Disusun oleh:
Neneng Istiqomah (NIM 201410070311126)
Diajukan oleh:
Neneng Istiqomah (NIM201410070311126)
Disetujui, Diajukan:
Pembimbing Lapang Koordinator Magang,
Mengetahui/Menyetujui
Ketua Jurusan
Dosen Pembimbing
Pendidikan Biologi Magang FKIP UMM
ii
Dra. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd
Dr. Rr. Eko Susetyorini, M.Si
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas izinnya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Lapang Terintergrasi (SLT) di Bali ini
dengan tepat waktu. Sholawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada
junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam
kegelapan ke alam yang terang benderang seperti saat ini
Dalam penyusunan laporan ini, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih
kepada:
1. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M.M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Biologi;
2. Ibu Dra. Sri Wahyuni, M.Kes. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Studi
Lapang Terintergrasi (SLT) kelas VII B ;
3. Panitia Studi Lapang Terintergrasi (SLT) di Bali yang bekerja keras agar
terselenggranya SLT ini;
4. Kedua Orang tua penulis yang tidak pernah lelah memberikan motivasi, kasih
sayang, semangat, do’a dan pengorbanan yang tiada terkira;
5. Teman-teman jurusan Pendidikan Biologi angkatan 2013 Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah
memberikan bantuan informasi.
Laporan Studi Lapang Terintergrasi (SLT) di Bali ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca,
untuk hasil yang lebih baik.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Kegiatan SLT ..............................................................................................32
Lembar Kerja .........................................................................................................35
Foto Kegiatan .........................................................................................................53
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
pembelajaran dengan melakukan pengamatan langsung dan berbuat, sangat
tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.)
SLT merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh bagi
mahasiswa semester 7 Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Muhammadiyah Malang. Lokasi pelaksanaan SLT dilaksanakan pada 3
tempat yang berbeda, yaitu SLT Internasional, SLT diluar pulau Jawa (Bali)
dan SLT di pulau jawa. SLT di luar pulau Jawa (Bali) mengunjungi
beberapa kawasan edukasi yaitu Bali Green School sebagai upaya
penambahan pengetahuan kepada mahasiswa dalam proses pembinaan
peserta didik. Bali Zoo Park dan Kebun Raya Bedugul, Bali yang
merupakan kawasan edukasi terkait flora dan fauna.
Melalui program SLT di Bali ini, diharapkan output mahasiswa yang
memiliki kemampuan dasar sebagai bekal terjun di masyarakat, diantaranya
yaitu kemampuan dalam wawasan ilmu pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
2
1.4 Manfaat Kegiatan
1. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pemahaman, penghayatan, dan pengalaman di bidang
ilmu Manajemen, Pendidikan dan Biologi;
b. Memperoleh pengalaman tentang cara berfikir dan bekerja secara
interdisipliner, sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu
dalam mengatasi permasalahan di bidang Pendidikan dan Biologi.
c. Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan
dan pemecahan masalah di bidang Pendidikan dan Biologi.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT
4
Untuk pra taman kanak-kanak sampai taman kanak-kanak, kurikulum
yang digunakan menekankan pada seni kreatif, namun sudah memberi
pengenalan dasar tentang membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan alam.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan dipengaruhi oleh model pedagogis
Steiner.
a. Kelas 1 sampai kelas 6 menggunakan kurikulum internasional yang
menggabungkan antara pelajaran dasar Bahasa Inggris, Matematika, dan
Ilmu Pengetahuan Alam dengan pelajaran-pelajaran terkait dengan alam.
Pada tingkatan ini, pelajaran mengenai alam dan ekologi sudah diberikan,
dan juta pelajaran seni yang menekankan pada budaya dan seni Bali.
Model pedagogis Steiner masih mempengaruhi pendekatan pembelajaran
di tingkatan ini.
b. Kelas 7 dan kelas 8 juga mendapatkan gabungan antara mata pelajaran
dasar dan yang terkait dengan alam, namun dengan tingkat yang lebih
tinggi seperti pelajaran mengenai ekologi dan lingkungan. Pelajaran seni
juga telah mengenalkan musik, seni lukis, dan drama dari seluruh dunia,
namun tetap memberikan penekanan pada seni dan budaya Bali.
c. Kelas 9 dan 10 menggunakan panduan kurikulum dari International
General Certificate of Secondary Education yang didesain oleh University
of Cambridge International Examinations. Di tingkat ini, siswa
mendapatkan tambahan mata studi seperti pelajaran Bisnis, Manajemen
Lingkungan, Perspektif Global, dan Drama. Pada akhir tahun siswa boleh
memilih untuk mengikuti ujian. Selain itu ada juga pelajaran Seni, Olah
Raga, dan Life Skills.
d. Dalam situsnya, Green School mengutip sebuah penelitian bahwa faktor
paling penting yang mempengaruhi performa siswa adalah kualitas
gurunya. Saat ini Green School memiliki 21 guru dengan spesifikasi mulai
dari sarjana S1 sampai doktor, banyak di antaranya memiliki sertifikasi
guru Waldorf dan Steiner, serta ada yang memiliki spesialisasi di area
Holisitic Education. Dalam setiap kelas, siswa selalu didampingi oleh
seorang guru dari luar negeri dan seorang guru dari Indonesia.
Perbandingan guru dan siswa di kelas-kelas Green School adalah 1:6.
5
e. Kampus Green School memang sangat luar biasa. Mereka berusaha
menjadi sekolah internasional dengan carbon footprint paling rendah di
dunia. Bangunan-bangunan di kompleksnya menggunakan bambu lokal,
jalan-jalannya menggunakan batu kali, mereka menanam dan
menumbuhkan makanannya sendiri di kebun sekolah, dan berusaha keras
menghasilkan listrik sendiri melalui tenaga air. Bangunan utama di
kampus Green School adalah salah satu bangunan bambu terbesar di dunia
dan sungguh cantik. Bangunan itu didesain untuk menahan hujan,
memanfaatkan ventilasi alami, serta merangsang kreativitas.
f. Para siswa belajar di kelas terbuka, duduk di kursi dan menulis di atas
meja yang terbuat dari bambu, menggunakan buku-buku catatan yang
terbuat dari kertas daur ulang, dan memperhatikan guru menerangkan di
papan tulis yang juga terbuat dari bambu (papan tulisnya hanya sesekali
digunakan karena lebih banyak di studi lapangan). Para siswa juga
diajarkan menanam tanaman sendiri, makan makanan organik dari kebun
kampus, minum dari air sumur yang dimurnikan, mendaur ulang sampah,
serta menggunakan toilet kompos yang mengubah kotoran menjadi biogas
sebagai sumber energi dapur di kampus (Anonymous,2016).
6
Gambar 2. Siswa Bali Green School (Sumber: Aditya,2011)
7
Sejak beroperasi September 2002, kebun binatang ini telah mengoleksi
kurang lebih 350 ekor satwa langka yang terdiri dari 60% Aves (burung)
diantaranya Jalak Bali, Merak, Kasuari, Elang dan sebagainya dan 30% jenis
mamalia seperti harimau Sumatra, singa afrika, singa, rusa , onta, kanguru.
Daerah yang diperluas berada dalam taman yang sangat luas dipenuhi
dengan tanaman tropis dan air, menampilkan lingkungan yang alami bagi
para binatang. Lingkungan tersebut di desain dengan berbagai ragam tanaman
yang dapat digunakan baik sebagai tanaman obat (kayu putih, cengkeh,
mengkudu, matoa, cendana dan lainnya), bumbu masak (melinjo, limau,
salam), untuk peralatan upacara adat (nagasari, kelapa, bamboo kuning,
majegau, perasok, palem uduh, lontar dan lain – lain).
Visi dari Bali Zoo adalah “Bali Zoo adalah Kebun Binatang Terbaik di
Asia Pasifik. Kebun Binatang ini Merupakan Pilihan Utama Taman Hiburan
Menyenangkan yang Menawarkan Pendidikan di Alam Liar”. Serta Misi dari
Bali Zoo adalah “sebagai lembaga konservasi untuk melestarikan satwa
langka sebagai media penelitian, pusat pendidikan bagi generasi muda serta
tempatrekreasi dan obyek wisata flora dan fauna alternatif bagi keluarga”.
Untuk mewujudkan visi sebagai kebun binatang bertaraf international, Bali
Zoo Park (Kebun Binatang Bali) terus mengupayakan meningkatan kualitas
dan kuantitas koleksi satwa-satwa langka yang telah ada. Pada akhir tahun
2006 lalu, kebun binatang ini menambah beberapa koleksi binatang mamalia
baru diantaranya harimau putih (phanttera tingris), kuda nil kerdil (cheoropsis
liberiensis), kambing gunung (amortragus lervia), kera mantel (papio
hamadryas), kera jepang (macaca fuscata) yang didatangkan dari Kebun
Binatang Surabaya sebagai salah satu bentuk kerjasama dalam program
pertukaran satwa-satwa surplus dan perjodohan satwa-satwa yang belum
berpasangan sehingga mampu berkembang biak dengan baik dan tetap lestari
keberadaanya di planet bumi ini. Berikut ini merupakan alamat serta kontak
mengenai Bali Zoo Park atau Kebun Binatang Bali:
Alamat : Jl. Raya Singapadu, Sukawati, Gianyar, BALI
Telp. : (0361) 294356, 294357
Fax : (0361) 298608
8
Email : info@bali-zoo.com
Website : //www.BALI-ZOO.com
Berdiri : 4 September 2002
Luas : 12 hektar (Anonymous,2016)
9
juga sebagai tempat wisata yang sangat sejuk dan nyaman. Banyak wisatawan
yang berkunjung ke tempat ini untuk bersantai dan melepas penatnya setelah
seharian berkeliling bali. Lokasi Kebun Raya Bedugul ini sangat dekat
dengan Danau Beratan. Hanya berkisar 300 meter dari danau beratan
sehingga wisatawan sehabis dari danau beratan langsung menuju ke kebun
raya bedugul ini. Untuk menuju ke kebun raya bedugul, jika anda dari
denpasar maka anda akan menempuh jarak sekitar 80 Kilometer dengan
waktu tempuh sekitar 1-1,5 jam. Naum jika anda dari singaraja atau setelah
berkunjung ke Pantai Lovina maka anda akan menempuh jarak sekitar 35
Kilometer dengan jarak tempuh sekitar setengah jam (Anonymous,2016)
10
BAB III
DESKRIPSI PROGRAM DAN PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
3.2.1 Bali Green School
Green School adalah konsep pendidikan yang digabungkan dengan konsep
lingkungan sehingga akan menciptakan lingkungan yang sehat. Selain itu, Green
11
School Bali ini tidak hanya menciptakan suasana yang hijau saja, tapi juga
mempelajari manfaatnya dari berbagai aspek. Sistem pendidikan secara garis
besar adalah menggunakan konsep ‘back to nature’.
Sistem kurikulum menggabungkan beberapa aspek yaitu kearifan lokal
dan back to nature. Pada bali green school seorang guru harus merancang rencana
pembelajaran yang disebut PD ‘personal development’ yang disusun sebanyak
dua periode dalam satu tahun. Sistem pendidikan di sekolah ini mengedepankan
kurikulum yang terbaru akan tetapi menggunakan pendidikan yang berbasis alam,
hal ini menyebabkan sekolah ini menjadi sekolah unggulan karena pendidikan
yang maju dan tidak mencemari lingkungan (Anonymous, 2012).
Green School dengan dua kurikulum ternamanya yaitu Green Studies dan
Creative Art. Pada proses pengajarannya memiliki dua kontribusi penting yaitu
kesadaran akan lingkungan global serta perspektif khususnya mengenai isu-isu
sosial dan budaya. Dengan kurikulum tersebut, diharapkan mampu
memaksimalkan potensi anak-anak sehingga mereka bisa berpikir secara kreatif
bagaimana menciptakan lingkungan yang optimum. Isu lingkungan adalah isu
terbesar saat ini. Semua kurikulum bisa disinergikan dengan masalah lingkungan,
dari matematika dan ilmu pasti sampai bahasa Inggris dan kesenian. Pendidikan
lingkungan tidak hanya mengajarkan masalah lingkungan semata di dalam kelas,
tetapi juga memberikan keberanian pada siswa untuk mengeksplorasi lingkungan
yang ada di luar kelas. Perlu diketahui bahwa 40% dari peserta ‘Science Fair‘
selalu berhubungan dengan masalah lingkungan dan 50% beasiswa yang
dikeluarkan oleh perusahaan nasional ditujukan pada masalah lingkungan
(Anonymous, 2012).
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Green School kurang
bisa melakukan pengamatan aktivitas siswanya dikarenakan pada saat kami
berkunjung bertepatan dengan hari libur sekolah. Adapun yang dapat kami amati
berdasarkan tempat yang dikunjungi yakni dapur tradisional, ruang kelas SD,
SMP, dan SMA, ruang yoga, toilet, Aquaponic System, dan masih banyak tempat
lainnya. Hal yang perlu diamati dan diketahui bagi mahasiswa yakni tentang
deskripsi sistem pendidikan yang berada di Green School, konservasi yang
12
dilakukan, kurikulum yang digunakan di sekolah ini, dan pengelolaan dalam hal
kewirausahaan di Green School.
Sejarah berdirinya Bali Green School yang digagas oleh John Hardy dan
istrinya yaitu Cynthia. Dahulu John Hardy adalah seorang mahasiswa seni dari
Kanada yang memulai perjalannya ke Bali pada tahun 1975. Penasaran dengan
tradisi kerajinan Bali, ia menetap di Bali dan mulai memproduksi perhiasan
dengan seniman lokal Bali. Cynthia adalah orang Amerika yang datang ke Bali
sebagai tujuan akhir liburannya pada tahun 1982. Namun, seiring berjalannya
waktu, dia memulai bisnis perhiasan kecil-kecilan di Bali. John dan Cynthia
Hardy ingin memotivasi masyarakat untuk hidup sehat ‘Green Peace’. Bagian
dari upaya untuk menunjukkan kepada orang, bagaimana membangun sebuah
gedung dengan bahan yang sangat tradisional, yaitu bambu. Penggunaan Bambu
ini juga merupakan cerminan sikap mereka yang menghormati budaya masyarakat
Bali.
Pembangunan sekolah menerapkan Green Architecture, yaitu bangunan
sekolah yang kebanyakan menggunakan bambu dan tidak menggunakan bahan
bangunan yang modern. Atap bangunan sekolah dibuat dari ilalang. Bukan hanya
bangunan yang menggunakan bambu, tetapi meja, kursi, rak, dan lemari tempat
menyimpan buku yang digunakan sehari-hari oleh anak didik semuanya terbuat
dari bambu. Bangunan-bangunan di Bali Green School menggunakan nilai-nilai
lokal Bali. Green School adalah konsep pendidikan yang digabungkan dengan
konsep lingkungan sehingga akan menciptakan lingkungan yang sehat. Selain itu,
Green School Bali ini tidak hanya menciptakan suasana yang hijau saja, tapi juga
mempelajari manfaatnya dari berbagai aspek. Sistem pendidikan menggunakan
konsep konservasi dimana siswa langsung berinteraksi dengan alam, sehingga
setiap meter dari lahan green school merupakan ruang kelas. Sebagian besar siswa
di Green School adalah berkewarganegaraan asing. Sekolah ini dimulai dari jam
08:15 WITA – 15:15 WITA.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, hal yang dapat ditemukan
dilapang yakni seperti Toilet di Green School menggunakan sistem kompos
sehingga hasil buangan tersebut nantinya akan menjadi kompos, siswa tidak boleh
menggunakan air untuk membersihkan kotorannya dengan demikian siswa akan
13
belajar mengenai pembuatan kompos alami dan lebih menyatu dengan alam.
Kegiatan menanam menggunakan Aquaponic System juga dilakukan di sekolah ini
kegiatan ini merupakan kegiatan menanam yang populer di luar negeri dan tidak
memerlukan banyak tempat. Selain itu air yang digunakan di Aquaponic System
ini tidak terlalu banyak sehingga tidak terlalu membuang air. Air untuk tanaman
didapatkan dari kolam ikan dan air yang jatuh dari tanaman akan kembali ke
kolam ikan, hal tersebut menjadi upaya dalam meminimalisir penggunaan air.
Selain itu kompos untuk tanaman didapatkan dari kotoran ikan yang ada di kolam
tersebut dimana kompos dari kotoran ikan tersebut mengandung nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman.
Green School juga mengunakan panel surya untuk memenuhi kebutuhan
listrik sekolah dan energi berlebih yang dihasilkan pada panel surya tersebut
disimpan dalam Battery Room, sehingga dapat digunakan ketika keadaan darurat
seperti pemadaman listrik. Selain itu untuk mengurangi konsumsi energi listrik,
bangunan di Green School ini di desain agar cahaya alami dapat masuk sehingga
kelas dapat tetap terang tanpa menggunakan cahaya dari lampu. Upaya
pengurangan konsumsi energi listrik juga dilakukan dengan tidak digunakannya
pendingin udara seperti Air Conditioner (AC) pada setiap ruangan. Oleh karena
itu ruangan di desain agar memiliki ventilasi dan filtrasi udara yang baik agar
ruangan tidak terlalu panas. Selain menggunakan panel surya untuk menyuplai
energy listrik di sekolah ini juga memiliki sistem tenaga air yang disebut Vortex
dimana sistem kerjanya menggunakan tenaga air dengan untuk mendapatkan
energi listrik yang akan berguna untuk keperluan sekolah sehari-hari.
Data yang dapat diambil berdasarkan hasil observasi dan wawancara yakni
mengenai deskripsi sistem pendidikan yang ada di Green School, konsep
konservasi yang dilakukan, kurikulum yang digunakan, dan pengelolaan
kewirausaan yang dijalankan di Green School. Sistem pendidikan yang ada di
Green School Bali secara garis besar adalah menggunakan konsep ‘back to nature’
kurikulum yang diterapkan di bali green school adalah mengadopsi beberapa
kurikulum, namun yang paling diutamakan adalah penggunaan kurikulum green
studies. Sistem pendidikan tidak hanya mengedepankan bidang akademik, namun
juga bidang bidang yang sesuai dengan bakat siswa seperti kesenian dan musik.
14
Tidak ada sistem tinggal kelas dan terdapat learning support yaitu memfasilitasi
siswa yang memiliki kesulitan atau hambatan dalam pembelajaran. Menggunakan
sistem moving class Pembelajaran dimulai 8.15-15.15 yang terdiri dari 7 jam
pelajaran dengan alokasi waktu 45 menit, tidak ada sistem ranking, tidak ada
pelajaran agama dan bahasa daerah. Sekolah ini memiliki 3 jenjang pendidikan
yakni SD, SMP, dan SMA dimana pada SD hanya memiliki 5 kelas, SMP 4 kelas,
dan SMA 3 kelas.
Kemudian kurikulum yang digunakan di Green School yakni sistem
kurikulum menggabungkan beberapa aspek yaitu kearifan lokal dan back to
nature. Green School memiliki peraturan bahwa seorang guru harus merancang
rencana pembelajaran yang disebut PD ‘personal development’ yang disusun
sebanyak dua periode dalam satu tahun. Kurikulum yang diberlakukan pada
Green School yaitu menggunakan kurikulum yang di ambil dari beberapa Negara
(Green Studies), sehingga kurikulum yang digunakan memang kurikulum yang
sangat baik dan terbaru. Misalnya pada pelajaran matematika sekolah ini
mengadopsi kurikulum dari Negara Singapura yakni Singapure match. Oleh
karena itu, materi di sekolah ini tidak terikat dengan kurikulum dan pembelajaran
secara kondisional. Berbeda dengan kurikulum yang di berlakukan umumnya di
Indonesia, yaitu kurikulum 2013. Materi yang ada terikat dengan kurikulum dan
jadwal yang terstruktur. Manajemen Green School tidak terikat dengan negara
melainkan berdiri sendiri atas nama yayasan. Biaya sekolah per tahun sebesar
$8.000/siswa. Selain itu, Green School juga membuka program Kulkul Fondation
sebagai program Green School yang dicanangkan untuk membantu anak-anak
Bali asli yang tidak beruntung mendapatkan beasiswa sekolah di Green School.
Sumber belajar yang digunakan di dalam Green School adalah Aquaponic System,
Vortex, Penggunaan 3R bagi Pengelolaan Sampah, dan Biogas.
Setelah mendapatkan data kurikulum data selanjutnya yakni tentang
pengelolaan Green School dalam hal kewirausahaan yang meliputi beberapa hal
sebagai berikut :
1. Student Bank
Student bank merupakan program yang ada di sekolah Green School
program ini mengajarkan bagaimana siswa mencari dan mendapatkan uang
15
dengan cara siswa memellihara dan merawat ayam yang ada di Green School
dimana ayam-ayam tersebut akan bertelur setelah bertelur akan dijual dan hasil
dari penjualan telur tersebut akan digunakan untuk dia membeli makanan,
minuman serta kebutuhan mereka. Selain itu siswa di Green School juga dapat
mengelola stand-stand yang ada di Green School mereka berjualan makanan,
minuman serta snack yang di beli oleh siswa Green School sendiri.
2. Subsidi Silang
Warga yang berdomisili atau yang tinggal di Bali dia akan mendapatkan
beasiswa dari Green School yang berasal dari sumbangan sukarela atau dari luar
negeri yang bekerja sama dengan sekolah ini. Jadi, sekolah ini tidak hanya warga
asing saja yang bisa bersekolah dan mendapatkan fasilitas di Green School tetapi
juga warga lokal bisa menikmati dan sekolah gratis disini, dengan memenuhi
beberapa syarat atau kriteria untuk masuk sekolah tersebut.
3. Panel Surya
Green School Bali adalah sekolah yang berkonsep pada lingkungan
berkelanjutan, baik dari sisi aplikasi bangunan hingga pemenuhan kebutuhan
energi mereka. Dengan menggabungkan solar panel dan mini hydro, sekolah ini
menggunakan kurang lebih 21 kWp pembangkit, yang dapat menghasilkan hingga
energi besar 28,25 MWh/tahun. Kegiatan pembangunan ini berjalan pada 2011
dengan sumber pendanaan dari akuo foundation, sebuah yayasan dari grup
perusahaan multinasional akuo (perancis) yang memiliki fokus pada penggunaan
pembangkit energi terbarukan di seluruh dunia. Salah satu hal yang menarik
adalah penggunaan bambu sebagai penyanggah modul surya. Tidak hanya unit,
penggunaan bambu juga sejalan dengan usaha sekolah ini untuk
mengkolaborasikan aktivitas kehidupan sehari-hari manusia dengan alam dan
Sekolah mendapat listrik dari sumber energi yang ramah lingkungan: generator
turbin hidrolik dan panel surya yang terpasang. Tampaknya mengingat cara kita
mencemari bumi, setiap orang harus berkunjung ke sekolah ini.
4. Vortex
Green School memang sebuah sekolah dengan konsep kembali ke
alam,namun upaya untuk bersahabat dengan lingkungan tak hanya diterapkan
pada konteks fisika bangunan, pilihan material atau membiarkan pepohonan di
16
sekitarnya tumbuh. Utilitas bangunan seperti listrik pun, direncanakan dengan
sistem tersendiri, yaitu turbin yang digerakkan oleh air, yang dinamakan Vortex.
Green School selalu menerapkan pada peserta didik untuk “Grow Own
Your Food” yang artinya siswa menanam sendiri makanan yang akan dimakan.
Siswa bercocok tanam secara organik tanpa menggunakan pupuk dan pestisida
kimia. Sumber belajar yang digunakan di dalam Green School adalah Aquaponic
System, Vortex, Penggunaan 3R bagi Pengelolaan Sampah, dan Biogas.
Siswa Green School memiliki kemampuan diatas rata-rata siswa pada
umumnya, karena menggunakan pembelajaran dengan kurikulum terbaru dengan
melihat hasil karya tangan siswa sekolah ini yang penuh dengan kreatifitas.
Siswa yang akan melanjutkan ke jenjang selanjutnya (di luar Green
School) harus mengikuti ujian persamaan. Tidak mengedepankan aspek secara
spiritual dan muatan lokal karena siswa-siswa di Green School memiliki latar
belakang yang berbeda oleh karena hal tersebut tidak jarang orang tua yang masih
ragu untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
17
(Spilornis cheela), Elang bondol (Haliastus indus), Elang brontok (Spizaetus
cirrhatus), Undan kacamata (Pelecanus conspicillatus), Kakatua raja
(Probosciger aterrimus), Nuri-raja ambon (Alisterus amboinensis), Nuri Abu-abu
Afrika (Psittacus erithacus), Kasturi kepala-hitam (Lorius lory), Cenderawasih
kuning-besar (Paradisaea apoda).
Beberapa satwa kelompok Mamalia yang terdapat di Bali Zoo diantaranya
Singa (Panthera leo), Berang-berang cakar kecil (Aonyx cinerea), Owa jawa
(Hylobates moloch), Owa ungko (Hylobates agilis), Siamang (Symphalangus
syndactylus), Dusky pademelon (Thylogale brunii), Babirusa Sulawesi
(Babyrousa celebensis), Sitatunga (Tragelaphos spekli), Rusa bawean (Axis
kuhlii), Rusa Jawa (Rusa Timorensis), Rusa Tutul (Axis axis), Kijang biasa
(Muntiacus muntjak), Lutung budeng (Trachypithecus auratus), Orangutan
Kalimantan (Pongo pygmaeus), Kukang Sunda (Nycticebus coucang), Landak
jawa (Hystrix javanica), Gajah sumatera (Elephas maximus Sumatranus),
Harimau benggala (Phantera tigris tigris), Beruang madu (Helarctos malayanus),
Babi celeng (Sus scrofe). Sedangkan jenis binatang melata seperti reptil,
diantaranya adalah Buaya muara (Crocodylus porosus), Buaya sepit (Tomistoma
schlegelii), Baning cokelat (Monouria emys), Iguana (Iguana iguana), Ular hijau
(Trimeresurus albolabris), Phyton (Python sp.), dan lain-lain.
Satwa-satwa yang dikoleksi di kebun binatang Bali Zoo merupakan cara
pengelolaan/manajemen Bali Zoo dalam berbasis konservari. Bali Zoo didirikan
bertujuan sebagai wahana rekreasi serta sebagai tempat konservasi dan
mengembangbiakan satwa langka. Pelestarikan satwa langka ini juga digunakan
sebagai media penelitian, pusat pendidikan bagi generasi muda serta tempat
rekreasi dan obyek wisata flora dan fauna alternatif bagi keluarga.
Satwa-satwa di kebun binatang Bali Zoo berada di tempat yang dikelilingi
oleh pagar, sehingga pengunjung akan merasa aman dan nyaman berada di lokasi
dan dapat menyaksikan binatang-binatang buas hanya berbatas kaca ataupun
pagar kawat. Selain itu satwa tersebut juga berada pada tempat yang disesuaikan
dengan habitatnya. Misalnya pada satwa jenis Primata, maka penyesuaian dengan
habitatnya dilakukan dengan memberi pohon-pohon dan berbagai tumbuhan serta
rumah-rumah kecil di atas pohon agar satwa-satwa tersebut dapat bergelantungan.
18
Selain itu, pada jenis burung penyesuaian habitat dilakukan dengan memberikan
tumbuhan serta batang-batang pohon yang dapat digunakan burung untuk
bertengger. Penyesuaian habitat juga dilakukan pada hewan seperti Kangguru dan
Ular dengan memberikan rerumputan, namun pemberian rumput pada Kangguru
dan Ular masih menggunakan rumput buatan.
Selain itu di Bali Zoo juga terdapat Gibbons Island yaitu satwa-satwa
primata jenis Gibbon yang berada di habitat luar ruangan alami dengan rumah
pohon yang tinggi sebagai tempat tinggal satwa tersebut serta dikelilingi oleh
kolam sehingga menyerupai seperti sebuah pulau. Pada Gibbon Island terlihat
beberapa perilaku dari Gibbon seperti memanjat pohon, berayun-ayun, dan
berinteraksi dengan sesama Gibbon lainnya. Habitat luar ruangan alami di Gibbon
Island ini disesuaikan dengan pola perilaku Gibbon yang masuk dalam Primata
sehingga suka memanjat dan bergelantungan di pohon.
Penerapan konsep habitat dan modifikasinya sudah sesuai dengan kondisi
pada alam liar. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing hewan yang memiliki
konsep kandang yang sesuai habitat aslinya, ditandai dengan adanya pepohonan,
sungai dan lainnya. Kesejahteraan hewan yang ada di Bali zoo secara garis besar
hewan yang ada sudah dapat dikatakan sejahtera. Karena dari segi kandang cukup
luas, makanan melimpah. Kemudian hewan yang hidupnya berkoloni juga
ditempatkan secara berkoloni, namun ada beberapa hewan terlihat strees karena
jaraknya dengan jalan atau pengunjung terlalu dekat, sehingga gerak-geriknya
seperti terancam keberadaannya.
Pola perilaku hewan secara alamiah pada dasarnya ada 2, yaitu berkoloni
dan soliter. Hewan yang hidupnya berkoloni bersama dengan kelompoknya dalam
rangka mencari makan, berkembangbiak dan aktivitas lainnya. Sementara hewan
yang hidupnya soliter akan menyendiri dan cenderung di isolasi pada habitatnya.
Di bali zoo hewan yang hidupnya berkoloni terlihat nyaman dengan habitatnya,
namun yang hidupnya soliter terlihat seperti tertekan karena kandangnya dapat
dikatakan kurang luas dan terlalu terbuka. Berdasarkan pengamatan, konservasi
yang ada untuk beberapa spesies hewan sudah memadai. Hal ini diindikasikan
dengan adanya individu baru atau anak dari hewan tersebut. Perlu sedikit
pembenahan untuk beberapa kandang karena terlalu sempit sehingga aktivitas
19
hewan sangat terbatas. Hal ini menyebabkan hewan tidak bisa berkembang biak
bahkan bisa mengalami strees dan mati.
Bali Zoo memiliki cara pengelolaan/manajemen dalam hal kewirausahaan
yaitu Bali Zoo menyediakan fasilitas berfoto langsung dengan binatang seperti
burung, harimau, ular, orangutan, dan lainnya. Selain itu Bali Zoo juga
memberikan fasilitas memberi makan pada hewan seperti singa Afrika, harimau,
buaya, serta gajah. Pengunjung harus memberi makanan yang akan diberikan pada
hewan-hewan tersebut. Fasilitas lain yang tersedia di Bali Zoo Park adalah Tree
Walk Adventure, yang dapat menantang adrenalin. Tree Walk Adventure ini
dilengkapi dengan Flying Fox yang panjangnya kurang lebih 125 meter. Bali Zoo
juga menyediakan fasilitas restaurant dengan berbagai menu pilihan international,
nusantara dan masakan khas Bali. Selain itu juga terdapat café yang menyediakan
aneka makanan ringan. Selain itu di Bali Zoo juga terdapat Zooveniers yaitu toko
souvenir dan tempat penjualan barang kerajinan. Bebapa fasilitas lainnya yaitu
menyaksikan atraksi binatang di malam hari yang disebut Night at the Zoo dan
menyaksikan fire dance (tarian api).
Animal welfare atau kesejahteraan hewan adalah suatu usaha untuk
memberikan lingkungan yang sesuai untuk binatang. Tujuannya agar dapat
meningkatkan kualitas hidup hewan. Pada konsep animal welfare disebutkan ada
lima kebebasan yang harus dimiliki oleh setiap hewan untuk dapat hidup dan
berproduksi dengan baik yaitu (1) bebas dari rasa lapar dan haus, (2) bebas dari
rasa panas dan tidak nyaman, (3) bebas dari luka, sakit dan penyakit, (4) bebas
mengekspresikan perilaku normal dan alaminya, dan (5) bebas dari rasa takut dan
penderitaan (Saputra, 2008).
Prinsip pertama yaitu kebebasan dari rasa haus, lapar dan kekurangan gizi.
Hal ini adalah kebutuhan dasar semua satwa yang berada dalam kandang yang
seharusnya menekankan pertimbangan jenis makanan yang disediakan, frekuensi
dan cara penyajiannya, serta kualitas gizi makanannya (Anonymous, 2011).
Prinsip kedua yaitu kebebasan dari ketidaknyamanan secara fisik dan cuaca panas.
Prinsip ini dilakukan dengan menyediakan suatu lingkungan yang sesuai termasuk
tempat berlindung, tempat istirahat yang nyaman, dan fasilitas lainnya yang
nyaman disesuaikan dengan perilaku hewan tersebut (Anonymous, 2013).
20
Prinsip ketiga yaitu kebebasan dari rasa sakit, luka dan penyakit. Prinsip
ini dapat dilakukan dengan melakukan pencegahan atau diagnosis cepat dan
perawatan rutin. Faktor–faktor yang perlu dipertimbangkan dalam hubungannya
dengan kebebasan ini termasuk desain kandang, ketersediaan ruang yang cukup
dan hidup sosial berkelompok yang sesuai untuk mencegah konflik antar satwa,
sanitasi yang sesuai, makanan dan perawatan kesehatan dari dokter hewan untuk
mencegah atau merawat luka dan penyakit yang diderita oleh satwa (Anonymous,
2013).
Prinsip keempat yaitu kebebasan untuk mengekspresikan perilaku secara
normal. Prinsip ini dapat dilakukan dengan penyediaan ruang dan kandang yang
memadai dan fasilitas yang sesuai dengan perilaku alami hewan. Termasuk
penyediaan teman (binatang sejenis) atau bahkan pasangan untuk berinteraksi
sosial maupun melakukan perkawinan (Anonymous, 2011). Prinsip kelima yaitu
Kebebasan dari rasa takut dan tertekan. Prinsip ini dilakukan dengan memastikan
bahwa kondisi dan perlakuan yang diterima hewan peliharaan bebas dari segala
hal yang menyebabkan rasa takut dan stress seperti konflik dengan spesies lain
dan gangguan dari predator (Anonymous, 2011).
Berdasarkan hasil observasi Studi Lapang Terintegrasi (SLT) bahwa
perilaku-perilaku satwa dapat terlihat pada kebun binatang Bali Zoo. Perilaku-
perilaku satwa tersebut jika dikaitkan dengan teori maka termasuk dalam cabang
ilmu Etologi. Etologi adalah suatu cabang ilmu zoology yang mempelajari
perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme, serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya (Veanti, 2009). Kajian perilaku hewan pada dasarnya mengkaji
bagaimana hewan-hewan berperilaku di lingkungan dalam berbagai situasi dengan
pola yang spesifik.
Beberapa satwa di Bali Zoo juga ada yang menunjukkan perilaku akibat
belajar. Perilaku akibat belajar ini ditunjukan dari perilaku Gajah yaitu satwa
tersebut melakukan tindakan tertentu yang diinstruksikan oleh Pawang Gajah. Hal
itu dilakukan karena adanya hadiah yang akan diperoleh jika hal tersebut
dilakukan. Perilaku akibat belajar adalah perilaku yang hanya dapat dimiliki oleh
suatu hewan jika telah mengalami suatu pelajaran baik oleh kejadian tertentu yang
menimbulkan pengalaman atau memang karena adanya serangkaian pembelajaran
21
yang dilakukan oleh individu lain (baik oleh spesiesnya sendiri, spesies lain atau
oleh manusia) (Anonymous, 2016). Pola perilaku belajar tersebut termasuk dalam
jenis Perilaku Asosiasi Pengkondisian Klasik. Perilaku Asosiasi Pengkondisian
Klasik (Clasical Conditioning) merupakan perilaku dimana hewan akan terbiasa
untuk melakukan tindakan tertentu karena adanya orientasi hadiah (reward) yang
akan diperoleh jika hal tersebut dilakukan dan adanya hukuman (punishment) jika
tidak melaksanakannya (Anonymous, 2016).
Sumber belajar adalah segala apa (daya, lingkungan dan pengalaman)
yang dapat digunakan dan dapat mendukung proses pengajaran secara lebih
efektif dan efisien serta dapat memudahkan pencapaian terjadi pengajaran atau
belajar, tersedia langsung atau tidak langsung baik konkrit atau abstrak (Fatah,
2005). Berdasarkan pengamatan secara menyeluruh di Bali Zoo maka sumber
belajar yang bisa dikembangkan untuk kegiatan pembelajaran biologi jenjang
SMA yaitu berkaitan dengan materi Keanekaragaman Hayati dan materi Animalia
terutama Vertebrata dan Invertebrata
22
Konservasi in situ adalah kegiatan konservasi flora/fauna yang dilakukan
didalam habitat aslinya. Konservasi in situ mencakup kawasan suaka alam dan
kawasan pelestarian alam (taman nasional, taman hutan raya dan hutan wisata
alam).
2. Konservasi ex situ
Konservasi ex situ dilakukan oleh lembaga konservasi, seperti kebun raya,
arboretum, kebun binatang, taman safari dan tempat penyimpanan benih dan
sperma satwa. Kebun raya adalah kawasan yang diepruntukkan sebagai tempat
koleksi tumbuhan0tumbuhan yang mempunyai nilai. ekonomis atau penting
bagi ilmu pengetahuan, penelitian dan pendidikan botani serta sebagai tempat
rekreasi (Mangunjaya, 2005).
Kebun Raya Bedugul atau Kabun Raya Eka Karya Bali merupakan
kawasan konservasi ex-situ tumbuhan pegunungan tropika kawasan timur
Indonesia. Konservasi ex situ dilakukan oleh lembaga konservasi, seperti kebun
raya, arboretum, kebun binatang, taman safari dan tempat penyimpanan benih dan
sperma satwa. Kebun raya adalah kawasan yang diperuntukkan sebagai tempat
koleksi tumbuhan-tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomis atau penting bagi
ilmu pengetahuan, penelitian dan pendidikan botani serta sebagai tempat rekreasi
(Mangunjaya, 2005).
Kegiatan Studi Lapang Terintegrasi (SLT) di Kebun Raya Bedugul
dilakukan pada hari Senin, 5 Desember 2016. Kegiatan yang dilakukan adalah
mengelilingi Kebun Raya Eka Karya yang dipandu oleh Bapak Wayan selaku
staff di Kebun Raya Eka Karya. Berdasarkan hasil observasi Studi Lapang
Terintegrasi (SLT) di Kebun Raya Eka Karya, Bapak Wayan menjelaskan bahwa
Kebun Raya Eka Karya ini merupakan Kebun Raya di bawah naungan LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Selain itu dijelaskan juga tentang
pemberian nama Kebun Raya Eka Karya yang berasal dari kata “Eka” berarti Satu
dan “Karya berarti Hasil Kerja. Jadi “Eka Karya” dapat diartikan sebagai Kebun
Raya pertama yang merupakan hasil kerja bangsa Indonesia sendiri setelah
Indonesia merdeka. LIPI memecah kebun raya di Indonesia menjadi 4 bagian
yaitu Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Eka Karya Bali, dan
Kebun Raya Purwodadi. Kebun Raya Eka Karya Bali merupakan kebun raya yang
23
didirikan oleh Indonesia, sementara kebun raya lainnya didirikan oleh Belanda.
Tepat pada tanggal 15 Juli 1959 Kebun Raya Eka Karya Bali diresmikan oleh
Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo.
Kebun Raya Eka Karya Bali berada di ketinggian 1.250 – 1.450 m dpl
dengan suhu berkisar antara 18 - 20°C dan kelembaban 70 – 90% berkembang
menjadi kawasan konservasi ex-situ tumbuhan pegunungan tropika kawasan timur
Indonesia. Luas Kebun Eka Karya Bali saat ini mencapai 157,5 ha. Kebun raya ini
dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat dan membantu peneliti dalam
pengelolaan tumbuhan. kebun raya Eka Karya terdapat ribuan jenis koleksi yang
terdiri atas anggrek, palem, bambu, kaktus, paku-pakuan, tanaman obat, tanaman
upacara hindu bali, tanaman hias, dan jenis pohon khas pegunungan. Koleksi
tumbuhan : sekitar 1.200 jenis tumbuhan, jenis tumbuhan yang di koleksi adalah
tanaman di daerah timur (Bali-Papua). Tipe Koleksi jenis Gymnospermae yang
dimiliki oleh Kebun Raya Eka Karya adalah tanaman yang berasal dari seluruh
dunia dengan cara menukarkan jenis tumbuhan yang tidak dimiliki oleh kebun
tersebut.
Kebun Raya Eka Karya Bali merupakan kawasan konservasi ex-situ
tumbuhan pegunungan tropika kawasan timur Indonesia. Kebun Raya Eka Karya
Bali memiliki dua jenis koleksi tanaman yaitu jenis tanaman tematik dan tanaman
non tematik (umum). Koleksi umum adalah tanaman koleksi yang ditanam di
petak-petak atas dasar kekerabatan (pengelompokan suku). Koleksi tematik adalah
tanaman koleksi yang ditanam secara khusus dengan tema tertentu dikelompokan
atas dasar manfaat, habitat dan kekerabatan. Koleksi tematik di Kebun Raya “Eka
karya” Bali yaitu Taman Aquatik, Taman Kaktus dan sukulen, Taman Anggrek,
Taman Cyathea, Taman Begonia, Taman Usada, Taman Panca Yadnya, Poaceae,
Bambu, dan Palem. Koleksi tanaman obat merupakan koleksi tematik yang
terdapat di Kebun Raya Eka Karya Bali. Koleksi tanaman obat diberi nama
Taman Usada yang diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti Pengobatan.
Konservasi tanaman obat di Kebun Eka Karya Bali ini tidak menggunakan
pustaka nasional, melainkan menggunakan pustaka Bali yang ditulis dalam bahasa
Sansekerta. Pustaka Bali itu disebut dengan Pustaka Lontar atau juga dapat
disebut dengan Lontar Usada. Taman usada ini mengkonservasi tumbuhan obat
24
yang tercantum dalam lontar usada, seluas 2 Ha. dengan jumlah koleksi 231 jenis.
Selain koleksi tanaman obat, Kebun Raya Eka Karya Bali juga memiliki koleksi
tematik lainnya yaitu Koleksi tanaman yang digunakan dalam upacara Agama
Hindu di Bali. Koleksi ini diberi nama Taman Panca Yadnya yang berfungsi
sebagai tempat mengkoleksi jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam Upacara
Yadnya (Panca Yadnya). Pendirian taman ini didasari atas kebutuhan tanaman
sebagai sarana upacara yadnya semakin meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk.
Tugas pokok kebun raya “Eka Karya” adalah melaksanakan inventarisasi,
eksplorasi, pemeliharaan, koleksi, reintroduksi, pengembangan, pendataan,
pendokumentasian, pelayanan jasa ilmiah, pemasyarakatan ilmu pengetahuan di
bidang konservasi dan introduksi tumbuhan dataran tinggi kering yang
mempunyai nilai ekonomi untuk dikoleksi dalam bentuk kebun botani. Kebun
Raya Eka Karya Bali memiliki kegiatan yaitu menambah, merawat, dan menjaga.
Upaya yang dilakukan Kebun Raya Eka Karya Bali dalam meningkatkan atau
menambah jumlah tumbuhan dilakukan melalui beberapa cara yaitu (1) peneliti
mengadakan eksplorasi ke wilayah Timur Indonesia seperti Maluku, Papua, NTB,
NTT, Sulawesi, (2) tukar menukar tumbuhan melalui perorangan atau instansi
pemerintah/swasta, (3) mengadakan pertukaran bibit dengan sesama kebun raya
yang ada di dunia, dan (4) mendapatkan sumbangan sukarela. Upaya perawatan
tanaman Kebun Raya Eka Karya Bali dilakukan dengan bebarapa cara meliputi
(1) penyesuaian habitat (diseleksi) untuk tanaman yang baru didapatkan, (2)
penyiraman yang dilakukan pada saat tanaman tumbuh, (3) pemupukan
menggunakan pupuk organik yang dilakukan 3-6 bulan sekali, (4) pemangkasan
tanaman yang berusia lanjut, (5) pengendalian hama, (6) perawatan bagi tanaman
yang berukuran besar yaitu dengan memberikan lubang pada bagian samping
tanaman untuk kegiatan pemupukan pada tanaman tersebut. Upaya perawatan
lainnya yaitu pemberian penopang-penopang pada tanaman yang berfungsi untuk
mencegah agar tanaman tidak rebah dan mati. Perawatan tersebut dilakukan pada
bulan Januari sampai Maret, karena pada bulan itu keadaan angin sangat kencang.
Upaya menjaga tanaman dilakukan dengan pemeliharaan 3 bulan sekali dan
25
penyiraman yang dilakukan sewaktu-waktu. Namun penyiraman terutama
dilakukan pada musim kemarau yaitu pada bulan April sampai Agustus.
Pemeliharaan tanaman yang berada di kebun raya “Eka Karya” dilakukan
dengan teknik yang berbeda antara tumbuhan yang besar dan kecil (tergantung
umur tanaman). Bagi tanaman yang berukuran besar, perawatannya berupa
pemberisihan gulma. Sedangkan bagi tanaman yang berukuran kecil (ukuran
60cm-1 m), perawatannya dengan pembuatan lubang pada bagian tanah dan
dilakukan pemupukan dengan pupuk kompos dan campuran pupuk kandang,
dimana tidak menggunakan pupuk non organik sama sekali. Lalu dilakukan
pemangkasan bagi tanaman yang rusak/lapuk. Selanjutnya penyiraman bagi
tumbuhan yang berumur maksimal 1,5 tahun dengan kuantitas penyiraman yang
disesuaikan dengan kondisi (kemarau).
Kebun Raya “Eka Karya” merupakan kebun raya yang dinaugi oleh LIPI,
yang bergerak dalam bidang konservasi tumbuhan. Dalam segala aspek kebutuhan
dan hasil pendapatan yang didapatkan oleh kebun raya “Eka Karya” akan
dikembalikan ke LIPI pusat, jadi tidak di simpan sebagai dana internal kebun raya
“Eka Karya” namun segala bentuk hasil yang didapat akan dikembalikan ke lipi
pusat (lipi Bogor). Kebun Raya Eka Karya Bali juga memiliki
pengelolaan/manajemen dalam hal kewirausahaan yang dilakukan untuk
meningkatkan pendapatan. Pengelolaan/manajemen dalam hal kewirausahaan
dilakukan dengan menawarkan jasa seperti penginapan, penjualan tanaman hias,
dan penjualan kompos KOMPENIT. Pembuatan KOMPENIT (Kompos Penambat
Nitrogen) merupakan salah satu produk unggulan Kebun Raya "Eka Karya" Bali
yang dilakukan di dalam areal Pembibitan. Di tempat ini, serasah daun dan
rumput hasil pencukuran serta tambahan pupuk kandang, kemudian diolah
menjadi kompos bermutu yang dengan penambahan bakteri Azotobacter mampu
menambat Nitrogen bebas dari udara yang sangat dibutuhkan tanaman.
Pembuatan kompos KOMPENIT ini membutuhkan waktu sampai 4 bulan agar
kompos ini dapat digunakan. Pengelolaan/manajemen dalam hal kewirausahaan
juga didapatkan melalui penjualan tiket wisata ke Kebun Raya Eka Karya Bali.
Oleh karena itu pengembangan sarana fisik yang berbasis pada budaya dilakukan
untuk meningkatkan daya tarik masyarakat berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya
26
Bali. Hasil pendapatan yang diterima tersebut kemudian disetorkan ke Negara
dalam bentuk BNBP (Peneriman Negara Bukan Pajak). Hal ini dikarenakan
Kebun Raya Eka Karya Bali tidak diizinkan untuk mengolah sendiri hasil
pendapatan tersebut.
Selain itu, Kebum Raya Eka Karya Bali juga memiliki program dalam hal
penelitian dan perbanyakan tanaman. Fasilitas penelitian dan perbanyakan
tanaman di Kebun Raya "Eka Karya" Bali adalah areal pembibitan seluas 1 ha
yang dilengkapi dengan rumah kaca, bak persemaian dan lahan terbuka. Program-
program penelitian dan pengembangan meliputi (1) Eksplorasi flora Kawasan
Timur Indonesia, (2) Anggrek, (3) Tumbuhan Paku, (4) Bambu, (5) Begonia, (6)
Tumbuhan obat, (7) Tumbuhan upacara agama Hindu, (8) Araceae, dan (9)
Rhododendron. Pembibitan juga memperbanyak tanaman untuk re-introduksi,
pembuatan taman dan untuk penjualan. Tanaman yang diperbanyak antara lain
tanaman hias (Begonia spp ., Callistemon coccineus F. Muell, Phylodendron sp.,
Brunfelsia uniflora D. Don., Gerbera jamesonie Bolus, dll.), tanaman penghijauan
(Altingia excelsa Noronha., Podocarpus imbricatus, Manglietia glauca Bl.,
Schima wallichii Choisy, Michelia alba DC., Michelia champaca L., Dysoxylum
caulostachyum Miq., dll.), tanaman obat (Alstonia scholaris R. Br., Vitex trifolia
L., Mentha arvensis L., dll.) dan tanaman upacara agama Hindu Bali (Hibiscus
sp., Jasminum sambac Soland., Cordyline spp., Hydrangea macrophylla Ser.,
dll.).
Aspek penelitian dan konservasi tersebut termasuk dalam kegiatan
konservasi untuk pelestarian tumbuhan. Prioritas konservasi ini dilakukan pada
tanaman yang memiliki nilai ekonomi terutama dalam hal sumber pangan, papan,
dan obat-obatan. Hal ini tentunya berfungsi sebagai pemberdayaan terhadap
kebutuhan masyarakat. Selain itu prioritas konservasi tanaman juga dilakukan
pada tanaman non budidaya (tanaman yang belom banyak diketahui masyarakat)
dan tanaman-tanaman yang berada dalam masa kritis atau tanaman yang hampir
punah. Konservasi juga dilakukan pada tanaman endemik yang ada di Bali yaitu
Pohon Pajegau dan Cemara Panda. Tanaman Cemara Panda merupakan tanaman
yang hanya hidup di Bali. Tanaman tersebut tumbuh pada ketinggian 700-1200 m,
sehingga cocok untuk ditanam di Kebun Raya Eka Karya Bali yang berada pada
27
ketinggian 1250-1400 m. Tanaman yang termasuk dalam keluarga Cemara ini
mempunyai manfaat yaitu getahnya dapat digunakan sebagai obat sakit perut.
Pohon Majegau juga merupakan tanaman endemik yang ada di Bali, yang
biasanya digunakan untuk membangun tempat-tempat ibadah di Bali yaitu dalam
pembangunan Pura. Konservasi ini menjadi nilai tambahan positif dan dapat
mengikat masyarakat tentang kebun raya.
Kerusakan lingkungan sangat berimbas pada hilangnya keanekaragaman
hayati, dimana penyebab utama dari permasalahan tersebut sebenarnya terletak
pada kebutuhan manusia akan pangan dan energi. Kondisi terkini memperlihatkan
bagaimana keanekaragaman hayati sudah tergerus dengan pesatnya laju
pertumbuhan ekonomi, seperti perkebunan sawit, pertambangan, pertanian,
pemukiman penduduk, dan hutan tanaman industri, yang biasanya berupa
tanaman monokultur (satu jenis). Konservasi keanekaragaman hayati memegang
peranan penting dalam menunjang pembangunan berkelanjutan, mengingat
Indonesia adalah salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal
sebagai Negara mega biodiversity. Dengan laju kerusakan lingkungan (in-situ)
yang cukup tinggi, maka peran kebun raya sangat vital sebagai garda terakhir
perlindungan keanekaragaman hayati (Sujarwo, 2012).
Dari laporan bulanan Koordinator Registrasi (9 januari 2012), jumlah
koleksi umum tercatat sebanyak 1.235 jenis tumbuhan. Koleksi tematik tercatat,
296 jenis anggrek, 20 jenis aquatik, 99 jenis Poaceae, 102 kaktus dan sukulen, 359
jenis tumbuhan obat, 100 jenis paku, 45 jenis palem, 224 jenis tumbuhan upacara
adat, 92 jenis nursery, 82 jenis begonia dan 30 jenis labirin. Sedangkan jumlah
total spesimen tumbuhan yang tercatat sebanyak 20.435. Selain koleksi tumbuhan
Kebun Raya Bali juga memiliki koleksi Herbaruim, Museum Biji dan Etnobotani.
Koleksi herbarium terdiri dari 901 jenis herbarium kebun, 982 jenis herbarium
umum, 112 jenis herbarium lumut serta 168 jenis herbarium basah. Museum biji
memiliki koleksi kebun sebanyak 599 jenis dan koleksi umum sebanyak 441 jenis.
Sedangkan untuk koleksi Etnobotani koleksi yang tercatat sebanyak 79 spesimen
koleksi. (Setiadi, 2012).
Sumber belajar adalah segala apa (daya, lingkungan dan pengalaman)
yang dapat digunakan dan dapat mendukung proses pengajaran secara lebih
28
efektif dan efisien serta dapat memudahkan pencapaian terjadi pengajaran atau
belajar, tersedia langsung atau tidak langsung baik konkrit atau abstrak (Fatah
Syukur NC, 2005). Berdasarkan pengamatan secara menyeluruh di Kebun Raya
Eka Karya Bali maka sumber belajar yang bisa dikembangkan untuk kegiatan
pembelajaran biologi jenjang SMA yaitu berkaitan dengan materi
Keanekaragaman Hayati dan materi Plantae.
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Kurikulum yang diterapkan di Bali Green School adalah Green Studies
dan tetap menjaga nilai-nilai budaya Bali. Selain itu, kurikulum Nasional
2013 tetap diterapkan oleh Bali Green School.
2. Bentuk konservasi satwa-satwa yang ada di Bali Zoo adalah konservasi
ex-situ. Dimana memelihara atau mengembangbiakan satwa liar yang
telah disesuaikan dengan habitat aslinya.
3. Kebun raya Bali memiliki dua jenis koleksi tanaman yaitu jenis tanaman
tematik dan tanaman non tematik (umum). Koleksi umum adalah
tanaman koleksi yang ditanam di petak-petak atas dasar kekerabatan
(pengelompokan suku). Koleksi tematik adalah tanaman koleksi yang
ditanam secara khusus dengan tema tertentu dikelompokan atas dasar
manfaat, habitat dan kekerabatan
4.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa dapat menerapkan ilmu dari Bali Green School
karena sebagai calon pendidik kita harus tetap berpacu pada Alam sebagai media
pembelajaran yang utama. Pada pengamatan di Bali Zoo kurang menarik karena
tidak ada pemandu yang menjelaskan tentang satwa-satwa yang ada di Bali Zoo
sehingga mahasiwa kurang mendapatkan ilmu dari Bali Zoo. Sebaiknya Panitia
meminta pihak Bali Zoo untuk mendampingi mahasiswa dalam mengelilingi
Bali Zoo. Pada pengamatan Kebun Raya Eka Karya kurang maksimal dalam
mempelajari tanaman-tanaman apa saja yang ada disana. Hal ini disebabkan
karena faktor cuaca yang menghambat mahasiswa untuk mengelilingi Kebun
Raya Eka Karya. Dan karena wilayah Kebun Raya yang cukup luas sebaiknya
disediakan transportasi agar dapat mengelilingi wilayah Kebun Raya secara
keseluruhan.
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. (2011). Pecinta Binatang Wajib Pahami Animal Welfare dan Five of
Freedom. https://alamendah.org/2011/01/31/pecinta-binatang-wajib paham
-animal-welfare-dan-five-of-freedom/ (Diakses pada 20 Desember 2016)
31
Saputra, E. D. (2008). Standar Kesejahteraan Hewan Ternak. http://balivetman.
wordpress.com/2008/04/12/standar-kesejahteraan-hewan-ternak/ (Diakses
pada 20 Desember 2016)
Setiadi, W. G. 2012. Jumlah Koleksi, Herbarium dan Biji Kebun Raya Bali Bulan
Desember 2011. http://www.kebunrayabali.com/(Diakses 21 Desember
2016)
32
LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Kegiatan SLT
Tanggal Pukul Kegiatan
33
Tanggal Pukul Kegiatan
34
Tanggal Pukul Kegiatan
35
Lampiran 2
LK (Lembar Kerja)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI Nomor :
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Edisi/revisi: 1
STUDI LAPANG TERINTEGRASI Tanggal : 26-11-16
LEMBAR KERJA Halaman : 1 - 7
36
Kurikulum yang Berlaku Kurikulum yang berlaku
Nasional Bali Green School
Menggunakan kurikulum 2013 - Menggunakan panduan kurikulum dari
secara mutlak untuk semua International General Certificate of Secondary
tingkatan Education yang didesain oleh University of
Cambridge International Examinations.
- Kini Green School mencoba untuk
mengembangkan kurikulum sendiri dengan
mengadopsi beberapa model Allan Wagstaffe, ,
model steiner dan model Sally Jensen, yang telah
disetujui oleh gubernur Bali sehingga tercipta
Kurikulum Green School dengan konsep Green
Studies melalui pendekatan Nature Based
Learning
- Ada tiga bagian utama dari kurikulum Green
School. Yang pertama adalah pelajaran-pelajaran
dasar seperti Bahasa Inggris, Matematika, dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Yang kedua, “Green
Studies” atau pelajaran yang berkaitan dengan
alam, seperti studi tentang alam, lingkungan,
ekologi, dan juga sustainability. Pelajaran-
pelajaran ini langsung diberikan di lapangan.
Yang terakhir, pelajaran seni kreatif seperti
musik, melukis, drama, mendongeng, kerajinan,
dan lain-lain.
37
b. Subsidi Silang, dengan merekrut siswa lokal untuk bersekolah melalui program
beasiswa dari donatur asing.
c. Vortex, guna menghasilkan energi listrik melalui pemanfataan air sungai.
d. Panel Surya
e. Pelayanan Study Tour, dengan tiket masuk Rp. 100.000/org. Dana ini
selanjutnya digunakan untuk pengembangan sekolah.
f. Student Bank, ditujukan untuk melatih siswa mulai dari kelas 4 SD untuk
mulai belajar berwirausaha menggunakan dana pinjaman sebagai modal awal.
g. Parent Action for Bali Green School
h. Farmes Market, yang diadakan tiap jumat dengan mengundang petani lokal
untuk memamerkan hasil pertaniaannya. Juga disajikan berbagai hasil
kerajinan siswa untuk dijual, baik kerajinan, makanan, dan minuman.
5. Jelaskan sumber belajar apa saja yang bisa kembangkan untuk kegiatan
pembelajaran berbasis green school!
Jawab:
38
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI Nomor :
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Edisi/revisi: 1
STUDI LAPANG TERINTEGRASI Tanggal : 26-11-16
LEMBAR KERJA Halaman : 1 - 7
1. Deskripsikanlah spesies yang ada di lokasi (10 spesies; setiap kelompok tidak boleh
sama )!
No Foto pengamatan dan Deskripsi Status Hewan
Nama Ilmiah (Sumber Pustaka Relevan) (Appendix CITES)
39
cokelat kemerahan member
Articas binturong mereka penampilan yang
menawan yang jarang dilihat
manusia dialam liar.
40
garis merah di sisi wajah
mereka. Mereka memiliki
karapas oval dan ratadengan
rangkalemah yang lebih di dapat
pada kubra-kura yang muda.
Warna perybahan karapas
tergantung pada usia kubra-kura.
Kepala, kaki dan ekor berwarna
Trachemys scripta elegans hijau dengan garis kuning yang
jelas dan tidak beraturan.
Mereka juga memiliki kaki
berselaput untuk membantu
mereka berenang dan dapat
ditarik ke dalam karapas
bersama dengan kepala dan
ekor.
41
7 Bulu rusa totol berwarna cokelat Least Concern
kemerahan dihias dengan bintik
putih, dan bagian perut mereka
berwarna putih. Rusa totol biasa
disebut Chital nama ini berasal
dari kata Chitral, bahasa
Benggala yang artinya “bintik”.
Rusa totol
42
panjang tak bercorak sangat
panjang dap ramping. Sejajar
dikedua sisinya, dengan panjang
3 sampai 3,5 kali dari lebar
moncongnya. Semua giginya
panjang dan berbentuk seperti
jarum yang menonjol keluar dan
menutupi rahang bagian luarnya.
2. Bagaimana penerapan konsep habitat dan modifikasi habitat yang ada di Bali Zoo!
Jawab: Penerapan konsep habitat di Bali Zoo disesuaikan dengan habitat asli dari hewan
tersebut. Dimana habitat tersebut dibuat dan dimodifikasi sesuai dengan habitat
aslinya. Secara keseluruhan modifikasi habitat di Bali Zoo sudah baik. Hampir
semua spesies hewan dibuatkan tempat atau habitat yang nyaman sebagai
relungnya sehingga spesies tersebut dapat bertahan hidup.
43
Jawab: Kesejahteraan hewan dalam perspektif bioetika hewan di Bali Zoo sudah baik,
dapat dilihat dari kondisi kandang yang telah dimodifikasi sesuai dengan
habitatnya. Misalnya pada setiap kandang sudah disediakan makanan dan
minuman agar hewan terbebas dari rasa lapar. Selain itu dengan modifikasi
habitat di Bali zoo membuat hewan tersebut merasa nyaman karena telah
disesuaikan dengan habitat aslinya.
4. Deskripsikan pola perilaku hewan secara alamiah dan (bila mungkin) perilaku
adaptasi baru hewan!
Jawab: Perilaku hewan secara alamiah yang terlihat di Bali zoo, hewan melakukan
interaksi dengan habitatnya. Misalnya pada orang utan, perilaku alami yang
terlihat pada hewan tersebut adalah bergelantungan diatas pohon. Sedangkan
perilaku adaptasi baru hewan misalnya jalak bali yang biasanya dialam bebas
dapat bertahan hidup didalam naungan kandang yang telah dimodifikasi.
44
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI Nomor :
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Edisi/revisi: 1
STUDI LAPANG TERINTEGRASI Tanggal : 26-11-16
LEMBAR KERJA Halaman : 1 - 7
1. Identifikasi dan deskripsikan koleksi tumbuhan di Kebun Raya Eka Karya Bali
dan Lengkapi dengan gambar asli, nama spesies, manfaat (aspek ekonomi, social
budaya, tanaman obat), serta aspek lainnya disertai sumber di kolom yang sudah
tersedia (10 jenis tanaman dan setiap kelompok tidak boleh sama)
Jawab:
No Foto Pengamatan dan Nama Deskripsi (Sumber Manfaat
Ilmiah Pustaka Relevan)
45
dimanfaatkan sebagai Kandungan flavonoid-
proteksi tumbuhan nya terbilang tinggi
dari herbivora. untuk mengaktifkan
reaksi tubuh dalam
.
melawan alergi dan
virus. Sel abnormal
pembentuk kanker dan
tumor pun bisa
dicegah. Kaktus dapat
pula dipakai sebagai
sarana untuk
memperkuat sistem
kekebalan tubuh.
Sehingga, tepat pula
dipakai untuk
pengobatan dari dalam
46
berwarna
merah. Callistemon
citrinus, dapat tumbuh
mencapai 3 kaki. Bunga
berbentuk silinder, tanpa
petal dengan stamen
berwarna merah dan
berujung kuning. Daun
pada waktu muda
berwarna perunggu.
Tumbuhan ini toleran
terhadap kekurangan air,
yang paling dibutuhkan
adalah cahaya yang
cukup dengan udara yang
sejuk. Tanaman ini
memerlukan
pemangkasan agar dapat
berbentuk perdu.
47
lebar di tengah), sedikit keperluhan bahan-bahan
tumpang-tindih satu kosmetika
sama lain, pada spesies
lain daunnya lebar dan
pipih, dan bertumpang
tindih.
5 Pule Pandak (Rauvolfia sp) Tanaman pule pandak Sebagai tanaman obat
adalah tanaman yang yang mengandung alkaloid
dapat ditemukan halam, yang dapat digunakan
ladang dan hutan, dimana untuk mengobati tekanan
tanaman ini berdaun darah tinggi, sebagai obat
hijau dengan bunga yang sakit kepala, obat vertigo,
berkumpul berwarna menyembuhkan sakit diare
putih kemerahan. dan sakit tenggorokan.
48
15 m, kulit pohon safrole, cinnamaldehyde,
berwarna abu-abu tua tannin, kaqlsium oksalat,
berbau khas, kayunya damar, zat penyamak.
berwarna merah coklat
Manfaat kayu manis dapat
muda. Daun tunggal,
digunakan obat batuk,
kaku seperti kulit, letak
tekanan darah tinggi, asam
berseling, panjang
urat, diare, dan dapat
tangkai daun 0,5 – 1,5
digunkan untuk bumbu
cm, dengan 3 buah tulang
memasak.
daun yang tumbuh
melengkung. Bentuk
daun elips memanjang,
panjang 4 – 14 cm, lebar
1,5 – 6 cm, ujung
runcing, tepi rata,
permukaan atas licin
warnanya hijau,
permukaan bawah
bertepung warnyanya
keabu-abuan.
49
berkembang biak dengan
cara menyemai biijinya.
9 Mawar Hijau (Rosa x odorata Marga Rosa (Rosaceae), Sebaga tanaman hias.
“viridiflora”) terdiri dari 150 jenis
tanaman yang berbentuk
perdu dan memanjat,
beberapa jenis
merupakan tanaman
50
budidaya. Mawar
tersebar luas di Asia,
Eropa, Afrika Utara, dan
Amerika Utara. Batang
mawar umumnya
berduri, daun tersusun
berseling, bergerigi,
panjang antara 2,5-18
cm. Bunga mawar
merupakan bunga yang
atraktif, harum, dan
tersusun membentuk
paying
51
2. Deskripsikan beberapa hal mengenai Kebun Raya Eka Karya Bali!
a. Koleksi tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali (jumlah, tipe koleksi, tujuan
khusus/riset dan lainnya)
Jawab: Kebun Raya Eka Karya mempunyai 1200 koleksi jenis tanaman yang terletak
pada ketinggian 1250-1450 mdpl dengan intensitas curah hujan yang cukup
tinggi. Tipe Koleksi jenis Gymnospermae yang dimiliki oleh Kebun Raya
Eka Karya adalah tanaman yang berasal dari seluruh dunia dengan cara
menukarkan jenis tumbuhan yang tidak dimiliki oleh kebun tersebut. Tujuan
khusus yaitu konservasi tumbuhan, terutama menyelamatkan taksa di
Indonesia kawasan Timur.
Koleksi tematik Koleksi non tematik
a. Anggrek a. Tanaman umum
b. Paku-pakuan (Kayu manis)
c. Lumut
d. Begonia
e. Poacea
f. Bambu
g. Palem
h. Kaktus
i. Nurceae
j. Upacara adat
k. Dan lain-lain
b. Peranan Kebun Raya Eka Karya Bali dalam kegiatan pelestarian flora (Tupoksi)
Jawab:
a. Mengumpulkan Tumbuhan dari Timur Indonesia
b. Tukar menukar per orangan atau instansi pemerintah/ swasta
c. Mengadakan pertukaran biji dengan kebun raya di dunia.
d. Sumbangan
52
c. Kegiatan Kebun Raya dalam merawat, menambah dan menjaga koleksi tanaman
yang ada
Jawab:
a. Pemupukan 3-6 bulan sekali
b. Pemberantasan Hama penyakit
c. Pemberian penopang pd Tumbuhan ketika musim berangin (Januari-
Maret)
3. Deskripsikan cara pengelolaan/ manajemen Kebun Raya Eka Karya Bali termasuk
dalam hal kewirausahaan)!
Jawab:
a. Pendapatan melalui peungutan Masyarakat
b. Penyewaan Vila, Kamar penginapan
c. Menjual Tanaman Hias
d. Penjualan kompos (Kompenit)
e. Menyewakan Fasilitas
53
Lampiran 3
Foto Kegiatan
a. Bali Green School
54
Gambar 11. Bangunan Ruang Gambar 12. Lokasi Pengolahan
Kelas SMA sampah Organik
55
Gambar 17. Babi Hutan Gambar 18. Habitat Buaya
56
Gambar 23. Species Gambar 24. Bunga Mawar
Begonia yang lain Hijau
57