ABSTRAK
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh arus dan substrat
terhadap pertumbuhan harian rumput laut jenis Euchema cotonii (K alvarezi) di
perairan pantai desa Allumang, Kabupaten Alor. Metode yang digunakan dalam
penelitian adalah Daily Growth Rate/Laju pertumbuhan harian (%/hari). Hasil
penelitian menemukan laju pertumbuhan harian pada stasiun (1) 6,150%; stasiun (2)
6,170%; stasiun (3) 6,130%, sehingga diperoleh rata-rata pertumbuhan harian rumput
laut Euchema cotonii (K alvarezi) di perairan Desa Allumang 6,15%. Kecepatan arus
37,2 cm/s. dengan karaketristik substrat berpasir.
Abstract: This study aims to determine the influence of currents and substrates on the
daily growth of euchema cotonii (K alvarezi) seaweed in the coastal waters of Allumang
village, Alor Regency. The method used in the study was daily growth rate (%/day). The
results found a daily growth rate at (1) 6.150%; station (2) 6,170%; station (3) 6,130%, so
obtained the average daily growth of seaweed Euchema cotonii (K alvarezi) in the
waters of Allumang Village 6.15%. Current speed is 37.2 cm/s. with a caraketristic sandy
substrate.
Article History:
Received: 06-03-2021
Revised : 28-03-2021
Accepted: 01-04-2021 This is an open access article under the
Online : 03-04-2021 CC–BY-SA license
62
63
Paulus Edison Plaimo, Pengaruh Arus dan Substrat…
A. LATAR BELAKANG
Desa Allumang merupakan salah satu Desa diwilayah administrasi Kabupaten
Alor, yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah menjadi salah satu pusat produksi
Rumput Laut (makro alga). Secara geografis Desa Allumang berada pada
8˚22ꞌ54ˮLS-123˚57ꞌ32ˮBT. Perairan pantai Desa Allumang memiliki jenis pantai
substrat berpasir dengan topografi, kemiringan yang landai sehingga dapat
digunakan sebagai lokasi sentra budidaya rumput laut (Data Demografi Desa
Allumang, 2019). Panjang garis pantai Desa Allumang 4769m2 Seluruhnya
dimanfaatkan sebagai lokasi Budidaya dan menyumbang 53 Ton dari 223 Ton total
rumput laut selama Tahun 2019, yang dikespor oleh Kab. Alor ke berbagai tujuan
ekspor (DKP Alor, 2019).
Perairan pantai Desa Allumang bagian barat berbatasan dengan Pulau Kambing
sehingga terlindung oleh terjangan gelombang yang datang dari barat, namun di
bagian utara dan selatan terdapat selat yang menimbulkan sirkulasi arus yang
cukup kuat dari utara ke selatan maupun sebaliknya.
Kondisi lingkungan yang demikian merupakan kriteria yang tepat untuk
pertumbuhan rumput laut, sehingga masyarakat yang berdomisili di Desa
Allumang, sebanyak 74% atau 542 KK dari jumlah total 732 KK berprofesi sebagai
petani rumput laut, dengan produktivitas panen yang terus meningkat setiap
tahunnya seperti tahun 2017 38 ton; 2018 46 ton; 2019 53 ton (Data Demografi
Desa Allumang, 2019). Sejalan dengan itu Erlania & Radiarta, (2015); Hasnawi et
al., (2016); Ratoe Oedjoe et al., (2019) menyatakan lokasi budidaya memberikan
andil yang positif untuk pertumbuhan harian rumput laut yang dibudidaya.
Selanjutnya Sari & Muslimin, (2015); Erlania & Radiarta, (2015a); Utama, (2018)
menyatakan areal budidaya rumput laut yang ideal merupakan daerah yang semi
tertutup atau tidak terpapar langsung terhadap hampasan gelombang yang
ekstrim. Kemampuan sumberdaya alam di Desa Allumang ini ditentukan oleh
faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik terdiri dari faktor fisika-kimia seperti
substrat, arus, suhu, kedalaman, pH air, salinitas dan kandungan bahan organik
diperairan. Sedangkan faktor biotik nya meliputi aktivitas manusia dan
keberadaan biota diperaiaran pantai Desa Allumang yang juga berperan sebagai
faktor pembatas bagi perkembangan organisme budidaya termasuk pertumbuhan
rumput laut.
Irmayani et al., (2014); Wulandari et al., (2015); Zamroni et al., (2019) bahwa
kemampuan sumberdaya alam ditentukan faktor-abiotik dan biotik antara lain
substrat, arus, suhu, kedalaman, pH air, salinitas dan kandungan bahan organik
dan faktor biotik adalah organisme disekitarnya yang berperan menentukan
stabilitas lingkungan tersebut. Potensi sumberdaya alam yang baik terhadap
proses pembudidayaan rumput laut jenis Euchema cotonii (K alvarezi) ini perlu
diketahui informasi penyebabnya sebagai karakterisktik lingkungan perairan
pantai Desa Allumang, termasuk beberapa faktor pendukung nya yaitu faktor arus
dan substrat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh arus dan subtrat terhadap
pertumbuhan harian rumput laut Euchema cotonii (K alvarezi) di perairan pantai
Desa Allumang, Kecamatan Pantar Barat Laut, Kabupaten Alor.
64 | GEOGRAPHY: Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Vol. 9, No. 1, April 2021, hal. 62-71
B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini dilaksanakan pada bulan september dan desember 2020,
lokasi penelitiannya adalah Desa Allumang, Kecamatan Pantar Barat, Kabupaten
Alor, dengann posisi 8˚22ꞌ54ˮLS-123˚57ꞌ32ˮBT. Lokasi ini merupakan habitat yang
tepat untuk pengembangan rumput laut dengan kawasan yang cukup luas yang
telah dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat. Peta lokasi penelitian disajikan
pada Gambar 1.
Bibit rumput laut yang digunakan dalam penelitian ini adalah Euchema cotonii
yang berasal dari hasil budidaya masyarakat dilokasi penelitian. Bibit kemudian
ditimbang kemudian dihomogenkan berat awal yaitu 50gr dengan ciri-ciri sesuai
pernyataan Rusli et al., (2020) sebagai berukut: (1) bibit rumput laut bercabang
banyak; (2) ujungnya berwarna kuning kemerah-merahan; (3) mempunyai thallus
yang tebal; (4) bila dipegang tekstur nya elastis; (5) thalus tidak ada bercak-bercak
putih dan tidak terkelupas.
Teknik pemeliharaan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode
longline sesuai petunjuk Damayanti et al., (2019), dimana bibit rumput laut
kemudian diikatkan pada longline yang menggunakan tali berbahan poliethylene
(PE) yang kedua ujung tali diikat patok kayu dan ditempatkan pada 3 stasiun
sebagai reperesentasi dari panjang pantai lokasi budidaya rumput laut dimana
stasiun ditempatkan 3 tali longline untuk mengikat rumput laut yang dijadikan
sampel. Penggunaan metode longline disesuaikan karaketristik lingkungan
perairan landai dan dangkal selain itu lebih ekonomis.
Pemeliharaan sampel untuk penelitian penting untuk dilakukan untuk
mengantisipasi sampel rumput laut dari predator maupun kotoran yang melekat,
hingga waktu yang ditetapkan untuk pengukuran berat rumput laut setiap 7 hari
selama masa pemeliharaan selama 49 hari sehingga diperoleh 8 kali pengambilan
sampel, sedangkan untuk pengukuran faktor fisika-kimia lingkungan dilakukan
bersamaan setiap minggunya.
65
Paulus Edison Plaimo, Pengaruh Arus dan Substrat…
A={[Wt/Wo]1/t-1}x100% (1)
Keterangan:
A = Laju pertumbuhan harian (%/hari)
Wt = Berat rata-rata akhir (gram)
Wo = Berat rata-rata awal (gram)
T = Waktu penanaman
Tabel 1. Data faktor fisika-kimia pada lokasi penelitian yang diambil pada Bulan
September-Desember 2020
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Rata-rata
Kecepatan Arus (cm/s) 38 37 37 37,3
Suhu (˚C) 30,7 29,3 30,3 30,1
Salinitas (psu) 32 32,7 32 32,2
pH 8,6 8,0 8,8 8,4
66 | GEOGRAPHY: Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Vol. 9, No. 1, April 2021, hal. 62-71
Data hasil pengamatan parameter suhu di lokasi penelitian rata-rata 30,1˚C. Hal
ini menunjukkan suhu pada lokasi penelitian relatif stabil dan tidak terjadi
perubahan yang drastis, karena adanya paparan sinar matahari pada areal
penelitian secara merata dengan kecerahan yang tinggi, akibatnya sinar matahari
dapat menembus sampai pada dasar perairan, sehingga memenuhi syarat untuk
pertumbuhan rumput laut. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Dawes et al
(1981) dalam Wulandari et al., (2015) bahwa suhu ideal bagi pertumbuhan
rumput laut berkisar dari 27-30˚C.
Hasil pengukuran salinitas dilokasi penelitian rata-rata 30 psu, kondisi ini
sejalan dengan pernyataan Febrianto (2007) dalam Wulandari et al., (2015) Bahwa
nilai salinitas yang ideal untuk mendukung pertumbuhan rumput laut 30 psu.
Salinitas merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan rumput laut.
Sejalan dengan itu Prasetya & Rajab, (2018); Ramdhan, (2018) menyatakan, setiap
organisme masing-masing memiliki toleransi terhadap faktor salinitas yang
berbeda-beda termasuk rumput laut. Sehingga salinitas merupakan faktor penting
bagi kelanjutan hidup dan pertumbuhan suatu organisme.
Nilai dearajat keasaman (pH) dalam suatu perairan menentukan kelangsungan
kehidupan organisme yang hidup dalam perairan tersebut termasuk rumput laut
67
Paulus Edison Plaimo, Pengaruh Arus dan Substrat…
Tabel 3. Data kecepatan arus pada lokasi penelitian yang diambil pada
Bulan September-Desember 2020.
Kecepatan Arus (Cm/s)
Stasiun 1 38
Stasiun 2 37
Stasiun 3 37
Rata-rata 37,2
Data kecepatan arus hasil pengamatan pada lokasi penelitian 37,3 cm/s, jika
dikomperasi dengan kajian pustaka misalnya menurut Mudeng et al (2015) dalam
Damayanti et al., (2019), kecepatan arus yang idael untuk pertumbuhan rumput
laut adalah 20-40cm/s, karena dalam hal ini rumput laut akan memperoleh
nutiren yang cukup dan pergerakan air melalui arus akan mencuci atau
membersihkan thallus dari kotoran-kotoran yang menempel.
Kondisi ini, disebabkan karena kedaan topografi lokasi penelitian, dimana
merupakan adanya selat dari utara ke selatan atau sebaliknya. Karena dibagian
barat berhadapan langsung pada Pulau Kambing menghalangi pergerakan
gelombang dan arus dari arah barat. Menurut Atmanisa et al., (2020) arus
merupakan salah satu faktor pembatas untuk pertumbuhan rumput laut oleh
karena zat hara atau nutrien yang terbawa oleh arus, sekaligus arus juga berperan
sebagai pembersih kotoran yang tersangkut pada thallus rumput laut sehingga
rumput laut terlihat bersih dan sehat. Sejalan dengan itu Mudeng et al (2015)
dalam Damayanti et al., (2019) menyatakan kecepatan arus yang ideal dapat
berfungsi sebagai media pengahantar nutrisi dan pembersih thallus rumput laut.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan ini dapat dikatakan lokasi budidaya rumput
68 | GEOGRAPHY: Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Vol. 9, No. 1, April 2021, hal. 62-71
laut Desa Allumang merupakan habitat yang tepat untuk pertumbuhan rumput
laut.
substrat yang paling baik untuk pertumbuhan rumput laut yaitu pasir dan karang
mati karena perairan dengan substrat demikian biasanya dilalui oleh arus yang
sesuai dengan pertumbuhan rumput laut. Hal ini diperkuat Kurnianto & Triandiza,
(2013) yang menyatakan substrat berfungsi menjaga stabilitas sedimen yang
mencakup perlindungan dari arus dan tempat pengolahan dan pemasukan nutrien.
Jika substrat dengan sedimen berlumpur maka arus yang kuat akan mengangkat
sedimen ke permukaan dan menimbulkan kekeruhan sehingga mengurangi proses
fotosintesis, kemudian thallus akan terkontaminasi dengan kotoran yang
menempel akibatnya kualitas rumput laut menurun (Atmanisa et al., 2020). Sejalan
dengan itu Ramdhan, (2018) menyatakan bahwa substrat dengan kombinasi pasir
berlumpur dapat menghalangi sirkulasi udara karena ditutupi oleh tanah pekat
atau lumpur sehingga mengurangi kadar DO dalam air.
DAFTAR RUJUKAN
Ain, N., Ruswahyuni, -, & Widyorini, N. (2014). Hubungan Kerapatan Rumput Laut Dengan
Substrat Dasar Berbeda Di Perairan Pantai Bandengan, JEPARA. Management of
Aquatic Resources Journal (MAQUARES). https://doi.org/10.14710/marj.v3i1.4426
Ariyati, R. W., Widowati, L. L., & Rejeki, S. (2016). Performa Produksi Rumput Laut
Euchema Cottonii Yang Dibudidayakan Menggunakan Metode Long-Line. Seminar
Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian Perikanan Dan Kelautan.
Asni, A. (2015). Analisis Poduksi Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii) Berdasarkan
Musim Dan Jarak Lokasi Budidaya Di Perairan Kabupaten Bantaeng. Jurnal Akuatika
Indonesia.
Atmanisa, A., Mustarin, A., & Anny, N. (2020). Analisis Kualitas Air pada Kawasan Budidaya
Rumput Laut Eucheuma Cottoni di Kabupaten Jeneponto. Jurnal Pendidikan Teknologi
Pertanian. https://doi.org/10.26858/jptp.v6i1.11275
Cyntya, V. A., Santosa, G. W., Supriyantini, E., & Wulandari, S. Y. (2018). Pertumbuhan
Rumput Laut Gracilaria sp. Dengan Rasio N:P Yang Berbeda. Journal of Tropical
Marine Science. https://doi.org/10.33019/jour.trop.mar.sci.v1i1.655
Damayanti, T., Aryawati, R., & Fauziyah. (2019). Laju pertumbuhan rumput laut Eucheuma
cottonii ( Kappaphycus alvarezi ) dengan bobot bibit awal berbeda menggunakan
70 | GEOGRAPHY: Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Vol. 9, No. 1, April 2021, hal. 62-71
metode rakit apung dan long line di perairan Teluk Harun, Lampung. Maspari Journal,
11(October 2017), 17–22.
Erlania, E., & Radiarta, I. N. (2015a). Distribusi Rumput Laut Alam Berdasarkan
Karakteristik Dasar Perairan Di Kawasan Rataan Terumbu Labuhanbua, Nusa
Tenggara Barat: Strategi Pengelolaan Untuk Pengembangan Budidaya. Jurnal Riset
Akuakultur. https://doi.org/10.15578/jra.10.3.2015.449-457
Erlania, E., & Radiarta, I. N. (2015b). Pengembangan Budidaya Rumput Laut: Implikasi
Penerapan Blue Economy Di Teluk Sereweh, Nusa Tenggara Barat. Media Akuakultur.
https://doi.org/10.15578/ma.10.2.2015.97-101
Fikri, M., Rejeki, S., & Widowati, L. L. (2015). Produksi dan Kualitas Rumput (Eucheuma
cattonii) dengan Kedalaman Berbeda Di Perairan Bulu Kabupaten Jepara. Journal of
Aquaculture Management and Technology.
Gultom, R. C., Dirgayusaa, I. G. N. P., & Puspitha, N. L. P. R. (2016). Perbandingan Laju
Pertumbuhan Rumput Laut ( Eucheuma cottonii ) Dengan Menggunakan Sistem
Budidaya Ko-kultur dan Monokultur di Perairan Pantai Geger , Nusa Dua , Bali.
Journal Of Marine Research And Technology.
Hasnawi, H., Makmur, M., Paena, M., & Mustafa, A. (2016). Analisis Kesesuaian Lahan
Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Di Kabupaten Parigi Moutong
Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Riset Akuakultur.
https://doi.org/10.15578/jra.8.3.2013.493-505
Irmayani, Yusuf, S., & Nispar, M. (2014). Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Rumput Laut
di Desa Mallasoro Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Jurnal Bisnis Perikanan.
Kurnianto, D., & Triandiza, T. (2013). Pengaruh musim terhadap pertumbuhan dan hasil
rumput laut Eucheuma cottoni yang ditanam pada dua lokasi perairan di Maluku
Tenggara. Seminar Nasional Sains & Teknologi V, Lembaga Penelitian Universitas
Lampung.
Novianti, D., Rejeki, S., & Susilowati, T. (2017). Pengaruh bobot awal yang berbeda
terhadap pertumbuhan rumput laut latoh yang dibudidaya didasar tambak, Jepara.
Journal of Aquaculture Management and Technology.
Prasetya, F. V. A. S., & Rajab, A. (2018). Analisis Distribusi Parameter Fisika Dan Kimia
Pada Kawasan Budidaya Rumput Laut Di Provinsi Jawa Timur Dengan Menggunakan
Citra Satelit Terra MODIS. Elipsoida.
Radiarta, I. N., & Erlania, E. (2015). Indeks Kualitas Air Dan Sebaran Nutrien Sekitar
Budidaya Laut Terintegrasi Di Perairan Teluk Ekas, Nusa Tenggara Barat: Aspek
Penting Budidaya Rumput Laut. Jurnal Riset Akuakultur.
https://doi.org/10.15578/jra.10.1.2015.141-152
Ramdhan, M. (2018). Kondisi Parameter Fisiko-Kimiawi Perairan Dan Pengaruhnya
Terhadap Produksi Rumput Laut Di Wilayah Pesisir Kabupaten Takalar, Sulawesi
Selatan. Jurnal Kelautan Nasional. https://doi.org/10.15578/jkn.v13i3.6288
Ratoe Oedjoe, M. D., Rebhung, F., & Sunadji, S. (2019). Rumput Laut (Kappaphycus
Alvarezii) sebagai Komoditas Unggulan dalam Meningkatkan Nilai Tambah Bagi
Kesejahteraan Masyarakat Di Provinsi Nusa Tenggara Timur <br><i>[Seaweed
(Kappaphycus Alvarezii) as Potential Commodity in Added Value Development for
The Prosperity of Sumba Timur Regency Communities, Nusa Tenggara Timur
Province]<i>. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan.
https://doi.org/10.20473/jipk.v11i1.10992
Ruslaini. (2013). Kajian Kualitas Air Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut (Gracilaria
verrucosa) Di Tambak Dengan Metode Vertikultur. Octopus: Jurnal Ilmu Perikanan.
Rusli, A., Dahlia, D., Ilijas, M. I., Alias, M., & Budiman, B. (2020). Strategi pengelolaan
budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii di Kabupaten Pangkep, Sulawesi
Selatan. Agrokompleks: Jurnal Teknologi Perikanan, Perkebunan Dan Agribisnis.
Sa’adah, N., & Widyaningsih, S. (2018). Pengaruh Pemberian CO2 terhadap pH Air pada
Pertumbuhan Caulerpa racemosa var. uvifera. Jurnal Kelautan Tropis.
https://doi.org/10.14710/jkt.v21i1.2460
Sari, W. K. P., & Muslimin. (2015). Budidaya Rumput Laut Sargassum sp. Pada perairan
dengan substrat dasar berbeda. In Jurnal STP.
71
Paulus Edison Plaimo, Pengaruh Arus dan Substrat…