Anda di halaman 1dari 5

ISU POKOK PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Dosen Untuk Mata Kuliah Ekonomi
Sumberdaya Alam pada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Yuli Hariyati

Oleh

Evita Angelina Santoso (161510601168)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BKSDA Sebut ada Aktivitas Wisata Ilegal di Pulau Sempu

Komentar:
Menjaga dan menjamin kelestarian hutan merupakan tanggung jawab semua
pihak, baik pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak lainnya yang memiliki
keterkaitan dengan hutan. Masyarakat sekitar kawasan konservasi merupakan
salah satu faktor penentu suatu kegiatan pengelolaan kawasan karena masyarakat
tersebut memiliki interaksi terbanyak dengan lingkungan hutan. Oleh sebab itu,
secara tidak langsung meningkat atau menurunnya suatu pengelolaan kawasan
konservasi tergantung dari tingkat kepedulian masyarakat sekitar kawasan untuk
menjaga sumberdaya yang ada.
Cagar alam adalah suatu kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan atau ekosistem yang tetentu sehingga
keberadaannya dilindungi dan perkembangannya pun berlangsung secara alami.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, ditegaskan bahwa kegiatan yang
diperbolehkan di cagar alam adalah kegiatan penelitian, ilmu pengetahuan dan
pendidikan. Oleh karena itu aktivitas wisata yang dikelola oleh pemerintahan desa
tambakrejo adalah illegal. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2011,
kegiatan wisata yang dilakukan di Cagar Alam Pulau Sempu tidak sesuai dengan
kegiatan yang diperbolehkan dilakukan di kawasan cagar alam. Bentuk-bentuk
kegiatan yang diperbolehkan dilakukan seperti: penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan, pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam,
penyerapan dan atau penyimpanan karbon, dan pemanfaatan sumber plasma
nutfah untuk penunjang budidaya. Berdasarkan peraturan tersebut, dapat
dikatakan bahwa kegiatan pariwisata yang berlangsung di Pulau Sempu adalah
kegiatan wisata yang bersifat ilegal.
Berbicara pengembangan wisata yang terjadi di Pulau Sempu tentunya tidak
dapat dipisahkan dari adanya pelaku wisata baik penyedia layanan wisata maupun
pengunjung Pulau Sempu. Desa Tambak Rejo merupakan sebuah desa yang
bersebrangan langsung dengan Cagar Alam Pulau Sempu di mana masyarakat di
desa tersebut berperan sebagai penyedia layanan wisita. Dilihat dari mayoritas
mata pencahariannya, sebagian besar masyarakat dari desa tersebut berprofesi
sebagai nelayan sehingga ketika musim melaut berhenti yang diakibatkan karena
datangnya musim angin dan gelombang besar membuat masyarakat Desa Tambak
Rejo harus mempunyai penghasilan tambahan yang lain untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Beberapa tahun belakangan, masyarakat Desa Tambak Rejo
mempunyai profesi sampingan sebagai penyedia layanan wisata, yang diakibatkan
semakin meningkatnya jumlah pengunjung yang datang ke Pantai Segara Anakan
yang masih termasuk dalam kawasan Cagar Alam Pulau Sempu. Perkembangan
pariwisata di kawasan Pulau Sempu membuat masyarakat sekitar kawasan
mempunyai penghasilan tambahan sebagai penyedia layanan wisata, seperti
penyedia penginapan, warung makan, perahu motor untuk penyebrangan, penjual
oleh-oleh, dan pemandu wisata. Menurut pengelola kawasan terdapat wacana
tentang evaluasi fungsi status Cagar Alam Pulau Sempu menjadi Taman Wisata
Alam (TWA). Perubahan status tersebut diperuntukan bagi kawasan yang selama
ini digunakan sebagai kawasan wisata. Tentunya hal ini tidak dapat dibiarkan
terus menerus melihat status Pulau Sempu masih sebagai kawasan cagar alam.
Berdasarkan kondisi di Cagar Alam Pulau Sempu, kunjungan pelaku wisata
sebagai pengunjung ke Pulau Sempu membuat terjadinya berbagai kerusakan,
seperti penumpukan sampah, kerusakan terumbu karang, penebangan batang-
batang pohon untuk membakar ikan, pemadatan tanah, dan lain-lain sebagai
akibat dari adanya aktivitas pariwisata yang tidak berorientasi pada konservasi
dan pelestarian lingkungan. Peningkatan jumlah pengunjung tersebut juga
membuat pelaku wisata Desa Tambak Rejo menginginkan agar kawasan Pulau
Sempu menjadi wisata yang legal.
Menurut saya sendiri, perlu adanya sebuah tindakan tegas dari pihak-pihak
yang bersangkutan terhadap pelaku untuk menangani adanya aktivitas wisata
illegal yang menimbulkan kerusakan hampir 10% dari luas area yang ada di Cagar
Alam Pulau Sempu tersebut, seperti aktivis pemerhati lingkungan yang tergabung
dalam Aliansi Peduli Cagar Alam Pulau Sempu yang menolak atas wacana
penurunan status dari Pulau Sempu yang awalnya merupakan cagar alam menjadi
taman wisata alam. Penurunan status ini tentu akan memperlebar kerusakan yang
sudah ada di Pulau Sempu dan juga merupakan langkah mundur dalam konservasi
alam Indonesia. Tekanan yang terjadi di Pulau Sempu tidak bisa menjadi
pembenaran agar cagar alam ini diturunkan statusnya, justru seharusnya
mendorong penguatan peran kelembagaan dalam menjalankan pengamanan
kawasan Cagar Alam Pulau Sempu.
Sesuai dengan perkataan dari Siti Chadidjah sebagai Kepala Sub Direktorat
Pengelolaan Kawasan Konservasi pada Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan di sebuah artikel, "Kalau layak tentu cagar alam akan dipulihkan, tapi
bagaimana dengan masyarakat. Kalau kita mau mengakomodasi masyarakat,
bagaimana dengan cagar alam. Kalau itu bisa dipulihkan, oke cagar alam. Berarti
masyarakat tidak boleh masuk lagi. Tapi seperti apa solusi masyarakat. Kita harus
memberi solusi,". Maka dari itu pihak-pihak yang bersangkutan seperti
kementrian LHK dan BKSDA yang nantinya ikut serta dalam menyelesaikan
masalah diharapkan mampu untuk mempertahankan status Cagar Alam Pulau
Sempu dan memberikan solusi yang tepat kepada masyarakat di Desa Tambakrejo
dimana mereka sebagai pengelola aktivitas wisata illegal di Pulau Sempu sangat
mendukung adanya penurunan status dari Cagar Alam Pulau Sempu. Menurut
saya, perlu adanya suatu musyawarah di mana perwakilan antara setiap pihak
didudukan bersama dalam suatu forum diskusi dan bersama-sama mencari jalan
keluar dan saling memberikan solusi yang tepat merupakan jalan keluar terbaik
yang saya rasa untuk saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

Detik News. (2017, 6 September). PROFAUNA Tolak Wacana Penurunan Status


Cagar Alam Pulau Sempu. Diperoleh 14 September 2017, dari
http://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3630821/profauna-tolak-wacana-
penurunan-status-cagar-alam-pulau-sempu

Detik News. (2017, 13 September). BKSDA Sebut ada Aktivitas Wisata Ilegal di
Pulau Sempu. Diperoleh 14 September 2017, dari
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3641393/bksda-sebut-ada-
aktivitas-wisata-ilegal-di-pulau-sempu

Kompas. (2017, 13 September). Banyak Wisatawan yang Datang, Cagar Alam


Pulau Sempu Rusak. Diperoleh 28 September 2017, dari
http://regional.kompas.com/read/2017/09/13/20360021/banyak-wisatawan-
yang-datang-cagar-alam-pulau-sempu-rusak

Malang Raya. (2017, 13 September). KLHK Tegaskan Aktivitas Wisata di Pulau


Sempu Ilegal. Diperoleh 28 September 2017, dari
http://optimum.jagoanhosting.com/93/klhk-tegaskan-aktivitas-wisata-di-
pulau-sempu-ilegal/#

Okezone News. (2017, 14 September). Luar Biasa, Wisata Ilegal di Pulau Ini
Hasilkan Rp 1,2 Miliar Hanya dari Parkiran. Diperoleh 14 September
2017, dari https://news.okezone.com/read/2017/09/13/340/1775369/luar-
biasa-wisata-ilegal-di-pulau-ini-hasilkan-rp-1-2-miliar-hanya-dari-parkiran

Anda mungkin juga menyukai