I. Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan yang sangat beragam,
meliputi ikan Pelagis, ikan Demersal dll. Potensi sumberdaya perikanan yang besar
ini tersebar di sebelas wilayah pengelolaan perikanan Indonesia. Bawean
merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi perikanan yang besar hal ini
dikarenakan bawean merupakan pulau yang terdapat di tengah-tengah laut jawa,
berdasarkan posisinya ini menyebabkan Bawean merupakan wilayah yang sangat
strategis untuk melakukan aktifitas penangkapan.
Wilayah yang strategis dengan banyaknya jumlah sumberdaya menyebabkan
keinginan untuk melakukan penangkapan secara besar-besaran oleh masyarakat
lokal maupun nelayan pendatang dari jawa. Penggunaan alat tangkap yang tidak
tidak tepat guna untuk melakukan eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya
perikanan tanpa memikirkan keberlangsungan sumberdaya contohnya penggunaan
Bom dan Bius menyebabkan permasalahan dikemudian hari yaitu kerusakan
lingkungan berupa rusaknya terumbu karang dan penurunan stock hasil tangkapan.
Oleh karena itu maka perlu dilakukan upaya mengelola lingkungan (ekosistem laut)
dengan cara mengembangkan terumbu karang buatan (artificial reef) yang dapat di
kategorikan sebagai Rumpon, serta penggunaan alat tangkap ramah lingkungan
seperti pancing ulur, gill net serta bubu.
Seiring dengan jumlah kapal semakain bertambah bahkan melebihi daya
dukung perairan serta penggunaan alat tangkap yang tidak selektif sehingga
menyebabkan telur ikan, jouvenil serta ikan yang beruaya juga tertangkap sehingga
menyebabkan ikan menjadi mati sia-sia serta tidak berharga. Melalui penggunaan
atau pembuatan rumah ikan ini akan menyebabkan ikan-ikan kecil dan jouvenil
maupun ikan-ikan yang akan bereproduksi akan dapat memiliki waktu dan tempat
untuk melakukan pertumbuhan sehingga dengan adanya rumpon atau rumah ikan
ini akan meningkatkan tingkat kehidupan ikan yang nantinya ikan ikan kecil ini akan
tumbuh dan dewasa.
Rumpon / rumah ikan merupakan alat bantu penangkapan yang berfungsi
untuk menarik perhatian ikan untuk datang dan berkumpul di suatu tempat yang
selanjutnya dilakukan penangkapan. Rumah ikan (rumpon dasar) sebagai terumbu
buatan adalah suatu bangunan yang dirancang sedemikian rupa agar secara
ekologis diharapkan sebagai habitat alami ikan, kemudian ditenggelamkan didasar
laut. Sehingga dengan penenggalaman ini diharapkan rumpon dasar ini berfungsi
sebagai tempat ikan berlindung, mencari makan, memijah dan tumbuh. Dengan
banyak ikan yang tumbuh berkembang di daerah itu diharapkan akan menyebabkan
kembalinya ekosistem laut serta mampu meningkatkan produktifitas tangkapan
nelayan.
Beranjak dari hal tersebut kami kelompok kerukunan nelayan mandiri
sidogedungbatu bermaksud membuat rumah ikan dari beton dan besi bekas. Hal ini
kita gagas dalam rangka melestarikan lingkungan bawah laut dikawasan laut desa
sidogedungbatu, demi menjaga kelestarian sumberdaya alam laut sehingga akan
menopang perekonomian masyarakat nelayan secara berkesinambungan.
III. Lokasi
Lokasi yang akan di tempati pembuatan rumah ikan dan transplantasi terumbu
karang adalah kawasan laut sidogedungbatu