yang hias
memiliki ciri jumlah
benang sari adalah
duakali lipat jumlah
mahkota bunganya.

6 Prunus cerasoides Pohon bunga sakura, Tanaman


belum berbunga kurang hias
lebih akan berbunga
pada Maret, April, atau
September. Termasuk
dalam famili Rosaceae.
7 Lichene Lichene merupakan Indicator
salah satu indicator kebersihan
kebersihan udara. Pada udara
Kebun Raya Eka Karya
banyak ditumbuhi
lichen dengan berbaga
bentuk dari squamulos
hingga fructicios.
Menandakan udara

42
sangat bersih.
8 Rosa sp. Termasuk dalam famili Tanaman
Rosaceae dengan ciri hias
bunganya selalu
berkelamin ganda,
mahkota beraturan atau
berbilangan lima, dan
berisi banyak benang
sari serta putik dll.
Taman rosa ini terletak
diluar ruangan.

Famili Begoniaceae yang memiliki ciri bunga jantan dan Berpotensi


betina terpisah. Bunga jantan memiliki 2-4 tenda bunga sebagai
dengan banyak benang sari sedangkan betina 2-5 tenda tanaman obat
bunga dengan putik yang menembung. dan
9 Begonia auriculata Spesies ini didatangkan umumnya
dari Malang, Jawa semua jenis
Timur pada 2004. Begonia
dapat
dimakan
sebagai
lalapan,
campuran
10 Begonia fenicis Merr. Spesies ini didatangkan bumbu
dari Amerika Serikat, masak atau
pada 2008. penghilang

43
dahaga

11 Begonia cucullata willd. Spesies ini didatangkan


dari Malang, Jawa
Timur pada 2004.

12 Begonia varia Peltata (Betina) Disilangkan di Kebun


>< Begonia Tuberosa (Jantan) Raya Eka Karya pada 1
November 2019

13 Begonia Silhetensis Spesies ini didatangkan


dari Amerika Serikat,
pada 2008.

14 Begonia brevirimosa Spesies ini didatangkan


dari Jawa Timur pada
2004.

15 Begonia longifolia Spesies ini adalah


spesien ini endemic.

44
16 Willghbeia coriacea Spesies ini didatangkan Pencegah
dari Papua Barat pada longsor
1983. Berasal dari
famili apocynaceae.

Tabel 4

1.3. 2 SD Muhammadiyah 1 Denpasar


No. Foto Pengamatan Deskripsi
1 Tampak Papan Nama pada
gerbang masuk SD
Muhammadiyah 1 Denpasar
pada saat kunjungan.

2 Sambutan dari Bpk Husamah


memberikan sepatah duapatah
kata terimakasih.

45
3 Sambutan dari Bapak Sugito,
S.Pd., M.Pd Selaku Kepala
Sekolah SD Muhammadiyah 1
Denpasar

4 Kalimat sambutan dan materi


mengenai sistem pendidikan di
SD Muhammadiyah 1 Denpasar.

5 Ruang kelas yang memiliki


Fasilitas lengkap yaitu LCD
Proyektor, AC, CCTV.

6 Prestasi-prestasi yang
didapatkan oleh siswa siswi SD
Muhammadiyah 1 Denpasar
dalam bentuk Piala.

7 Mushalla SD Muhammadiyah 1
Denpasar yang tampak
dilengkapi dengan kipas angin.

46
8 Kantin sekolah SD
Muhammadiyah 1 Denpasar
yang bersih dan rapih.

9 Tempat wudhu Sd
Muhammadiyah 1 Denpasar
terlihat bersih dan layak pakai.

10 Kamar mandi yang tersedia di


SD Muhammadiyah 1 Denpasar
terlihat layak pakai dan bersih
sehingga siswa dapat nyaman
memakai fasilitas tersebut.

11 Fasilitas UKS yang terlihat rapi


bersih dan nyaman untuk
dipakai serta terdapat Perawat
dan Dokter yang berjaga Pada
setiap harinya.

Tabel 5

1.3. 3 Taman Nasional Bali Barat


No Foto Pengamatan Uraian Keterangan
1. Sambutan dari ketua Ketua pengelola
pengelola Taman memberikan kalimat
Nasional Bali Barat sambutan dan
mengucapkan selamat

47
datang telah berkunjung
ke Taman Nasional Bali
Barat serta memberikan
informasi mengenai
keanekaragaman hayati
yang ada pada Taman
Nasional Bali Barat
2. Satu kandang Kandang besar ini
Habituasi berfungsi sebagai tempat
adaptasi dengan alam
sebelum dilepas liarkan

3. Beberapa jalak bali Beberapa jalak bali


dalam kandang diletakkan dalam
(Habituasi) kandang besar agar
burung tersebut terbiasa
dalam alam bebas
sebelum di pelepasliaran

4. Feeding Food Place Feeding Food Place ini


berfungsi untuk
memberikan makanan
dan tetap ada bantuan
dari pihak TNBB agar
burung tersebut tidak
mati. Karena akhir-akhir
ini Bali tidak ada hujan
sehingga makanan sulit
tumbuh. Sehingga pihak
TNBB memberikan
bantuan pada jalak
tersebut

48
5. Nest Box Setelah jalak bali
dilepasliaran, burung
tersebut masih diberikan
suplai oleh pengelola
TNBB. Karena curik
bali biasanya hidup di
lubang-lubang pohon
sedangkan lubang-
lubang pohon dibuat
oleh burung-burung
pelatuk. Sedangkan
burung pelatuk pada
TNBB hanya 6-7 buah
Tabel 6

1.3. 4 Mangrove Ecotourism – Serangan


No. Foto Pengamatan Deskripsi
1
Penyampaian materi singkat
dari bapak Agung yang
mewakili Ibu Margaret selaku
Humas yang berhalangan datang

2 Akar nafas pada pohon bakau


yaang berfungsi untuk
mengambil oksigen di udara,
karena pohon baku tinggal
didalam lumpur yang
mengandung sedikit oksigen

49
3 Pohon bakau memiliki jenis
daun tunggal diamana dalam
satu tangkai daun hanya
ditumbuhi satu helai daun saja.
Daun bakau tumbuh
berkelompok dalam satu ranting
yang membentuk kuncup
tertutup, pada setiap ranting
terdapat daun penumpu yang
berfungsi untuk menggukung
daun tanaman bakau
4 Letak Hutan Mangrove yang
berada disekitar bandara Ngurah
Rai dan By Pass Ngurah Rai
yang juga dapat berfungsi untuk
paru – paru kota Denpasar,
selain itu fungsi hutan amngrove
yaitu untuk mencegah abrasi
dan erosi serta sebagai sumber
makanan bagi beberapa jenis
satwa.
Tabel 7

50

Anda mungkin juga menyukai