Anda di halaman 1dari 94

Desain dan Konstruksi

Apartemen Ikan
(Fish Apartemen)
Dalam rangka upaya
pemulihan sumberdaya ikan
dan habitatnya

Oleh : Agus Suryadi

BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENANGKAPAN IKAN


DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Apa yang dimaksud Apartemen Ikan :

Suatu bangunan yang tersusun dari benda


padat yang ditempatkan didalam perairan,
yang berfungsi sebagai areal berpijah bagi
ikan ikan dewasa (spawning ground) dan
atau areal perlindungan, asuhan dan
pembesaran, bagi telur serta anak anak ikan
(nursery ground), yang bertujuan untuk
memulihkan ketersediaan (stocks) dan
pengkayaan sumberdaya ikan.
Berdasarkan pengalaman
sederhana..
Pada sebatang kayu yang terapung di laut
biasanya dijadikan tempat bermain ikan-
ikan kecil
Sejumput rumput atau dedaunan dilaut
biasanya dihuni biota hidup
Pada tali long line sering dijumpai telur
cumi-cumi

Bagaimana kalau dibuatkan saja media bermain,


bertelur, berlindung untuk biota / ikan / cumi-cumi
tersebut di dasar laut berupa rumah ikan
Menengok ke belakang
Tentang

Terumbu Karang Buatan


Rumpon Dasar
Apartemen ikan
Terumbu Karang Buatan (TKB)
Bangunan di dalam perairan yang berfungsi sebagai tempat menempelnya
planula-planula karang dan atau sebagai tempat transplantasi karang yang
berfungsi untuk meningkatkan produktivitas perairan karang
Pada areal TKB tidak boleh dilakukan operasi / aktivitas penangkapan ikan
TKB dipasang di perairan karang atau berbatu dengan tingkat kecerahan
perairan yang tinggi
RUMPON DASAR :
Bangunan di dasar perairan yang berfungsi sebagai alat Bantu pengumpul
ikan dalam operasi penangkapan ikan yang bertujuan untuk meningkatkan
efektiVitas dan efisiensi operasi penangkapan ikan
Pada areal rumpon dasar boleh dilakukan operasi penangkapan ikan
Rumpon dasar dipasang di perairan yang mempunyai dasar perairan
berupa lumpur, pasir, berbatu
Rumpon dasar tidak boleh dipasang pada areal perairan karang
APARTEMEN IKAN :
Bangunan di dasar perairan yang berfungsi sebagai areal pemijahan dan
asuhan anak ikan (larva dan juvenil) yang bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas perairan / SDI
Pada areal apartemen ikan tidak boleh dilakukan aktivitas penangkapan ikan
Apartemen ikan dipasang di perairan yang mempunyai dasar perairan berupa
lumpur, pasir, lumpur berpasir, berbatu atau pun karang
Apartemen ikan dipasang di areal spawning dan nursery ground
Kesamaan antara
terumbu karang buatan, rumpon dasar dan
apartemen ikan adalah :

dibuat / dibangun / dipasang di


dasar laut dengan tujuan langsung
atau tidak langsung untuk tempat
ikan berkumpul
Pendapat Ahli Tentang Konstruksi Rumah Ikan

Rumah ikan merupakan pengembangan dari rumpon


dasar, atau habitat buatan yang mempunyai berbagai
ragam bentuk, antara lain bentuk rangka kubus,
silinder, blok cangkang penyu, rangka pemeliharan
ikan, rangka bentuk segi lima, kombinasi beberapa
bentuk dan banyak lagi.

William S.Jr dan Lucian M. Sprague (1991)


merepresentasikan bahwa ukuran tinggi dan relief
habitat buatan harus memiliki kestabilan
hidrodinamik, kuat dan tidak mengganggu navigasi
kapal serta pertimbangan lainnya adalah menyangkut
biaya pembuatannya.
Ukuran dan jumlah lubang pada habitat buatan
mempengaruhi jumlah dan jenis ikan. Di siang
hari mungkin pengaruhnya kurang, akan tetapi di
waktu malam menjadi penting sebagai pelindung
ikan.

Pengalaman lain menunjukkan bahwa lubang


yang besar cenderung kurang memberikan
perlindungan bagi ikan kecil dari gangguan
predator, mengumpulkan sedikit jumlah dan jenis
ikan.

Ogawa dalam Cofish (2006), menyatakan bahwa


ikan tidak tinggal pada kamar atau ruang habitat
buatan dengan ukuran bukaan 2 m atau lebih,
dan menyarankan agar ukuran bukaan antara
0,15 ~ 1,5 m.
Berdasarkan beberapa saran dan pendapat
tersebut, maka bentuk dan konstruksi rumah
ikan dirancang dengan mempertimbangkan
kestabilan, ketahanan dalam air, keamanan
terhadap pelayaran, memiliki ruang atau lubang
kisi-kisi yang sesuai sebagai tempat perlindungan
ikan-ikan kecil.

Bentuk dan konstruksi rumah ikan yang terbuat


dari partisi plastik terbagi menjadi beberapa
bagian antara lain: partisi, sub modul, modul,
koloni dan group.
Menurut Cofish (2006) :
Penggunaan bangunan habitat buatan atau
rumah ikan semakin banyak dilakukan
karena merupakan praktek yang
bertanggung jawab dan meningkatkan
efisiensi pemanfaatan sumberdaya ikan dan
meningkatkan keberhasilan pengelolaan
sumber daya dan lingkungannya.
Masih menurut Cofish (2006)
Beberapa tujuan penggunaan habitat buatan / rumah ikan
telah diidentifikasi antara lain sebagai :
(1) pengembangan penangkapan ikan;
(2) pengurangan tekanan penangkapan pada jumlah yang dibatasi;
(3) pencegahan operasi penangkapan ikan di jalur lintas kapal;
(4) menghindarkan operasi kapal trawl;
(5) perbaikan dan pemulihan pertumbuhan habitat yang rusak;
(6) pengendalian erosi pantai;
(7) melengkapi kebutuhan bangunan breakwater dan
(8) penyediaan area spawning ground.
(9) penyediaan areal untuk penyelaman bagi pariwisata dan rekreasi;
(10) untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
(11) untuk menyediakan ladang bagi pembudidayaan kerang-kerangan dan
sebagainya
B E B E R A PA D E S A I N M O D U L
R U M P O N D A S A R / H A B I TAT B U ATA N
H A S I L R E K AYA S A B B P P I

80 modul terpasang di Kab. Pekalongan


dan 30 modul di Kab. Rembang

300 modul terpasang di Kab.


Demak dan 100 modul di Kab. 60 modul terpasang di
Pekalongan Kab. Pekalongan dan
70 modul di Kab. Pati
Photo modul rumpon dasar / habitat buatan
terbuat dari hil ban truk.
Satu Modul
yang terdiri
dari; 79 bingkai (hil) ban truk
dan 4 ban truk untuk
diisi semen cor 25 kg
1 Modul 1 Grup
1 Koloni

1 Gugusan
Sedikit cerita tentang.
Kronologis pemasangan rumpon dasar / habitat buatan
dari hill ban bekas di Kabupaten Pekalongan
Tahun Jumlah modul Pengelola Keterangan

2003 30 modul besar Diskanlut Kab. Pkl Pemasangan perdana


2004 50 modul besar Diskanlut Kab. Pkl Nelayan sudah merasakan
dampak positif
pemasangan rumpon dasar.
2005 Tidak dianggarkan - nelayan mengajukan
protes ke DPRD Kab.
Pekalongan agar
pemasangan rumpon
dasar ditambah/dilanjutkan.
2006 100 modul besar Diskanlut Kab. Pkl
2007 * 60 modul kecil Diskanlut Prov. Jateng
* 60 modul Diskanlut Prov. Jateng
120 modul kecil Diskanlut Prov. Jateng

110 modul besar Diskanlut Kab. Pkl


2008 110 modul besar Diskanlut Kab. Pkl
Permasalahan dan Kendala rumpon dasar / habitat
buatan dari hill ban bekas dan solusinya

Sinyalemen bahwa konon karet ban mengandung racun dioksin


Surat Edaran Ditjen Tangkap Nomor : 4179/DPT.2/PI.340.D2/IX/08,
tanggal 24 September 2008
Bahan dasar modul yang terbuat dari hill ban bekas persediannya
terbatas sehingga pengadaannya sulit dan memakan waktu
Tantangan bagi BBPPI Semarang untuk melakukan rancang bangun
rekayasa modul rumpon dasar / habitat buatan dengan model & material
baru yang mudah diperoleh dan dapat memenuhi kebutuhan dalam
jangka panjang
Program rumah ikan merupakan hal baru, pengalaman dalam rekayasa
rumpon dasar merupakan modal dalam melakukan rekayasa teknologi
rumah ikan
Salah satu solusi / alternatif bahan rumpon adalah dari plastik
Mengapa plastik ?
Pertimbangannya adalah .

Recycling
Contoh dan kegunaan polimer komersial
Polimer komersial Kegunaan / Manfaat
Polietilena massa jenis rendah(LDPE) Lapisan pengemas, isolasi kawat, dan kabel,
barang mainan, botol yang lentur, bahan pelapis
Polietilena massa jenis rendah(HDPE) Botol, drum, pipa, saluran, lembaran, film, isolasi
kawat dan kabel
Polipropilena (PP) Tali, anyaman, karpet, film
Poli(vinil klorida) (PVC) Bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk lantai,
isolasi kawat dan kabel
Polistirena (PS) Bahan pengemas (busa), perabotan rumah,
barang mainan
Grove, R.S. dkk (1991) :

merekomendasikan bahwa bahan plastik


dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
modul artificial reef (terumbu karang
buatan) = rumah ikan
RUMAH IKAN
BAHAN PLASTIK

RUMPON DASAR/RUMAH IKAN


DARI BAHAN KRAT GELAS
DI BREBES DAN DI BELAWAN
MODEL RUMAH IKAN
YANG AKAN DI BUAT TAHUN INI
(bahan partisi plastik kranjang budidaya kerang mutiara)
Demo ke liat/alot-an plastik bahan
Modul adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan
unit rumah ikan

Kerangka adalah komponen rumah ikan yang tersusun dari


rangkaian partisi plastik dan berfungsi sebagai
tempat berlindung telur, larva dan juvenille ikan
serta untuk menempatkan shelter.

Partisi adalah komponen dari kerangka berbentuk keping /


lempengan terbuat dari bahan plastik yang
merupakan hasil cetakan (hasil pabrikan).

Shelter adalah komponen rumah ikan yang terbuat dari pita


plastik/potongan tali/potongan jaring atau bahan
lainnya yang berfungsi sebagai media menempel dan
berlindungnya telur, larva dan juvenille ikan.

Pemberat adalah komponen rumah ikan yang terbuat dari


beton cor (cement concreted) atau bahan lainnya
yang berfungsi sebagai pemberat / stabilisator
agar kerangka rumah ikan dapat berdiri tegak.

Koloni adalah kumpulan modul yang terdiri dari 4-6 modul yang
dirangkai menjadi satu dengan menggunakan tiang
dan tali penuntun.

Group adalah kumpulan koloni yang terdiri dari 60-80 koloni


yang ditempatkan dalam satu areal yang telah
ditentukan.
Partisi dan Modul
Prinsip Pemilihan Bahan Baku Modul
Rumah Ikan

Bahan dapat terbuat dari bahan apa saja (kayu, bambu,


tembikar, semen cor, besi/logam, ban bekas atau bahan
alternatif lain) dengan prinsip utama :
- ketersediaan bahan baku mudah didapat atau dapat
disesuaikan dengan ketersediaan di daerah tersebut
- harga relatif murah / terjangkau
- aman / tidak beracun dan tidak akan merusak
lingkungan
- dapat diangkut dengan mudah (walau dalam jumlah
besar), serta tidak mudah rusak
- teknik perakitan / pembuatannya mudah dilakukan
Bahan dan komponen rumah ikan
secara umum terdiri dari :
kerangka rumah ikan,
shelter,
pemberat,
tali cabang koloni,
tiang penuntun ,
pelampung tanda
Bahan Krat Botol :
1. Sebuah Modul terdiri dari beberapa komponen:
a. 4 sub modul, dimana 1 sub modul terdiri dari 11 krat , sehingga dalam 1
modul terdiri 44 krat ditambah 3 krat sebagai puncaknya.
b. Tali pengikat partisi PA Monofilament No.700; panjang 0,5 - 0,6 meter)
c. Shelter, terbuat dari rumbai-rumbai pita plastik/potongan tali / potongan
jaring dan terdiri dari 30-40 rumbai-rumbai pita plastik, 12 - 16 ikat
gulungan, dan tali pengikat rumbai/gulungan tali (PA Monofilament
No.400/500)
d. Pemberat, terbuat dari sebuah partisi krat botol paling bawah dari setiap
sub modul yang diisi semen cor dan Balok Beton cor (120 x 12 x 12 cm)
2 buah.
e. Tali pengikat pemberat dengan kerangka (PE 5 mm; 2 meter)
sebanyak 8 utas
2.Satu Koloni terdiri dari:
a. 4 6 modul dengan jarak 5 meter
b. Satu unit perlengkapan pemasangan yang terdiri dari
pemberat, tiang dan tali penuntun
c. Luasan dasar perairan dalam satu koloni (covered area)
60 75 m2
3.Satu Group rumah ikan untuk terdiri dari:
a. 6080 koloni
b. Jarak antar koloni 15-20 meter
c. Luasan dasar perairan yang diliput / terliput (covered
area) 1 ha
NO KOMPONEN BAHAN JUMLAH SATUAN KET.
A KERANGKA
1 Partisi krat Krat botol 48 buah
2 Tali Pengikat PA Mono No. 700 1 roll 150 m
3 Tali Cabang PE 5 mm 10 meter 200 m
B SHELTER
1 Rumbai-rumbai Pita Plastik / PE (packing band) 1/2 - 3/4 roll
Tali PE 4 mm 80 meter 200 m
2 Tali pengikat PA Mono No. 700 1 roll 150 m
C PEMBERAT
1 Pemberat Kotak Krat diisi Beton cor 4 buah
2 Pemberat Balok beton cor ( 12x12x120) cm 2 buah
3 Tali pengikat PE 5 mm 20 meter 200
D KELENGKAPAN
1 Tali Cabang PE 5 mm 5 meter
2 Cincin Penuntun Ban bekas motor 1 buah
Catatan : Untuk pembuatan 1 modul
No Komponen Bahan Jumlah Satuan Ket.
1 Tali cabang PE 5 mm 25 meter 5 m/modul
koloni
2 Cincin penuntun ban bekas 5 buah 1 buah/modul
3 Tiang penuntun Bambu (5 m) 2 batang
4 Tali penuntun PE 5 mm 1 utas sesuai
kedalaman
5 Pemberat Semen cor ( 50 2 buah
kg)
6 Tali pemberat PE 5 mm 2 utas sesuai
kedalaman
dikurangi 2 m
No Komponen Bahan Jumlah Satuan Ket.
1 Bendera tanda Kain/Plastik ( 60 x 60) 1 buah
cm
2 Tiang bag. Atas Besi pipa galvanis 1 3 meter Kedua tiang
inch disambung
3 Tiang bag. Bawah Besi pipa galvanis 2 in 2 meter menjadi
satu
4 Pelampung Drum galvanis dilapisi 1 unit terdiri dari
fiberglass 3
sambungan
5 Pemberat Semen cor ( 45 kg) 1 buah bentuk
kotak
6 Plat penyambung Stainless steel 1 unit
7 Cincin bingkai ban truk 1 buah
a. Pembuatan pemberat kotak beton
- Pemberat kotak beton keberadaannya menyatu partisi
krat paling bawah dari sub modul
- Caranya dengan mengisi satu partisi krat dengan semen
cor setinggi dari tinggi krat dengan komposisi Pasir :
batu split : semen = 3:2:1.
b.Pembuatan pemberat balok beton
- Pemberat balok beton dibuat dengan cara mencetak
adonan semen cor pada cetakan dari kayu dengan
ukuran 120 x 12 x 12 cm.
- pada celah cetakan kayu tersebut dimasukkan kerangka
besi dan kemudian dituangkan adonan semen cor dengan
komposisi sama dengan cor kotak partisi.
- Dalam proses pengerasan beton cor harus selalu dalam
keadaan basah dengan cara menyiram air pada beton cor
tersebut 3 - 4 kali tiap hari.
- Proses pengerasan beton cor tersebut membutuhkan
waktu 15 20 hari.
c. Perakitan sub modul
- Satu sub modul tersusun dari 11
partisi krat
- Partisi plastik yang paling bawah
pisah tersendiri dan dicor dengan
adonan beton cor sebagai pemberat
- 4 set partisi plastik yang lain proses
perakitannya sebagai berikut :
- Siapkan 10 partisi plastik
- Partisi-partisi tersebut dirangkai
menjadi satu dengan
menggunakan ikatan dari tali PA
mono (senar) sebanyak 64 titik
ikatan
e. Cara perakitan shelter
- Shelter dari bahan pita plastik
Pita plastik dipotong-potong sepanjang 60 cm
Tiap 4 potong pita plastik diikat menjadi satu dengan
menggunakan tali PA mono (senar) nomor 400
Jumlah rumbai-rumbai shelter yang dibutuhkan tiap modul adalah
30 -40 ikat
Shelter diikatkan pada bagian dinding luar modul
- Shelter dari bahan tali PE 4 mm
Tali dipotong-potong seanjang 10 meter
Tiap potongan tali tersebut digulung membentuk lingkaran
dengan 30 - 35 cm
Gulungan tali tersebut diikat dengan tali PA mono (senar) nomor
400 pada bagian tengahnya, sehingga membentuk seperti angka 8.
Jumlah rumbai-rumbai shelter yang dibutuhkan tiap modul adalah
12 - 16 ikat gulungan.
Shelter diikatkan pada bagian diikatkan di bagian dalam kerangka
rumah ikan.
f. Perakitan pelampung tanda
- Pipa galvanis 2 panjang 2 m disatukan (di las) pada
bagian tengah besi plat 4 mm; 57 cm kemudian diperkuat
dengan menggunakan besi beton 12 mm panjang 2 meter;
ujung atas besi beton di las pada besi plat 4 mm; ujung
bawah di las pada bagian bawah pipa galvanis 2
- Tiap drum di lapisi fibreglass sebanyak 3 lapis, kemudian
ketiga drum disatukan dan besi pipa galv 1 panjang 3
meter di masukkan di titik tengah pada ketiga drum tersebut
dengan posisi drum dari bawah ke atas,: drum 200 liter,
drum 100 liter dan drum 50 liter
- Rangkaian ketiga drum tersebut di tempatkan di atas besi
plat 4 mm; 57 cm
Perakitan
Untuk memperkuat posisi drum dan besi plat 4 mm; 57
cm menggunakan besi beton 8mm panjang 2,45 meter
sebanyak 4 batang dengan dilas pada dasar besi plat 4
mm dan bagian atas dari drum 50 liter
Besi plat strip tebal 6mm panjang 20 cm dilas pada
bagian bawah pipa galvanis 2, yang berfungsi
sebagai penjepit bingkai ban truk (gantungan tali
pemberat)
Proses pembuatan pelampung tanda di akhir dengan
membuat pemberat stabilisator bahan beton cor yang
ditempatkan pada bagian bawah pipa galvanis 2
Alternatif Bahan Rumpon Dasar Plastik
yang sedang akan dikembangkan BBPPI

Partisi Plastik dengan cetakan khusus


Bahan Modul Partisi
Plastik Cetak Rekayasa BBPPI

, yang tersusun dari:


80 partisi vertikal (partisi tegak) (P x L x D = 35 x 31,8 x 1,2 cm)
45 partisi horizontal (partisi mendatar) (P x L x D = 35 x 35 x 1,2
cm)
Tali pengikat partisi (PA Monofilament No.700; panjang 0,5 - 0,6
meter)

, yang tersusun/terbuat dari:


rumbai-rumbai pita plastik/potongan tali / potongan jaring.
30-40 rumbai-rumbai pita plastik, 12 - 16 ikat gulungan
Tali pengikat rumbai/gulungan tali (PA Monofilament
No.400/500)

, terbuat dari:
Kotak Beton cor (cement concreted); 35 x 35 x 12 cm; 4 buah
Balok Beton cor (cement concreted); 120 x 12 x 12 cm; 2 balok
memiliki dimensi :
Tinggi modul 185 cm
Luas penampang samping = (185 x 105) cm2
= 294,25 cm2
Luas penampang bawah = (105 x 105) cm2 =
110,25 cm2
Volume modul = 110,25cm2 x 185 cm =
20396,25 cm3

terdiri dari:
4 6 modul
Satu unit perlengkapan pemasangan yang
terdiri dari pemberat, tiang dan tali
penuntun
Jarak antar modul 5 meter
Luasan dasar perairan yang diliput /
terliput (covered area) 60 75 m2

apartemen ikan untuk terdiri dari:


6080 koloni
Jarak antar koloni 15-20 meter
Luasan dasar perairan yang diliput /
terliput (covered area) 1 ha
Animasi Pemasangan

1 set partisi
MODEL RUMAH IKAN
YANG AKAN DI BUAT TAHUN INI (sekarang)
(bahan partisi plastik media budidaya kerang mutiara)

Partisi tutup

Partisi sekat Partisi


1 kranjang
Dinding
1 modul = 27 kranjang
Kebutuhan 1 modul : 27 kranjang

1. Partisi :

Partisi dinding (70 x 21 cm) = 108 keping

Partisi sekat (20 x 20 cm) = 245 keping

Partisi tutup (20 x 20 cm) = 54 keping


2. Pengunci dan pengikat partisi :

Pengunci = 1350 biji ( 1 kranjang = 50 biji )

Senar PA Mono 700 = 100 utas @ 60 cm atau 1 roll

Kabel Ties (25 cm x 3 mm) = 100 biji (1 dus)


Pemberat Modul :

Kranjang cor semen 15 x 20 x 20 cm =


9 buah @ 15 kg ( total berat = 135 kg )

Balok cor semen 12 x 12 x 110 =


2 buah @ 40 kg ( total berat = 80 kg )
Cara perakitan modul
1. Merakit kranjang sebanyak 25 buah;
- 9 buah untuk kaki, kemudian di cor
semen setinggi 15 cm
- 9 buah untuk badan
- 3 buah untuk puncak kedua
- 2 buah untuk puncak pertama
Merakit
1 kranjang
Ikatan pengunci kabel ties
dan senar PA mono
Pengikatan pemberat modul

Pemberat kranjang cor sebanyak 9 buah


sudah terikat langsung dengan kranjang
badan pada saat perakitan modul
Pemberat balok cor semen sebanyak 2
buah di ikat pada masing-masing sisi
modul ; pengikatan dilakukan dengan
mengikat tali pada balok semen
menggunakan tali PE 5 mm sepanjang 1,5
meter
Posisi Modul Modul Rumah Ikan saat di Terjunkan Mengikuti Tiang dan
Tali Penuntun
Disarankan pada satu lokasi penempatan apartemen ikan luasan dasar
perairan yang terliput seluas 2 ha (didasarkan dari pengalaman
pemasangan rumpon dasar yang sudah dipasang pada suatu wilayah
perairan).

Dalam penentuan luasan area perlu memperhatikan hal-hal sebagai


berikut :
(ikan demersal) terkait dengan luasan
perairan yang mengalami degradasi habitat/ lingkungannya,
seperti : dinamika populasi, pola migrasi / penyebaran, serta
informasi lokasi pemijahan dan pengasuhannya.

, terkait dengan luasan dan volume areal yang dapat


terliput sehingga dapat menentukan kelayakan daya tampung
apartemen ikan untuk dapat mendukung pemulihan SDI yang
ada di suatu perairan.

, terkait dengan luasan perairan yang


dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan status sosial
masyarakat setempat yang berada di sekitar areal apartemen
Pemasangan 1 group apartemen ikan dapat meliput
luasan area perairan sebesar 1 ha
Berdasarkan pengalaman pemasangan rumpon dasar di beberapa daerah di utara
Jawa (Pekalongan dan Rembang), dimana dengan jumlah modul rumpon dasar yang
terpasang mencapai 300-400 modul terlihat pengaruhnya terhadap peningkatan
produksi hasil tangkapan nelayan setempat (informasi hasil wawancara yang diperoleh
dari nelayan Pekalongan dan Rembang).

Untuk mengoptimalkan efektitas pemulihan sumberdaya disuatu perairan dibutuhkan


volume modul habitat buatan minimal sebesar 400m3 (Sato, O.,1985),

Dalam 1 group apartemen ikan dibutuhkan 200 modul yang dapat meliput volume
perairan 440 m3 (ket. Volume 1 modul = 2,2 m3, 1 koloni = 11 m3).

Sebaiknya pemasangan apartemen ikan yang terdiri dari 400 modul dilakukan secara
bertahap (2-3 tahun).

Sumber :
Sato, O., 1985. Scitienfic rationales for fishing reef design. Bullentin of Marine Science
37 : 329-335
Formasi pemasangan rumah ikan 200 Modul per tahap
(meliput dasar perairan 1 hektar)
Tabel 1. Kebutuhan Bahan dan Komponen pembuatan 1 (satu) Modul Rumah Ikan
NO KOMPONEN BAHAN JUMLAH SATUAN KET.
A KERANGKA
1 Partisi Tegak Plastik (35x31,8x1,2) cm 80 keping
2 Partisi Datar Plastik (35x35x1,2) cm 45 keping
3 Tali Pengikat PA Mono No. 700 1 roll 150 m/roll
4 Tali Cabang PE 5 mm 10 meter 200 m/roll

B SHELTER
Pita Plastik / PE
1 Rumbai-rumbai 1/2 - 3/4 roll
(packing band)
Tali PE 4 mm 80 meter 200 m/roll
2 Tali pengikat PA Mono No. 700 1 roll 150 m/roll

C PEMBERAT
1 Pemberat Kotak Beton cor ( 35x35x12) cm 4 buah
2 Pemberat Balok beton cor ( 12x12x120) cm 2 buah
3 Tali pengikat dgn Kerangka PE 5 mm 20 meter 200 m/roll

D KELENGKAPAN
1 Tali Cabang Koloni PE 5 mm 5 meter
2 Cincin Penuntun Ban bekas motor atau bahan lainnya 1 buah
Tabel 2. Kebutuhan Bahan dan Komponen pembuatan 1 (satu) unit tiang penuntun
No Komponen Bahan Jumlah Satuan Ket.
1 Tali cabang koloni PE 5 mm 25 meter 5 m/modul
2 Cincin penuntun ban bekas / bahan lainnya 5 buah 1 buah/modul
3 Tiang penuntun bambu ( panjang 5 meter) 2 batang
4 Tali penuntun PE 5 mm 1 utas sesuai kedalaman
5 Pemberat Semen cor ( 50 kg) 2 buah
6 Tali pemberat PE 5 mm 2 utas sesuai kedalaman
dikurangi 2 meter

Tabel 3. Kebutuhan Bahan dan Komponen pembuatan 1 (satu) unit pelampung tanda
No Komponen Bahan Jumlah Satuan Ket.
1 Bendera tanda Kain/Plastik ( 60 x 60) cm 1 buah
2 Tiang bag. Atas Besi pipa galvanis 1 inch 3 meter Kedua tiang
disambung
3 Tiang bag. Bawah Besi pipa galvanis 2 inch 2 meter menjadi satu
4 Pelampung Drum galvanis dilapisi 1 unit terdiri dari
fiberglass 3 sambungan
5 Pemberat Semen cor ( 45 kg) 1 buah bentuk kotak
6 Plat penyambung Stainless steel 1 unit
7 Cincin bingkai ban truk 1 buah
Tabel 4. Kebutuhan Bahan dan Komponen pembuatan 1 (satu) Koloni
Rumah Ikan yang terdiri dari 5 modul
No Komponen Jumlah Satuan Ket.
1 Modul 5 modul
2 Tiang penuntun 1 unit

Tabel 5. Kebutuhan Bahan dan Komponen pembuatan 1 (satu)


Grup Rumah Ikan yang terdiri dari 20 koloni
No Komponen Jumlah Satuan Ket.
1 Modul 100 modul
2 Tiang penuntun 20 unit
3 Pelampung Tanda 2 unit
Peralatan Kerja
a. Peralatan kerja untuk perakitan sub modul di darat
- Pisau = 2 buah
- Gunting = 4 buah
- Coban besar = 12 buah
- Cangkul = 2 buah
- Sekop semen = 2 buah
- Cetok (sendok semen) = 2 buah
- Palu = 2 buah

b. Peralatan kerja untuk perakitan dan pemasangan modul


di atas kapal

1) Papan peluncur modul


2) Tiang penuntun moduL
PERAKITAN DAN PEMASANGAN APARTEMEN IKAN

Tahapan Perakitan Modul Apartemen Ikan

a. Pembuatan pemberat partisi kotak beton


Pemberat kotak beton keberadaannya menyatu dengan bagian paling
bawah dari sub modul,

b. Pembuatan pemberat balok beton


Pemberat balok beton dibuat dengan cara mencetak adonan semen
cor pada cetakan dari kayu dengan celah berukuran lebar 12 cm.
pada celah cetakan kayu tersebut dimasukkan kerangka besi dan
kemudian dituangkan adonan semen cor dengan komposisi = 3
bagian pasir : 2 bagian batu split : 1 bagian semen sehingga akan
dihasilkan balok beton berukuran (120 x 12 x 12)cm3 yang memiliki
berat 40 - 43kg.
c. Perakitan sub modul
Satu sub modul tersusun dari 5 set keranjang
partisi plastik, dari susunan tersebut 1 set
keranjang partisi plastik yang paling bawah pisah
tersendiri dan dicor dengan adonan beton cor
sebagai pemberat kotak beton, oleh karenanya
proses perakitan di darat dalam satu modul hanya
tinggal 4 set keranjang partisi plastik

d. Perakitan partisi perangkai


Partisi perangkai digunakan untuk merangkai 4 sub
modul menjadi 1 modul. Tiap 1 (satu) modul
membutuhkan 5 set partisi perangkai, tiap 1 (satu)
set partisi perangkai tersusun atas 5 partisi
horizontal yang dirangkai dengan ikatan tali PA
mono (senar) nomor 700 pada 8 titik ikatan
d. Perakitan partisi perangkai
Partisi perangkai digunakan untuk merangkai 4 sub
modul menjadi 1 modul. Tiap 1 (satu) modul
membutuhkan 5 set partisi perangkai, tiap 1 (satu) set
partisi perangkai tersusun atas 5 partisi horizontal
yang dirangkai dengan ikatan tali PA mono (senar)
nomor 700 pada 8 titik ikatan

e. Cara perakitan shelter


Shelter dari bahan pita plastik
Shelter dari bahan tali PE 4 mm
Perakitan pelampung tanda
Pipa galvanis 2 panjang 2 m disatukan (di
las) pada bagian tengah besi plat 4 mm; 57
cm kemudian diperkuat dengan menggunakan
besi beton 12 mm panjang 2 meter; ujung
atas besi beton di las pada besi plat 4 mm;
ujung bawah di las pada bagian bawah pipa
galvanis 2
Tiap drum di lapisi fibreglass sebanyak 3 lapis,
kemudian ketiga drum disatukan dan besi pipa
galv 1 panjang 3 meter di masukkan di titik
tengah pada ketiga drum tersebut dengan
posisi drum dari bawah ke atas,: drum 200
liter, drum 100 liter dan drum 50 liter
Rangkaian ketiga drum tersebut di tempatkan
di atas besi plat 4 mm; 57 cm
Pemasangan apartemen Ikan

Dalam pelaksanaan pemasangan modul-modul apartemen ikan di laut dibutuhkan


peralatan tambahan yang berfungsi untuk mempermudah dan memperingan pekerjaan,
peralatan yang dimaksud adalah papan luncur dan tiang penuntun.

Papan luncur berfungsi untuk mempermudah dan memperingan proses penerjunan


modul-modul apartemen ikan dari atas kapal atau perahu ke permukaan laut, sedangkan
tiang penuntun berfungsi untuk menuntun modul-modul apartemen ikan agar dapat
mencapai dasar perairan pada posisi yang diharapkan sehingga modul-modul apartemen
ikan tersebut posisinya saling berdekatan dan membentuk koloni di dasar perairan.
Berdasarkan beberapa pendapat dan saran,
maka lokasi penempatan atau pemasangan
rumah ikan harus memiliki beberapa kriteria
teknis yakni :
Habitat perairan yang mengalami degradasi
Pertimbangan pemasangan pada daerah padat
tangkap/lebih tangkap
Menghindari daerah pengendapan sedimen,
lokasi jauh dari muara sungai
Kedalaman perairan antara 10 30 meter
Dasar perairan yang landai
Diluar area konservasi
Persiapan lebih lanjut adalah menaikan
seluruh bahan, komponen dan perlatan
keatas kapal. Semua peralatan kerja dan
komponen-komponen rumah ikan yang
akan dipasang di laut dinaikkan ke atas
kapal / perahu. Untuk satu kapal ukuran 5
GT dapat memasang / muat 5 modul
rumah ikan.
Perakitan rumah ikan di atas kapal
Letakkan 4 submodul di atas papan luncur
kemudian
Satukan 4 submodul tersebut dengan
menggunakan 5 set partisi perangkai dengan
cara mengikatkan tali PA mono (senar) nomor
700 di tiap-tiap sisi dari dinding submodul
sebanyak 16 titik ikatan di tiap partisi
perangkai sehinga terbentuk 1(satu) kerangka
modul rumah ikan.
Ikatkan 12 16 ikat shelter dari gulungan tali
PE 4 mm pada bagian dalam kerangka
rumah ikan.
Ikatkan 24 - 32 ikat rumbai-rumbai shelter dari
pita plastik bagian luar (dinding) kerangka
rumah ikan.
Pasang 2 pemberat balok beton, masing-masing
satu pemberat pada bagian samping bawah dari
kerangka rumah ikan atau diikatkan pada
pemberat kotak beton dengan menggunakan tali
PA mono (senar) nomor 700 dan tali PE 5 mm
panjang 2.5 meter yang diikatkan pada tiap ujung
pembuat balok beton dan bagian atas kerangka
modul (lihat gambar 3b).

Ikatkan tali PE 5 mm panjang 5 meter (sebagai


tali cabang) pada kerangka modul dan ujung yang
lain diikatkan pada bingkai (hil) ban truk atau ban
luar speda motor yang nantinya akan
dihubungkan (dikalungkan) pada tiang penuntun.
Penerjunan atau pemasangan rumah
ikan
Tiang penuntun dilepas ikatannya dari bagian haluan kapal.
Masukkan (kolongkan) bingkai ban yang sudah diikat dengan tali
cabang (tali PE 5 mm panjang 5 meter) pada modul kerangka rumah
ikan ke tiang penuntun.
Modul rumah ikan siap diterjunkan dengan cara mengungkit keempat
papan luncur secara bersamaan dan perlahan-lahan sehingga modul
rumah ikan akan bergeser dan terjun ke dalam laut.
Modul rumah ikan akan meluncur kedasar laut mengikuti tali pada
tiang penuntun, sehingga posisi modul rumah ikan di dasar perairan
tidak akan jauh dari pemberat tiang penuntun, bila pada tiang
penuntun tersebut diluncurkan 5 modul rumah ikan maka kelima
modul tersebut posisinya akan saling berdekatan dan membentuk satu
koloni rumah ikan.
Perlunya pelampung tanda
Pelampung tanda berfungsi sebagai
penanda untuk 1 grup rumah ikan atau
areal rumah ikan.
Nelayan sangat memerlukan pelampung
tanda agar dapat mengendalikan alat
tangkapnya
Pelampung tanda dipasang dapat pada
awal pemasangan modul-modul atau dapat
juga dipasang pada akhir penerjunanan
Jika pelampung tanda hilang, putus, dsb..
Maka hendaknya segera diganti
Pelampung tanda dipasang dengan
konstruksi mudah dilihat oleh nelayan atau
siapapun yang akan melewati areal rumah
ikan
Kedalaman 12 30 m
Modul Partisi Modul Krat Gelas
Luasan Dasar 11.025 cm3 8.000 cm3
Volume 1.429.375 cm3 1.320.000 cm3
Modul (1,46) (1,1)
Volume 183.750 cm3 1.056.000 cm3
Transport (1,00) (1,57)
Harga Bahan 125 partisi @ Rp. 8000 44 krat @ Rp. 35.000
Utama = Rp. 1.000.000,- = Rp. 1.540.000,-
(1,0) (1,5)
Biaya Rp. 14.000 Rp. 10.000
Perakitan (1,4) (1,0)
Biaya Relatif sama Relatif sama
Pemasangan
ALTERNATIF PEMBUATAN RUMPON DASAR / APARTEMEN IKAN
SELAIN PARTISI PLASTIK

Bahan utama pembuatan apartemen ikan tidak terbatas pada


bahan partisi plastik sebagaimana diuraikan dalam petunjuk
teknis ini. Bahan utama lain yang dapat dipergunakan antara
lain: beton, fiberglass, ferocement, bahan plastik pracetak
lainnya (krat botol, keranjang buah dan sejenisnya). Bahan-
bahan utama tersebut dapat dipergunakan sepanjang tidak
mencemari lingkungan perairan, tahan lama dan mendukung
kemudahan perakitan serta penempatannya. Bentuk dan
konstruksi apartemen ikan yang sesuai dengan bahan utama
selain partisi plastik dapat dipergunakan sepanjang memenuhi
fungsinya sebagai apartemen ikan.
Kontruksi bentuk modul ?

Tidak mutlak berbentuk seperti yang telah


dipaparkan
Dapat direkayasa sendiri oleh nelayan,
petugas daerah
Rekayasa bukan hanya bentuknya, namun
bisa cara pengikatan, cara merangkai
komponen
Hasil Tangkapan nelayan pancing
Di Sekitar Area Rumah Ikan
( setelah 12 hari di pasang di perairan Kota Pekalongan)
TANGGAPAN NELAYAN TERHADAP KEBERADAAN
RUMPON DASAR / RUMAH IKAN
Mohon maaf jika terdapat kekeliruan,
mohon saran dan pendapat.

Semoga bermanfaat
Bagi upaya pengelolaan perikanan tangkap
Yang bertangung jawab

BBPPI Semarang

Anda mungkin juga menyukai