ABSTRAK
Gugusan Pulau Kramat, Bedil, dan Temudong (KBT) merupakan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) yang
berada di Kabupaten Sumbawa tepatnya di Desa Labuhan Bajo. Permasalahan utama dalam kegiatan konservasi
ialah adanya pelarangan penangkapan ikan di sebagian zona konservasi sehingga menyebabkan berkurangnya
luasan daerah tangkapan yang secara langsung berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat. Oleh
karena itu, sebagai upaya menanggulangi permasalahan tersebut perlu optimalisasi pemanfaatan zona lainnya
yang ada di kawasan konservasi. Salah satu zona kawasan konservasi yang belum termanfaatkan adalah zona
perikanan berkelanjutan dan zona wisata. Zona ini memiliki potensi untuk ekowisata dan budi daya rumput laut,
namun sebagian besar masyarakat belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan
ekowisata maupun budi daya rumput laut. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk melatih
dan mendampingi masyarakat dalam mengintegrasikan ekowisata dengan budi daya rumput laut di zona
perikanan berkelanjutan sehingga dapat menjadi mata pencaharian alternatif bagi masyarakat sekitar. Target
yang ingin dicapai dalam kegiatan ini ialah tersedianya mata pencaharian alternatif bagi masyarakat di kawasan
konservasi berbasis integrasi ekowisata dan budi daya rumput laut, peningkatan pendapatan masyarakat, dan
terbangunnya persepsi yang baik terhadap kegiatan konservasi. Metode yang digunakan dalam kegiatan
pengabdian ini adalah penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan tentang pengembangan ekowisata bahari dan
budi daya rumput laut Eucheuma cottonii di zona perikanan berkelanjutan. Hasil dari kegiatan ini adalah
berkembangnya ekowisata bahari di KKP KBT yang dibuktikan dengan peningkatan jumlah pengunjung
(wisatawan) sebesar tiga kali lipat dari sebelumnya, tersedianya mata pencaharian alternatif masyarakat
melalui penyewaan perahu, serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam budi daya
rumput laut.
Kata kunci: budi daya rumput laut, ekowisata bahari, KKN KBT, pemberdayaan masyarakat
ABSTRACT
Kramat, Bedil, and Temudong (KBT) islands are watershed conservation areas located in Sumbawa Regency
precisely in Labuhan Bajo Village. The main problem is the prohibition of fishing in some conservation zones,
thereby reducing the area of fishing. Reduced of catchment area directly affects the decrease in catches and
community income. Therefore, as an effort to overcome these problems, it is necessary to optimize the utilization
of other zones in the conservation area. Sustainable fisheries zones and tourism zones are zones that have not
been optimally utilized. This zones has the potential for ecotourism and seaweed cultivation, but most people
do not have the knowledge and skills in the development of ecotourism and seaweed cultivation. The program
aims to train and assist the community in integrating ecotourism with seaweed cultivation in sustainable
fisheries zones, so that it can be an alternative livelihood for the local community. the program has outcomes
that consist of: the availability of alternative livelihoods for people in conservation areas based on the integration
of ecotourism and seaweed cultivation, increasing community income, and building positive community
perceptions for conservation activities. The method used is counseling, training and mentoring on the
development of marine ecotourism and Eucheuma cottonii seaweed cultivation in the sustainable fishing zone.
The results of this activity are the development of marine ecotourism in the KBT MPA as evidenced by an
1
Agrokreatif Vol 5 (1): 110
increase in the number of visitors (tourists) three times more than before, the availability of alternative
livelihoods of the community through boat rentals and increased knowledge and skills of the community in
seaweed cultivation.
2
Vol 5 (1): 110 Agrokreatif
Kelompok Sasaran dan Target Kegiatan hasil kegiatan dilakukan melalui wawancara
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terhadap kelompok masyarakat. Secara spesifik
merupakan bagian dari KKN mahasiswa sehingga pelatihan yang diberikan kepada kelompok
terdapat dua kelompok sasaran, yaitu mahasiswa masyarakat sasaran terdiri atas: 1) Pelatihan
dan kelompok masyarakat Desa Labuhan Bajo. pemanfaatan sampah dalam menunjang dan
Target kegiatan KKN-PPM untuk kelompok mengembangkan ekowisata bahari; 2) Pelatihan
mahasiswa adalah membentuk semangat kerja diving dan penentuan titik penyelaman bagi calon
sama, meningkatkan sifat kepemimpinan, me- pemandu wisata; 3) Pelatihan strategi promosi
ningkatkan sifat empati, dan kepedulian ter- dan pembuatan video ekowisata bahari; 4)
hadap persoalan masyarakat serta melatih Pelatihan budi daya rumput laut dengan metode
mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang patok dasar; dan 5) Pelatihan pengolahan rumput
diperoleh selama perkuliahan. Target yang ingin laut dan mangrove.
dicapai untuk kelompok masyarakat umum dan
kelompok pemuda Desa Labuhan Bajo adalah
masyarakat dan kelompok pemuda mampu HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
mengembangkan potensi wilayahnya melalui
pengembangan ekowisata bahari dan budi daya Sosialisasi Kegiatan Pengabdian kepada
rumput laut di zona perikanan berkelanjutan Pemerintah Desa
sehingga ke depannya dapat meningkatkan Hasil yang diperoleh dari sosialisasi ini ialah
pendapatan masyarakat dan menyukseskan pemerintah menerima dan memberi dukungan
program konservasi. terhadap rencana program pengembangan
ekowisata bahari dan budi daya rumput laut di
Metode dan Tahapan Kegiatan zona perikanan. Hal tersebut dibuktikan dengan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adanya kesepakatan mengenai waktu pelak-
ialah metode partisipasi aktif. Partisipasi aktif sanaan dan kelompok masyarakat yang akan
yang dimaksud dalam kegiatan ini ialah ke- dilibatkan. Waktu pelaksanaan yang disepakati
lompok masyarakat sasaran berperan aktif pada dalam kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada
seluruh tahapan kegiatan. Program ini terdiri bulan Mei–Juni tahun 2018. Kelompok masya-
dari beberapa tahapan, yaitu 1) Sosialisasi; 2) rakat yang dilibatkan secara aktif pada kegiatan
Penyuluhan; 3) Pelatihan dan pendampingan ini adalah kelompok pemuda Desa Labuhan Bajo
pengembangan ekowisata bahari; 4) Budi daya yang beranggotakan 18 orang. Bentuk dukungan
dan pengolahan rumput laut; dan 5) Evaluasi lainnya yang diberikan oleh pemerintah Desa
3
Agrokreatif Vol 5 (1): 110
Labuhan Bajo ialah penyediaan posko atau dan 4) Teknik budi daya rumput laut di kawasan
tempat tinggal mahasiswa selama kegiatan konservasi. Penyampaian materi dilakukan oleh
pengabdian berlangsung. empat pemateri, yaitu ketua dan anggota pe-
laksana kegiatan (menyampaikan materi peran
Penyuluhan Pemanfaataan Zona Perikanan konservasi dan pengembangan ekowisata ba-
Berkelanjutan hari), penyuluh dari Dinas Kelautan dan
Tujuan utama penyuluhan pada kegiatan ini Perikanan Kabupaten Sumbawa (menyampaikan
ialah memberikan pengetahuan secara teoritis materi budi daya), dan salah satu akademisi
atau pengetahuan awal kepada kelompok dalam bidang pengolahan sampah (menyam-
masyarakat sasaran mengenai kesadaran pada paikan materi pengolahan sampah). Total
lingkungan, pemanfaatan zona perikanan ber- peserta yang ikut dalam kegiatan ini adalah
kelanjutan lokasi ekowisata dan budi daya sebanyak 30 orang yang merupakan kelompok
rumput laut. Penyuluhan yang dilakukan pada pemuda Desa Labuhan Bajo dan masyarakat
kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan umum. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga
pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan jam, yaitu dari pukul 09.00–12.00 WITA. Suasana
zona perikanan berkelanjutan dan zona eko- kegiatan penyuluhan dan seminar di aula kantor
wisata sebagai lokasi ekowisata bahari dan budi Desa Labuhan Bajo terlihat pada Gambar 2.
daya rumput laut yang selanjutnya dapat Pada kegiatan ini juga dilakukan diskusi
meningkatkan pendapatan masyarakat dan (tanya jawab) antara pemateri dan peserta ke-
mengubah persepsi negatif masyarakat pada giatan. Sebagian besar kelompok masyarakat
konservasi. aktif dalam bertanya terutama tentang budi daya
Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui rumput laut. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan
penyuluhan diharapkan masyarakat dapat ber- bahwa sebelum adanya penyuluhan, 95 ke-
partisipasi secara aktif dalam pembangunan lompok masyarakat sasaran belum mengetahui
ekowisata bahari dan budi daya rumput laut di cara pemanfaatan kawasan konservasi baik
kawasan konservasi KBT. Zhang dan Lei (2012) dalam hal pengembangan ekowisata bahari
menyatakan bahwa partisipasi masyarakat lokal maupun budi daya ramah lingkungan (budi daya
dalam ekowisata dapat dimotivasi dengan rumput laut). Hasil evaluasi akhir terhadap pe-
meningkatkan pemahaman masyarakat lokal mahaman kelompok masyarakat sasaran adalah
mengenai masalah lingkungan, ekowisata, dan 85 telah mengetahui secara teoritis mengenai
melibatkannya secara aktif dalam rencana pemanfaatan zona perikanan berkelanjutan
pengembangan lingkungan. Kurangnya informasi untuk pengembangan ekowisata bahari dan budi
mengenai masalah lingkungan memiliki dampak daya rumput laut. Tingkat pemahaman ini
negatif terhadap lingkungan setempat. Penge- diperoleh dari hasil tanya jawab dan diskusi
tahuan lingkungan merupakan variabel penting dengan kelompok masyarakat sasaran.
yang memengaruhi tingkat keterlibatan masya-
rakat (Barr & Gilg 2007). Oguz et al. (2011) Pelatihan dan Pendampingan Pengembangan
menyatakan bahwa individu yang mempelajari Ekowisata Bahari
masalah lingkungan lebih cenderung bertindak Joshi (2011) mendefenisikan ekowisata se-
secara ekologis. Vicente-Molina et al. (2013) bagai perjalanan dan kunjungan alam yang
menemukan bahwa pengetahuan memiliki pe- bertanggung jawab terhadap lingkungan untuk
ngaruh yang signifikan pada perilaku dan sikap
peduli pada lingkungan. Oleh karena itu, kegiatan
penyuluhan sangat penting dilakukan sebagai
upaya untuk melibatkan masyarakat dalam
program pengembangan ekowisata dan budi
daya rumput laut.
Kegiatan penyuluhan ini dibuka oleh Kepala
Desa Labuhan Bajo dan ketua pelaksana kegiatan.
Pada kegiatan ini disampaikan empat materi atau
bahasan, yaitu 1) Peran konservasi dalam keber-
lajutan ekologi, ekonomi, dan sosial; 2) Pengem-
bangan ekowisata bahari di zona perikanan
berkelanjutan; 3) Pengolahan sampah dalam Gambar 2 Suasana kegiatan penyuluhan dan seminar
mendukung pengembangan ekowisata bahari; di aula kantor Desa Labuhan Bajo.
4
Vol 5 (1): 110 Agrokreatif
menikmati dan menghargai alam (fitur budaya pemuda yang akan dilatih dan dijadikan sebagai
yang menyertainya, baik dulu maupun sekarang), pengelola ekowisata di kawasan konservasi.
mempromosikan konservasi, memiliki dampak Kelompok pemuda yang terbentuk berang-
pengunjung yang rendah dan menyediakan aspek gotakan 15 orang yang berasal dari tiga dusun di
sosial-ekonomi yang menguntungkan bagi Desa Labuhan Bajo. Program awal yang di-
masyarakat lokal. TIES (2015) menambahkan lakukan pada kegiatan ini ialah penanggulangan
bahwa ekowisata merupakan suatu bentuk per- sampah botol plastik yang berada di sekitar
jalanan yang bertanggung jawab ke wilayah- kawasan konservasi. Penanggulangan sampah
wilayah yang masih alami dengan tujuan botol plastik ini dilakukan sebagai upaya
konservasi atau melestarikan lingkungan dan mengurangi jumlah sampah botol plastik yang
memberi penghidupan pada penduduk lokal dapat merusak lingkungan dan ekosistem sekitar
serta melibatkan unsur pendidikan. terutama ekosistem perairan. Sampah plastik
Pada kegiatan ini, pengembangan ekowisata dapat mengganggu organisme perairan baik
bahari dilakukan berdasarkan konsep community secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
based tourism, yaitu suatu pendekatan pariwisata karena itu, sampah plastik harus ditangani secara
yang menekankan pada partisipasi masyarakat tepat dan cermat. Tujuan dari kegiatan ini ialah
lokal baik yang terlibat langsung maupun yang menanggulangi sampah botol plastik melalui
tidak langsung (Depbudpar-WWF 2009). pemanfaatannya sebagai karya seni yang dapat
Damanik dan Weber (2006) menambahkan meningkatkan keindahan wisata sehingga dapat
bahwa defenisi pariwisata berbasis masyarakat dijadikan sebagai daya tarik bagi wisatawan.
adalah aktivitas ekonomi penting yang jika Kegiatan ini dimulai dengan pengumpulan
dikembangkan dengan tepat dapat mengatasi sampah botol plastik di sekitar perairan Desa
sejumlah tantangan pembangunan, termasuk pe- Labuhan Bajo.
ngurangan kemiskinan, pengembangan ekonomi Kegiatan selanjutnya ialah pemanfaatan
lokal, perdamaian, keselarasan masyarakat, dan sampah sebagai karya seni yang akan dipasang di
manajemen sumber daya alam serta lingkungan Pulau Bedil (bagian kawasan KKP KBT). Karya
yang berkesinambungan. Liu et al. (2014) menya- seni yang dibuat berupa spot foto, ayunan, dan
takan bahwa partisipasi dari masyarakat lokal pohon harapan. Total pengerjaan dari pengum-
dalam ekowisata membantu membangun keber- pulan sampah hingga pemasangan dilakukan
lanjutan ekowisata jangka panjang dan me- selama kurang lebih satu bulan. Proses pelatihan
mastikan penggunaan dan pengelolaan sumber dan pembuatan karya seni dari sampah terlihat
daya alam yang berkelanjutan. Berdasarkan hal pada Gambar 3. Kelompok pemuda dan maha-
tersebut maka dapat diartikan bahwa ekowisata siswa selanjutnya memasang karya seni tersebut
berbasis masyarakat memiliki multi peranan di kawasan zona perikanan berkelanjutan
dalam kehidupan manusia baik dalam perbaikan tepatnya di Pulau Bedil. Lokasi penempatan spot
lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan selfi ini ditentukan berdasarkan hasil diskusi
masyarakat sekitar. Oleh karena itu, konsep antara mahasiswa dan kelompok pemuda Desa
ekowisata berbasis masyarakat diterapkan pada Labuhan Bajo serta arahan pemerintah dan
program ekowisata di KKP KBT. masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Beberapa hasil yang dicapai dalam kegiatan
pengembangan ekowisata bahari di kawasan ini adalah 1) Terbentuknya empat macam karya
konservasi perairan KBT dilakukan dengan cara seni yang terbuat dari sampah botol plastik; 2)
melibatkan masyarakat secara aktif dalam pela- Berkurangnya jumlah sampah botol plastik di
tihan pengelolaan ekowisata, mulai dari kegiatan sekitar kawasan konservasi; 3) Meningkatnya
pengolahan sampah, penentuan spot diving, keterampilan masyarakat dalam pengolahan
hingga pelatihan peyelaman bagi kelompok calon sampah; dan 4) Secara tidak langsung mengu-
pemandu wisata. Secara garis besar, pelatihan ini rangi dampak limbah botol plastik di perairan.
dibagi menjadi dua bagian, yaitu pelatihan
pengolahan sampah dan pelatihan pengem- Pengembangan wisata bahari melalui
bangan ekowisata selam (diving). ekowisata diving
Kegiatan pengembangan ekowisata bahari
Pengembangan ekowisata bahari melalui dilanjutkan dengan memfokuskan kegiatan pe-
penanggulangan dan pemanfaatan sampah ngembangan ekowisata diving di zona perikanan
Pelatihan dan pengembangan ekowisata ba- berkelanjutan. Pemanfaatan zona perikanan ber-
hari diawali dengan membentuk kelompok kelanjutan sebagai ekowisata diving didasarkan
5
Agrokreatif Vol 5 (1): 110
pada potensi panorama bawah laut yang ada di wisata diving, sedangkan kawasan terumbu
kawasan konservasi KBT. Menurut Bato et al. karang yang nilai kecerahannya kurang dari 20
(2013) pemanfaatan suatu lokasi harus dise- dianggap tidak sesuai, persentase tutupan
suaikan dengan potensi yang dimiliki sehingga komunitas karang, jenis lifeform, dan jenis ikan
pengelolaannya lebih optimal dan terukur. Hal ini karang mempunyai nilai daya tarik bagi wisa-
sejalan yang dikatakan oleh Collins (2008) bahwa tawan karena memiliki variasi morfologi dan
kesesuaian suatu kawasan merupakan kecoco- warna yang menarik. Berdasarkan hal tersebut
kan suatu kawasan untuk penggunaan tertentu, maka dari pemantauan dengan kelompok masya-
sehingga pemanfaatannya dapat disesuaikan rakat, kawasan zona perikanan berkelanjutan di
dengan kondisi atau potensi yang dimilikinya. KBT sangat menunjang dalam pengembangan
Kegiatan pengembangan ekowisata bahari ekowisata bahari.
dilakukan melalui beberapa tahap pelatihan. Pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi
Pelatihan pertama yang diberikan kepada tentang tingkat pemahaman kelompok pemuda
kelompok pemuda adalah teknik penyelaman terhadap kegiatan. Hasil evaluasi menunjukkan
yang baik tanpa merusak lingkungan. Pelatihan bahwa 85 kelompok pemuda yang ikut serta
kedua adalah pemetaan titik penyelaman melalui dalam kegiatan telah mengetahui dengan jelas
metode pengamatan panorama alam bawah laut. mengenai teknik penyelaman dan penentuan
Pelatihan ketiga adalah pengenalan organisme titik penyelaman. Hasil evaluasi juga menun-
laut dan pelatihan keempat adalah menjadi pe- jukkan bahwa kelompok masyarakat sasaran
mandu wisata. berperan aktif dalam seluruh rangkaian ke-
Kegiatan pengenalan bawah laut dan gaiatan. Hal ini dibuktikan dengan tingkat keha-
pelatihan penyelaman dilakukan selama kurang diran dan keaktifannya pada seluruh rangkaian
lebih tiga hari. Fokus pelatihan yang diberikan kegiatan. Menurut Hardianti et al. (2015), tingkat
pada kegiatan ini ialah pelatihan menjadi partisipasi masyarakat dalam suatu kegiatan
pemandu diving yang baik. Tujuan dari serang- pembangunan dapat dilihat dari beberapa in-
kaian kegiatan ini ialah agar kelompok pemuda dikator, yaitu tingkat kehadiran dan keaktifan
dapat memperoleh pendapatan dari profesi dalam kegiatan. Hal ini juga diungkapkan oleh
menjadi pemandu diving serta sebagai wadah Huraira (2008) dan Laksana (2013) bahwa salah
menambah wawasan dan pengetahuannya dalam satu bentuk partisipasi masyarakat adalah ikut
teknik diving. serta dalam memberikan sumbangan ide ataupun
Hasil dari pelatihan dan pendampingan ini tenaga.
ialah kelompok pemuda telah menetapkan titik
penyelaman yang sesuai untuk kegiatan eko- Promosi ekowisata bahari melalui media
wisata selam. Penetapan titik penyelaman ini online
didasarkan pada tingkat kecerahan perairan, Sebagai upaya memperkenalkan hasil
tutupan karang, dan kelimpahan ikan karang. pengembangan ekowisata bahari kepada seluruh
Semakin cerah suatu perairan maka keindahan masyarakat maka dilakukan promosi ekowisata
bawah laut yang dapat dinikmati wisatawan akan melalui beberapa strategi di antaraya pembuatan
semakin tinggi. Kawasan wisata diving dengan video, promosi melalui media sosial (facebook,
kecerahan 80–100 adalah lokasi yang sangat instagram, whatsaap, dan youtube). Pelatihan ini
sesuai untuk wisata diving. Arifin (2008) berlangsung hingga satu minggu. Pelatihan juga
menyatakan bahwa kawasan terumbu karang dilakukan tekait dengan penetapan harga sewa
dengan kecerahan 50–80 adalah sesuai untuk perahu dan lainnnya. Tujuan dari kegiatan
6
Vol 5 (1): 110 Agrokreatif
pelatihan ini ialah agar kelompok pemuda patan masyarakat lokal. Secara umum dampak
masyarakat Labuhan Bajo dapat secara mandiri ekonomi yang dirasakan berupa peningkatan
melakukan strategi promosi ekowisata yang ada pendapatan (positif). Hasil penelitian Bato et al.
di kawasannya. Gambar 4 menunjukkan bebera- (2013) menunjukkan bahwa ekowisata yang
pa bentuk promosi melaui facebook dan youtube. dilakukan di Kawasan Konservasi Nusa Penida
Hasil dari kegiatan pelatihan ini ialah telah mampu meningkatkan pendapatan masya-
terbentuknya satu video promosi ekowisata rakat sebesar 10–30. Penelitian Tafalas (2010)
bahari yang disebarkan melalui akun facebook, di Raja Ampat membuktikan adanya dampak
youtube, dan whatsapp. Selain dalam bentuk positif dari kegiatan ekowisata pada per-
produk video, kegiatan ini juga menghasilkan ekonomian nelayan.
peningkatan keterampilan kelompok pemuda Pada kegiatan ini, evaluasi manfaat ekonomi
dalam pembuatan video dan starategi promosi. pengembangan ekowisata dilakukan dengan
wawancara pada kelompok masyarakat sasaran.
Evaluasi program pengembangan Hasil wawancara menunjukkan bahwa kelompok
ekowisata bahari masyarakat sasaran merasakan manfaat eko-
Evaluasi program pengembangan ekowisata nomi setelah program berlangsung. Beberapa
bahari bertujuan untuk melihat capaian program. manfaat ekonomi yang dirasakan ialah pe-
Evaluasi ini dilakukan dengan melihat jumlah ningkatan pendapatan kelompok melalui usaha
wisatawan yang berkunjung ke wisata bahari di jasa sewa perahu dan menjadi pemandu
kawasan konservasi KBT. Hasil evaluasi menun- wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
jukkan bahwa jumlah wisatawan atau pengun- Manfaat lainnya yang dirasakan adalah Desa
jung meningkat secara drastis jika dibandingkan Labuhan Bajo menjadi ramai karena pengunjung
tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun-tahun harus melalui Desa Labuhan Bajo untuk me-
sebelumnya, keindahan alam di kawasan ini be- lakukan penyebrangan ke Pulau Bedil. Terkait
lum diketahui oleh masyarakat banyak sehingga dengan pendapatan yang diperoleh ataupun
sangat minim pengunjungnya. Pemantauan jumlah pengunjung yang datang ke lokasi belum
jumlah pengunjung dilakukan melalui beberapa terdata dengan baik, hal ini dikarenakan oleh
cara, yaitu pemantauan secara langsung oleh kelompok pemuda atau masyarakat belum me-
kelompok pemuda Desa Labuhan Bajo dan lakukan pencatatan jumlah pengunjung. Adanya
pemantaun dilakukan oleh tim dan mahasiswa peningkatan jumlah pendapatan dan jumlah pe-
melalui media sosial. ngunjung dapat ditinjau dari jumlah pengantaran
Selain evaluasi terhadap tingkat partisipasi pengunjung ke lokasi atau penyewaan perahu.
masyarakat, juga dilakukan evaluasi pada Hasil wawancara dengan kelompok masyarakat
dampak perekonomian masyarakat setempat. menyatakan bahwa setelah adanya program
Setyawan dan Satria (2017) menyatakan bahwa tersebut, jumlah penyewaan perahu meningkat
pengelolaan ekowisata yang baik salah satunya menjadi tiga kali lipat dalam sehari dan bisa
dapat dicirikan dengan meningkatnya penda- mencapai lima kali lipat pada hari-hari libur.
7
Agrokreatif Vol 5 (1): 110
9
Agrokreatif Vol 5 (1): 110
10