Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROYEK INVESTASI

PENGEMBANGAN EKOWISATA PULAU CEMARA


Desa Sawojajar Kecamatan Wanasari
Kabupaten Brebes Jawa Tengah

Disusun Oleh :

Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah


Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Brebes

Tahun 2019

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 1


PROPOSAL PROYEK INVESTASI
PENGEMBANGAN EKOWISATA PULAU CEMARA

I. DESKRIPSI PROYEK
I.1. Nama Proyek :

PROYEK RENCANA INVESTASI PENGEMBANGAN POTENSI PULAU


CEMARA SAWOJAJAR UNTUK TUJUAN EKOWISATA DI DESA
SAWOJAJAR KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES

I.2. Lokasi :
Pulau Cemara, Desa Sawojajar, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes,
Jawa Tengah

I.3. Jenis Sektor Investasi


Infrastruktur

I.4. Deskripsi Singkat :


Luas wilayah Kabupaten Brebes adalah 166.296 Km 2 dan memiliki jumlah
penduduk sekitar 1.881.184 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata sekitar
900,4 orang/Km2 (BPS Tahun 2016). Kabupaten Brebes terletak di bagian barat
Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan dengan kepadatan penduduk yang tinggi
diantaranya Bumiayu, Losari, Tanjung, Kersana, Bulakamba. Wanasari,
Songgom, Jatibarang dan Brebes.
Kabupaten Brebes memiliki garis pantai di sebelah Utara sepanjang 53
Km dengan wilayah laut sekitar dari 1.178 Km 2 (BPS Tahun 2016). Wilayah
Pantai Utara di Kabupaten Brebes dianggap sebagai salah satu daerah yang
paling dinamis mengalami erosi dan sedimentasi di Jawa Tengah. Hal tersebut
terjadi utamanya karena adanya kerusakan hutan mangrove. Diperkirakan
bahwa sekitar 5.000 hektar hutan mangrove yang mewakili lebih dari 90% hutan
mangrove total provinsi telah rusak parah. Kerusakan terjadi di Kabupaten
pesisir termasuk; Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang, Kabupaten Demak,
Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes.

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 2


Potensi wisata pulau cemara sangat potensial untuk di kembangkan. Gugusan pantai yang
panjangnya mencapai 5 km dan dengan rimbunnya pohon cemara serta rimbunnya pohon
bakau di sepanjang sungai coban. Sungguh mempunyai pemandangan yang elok walaupun
pulau ini masih belum lama di kelola untuk pariwisata.

Pada awalnya tempat ini bukan tempat wisata, namun pulau ini sudah ada sejak zaman nenek
moyang dahulu. Namun, saat itu masih berupa pantai / hamparan pasir yang membentuk
sebuah daratan tanpa tanaman apa-apa. Masyarakat Sawojajar sering menyebutnya sebagai
gegara atau daratan tepi segara / laut, dan sebagai tempat persinggahan para nelayan yang
sedang menunggu hasil tangkapan mereka.

Dampak dari geliat ekonomi sawojajar pada th 1995 yang memaksa masyarakat desa sawojajar,
yang dulunya adalah petani tambak bandeng kemudian mereka beralih menjadi petani tambak
udang.

Mereka membuka lahan baru untuk tambak udang windu dengan menebangi pohon-pohon
bakau yang saat itu tumbuh subur di lahan sekitar tambak bandeng, maka bencana tak
terelakan lagi sepanjang kalen coban terasa gersang, air pasang tak terelakan menggerus
daratan hampir memasuki sebagian wilayah desa sawojajar dan terjadilah degradasi lingkungan,
seperti rusaknya kawasan mangrove dan habitat perikanan lainnya. abrasi pantai serta
pencemaran air yang tidak terelakan lagi karena tidak ada akar bakau (mangrove) yang bisa
menyerap polusi air laut dan udara, sehingga bencana menyusul terjadilah udang yang belum
siap panen sudah mati karena pencemaran yang di akibatkan hilangnya bakau dari sekitar
tambak dan sepanjang kalen coban.

Untuk menyelamatkan lingkungan dari dampak abrasi, maka ada sekelompok


masyarakat desa sawojajar yang peduli terhadap kelangsungan hidup sepanjang pantai dan
kalen coban yang giat mencari bibit mangrove untuk ditanam di sepanjang kalen coban dan di
sepanjang pantai. Gegara di mulai dari tahun 2007, Kelompok Pelestari Sumber Daya Alam
( KPSA ) “WANA LESTARI” sudah mengadakan penghijauan dengan menanam mangrove secara
besar-besaran, tidak kurang dari 265.440 bibit yang di dukung oleh berbagai instansi pemerintah
maupun LSM.

Kegiatan penanaman mangrove selama tahun 2007-2017 telah berhasil menghijaukan lahan di
pesisir sawojajar seluas 7,85 km. sedangakan untuk di pesisir gegara kelompok menanam juga
pohon cemara laut sepanjang pantai mencapai 5 km, bukan hanya pohon cemara yang di coba
di tanam di pulau tersebut al : kelapa, sawo, nangka, manga, dan jenis tanaman lainnya seperti
ketapang, namun yang bertahan hidup dan dapat tumbuh subur adalah pohon cemara laut.

II. LATAR BELAKANG


II.1. Maksud dan Tujuan
.

II.2. Potensi Pengembangan Masyarakat Sekitar


Daya Tarik Wisata Keterangan
daya tarik wisata 1. Pulau Pasir /sand island Cemara
alam 2. Hutan mangrove
3. Nursery/pembibitan mangrove

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 3


4. Satwa burung
5. Olahraga air
6. Sunrise dan Sunset
daya tarik wisata 1. Rajah Bumi
budaya 2. Merti Bumi
3. Burok
4. Sintren
5. Calung
daya tarik wisata 1. Aneka olahan berbahan dasar ikan
kuliner 2. Kuliner laut ikan, udang, kepiting, kerang
dan urab anglur
3. .
4. .
daya tarik wisata 1. .
religi 2. .
3.

Keterpaduan program pengembangan, pemulihan dan pelestarian lingkungan pesisir


pantai ini bertujuan untuk :
1) Terciptanya kesatuan gerak langkah antar instansi terkait lingkup Pemerintah
Daerah Kabupaten Brebes dalam kebersamaan mengelola dan memanfaatkan
wilayah pesisir pantai bagi meningkatnya kesejahteraan masyarakat;
2) Memperbaiki kondisi pesisir pantai dengan merehabilitasi hutan mangrove yang
rusak akibat abrasi;
3) Perbaikan produktivitas lahan melalui pengembangan hutan bakau rakyat
dengan sistem WANA-MINA oleh masyarakat;
4) Meningkatkan taraf perekonomian masyarakat pesisir pantai melalui penerapan
pola Silvofishery yang ramah lingkungan sehingga menjamin keberlangsungan
pendapatan;
5) Menciptakan usaha pertanian terpadu (mix farming) antara kehutanan,
perikanan, pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan dengan
mengoptimalkan potensi sumber daya lokal;
6) Peningkatan kesadaran, pemahaman, kemampuan dan komitmen masyarakat
terhadap perbaikan kondisi lingkungan yang berkaitan dengan
kesejahteraannya;
7) Terciptanya ekosistem dan kelestarian hutan bakau/mangrove di sepanjang
pesisir pantai Kabupaten Brebes termasuk sabuk hijau (green belt) setebal 150 –
200 meter dari surut terendah air laut sepanjang garis pantai;
BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 4
8) Terbentuknya destinasi wisata Pulau Cemara dan hutan mangrove eksotis yang
akan menarik para wisatawan sehingga akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar.

Harapan kami dengan adanya penambahan wahana, fasilitas dan permainan


lainnya di hutan mangrove akan menjadikan destinasi wisata semakin diminati dan
ramai, dengan adanya kenaikan kedatangan wisatawan yang akan berdampak pada
kenaikan pendapatan sebesar 60%.
Ekosistem mangrove terdapat di sepanjang pesisir Desa Sawojajar dengan
kerapatan yang cukup lebat. Sebaran pohon bakau cenderung berada di sepanjang
pesisir Nomer : AHU-0003233.AH.01.07. Tahun 2015.bekas tambak yang terkena
abrasi serta berada di sepanjang tanggul sungai dan pematang tambak. Luas lahan
yang tersedia untuk konservasi mangrove yaitu ± 800 Ha sedangkan luas lahan
mangrove yang berhasil dikonservasi sebesar 172 Ha. Pada tahun 2015 Kemetrian
Kelautan dan perikanan telah melaksanakan penanaman 660.000 batang mangrove
pada area seluas 35 Ha.

III. LEGALITAS
III.1. Akte dan Surat Ijin
Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis) Pulau Cemara Desa Sawojajar Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 5


III.2. Penanggung Jawab
Penanggung jawab proyek ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Nama Pokdarwis : PULAU CEMARA

Alamat sekretariat : Jl. Baruna Indah Desa Sawojajar Kecamatan Wanasari


Kab Brebes Jawa Tengah
Kepengurusan :
Penanggung jawab : Kepala Desa Sawojajar
Ketua Pokdarwis : Masfu’i MH
Wakil Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :

Pokja :
Home Industri : Rasimpen
Rimpen
Sarip Jepry
Marda
Dayuni
Sriyah
Kamen
Kerajinan : Kasmuni
Eko Rio
LuKman
Haryati
Seni budaya : Wahyudin
Lukman
Sukyadi
Muryati hadi
Homestay : Bawono
Wasmad
Tarmidi
Romli
Sri yanti
Ekotourism : Sajan
Muryati
Novi

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 6


Trips perahu : Sakri
Sali
Sajan
Dasmin
Jarodin
Trisno
Didi
Green education dan
Olah Raga Air : Bambang
Kasmuni
Wayan
M. Bangkt
Foto Grafer : Herman
Udin
Marketing : Mashadi
Rusjan
Sartono
Supardi
Pemancingan : Barep
Damu
Yanto
PKL : Babas
Amad
Sakrodin
Daryono
Rajum
Bank Sampah : Tejo
Royandi
Catra
Batik Mangrove : Gatot Sunarto
Haryati
Rimpen
Cacih
Kerajinan Kerang : Lukman
Ninik
Nizar
Komariyah
Keamanan

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 7


(Water Rescue) : Rastoni
Tobiin
Sarjum
Darsim
Daryono
Transportasi : Darminto
Biin
Suherman
Sunardi

III.3. Kajian Lingkungan


Kajian spasial dan arsitektural yang dituangkan ke dalam Siteplan Ekowisata
Pulau Cemara dan Mangrove Desa Sawojajar yang kemudian secara bertahap dibuat
Detail Engineering Design (DED) oleh instansi terkait (lintas sektoral) pada tahun-tahun
selanjutnya sehingga dalam jangka pendek dapat segera dilakukan pembangunan.
Sedangkan kawasan perencanaan secara administratif terletak di Kecamatan Wanasari
yaitu di Desa Sawojajar sebagai rintisan Desa Wisata.
Desa Sawojajar merupakan salah satu wilayah yang berada di pesisir Kabupaten
Brebes. Secara adminstratif, Desa Sawojajar berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah
utara, Desa Kaliwlingi di sebelah timur, Desa Kertabesuki sebelah selatan. Desa
Sawojajar terdiri dari 8 rukun warga dan 24 rukun tetangga.
Menurut cerita tutur dari tetua masyarakat, sejarah Desa Sawojajar telah berlangsung
setidaknya sejak zaman dahulu. Sebelum masa kemerdekaan, wilayah Desa Sawojajar
termasuk dalam wilayah Kecamatan Wanasari. Dalam perkembangannya, Desa
Sawojajar tidak selalu menjadi desa yang makmur. Adakalanya ujian menghampiri
masyarakat, sehingga menimbulkan musibah baik harta benda maupun korban jiwa.
Dari cerita tutur tetua masyarakat, pada tahun 1986 terjadi banjir bandang Sungai
Pemali yang dampaknya terasa di Desa Sawojajar. Akibat banjir tersebut masyarakat
desa mengalami paceklik karena gagal panen.
Abrasi dan akresi terjadi di Desa Sawojajar, dimana abrasi telah menghancurkan
tambak milik warga. Hal ini berawal ketika pada tahun 1980 dimana terjadi booming
trend budidaya udang windu. Warga berbondong-bondong membuka lahan untuk
tambak udang windu dengan merusak habitat mangrove yang ada. Seiring dengan hal
tersebut, kerusakan lingkungan dan degradasi daya dukung lahan hingga pemanasan
global membuat usaha tambak udang windu yang gulung tikar karena tambak-tambak
tersebut mengalami abrasi sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut warga pemilik
tambak mulai menanam mangrove pada pematang tambaknya untuk mencegah
terjadinya abrasi sekaligus banjir rob. Dari sinilah mulai timbul kesadaran warga untuk

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 8


menanam kembali habitat mangrove. Sedangkan Akresi berasal dari sedimen Sungai
Pemali yang terangkut hingga ke hilir (muara) dan mengendap akibat erosi yang terjadi
pada daerah hulu sungai Pemali. Salah satu bentuk akresi yang terjadi adalah
terbentuknya Pulau Pasir yang ada di Desa Sawojajar. Akresi juga menyebabkan
pendangkalan terhadap sungai-sungai di pesisir Desa Sawojajar.

Nama dan Objek Wisata


1. Desa Wisata Mangrove Pandansari adalah desa wisata yang ada di Desa
Sawojajar Kecamatan Wanasari dengan objek daerah tujuan wisata di Dukuh
Pandansari Desa Sawojajar.
2. Desa Wisata Mangrove Pandansari merupakan wisata berbasis lingkungan
dengan memperhatikan keberlanjutan ekowisata pesisir hutan mangrove beserta
keanekaragaman hayati dan tradisi masyarakatnya.
3. Desa wisata mangrove pandansari adalah wisata ekologi hutan mangrove dan
pulau pasir serta potensi sumber daya perikanan dan kelautan yang akan
dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Dukuh Pandansari
Desa Sawojajar secara keseluruhan.

Pengelolaan Desa Wisata


1. Pengelolaan Desa Wisata Mangrove Pandansari adalah Kelompok Sadar Wisata
(POKDARWIS) PULAU CEMARA sesuai dengan keputusan Kepala Dinas Pariwisata
Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Brebes Tahun 2015 Tanggal 15
Oktober 2015.
2. Pengelola Desa Wisata Mangrove Pandansari wisata, POKDARWIS PULAU
CEMARA bersama Desa Sawojajar berhak mengelola secara penuh dalam
mengembangkan, memelihara dan memajukan objek wisata sesuai dengan program
yang direncanakan secara bersama dengan memperhatikan arahan dari pihak-pihak
yang terkait.
3. Pengelola dan atau pemerintah desa berhak untuk mengatur unit-unit kegiatan
yang tercakup dalam aktifitas pariwisata dan pendukung pariwisata demi ketertiban
bersama dengan memperhatikan saran dan masukan dari pihak-pihak terkait.
4. Yang dimaksud dengan pihak terkait adalah semua komponen masyarakat,
lembaga, instansi pemerintahan dan institusi yang lain yang terlibat dan terkait dengan
kegiatan pariwisata di daerah tujuan wisata PULAU CEMARA.

IV. ASPEK PEMASARAN


IV.1. Pengembangan Bisnis

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 9


Dahulu daerah Sawojajar adalah daerah pertambakan yang sebagian telah diterjang
oleh ombak sehingga terjadi abrasi yang menjadikan tambak tersebut menjadi laut.
Seiring berjalannya waktu, beberapa daerah tersebut ditanami mangrove oleh
masyarakat sekitar dan selanjutnya daerah tersebut menjadi hutan yang merupakan
destinasi untuk wisata mangrove.
Terbentuknya destinasi wisata tersebut dikelola oleh masyarakat sekitar yang
selanjutnya didukung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes. Pengembangan
wisata mangrove saat ini seperti taman kupu – kupu, taman burung, konservasi kepiting
soka dan sekolah alam hutan mangrove. Selain pengembangan tersebut masih banyak
lagi perencanaan untuk pengembangan antara lain permainan jetski, banana boat atau
sepeda air dan memancing .
Menyadari pengembangan tersebut maka perlu dibuat promosi sarana dan prasarana
pendukung antara lain pembuatan website ekowisata hutan mangrove, leaflet spanduk
dan sarana lainnya untuk mempermudah wisatawan menemukan Desa Sawojajar.
Pengembangan lainnya seperti fasilitas loket tiket, kios kuliner/PKL, ruang kesehatan,
lavatory, parkir, musholla, dan menara pengawas.

IV.2. Target Pasar


Target pasar pariwisata hutan mangrove Kabupaten Brebes adalah masyarakat
Kabupaten Brebes dan kabupaten/kota di sekitarnya seperti Kota Tegal, Kabupaten
Tegal, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan dan lainnya.
Dengan adanya promosi fisik dan e-promotion diharapkan bukan hanya wisatawan
lokal Kabupaten Brebes dan sekitarnya tetapi daerah lainnya sampai tingkat nasional
yang akan mengunjungi Objek Wisata Hutan Mangrove Pandansari Green Area.

V. MANAJEMEN DAN ORGANISASI


V.1. Struktur Organisasi

Penanggung Jawab

Ketua Pokdarwis

Sekretaris

Wakil Ketua

Bendahara

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 10


Pokja Pokja Pokja Pokja
Marketing Operasional Akuntansi/Keuangan Personalia

Staff Staff Staff Staff

V.2. Lembaga atau Institusi Terkait


Hutan Mangrove Dukuh Pandansari Desa SAWOJAJAR KECAMATAN WANASARI
KABUPATEN BREBES Jawa Tengah dalam kesehariannya bekerja sama dengan
Dinas Perhubungan, Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan
Pengembangan Daerah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Dinas Perikanan
Kabupaten Brebes.

VI. ASPEK KEUANGAN


VI.1. Umum
Dalam aspek keuangan akan diuraikan mengenai jumlah kebutuhan biaya proyek
(investasi), sumber dan struktur pembiayaan, pendapatan beserta asumsinya dan
kesimpulannya.

VI.2. Jumlah Kebutuhan Biaya Proyek (Investasi)


Biaya investasi untuk pengembangan sarana prasarana pengembangan ekowisata
hutan mangrove adalah sebagai berikut :
No. Keterangan Unit Harga / Unit Total
Nilai
1 Pengadaan Properti Jalan
Mangrove
- Besi 3.300 60.000 198.000
- Semen 500 65.000 32.500
- Sirtu 50 700.000 35.000
- Kayu Pegangan 1.250 22.000 27.500
- Papan Kruing 10.000 201.000 2.010.000
- Paku Baja 50 20.000 1.000
BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 11
- Cat 100 60.000 6.000
- Peralon 3.300 288.500 952.050
SUB TOTAL 0
2 Pengadaan Properti Bangunan 10
Joglo Magrove
- Papan Kruing 40 201.000 8.040
- Kayu Reng 400 22.000 8.800
- Kayu Glugu 10 20.000 200
- Besi 40 60.000 2.400
- Semen 50 65.000 3.250
- Sirtu 50 700.000 35.000
- Paku Baja 50 20.000 1.000
- Cat 20 60.000 1.200
SUB TOTAL 0
3 Pengadaan Water Sport 5 13.500 67.500
Banana Boat
SUB TOTAL 67.500
4 Pengadaan Water Sport Jet Ski 5 21.500 107.500
air
SUB TOTAL 107.500
5 Pengadaan Alat Permainan 5 3.500.000 17.500
Anak (Ayunan)
SUB TOTAL 17.500
6 Pengadaan Sepeda Air 5 12.000.000 60.000
SUB TOTAL 60.000
7 Pengadaan Kerambah 1 20.000.000 20.000
Pemancingan
SUB TOTAL 20.000
TOTAL 3.594.440

Sedangkan kebutuhan modal kerja yang dipergunakan untuk perputaran usaha adalah
sebagai berikut :

No. Keterangan Total ( Rp.000 )


1. Modal Kerja - 3 bulan
- Biaya Tenaga Kerja 170.000
- Biaya Bahan Bakar 21.500
- Biaya Pemeliharaan 25.500
- Biaya Listrik 3.000
- Biaya Alat Tulis Kantor 2.000
- Biaya Telepon/fax 1.500
- Biaya Administrasi Umum 6.000
- Biaya Pemasaran 50.000
Jumlah Kredit Modal Kerja 279,5
Jumlah Kebutuhan Biaya Proyek 3.594.440
Jumlah Kebutuhan Biaya Proyek 3.600.000
( dibulatkan )

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 12


VI.3. Sumber dan Struktur Pembiayaan
Untuk mewujudkan rencana proyek tersebut diharapkan akan dibiayai dari dana yang
bersumber dari investor, institusi perbankan dan ditambah dari modal sendiri.
Struktur pembiayaannya dapat diuraiakan sebagai berikut :

Keterangan Total ( Rp.000 )


Investasi 2.300.000
Modal Kerja 1.300.000
Total Dibulatkan 3.600.000

VI.4. Asumsi dan dasar perhitungan penyusunan proyeksi


VI.4.1. Penjualan
Asumsi proyeksi penjualan adalah sebagai berikut :
Asumsi-asumsi dan dasar perhitungan dalam penyusunan proyeksi laporan keuangan
adalah sebagai berikut :
Tarif Jasa Tiket masuk pada hari biasa Rp. 15.000 x 500 pengunjungx 4 hari x 4
minggu = 150.000.000
Tarif Jasa Tiket masuk pada hari besar/libur Rp. 20.000 x 2000 pengunjung x 2 hari x 4
minggu = 240.000.000
Tarif Jasa Parkir Mobil masuk Rp. 5.000 x 100 pengunjung x 7 hari x 4 minggu =
14.000.000
Tarif Jasa Parkir Motor masuk Rp. 2.000 x 300 pengunjung x 7 hari x 4 minggu =
16.800.000
Tarif Restribusi Pedagang yang jualan disekitar lahan parkir 20 pedagang x Rp. 5000 x
7 hari x 4 minggu = 2.800.000
Tarif Jasa Banana Board masuk Rp. 50.000 x 20 pengunjung x 7 hari x 4 minggu =
28.000.000
Tarif Jasa Jet Ski Air masuk Rp. 75.000 x 20 pengunjung x 7 hari x 4 minggu =
42.000.000
Tarif Jasa Sepeda Air masuk Rp. 20.000 x 20 pengunjung x 7 hari x 4 minggu =
11.200.000
Tarif Jasa Pemancingan masuk Rp. 10.000 x 50 pengunjung x 7 hari x 4 minggu =
14.000.000
Pendapatan ikan dari pemancingan Rp. 15.000 x 100 kg x 7 hari x 4 minggu =
42.000.000
Tarif Jasa Toilet pada Rp. 2000 x 50 pengunjung x 7 hari x 4 minggu = 2.800.000

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 13


VI.4.2. Biaya Tenaga Kerja
Asumsi proyeksi biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut :
- Kenaikan gaji setiap tahunnya sebesar 10%
- Jumlah Tenaga kerja dan gaji perbulan setiap tenaga kerja adalah :

No Keterangan Jumlah Gaji/Bulan Total


.
1. Ketua Pokdarwis 1 3.500.000 3.500.000
2. Wakil Ketua 1 3.000.000 3.000.000
3. Sekretaris 1 2.500.000 2.500.000
4. Bendahara 1 3.000.000 3.000.000
5. Pokja 4 1.600.000 6.400.000
6. Jaga Malam 2 1.000.000 2.000.000
TOTAL 0

VI.4.3. Biaya Bahan Bakar Minyak


Asumsi proyeksi penyusunan biaya bahan bakar minyak untuk banana board dan Jet
Ski Air dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Pemakaian solar (Liter/jam) sebesar 10 liter/jam, setiap tahun naik 10%
- Jumlah jam operasional per hari 5 jam
- Jumlah hari kerja adalah 30 hari
- Harga solar adalah Rp.5.150/liter, setiap tahun naik 10%
- Pemakaian minyak pelumas per bulan 10 liter, kenaikan setiap tahunnya 10%
- Harga minyak pelumas Rp. 114.000 /liter, setiap tahun naik 10%

VI.4.4. Biaya Fee Warga


Biaya Fee Warga sebagai pemilik lahan tambak adalah 20% dari pendapatan jasa
hutan mangrove

VI.4.5. Biaya Pemeliharaan


Biaya pemeliharaan adalah biaya untuk pembelian sparepart alat banana board, Jet Ski
Air dan Alat Permainan Anak diasumsikan 1% dari nilai perolehan banana board dan
Jet Ski dan kenaikan per tahunnya sebesar 10%

VI.4.6. Biaya Penyusutan


Metode yang digunakan dalam perhitungan aktiva tetap adalah metode garis lurus
(straight lines) dengan umur penyusutan sebagai berikut :

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 14


No. Keterangan Umur Ekonomis
1. Banana Boat dan Jet Ski 10 tahun
2. Inventaris 5 tahun
3. Alat Permainan Anak 10 tahun

VI.4.7. Biaya Listrik


Biaya listrik adalah biaya pemakaian listrik PLN untuk kawasan hutan mangrove
diasumsikan sebesar Rp. 5.000.000 per bulan, setiap tahun diproyeksikan naik sebesar
10%.
Sumber penyediaan listrik pada bangunan tersebut berasal dari:
 Sumber utama dari PLN
 Cadangan penyedian listrik dari genset, apabila aliran listrik dari PLN terputus

Listrik PLN diterima trafo untuk penstabilan tegangan, diteruskan ke Main Distribution
Panel (MDP), diteruskan ke Secondary Distribution Panel (SDP) untuk kemudian
diterima oleh peralatan listrik. Sedangkan generator set mempunyai kekuatan 70% dari
keadaan normal. Perlu diperhatikan bahwa generator set ini membutuhkan persyaratan
ruang tersendiri, untuk meredam suara dan getaran yang ditimbulkan. Biasanya untuk
mereduksi getaran dan suara ini digunakan double slab, pada ruang ini juga bisa
dilapisi dengan rockwall. Terdapat juga energi alternatif yang bersumber dari energi
matahari, angin dan air. Yang kemudian disimpan di trafo kemudian disalurkan ke
kawasan desa.

SDP Distribusi
PLN Meteran
penerangan
N
Trafo ATS

Genset MDP
AC
Energi SDP
tenaga Pompa
Alternatif

Gambar Sistem listrik

6.4.9.1. Biaya Administrasi


Biaya Administrasi pengunjung yang di dapatkan dari karcis pengunjung sebesar Rp.
1.000 per pengunjung dibayarkan kepada Dinas Pariwisata

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 15


6.4.9.2. Biaya Telpon/faximile dan Biay Alat Tulis Kantor
Biaya telpon/faximile yang digunakan untuk kantor sebesar Rp. 2.000.000 per bulan,
setiap tahun naik sebesar 10%.
Biaya alat tulis kantor adalah biaya pembelian keperluan administrasi di kantor, setiap
bulan sebesar Rp. 500.000, setiap tahun naik sebesar 10%.

6.4.9.3. Biaya Usaha Administrasi Umum


- Gaji
Biaya gaji administrasi umum adalah biaya gaji untuk Kepala, Kabag operasional,
operator karcis, operator banana board & Jet Ski, Administrasi, Penjaga Malam.
Diproyeksikan setiap tahun naik sebesar 10%
- Jenis dan besaran biaya usaha administrasi umum selain gaji per bulan
diasumsikan sebagai berikut :

No. Keterangan Rp/Bulan


1. Transportasi 3.500.000
2. Perjalanan Dinas 6.000.000
3. Listrik 1.000.000
4. Telpon/Faximile 1.500.000
5. Alat tulis kantor 2.000.000
6. Lain-Lain 5.000.000
Diproyeksikan setiap tahunnya naik sebesar 10%
- Sedangkan untuk biaya penyusunan system komputerisasi administrasi
pelayanan jasa diharapkan akan selesai pada tahun 2019 dengan total biaya sebesar
Rp. 80.000.000 Terbagi atas beban tahun 2018 sebesar Rp 30.000.000 dan beban
tahun 2019 sebesar Rp. 50.000.000

6.4.9.4. Biaya Usaha Pemasaran

- Gaji
Adalah biaya gaji bagian pemasaran, diasumsikan sebesar Rp. 5.000.000 Per bulan
dan setiap tahunnya di proyeksikan naik sebesar 10%

Jenis dan besarnya biaya usaha pemasaran selain gaji per bulan adalah :

No. Keterangan Rp/Bulan


BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 16
1. Transportasi 3.500.000
2. Perjalanan Dinas 5.000.000
3. Promosi 20.000.000
4. Lain-lain 5.000.000
Diasumsikan setiap tahun naik sebesar 10%

6.4.9.5. Pajak
Besarnya pajak penghasilan Ps 25 Badan dihitung sesuai dengan ketentuan undang-
undang perpajakan yang berlaku. Sedangkan pajak pertambahan nilai (PPN) dihitung
sebesar 10% dari penjualan tiket pengunjung.

VII. ASPEK TEKNIK


VII.1. Gambaran Kondisi sekarang dan Proyeksi Pengembanagan Yang Akan
Dilakukan.
Dahulu daerah kalilingi adalah daerah pertambakan yang sebagian telah diterpa oleh
obak sehingga terjadi abrasi yang menjadikan tambak tersebut menjadi laut,
berjalannya waktu ditanam oleh masyarakat sekitar tanaman mangruv selanjutnya
daerah tersebut menjadi hutan yang merupakan destinasi untuk wisata mangrove.
Terbentuknyadestinasiwisatatersebutdikelolaolehmasyarakatsekitar yang
selanjutnyadidukungoleh PEMDA BREBES, pengembanganwisata mangrove seperti
pembuatantaman kupu – kupu, taman burung, konservasi kepiting soka dan yang
lainnya di sekolah alam hutan mangrove,
selainpengembangantersebutmasihbanyaklagiperencanaanuntukpengembanganantara
lain permainan jet sky, Banana boodatau yang dikenaldenganpermainan air laut /sea
would.
Menyadaripengembangantersebutmakaperludibuatpromosisaranadanprasaranpenduku
ng, antara lain pembuatanwab side,

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 17


liflatspandukdansaranalainnyauntuKmempermudahwisatawanmenemukandaerahkalilin
gi.

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 18


Adapun kriteria desain yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan jalan sepanjang 5 kilometer yang terbuat dari papan kruing dengan
lebar sekitar 2 meter dan tiang penyangga yang terbuat dari cor besi peralon.
2. Pembuatan Gasebo sebanyak 10 unit
3. Pembelian 5 Unit Banana Board
4. Pembelian 5 Unit Jet Ski Air
5. Pembelian 5 Unit Sepeda Air
BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 19
6. Pembelian Kerambah Pemancingan
7. Pembelian Alat Permainan Anak (ayunan)

VII.2. Detail Kerangka Pekerjaan

Rencana Pekerjaan Tahun Tahun Tahun


Pertama Kedua Ketiga
Sem Sem Sem Sem Sem Sem
1 2 1 2 1 2
Tahap Pertama
1. Pembelian Peralatan Properti
Jalan : V

- Besi V

- Semen V
V
- Sirtu
V
- Kayu Pegangan
V
- Papan Kruing
V
- Paku Baja
V
- Cat
V
- Peralon
V
2. Pembelian Peralatan Properti
V
Bangunan :
V
- Besi
V
- Semen
V
- Sirtu
V
- Kayu Pegangan
V
- Papan Kruing
V
- Paku Baja
- Cat
- Peralon
- Drum
BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 20
Tahap Kedua
1. Pembelian Banana Boat V

2. Pembelian Jet Ski Air V

Tahap Ketiga V
1. Pembelian Alat Mainan (Ayunan)
2. Pemeriksaan Akhir V

LAYOUT 1 PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA HUTAN MANGROVE


Banana Boat

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 21


Jet Ski

Rencana
pembangunan
jalan baru

Gasebo

Banana Boat

Jet Ski

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 22


LAYOUT 2 PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA HUTAN MANGROVE

Keterangan :

Sepeda Air / Bebek Air

Pemancingan
BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 23
Ikan
VIII. ASPEK KETERSEDIAAN SUMBER DAYA
VIII.1. Sumber Daya Alam
- Hutan Mangrove yang digunakan untuk ekowisata.

VIII.2. Sumber Daya Manusia


Potensi masyarakat sekitar yang dapat diserap
N Posisi Jumlah
o
1 Staff Akuntansi/Keuangan 2
2 Staff Personalia dan Umum 2
3 Staff Pemasaran 4
4 Staff Perawatan 4
5 Operator Banana Boat, Jet Ski 5
6 Administrasi 2
7 Office Boy 2
Jumlah 21

IX. ASPEK KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG


IX.1. Jaringan Energy dan Tenaga Listrik
- Jaringan Listrik sebesar 30 Kw

IX.2. Jaringan Telekomunikasi


- Terjangkau oleh pembangunan sarana telekomunikasi kabel
- Jangkauan sinyal yang cukup bagus untuk jenis telepon seluler

IX.3. Jaringan Sumber Daya Air dan Jaminan Pasokan Air Baku
- Adanya sumur artesis di lokasi

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 24


IX.4. Sanitasi
- Adanya TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang berjarak 4 Km dari lokasi

IX.5. Jaringan Transportasi


- Stasiun Kereta Api yang masing-masing berjarak ± 15 Km dari hutan
mangrove, dan ± 28 Km dari stasiun Tegal
- Terminal Bus Brebes yang berjarak ± 38 Km dari lokasi hutan mangrove, dan
± 22 Km dari Terminal Bus Tegal

X. NARA HUBUNG
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten
Brebes
Jl. Jend. Sudirman No. 159 Brebes - 52212
Telp. (0283) 671821
Fax. (0283) 672429
E-mail : .....................................................

BAPERLITBANGDA dan DPMPTSP Kabupaten Brebes 25

Anda mungkin juga menyukai