Naskah 14
Naskah 14
Abstract: This study focuses on mapping the interests of the actors involved in the discourse
of the conservation function decline of Sempu Island Nature Reserve into Nature Parks. The
theory of this research used Political Ecology and Concept Conservation. The research
method is descriptive-qualitative with main data source through in-depth interview to some
key and additional informants. The result of this research is the management of conservation
area which becomes the area of political contestation and interest by some actors,
Tambakrejo Village Community experiencing polarization to the management and function
status of Sempu Island, local governments as well as BBKSDA East Java and BKSDA Regional
Conservation Resorts 21 have a dilemma position on conservation status determination, “the
Alliance cares Sempu Island Nature Reserve”, academics are also in divergence of interest.
Keywords: Actors Contestation; Conservation; Decision Making Process; Natural Reserves;
Nature Tourism Parks; Political Ecology
187
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018
wilayah, tanah, dan hutan harus terus pengelola dalam bentuk Surat Ijin Masuk
mendapatkan kawalan secara luas untuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI).
mengelakkan dari ancaman eksplorasi Peraturan Pemerintah tersebut mengacu
terus-menerus. Hal tersebut yang menjadi pada Undang Undang Nomor 5 tahun
tujuan dalam penelitian ini yang 1990 tentang konservasi sumber daya
berkaitan dengan wacana penurunan alam hayati dan ekosistemnya pasal 17
fungsi Cagar Alam Pulau Sempu, ayat 1 yang berbunyi “Di dalam Cagar
Kabupaten Malang. Alam dapat diakukan kegiatan untuk
Secara Demografis, Pulau Sempu kepentingan penelitian dan
merupakan pulau seluas 877 ha yang pengembangan, ilmu pengetahuan,
memiliki kekayaan biodiversitas akan pendidikan, dan kegiatan lainnya yang
hutan bakau, hutan pantai, dan hutan menunjang budidaya”.
tropis dataran rendah. Pulau Sempu Salah satu Cagar Alam yang ada di
secara administratif terletak di Desa Jawa Timur adalah Pulau Sempu. Namun
Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing akhir-akhir ini banyak terjadi kesalahan
Wetan, Kabupaten Malang. Secara persepsi yang mengatakan bahwa Pulau
historis, Pulau Sempu ditetapkan sebagai Sempu merupakan salah satu wahana
Cagar Alam berdasarkan SK Gubernur wisata dari Sendang Biru yang dikelola
Jenderal Hindia Belanda Nomor 46. Stbld oleh Perhutani. Padahal Pulau Sempu
No.49 tanggal 15 Maret 1928. Cagar alam merupakan sebuah kawasan konservasi
merupakan salah satu kawasan konser- dalam bentuk Cagar Alam yang dikelola
vasi yang memiliki fungsi pokok sebagai oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya
kawasan pengawetan keanekaragaman Alam (KSDA) dengan peraturan Menteri
hayati dan wilayah perlindungan sistem Kehutanan Nomor 2 Tahun 2007 tentang
penyangga kehidupan. Sesuai dengan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun Teknis Konservasi Sumber Daya Alam,
2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka sebagai Unit pelaksana teknis konservasi
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam yang sumber daya alam untuk mengelola
mana menjelaskan bahwa Cagar Alam kawasan cagar alam Pulau Sempu.
hanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan Melalui Gambar 1 digambarkan
Penelitian dan Pengembangan Ilmu bahwa Pulau Sempu berada berdekatan
Pengetahuan, Pendidikan dan pening- dengan pantai Sendang Biru dan memiliki
katan kesadartahuan masyarakat, penye- jalur yang dapat diakses melalui perahu
rapan atau penyimpanan karbon dan dan jalur tracking menuju segara anakan
pemanfaatan sumber plasma nutfah yang merupakan potensi pantai terbaik di
untuk kepentingan budidaya. Malang Selatan. Segara anakan
Hal tersebut sangat jelas bahwa merupakan pantai tersembunyi yang
kawasan Cagar Alam hanya memiliki keindahan alam langka.
diperbolehkan untuk aktivitas diatas dan
tidak diperbolehkan untuk aktifitas
lainnya termasuk aktivitas wisata
sekalipun. Untuk melaksanakan kegiatan
diatas juga harus mendapatkan ijin dari
188
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018
189
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018
Tabel 2
Jumlah Pengunjung di Cagar Alam Pulau Sempu Pada Tahun 2011-2016
190
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018
191
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018
Bagan 1
Pemetaan Aktor yang terlibat dalam Wacana Penurunan Fungsi Cagar Alam
192
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018
193
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018
194
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018
195
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018
Bagan 2
Tahapan Pengambilan Keputusan dalam Pembahasan Penurunan Fungsi Cagar Alam
Pulau Sempu
196
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018
197
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018
198
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018
yang dilemma terhadap penetapan status Ir. Ludvie Achmad (2010), Rencana
konservasi. Penegakan hukum terhadap Pengelolaan Jangka Panjang Cagar
perlindungan alam masih lemah Alam Pulau Sempu 2011-2030,
Surabaya: Balai Besar KSDA Jawa
ditunjukkan melalui kehadiran wisatawan
Timur. 36
dalam wilayah Cagar Alam. Ketiga, MIPL (2010), Konservasi. Purwokerto:
Munculnya Aliansi peduli Cagar Alam STMIK AMIKOM
Pulau Sempu menjadi kekuatan baru Satria, Arif. (2007). Ekologi Politik.
dalam mempertahankan status Cagar Diakses melalui https://repository.
Alam. Keempat, Akademisi juga ipb.ac.id/jspui/bitstream/12345678
bercabangan kepentingan dalam 9/76147/1/BUK2007d.pdf
Vaccaro, Ismael, Beltran, Oriol, et.al.
memandang perubahan fungsi Pulau
Political Ecology and Conservation
Sempu. Berdasarkan Tahapan Pembuatan Policies: Some Theoretical
Keputusan terdapat tiga tahapan yaitu Genealogies.Journal of Political
pengajuan perubahan fungsi kawasan, Ecology Vol.20,2013. Canada :McGill
kedua analisis fungsi kawasan konservasi, University.
dan yang ketiga BBKSDA mengadakan
musyawarah untuk mengambil keputusan
dan menyelesaikan permasalahan melalui
surat edaran Nomor: SE.02/K.2/BID-
TEK.2/KSA/9/2017 Tentang Larangan
Aktivitas Wisata Ke Cagar Alam Pulau
Sempu. Surat Keputusan tersebut
tentunya mengakhiri perdebatan dengan
memperkuat fungsi konservasi Pulau
Sempu. Peneliti mengharapkan adanya
penelitian lebih lanjut mengenai
implementasi Surat Keputusan tersebut
dengan tujuan agar ketetapan hukum
dapat berjalan dengan baik dan mampu
meredam perdebatan status Pulau Sempu
di kemudian hari.
Referensi
Kuswijayanti, Elisabet Repelita,
Dharmawan, Arya Hadi, et.al. (2011).
Konservasi Sumberdaya Alam di
Taman Nasional Gunung Merapi:
Analisis Ekologi Politik. JPSL
Vol.(1)1:23-30.
Maman Rachman . (2012)Konservasi Nilai
dan warisan Budaya. Jurusan Hukum
dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu
Sosial. Universitas Negeri Semarang .
Vol. 1 (1), 32
199