Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 7

1. Restu Hesti Fujiana (Materi) C4401201029


2. Sinta Amelia Pulungan (Materi) C4401201030
3. Mahatma Alvinia Putri (Materi) C4401201031
4. Kirti Moravukti (Materi) C4401201032
5. M. Sugih Ridwan (Materi) C4401201058
6. Sahono (Penyusun) C4401201062
7. M. Galur Gading (Materi) C4401201063
8. M. Rafly Nur Merizal (Penyusun) C4401201064

Alat Penangkapan Ikan (Jaring insang klitik)

A. Jaring Insang Klitik


Jaring Klitik (Shrimp entangling gill net) yaitu suatu alat tangkap dari
jaring berbentuk empat persegi panjang yang bagian atas dilengkapi dengan tali
ris atas yang digunakan untuk meggantungkan jaring dan untuk menempatkan
pelampung jaring, sedangkan pada bagian bawah di pasang tali ris bawah dan
dipergunakan untuk memasang dan  menempatkan pemberat jaring. Namun,
terdapat jaring klitik tanpa tali ris bawah apabila jaring insang berasal dari
Palyamid multifilament (nylon) karena pemberatnya menggunakan jaring dari
bahan benang. Jaring klitik ini pada umumnya dipasang pada daerah dasar
perairan dan umumnya digunakan untuk menangkap ikan demersal dan udang
(Ningsih et.al 2013)

Gambar 1 Jaring insang klitik


(sumber : www.kkp.go.id)

B. Bagian-bagian Jaring Insang Klitik


Konstruksi utama trammel net terdiri atas 3 bagian, yaitu webbing (badan
jaring), pelampung dan pemberat (Puspito 2009). Webbing, Pada posisi atas dan
bawah webbing dilengkapi dengan selvedge (srampat). Selvedge dipasang
memanjang secara horizontal. Ukuran mata jaring srampat sama dengan inner net.
Fungsinya sebagai penguat tepi jaring untuk menahan beban tarikan dan
melindungi webbing terhadap gesekan. Baik gesekan yang berasal dari dasar
perairan ataupun gesekan dengan bibir perahu. Pelampung, pelampung biasanya
terbuat dari sterofoam atau plastik. Kedua bahan memiliki daya apung dan mampu
menahan seluruh berat jaring. Bentuk trammel net ditentukan juga oleh banyaknya
pelampung. Trammel net dapat membentuk tegak didasar perairan karena adanya
pelampung yang dipasang membentang sepanjang webbing (Metin et al., 2009).
Tali-temali pada trammel net menjadi faktor penting yang mempengaruhi efisiensi
trammel net(Losanes et al., 1990). Bagian tali temali pada trammel net terdiri atas
tali pelampung, pemberat, ris atas dan ris bawah. Semuanya terbuat dari bahan
polyethylene (PE).

C. Bahan Penyusun Jaring Insang Klitik


Bahan penyusun material jaring klitik diantaranya bahan tali ris atas, tali
ris bawah, tali pemberat, serta pelampung yang diikatkan pada tali ris atas terbuat
dari bahan Polyethylene (PE); pelampung yang berfungsi sebgai tanda keberadaan
jaring terbuat dari bahan Polyvinyl Chloride (PVC); badan jaring yang berfungsi
untuk menjerat atau menangkap ikan, umumnya terbuat dari bahan Polyamide
(PA); serta pemberat terbuat dari bahan timah.
D. Hasil Tangkapan
Target tangkapan alat tangkap jarring klitik adalah ikan demersal seperti;
ikan Tigawaja dan ikan Petek. Tapi, ada ikan pelagis yang tertangkap pada alat
tangkap tersebut yaitu ikan Kembung. Hal ini dikarenakan tinggi jaring dengan
tinggi perairan hampir sama sehingga ikan Kembung terjerat di jaring bagian atas
jaring, sedangkan ikan Tigawaja dan ikan Petek terjerat di bagian bawah jaring
(Gunawan et al. 2016).
Adapun komposisi hasil tangkapan udang pada alat jaring klitik tersusun
atas lima spesies, berdasarkan urutan volume tangkapan adalah, udang putih atau
jerbung (Penaeus merguiensis), udang windu (P. monodon), udang dogol (P.
monoceros), udang werus (Methapenaeus sp.) dan udang krosok (P. javanicus)
(Setyohadi et al. 2012).

E. Daerah Penangkapan Ikan


Jaring klitik atau gill net dasar merupakan alat penangkapan ikan yang
dioperasikan di dasar perairan (Gunawan, ismail, Jayanto 2016). Jaring
dioperasikan di daerah berlumpur atau tanpa terumbu karang untuk mengurangi
resiko terjerat terhadap terumbu karang yang dapat merusak jaring dan ekosistem.
Menurut Setyono pada tahun 1983, nelayan di daerah pacitan menggunakan jaring
klitik tidak terlalu jauh dari bibir pantai dan hanya pada kedalaman maksimal 32
meter karena keterbatasan kemampuan dan sarana. Namun seiring
berkembangnya zaman, tentu kini nelayan memiliki banyak alat bantu yang bisa
menunjang operasi penangkapan ikan yang lebih jauh lagi dari bibir pantai.

F. Daerah Penyebaran Jaring Insang Klitik


Jaring Insang Klitik itu biasa digunakan di perairan dangkal, di Indonesia
dikenal ada dua paparan perairan dangkal yang cukup luas yaitu disebelah barat
adalah paparan Sunda (Sunda plat) yang cukup luas sekitar 1,8 juta km2 dan
mencakup laut Cina Selatan, Teluk Thailand, Selat Malaka dengan kedalaman 20
- 80 m lalu ada paparan Sahul (Sahul plat) dengan kedalaman sekitar 30-90 m dan
terbentang antara Irian Jaya dan beberapa pulau kecil lainnya dengan daratan
Australia. Jaring insang pada umumnya merupakan jenis alat perikanan tuna
rakyat di Samudera Hindia, yang biasa digunakan di Pelabuhanratu (Kholilullah
et al. 2018). Sedangkan untuk jaring insang klitik, salah satunya digunakan di
perairan laut selatan Jawa seperti di muat dalam Data logbook PPS Cilacap tahun
2017 dalam (Kholilullah et al. 2018) persentase kapal dengan alat tangkap Gill
Net (GN) yang berlabuh adalah sebesar 79% yaitu sebanyak 246 armada. Selain di
Pulau Jawa, Adapun pemakaian jarring insang klitik digunakan di Provinsi
Sumatera Selatan dan Provinsi Bangka Belitung (Septifitri 2010).

Daftar Pustaka

Ningsih, Rahayu Septia, Abdul Kohar Mudzakir, dan Abdul Rosyid. 2013.
Analisis Kelayakan Finansial Usaha Perikanan Payang Jabur (Boat Seine) di
Pelabuhan Perikanan Pantai Asemdoyong Kabupaten Pemalang. Journal of
Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 2 (3): 223-
232.
Metin C., Gokce G., Aydin I., Bayramic I. 2009. Bycatch reductipon in trammel
net fishery for prawn (Melicertus kerathurus) by using guarding net in Izmir
Bay on Aegean Coast of Turkey. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic
Sciences, 9, 133-136.
Puspito, G. 2009. Tegangan dan Bentuk Kelengkungan Model Trammel Net
(Prosedur Pengujian Model Menggunakan Flume Tank dan Perhitungan
Matematis). Departemen Pemanfaatan dan Sumberdaya Perikanan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor. 63 hal.
Losanes, L.P., Matuda, K., and Koike, A. 1990.Estimation of floatline height of
trammel and semi trammel net. Nippon Suisan Gakkaishi 56(3), 467-472.
Pramesthy T D, Mardiah R S. 2019. Analisis rancang bangun trammel net (jaring
tiga lapis). Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol. 2, No. 1, Hal. 1-
7
Gunawan A, Ismasil, Jayanto B. 2016. Analisis Finansial Usaha Perikanan Jaring
Klitik (Gill Net Dasar) dan Jaring Nilon (Gill Net Permukaan) Di
Pangkalan Pendaratan Ikan (Ppi) Tanjungsari Kabupaten Pemalang, Jawa
Tengah. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and
Technology. 5(2): 48-54.
Setyohadi D, Martinus, Sutjipto D, Wiadnya D. 2012. Penyebaran dan Komposisi
Hasil Tangkapan Udang di Perairan Selat Madura. Journal Article. 8(2):
153-165.
Genisa A S. 1998. Beberapa catatan tentang alat tangkap ikan pelagic kecil.
Oseana. 23(3):19-34.
Kholilullah I, Yusfiandayani R, Koropitan A F. 2018. Sebaran daerah tangkap ikan
Tongkol (Euthynnus sp.) di perairan selatan Jawa. Jurnal Teknologi
Perikanan dan Kelautan. 9(2):123-136.
Septifitri, Monintja D R, Wisudo S H, Martasuganda S. 2010. Peluang
pengembangan perikanan tangkap di Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal
Saintek Perikanan. 6(1):8-21.
Setyono DED. 1983. Suatu Studi Perbandingan Hasil Tangkapan (Catch) Jaring
Insang Permukaan (Surface Gillnet) dengan Jaring Insang Dasar (Bottom
Gillnet) di Perairan Teluk Pacitan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai