Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL KERJA PRAKTEK AKHIR

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN IKAN DALAM OPERASI


PENANGKAPAN IKAN MENGGUNAKAN PURSE SEINE DI
KM........ SIBOLGA SUMATERA UTARA

OLEH

:
Nama: Muhammad Afrianto

Nit:20.1.12.022

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG
KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2023
KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN IKAN DALAM OPERASI
PENANGKAPAN IKAN MENGGUNAKAN PURSE SEINE DI
KM...... SIBOLGA SUMATERA UTARA

OLEH

:
Nama: Muhammad Afrianto

Nit:20.1.12.022

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG
KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul :Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Dalam Operasi


Penangkapan Ikan Menggunakan Purse seine KM......
Nama : Muhammad Afrianto
NIT : 20.1.12.022

Menyetujui:

Pembimbing utama Pembimbing Pendamping

Suharyanto,S,Pi.,M,Si Lalu Achmad Jani Q. S.St.Pi, M.Si

Diketahui oleh:

Ketua Program Studi Direktur


Teknik Penangkapan Ikan Politeknik KP Karawang

Dr. Robert Parangin angin S.St.Pi, M.Si DH. Guntur Prabowo A,Pi, MM
NIP: 198009162 00212 1 002 NIP: 19650811 1989-3 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada tuhan yang maha esa karena atas berkat rahmatnya
penulis dapat menyeleseikan Proposal Kerja Praktek Akhir Pada politeknik Kelautan
dan Perikanan karawang. Melalui kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasi
Kepada:
1. DH.Guntur PrabowoA,Pi.MM Selaku Koordinator politeknik Kelautan dan
perikanan Karawang.
2. Suharyanto,Pi.,M,Si Selaku Pembimbing Utama Yang Telah Memberikan
Arahan Mengenai Laporan Kerja Praktek Akhir
3. Lalu Acmad Jani Q,S.St.Pi,M.Si Selaku Pembimbing II Atas waktu yang telah
diberikan Untuk mengoreksi dan Revisi Data dan Informasi.
4. Orangtua Yang Telah Memberikan Izin Untuk Melaksanakan Kerja Praktek
Akhir
5. Unit praktek Kerja Yang Memberikan Izin Untuk Melaksanakan Kerja Praktik
Akhir
6. Semua Pihak yang Membantu Dalam Menyelesaikan Laporan Kerja Prakte
Akhir.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih sangat jauh dari kata sempurna
sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritikan yang bersifat
membangun.Semoga proposal praktek kerja lapangan ini dapat membantu semua
pihak,khususnya bagi penulis.

Karawang,8 Februari 2023

Muhammad Afrianto

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................vii
PENDAHULUAN....................................................................................1
1.2 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
2.1 Kapal perikanan.............................................................................................................4
2.2 Kontruksi Alat Tangkap Purse Seine...........................................................................4
2.3 Teknik pengoperasian purse seine................................................................................7
2.4 Penanganan Hasil tangkapan.......................................................................................9
5.5 Komposisi Hasil Tangkapan.......................................................................................10
5.6.1 Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)....................................................................11
5.6.2 Ikan Layang (Decapterus koheru).........................................................................12
5.6.3 Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)..........................................................................12

METODE PRAKTIK............................................................................14
3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan.................................................................................14
3.2Alat dan bahan..............................................................................................................14
3.3Metode Pengumpulan Data..........................................................................................15
3.3.1Data primer............................................................................................................15
3.3.2Data sekunder.........................................................................................................15
3.4 Analisis Data.................................................................................................................15
3.5 Prosedur Kerja................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................17

v
DAFTAR TABEL

1.Jenis ikan hasil tangkapa.........................................................................................16


2.Ikan Tangkapan Purse Seine...................................................................................16
3.Alat dan Bahan........................................................................................................20

vi
DAFTAR GAMBAR

1.Kontruksi Purse seine.............................................................................................12

2.Peta PPN Sibolga....................................................................................................20

vii
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km dan luas laut sekitar 3,1juta km²
(0,3 juta km² perairan teritorial, dan2,8 juta km² perairan nusantara) atau 62% dari
luas teritorial,Berdasarkan United National Convention On The Law Of Sea
(UNCLOS) 1982,Indonesia diberi hak berdaulat(Sovereign right) memamfaatkan
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 2,7 juta km² yang menyangkut exploitasi dan
pengolahan sumber daya hayati dan non hayati batas terluar dari ZEE adalah 200 mil
dari garis pantai pada surut rendah atau low water (Dahuri,2004).
Alat penangkapan ikan merupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi hasil tangkapan dimanapun kita melaksanakan penagkapan
ikan,Dimana di dalam melakukan penangkapan ikan harus menggunakan alat tangkap
agar ikan mudah ditangkap,Pentingnya alat tangkap tersebut agar dalam melakukan
penagkapan dapat memproleh hasil tangkapan yang optiomal dan tidak merusak
ekosistem perairan.
Pentingnya suatu alat tangkap ikan yang baik diharapkan agar dapat
menangkap ikan di perairan,Sehingga dalam pengoperasian alat tangkap tersebut
tercapai dengan baik,Sejalan dengan berkembangnya teknologi yang mengalami
kemajuan,Teknologi dan pemanfaatan perikanan mengalami kemajuan seiring dengan
meningkatnya kebutuhan pangan dan protein hewan khususnya bidang
perikanan,Salah satunya dapat dilihat dari perkembangan dari rancangan alat
penangkapan ikan.
Kapal purse seine merupakan salah satu armada penangkapan yang digunakan
nelayan untuk menuju penangkapan ikan di fishing ground. Kapal termasuk jenis
kapal encircling (melingkar)dan merupakan kapal yang digunakan untuk membawa
alat tangkap purse seine yang menangkap ikan yang bersifat bergerombol.Kapal
penangkap ikan jenis purse seine harus memiliki kapasitas dukung yang besar dan
sebagai kapal yang bembawa alat tangkap yang dioperasikan dengan epektif
menangkap ikan ikan pelagis dan factor kestabilan sangat penting untuk diperhatikan.
Salah satu teknik alat tangkap ikan adalah jaring pukat cincin (purse seine).
Purse seine adalah jaring yang umumnya berbentuk empat persegi panjang, tanpa
kantong dan digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic fish).
Purse seine adalah salah satu alat penangkapan ikan yang digolongkan dalam
kelompok jaring lingkar (surronding nets). Target penangkapan ikan dengan purse
seine terutama adalah jenis ikan pelagis atau yang mudah kita pahami adalah jenis
ikan permukaan seperti ikan cakalang, ikan kembung dan ikan selar. (Zakaria, 2017).

1
Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga merupakan pusat pertumbuhan dan
pengembangan ekonomi perikanan di wilayah barat Indonesia yang berbasis
perikanan tangkap. Pelabuhan perikanan sebagai prasarana penangkapan ikan
menjadi faktor penting dalam pembangunan perikanan. praktek dilaksanakan pada
bulan februari , dimana praktek dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Sibolga dengan menghitung analisis pemanfaatan dan kelayakan fasilitas di PPN
Sibolga. Fasilitas yang terdapat pada PPN Sibolga memiliki status kelayakan yang
sangat tinggi yakni 71 %, dengan makna bahwa secara keseluruhan fasilitas-fasilitas
yang terdapat di PPN Sibolga masih dalam keadaan layak untuk di gunakan dan PPN
Sibolga sudah tergolong cukup baik dalam meningkatkan nilai guna fasilitas yang ada
di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga yakni sebesar 81,81%.
Kerja Praktek Akhir (KPA) Merupakan bagian dari proses pendidikan yang
bertujuan memberikan pelatihan pekerjaan yang dilakukan di lapangan baik melalui
kontrak kerja ataupun non kontrak kerja,Kerja praktek akhir adalah syarat untuk
mendapatkan gelar atau syarat untuk melanjutkan ujian ankafin,Berdasarkan hal
tersebut maka disusunlah proposal kerja praktek akhir untuk mengetahui
pengoperasia pursa seine, kontruksi alat tangkap purse seine,pengoperasian alat
tangkap purse seine, mengetahui penanganan hasil tangkapan purse seine dan
mengetahui kompoposisi hasil tangkapan purse seine.Berdasarkan uraian
tersebut,maka penulis tertarik untuk mengambil judul dalam kerja praktek akhir ini
yaitu Komposisi hasil tangkapan Pada KM....... sibolga Sumatra Utara.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam pelaksanaan Kerja praktek akhir Ini adalah :
A. Mengetahui spesifikasi alat tangkap purse seine
B. Mengetahui teknik pengoperasian alat tangkap purse seine
C. Mengetahui hasil tangkapan purse seine
D. Mengetahui mengenai penanganan hasil tangkapan purse seine
E. Mengetahui Komposisi hasil tangkapan per Trip di KM......

1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada saat melaksanakan kerja praktek akhir (KPA)
Adalah:
A. Memberikan informasi tentang prosedur kerja pada kapal penangkapan ikan
dengan alat tangkat purse siene.
B. Menambah kemampuan, skil dan pengalaman dalam penggunaan alat tangkap
purse seine.

2
C. Memeriksa informasi tentang keadaaan fishing ground pada alat tangkap puse
seine.
D. Memberikan informasi penanganan pada hasil tangkapan purse seine.
E. Menambah pengetahuan tentang komposisi hasil tangkapan atau lebih
menegetahui tujuan hasil tangkapan.
F. Menanmbah pengetahuan jenis jenis ikan,besar dan panjang ikan

3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapal perikanan


Kapal perikanan adalah, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan untuk
melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidaya
ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan ikan, dan penelitian/eksplorasi
perikanan.(JASRIADI ,2018).
Kapal pengangkut ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk
mengangkut ikan termasuk memuat, menampung, menyimpan, mendinginkan atau
mengawetkan. Berdasarkan defenisi-definisi tersebut diatas, maka dapat diketahui
bahwa kapal ikan sangat beragam dari penggunaannya hingga ukurannya. Kapal-
kapal ikan tersebut terdiri dari kapal atau perahu berukuran kecil berupa perahu
sampan (perahu tanpa motor) yang digerakkan dengan tenaga dayung atau
layar. Perahu motor tempel hingga kapal ikan berukuran besar yang terbuat dari
kayu, fibre glass maupun besi baja dengan tenaga penggerak mesin diesel.
Jenis dan bentuk kapal ikan ini berbeda sesuai dengan tujuan usaha,
keadaan perairan, daerah penangkapan ikan (Fishing Ground) dan lain-lain,
sehingga menyebabkan ukuran kapal yang berbeda pula.
Kapal yang beroperasi pada perairan laut mempunyai kebutuhan yang lebih
khusus dibandingkan dengan kapal perairan umum, sehingga keduanya perlu untuk
dibedakan kebutuhan kapal perairan laut adalah seperti konstruksi badan kapal yang
harus kokoh dan kuat dalam menghadapi getaran, dikarenakan perairan laut bersifat
dinamisatau mempunyai ombak dan angin yang besar, dalam hal ini kapal perikanan
cenderung memotong gelombang saat menangkap ikan.( Rustiyan, 2017).Kecepatan
Kapal.
Penangkapan ikan biasanya membutuhkan kecepatan yang tinggi, karena
untuk mencari dan mengejar gerombolan ikan. Disamping itu juga untuk mengangkut
hasil tangkapan dalam keadaan segar sehingga dibutuhkan waktu relatif singkat.
Faktor keberhasilan kapal purse seine untuk penangkapan dengan alat tangkap purse
seine ialah kecepatan kapal untuk mengejar dan menglingkari gerombolan ikan target
tangkapan dan kecepatan turunnya jaring, selain itu kapal juga harus memiliki
stabilitas yang baik untuk mengoptimalkan kapal dalam melakukan pelayaran dan
pencarian ikan target.(Bangun, T 2017).
2.2 Kontruksi Alat Tangkap Purse Seine
Konstruksi Alat tangkap pukat cincin (purse seine) secara garis besar terdiri
dari jaring (webbing), tali temali, pelampung, pemberat dan cincin (ring). Jaring
terdiri sayap, badan dan kantong, serta jaring serampat (selvedge).
Purse seine dibagi menjadi dua, yaitu purse seine dengan kontong (bunt) di
tenggah dan kantong di pinggir. Pada purse seine kantong di tenggah biasanya
penarikan jaring dilakukan dari ke dua ujungnya, purse seine ini biasanya ditarik

4
dengan tenaga manusia. Sedangkan yang kantongnya di pinggir biasanya ditarik
dengan mesin penarik (power block) yang digerakkan dengan hidrolik.

(Sumber: Docplayer.info
Gambar 1.Konstruksi Purse Seine
Kontruksi purse seine terdiri dari beberapa bagian yaitu kantong, badan, sayap
yang terbuat dari PA multifilment, tali ris atas (head rope), tali ris bawah (foot rope).
Kantong terletak di bagian tengah dengan ukuran mata jaring bervariasi antara 1 – 1,5
inci. Badan terletak dibagian kiri dan kanan kantong dengan ukuran mata jaring 2 – 4
inci, sayap terletak dibagian terluar kiri dan kanan dengan mata jaring 2,7 inci.
Pelampung dan pemberat dilengkapi dengan tali kolor (purse line).(Mustapa, 2020).
Secara umum berbagai macam bahan yang digunakan untuk membuat purse seine
dapat diperinci sebagai berikut :
A.Jaring Utama
Ukuran mata (mesh size).
Ukuran mata jaring disesuaikan dengan jenis-jenis ikan yang akan ditangkap.
Semakin besar ikan yang ditangkap, maka semakin besar pula ukuran mata jaring
yang digunakan. Ukuran mata jaring pada tiap-tiap bagian jaring utama ada yang
sama dan ada juga yang berbeda-beda.
Ukuran Benang
Kebalikan dari ukuran mata jaring, ukuran/ nomor benang yang terbesar adalah
nomor benang di bagian kantong. Hal ini dimaksudkan agar bagian jaring di bagian
kantong lebih kuat karena dibagian ini merupakan bagian ikan terkumpul sebelum
dinaikkan ke atas kapal. Sedangkan ukuran benang-benang di bagian lain (perut dan
sayap)lebih kecil dari ukuran benang di bagian kantong, karena bagian-bagian
tersebut hanya berfungsi sebagai alat penggiring ikan saja agar ikan berkumpul di
bagian kantong.
5
B.Tali Ris.
Tali ris atas dan tali pelampung harus berbeda arah pintalannya, maksudnya supaya
jaring tetap lurus, demikian juga antara tali pemberat dan tali ris bawah. Selain itu
untuk memperkuat tali ris atas dengan tali pelampung dan jaring serta untuk
memperkuat tali ris bawah, tali pemberat dan jaring ditambah dengan tali pengguat.
Bahan tali ris ini biasanya terbuat dari benang kuralon tetapi banyak juga yang
menggunakan polyester.
C.Tali Ring.
Tali ring adalah tali yang dipergunakan untuk menggantung cincin( ring) pada tali ris
bawah, bahan yang dipergunakan biasanya terbuat dari tali kuralon. Tali ring dibuat
berbagai macam bentuknya.
D.Tali Kerut/Kolor.
Untuk mengumpulkan ring atau jaring bagian bawah pada waktu operasi digunakan
tali kerut/kolor yang ditarik setelah jaring selesai dilingkari. Karena dengan
terkumpulnya ring maka bagian bawah jaring akan terkumpul pula menjadi satu dan
jaring akan berbentuk seperti kantong. Bahan tali kerut/kolor umumnya
menggunakan polyethylene akan tetapi, kadang-kadang saja ada juga yang
menggunakan kuralon (PVA).
E.Pelampung.
Pelampung merupakan alat untuk mengapungkan seluruh jaring ditambah dengan
kelebihan daya apung (extra buoyancy), sehingga alat ini tetap mampu mengapung
walaupun di dalamnya ada ikan hasil tangkapan. Bahan yang dipergunakan sebagai
pelampung biasanya memiliki berat jenis yang lebih kecil dibandingkan dengan berat
jenis air laut. Pada umumnya pelampung purse seine dibuat dari bahan plastic yang
keras.
Ukuran pelampung disesuaikan dengan bentuk dan daya apung benda tersebut,
pelampung yang biasanya digunakan pada alat tangkap ini berbentuk oval dengan
ukuran diameter 13 cm dan panjang 23 cm. Sedangkan jumlah pelampung tergantung
dari extra buoyancy yang diinginkan. Pelampung biasanya dipasang pada tali
pelampung ( buoy line ) yang besar ukurannya sama dengan tali ris atas yang berbeda
hanya arah pintalan tali tersebut.
F.Pemberat.
Pemberat berfungsi untuk menenggelamkan badan jaring sewaktu dioperasikan,
semakin berat pemberat maka jaring utama akan semakin cepat tenggelamnya. Tetapi
daya tenggelam ini tidak sampai menenggelamkan pelampung jaring, sehingga
pelampung jaring harus memiliki extra buoyancy yang besar. Pemberat dibuat dari

6
benda yang berat jenisnya lebih besar dari berat jenis air laut sehingga benda ini
tenggelam di dalam air laut.
Bahan yang biasa dipergunakan adalah timah, bila menggunakan pemberat lain harus
dipergunakan bahan yang tidak mudah berkarat. Bahan pemberat yang baik adalah
timah karena :
 Daya tenggelam lebih besar
 Tidak mudah berkarat
 Tidak perlu membuka tali pemberat pada waktu penambahan /pengurangan
pemberat.
 Ukurannya tetap sama.
Ukuran dan bentuk pelampung mempunyai pengaruh terhadap daya apung, maka
bentuk dan ukuran pemberat ini juga mempunyai pengaruh terhadap daya tenggelam.
Pemberat yang digunakan pada purse seine umumnya berbentuk silinder dengan
ukuran panjang 3 cm dan diameter 3-5 cm.
G.Cincin (Ring).
Cincin atau biasa disebut ring pada umunya berbentuk bulan, dimana pada bagian
tengahnya merupakan tempat untuk lewatnya tali kerut, agar ring terkumpul
sehingga jaring bagian bawah tertutup. Ring juga berfungsi sebagai pemberat.
Bahan yang dipergunakan biasanya dibuat dari besi dan kadang-kadang
kuningan. Ukuran cincin yang dipergunakan untuk purse seine biasanya mempunyai
ukuran diameter 10 cm dengan berat sekitar 400 gr.

2.3 Teknik pengoperasian purse seine


Pengoperasian purse seine dapat dilakukan pada siang hari dan malam hari,
namun penangkapan yang dilakukan pada malam hari hasilnya akan lebih baik
dibandingkan waktu lain (Sandi 2017). Dalam pengoperasian yang penulis ikuti ini
dilakukan pada KM. Rukun Arta Santosa dilakukan pada malam hari.Menurut Sandi
(2017), metode pengoperasian purse seine ditekankan pada kecepatan jaring dalam
mengurung ikan dari sisi atas dan bawah.

7
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam menangkap ikan.
1. Penurunan alat tangkap (Setting).Setting merupakan kegiatan penurunan alat
tangkap yang membentuk suatu lingkaran penuh untuk mengelilingi dan mengurung
gerombolan ikan yang telah terkumpul (Sandi, 2017). Menurut (Sandi, 2017), hal-hal
yang harus diperhatikan sebelum penurunan jaring,
yaitu : 1. Kecepatan dan arah angin
2. Arah arus
3. Arah renang gerombolan ikan
4. Kedalaman dasar perairan
Proses setting dimulai dengan komando Nakhoda, pelampung besar (buoy) dilepas
kelaut, kapal dijalankan dengan cepat hampir searah dengan arus, kemudian jaring
dilingkarkan pada gerombolan ikan, dengan memperhitungkan jari-jari lingkaran
jaring dan gerombolan ikan maka setelah selesai penawuran jaring maka pelampung
besar sudah berada di haluan kapal dan segera dinaikkan keatas kapal.
2. Penarikan alat tangkap (Hauling) Penarikan tali kolor harus dilakukan dengan
hati-hati dan secepat mungkin hingga seluruh cincin purse seine terkumpul dan
muncul dari laut, atau sampai dirasa cukup.Lamanya waktu penarikan tali kolor kira-
kira berkisar 30 menit Gardjito(2000) dalam Sandi(2017).
Menurut Tomasila (2004) dalam Sandi (2017), penarikan isi jaring dilakukan dengan
cepat dan berhati-hati mengingat ikan masih dapat lolos dengan cara melompati tali
pelampungnya dan dalam penarikan jaring.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
A. Setelah tali kolor tertarik semua, maka sedikit demi sedikit bagian-bagian
jaring dinaikkan keatas kapal yang mulai dari ujung-ujung sayap.
B. Setelah sebagian jaring dinaikkan keatas kapal, ikan-ikan yang terkurung
dapat langsung diambil atau dinaikkan keatas kapal dengan menggunakan
serok.
C. Kemudian jaring yang dinaikkan keatas kapal disusun di tempat yang telah
ditentukan seperti pada waktu mulai operasi dengan tujuan agar jaring dapat
langsung dipergunakan untuk operasi berikutnya.
Menyatakan bahwa ikan segar hasil tangkapkan purse seine yang memiliki
kualitas tinggi harus diutamakan dalam penanganannya untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi ikan hasil tangkapan oleh msyarakat mengingat produk bahan makanan
yang mudah rusak. Hasil tangkapan kapal purse seine yaitu ikan layang, lemuru,
kembung, bawal, selar, tenggiri, dan tongkol. Tangkapan didominasi oleh ikan layang

8
yang memiliki 2 jenis yaitu ikan layang panjang (Decapterus macrosoma) dan ikan
layang pendek (Decapterus russeli) Hasil ikan layang berupa ikan segar dan ikan asin
dari jenis penanganan, penyimpanan, pengawetan freezer dan es.
Menurut Triharyuni & Hartati (2016), hasil tangkapan kapal purse seine
terdiri dari jenis ikan pelagis yang terdiri dari ikan layang (decapterus sp.), ikan
kembung (Rastrellinger kanagurta), selar (Crumenophalmus sp.), tembang/jui
(Sardinella sp.), lemuru/siro (Amblygaster sirm), tenggiri (Scoberomarus sp.),
tongkol (Auxis sp.), bawal (Formio riger). Hasil tangkapan dipengaruhi oleh cuaca,
musim dan lokasi penangkapan ikan.

Tabel 1 . Jenis ikan hasil tangkapan pukat cincin (purse seine)

Nama Indonesia Nama Inggris Nama latin/Ilmiah


Indonesian name English name Scientific name
Ikan Layang Scad Decapterus Sp
Ikan Cakalang Skipjack Tuna Katsuwonus Pelamis
Ikan Tongkol Mackarel Tuna Euthynnus affinis
Ikan Tuna Tuna Fish Thunnus Albacares
Cumi-cumi Squid Loligo Sp
Kembung Short-bodied mackerel Rastrelliger brachy
Ikan pelagis kecil lainnya

(Sumber : Laporan Tahunan Statistik PPS Bitung, 2018)

2.4 Penanganan Hasil tangkapan


Menurut (Sunarman dan Murniati A.S, 2000) penanganan ikan adalah suatu
rangkaian kegiatan atau perlakuan terhadap ikan tanpa mengubah struktur dan bentuk
dasar dari ikan itu sendiri yang dilakukan dengan tepat guna dan berdaya tepat
dengan mengarah pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas waktu
yang pada prinsipnya bermuara pada system jaminan mutu yang aman bagi kesehatan
manusia. Penanganan ikan diperlukan perlakuan khusus untuk menjaga mutu dari
hasil tangkapan tersebut. Mutu yang dimiliki oleh komuditas ikan turut berperan
menentukan besar kecilnya nilai jual ikan yang akan ditetapkan. Penanganan hasil
tangkapan dimulai, sejak ikan diatas kapal. Hal ini bertujuan menjaga mutu ikan hasil
tangkapan selama di kapal sampai ke tangan konsumen.

9
Proposal ini memperlihatkan hasil spesies utama yang ditangkap pada area
Fishing Ground yang berbasis di ppn sibolga adalah:
Tabel 2, Ikan tangkapan purse seine
Nama Lokal Nama Ilmiah
Tuna Thunnus sp
Cakalang Katsuwonus Pelamis
Layang Decapterus Macrosoma
Cendro Trichiurus crocodilus
Katombo Rastrelliger Canagurta

Dari kelima spesies utama yang ditangkap ini, sistem penanganan hasil
tangkapan masih bersifat umum. Sementara secara morfologi dan anatomi untuk
kelima spesies ini terutama sistem integumen (sistem organ yang membedakan,
memisahkan, melindungi dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan
sekitarnya) masing-masing memiliki perbedaan. Pada spesies tuna dan cakalang
memiliki kemiripan sistem integumen, sehingga pola penanganan tangkapan
cenderung sama baik dari teknik penangkapan, penanganan diatas kapal maupun
penyusunan didalam cool box.
Irianto (2008) menyatakan cara penanganan ikan tuna dan cakalang setelah
ditangkap yang sering diterapkan diatas kapal adalah penggancoan, pendaratan ke
atas kapal, pematian, perusakan saluran saraf dengan alat taniguchi, pembersihan,
serta penyimpanan dingin. Sementara untuk spesies cendro, layang dan katombo
memiliki perbedaan sistem integumen sehingga dengan penanganan yang sama
dengan tuna dan cakalang akan memberikan efek regormortis yang lebih cepat.

5.5 Komposisi Hasil Tangkapan


Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-
ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah
membentuk Shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface)
dan sangatlah diharapkan pula agar Densitas Shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara
ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan 6 kata lain dapat juga
dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal
ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang
dan lebar) yang dipergunakan. Jenis ikan yang ditangkap dengan Purse seine terutama
di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus sp), Kembung
(Rastrellinger sp) Lemuru (Sardinella sp), Cumi-cumi (Loligo sp) dan lain-lain
(Subani dan Barus, 1989).
Anonim (2007), mengatakan bahwa Purse seine (pukat cincin) digunakan
untuk menangkap ikan yang bergerombol (schooling) di permukaan laut. Ikan yang
tertangkap dengan alat penangkapan purse seine adalah jenis-jenis ikan pelagis kecil
yang hidupnya bergerombol antara lain; Layang (Decapterus sp), Selar (Caranx sp),
10
Lemuru (Sardinella sp), Kembung (Rastrelliger sp), Tongkol (Auxis thazard), dan
Tembang (Sardinella fimbriata). Ikan tersebut tertangkap oleh purse seine karena
gerombolan ikan tersebut dikurung oleh jaring yang telah membentuk kantong. Jenis
ikan tersebut dapat ditangkap di perairan Indonesia. Daerah-daerah penangkapan
yang terpenting adalah di perairan Maluku, Papua, Utara Jawa, Selat Malaka, Selat
Makassar, Laut Cina Selatan (Perairan Natuna) dan Selatan Sulawesi yang total
produksinya mencapai sekitar 40 - 60 % total produksi.
5.6.1 Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
Menurut Gunarso (1996) diacu dalam Jungjunan (2009), cakalang atau
skipjack tuna merupakan ikan yang mempunyai nilai ekonomis penting. Ikan
cakalang menyebar disekitar daerah tropis, yaitu pada suhu antara 260C – 320C.
Penyebarannya dapat dibagi menjadi dua macam yaitu penyebaran horizontal atau
penyebaran menurut letak geografis dan penyebaran vertikal atau penyebaran
menurut kedalaman perairan, (Nakamura 1969 diacu dalam Jungjunan 2009).
Menurut Uktolseja (1989), penyebaran cakalang di perairan indonesia
meliputi Samudra Hindia (perairan Barat Sumatra, Selatan jawa, Bali, Nusa
Tenggara), perairan Indonesia bagian Timur (laut Sulawesi, Maluku, Arafuru, Banda,
Flores dan selat Makassar) dan Samudra Pasifik (perairan Utara Irian Jaya).
Ikan cakalang akan bermigrasi menghindari perairan yang bergelombang dan
mencari perairan yang lebih tenang untuk menghindari tekanan (Laevastu dan Hayes
1981). Dugaan ini diperkuat oleh pengamatan dalam operasi penangkapan cakalang
dalam kondisi perairan yang bergelombang cukup besar di perairan Sorong oleh
Simbolon dan Halim (2006) dan di perairan Sulawesi Tenggara oleh Syahdan et al.
(2007).
Daerah penyebaran ikan cakalang membentang disekitar 40º LU - 30º LS.
Sebagian dari perairan Indonesia merupakan lintasan ikan cakalang yang bergerak
menuju kepulauan Philipina dan Jepang. Itulah sebabnya ikan cakalang dijumpai
hampir sepanjang tahun di perairan kita, kelompok padat disekitar Kalimantan,
Sulawesi, Halmahera, Kepulauan Maluku dan sekitar perairan Irian Jaya (Gunarso,
1996).
Tuna dan Cakalang menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis.
Penyebaran jenis-jenis tuna dan cakalang tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis 10
bujur (longitude) tetapi dipengaruhi oleh perbedaan garis lintang (latitude)
(Nakamura, 1969). Di Samudera Hindia dan Samudera Atlantik menyebar di antara
40ºLU dan 40ºLS (Collete dan Nauen, 1983).

5.6.2 Ikan Layang (Decapterus koheru)


Sunarjo 1990, menyatakan bahwa Ikan layang termasuk jenis ikan perenang
cepat, bersifat pelagis, tidak menetap dan suka bergerombol. Jenis ikan ini tergolong
11
“stenohaline”, hidup di perairan yang berkadar garam tinggi (32 – 34 promil) dan
menyenangi perairan jernih. Ikan layang banyak tertangkap di perairan yang berjarak
20 – 30 mil dari pantai. Dilaporkan bahwa ikan ini banyak dijumpai pada kedalaman
45 – 100 meter.
Sesuai Pendapat Widodo (1998), bahwa ikan layang umumnya memiliki dua
kali periode pemijahan setiap tahun. Puncak musim pemijahan jenis ikan ini biasanya
terjadi pada bulan Maret-April dan Agustus-September. Namun , musim pemijahan
ini terkadang mengalami pergeseran sesuai dengan dinamika parameter lingkungan.
Musim penangkapan ikan layang tergantung dari pola migrasinya. Pola
migrasi ikan layang adalah musiman, karena kebiasaan hidupnya sangat peka
terhadap salinitas rendah, juga ikan layang melakukan migrasi setiap hari yaitu
migrasi harian. Migrasi ikan layang, dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu yang secara tidak langsung jenis pakannya itu dipengaruhi oleh intensitas
cahaya matahari. Ikan layang tinggal di lautan luas atau juga tersebar di perairan
teluk. Puncak produksi ikan layang di perairan Indonesia terjadi dua kali dalam 11
setahun yang kurang lebih jatuh pada bulan Januari-Maret dan Juli-September
(Prihatini, 2006)
berkumpulnya ikan akibat pengaruh cahaya dapat dibedakan atas dua macam
yaitu secara langsung ikan-ikan tertarik oleh adanya cahaya lalu berkumpul dan
secara tidak langsung dengan adanya cahaya maka planktonplankton dan ikan-ikan
kecil berkumpul lalu ikan yang menjadi tujuan penangkapan datang untuk memakan
plankton dan ikan-ikan kecil tersebut. Hal tersebut merupakan cerminan proses rantai
makanan yang terjadi di perairan dimana banyak faktor yang menyebabkan biota
tertarik untuk mencari makan dimulai tertariknya zooplankton kemudian diikuti ikan-
ikan kecil selanjutnya ikan-ikan besar dan seterusnya. (Ayodhya, 1981).
5.6.3 Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)
Ikan ini bersifat epipelagis dan neritik, menjelajahi perairan-perairan terbuka
bersuhu 18°-29 °C. Sebagaimana tuna yang lain, jenis ini acap menggerombol dalam
campuran berbagai jenis ikan dengan ukuran tubuh yang sama. Misalnya dengan
Thunnus albacares yang kecil, Katsuwonus pelamis, Auxis sp., dan juga Megalaspis
cordyla, dalam kumpulan yang terdiri dari 100 hingga lebih dari 5.000 ekor ikan. Ikan
tongkol (Euthynnus affinis) bersifat 12 epipelagis dan neritik, menjelajahi perairan-
perairan terbuka bersuhu 18°-29°C. Sebagaimana tuna yang lain, jenis ini biasanya
menggerombol dalam campuran berbagai jenis ikan dengan ukuran tubuh yang sama.
Misalnya dengan Thunnus albacares yang kecil, Katsuwonus pelamis, Auxis sp., dan
Megalaspis cordyla, dalam kumpulan yang terdiri dari 100 hingga lebih dari 5.000
ekor ikan (Nontji, A. 1987).
Sesuai pendapat Collette dan Nauen (1983), menyatakan bahwa pemijahan
tongkol di perairan Philiphina terjadi pada bulan Maret-Mei, di Afrika pada bulan
Januari dan Juli, di perairan indonesia pada bulan Agustus dan Oktober. Daerah
penyebaran ikan tongkol sangat luas bahkan hampir diseluruh daerah pantai dan laut
lepas pantai Indonesia serta seluruh perairan Indo-Pasifik. Umumnya ikan tngkol
12
hidup dilapisan permukaan pada daerah pantai dan lepas pantai berkadar garam
rendah,bersuhu 26-28°C.
Direktorat Jendral Perikanan (1987), mengungkapkan bahwa tongkol tersebar
di seluruh perairan Indonesia. Daerah penangkapanya terdapat di sekitar pantai,
sehingga sering disebut dengan istilah tuna pantai.

13
METODE PRAKTIK
3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan
Kerja praktik akhir berlokasi di Wilayah Perairan Sibolga.Dimulai dari
tanggal 01 maret 2023 sampai dengan 31 juni 2023.Pelaksanaan praktik kerja
dilakukan dengan mengikuti KM........ yang beroperasi di pelabuhan nusantara dan
tangkahan sibolga. Pelelangan Ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara Sibolga yang
berada di sekitar,Teluk Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota
Sibolga, Provinsi Sumatera utara

Gambar 1. PPN Sibolga


Gambar.PPN Sibolga

3.2Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada saat praktek kerja lapangan
Tabel 3
Alat dan bahan Kegunaan
Alat Tulis Mencatat data di lapangan
Handphone/ Camera Dokumentasi di lapangan
Buku Panduan Membantu penulisan laporan
Log book Membantu pengumpulan data
primer di lapangan.
Jangka sorong/Penggaris mengukur panjang dan lebar ikan

14
3.3Metode Pengumpulan Data

3.3.1Data primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dari tangan pertama yaitu
dengan langsung terjun ke lapangan di cari melalui narasumber atau
responden yang dijadikan sebagai objek penulisan laporan kerja praktik
akhir.
Data primer biasanya lebih bersifat spesifik karena penulis langsung mengambil data
dengan cara
Yaitu:
1. Mengikuti operasi penangkapan ikan langsung mulai dari keberangkatan dari
pelabuhan (Fishing base),Lokasi penangkapan (Fishing ground),Hingga
kembali ke pelabuhan (Fishing base).
2. Melakukan wawancara kepada narasumber yang di jadikan objek penulisan
laporan kerja praktik akhir,Seperti nahkoda kapal beserta awak kapal lainnya.
3. Mengikuti bagaimana pengoperasian alat tangkap diatas kapal
4. Langsung memperhatikan letak kapal purse seine melalui alat navigasi di atas
kapal.

3.3.2Data sekunder
Data yang diambil melalui perantara atau pihak yang telah mengumpulkan data
tersebut, dengan kata lain penulis tidak langsung mengambil data ke lapangan
melainkan mempelajari seperti;
1. Studi pustaka yang dilakukan mempelajari teori-teori yang mendukung
praktik sehingga diharapkan dengan landasan teori yang kuat akan mendapat
pemahaman yang baik.
2. Mempelajari buku buku untuk memperkuat dan menambah pengetahuan
penulis.
3. Mempelajari data data yang mendukung penulis melalui jurnal atau dari
sumber sumber lainnya
3.4 Analisis Data
Data hasil tangkapan yang diperoleh dianalisis secara Deskriptif dengan cara
menyajikan dalam bentuk Grafik atau Gambar. Data hasil tangkapan terlebih dahulu
dipisah berdasarkan jenis ikan (Cakalang,Layang dan Tongkol) pada masing – trip di
perairan Sibolga , setelah itu dihitung komposisi atau persentase jumlah tangkapan.

15
3.5 Prosedur Kerja
Dalam kerja praktik akhir ini pengambilan data yang dilakukan yaitu dengan
langsung melakukan wawancara kepada nahkoda mengenai alat tangkap purse seine
yaitu berupa panjang dan tinggi jaring,ukuran mata jaring dan komponen komponen
purse seine (Pelampung,Pemberat,cincin dan tali temali).Pada pengukuran kapal dan
data mesin kapal data dapat dilihat pada surat-surat kapal seperti (Panjang dan lebar
kapal,draf kapal dan jenis mesin yang digunakan).Data hasil tangakapan diperoleh
dengan memisahkan hasil tangkapan sesuai jenisnya masing masing dan menanyakan
daerah penagkapannya,Dan dilakukan penimbangan guna untuk di jadikan sampel
sebagai berat ikan hasil tangkapan per trip menurut jenisnya ,Setelah itu di ambil
beberapa jenis ikan hasil tangkapan dengan berupa jenisnya masing masing,guna
untuk pengambilan sampel seperti pengukuran panjang ikan berat ikan per jenisnya

16
DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, 2004.Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu,


PT.Preednya Paramita,Jakarta
JASRIADI SAMPE, R. E. M. B. A. (2018). STUDI KOEFISIEN
ADMIRALTY (CAD) DALAM MENENTUKAN DAYA MESIN
KAPAL PERIKANAN (Doctoral dissertation, Universitas
Hasanuddin).
Rustiyan, R., & Mustakim, M. (2017, May). Klasifikasi Jenis Perairan pada Kapal
Perikanan di Indonesia Menggunakan K-Nearest Neighbor. In Seminar
Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri (pp. 178-185).
Bangun, T. N. C., & Muntaha, A. (2017). Stabilitas Kapal Ikan Katamaran Sebagai
Pengganti Kapal Purse Seine di Kabupaten Pamekasan Madura Jawa
Timur. ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut, 1(1), 11-19.
Mustapa, R., Salam, A., & Baruadi, A. S. (2020). Pengelolaan Usaha Purse Seine di
Kelurahan Leato Selatan| Management of the purse seine business in
Kelurahan Leato Selatan. The NIKe Journal, 5(4)
Sandi L (2017) Tehknik Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine Pada
KM.Inta Mina 245.Di Perairan Banda Kendari ,Sulawesi Tenggara.
Triharyuni ,S. Hartati S,T. (2016). Komposisi hasil tangkapan.Daerah
penagkapan dan elastisitas. Produksi pukat cincin tegal
jawatengah.J.Peneliti.Perikanan.Indonesia 20,73-80
Sunarman, Murniati AS. (2000). Pendinginan dan pembekuan ikan.
Kanisius Publisher. Bandung
Irianto, E. 2008. Teknologi Penanganan Dan Penyimpanan Ikan Tuna
Segar Di Atas Kapal. Quallen Bulletin Of Marine And Fisheries
Postharvest And Biotechnolgy : Volume 3
Subani,W dan H.R Barus 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia Jurnal Penelitian Scapfield ,1951.Purse Seine(Fishing
books.Ltd.London.
Anonim. 2007. Kelayakan Usaha. Dari situs (http://www.bi.go.id/web/id/ UMK
MBI/Kelayakan+Usaha/Pola+Pembiayaan/Perikanan/purse_seine.htm).
Diakses pada tanggal 21 Juli 2017 jam 13.37 wita.
Gunarso, W.,1996. Teknologi Penangkapan (tidak dipublikasikan). Jurusan
Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan. Institut Pertanian Bogor.
Uktolseja. J. C. B, Bahar. S dan Mulyady. E 1988. Potensi Dan Penyebaran Sumber
Daya Ikan Laut Perairan Indonesia. Direktorat Jendral Perikanan Jakarta.

17
Simbolon D. Abdul Halim. 2006. Suhu Permukaan Laut Kaitanya Dengan Hasil
Tangkapanikan Cakalang Dan Madidihang Di Periran Sumatra Barat.
Bulettin 15 (3) : 122- 138.
Collette dan Nauen. 1983. pemijahan tongkol di perairan Philiphina terjadi pada
bulan Maret-Mei.
Syahdan M., Fedi M, Sandita A, Atmadipoere A, Simbolon D. 2007. Hubungan Suhu
Permukaan Laut Dan Klorofil-A Terhadap Hasil Ikan Cakalang
(Katsuwonus pelamis). Linne di Perairan Bagian Timur Sulawesi Tenggara
PSP 16 (2) :246- 259.
Sunarjo .1990 . Analisa Parameter Pertumbuhan Ikan Layang Deles (Decapterus
macrosoma Blkr) di Perairan Laut Jawa Bagian Timur. (Skripsi) Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro Semarang.
Widodo. 1998. ikan layang umumnya memiliki dua kali periode pemijahan setiap
tahun
Prihatini, 2006. Musim penangkapan ikan layang tergantung dari pola migrasinya.
Migrasi ikan layang, dipengaruhi oleh beberapa faktor
Ayodhyoa, A.U, 1976. Bagian Teknik Penangkapan Ikan . Institut Pertanian
Bogor.161 hlm.
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

18
Lampiran

2023
LOOG BOOK KERJA PRAKTIK AKHIR (KPA)

Program Studi Teknik Penangkapan Ikan

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG


2023

19
DATA LOKASI PRAKTEK / PERUSAHAAN

1.Nama Perusahaan/ pemilik kapal:……………………………….................

2.Lokasi Perusahaan / alamat pemilik kapal :……………………….....

...............................................................................................................................

3.Alamat Perusahaa:............................................................................................

...............................................................................................................................

4.Berdiri. tahun :……...............................................

5. Pemilik :…………………………………...............

6. Bidang Usaha :1………………………………….

:2………………………………….

:3………………………………....

7. Karyawan

Jumlah karyawan :

a. Di darat :

- Administrasi : ………………………………… orang

- Teknis penangkapan: ………………………………… orang

- Teknis permesinan : ………………………………… orang

- Processing : ………………………………… orang

- Pemasaran : ………………………………… orang

b. Di laut :

Awak seluruh kapal :………………………………… orang

20
8.Jumlah Armada kapal :.....................buah

No Nama kapal Tanda selar Bahan Alat tangkap


Pembuatan

1.

2.

3.

4.

5.

9. Cold storage Jumlah Kapasitas

Jumlah :.................................unit

Kapasitas.............................: ton

DATA KAPAL

1. Nama Kapal : …………………………………..............

2. Call Sign /Nama Panggilan : ……………………………………………

3. Jenis kapal : Besi / kayu / fibreglass

4. Tahun Pembuatan : ……………………………………………

5. Galangan Pembuat dan : ……………………………………………

Tempatnya ……………………………………………

6. Ukuran : :

Panjang x lebar x dalam(m) ……… m x …………m x m.

7. Gross Tonage : …………………………………….... GT

8. Mesin Penggerak : : Merk ……………… ….. ….. type ………

(Main Engine) : Daya......................... kw

: Buatan ……………………………………

21
Jumlah Silinder : …………………………

9. Mesin Bantu I : : Merk ……………… ….. …..

type ……………

( Auxiliary Engine I) : Daya ...............kw

: Buatan
…………………………………………

Kegunaan : ………………………………………………

………………………………………………

10. Mesin Bantu II : : Merk ……………… ….. …..

type …………….......

(Auxiliary Engine II) : Daya...........................kw

: Buatan
…………………………………………

Kegunaan : ………………………………………………

………………………………………………

11. Jenis Alat Tangkap : Pukat udang / purse seine/ long line

/ pole & line (coret yang tidak perlu)

12. Jumlah palkah : ………………………………. Buah

Kapasitas : …………………………… … ton

13. Kapasitas tanki bahan bakar: ……………………………… ton

14. Kapasitas tanki air tawar : ……………………………… ton

15. Propeller ( baling-baling) : (……) Controlable Pitch Propeller ( CPP)


22
(……) Fixed Pitch Propeller ( FPP)

Jumlah Awak Kapal : ……………………………… orang

Jenis jenis lampu di atas kapal

No Jenis lampu Jumlah Warna Ket

1 Lampu Haluan

2 Lampu Lambung

3 Lampu Buritan

GAMBARAN RANCANGAN UMUM KAPAL ( GENERAL


ARANGGEMENT)

Tampak samping

23
Tampak Atas

Berilah nomor pada bagian-bagian kapal dan sebutkan bagian tersebut pada
kolom di bawah ini

1 11
2 12
3 13
4 14
5 15
6 16
7 17
8 18

24
PERALATAN NAVIGASI DAN INDIKATOR CUACA
Sebutkan nama, merk, dan buatan serta jelaskan kegunaan peralatan navigasi
tersebut pada table di bawah ini

No Nama Merk Buatan Kegunaan


1

25
STRUKTUR ORGANISASI DI KAPAL

Isilah tabel dibawah ini dengan jabatan dan nama pejabatnya yang ada di
kapal, mulai dari Nakhoda sampai ke kelasi / deckhand

No Jabatan Nama Sertifikat Keterangan

1 Nakhoda ............................... …………….. Data ini dapat


2 Mualim I …………………… …………….. diperoleh dari
3 ………… …………………... …………….. daftar Awak
4 ………… ………………….. ……………. Kapal (Sijil).
5 …………. ………………….. ……………. Konsultasikan
6 ………… ………………….. ……………. kepada Nakhoda
7 ……….... ............................... …………….. untuk dapat
8 …………. …………………… …………….. memperoleh data
9 ………….. …………………... …………….. tersebut
10 …………. ………………….. …………….
11 …………. ………………….. …………….
12 …………. ………………….. ……………

26
SPESIFIKASI ALAT TANGKAP

A. PURSE SEINE
Gambarkanlah spesifikasi alat tangkap purse seine yang ada di kapal tempat
saudara praktek dan sebutkan bagian-bagiannya .

No Nama Spesifikasi Keterangan/fungsi


1 Badan jaring Mesh size : …………………
Bahan :…………………….
2 Kantong Mesh size : …………………
Bahan :…………………….
3 Sayap Mesh size : …………………
Bahan :…………………….
4 Tali Kerut Panjang :…………………..
Bahan :……………………
Diameter :…………………

27
5 Tali Ris atas Panjang :…………………
Bahan :……………………
Diameter :…………………
6 Tali Ris Panjang :…………………...
Bawah
Bahan :……………………
Diameter :…………………
7 Tali Cincin Panjang :…………………..
Bahan :……………………
Diameter :…………………
Jarak antar tali cincin :……
8 cincin Bahan :……………………
Diameter :…………………
Jumlah :…………………...
9 Pelampung Jenis :…………………….
Bahan :…………………….
Panjang :…………………..
Diameter :…………………
Jarak antar pelampung :……
10. Pemberat Jenis :……………………..
Bahan :……………………
Ukuran :…………………..
Jarak antar pemberat :…….

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN


28
29

Anda mungkin juga menyukai