Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 7

1. Restu Hesti Fujiana (Penyusun) C4401201029


2. Sinta Amelia Pulungan (Materi) C4401201030
3. Mahatma Alvinia Putri (Materi) C4401201031
4. Kirti Moravukti (Materi) C4401201032
5. M. Sugih Ridwan (Materi) C4401201058
6. Sahono (Penyusun) C4401201062
7. M. Galur Gading (Materi) C4401201063
8. M. Rafly Nur Merizal (Materi) C4401201064

Alat Penangkapan Ikan (Pukat Dorong)

A. Pukat Dorong
Pukat dorong merupakan jenis alat tangkap yang dianggap sederhana dan
menguntungkan nelayan. Pukat dorong (pushnet) adalah istrumen yang
dioperasikan dengan mendorongnya baik menggunakan bantuan kapal maupun
tanpa kapal di permukaan perairan ataupun di dasar perairan (Luthfiani et al.
2018).

B. Bagian-bagian Pukat Dorong


Menurut Artika et.al (2019), Di kecamatan Bantan ada banyak sekali alat
tangkap sodong yang dioperasikan. Adapun bagain-bagian alat sodong yang
dioperasikan di Bantan yaitu:
1. Kaki sodong, kaki sodong ini berfungsi sebagai kerangka dan untuk
membuka dari badan jaring pada saat jaring.
2. Badan sodong, badan sodong di Bandan terbuat dari Polypropolene yang
memiliki panjang 300cm dan terdapat 4 kantong pembagian yang memiliki
panjang dan mesh size yang berbeda-beda.
3. Tapak sodong, tapak sodong ini berfungsi agar jarring daan kaki sodong
tidaak tenggelaam ke dasar perairan serta untuk memudakan pengoperasian.
4. Palampung, pelampung ini berjumlah satu buah yang terletak dibagian
kantong sodong. Fungsi dari pelampung ini agar pada saat pengoperasian
hasil tangkapan yang terdapat dikantong sodong tidak tenggelam dan
terseret didasar perairan.
5. Tali Temali, tali temali yang digunakan berbahan mulifilament dan memiliki
diameter tali pintalan Z.

C. Bahan Penyusun Pukat Dorong


Bahan-bahan penyusun (material) pukat dorong diantaranya: Jaring; tali buchu;
tali gantung; tali temali (dari bahan multifilament); tali ris; kaki sondong (terbuat
dari bahan kayu tepis, kayu liat, pohon mangrove yang dibersihkan dahan dan kulit
kayunya); badan sondong (terbuat dari bahan multifilament, dan PA/Polyyamide),
tapak sondong (terbuat dari bahan kayu bakau, ada juga yang plastik); pelampung
(terbuat dari plastic jerigen minyak); pemberat (besi)

D. Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan pukat dorong terdiri dari dua jenis yaitu hasil tangkapan
utama (target species) dan hasil tangkapan sampingan (bycatch). Hasil tangkapan
alat tangkap pukat dorong terdiri dari bermacam macam spesies sebagai hasil
tangkapan sasaran utama/target catch dan biota laut lain sebagai hasil tangkapan
sampingan/by-catch.
Hasil tangkapan utama alat tangkap pukat dorong adalah udang, ikan biang
(Steppina sp), ikan malong (Maraen esox sp), ikan pari(Trygon sp), ikan kurau
(Polynemus sp), ikan belanak (Mugil cephalus),ikan gulamah (Otolithoides pama)
(Samsirjon et al. 2015). Hasil tangkapan sampingan adalah tangkapan yang tidak
diinginkan namun tertangkap selama operasi penangkapan ikan. Spesies hasil
tangkapan sampingan/by-catch umumnya adalah biota laut demersal karena
habitat/tempat hidup yang sama. Adapun jenis ikan yang sering ditemukan yaitu
Ikan Layur (Trichiurus lepturus), Ikan Kempar (Secutor ruconius), Ikan Kembung
(Rastrelliger sp). Alat tangkap pukat dorong tidak memiliki selektifitas yang baik
terhadap hasil tangkapan, selain dari tujuan penangkapan ikan-ikan kecil juga ikut
tertangkap (Luthfiani et al. 2018).

E. Daerah Penangkapan Ikan


Daerah penangkapan (Fishing Ground) alat tangkap pukat dorong yang
menggunakan kapal merupakan daerah yang berpasir dan berlumpur, landai, tidak
memiliki arus yang kuat dan berjarak 1 mil dari pantai. Sedangkan daerah
penangkapan alat tangkap sondong (pukat dorong) tanpa kapal, meliputi daerah
pesisir pantai dengan kedalaman berkisar 2-5 meter dan berjarak 10-30 meter dari
bibir pantai.(Megawati et al. 2016) Selain itu, daerah lainnya merupakan sungai-
sungai kecil maupun besar yang landai kemudian pinggiran pantai dengan vegetasi
hutan mangrove. Perairan pantai dipilih karena pukat dorong terbatas beroperasi
pada perairan dangkal.(Luthfiani et al. 2018)
F. Daerah Penyebaran Pukat Dorong
Menurut Tanjung Sari (2010) Di Kota Dumai, daerah pengoperasian sondong
dilakukan di wilayah Kecamatan Sungai Sembilan Kelurahan Batu Teritib. Dimulai
dari garis Pantai Santa Hulu sampai dengan garis pantai Teluk Dalam. Namun
Luthfiani et al. (2018) mengungkapkan bahwa pukat dorong tergolong alat tangkap
yang dilarang pengoperasiannya menurut Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan No.71 Tahun 2016. Alat tangkap yang digunakan dalam perikanan udang
tidak selektif dan cenderung merusak. Salah satunya adalah pushnet (pukat dorong).

Daftar Pustaka

Brown A, Isnaniah, Bustari, Rengi P, Sofyan S. 2019. Assesment of surface push


net (sondong) as ecofriendly fishing gear. IOP Conference Series: Earth and
Enviromental Science. 1:5. doi:10.1088/1755-1315/695/1/012022

Luthfiani L, Ghofar A, Purwanti F. 2018. Komposisi Jenis Ikan Hasil Tangkapan


Sampingan (Bycatch) Pukat Dorong di Tambak Lorok, Semarang. Manag
Aquat Resour J. 7(3):288-297. Doi:10.14710/marj.v7i3.22553.

Megawati M, Syofyan I, Syaifuddin S. 2016. Analysis of Sondong Fishing And


Development At Kota Dumai. J Online Mhs Fak Perikan dan Ilmu Kelaut
Univ Riau. 3(2):1–12.

Rindu M, Sofyan I, Zain J. 2015. Comparative Study Of Sondong Fishing


Equipment In Villages Purnama West Dumai District Of Dumai City With
Perigi Raja Villages Kuala Indragiri District Of Indragiri Hilir Regency
Province Of Riau. Student and Lecturer of Fisheries and Marine Science
Faculty, University of Riau.

Samsirjon S, Syofyan I, Syaifuddin. 2015. Effectiveness Sondong Capture Tool In


The Village Bakau Aceh Districts Mandah District Indragiri Hilir Riau
Province. Student and Lecturer of Fisheries and Marine Science Faculty,
University of Riau.

Tanjung Sari, I. (2010). Peran Pangkalan Pendataan Ikan (PPI) Kota Dumai
Dalam Mendukung Aktivitas Penangkapan Ikan. IPB University.

Anda mungkin juga menyukai