Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SISWA”

Dosen Pengampu : Indayana Febriani Tanjung M.Pd

Disusun oleh kelompok 6 :

Anisya Agustina (0310192039)

Hanifa Dinda Dhifani SM (0310192059))

Octavia Chotimah (0310192057)

Sarah Yulinda (0310193070)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022
PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(CLASSROOM ACTION RESEARCH)

Bismillahirrahmanirrahim

Setelah diadakan pengarahan, koreksi, dan perbaikan seperlunya terhadap laporan akhir kelompok
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Jurusan Pendidikan Biologi Tahun 2020/2021 yang disusun oleh:

Kelompok 6

1. Anisya Agustina (0310192039)


2. Hanifa Dinda Dhifani SM (0310192059)
3. Octavia Chotimah (0310192057)
4. Sarah Yulinda (0310193070)

Maka dipandang telah memenuhi persyaratan untuk diajukan kepada Dosen Pengampuh Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Demikian Pengesahan ini kami berikan agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Medan, 05 Juni 2022

Mengetahui,

Dosen Pengampu

INDAYANA FEBRIANI TANJUNG, M.Pd

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang
dianugerahkan sehingga penelitian ini dapat selesai dengan lancar

Dengan terselesainya Penelitian Tindakan Kelas ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Indayana Febriani Tanjung M.Pd selaku ketua program Studi Tadris Biologi Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara
2. Ibu Indayana Febriani Tanjung M.Pd selaku dosen mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas
yang telah memberikan petunjuk pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Kelas
3. Bapak Irfai S.Pd selaku kepala sekolah Madrasah Alwashliyah Swasta Kisaran yang telah
memberi izin, dukungan dan fasilitas dan yang telah bersedia menjadi pengamat dan
membantu mengadakan observasi inter pretasi dan refleksi selama pelaksanaan penelitian
4. Ibu Sri Astuti sebagai guru mata pelajaran biologi

Penulis menyadari bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
demi lebih sempurnanya, kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhirnya, dengan segala
keterbatasan yang ada, semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat

Kisaran, 26 mei 202

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................... 1

Halaman Pengesahan ....................................................................................................... 2

Kata Pengantar ................................................................................................................. 3

Daftar Isi ...................................................................................................................... 4

Halaman Abtrak............................................................................................................... 5

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 6

a. Latar belakang masalah .......................................................................................... 6


b. Rumusan masalah dan pemecahanya...................................................................... 8
c. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 8
d. Manfaat Hasil Penelitian ........................................................................................ 9
e. Hipotesis ................................................................................................................. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 10

a. Kajian Teori ............................................................................................................ 10


b. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................................ 10
c. Kerangka Fikir ........................................................................................................ 11

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................. 13

a. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................ 13


b. Subyek Penelitian ................................................................................................... 13
c. Rancangan Penelitian.............................................................................................. 13
d. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 13
e. Prosedur Penelitian ................................................................................................. 14
f. Instrumen Penelitian ............................................................................................... 16
g. Teknik Analisis Data............................................................................................... 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................. 17

3
a. Deskripsi Setting Penelitian ................................................................................ 17
b. Hasil Penelitian........................................................................................................ 19
c. Pembahasan ............................................................................................................ 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 33

a. Kesimpulan ............................................................................................................. 33
b. Saran ....................................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 35

LAMPIRAN....................................................................................................................... 36

4
Abstrak

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SISWA MADRASAH ALWASHLIYAH SWASTA KISARAN TAHUN 2022

Oleh

Anisya Agustina, Hanifah Dinda Difanie Sm, Octavia Chotimah, Sarah Yulinda

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan.

Hasil belajar merupakan waktu terselesaikannya bahan pelajaran. Bukti bahwa siswa telah
belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Proses pembelajaran di kelas X MAS
Alwasliyah Kisaran masih kurang aktif, sehingga kurang antusias siswa untuk belajar, banyak siswa
yang sibuk mengobrol dengan teman-temannya bahkan ada yang bermain-main sehingga
menyebabkan kurang fokus belajar dan materi yang tidak tersampaikan dengan utuh kepada seluruh
siswa, kondisi tersebut menyebabkan rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran Biologi.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melakukan sebuah upaya perbaikan pada proses
pembelajaran melalui penerapan metode Discovery LearningRumusan masalah pada penelitian ini
adalah apakah penggunaan metode Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran Biologi bagi siswa kelas X MAS Al Wasliyah Kisaran Tahun Pelajaran 2022/2023?
Tujuannya penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan
metode Discovery Learning Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk meningkatkan proses
pembelajaran Biologi siswa kelas X Mas Alwasliyah KisaranTahun Pelajaran 2022/2023.

Penelitian menggunakan model PTK dengan penerapan metode Discovery Learning dalam
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Biologi bagi siswa kelas X Mas Alwasliyah Kisaran
Tahun Pelajaran 2022/2023.Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap
kegiatan siswa dan lembar kerja untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

Dari hasil analisis yang telah dilalukan diketahui bahwa dengan metode pembelajaran Discovery
Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Biologi di MAS Al Wasliyah
Kisaran hal ini dapat dilihat dari presentase hasil Lembar kerja tersebut terjadi peningkatan 25%
dari siklus I dengan hasil 70% dan siklus II 95%. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada proses pembelajaran
Biologi siswa kelas X MAS Alwasliyah Kisaran Tahun Pelajaran 2022/2023.

5
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan mata pelajaran biologi yang dilakukan
di MAS ALWASHLIYAH SWASTA KISARAN , menunjukan bahwa disekolah tersebut sudah
melakukan pembelajaran dengan berbagai metode yang bervariasi namun masih kurang optimal
dalam hasil belajar, dikarenakan sekitar 50% lebih siswa mendapatkan nilai dibawah kkm, yaitu 75
pada materi pencemaran lingkungan. Hal ini menimbulkan dampak terhadap peningkatan hasil
belajar siswa yang tidak naik setiap tahunnya, diketahui bahwa metode pembelajaran yang
digunakan dikelas menggunakan metode ceramah dan penggunaan LKS disetiap kegiatan belajar
mengajar. LKS yang digunakan di sekolah tersebut masih tergolong LKS yang sudah tersedia dari
penerbit sehingga mempermudah siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, akan tetapi LKS
yang sudah ada kurang menarik siswa untuk lebih aktif belajar sehingga siswa kurang minat belajar.

Dampak dari belum tercapainya hasil belajar siswa dalam ranah pembelajaran, bisa dilihat
dari karakter sikap siswa misalnya kurang minatnya mengikuti proses pembelajaran, kurang
menariknya metode yang digunakan oleh guru, sehingga berpengaruh terhadap nilai rata-rata yang
sudah ditentukan yaitu 75. Oleh sebab itu guru sebagai pembimbing harus lebih kreatif lagi dalam
proses pembelajaran agar hasil belajar siswa meningkat.Hal ini terbukti dari nilai siswa, dimana
terdapat 1kelas yang perolehan nilai rata-rata ulangannya masih di bawah KKM atau tidak tuntas.

Mengantisipasi masalah tersebut, dalam proses pembelajaran harus digunakan model


pembelajaran yang sesuai agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Stategi pembelajaran yang
diharapkan peneliti adalah penggunaan model pembelajaran yang mampu membantu siswa menjadi
aktif, kreatif, serta dengan mudah mempelajari konsep. Salah satu caranya dengan menerapkan
model pembelajaran discovery learning dalam proses pembelajaran discovery learning yang
merupakan suatu strategi mengajar yang diterapkan oleh guru agar pengajaran dapat berlangsung
lebih efektif, dan efisien yang di dalamnya terdapat langkah-langkah yang dilakukan guru dalam
proses pembelajaran yang tersusun rapi dan logis sehingga tujuan pembelajaran yang diterapkan
dapat tercapai.

Belajar merupakan suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interakasi dengan lingkunganya (Slameto,
2010). Belajar memiliki tujuan tertenu karena merupakan bagian dari pendidikan. Tujuan dari

6
pendidikan yaitu mengubah anak dalam hal berfikir, merasa, berbuat dan merubah kelakuan .
(Nasution, 2011).

Metode discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi apabila pelajaran tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,
tetapi diharapkan siswa dapat menemukan masalah sendiri. Selain berkaitan dengan belajar
penemuan, pembelajaran dengan discovery juga bisa meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu pembelajaran student – centered.


Salah satu media yang dapat digunakan adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS
dalam proses belajar mengajar dapat memberikan kesempataan penuh kepada siswa untuk
mengembangkan proses berpikir.

Salah satu alternatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning (DL). Model pembelajaran Discovery
Learning merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang melibatkan keaktifan siswa untuk
mencari tahu dan mempelajari materi baru yang akan diajarkan, sehingga siswa tidak pasif dalam
mencari konsep tetapi aktif dalam menemukan konsep. Pada model pembelajaran Discovery
Learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final tetapi peserta didik
didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahuhi dilanjutkan dengan mencari informasi
sendiri kemudian mengorganisasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan
mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.

Berdasarkan kondisi di atas, maka Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Instrumen
Soalmerupakan salah satu alternatif sumber pembelajaran yang tepat bagi siswa. LKS membantu
peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang di pelajari melalui kegiatan belajar
secara sistematis. Selain itu dalam penggunaannya, LKS dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa
di kelas sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran discovery learning adalah
suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri,
menyelidiki sendiri, maka hasil yang akan diperoleh akan selalu diingat oleh siswa. Dengan belajar
penemuan, anak juga bisa belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang
dihadapi.

7
Berdasarkan latar belakang di atas, mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian yang
berjudul “ PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR DI MAS ALWASHLIYAH SWASTA KISARAN".

b. Identifikasi Masalah
1. Data nilai siswa kelas X menunjukkan 50% peserta didik mendapatkan nilai dibawah
kkm yaitu 75 pada materi Pencemaran Lingkungan.
2. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi Pencemaran lingkungan disebabkan
pengaruh dari kurangnya minat dan aktivitas belajar siswa tersebut.
3. Peserta didik melalui kemampuan akademik rendah cenderung kurang aktif, sering
mencontek pekerjaan teman,malas bertanya,kurang bersemangat mencari sumber
literasi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut meneliti berupaya memperbaiki strategi dalam


melaksanakan pembelajaran dengan metode Discovery learning. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,melakukan diskusi dan langkah
terakhir adalah memprentasikan hasil diskusi dan membandingkan hasil satu sama lain serta siswa
menarik kesimpulan berdasarkan hasil diskusi.

c. Defenisi oprasional
1. Metode discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses
pembelajaran yang terjadi apabila pelajaran tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa dapat menemukan masalah sendiri. Selain
berkaitan dengan belajar penemuan, pembelajaran dengan discovery juga bisa
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
2. Lembar kerja (LK) adalah salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Pada umumnya LKS
merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap/sarana pendukung pelaksanaan
rencana pembelajaran.
3. Hasil belajar

d. Rumusan masalah
Berdasarkan dengan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana penerapan model discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.

8
e. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah sebelumnya, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model Discovery Learning berbantuan
Lembar Kerja (LK) dalam meningkatkan hasil belajar siswa dikelas X Madrasah
Alwashliyah Swasta Kisaran
f. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini dianntaranya adalah :
1. Bagi Peserta Didik
Model pembelajaran ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa percaya diri,
karakter bekerja sama dan motivasi belajar biologi, melalui partisipasi aktif peserta
didik, khususnya mempunyai kemampuan akademik rendah
2. Bagi Guru
Kegiatan pembelajaran dengan model discovery learning ini juga dapat
mengembangkan kemampuan pada guru untuk lebih memahami perbedaan karakter
peserta didik, mengurangi dominasi guru dikelas, dan memfasilitasi peserta didik
untuk bekerja sama secara positif
3. Bagi Sekolah
Kegiatan penelitian ini membuat salah satu upaya untuk mewujudkan suatu
pembelajaran yang efektif guna memperbaiki kualitas pendidikan, serta
meningkatkan prestasi sekolah secara umum.

9
BAB II

KAJIAN TEORI

a. Discovery Learning

Discovery learning merupakan model yang mengarahkan siswa menemukan konsep melalui
berbagai informasi atau data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Menurut Sani
(2014: 97-98), discovery learning merupakan proses dari inkuiri. Discovery learning adalah metode
belajar yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang membuat peserta didik belajar
aktif dan menemukan pengetahuan sendiri. Maharani & Hardini (2017: 552), discovery learning
adalah proses pembelajaran yang penyampaian materinya tidak utuh, karena model discovery
learning menuntut siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan menemukan sendiri suatu
konsep pembelajaran.

Ciri utama model discovery learning adalah (1) berpusat pada siswa; (2) mengeksplorasi dan
memecahkan masalah untuk menciptakan, menghubungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan;
serta (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada
(Kristin, 2016: 92).

Darmadi (2017: 113-114) menyebutkan langkahlangkah pengaplikasian model discovery


learning yaitu (1) menentukan tujuan pembelajaran; (2) melakukan identifikasi karakteristik siswa;
(3) menentukan materi pelajaran; (4) menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif; (5) mengembangkan bahan-bahan dengan memberikan contoh, ilustrasi, tugas, dan
sebagainya untuk dipelajari siswa; (6) mengatur topik-topik pelajaran berawal dari yang sederhana
ke yang kompleks, dari yang konkret ke abstrak, dan dari tahap enaktif, ikonik sampai ke tahap
simbolik; serta (7) melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa. Syah (dalam Darmadi, 2017:
114-117) terdapat prosedur yang harus digunakan dalam mengaplikasikan model discovery
learning, yaitu (a) stimulation (pemberian rangsangan); (b) problem statement (identifikasi
masalah); (c) data collection (pengumpulan data); (d) data processing (pengolahan data); (e)
verification (pembuktian); dan (f) generalization (menarik kesimpulan).

Model Discovery Learning menuntun siswa untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui
dengan mencari informasi sendiri, kemudian siswa mengorganisasi atau membentuk (konstruktif)
apa yang diketahui dan dipahami ke dalam bentuk akhir.

b. Hasil Belajar

10
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melewati proses belajar
(Septiyani & Rosnita, 2018: 4), sedangkan menurut Kristin (2016: 92), hasil belajar adalah puncak
dari keberhasilan belajar peserta didik terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan, hasil belajar
peserta didik dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik
(tingkah laku).

Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar merupakan kemampuan baru yang dimiliki oleh
peserta didik yang didapatkan setelah melewati proses belajar sesuai dengan tujuan belajar yang
telah ditetapkan mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hasil belajar merupakan proses yang cukup kompleks, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang mendukung, yaitu (1) faktor internal, meliputi faktor fisiologis dan psikologis;
dan (2) faktor eksternal, meliputi faktor lingkungan sosial dan nonlingkungan sosial, peran siswa,
peran guru, serta model yang digunakan dalam pembelajaran (Widayanti & Slameto, 2016: 187).

Tugas pokok tenaga kependidikan adalah mengevaluasi taraf keberhasilan kegiatan belajar
secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliable). Menurut Anugraheni (2017: 249-250),
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada tingkat ketepatan, keobjektifan, kepercayaan,
dan informasi yang representative. Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan tes hasil
belajar atau tes prestasi belajar ataupun achievement test. Tes hasil belajar ini biasanya disusun dan
dibuat sendiri oleh guru. Hasil belajar juga tidak lepas dengan proses belajar.

c. Pencemaran Lingkungan

Lingkungan adalah suatu hal yang penting dalam siklus kehidupan manusia. Dalam Undang-
Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal
1 ayat (1) yang berbunyi “Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”.
Lingkungan sebagai sumber daya merupakan aset yang dapat menyejahterakan masyarakat. Hal ini
sesuai dengan perintah Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
yang menyatakan bahwa, bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dipergunakan
untuk sebesar-bersarnya kemakmuran rakyat.

Pencemaran lingkungan (environmental pollution) adalah terkontaminasinya komponen fisik


dan biologis dari sistem bumi dan atmosfer sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem
lingkungan.

11
Kontaminasi tersebut bisa berasal dari kegiatan manusia ataupun proses alam, yang
menyebabkan kualitas lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi sesuai dengan seharusnya.

Sementara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup memberi penjelasan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Pencemaran lingkungan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

- Pencemaran lingkungan

- Pencemaran udara

- Pencemaran air

- Pencemaran tanah

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Madrasah Alwashliyah Swasta Kisaran, Kelas X Jurusan
IPA, Pada Mata Pelajaran Biologi. Penelitian ini dilaksanakan dalam rentang waktu 4 hari, yaitu
pada hari senin – kamis tahun 2022 khususnya pembelajaran pada semester genap tahun ajaran
2022/2023.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tentang penerapan model Discovery Learning untuk meningtatkan
hasil belajar siswa. Menggunakan lembar kerja (LK) ini adalah peserta didik kelas X sekolah MAS
Al-Washliyah Swasta Kisaran Jurusan IPA.

C. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas
ini mengikuti sintaks dari Kemmis dan Taggart meliputi 4 tahapan dasar yang saling terkait dan
berkesinambungan, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) pelakasanaan (acting), 3) pengamatan
(observing) dan 4) refleksi (reflecting)

D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi:

a. Data Kualitatif, yaitu data yang diambil dari observasi respon peserta didik pada saat
mengikuti kegiatan pembelajaran
b. Data Kuantitatif, yaitu data hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari LK (Lembar
Kerja) dan tes.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

a. Lembar Kerja (LK)

13
Lembar kerja (LK) adalah salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Pada umumnya
LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap/sarana pendukung pelaksanaan
rencana pembelajaran.
b. Tes
Tes tertulis dilakukan untuk mengetahui hasil belajar pserta didik setelah menerapkan
model pembelajaran Discovery Learning
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendeskripsikan jalannya kegiatan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning

E. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan mengikuti sintaks Discovery Learning
penelitian tindakan kelas menurut Stephen Kemmis & Robin Mc Taggart (Wibawa, 2004: 15)
sebagai berikut:

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk menerapkan model pembelajaran Discovery


Learning berbantuan lembar kerja pada materi Pencemaran Lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Siklus 1
a. Perencanaan
Langkah-langkah dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan adalah:

14
1) Menyusun administrasi pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, instrumen
soal dan instrumen penilaian.
2) Menyusun lembar kerja tes peserta didik dengan model pembelajaran Discovery
Learning
3) Identifikasi kemampuan akademik peserta didik sebelum dilaksanakannya
pembelajaran menggunakan Discovery Learning
4) Prakondisi peserta didik untuk mengikuti rangkaian kegiatan pembelajaran
tentang Pencemaran Lingkungan dengan model Discovery Learning berbantuan
lembar kerja.
b. Pelaksanaan tindakan
Tahapan kegiatan pembelajaran mengacu pada sintaks model pembelajaran Discovery
Learning berbantuan lembar kerja meliputi:
1) Konfigurasi pasangan tim yang terdiri dari 4 peserta didik
2) Kemudian memberikan tes berupa postest bertujuan untuk memperoleh data
tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan model Discovery Learning,
3) Kemudian memberikan bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai
4) Kegiatan menyusun catatan yang dilakukan oleh masing-masing anggota tim
secara individu
5) Kegiatan mempresentasikan hasil diskusi dan membandingkan hasil kelompok
satu sama lain
6) Kegiatan siswa dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal
yang telah dikerjakan oleh peserta didik
7) Kegiatan siswa menyampaikan hasil diskusi mengenai materi rerkait berupa
kesimpulan berdasarkan hasil presentasi
c. Observasi/ pengamatan
Tahapan pengamatan difokuskan pada tingkat keaktifan peserta didik dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, serta peningkatan hasil belajar peserta didik. Observasi juga
dilakukan oleh kolaborator untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran dengan
model Discovery Learning .

d. Refleksi
Pada tahap ini untuk memproses data yang didapat setelah kegiatan pengamatan. Bila
dari hasil refleksi ini ditemukan masalah baru yang berkaitan dengan indikator hasil

15
belajar maka akan dilajutkan dengan tahap berikutnya, yaitu revisi dan perencanaan
ulang

2. Siklus 2
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 maka dikembangkan siklus 2. Pada siklus 2 ini
memperbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan dengan kriteria ketuntasan
minimal.Pada dasarnya siklus 2 ini untuk mengetahui apakah terjadi peruabahn setelah
memperoleh tindakan siklus 1
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Lembar kegiatan peserta didik (LK)
3. Soal Evaluasi

G. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini diolah dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Teknik ini
dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang sifatnya general (sugiyono, 2013 :208). Kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang telah disepakati disekolah adalah 75. Adapun pengolahan nilai hasil belajar
peserta didik sekaligus ketuntasan secara individu dilakukan dengan menggunakan rumus

skor jawaban benar


Hasil belajar = x 100
skor total

Peserta didik apabila dikategorikan tuntas memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 75.
Sedangkan predikat tidak tuntas untuk nilai kurang dari 75.

16
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian

MAS AL-WASHLIYAH KISARAN adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang MA
di -, Kec. Kisaran Timur, Kab. Asahan, Sumatera Utara. Dalam menjalankan kegiatannya, MAS
AL-WASHLIYAH KISARAN berada di bawah naungan Kementerian Agama.

MAS AL-WASHLIYAH KISARAN memiliki 2 program studi, yaitu IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan jumlah kelas X adalah 2 kelas dan jumlah kelas XI 2
kelas dan XII juga 2 kelas. Pada 2 kelas tersebut terbagi dengan 1 kelas jurusan IPA dan 1 Kelas
jurusan IPS.

Kurikulum yang di terapkan di MAS AL-WASHLIYAH KISARAN pada tahun 2022/2023


adalah ada 2 jenis. Kelas X menggunakan kurikulum 2013 revisi , Kelas XI menggunakan
kurikulum 2013 versi lama, dan kelas XII masih menggunakan Kurikulum 2006. Hal tersebut
membawa konsekuensi pada perbedaan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum, terutama
untuk mata pelajaran IPA yang terdampak pemberlakuan kurikulum baru.

Selain perbedaan jumlah jam dalam struktur kurikulum 2013 dan kurikulum 2006, maka
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik juga berubah. Mata pelajaran Biologi dikurikulum
2006 yang sebelumnya bermuatan biologi lingkungan, berkembang di kurikulum 2013 revisi
menjadi perpaduan materi Biologi, Fisika, dan kimia dengan proporsi jumlah kompetensi dasar
yang sama.

Kelas yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah kelas X program studi IPA
pada paralel A atau hanya 1 Kelas IPA pada kelas X. Jumlah peserta didik pada kelas tersebut
adalah 28 Orang , dengan rincian 17 peserta didik laki-laki dan 11 orang peserta didik perempuan.
Menurut data penerimaan peserta didik baru, peserta didik kelas X tahun pelajaran 2022/2023
memiliki riwayat nilai passing grade program studi yang berapa dibawah program studi lain.
namun pada tahun-tahun berikutnya, nilai passing grade program studi IPA mengalami kenaikan
karena faktor pembelajaran yang semakin membaik.

Dasar pemilihan kelas X Program Studi IPA dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
riwayat yang sudah terekam oleh peneliti, sejak peneliti melakukan observasi untuk menemukan
masalah dalam pembelajaran tersebut, masalah yang di dapat adalah rendahnya nilai hasil belajar

17
peserta didik yang terdapat pada kelas X. Nilai hasil belajar peserta didik dikelas X pada Tahun
2021/2022 , digunakan sebagai dasar penyusunan penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas

B. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Tujuan dari penelitian ini
adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan materi Pencemaran Lingkungan Peserta didik
Kelas X MAS AL-WASHLIYAH KISARAN di Kec. Kisaran Timur, Kab. Asahan, Sumatera
Utara dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Penelitian ini dilaksanakan
dalam 2 siklus dengan setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, dengan alokasi waktu 2 jam
pelajaran (2 x 35) menit pada setiap tatap muka.

a. Kondisi awal

Penelitian ini didasarkan pada hasil observasi di kelas X Mas Al-Washliyah Kisaran dimana
peneliti menemukan masalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi materi
pencemaran lingkungan yang ditandai dengan 50 % siswa yang belum tuntas belajarnya atau siswa
yang mendapat nilai dibawah Kriteria ketuntasan minimal (KKM) .

Tabel. Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum Tindakan

No Nama Kkm Nilai


1. Pesrta didik 1 75 68
2. Peserta didik 2 75 60
3. Peserta didik 3 75 78
4. Peserta didik 4 75 78
5. Peserta didik 5 75 76
6. Peserta didik 6 75 80
7. Peserta didik 7 75 65
8. Peserta didik 8 75 68
9. Peserta didik 9 75 70
10. Peserta didik 10 75 58
11. Peserta didik 11 75 64
12. Peserta didik 12 75 60
13. Peserta didik 13 75 68
14. Peserta didik 14 75 70

18
15. Peserta didik 15 75 60
16. Peserta didik 16 75 68
17. Peserta didik 17 75 70
18. Peserta didik 18 75 70
19. Peserta didik 19 75 78
20. Peserta didik 20 75 68
21. Peserta didik 21 75 78
22. Peserta didik 22 75 78
23. Peserta didik 23 75 70
24. Peserta didik 24 75 65
25. Peserta didik 25 75 76
26. Peserta didik 26 75 78
27. Peserta didik 27 75 80
28. Peserta didik 28 75 60

Dalam pembelajaran biologi dikelas X, terdapat beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam
menerima materi pelajaran, sehingga siswa lambat dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan
oleh guru. Siswa mengalami kesulitan memahami pokok bahasan yang memerlukan contoh
konkrit, siswa mengalami kesulitan menjawab ketika diberi pertanyaan tentang materi pelajaran
yang diajarkan, dan kesulitan dalam menjelaskan materi pelajaran walaupun telah diajarkan.
Kurangnya metode yang digunakan guru dalam pembelajaran Biologi di Kelas X program studi
IPA merupakan salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Sebenarnya guru sudah
menggunakan variasi metode namun belum bisa memaksimalkan hasil belajar yang diharapkan.

Mengacu pada kondisi awal diatas, peneliti mengajukan model pembelajaran Discovery
Learning untuk diterapkan dalam pembelajara. Model Discovery Learning dapat mengarahkan
siswa menemukan konsep melalui berbagai informasi atau data yang diperoleh melalui pengamatan
atau percobaan. Discovery Learning merupakan proses dari inkuiri. Discovery learning adalah
metode belajar yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang membuat peserta didik
belajar aktif dan menemukan pengetahuan sendiri. Discovery Learning adalah proses pembelajaran
yang penyampaian materinya tidak utuh, karena model discovery learning menuntut siswa terlibat
aktif dalam proses pembelajaran dan menemukan sendiri suatu konsep pembelajaran. Dengan
model Discovery Learning diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih baik dalam waktu yang

19
lebih singkat. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, adapun pemaparan tentang
penelitian adalah sebagai berikut .

1. Pelaksanaan siklus I

Pembelajaran pada siklus I sebanyak 2 kali pertemuan, pertemuan pertama sebelum tindakan
proses pembelajaran menggunakan metode diskusi diberikan tes (pre-test) untuk mengetahui
kemampuan awal siswa digunakan untuk mentukan skor dasar dalam pembagian kelompok dan
pada akhir pertemuan siklus diberikan tes LK (Lembar Kerja Siswa )untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pembelajaran setelah dilakukan tindakan pembelajaran menggunakan model
Pembelajaran Discovery Learning . Adapun tahapan pelaksanaan pada siklus I adalah perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan pembelajaran untuk menerapkan model pembelajaran
Discovery Learning. Dalam setiap proses dan setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Adapun
hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :

Pada tahap perencanaan ini langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut

1) Mempersiapkan bahan pelajaran Pencemaran Lingkungan dengan Model Discovery


Learning
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran
dibuat disesuaikan dengan model Discovery Learning
3) Mempersiapkan alat evaluasi. Dalam mempersiapkan alat evaluasi berdasarkan pada
pembuatan kisi-kisi soal. Banyaknya soal dalam siklus ini adalah sebanyak 5 soal, yang
akan diteskan pada awal pertemuan (Pretest) dan akhir siklus LK (Lembar kerja) atau
setelah pertemuan ke dua.
4) Mempersiapkan lembar kegiatan Siswa (LKS).LKS dibuat berdasarkan materi dan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. LKS ini dikerjakan secara berkelompok.
5) Membuat alat pengumpul data. Alat pengumpul data berupa hasil nilai belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

20
Pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2 x pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada hari
selasa tanggal 24 mei 2022 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Adapun kegiatan
pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut :
1) Kegiatan awal

Kegiatan ini di awali dengan guru mengucapkan salam,guru menyampaikan tujun


pembelajaran dan dilanjutkan dengan mengintruksi siswa membuat kelompok belajar . Kemudian
bertanya jawab kepada siswa mengenai materi pembelajaran yakni pencemaran Udara Sekitar yang
diketahui oleh para siswa tersebut serta menunjuk salah satu siswa untuk menyebutkan apa yang
diketahuinya. Guru memberikan pretest di awal pertemuan untuk mengukur seberapa jauh
pengetahuan para siswa tersebut.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti ini terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru
memberikan penjelasan sedikit kepada para siswa mengenai pencemaran Lingkungan sekitar, lalu
guru memberikan sebuah pertanyaan kepada salah satu siswa guna mengetahui tingkat
pemahamanya. Kemudian pada tahap elaborasi ini guru mulai menerapkan model Discovery
Learning, yang mana para siswa dibentuk dalam sebuah kelompok-kelompok, yang dalam setiap
kelompok tersebut terdiri 4-5 orang siswa dengan jumlah 28 siswa.

Setelah elaborasi ini dilaksanakan maka tahap selanjutnya yakni konfirmasi, yang mana
dalam hal ini guru bersama dengan siswa bertanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan,
guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan. Tahap konfirmasi
guru memberikan umpan balik kepada para siswa dan penguatan terhadap hasil diskusi yang telah
mereka lakukan, serta memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai hasil
dari diskusi yang telah mereka laksanakan dan memberikan motivasi kepada siswa yang belum dan
kurang aktif dalam proses diskusi (model Discovery Learning ) untuk dapat menjadi lebih aktif lagi
dalam berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup yang dilakukan guru adalah bersama dengan siswa adalah meluruskan
kembali masalah mengenai Pencemaran Lingkungan Sekitar, lalu guru memberikan penilaian
terhadap kegiatan yang telah di lakukan serta memberikan motivasi atau penguatan kepada para
siswa dan meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a dan salam penutup.

21
Pertemuan ke II proses pembelajaran dilaksanakan pada hari Rabu 25 mei 2022 dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit dimana proses pembelajaran masih menggunakan model Discovery
Learnung. Adapun kegiatan pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

Kegiatan ini di awali dengan guru mengucapkan salam,guru menyampaikan tujun pembelajaran
dan dilanjutkan dengan mengintruksi siswa membuat kelompok belajar . Kemudian bertanya
jawab kepada siswa mengenai materi pembelajaran yakni Pencemaran Udara Sekitar yang
diketahui oleh para siswa tersebut serta menunjuk salah satu siswa untuk menyebutkan apa yang
diketahuinya.

2) Kegiatan inti

Kegiatan inti ini terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru
memberikan penjelasan sedikit kepada para siswa mengenai pencemaran udara sekitar, lalu guru
memberikan sebuah pertanyaan kepada salah satu siswa guna mengetahui tingkat pemahamanya.
Kemudian pada tahap elaborasi ini guru mulai menerapkan model Discovery Learning, yang mana
para siswa dibentuk dalam sebuah kelompok-kelompok, yang dalam setiap kelompok tersebut
terdiri 4-5 orang siswa dengan jumlah 28 siswa

Setelah elaborasi ini dilaksanakan maka tahap selanjutnya yakni konfirmasi, yang mana
dalam hal ini guru bersama dengan siswa bertanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan,
guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan. Tahap konfirmasi
guru memberikan umpan balik kepada para siswa dan penguatan terhadap hasil diskusi yang telah
mereka lakukan, serta memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai hasil
dari diskusi yang telah mereka laksanakan dan memberikan motivasi kepada siswa yang belum dan
kurang aktif dalam proses diskusi (model Discovery Learning ) untuk dapat menjadi lebih aktif lagi
dalam berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup yang dilakukan guru adalah bersama dengan siswa adalah meluruskan
kembali masalah mengenai Pencemaran Udara Sekitar, lalu guru memberikan penilaian terhadap
kegiatan yang telah di lakukan serta memberikan motivasi atau penguatan kepada para siswa dan
meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a dan salam penutup.

22
c. Hasil Belajar Siklus 1
Penilaian hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada jumlah rata-rata dari pretest dan
LKS (Lembar Kerja Siswa) yang sudah diberikan guru kepada siswa kelas X dengan jumlah
28 siswa. Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini, dan untuk
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 2.1
Hasil Belajar siswa Pretest dan LKS Siklus I

Siklus 1
No Nama Keterangan Keterangan
Pretest LKS
T TT T TT
1. Peserta didik 1 50  80 
2. Peserta didik 2 60  75 
3. Peserta didik 3 50  60 
4. Peserta didik 4 50  80 
5. Peserta didik 5 40  70 
6. Peserta didik 6 60  80 
7. Peserta didik 7 40  55 
8. Peserta didik 8 60  65 
9. Peserta didik 9 75  80 
10. Peserta didik 10 65  85 
11. Peserta didik 11 50  85 
12. Peserta didik 12 50  70 
13. Peserta didik 13 60  70 
14. Peserta didik 14 65  85 
15. Peserta didik 15 75  70 
16. Peserta didik 16 50  85 
17. Peserta didik 17 50  85 
18. Peserta didik 18 60  80 
19. Peserta didik 19 75  60 
20. Peserta didik 20 60  80 
21. Peserta didik 21 50  85 
22. Peserta didik 22 60  80 

23
23. Peserta didik 23 70  75 
24. Peserta didik 24 50  80 
25. Peserta didik 25 75  85 
26. Peserta didik 26 70  80 
27. Peserta didik 27 60  75 
28. Peserta didik 28 50  55 
Jumlah 1580 4 24 2106 21 9
Rata – rata 56 75
Nilai Maksimal 75 85
Nilai Minimal 40 55

Grafik 1

Hasil belajar siswa siklus 1

preetest
LKS

Rata-Rata Nilai Maksimal Nilai Minimal Ketuntasan

Berdasarkan Tabel 2.1 dan Grafik 1 diatas diketahui ketuntasan belajar siswa pada pelaksanaan
pretest diperoleh jumlah nilai 1580 dengan rata-rata 5, nilai tertinggi 75 dan terendah 40, dengan
tingkat ketuntasan 12,50%. Dari hasil pengukuran awal siswa dapat diketahui bahwa rata-rata siswa
memang masih belum mengetahui atau menguasai materi pelajaran yang dijarkan guru. Setelah
siswa mengetahui proses pembelajaran selama satu siklus dengan 2 kali pertemuan, LKS siswa
yang tuntas dengan jumlah 2106, dengan rata-rata 75 nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 55,

24
dengan tingkat ketuntasan 70%. Dalam hal ini hasil belajar siswa sudah menunjukkan adanya
peningkatan ketuntasan belajar siswa sesudah diberikan tindakan dengan menggunakan model
Discovery Learning.

d. Refleksi
Dari hasil observasi pembelajaran pada siklus I, refleksi yang diperoleh antara lain :
1. Beberapa peserta didik kurang aktif dalam diskusi dengan kelompoknya.
2. Terdapat beberapa peserta didik yang masih belum memberikan pendapat dan tidak
mau bekerja sama dalam diskusi.
3. Masih ada beberapa peserta didik yang kurang mengoptimalkan ketepatan dan
keefisienan waktu yang tersedia terhadap tugas yang diberikan guru.
4. Aktivitas yang dilakukan oleh beberapa peserta didik ada yang mengobrol dengan
teman.
2. Pelaksanaan Siklus 2
Setelah diadakan refleksi maka dilaksanakan siklus II. Adapun tahapan pada siklus II sama
dengan siklus I yaitu terdiri dari : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi.
a. Perencanaan

Perencanaan tindakan kelas yang dilakukan pada sikus II ini berdasarkan pada siklus I,
adapun tahapan pada siklus II masih sama pada siklus I.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan yang dilakukan pada siklus II untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus I
atau melaksanakan refleksi dari siklus I Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sebanyak 2 x
pertemuan, di awal pertemuan diadakan tes (pretest) dan di akhir pertemuan sekaligus dilakukan uji
tes (posttest) dan LKS (Lembar kerja siswa)ini untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
menggunakan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning .Pertemuan
I pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 26 mei 2022 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).
Dimana model yang digunakan masih sama seperti siklus I yaitu model Discovery Learning.

1) Kegiatan awal

Kegiatan ini di awali dengan guru mengucapkan salam,guru menyampaikan tujun


pembelajaran dan dilanjutkan dengan mengintruksi siswa membuat kelompok belajar . Kemudian
bertanya jawab kepada siswa mengenai materi pembelajaran yakni Pencemaran Air Sekitar yang

25
diketahui oleh para siswa tersebut serta menunjuk salah satu siswa untuk menyebutkan apa yang
diketahuinya.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti ini terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi
guru memberikan penjelasan sedikit kepada para siswa mengenai pencemaran Air sekitar, lalu
guru memberikan sebuah pertanyaan kepada salah satu siswa guna mengetahui tingkat
pemahamanya. Kemudian pada tahap elaborasi ini guru mulai menerapkan model Discovery
Learning, yang mana para siswa dibentuk dalam sebuah kelompok-kelompok, yang dalam setiap
kelompok tersebut terdiri 4-5 orang siswa dengan jumlah 28 siswa.

Setelah elaborasi ini dilaksanakan maka tahap selanjutnya yakni konfirmasi, yang mana
dalam hal ini guru bersama dengan siswa bertanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan,
guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan. Tahap konfirmasi
guru memberikan umpan balik kepada para siswa dan penguatan terhadap hasil diskusi yang telah
mereka lakukan, serta memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai hasil
dari diskusi yang telah mereka laksanakan dan memberikan motivasi kepada siswa yang belum dan
kurang aktif dalam proses diskusi (model Discovery Learning ) untuk dapat menjadi lebih aktif lagi
dalam berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing.

3) Kegiatan penutup

Kegiatan penutup yang dilakukan guru adalah bersama dengan siswa adalah meluruskan
kembali masalah mengenai Pencemaran Air Sekitar, lalu guru memberikan penilaian terhadap
kegiatan yang telah di lakukan serta memberikan motivasi atau penguatan kepada para siswa dan
meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a dan salam penutup.

Pertemuan ke II proses pembelajaran dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27 mei 2018
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dimana proses pembelajaran masih menggunakan metode
problem solving. Adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

1) Kegiatan awal

Kegiatan ini di awali dengan guru mengucapkan salam,guru menyampaikan tujun


pembelajaran dan dilanjutkan dengan mengintruksi siswa membuat kelompok belajar . Kemudian

26
bertanya jawab kepada siswa mengenai materi pembelajaran yakni Pencemaran Tanah Sekitar
yang diketahui oleh para siswa tersebut serta menunjuk salah satu siswa untuk menyebutkan apa
yang diketahuinya.

2) Kegiatan inti

Memberikan penjelasan sedikit kepada para siswa mengenai pencemaran Tanah sekitar,
lalu guru memberikan sebuah pertanyaan kepada salah satu siswa guna mengetahui tingkat
pemahamanya. Kemudian pada tahap elaborasi ini guru mulai menerapkan model Discovery
Learning, yang mana para siswa dibentuk dalam sebuah kelompok-kelompok, yang dalam setiap
kelompok tersebut terdiri 4-5 orang siswa dengan jumlah 28 siswa

Setelah elaborasi ini dilaksanakan maka tahap selanjutnya yakni konfirmasi, yang mana
dalam hal ini guru bersama dengan siswa bertanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan,
guru bersama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan. Tahap konfirmasi
guru memberikan umpan balik kepada para siswa dan penguatan terhadap hasil diskusi yang telah
mereka lakukan, serta memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai hasil
dari diskusi yang telah mereka laksanakan dan memberikan motivasi kepada siswa yang belum dan
kurang aktif dalam proses diskusi (model Discovery Learning ) untuk dapat menjadi lebih aktif lagi
dalam berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup yang dilakukan guru adalah bersama dengan siswa adalah meluruskan
kembali masalah mengenai Pencemaran Tanah Sekitar, lalu guru memberikan penilaian terhadap
kegiatan yang telah di lakukan serta memberikan motivasi atau penguatan kepada para siswa dan
meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a dan salam penutup.

c. Hasil Belajar Siklus 2

Penilaian hasil belajar peserta didik dapat dilihat berdasarkan hasil belajar siklus II, dengan
melihat rata-rata dari post-test dan LKS (Lembar Kerja Siswa) test yang sudah diberikan guru
kepada para peserta didik di kelas X dengan jumlah 28 peserta didik.

Dari data belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini, dan untuk
selengkapnya dapat dilihat pada lempiran.

27
Tabel 2.2
Hasil Belajar siswa Pretest dan LKS Siklus 2

Siklus II
No Nama Keterangan Keterangan
Postest LKS
T TT T TT
1. Peserta didik 1 80  80 
2. Peserta didik 2 75  75 
3. Peserta didik 3 85  80 
4. Peserta didik 4 65  80 
5. Peserta didik 5 80  85 
6. Peserta didik 6 60  80 
7. Peserta didik 7 90  70 
8. Peserta didik 8 70  70 
9. Peserta didik 9 85  80 
10. Peserta didik 10 85  85 
11. Peserta didik 11 80  85 
12. Peserta didik 12 75  75 
13. Peserta didik 13 75  75 
14. Peserta didik 14 80  85 
15. Peserta didik 15 85  80 
16. Peserta didik 16 60  85 
17. Peserta didik 17 85  85 
18. Peserta didik 18 65  80 
19. Peserta didik 19 80  75 
20. Peserta didik 20 85  80 
21. Peserta didik 21 90  85 
22. Peserta didik 22 70  80 
23. Peserta didik 23 70  75 

28
24. Peserta didik 24 70  80 
25. Peserta didik 25 80  85 
26. Peserta didik 26 70  80 
27. Peserta didik 27 70  75 
28. Peserta didik 28 80  85 
Jumlah 2146 27 11 2450 26 2
Rata – rata 76 87
Nilai Maksimal 90 85
Nilai Minimal 60 65

Grafik 1

Hasil belajar siswa siklus 1

Posttest
LKS

Rata-Rata Nilai Maksimal Nilai Minimal Ketuntasan

Berdasarkan Tabel 2.1 dan Grafik 1 diatas diketahui ketuntasan belajar siswa pada pelaksanaan
posttest diperoleh jumlah nilai 2146 dengan rata-rata 76, nilai tertinggi 90 dan terendah 60 dengan
tingkat ketuntasan 66 %. Dari hasil pengukuran awal siswa dapat diketahui bahwa rata-rata siswa
memang masih belum mengetahui atau menguasai materi pelajaran yang dijarkan guru. Setelah
siswa mengetahui proses pembelajaran selama satu siklus dengan 2 kali pertemuan, LKS siswa
yang tuntas dengan jumlah 2450, dengan rata-rata 87 nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 65 ,
dengan tingkat ketuntasan 95%. Dalam hal ini hasil belajar siswa sudah menunjukkan adanya

29
peningkatan ketuntasan belajar siswa sesudah diberikan tindakan dengan menggunakan model
Discovery Learning.

Hasil dari penelitian siklus II dapat diketahui bahwa penggunaan model Discovery Learning
mampu meningkatkan hasil belajar siswa cukup baik dibandingkan dengan siklus I.

C. Pembahasan
1. Analisis Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dengan Metode Discovery
Learning Siklus I dan II

sebelum dilaksanakan pembelajaran Biologi dengan Metode Discovery Learning pada siswa
kelas X MAS Alwashliyah Kisaran, siswa menganggap pelajaran Biologi membosankan, karena
siswa tidak terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini berakibat pada masih banyaknya siswa yang
belum memahami materi sehingga pemahaman siswa belum mencapai kriteria yang diinginkan.

Pada siklus I peneliti sudah menggunakan langkah-langkah metode Discovery Learning dan
pembelajaran lebih difokuskan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada siklus I terlihat bahwa persentase ketuntasan skor pretest hanya mencapai 12,5%
sedangkan pada posttest menjadi 70%. Pada peserta didik 1 mengalami peningkatan dari 50 pada
pretest menjadi 80 pada posttest, itu disebabkan peserta didik 1 tersebut benar-benar
memperhatikan ketika peneliti menjelaskan materi. Namun ada beberapa siswa yang belum tuntas
dalam kegiatan pretest dan posttest seperti pada peserta didik 16 yang mendapat skor 50 pada
pretest dan skor 60 pada posttest hal ini disebabkan karena peserta didik 16 motivasi belajar yang
kurang serta kurang memperhatikan saat peneliti menjelaskan materi.

Pada siklus II peneliti juga sudah menggunakan langkah-langkah metode Discovery Learning
dalam pembelajaran dan lebih difokuskan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada siklus II terlihat bahwa persentase ketuntasan skor pretest hanya mencapai 66% sedangkan
pada posttest menjadi 95%. Peserta didik 21 mengalami peningkatan skor dari 50 pada pretest
menjadi 90 pada posttest, itu disebabkan dia benar-benar memperhatikan ketika peneliti
menjelaskan materi. Namun ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam kegiatan pretest dan
posttest salah satunya peserta didik 16 yang mendapat skor 50 pada pretest dan skor 60 pada
posttest hal ini disebabkan karena peserta didik 16 asik bermain sendiri serta kurang
memperhatikan saat peneliti menjelaskan materi.

30
2. Hasil Belajar Siklus I dan II

Hasil penelitian diperoleh dari data hasil belajar Biologi dengan menggunakan metode
Discovery Learning pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.12, grafik 3 dan grafik 4
sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Materi Pencemaran Lingkungan

Nilai siklus I Nilai siklus II


No Indikator Posttes
Pretest LKS LKS
t
1 Rata- Rata 56 75 76 87
2 Nilai Maksimal 75 85 90 85
3 Nilai Minimal 40 55 60 65
4 Tingkat Ketuntasan 12,50 % 70 % 66 % 95%

Grafik 3

Hasil Belajar Siklus I dan II

SIKLUS I SIKLUS II

31
Grafik 4

Ketuntasan Hasil Belajar

siklus I siklus II Peningkatan

Dari hasil penelitian, menandakan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Biologi materi pencemaran lingkungan. Walaupun pada dasarnya metode discovery learning bukan
satusatunya metode yang dapat digunakan pada mata pelajaran Biologi akan tetapi pada saat
peneliti melakukan penelitian di kelas X MAS Alwashliyah Kisaran dapat membantu siswa dalam
memahami mata pelajaran Biologi khususnya materi Pencemaran Lingkungan. Namun hal tersebut
juga perlu didukung dengan adanya kemauan dari para siswa untuk mempelajari Biologi dengan
lebih giat lagi.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat mengatasi yang ada pada rumusan masalah, seperti
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi. Semua itu terlihat dari adanya
peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I sampai siklus II. Peningkatan tersebut karena
guru maupun siswa memahami bagaimana pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu pembelajaran
yang berorientasi pada Metode Biologi. Pada Metode Discovery Learning ini dapat meningkatkan
kemampuan siswa, karena memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa tentang
keterkaitan antara Pencemaran lingkungan dengan kehidupan sehari-hari dan tentang kegunaan
Biologi pada umumnya kepada manusia, yang mana sebelum Metode Discovery learning ini, siswa
sering mengalami kesulitan dalam memahami soal, siswa juga kurang memahami mengenai
hubungan pembelajaran Biologi dengan masalah sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
siswa secara individual belum bisa menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri.

32
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran penggunaan metode Discovery Learning sebagai berikut:

Pembelajaran menggunakan metode Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas X MAS Al Wasliyah KisaranTahun Pelajaran 2022/2023 Kesimpulan
tersebut didukung oleh beberapa fakta hasil penelitian bahwa:Metode Discovery Learning memiliki
dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan presentase ketuntasan
belajar siswa yang meningkat. Terjadi peningkatan pada ketuntasan hasil belajar Biologi 70% Dari
hasil observasi pembelajaran pada siklus I refleksi yang diperoleh antara lain :

1) Beberapa peserta didik kurang aktif dalam diskusi dengan kelompoknya.


2) Terdapat beberapa peserta didik yang masih belum memberikan pendapat dan tidak mau
bekerja sama dalam diskusi.
3) Masih ada beberapa peserta didik yang kurang mengoptimalkan ketepatan dan
keefisienan waktu yang tersedia terhadap tugas yang diberikan guru.sedangkan siklus II
ketuntasan belajar siswa pada pelaksanaan posttest diperoleh jumlah nilai 2146 dengan
rata-rata 76, nilai tertinggi 90 dan terendah 60 dengan tingkat ketuntasan 66 %. Dari
hasil pengukuran awal siswa dapat diketahui bahwa rata-rata siswa memang masih
belum mengetahui atau menguasai materi pelajaran yang dijarkan guru. Setelah siswa
mengetahui proses pembelajaran selama satu siklus dengan 2 kali pertemuan, LKS
siswa yang tuntas dengan jumlah 2450, dengan rata-rata 87 nilai tertinggi 85 dan nilai
terendah 65 , dengan tingkat ketuntasan 95%. Dalam hal ini hasil belajar siswa sudah
menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa sesudah diberikan tindakan
dengan menggunakan model Discovery Learning.

Hasil dari penelitian siklus II dapat diketahui bahwa penggunaan model Discovery Learning
mampu meningkatkan hasil belajar siswa cukup baik dibandingkan dengan siklus I Aktivitas yang
dilakukan oleh beberapa peserta didik ada yang mengobrol dengan teman. Hal ini menunjukkan

33
bahwa metode pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
biologi.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka guru diharapkan menggunakan metode
pembelajaran Discovery Learning pada penelitian ini. Karena dengan menggunakan metode
pembelajaran Discovery Learning siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran dan tidak pasif agar
dapat aktif dalam pembelajaran pada materi yang akan diberikan pada guru, sehingga pemahaman
siswa lebih baik dan pembelajaran lebih bermakna.

2. Untuk Siswa MAS Al Wasliyah KisaranSiswa diharapkan lebih aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sesuai
yang diinginkan.
3. Untuk SekolahAgar pihak sekolah lebih memberikan motivasi kepada guru-guru kelas
umumnya, dan kepada guru mata pelajaran Biologikhususnya yang akan menerapkan
metode Discovery Learning.

34
DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A. dan Reece Jane .B. (2010). Biologi : edisi kedelapan jilid 2, Jakarta : Penerbit
Erlangga

Majid Abdul, 2013, Strategi Pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rosdakarya Offset.

Mulyasa E., 2014, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya Offset.

Sumiati dan Asra, 2008, Metode Pembelajaran, Bandung : CV. Wacana PrimaSuyono dan
Hariyanto, 2014, Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Remaja Rosdakarya

Wibawa Basuki, 2004, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional,
Dirjen DikdasMen Direktorat Tenaga Kependidikan

Indayana Febriani,M.Pd.2022.Diktat Penelitian Tindakan kelas.Medan

Puasati, C. 2006. Peningkatan Keterampilan Proses dan Pemahaman Konsep Biologi melalui
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Seputih
Agung Tahun Pelajaran 2006/2007. Jurnal Penelitian Pendidikan VI (I):35-42. Sardiman.
2007. Model Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Investigasi. Yogyakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Biologi

Evayani, N. L. P. (2020). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


DENGAN METODE OUTDOOR DALAM. Indonesian Journal of Educational
Development, 1(3), 391–400

Ningsih, S., Haryaka, U., & Watulingas, J. R. (2019). PENGARUH MOTIVASI, LINGKUNGAN
BELAJAR, DAN SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 SAMARINDA. Jurnal PRIMATIKA, 8(1), 43–54

35
LAMPIRAN

Link Video : https://drive.google.com/file/d/1vVB9qkd3tv1Ih7wgjwY8XnELzqxYF9kq/view?


usp=drivesdk

Lampiran surat keterangan telah mengadakan miniriset DI Mas Alwashliyah Kisaran

Lampiran Foto :

36
37
38

Anda mungkin juga menyukai