Anda di halaman 1dari 13

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

Ekologi Politik Kawasan Konservasi: Kontestasi Kepentingan Antara


Masyarakat Lokal, LSM, dan Pemerintah

Resya Famelasari & Yuyun Priantini

Program Studi Ilmu Politik, Universitas Brawijaya


resyafamela@ub.ac.id, yuyunpriantini2106@gmail.com

Abstract: This study focuses on mapping the interests of the actors involved in the discourse
of the conservation function decline of Sempu Island Nature Reserve into Nature Parks. The
theory of this research used Political Ecology and Concept Conservation. The research
method is descriptive-qualitative with main data source through in-depth interview to some
key and additional informants. The result of this research is the management of conservation
area which becomes the area of political contestation and interest by some actors,
Tambakrejo Village Community experiencing polarization to the management and function
status of Sempu Island, local governments as well as BBKSDA East Java and BKSDA Regional
Conservation Resorts 21 have a dilemma position on conservation status determination, “the
Alliance cares Sempu Island Nature Reserve”, academics are also in divergence of interest.
Keywords: Actors Contestation; Conservation; Decision Making Process; Natural Reserves;
Nature Tourism Parks; Political Ecology

Abstrak: Penelitian ini memfokuskan kepada pemetaan kepentingan aktor-aktor yang


terlibat dalam wacana penurunan fungsi konservasi Cagar Alam Pulau Sempu menjadi
Taman Wisata Alam. Fokus penelitian akan dibedah menggunakan kerangka teori ekologi
politik dan konsep konservasi. Metode penelitian adalah deskriptif-kualitatif dengan
sumber data utama melalui in-depth interview kepada beberapa informan kunci dan
tambahan. Hasil penelitian adalah Pengelolaan kawasan konservasi yang menjadi area
kontestasi politik dan kepentingan oleh beberapa actor, Masyarakat Desa Tambakrejo
mengalami polarisasi terhadap pengelolaan dan status fungsi Pulau Sempu, pemerintah
daerah maupun BBKSDA Jawa Timur dan BKSDA Resort Konservasi Wilayah 21 memiliki
posisi yang dilemma terhadap penetapan status konservasi, aliansi peduli Cagar Alam
Pulau Sempu, akademisi juga bercabangan kepentingan.
Kata kunci: Kontestasi Actor; Konservasi Tahapan Pembuatan Keputusan; Cagar Alam;
Taman Wisata Alam; Ekologi Politik.

Pendahuluan biologis di dalamnya mengalami ancaman


Seiring dengan semakin dewasa eksplorasi yang bertumpu pada
sistem politik demokrasi dan ideologi kepentingan untuk memperoleh
penguatan peran masyarakat dalam pendapatan dan keuntungan yang
politik tentunya membawa beragam sebesar-besarnya dari Alam. Wacana
perubahan. Perubahan tersebut tidak eksplorasi tersebut telah banyak
hanya menyentuh aspek sosial dan politik mengubah wajah tanah air dengan
tetapi juga membawa dampak pada aspek kerusakan Alam. Oleh sebab itu, proses
lingkungan dan Alam. Kondisi Alam pembuatan keputusan yang bertujuan
Indonesia dengan berbagai kekayaan untuk mengubah fungsi dan status

187
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

wilayah, tanah, dan hutan harus terus pengelola dalam bentuk Surat Ijin Masuk
mendapatkan kawalan secara luas untuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI).
mengelakkan dari ancaman eksplorasi Peraturan Pemerintah tersebut mengacu
terus-menerus. Hal tersebut yang menjadi pada Undang Undang Nomor 5 tahun
tujuan dalam penelitian ini yang 1990 tentang konservasi sumber daya
berkaitan dengan wacana penurunan alam hayati dan ekosistemnya pasal 17
fungsi Cagar Alam Pulau Sempu, ayat 1 yang berbunyi “Di dalam Cagar
Kabupaten Malang. Alam dapat diakukan kegiatan untuk
Secara Demografis, Pulau Sempu kepentingan penelitian dan
merupakan pulau seluas 877 ha yang pengembangan, ilmu pengetahuan,
memiliki kekayaan biodiversitas akan pendidikan, dan kegiatan lainnya yang
hutan bakau, hutan pantai, dan hutan menunjang budidaya”.
tropis dataran rendah. Pulau Sempu Salah satu Cagar Alam yang ada di
secara administratif terletak di Desa Jawa Timur adalah Pulau Sempu. Namun
Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing akhir-akhir ini banyak terjadi kesalahan
Wetan, Kabupaten Malang. Secara persepsi yang mengatakan bahwa Pulau
historis, Pulau Sempu ditetapkan sebagai Sempu merupakan salah satu wahana
Cagar Alam berdasarkan SK Gubernur wisata dari Sendang Biru yang dikelola
Jenderal Hindia Belanda Nomor 46. Stbld oleh Perhutani. Padahal Pulau Sempu
No.49 tanggal 15 Maret 1928. Cagar alam merupakan sebuah kawasan konservasi
merupakan salah satu kawasan konser- dalam bentuk Cagar Alam yang dikelola
vasi yang memiliki fungsi pokok sebagai oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya
kawasan pengawetan keanekaragaman Alam (KSDA) dengan peraturan Menteri
hayati dan wilayah perlindungan sistem Kehutanan Nomor 2 Tahun 2007 tentang
penyangga kehidupan. Sesuai dengan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun Teknis Konservasi Sumber Daya Alam,
2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka sebagai Unit pelaksana teknis konservasi
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam yang sumber daya alam untuk mengelola
mana menjelaskan bahwa Cagar Alam kawasan cagar alam Pulau Sempu.
hanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan Melalui Gambar 1 digambarkan
Penelitian dan Pengembangan Ilmu bahwa Pulau Sempu berada berdekatan
Pengetahuan, Pendidikan dan pening- dengan pantai Sendang Biru dan memiliki
katan kesadartahuan masyarakat, penye- jalur yang dapat diakses melalui perahu
rapan atau penyimpanan karbon dan dan jalur tracking menuju segara anakan
pemanfaatan sumber plasma nutfah yang merupakan potensi pantai terbaik di
untuk kepentingan budidaya. Malang Selatan. Segara anakan
Hal tersebut sangat jelas bahwa merupakan pantai tersembunyi yang
kawasan Cagar Alam hanya memiliki keindahan alam langka.
diperbolehkan untuk aktivitas diatas dan
tidak diperbolehkan untuk aktifitas
lainnya termasuk aktivitas wisata
sekalipun. Untuk melaksanakan kegiatan
diatas juga harus mendapatkan ijin dari

188
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

Gambar 1 memasuki kawasan Cagar Alam Pulan


Pulau Sempu dan Akses Lalu lintas Sempu diantaranya sebagai berikut :
Tabel 1
Daftar Wisatawan di Pulau Sempu
pada tanggal 15 April 2018
No Asal Jumlah Destinasi
wisatawan kelompok

1. Mahasiswa 10 Orang Berwisata


Fisip di Segara
Universitas Anakan
Sumber: kompasiana.com Brawijaya
Malang
Gambar 2
2. Nganjuk 8 Orang Berwisata
Segara Anakan Pulau Sempu
di Segara
Anakan
3. Masyarakat 6 Orang Memancing
Sekitar dan
bermalam
di Segara
Anakan
Sumber: Observasi Peneliti

Berdasarkan tabel diatas


Sumber : anekatempatwisata.com menggambarkan bahwa Pulau Sempu dan
Segara Anakan masih menjadi tujuan
Melalui Gambar 2 menunjukkan wisata masyarakat sekitar. Kawasan
bahwa segara anakan dan pulau sempu tersebut pada kenyataanya masih
seharusnya tetap dipertahankan menjadi dipergunakan secara mudah untuk
kawasan konservasi karena kekayaan kepentingan berwisata. Menurut data dari
alam tersebut dapat hilang dan BKSDA, jumlah pengunjung di Cagar Alam
mengalami kepunahan apabila terjadinya Pulau Sempu ditunjukkan dalam tabel
eksplorasi wisata. Berdasarkan data berikut ini.
observasi lapangan pada tanggal 15 April
2018, peneliti mendapati terdapat tiga
kelompok wisatawan illegal yang

189
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

Tabel 2
Jumlah Pengunjung di Cagar Alam Pulau Sempu Pada Tahun 2011-2016

No Nama Cagar Tahun


Alam 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Total
1. CA Pulau 10.879 1.041 - 22.856 2.524 - 37.300
Sempu

Sumber: Bidang KSDA Wil. I,II,III,Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan melalui


bbksdajatim.org

Menurut data tabel diatas Gambar 3 diatas menggambarkan


berdasarkan pembagian tahun 2011 salah satu dampak yang diperoleh ketika
hingga 2016, jumlah pengunjung kawasan konservasi menjadi objek
meningkat secara drastis pada tahun pariwisata yaitu pencemaran lingkungan
2014 sebesar 22.856 wisatawan dan akan sampah yang mengalami
mengalami penurunan pada 2015. Status penumpukan di akses jalan masuk pulau
Pulau Sempu sebagai kawasan konservasi (waru-waru).
dan Cagar Alam tidak mudah untuk Peningkatan angka wisatawan
dipertahankan bahkan banyak pihak menjadi landasan bagi kepala Desa
memperdebatkan status tersebut dan Tambakrejo pada tahun 2010 berusaha
berbagai pihak berkepentingan untuk untuk melegalkan aktivitas wisata yang
menurunkan status fungsi Cagar Alam ada di Pulau Sempu. Melegalkan aktivitas
Pulau Sempu. Dampak kerusakan alam di wisata tersebut berarti harus dirubah
Cagar Alam Pulau Sempu ditunjukkan statusnaya menjadi Taman Wisata Alam
dalam gambar dibawah ini. Terbatas yang mana hanya daerah-daerah
Gambar 3 yang telah banyak dikunjungi oleh
Sampah di sekitar Waru-Waru Cagar wisatawan. Dengan didampingi oleh
Alam Pulau Sempu BKSDA Resort Konservasi Wilayah 21
Pulau Sempu surat permohonanpun
masuk di pemerintah pusat pada tahun
2010 dan baru ditindaklanjuti pada tahun
2017. Pada tahun 2017 tersebut juga,
sudah diturunkan tim untuk melakukan
evaluasi fungsi di Cagar Alam Pulau
Sempu. Namun usaha ini gagal dan status
Pulau Sempu sampai saat ini masih Cagar
Alam.
Fakta tentang wujudnya
perdebatan dan perselisihan akan status
Sumber : Dokumentasi peneliti pada konservasi yang dimiliki oleh Cagar Alam
tahun 2018 Pulau Sempu menjadi menarik untuk

190
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

diteliti dan mengetahui bagaimana Wujudnya 5 aktor yang menjadi sorotan


pemetaan kepentingan dan relasi oleh Bryant dan Bailey (2001) yaitu
kekuasaan masing-masing pihak atau negara, pengusaha, lembaga multilateral,
aktor terkait dalam pembahasan LSM, dan aktor akar rumput (grass root).
penurunan fungsi Cagar Alam Pulau Negara memiliki dua fungsi sebagai aktor
Sempu menjadi Taman Wisata pengguna dan pelindung SDA sekaligus
merupakan rumusan masalah utama yaitu negara tidak dapat menyelesaikan
dalam penelitian ini. persoalan lingkungan secara global
Pembahasan Ekologi Politik telah karena terlalu fokus pada pembangunan
mengalami perkembangan sejak pada negara dan negara merasa terlalu besar
akhir dekade 1970 dan awal 1980. Istilah untuk menyelesaikan maslah lokal.
ekologi politik secara pertama kali Sementara aktor LSM mengalami proses
diungkapkan oleh Russet (1976), Eric marjinalisasi terhadap degradasi
Wolf (1972), Miller (1978), Cockburn dan lingkungan. Political ecology defines the
Ridgeway (1970) yang mencoba environment as an arena where different
memahami relasi antara ekologi dan social actors with asymmetrical political
politik. Kajian ekologi berhubungan power are competing for access to and
dengan aspek politik ketika agenda control of natural resources (Bryant and
politik mengubah hubungan antara Bailey 1997). Kebijakan konservasi
manusia dan Alam. Kepentingan politik menjadi kompetisi dalam kontrol
membawa dampak pada kondisi terhadap lingkungan oleh institusi dan
lingkungan. Secara umum, ekologi politik aktor social (Vaccaro, 2013).
memfokuskan pada penjelasan politik Secara umum, konservasi memiliki
terhadap perubahan dan kerusakan arti yaitu melestarikan atau
lingkungan. Satu konsep definisi yang mengawetkan daya dukung, mutu, fungsi,
diterima banyak ahli adalah bahwa dan kemampuan lingkungan secara
ekologi politik merupakan the social and seimbang. Konservasi merupakan upaya
political conditions surrounding the mengelola perubahan menuju pelestarian
causes, experiences and management of nilai-nilai dan warisan budaya yang
environmental problem (Forsyth:2003) berkesinambungan dan lebih baik serta
Terdapat beberapa Dimensi- menerima perubahan dan/atau
Dimensi Politicized Environment pembangunan. Perubahan yang dimaksud
menurut Bryant dan Bailey (2001) yaitu bukanlah perubahan yang terjadi secara
Dimensi Harian, Episodik, dan Sistemik. drastis dan serta merta, melainkan
Pada penelitian ini lebih memfokuskan perubahan secara alami yang terseleksi.
pada dimensi harian yang sesuai dengan Hal tersebut bertujuan untuk tetap
indikator wujudnya perubahan fisik memelihara identitas dan sumber daya
berupa erosi tanah, deforestasi dan lingkungan dan mengembangkan
salinisasi, indikator kedua yaitu beberapa aspeknya untuk memenuhi
mendapatkan respon politik berupa kebutuhan arus modernitas dan kualitas
resistensi/protes masyarakat yang hidup yang lebih baik.
terkena dampak dan melahirkan
marjinalisasi sebagai konsep kunci.

191
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

Metode Informan Pendukung diataranya


Metode penelitian yang penulis adalah:
gunakan dalam proses penelitian adalah a. BBKSDA Jawa Timur
penelitian kualitatif dengan pendekatan b. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
deskriptif kualitatif. Dalam penelitian Kabupaten Malang
deskriptif dengan menggunakan c. Masyarakat Desa Tambakrejo
pendekatan kualitatif, penulis berusaha Kecamatan Sumbermanjing
untuk mempelajari kondisi masyarakat, Wetan, Kabupaten Malang dan
lembaga terkait, dan balai pengelola, anggota Pokdarwis (Kelompok
sikap, pandangan, maupun proses serta Sadar Wisata)
pengaruh yang terjadi dalam suatu d. DPRD Kabupaten Malang.
fenomena. Pengumpulan data dilakukan e. Aktivis Lingkugan Aliansi Peduli
melalui metode in-depth interview. Cagar Alam Pulau Sempu
Informan dalam penelitian ini ditentukan f. Dosen Parwisata Pendidikan
menggunakan metode purposive. Vokasi Universitas Brawijaya
Purposive merupakan teknik penentuan Malang
informan yang umum digunakan dalam g. Dosen Teknik Lingkungan Fakultas
penelitian kualitatif. Informan Kunci (Key Teknologi Pertanian Universitas
Informan) dalam hal ini peneliti memilih Brawijaya Malang.
informan kunci yaitu BKSDA (Balai
Konservasi Sumber Daya Alam) Jawa Hasil dan Diskusi
Timur Resort Konservasi Wilayah 21 Pemetaan aktor yang terlibat
Pulau Sempu yang mana telah secara dalam wacana penurunan fungsi atau
resmi ditunjuk sebagai pihak yang status Cagar Alam Pulau Sempu menjadi
mengelola Cagar Alam Pulau Sempu. Taman Wisata Alam adalah digambarkan
dalam bagan seperti dibawah ini.

Bagan 1
Pemetaan Aktor yang terlibat dalam Wacana Penurunan Fungsi Cagar Alam

Cagar Alam Pulau Sempu Taman Wisata


Alam

Masyarakat BKSDA Resort Bupati Aliansi


Akademisi Konservasi Wilayah 21 Malang Peduli Cagar
Alam Pulau
Sempu
Kelompok Masyarakat Pengawas
Pro Kontra (POKMASWAS)
Kepala Desa dan Masyarakat Pro Gatra Olah Alam Lestari (GOAL)
Taman Wisata Alam

Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2018

192
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

Dalam permasalahan di Pulau Bapak Setiadi). Namun melalui hasil dari


Sempu terdapat berbagai persoalan. kajian evaluasi fungsi tersebut usaha
Perselisihan dan perbedaan pendapat tersebut akhirnya gagal, karena ada salah
terjadi ketika terdapat salah satu pihak satu pihak yang dirasa melanggar
yang dulunya ikut menanda tangani perjanjian yang telah disepakati karena
perjanjian penurunan fungsi Pulau Sempu menolak memberikan persetujuan pada
yang dulunya berstatus dan berfungsi proses evaluasi.
sebagai Cagar Alam diturunkan menjadi 1. BKSDA Resort Konservasi Wilayah
Taman Wisata Alam tetapi pada saat ini 21 Pulau Sempu
melakukan penolakan. Pada awalnya Peran BKSDA merupakan aktor
Pulau Sempu memang direncanakan utama yang menjalankan peran
untuk diturunkan fungsinya yang dalam pengelolaan wilayah
diinisiasi oleh Kepala Desa Masyarakat konservasi. BKSDA dalam kasus ini
Desa Tambakrejo, Kecamatan memiliki peran memfasilitasi
Sumbermanjing Wetan, Kabupaten pengajuan permohonan yang
Malang yang menginginkan Pulau Sempu dilakukan oleh Kepala desa yang
dilegalkan secara hukum untuk bisa selanjutnya akan diputuskan
dijadikan tempat wisata yang berarti melalui beberapa tahapan. Petugas
bahwa status dan fungsinya pun harus lapangan yakni BKSDA Resort
berubah. Konservasi Wilayah 21 Pulau
Dalam hal ini maka Kepala Desa Sempu memiliki dilema yang besar
secara resmi difasilitasi oleh BKSDA yang mana di sisi lain harus
Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau menjalankan perintah dan
Sempu dan BKSDA Resort untuk kebijakan yang berlaku serta harus
melakukan pengajuan tentang penurunan bersikap manusiawi terhadap
fungsi konservasi Pulau Sempu kepada masyarakat sekitar yang
BKSDA Jawa Timur. Permohonan menggantungkan hidupnya di
diturunkannya fungsi Pulau Sempu dari Pulau Sempu sebagai sumber
statusnya sebagai Cagar Alam menjadi ekonomi. Jika masyarakat dilarang
Taman Wisata Alam tersebut telah untuk mencari sumber ekonomi di
diajukan mulai tahun 2010 dan baru Pulau Sempu tentunya ini akan
memperoleh tindaklanjut pada tahun menimbulkan konflik antara
2017. Pada tahun 2017, proses petugas lapangan dengan
penurunan status Cagar Alam Pulau masyarakat. Terlebih lagi jika tidak
Sempu tersebut telah sampai pada tahap disertai dengan solusi yang jelas.
evaluasi fungsi, yang mana tahap ini telah Sedangkan jika diperbolehkan
dilaksanakan oleh beberapa tim yang masuk tentunya ini akan
berasal dari berbagai latar belakang menimbulkan konflik antara
seperti bidang kehutanan, bidang hukum, petugas lapangan dengan BBKSDA
Dinas Sosial, dan Instansi-Instansi terkait Jawa Timur sebagai pembuat
lainnya yang berjumlah 30 orang(Hasil kebijakan.
Wawancara dengan Kepala BKSDA Resirt Selain itu, isu perubahan
Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu, status yang dulunya sempat

193
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

menjadi permasalahan yang melalui Program Pengembangan


hangat, pihak BKSDA Resort Desa Pesisir Tangguh (PDPT) dan
Konservasi Wilayah 21 Pulau juga konstribusi berbagai pihak
Sempu mengatakan bahwa Pulau yang juga peduli dengan
Sempu dijadikan wisata alam keselamatan sumberdaya alam di
sekitar 10 % dari lahan yakni di pesisir.
daerah-daerah yang sudah banyak Kelompok Masyarakat tersebut
dikunjungi oleh pengunjung(Hasil dulunya ikut mengajukan
wawancara dengan bapak Setiadi permohonan dan ikut
Kepala Resort Pulau Sempu dan menandatangai perjanjian
bapak Edi selaku Petugas di tersebut, namun saat ini menolak
BKSDA Resort Wilayah 21 Pulau dan tidak menyetujui adanya
Sempu). Namun pihak BBKSDA perubahan status ataupun fungsi
Jawa Timur mengatakan bahwa yang ada di Pulau Sempu tersebut
tidak ada wacana 10 % dijadikan dengan alasan karena Pulau
taman wisata alam, namun hanya Sempu merupakan satu-satunya
beberapa daerah yang sudah Cagar Alam di wilayah Malang.
banyak dikunjungi oleh Namun menurut BKSDA Resort
masyarakat seperti waru-waru Konservasi Wilayah 21 Pulau
dan segara anakan (Hasil Sempu, kelompok masyarakat
wawancara dengan Kepala Seksi tersebut menolak karena telah
Wilayah VI Surabaya Bapak mengelola Pantai Tiga Warna dan
Nurrohman S.Hut., M.si pada 12 jika suatu saat Pulau Sempu
April 2018). dibuka untuk Tempat Wisata,
2. Masyarakat Desa Tambakrejo, Pantai Tiga Warna yang
Kecamatan Sumbermanjing dikelolanya tersebut menjadi tidak
Wetan, Kabupaten Malang. laku karena kalah dengan Pulau
Dalam permasalahan ini, Sempu (Hasil Wawancara dengan
masyarakat mengalami polarisasi Sekretaris Komisi III Bapak Yoyok
yaitu pihak pertama adalah Pandan Hariyanto, S.Sos dan Kasi
kelompok masyarakat yang saat Destinasi Wisata Alam dan Buatan
ini mengelola Pantai Tiga Warna Bapak Arifin). Namun pernyataan
yakni Kelompok Masyarakat ini dibantah oleh Pengelola Pantai
Pengawas (POKMASWAS) Gatra Tiga Warna yang mengatakan
Olah Alam Lestari (GOAL) yang bahwa pengelola pantai tiga warna
kontra terhadap penurunan fungsi (POKMASWAS GOAL) tidak pernah
Cagar Alam. Kelompok ini menandatangani perjanjian
merupakan binaan Dinas Kelautan permohonan di tahun 2010 dan
dan Perikanan Provinsi Jawa tidak pernah menolak perjanjian
Timur. Sejak Tahun 2013 tersebut di tahun 2017 serta juga
POKMASWAS Gatra Olah Alam tidak merasa tersaingi pada saat
Lestari secara intensif telah Pulau Sempu berubah status
melakukan kegiatan konservasi menjadi Taman Wisata alam

194
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

Kelompok Masyarakat kedua yaitu, mahasiswanya siap untuk


kepala desa dan Masyarakat yang melakukan aksi demonstrasi (Hasil
pro terhadap penurunan status wawancara kepala program studi
Cagar Alam yaitu masyarakat yang teknik lingkungan Universitas
telah memanfaatkan potensi Brawijaya Dr. Ir. A. Tunggul Sutan
wisata di Pulau Sempu dan akan Haji. MT).
lebih sejahtera dalam bidang 4. Akademisi
ekonomi karena bisa membuka Dosen hukum lingkungan
warung, hotel, homestay, bisa Universitas Widyagama Malang
menjadi penambang atau yang mengatakan bahwa rencana
pengantar ke Pulau Sempu, guide pengelolaan Pulau Sempu berubah
atau pemandu wisata, dan lain fungsi menjadi taman wisata alam
sebagainya. tersebut dikarenakan ada setting
3. Aliansi Peduli Cagar Alam Pulau dari pihak perhutani yang
Sempu mempengaruhi dan menggaet
Salah satu pihak yang tetap masyarakat untuk berusaha
menginginkan bahwa Pulau Sempu menurunkan fungsi Cagar Alam
tetap menjadi Cagar Alam, yakni Pulau Sempu sebagai taman wisata
aktivis Lingkungan Aliansi Peduli alam walaupun hanya sebagian.
Cagar Alam Pulau Sempu dan Hal ini dikarenakan mengingat
menolak adanya Penurunan fungsi adanya Undang-Undang terbaru
dari Pulau Sempu. Mereka yakni Peraturan Menteri
tergabung dari beberapa golongan, Lingkungan hidup dan Kehutanan
akademisi, dan lain-lain yang P.83 tahun 2016 tentang
peduli terhadap Puau Sempu agar perhutanan sosial dan
fungsinya tetap menjadi Cagar P.39/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/
Alam. Untuk menyuarakannya 2017 tentang perhutanan sosial di
keberatan dalam perubahan wilayah kerja perhutani yang
fungsinya tersebut, mereka mengatakan bahwa kawasan
mengadakan beberapa aksi yang hutan bisa dijadikan hutan sosial
satunya adalah di Kampus dan dikelola oleh masyarakat jika
Widyagama Malang. Selain itu, hutan tersebut memiliki manfaat
akademisi dalam bidang bagi kehidupan masyarakat.
lingkungan yakni kepala program Seperti halnya di Pulau Sempu, jika
studi teknik lingkungan masyarakat mengajukan hutan
Universitas Brawijaya Dr. Ir. A. sosial ke pusat, maka pihak
Tunggul Sutan Haji. MT. yang perhutani tidak akan
mengatakan bahwa Pulau Sempu mendapatkan bagian dan
merupakan sebuah Cagar Alam mematikan mafia-mafia perhutani.
dan layak dilindungi karena Sehingga pihak perhutani lebih
kekhasan flora fauna dan dulu melangkah untuk menjadikan
ekosistemnya. Jika Pulau Sempu Pulau Sempu untuk menjadi
berubah status, beliau dan para kawasan wisata agar pihak

195
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

perhutani juga mendapatkan hasil 2009 (Hasil Wawancara dengan


dari pemanfaatan hutan di Pulau akademisi pariwisata/dosen
Sempu (Hasil wawancara dari Dr. sekaligus kaprodi manajemen
Purnawan D. Negara SH., MH, perhotelan dan usaha
dosen Fakultas Hukum Univeritas perdagangan wisata Vokasi
Widyagama Malang dalam bidang Universitas Brawijaya Malang,
Hukum Lingkungan). Bapak Achmad Faid Rahman).
Akademisi pariwisata/dosen 5. Bupati Malang
sekaligus kaprodi manajemen Bupati Kabupaten Malang yaitu
perhotelan dan usaha Rendra Kresna pada awalnya
perdagangan wisata Vokasi mendukung perubahan fungsi
Universitas Brawijaya Malang juga Cagar Alam Pulau Sempu dalam
berasumsi bahwa Pulau Sempu berbagai pemberitaan media
bisa difungsikan sebagai massa. Beliau pada awalnya
pariwisata. yang mana dalam ilmu menyayangkan adanya Surat
pariwisata, yang dimaksud Edaran yang dikeluarkan oleh
pariwisata tersebut adalah BBKSDA Jawa Timur tentang
sekumpulan atau sekelompok pelarangan aktivitas wisata. Tetapi
orang untuk mempelajari kemudian beliau mengklarifikasi
keunikan dan kekhasan dari daya statement tersebut dikarenakan
tarik wisata baik berupa alam, kurangnya pengetahuan beliau
budaya, ataupun buatan manusia. terkait Pulau Sempu.( Wawancara
Entah itu untuk meneliti, untuk dengan Sekretaris Komisi III DPRD
pedidikan ataupun Kabupaten Malang Bapak Yoyok
pengembangan, aktivitas tersebut Pandan Hariyanto, S.Sos dan Kasi
juga termasuk dalam kegiatan Destinasi Wisata Alam dan Buatan
wisata. Hal ini tertuang dalam Bapak Arifin).
Undang-Undang Nomor 10 Tahun

Bagan 2
Tahapan Pengambilan Keputusan dalam Pembahasan Penurunan Fungsi Cagar Alam
Pulau Sempu

Kepala Desa bersama Evaluasi Fungsi Musyawarah oleh


BKSDA wilayah 21 pada beberapa berbagai pihak yang
mengajukan indikator terlibat menghasilkan
permohonan Surat Edaran Nomor:
perubahan status SE.02/K.2/BIDTEK.2/K
Cagar Alam Pulau SA/9/2017
Sempu

Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2018

196
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

Dalam tata kelola Cagar Alam memiliki kebingungan akan ketetapan


Pulau Sempu dalam penurunan fungsi hukum. Perdebatan yang muncu terjadi
Cagar Alam Pulau Sempu dari Cagar Alam akibat lemahnya ketetapan hukum dan
menjadi Taman Wisata Alam, prosesnya penegakannya. Oleh sebab itu, pada tahun
pun juga harus melewati partisipasi dari 2011-2016 terjadi peningkatan jumlah
masyarakat sekitar yakni membuat surat pengunjung dan wisatawan.
permohonan dari kepala desa atas usulan Pada Tahapan kedua yaitu evaluasi fungsi
masyarakat dengan dasar dan alasan yang terhadap kawasan Cagar Alam Pulau
jelas. Kepala Desa tersebut bekerja sama Sempu.
dengan BKSDA Resort Wilayah Pulau Aturan tersebut tertuang dalam
Sempu untuk kemudian diajukan ke Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun
BKSDA Jawa Timur. BKSDA Jawa Timur 2011 pasal 42 tentang Pengelolaan
tersebut lalu mengajukan ke Pusat dan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
melibatkan tiga kemetrian, yakni Pelestarian Alam yang mengatakan
Kementrian Kelautan, Kementrian bahwa hasil evaluasi kesesuaian fungsi
Kehutanan, dan Kementrian Dalam digunakan sebagai dasar pertimbangan
Negeri. dalam menentukan tindak lanjut
Pada awal mula perdebatan terjadi penyelenggaraan Kawasan Suaka Alam
disebabkan oleh tahapan pengajuan (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam
permohonan pada tahun 2010 untuk (KPA). Tindak lanjut penyelenggaraan
mengubah status Cagar Alam Pulau KSA dan KPA ini berupa pemulihan
Sempu menjadi Taman Wisata Alam. ekosistem dan/atau perubahan fungsi
Surat permohonan tersebut diajukan KSA dan KPA tersebut yang diatur sesuai
melalui persetujuan Masyarakat Desa dengan Peraturan Perundang-Undangan
tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing yang berlaku. Dalam evaluasi fungsi maka
Wetan, Kabupaten Malang. Meskipun perlu mengamati beberapa indikator
setelah surat tersebut diajukan terdapat yaitu, Suatu kawasan konservasi akan
perpecahan di masyarakat tentang pro layak diturunkan fungsinya jika kawasan
dan kontra terhadap persetujuan tersebut telah mengalami kondisi
tersebut. BKSDA Resort Wilayah lingkungan sebagai berikut:
21memfasilitasi surat permohonan 1. Sudah banyak akses manusia yang
tersebut dan diserahkan kepada BKSDA memasuki kawasan Konservasi
Jawa Timur. Setelah 7 tahun berlalu yaitu tersebut;
pada tahun 2017, barulah BKSDA Jawa 2. Sudah bayak pengunjung yang
Timur merespon Surat Pengajuan mengunjungi kawasan konservasi
Permohonan tersebut dengan melakukan tersebut;
evaluasi fungsi terhadap Cagar Alam 3. Kawasan konservasi tersebut
Pulau Sempu. Dalam kasus ini maka sudah mulai terlihat kerusakan
terdapat jeda waktu 7 tahun bermula dalam ekosistem; Flora fauna yang
pada 2010 hingga 2017, sehingga pada ada dalam kawasan tersebut sudah
periode waktu inilah terjadi berbagai mulai punah.
perdebatan tentang pemanfaatan Cagar
Alam Pulau Sempu yang diasumsikan

197
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

Melalui evaluasi terhadap rencana beberapa tempat seperti di Hotel Harris


Pengelolaan Jangka Panjang Pulau Sempu Malang, Fakultas FMIPA Jurusan Biologi
tahun 2011-2030 diperoleh bahwa Universitas Brawijaya Malang, Tjangkir
beberapa rencana tersebut telah 13, Hotel 88 Surabaya, dan masih banyak
terealisasi seperti inventarisasi sumber lagi tempat-tempat untuk dijadikan
daya alam ataupun penilaian kelayakan musyawarah dan diskusi. Dari diskusi
atau kesesuaian fungsi kawasan selama tersebut menghasilkan keputusan bahwa
lima tahun sekali. Hal ini bertujuan untuk Pulau Sempu tetap menyandang status
menilai apakah kawasan tersebut masih sebagai Cagar Alam dan tidak turun status
layak untuk dijadikan Cagar Alam atau atau fungsi sebagai Taman Wisata Alam.
tidak, ataukah flora dan faunanya masih Hal ini diperkuat dengan dikeluarkannya
berkembang dengan baik ataukah justru surat SE.02/K.2/BIDTEK.2/KSA/9/2017
malah sudah punah. Melalui berbagai Tentang Larangan Aktivitas Wisata Ke
penilaian yang dilakukan oleh tim Cagar Alam Pulau Sempu yang
dinyatakan bahwa Cagar Alam Pulau dikeluarkan oleh BBKSDA (Balai Besar
Sempu masih layak dipertahankan Konservasi Sumber Daya Alam) Jawa
sebagai kawasan konservasi. Timur.
Pada tahapan ketiga, dalam
mengambil keputusan tersebut tentunya Kesimpulan
pengelola harus memutuskan dengan Tantangan sistem demokrasi pada
melalui jalan musyawarah terlebih saat ini adalah permasalahan ekologi.
dahulu. Musyawarah telah dilaksanakan Demi kepentingan politik dan ekonomi,
di beberapa tempat untuk mendapatkan pengorbanan terhadap aspek lingkungan
titik temu keputusan yang bisa terjadi secara terus-menerus. Salah
menengahi berbagai perbedaan pendapat satunya adalah pengelolaan kawasan
yang ada. Pendapat dengan penurunan konservasi yang menjadi area kontestasi
fungsi kawasan Cagar Alam Pulau Sempu politik dan kepentingan oleh beberapa
untuk menjadi Taman Wisata Alam aktor. Dalam wacana perubahan fungsi
dengan berbagai manfaatnya, seperti Cagar Alam Pulau Sempu menjadi Taman
menjadi pemandu wisata, menjadi Wisata Alam terdapat berbagai aktor dan
penambang perahu, persewaan sepatu, kepentingan yang pro maupun kontra
persewaan homestay, warung makan, dan terhadap wacana tersebut. Pemetaan
lain sebagainya serta banyak masyarakat aktor penting untuk mengetahui posisi
sekitar yang menggantungkan hidupnya masing-masing aktor pembuat keputusan
di Pulau Sempu.Begitu pula dengan yang dalam memahami permasalahan. Dalam
tetap ingin mempertahankan Pulau kasus ini, pertama Masyarakat Desa
Sempu sebagai Cagar Alam dengan alasan Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing
bahwa Pulau Sempu merupakan satu- Wetan, kabupaten Malang mengalami
satunya Cagar Alam yang masih alami polarisasi terhadap pengelolaan dan
yang ada di Jawa Timur. status fungsi Pulau Sempu, Kedua;
Musyawarah dan mempertemukan Pemerintah daerah maupun BBKSDA
berbagai pihak pun sdah dilakukan oleh Jawa Timur dan BKSDA Resort
pihak pengelola. musyawarah diadakan di Konservasi Wilayah 21 memiliki posisi

198
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

yang dilemma terhadap penetapan status Ir. Ludvie Achmad (2010), Rencana
konservasi. Penegakan hukum terhadap Pengelolaan Jangka Panjang Cagar
perlindungan alam masih lemah Alam Pulau Sempu 2011-2030,
Surabaya: Balai Besar KSDA Jawa
ditunjukkan melalui kehadiran wisatawan
Timur. 36
dalam wilayah Cagar Alam. Ketiga, MIPL (2010), Konservasi. Purwokerto:
Munculnya Aliansi peduli Cagar Alam STMIK AMIKOM
Pulau Sempu menjadi kekuatan baru Satria, Arif. (2007). Ekologi Politik.
dalam mempertahankan status Cagar Diakses melalui https://repository.
Alam. Keempat, Akademisi juga ipb.ac.id/jspui/bitstream/12345678
bercabangan kepentingan dalam 9/76147/1/BUK2007d.pdf
Vaccaro, Ismael, Beltran, Oriol, et.al.
memandang perubahan fungsi Pulau
Political Ecology and Conservation
Sempu. Berdasarkan Tahapan Pembuatan Policies: Some Theoretical
Keputusan terdapat tiga tahapan yaitu Genealogies.Journal of Political
pengajuan perubahan fungsi kawasan, Ecology Vol.20,2013. Canada :McGill
kedua analisis fungsi kawasan konservasi, University.
dan yang ketiga BBKSDA mengadakan
musyawarah untuk mengambil keputusan
dan menyelesaikan permasalahan melalui
surat edaran Nomor: SE.02/K.2/BID-
TEK.2/KSA/9/2017 Tentang Larangan
Aktivitas Wisata Ke Cagar Alam Pulau
Sempu. Surat Keputusan tersebut
tentunya mengakhiri perdebatan dengan
memperkuat fungsi konservasi Pulau
Sempu. Peneliti mengharapkan adanya
penelitian lebih lanjut mengenai
implementasi Surat Keputusan tersebut
dengan tujuan agar ketetapan hukum
dapat berjalan dengan baik dan mampu
meredam perdebatan status Pulau Sempu
di kemudian hari.

Referensi
Kuswijayanti, Elisabet Repelita,
Dharmawan, Arya Hadi, et.al. (2011).
Konservasi Sumberdaya Alam di
Taman Nasional Gunung Merapi:
Analisis Ekologi Politik. JPSL
Vol.(1)1:23-30.
Maman Rachman . (2012)Konservasi Nilai
dan warisan Budaya. Jurusan Hukum
dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu
Sosial. Universitas Negeri Semarang .
Vol. 1 (1), 32

199

Anda mungkin juga menyukai