Anda di halaman 1dari 26

PRAKTEK LAPANGAN

METODE PENANGKAPAN IKAN, TINGKAH LAKU IKAN DAN


OSEANOGRAFI PERIKANAN

KELOMPOK IV

1. WAHYUNI S. TAHER

2. ANDRI IDWAR

3. ROBBY KURNIAWAN

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjantkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini meskipun dengan segala keterbatasan dalam penulisan ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah semester genap
dengan judul “METODE PENANGKAPAN IKAN, TINGKAH LAKU IKAN
DAN OSEANOGRAFI PERIKANAN. Di Desa Toniku.
kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing praktikum
Mata Kuliah, yang telah membantu memberi masukan dan dalam menyusun
laporan ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan serta pengetahuan, kami
menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan komentar yang dapat di
jadikan masukan dalam menyempurnakan kekurangan kami dimasa yang akan
datang dan semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Ternate, 31 Mei 2018


Penyusun

Kelompok IV

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v
1. PENDAHULUAN
1.1 Latara belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 1

2. METODE PRAKTEK
2.1. Waktu dan Tempat .......................................................................... 2
2.2. Alat dan Bahan ................................................................................ 2
2.3. Metode Pengambilan Data .............................................................. 2
2.3.1. Bagan ....................................................................................... 2
2.3.2. Rawai ....................................................................................... 2

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Bagan .............................................................................................. 4
3.1.1. Pembahasan.............................................................................. 4
3.1.2 Deksripsi bagan ......................................................................... 6
3.1.3 Operasi penangkapan ikan ........................................................ 9
3.1.4 Jenis ikan hasil tangkapan ......................................................... 11
3.1.5. Tingkah laku ikan .................................................................... 12
3.1.6. Parameter oseanografi .............................................................. 12
3.2 Rawai ............................................................................................... 12
3.2.1 Deksripsi rawai ......................................................................... 12
3.2.2 Operasi penangkapan ikan ........................................................ 12
3.2.3 Jenis ikan hasil tangkapan ......................................................... 13

3
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan ...................................................................................... 16
4.2. Saran ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17
LAMPIRAN .................................................................................................... 18

4
DAFTAR TABEL

No Teks halaman
1. Tabel 1. Hasil analisis pengukuran kapal bagan .......................................... 4
2. Tabel 2. Hasil analisis pengukuran rangka bagan ........................................ 5
3. Tabel 3. Hasil analisis pengukuran jaring .................................................... 6
4. Tabel 4. Proses operasi penangkapan ikan di bagang .................................. 9
5. Tabel 5. hasil tangkapan di bagang .............................................................. 11
6. Tabel 6. Kegiatan di laut pada alat tangkap rawai ....................................... 13
7. Tabel 7. Hasil tangkapan rawai dasar .......................................................... 14
8. Tabel 8. Hasil pengukuran panjang, lebar badan dan berat tubuh ikan ....... 15

5
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Gambar 1. Roller/Pemutar ........................................................................... 7

6
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Desa Toniku adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Jailolo
Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Desa Toniku
merupakan desa nelayan karena Masyarakat desa Toniku memiliki mata
pencaharian yang sebagian besar adalah nelayan. Profesi nelayan realtif menjadi
dominan karena terdapat sejumlah bagan perahu yang digunakan untuk melakukan
penangkapan ikan (Alfret, 2011).
Alat tangap Bagan merupakan salah satu jaring angkat yang dioperasikan di
perairan pantai pada malam hari dengan menggunakan cahaya lampu sebagai faktor
penarik ikan (Sudirman dan Mallawa, 2012). Di indonesia bagan ini diperkenalkan
pada awal tahun 1950 dan telah mengalami perubahan. Bagan, pertama kali
digunakan oleh nelayan Makassar dan Bugis di Sulawesi Selatan, dan kemudian
menyebar ke berbagai wilayah (Subani, 1972).
Selain alat tangkap Bagan ada sebagian kecil masyarakat Desa Toniku
melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan Rawai Dasar (set long line)
untuk menangkap ikan Demersal.
Rawai dasar merupakan suatu alat penangkapan ikan (API) yang terdiri dari
tali yang sangat panjang (tali utama/ main line) yang secara berderet dengan jarak
tertentu dipasang tali-tali pendek (tali cabang/ branch line) yang ujungnya diberi
mata pancing (Ardidja, 2010).
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui operasi penangkapan ikan pada alat tangkap bagan dan
Rawai mulai dari persiapan, setting, hauling dasar serta Mengamati kondisi
perairan: arus, gelombang, cuaca permukaan
2. Untuk mengetahui tingkah laku Ikan pada alat tangkap Bagan.

7
2. METODE PRAKTEK

2.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 16-18 Maret 2018, yang bertempat
Desa Toniku, Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat.
2.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum sebagai berikut :
1. Unit alat tangkap ikan
2. Jam tangan (alat pengukur waktu)
3. Alat tulus menulis
2.2. Metode Pengambilan Data
2.2.1. Bagan
Metode pengambilan data pada alat tangkap Bagan dilakukan secara
Experimental Fishing dimana mahasiswa terlibat secara langsung dalam proses
penangkapan ikan.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :
1. Melakukan persiapan dan berangkat dari fishing base ke fishing ground
pukul 17.52-18.00 bersama nelayan Bagan.
2. Setelah sampai di bagan,melakukan wawancara kepada nelayan bagan
sesuai dengan daftar isian yang telah disediakan.
3. Melakukan pengamatan mengenai Metode Penangkapan Ikan dan Tingkah
Laku Ikan dari Setting sampi dengan Hauling.
4. Selesai hauling, Mengidentifikasi jenis ikan yang tertangkap di bagan.
5. Kembali dari fishing ground ke Fishing Base pukul 07.42-08.00.

2.2.2. Rawai Dasar


Metode pengambilan data pada alat tangkap Rawai dilakukan secara
Experimental Fishing dimana mahasiswa terlibat secara langsung dalam proses
penangkapan ikan.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :
1. Berangkat dari fishing ground ke Fishing Base pukul 21.45-21.53.

2. Mempersiapakan alat tangkap yang akan di operasikan.

8
3. Melakukan aktifitas penangkapan dalam aktifitas pengkapan terdiri dari tiga
tahap yaitu : penurunan alat tangkap (setting), alat tangkap dibiarkan
beberapa jam, dan penarikan alat tangkap (hauling).

4. Kembali dari fishing ground ke fishing base pukul 06.17-06.26.

5. Mengidentifikasi jenis ikan yang tertangkap di Rawai.


6. Melakukan pengukuran pada ikan hasil tangkapan (panjang total (cm) dan
berat ikan).

9
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Bagan
3.1.1. Pembahasan
1. Kapal Bagan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran dari 9
unit bagan, hasil analisis kapal bagan yang di operasikan di perairan teluk dodinga
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Hasil analisis pengukuran kapal bagan
Kapal Bagan
No
L (m) B (m) H (m)
1 16 1,25 2,75
2 17 1,5 2,5
3 17,25 1,5 2,5
4 16 1,25 2,3
5 17 1,35 2,3
6 16 3,5 2,8
7 16 3,5 2,8
8 17 1,5 2,5
9 17 1,5 2,35
Maksimum 17,25 3,5 2,8
Minimum 16 1,25 2,3
Rata-rata 16,6 1,9 2,5

Berdasarkan tabel di atas panjang maksimum kapal bagan yang di operasikan


di Teluk Dodinga adalah 17,25 meter, panjang minimum adalah 16 meter dan
panjang rata-rata adalah 16, 6 meter. Lebar maksimum kapal bagan adalah 3,5
meter, lebar minimum adalah 1,25 dan lebar rata-rata kapal bagan yang di
operasikan di teluk dodinga adalah 1,9. Tinggi maksimum kapal bagan yang di
operasikan di perairan teluk dodinga adalah 2,8 meter, tinggi minimum adalah 2,3
meter dan tinggi rata-rata adalah 2, 5 meter.

2. Kerangka Bagan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran
rangka bagan yang di operasikan di perairan teluk dodinga dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :

10
Tabel 2. Hasil analisis pengukuran rangka bagan
Rangka Bagan
No
L (m) B (m) H (m)
1 17 17 1,5
2 18,75 18,75 1,5
3 17,25 17,25 1
4 17 16 1,4
5 17 17 3
6 16 16 2,5
7 20 16 3
8 17 17 1,5
9 17 17 1,5
Maksimum 20 18,75 3
Minimum 16 16 1
Rata-rata 17,4 16,9 1,9

Berdasarkan tabel di atas panjang maksimum rangka bagan yang di


operasikan di Teluk Dodinga adalah 20 meter, panjang minimum adalah 16 meter
dan panjang rata-rata adalah 17,4 meter. Lebar maksimum rangka bagan adalah
18,75 meter, lebar minimum adalah 16 dan lebar rata-rata rangka bagan yang di
operasikan di teluk dodinga adalah 16,9. Tinggi maksimum rangka bagan yang di
operasikan di perairan teluk dodinga adalah 2,8 meter, tinggi minimum adalah 2,3
meter dan tinggi rata-rata adalah 2, 5 meter.

3. Jaring
Berdasarkan analisis data yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran jaring
yang di operasikan di perairan teluk dodinga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

11
Tabel 3. Hasil analisis pengukuran jaring.
Jaring
No
L (m) B (m) H (m)
1 17 17 11
2 18,75 18,75 13
3 12 12 12
4 17 17 13
5 17 17 9
6 16 16 13
7 20 15 13
8 17 17 9
9 17 17 13
Maksimum 20 18,75 13
Minimum 12 12 9
Rata-rata 16,8 16,2 11,9

Berdasarkan tabel di atas panjang maksimum jaring yang di operasikan di


Teluk Dodinga adalah 20 meter, panjang minimum adalah 12 meter dan panjang
rata-rata adalah 16,8 meter. Lebar maksimum jaring adalah 18,75 meter, lebar
minimum adalah 12 dan lebar rata-rata jaring yang di operasikan di teluk dodinga
adalah 16,2. Tinggi maksimum jaring yang di operasikan di perairan teluk dodinga
adalah 13 meter, tinggi minimum adalah 9 meter dan tinggi rata-rata adalah 11,9
meter.

3.1.2. Deskripsi Bagan


1. Kontruksi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada Bagan Safitri
Kapal/perahu bagan terbuat dari bahan kayu jenis Hirus dan Klor Kambing.
Dibentuk dari sebatang kayu pada bagian dasar perahu kemudian bagian atasnya
terdiri dari susunan papan. Fungsi dari pada perahu bagan adalah selain sebagai
penopang rakit juga digunakan ketika bagan sedang dipindahkan ke tempat yang
lain. Ukuran utama kapal/perahu adalah sebagai berikut: panjang : 16 m, lebar (B)
: 1,25 m, dan dalam (d) : 2,30 meter.
Kerangka rakit terbuat dari totara (5x10cm) bahan kayu bintangor dengan
ukuran sebagai berikut: panjang (L) : 9 m, lebar (B) : 16 m, dan tinggi terhitung
mulai dari permukaan kulit air hingga sejajar pada bagian atas rakit adalah 1,4

12
meter. Fungsi dari kerangka bagan tersebut adalah selain sebagai pembentuk
konstuksi rakit juga sebagai stabilitas dari rakit.
Ukuran rumah jaga adalah 6 x 3 meter dan tinggi 13 meter,yang terdiri dari
ruang utama tempat istirahat dan tempat pemasangan lampu gantung maupun
lampu bawah air. Rumah jaga juga dilengkapi dengan dapur.
Bagan ini juga dilengkapi dengan roler/putaran yang jumlahnya berkisar 3
unit. Roler/putaran tersebut ada yang berukuran besar (130 meter) dan ada yang
berukuran kecil (140 meter). Konstruksi roler/putaran terdiri dari 1 pasang kaki
yang terpasang secara parmanen pada rakit bagan yang berfungsi sebagai penahan
roler, 1 batang kayu yang dibulatkan sedemikian sehingga berfungsi sebagai batang
as yang dihubungkan pada kedua kaki roler dan 1 pasang batang kayu yang
dipasang pada batang as yang berfungsi sebagai gagang pemutar. Roler/pemutar
tersebut ada yang berukuran besar dan ada yang berukuran kecil. Ukuran besar
berfungsi sebagai penarik dan penurunan jaring dan jangkar. Sedangkan ukuran
kecil berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan pemberat jaring.

Gambar 1 : Roller/Pemutar

2. Penerangan
- Lampu tiang, dipasang 6 buah lampu masing-masing tiang berkekuatan 18 watt.
Lampu tersebut berfungsi sebagai penerangan ketika melakukan aktifitas selama
di bagan, selain itu berfungsi juga sebagai lampu kode ketika ingin
memberitahukan kepada armada pole and line yang ingin mengambil hasil
tangkapan. Ketika ikan sudah dikurung maka lampu tiang di kedipkan dengan

13
cara menekan saklar secara bolak-balik singga lampu tiang bergantiaan menyala
mati. Kode tersebut memberi isyarat kepada pole and line bahwa pada bagan
tersebut telah berhasil menyediakan hasil tangkapan untuk dijadikan umpan.
- Lampu kurung, terpasang pada sisi kanan dan kiri labung kapal/perahu bagan.
Fungsi lampu tersebut sebagai alat bantu untuk menaikan gerombolan ikan ke
lapisan permukaan. Jumlah lampu pada masing-masing sisi kapal/perahu tersebut
adalah 10 buah yang berkekuatan setiap lampu adalah 14 watt. Lampu tersebut
dipasng pada ujung bambu, menjulur kebawah mendekati permukaan air dari dek
bagan. Salah satu lampu dari 10 lampu tersebut di tutup dengan menggunakan
corog plastik berwarna. Hal ini dimaksudkan untuk memberi variasi pada
pencahayaan.

- Lampu dalam air, berfungsi sebagai pengumpul ikan pada kedalaman tertentu,
dan juga berfungsi untuk mengiring gerombolan ikan ke permukaan. Lampu
tersebut berjumlah 2 unit yang diturunkan di sisi kanan dan kiri lambung
kapal/perahu bagan. Material lampu dalam air tersebut terdiri dari: 1 buah balon
jari-jari merek Philips berkekuatan 18 watt, kabel dengan panjang secukupnya
beserta kelengkapannya, 1 buah botol orson, pemberat dari batang besi dan tali
nylon dengan ukuran panjang seperti panjang kabel. Adapun teknik pembuatannya
adalah terlebih dahulu harus disediakan 1 buah botol orson yang telah dipotong
pada bagian leher botol dengan menggunakan bahan intan. Lampu balon
dimasukkan kedalam botol, setelah dihubungkan dengan kabel, dan arah keluar
kabel melalui mulut botol. Setelah itu botol yang terpotong disambung dengan
menggunakan lem epoxy. Lem epoxy harus dicampur dengan bedak talk dengan
perbandingan adalah: 2 sendok lem epoxy dengan 4 sendok bedak talk. Setelah
diaduk di atas papan sampai cair baru dililitkan pada setiap bibir botol yang
terpotong. Kemudian kedua belah bibir botol tersebut dihubungkan dengan sangat
cermat untuk menyambung kembali botol yang telah terisi dengan balon. Jika
sambungan sudah sempurna maka lem dililitkan di bagian luar dari sambungan
tersebut untuk memperkuat daya tahan sambungan botol agar kedap air. Lem juga
dililitkan pada bagian celah penutup botol dan bagian kepala penutup botol yang
telah dilberi lubang sebagai lintasan kabel yang terhubung dengan balon. Apabila

14
proses pekerjaan tersebut selesai maka lampu dapat digunakan setelah kurang lebih
2 hari agar proses pengering lem secara sempurna
Jaring
Ukuran jaring adalah : lebar jaring 17 meter, dan panjang jaring 16 meter.
Bahan jaring tersebut dibuat dalam bentuk persegi empat, dan dipasang pada
kedalaman sekitar 25 meter.
3.1.3. Operasi Penangkapan Ikan
Tahapan pengoperasian bagan perahu diuraikan sebagai berikut :
Waktu
Kegiatan Cara kerja
Setting Setting
I II
Persiapan:

1. Menyalakan lampu tiang 18.25 02.50 Biasanya lampu tiang


dinyalakan pada saat jaring
belum diturunkan, namun
di bagan Safitri ini lampu
baru dinyalakan setelah
jaring diturunkan.
2. Menyalakan lampu gantung 18.40 02.51 Lampu gantung dinyalakan
setelah lampu tiang
dinyalakan juga.
Setting

1. Menurunkan jaring 18.05 03.10 Jaring mulai dilepaskan


dengan bantuan nelayan
dan Roller.
2. Menurunkan lampu bawah 18.10 03.18 Setelah jaring telah
air dirunkan
3. Menunggu hauling 20.05 04.00 Lampu-lampu mulai di
padamkan secara bertahap,
untuk persiapan hauling
Hauling

1. Lampu bahwa air diangkat 20.32 05.39 setelah ikan terkumpul di


pada kedalaman tertentu area penagkapan, lampu
mulai diangkat

15
2. Lampu tiang dipadamkan 20.33 05.30 Secara bersamaaan lampu
tiangpun diamatikan
3. Lampu gantung dipadamkan 20.33 05.30 Pamadaamn dilakukan
setelah ikan terkumpul
4. Lampu bawah air diangkat 20.35 05.31 Setelah kedua lampu
di permukaan air dimatikan, lampu bawah
airpun mulai diangkat
secara perlahan agar ikan
terkumpul hanya pada satu
titik tertentu.
5. Ikan digiring ke salah satu 20.39 05.35 Ikan mulai digiring dengan
bagian bagan jaring ke bagian samping /
salah satu bagian bagang.
6. Lampu bawah air dimatikan 20.40 05.40 Lampu mulai ditarik dan
dan diangkat dimatikan pada setiap sisi
yang ada dibagang.
7. Ikan terkurung di area 20.42 05.42 Lampu kurung ditarik
lampu gantung secara perlahan-lahan agar
ikan terkonsentrasi hanya
pada satu cahaya dan
terkurung.
8. Hasil tangkapan diangkat 02.55 06.30 pada hauling pertama hasil
tangkapan belum diangkat
tetapi masih dibiarkan
terkurung di dalam jaring
sampai pada setting kedua
hasil tangkapan diangkat.
9. Perkiraan jumlah tangkapan Ditanyakan kepada
Hauling I nelayan:
Hauling II 2 takar
1 takar

16
3.1.4. Jenis Ikan Hasil Tangkapan
No Nama dan Gambar Ikan Nama Inggris Nama Lati
1 Ikan Teri Anchovy Stolephorus
Commersonii

2 Ikan Sarden Sardina Sardinella aurita


pilcharus

3 Ikan Layur (buy catch) Ribbbon fish Trichiurus


leptururus

4 Ikan dolosi (buy catch) Silenseng Caesiorytrogaster

5 Ikan Bubara/Kwe (Dist card) Napolion Caranxsexfasciatus

6 Pepetek (Dist card) - Eubleekiera


rapsoni

Dari tabel diatas jenis ikan hasil tangkapan ikan terget, buy catch, dan dist
card. Ikan target merupakan ikan yang menjadi target utama dari alat tangkap bagan

17
yang di operasikan di perairan teluk Dodinga.Buy catch adalah ikan bukan tujuan
utama dari alat tangkap bagan, namun masih bisa di manfaatkan. Sedangkan dist
card adalah ikan yang bukan tujuan utama penangkapan dan tidak bisa dikonsumsi
atau diamakan melainkan dibuang.
3.1.5. Tingkah Laku Ikan
Tingkah laku ikan di bagan berdasarkan hasil Pengamatan pada saat Hauling
pertama ikan kurang kelihatan di permukaan, hanya juvenil. Karena cahaya
diperiran masi luas serta dipengaruhi oleh arus permukaan yang kuat. Akan Tetapi
pada Hauling kedua Ikan terlihat dan lebih banyak berkumpul pada cahaya lampu
pukul 05.50 dengan lama waktu 20 menit kemudian pergi selama lima menit, ikan
kembali lagi dan lebih terfokus pada cahaya lampu yang lebih terang, ikan bermain-
main di bawah cahaya lampu sampai jaring terangkat.
3.1.6. Parameter Oseanografi
Parameter Oseanografi pada saat pengamaatan di lapangan, saat tiba di
fishing ground kondisi perairan cukup bergelombang, pada saat hauling pertama
kondisi Perairan berarus kencang. Tetapi, tidak bergelombang dan kondisi perairan
pada saat hauling kedua tenang tidak bergelombang maupun berarus.
3.2. Rawai
3.2.1. Deskripsi Alat Tangkap
Rawai yang di operasikan pada saat praktikum memakai dua jenis tali utama
(Main line) yaitu tali nylon (PA) dengan jumlah mata pancing 300 buah dan nylon
(PE) dengan jumlah mata pancing 270 buah, jadi jumlah seluruh mata pancing
adalah 570 buah. Pelampung tanda yang digunakan sebanyak 1 buah, dimana
dilengkapi dengan lampu. Pemberat yang dipakai sebanyak 11 buah.
Umpan yang dipakai adalah umpan alami, yaitu umpan alami dari ikan
dimana ikan yang di pakai adalah ikan layang dan ikan teri.
3.2.2. Operasi Penangkapan Ikan
Operasi penangkapan ikan pada alat tangkap rawai dapat di lihat pada tabel
di bawah ini :

18
Tabel 6. Kegiatan di laut pada alat tangkap rawai
Waktu
Kegiatan Cara kerja
Seting I Seting II
Persiapan
Memperiapkan alat 21:55 02:55 Mengikat tali pemberat dan tali
tangkap pelampung
Mempersiapkan 21:56 02:58 Umpan di potong menjadi dua
umpan
Setting
Penurunan 21:57 03:00 Pemberat utama yang sudah
pemberat utama disiapkan di turunkan secara
perlahan-lahan
Penurunan 10:03 03:05 Setelah pemberat telah diturunkan,
pelampung tanda di ikutkan dengan menurunkan
pelampung tanda.
Penurunan alat 10:10 03:08 Alat tangkap diturunkan dengan
tangkap mengaitkan umpan di mata pancing
lalu mata pancing di turunkan ke
perairan
Alat tangkap 23:28 03:46
dibiarkan
Haulig
Alat tangkap 00:35 04:57 Alat tangkap di angkat dengan hati-
diangkat hati, pertama-tama dengan
mengambil pelampung tanda.

Pada saat setting pertama dimulai pukul 21:57-23:53, jadi lama penurunan
alat tangkap pada setting pertama adalah 1 jam 31 menit. Sedangkan pada setting
ke-dua di mulai pukul 03:00-03:46, jadi lama peneurunan pada setting ke-dua
adalah 46 menit. Sebelum melakukan setting ke-dua, kami pergi ke bagan
mengambil umpan (ikan teri).
Pada hauling pertama di mulai pukul 12:35-02:04, jadi lama waktu saat
hauling adalah 1 jam 29 menit. Sedangkan pada hauling ke-dua dimulai pukul
04:57-05:48, jadi lama waktu pada saat hauling ke-dua adalah 51 menit.
3.2.3. Jenis Ikan Hasil Tangkapan
Jenis ikan hasil tangkapan pada alat tangkap rawai dasar yang di operasikan
di perairan teluk dodinga dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

19
Tabel 7. Hasil tangkapan rawai dasar
Gambar & Indonesia Nama Inggris Nama Latin
Ikan Kerapu Epinephelus spp

Ikan Kwe Trevally Caranx spp.

Ikan Kakap Putih White Snnaper Lates calcalifer

Ikan Delise Mangrove jack Lutjanus


argentimaculalatus

Ikan Kurisi (lakoriha) Japanese threadfine Nemipterus japonicus


bream

Ikan Gerot-gerot (golila) Blotched grunt Pamadasys maculates

Ikan Pari (dist card) - Himantura gerardi

20
Sidat/Lado (dist card) - Macrotema caligans

Hasil tangkapan pada alat tangkap yang di operasikan di perairan teluk


dodinga terdiri hasil tangkapan ikan bernilai ekonomis ekonomis penting, yaitu ikan
demersal dan juga terdapat hasil tangkapan yang tidak bernilai ekonomis penting,
di mana hasil tangkapan langsung dibuang kembali ke laut (dist card).
Adapun hasil pengukuran panjang dan berat dari hasil tangkapan ikan yang
bernilai ekonomis penting, dapat di lihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 8. Hasil pengukuran panjang, lebar badan dan berat tubuh ikan
Panjang Lebar Badan Berat (kg &
Nama Ikan Sampel (cm) (cm) Ons)
Ikan Kerapu Ikan Ke-1 60 17 2,6 (kg)
Ikan Delise (nama lokal) Ikan Ke-1 74 21 4,2 (kg)
Ikan Kakap Putih Ikan Ke-1 31,5 10 6 (ons)
Ikan Ke-2 28 8,5 4 (ons)
Ikan Kwe Ikan Ke-1 36 12 7 (ons)
Ikan Ikan Ke-1 18,5 5,6 2,5 (ons)
Ikan Ke-2 17 5,6 2,5 (ons)
Ikan Ikan Ke-1 26,1 8 3 (ons)
Ikan Ke-2 22,8 6,2 4 (ons)
Ikan Ke-3 23,2 6 3 (ons)
Ikan Ke-4 21,6 6,6 3 (ons)

21
4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada alat tangkap bagan dan rawai operasi penangkapan dilakukan dengan 2
kali setting dan hauling, pada alat tangkap bagan setting pertama dimulai
pukul 18.25 dan hauling pukul 20.32, sedangkan setting kedua dimulai pukul
02.50 dan hauling pukul 05.39. Untuk alat tangkap rawai settign pertama
dimulai pukul 21.55 dan hauling pukul 00.35, setting kedua dimulai pukul
02.55 dan hauling pukul 04.47. Kondisi perairan pada saat setting alat
tangkap bergelombang sedang dan arus permukaan yang cukup kuat.
2. Tingkah laku ikan pada alat tangkap bagan, pada saat setting awal ikan tidak
terlihat di bawah cahaya karena cahaya matahari yang masih luas dan
dipengaruhi oleh arus permukaan yang cukup kuat. Namun pada saat hauling
kedua ikan lebih banyak terlihat bermain-main dibawah cahaya sampai
operasi penangkapan selesai.
4.2. Saran
Dalam praktikum yang dilaksanakan Mengenai Metode Penangkapan ikan,
Tingkah Laku Ikan dan Oseanografi Perikanan. Bagi kami perlu di lakukan lebih
lanjut lagi dengan menggunakan alat untuk mendeteksi waktu kedatangan ikan
karena praktikum tersebut masih belum memuaskan karena keterbatasan waktu
yang mebatasi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ardidja, S, 2010. Bahan Alat Penangkap Ikan. STP Press. Jakarta.


Luasunaung, A, 2011. Analisis Musim Penangkapan Ikan Teri (Stelophorus sp.) di
Teluk Dodinga, Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan
Tropis. Vol. VII-1.
Subani, W, 1972. Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia. Jilid I. Lembaga
Penilitian Perikanan Laut, Jakarta.
Sudirman dan Mallawa, A, 2012. Teknik Penangkapan Ikan.Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.

23
LAMPIRAN

lampiran 1 : Dokumentasi kegiatan praktikum di Bagang

Setting alat tangkap

Persiapan hauling alat tangkap

Tingkah laku ikan di bawah cahaya lampu

24
Hasil tangkapam di bagang

25
Lampiran 2 : dokumentasi kegiatan praktikum Rawai

Umpan yang di gunakan pada alat tangkap rawai

Hasil tangkapan Rawai

Pengukuran berat ikan

26

Anda mungkin juga menyukai