Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL

BANTUAN PENGADAAN RUMAH IKAN (RUMPON DASAR)


SEBAGAI ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN DAN UPAYA
PERBAIKAN EKOSISTEM PERAIRAN

KELOMPOK NELAYAN DUPALIA


DESA NAMBO KECAMATAN LASALIMU
KABUPATEN BUTON
TAHUN 2015

KELOMPOK NELAYAN DUPALIA


DESA NAMBO KECAMATAN LASALIMU
KABUPATEN BUTON
Kamaru,

Februari

2015
Nomor
:
Lampiran : 1 (satu) Exampelar
Perihal
: Permohonan Bantuan Pengadaan
Rumah Ikan (Rumpon)

Kepada
Yth. BAPAK BUPATI BUTON
diPasarwajo

Dengan Hormat,
Dalam upaya peningkatan penangkapan produksi usaha tangkap perikanan
di Desa Nambo Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton, maka dengan ini
kami dari Kelompok Nelayan Mondo pono, mengajukan permohonan berupa
Pengadaan Rumah Ikan (Rumpon).
Oleh karena itu sudi kiranya Bapak dapat mengabulkan permohonan kami
ini,

guna

meningkatkan

perekonomian

serta

hasil

tangkap

kesejahteraan

nelayan

pada

dan

kelompok

meningkatkan

kami

(Rencana

Anggaran Biaya termapir)


Demikianlah surat permohonan ini kam buat, dengan disertai proposal
sebagai

bahan

pertimbangan

bagi

Bapak

dan

atas

bantuan

pertimbangan dari Bapak diucapkan terima kasih.


Pengurus Kelompok Nelayan DUPALIA
Desa Nambo Kec. Lasalimu
K e t u a,

JULIADIN
Diketahui Oleh :
Camat Lasalimu,

Disetujui Oleh :
Kepala Desa Nambo,

ANDI BARU, S.Pd


Pembina Tk. I, IV/b
NIP. 19611231 198310 1 028

SARMAN,SPdI

dan

BANTUAN PENGADAAN RUMAH IKAN (RUMPON)


SEBAGAI ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN DAN UPAYA
PERBAIKAN EKOSISTEM PERAIRAN

I. Pendahuluan
Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan yang sangat beragam,
meliputi pelagis besar, pelagis kecil, demersal, udang penaeid, kepiting, rajungan, cumicumi, dan ikan karang. Potensi sumberdaya perikanan tersebut tersebar di sebelas
wilayah pengelolaan perikanan Indonesia. Perikanan adalah salah satu sektor yang
diandalkan untuk pembangunan masa depan Indonesia, karena dapat memberikan
dampak ekonomi kepada sebagian penduduk Indonesia. Perikanan tangkap nasional
masih dicirikan oleh perikanan tangkap skala kecil. Hal ini dapat dibuktikan dengan
keberadaan perikanan tangkap di Indonesia yang masih didominasi oleh usaha
perikanan tangkap skala kecil yaitu sekitar 85%, dan hanya sekitar 15% dilakukan oleh
usaha perikanan skala yang lebih besar, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan mendorong terjadinya eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya
perikanan,

tidak

terkecuali

rajungan.

Kecendrungan

masyarakat

nelayan

untuk

memaksimalkan hasil tangkapan dengan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan seperti pemboman dan Bius akan menimbulkan permasalahan terhadap
kerusakan lingkungan dan penurunan stok diperairan,berkenaan dengan hal tersebut,
salah satu upaya mengelola sumberdaya perikanan dengan melestarikan sumberdaya
hayati perairan melalui program perbaikan habitat dengan cara mengembangkan
terumbu karang buatan (artificial reef), yang dapat juga dikatagorikan sebagai rumpon
karena berfungsi sebagai alat bantu mengumpulkan ikan atau gerombolan ikan serta
diimbangi dengan penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan, seperti pancing
ulur, pancing senggol, bubu, jaring rampus, jaring kakap dan trammel net,pemanfaatan
rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan sudah lama dikenal oleh nelayan
Indonesia.
Keberhasilan rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan tidak perlu
disangsikan

lagi,

karena

rumpon

sangat

efektif

berfungsi

sebagai

alat

untuk

mengumpulkan ikan sehingga memudahkan dalam penangkapan. Rumpon adalah salah


satu alat bantu pengumpul ikan. Ada 2 (dua) jenis rumpon yaitu rumpon permukaan
(pelagis) dan rumpon dasar (demersal). Rumpon permukaan (rompong, onjen, tendak)
sudah banyak dikenal dan digunakan oleh nelayan untuk mengumpulkan ikan-ikan
pelagis, sedangkan rumpon dasar untuk mengumpulkan ikan-ikan dasar belum banyak
dikenal dan digunakan oleh nelayan Indonesia (BBPPI, 2008). Seiring dengan jumlah
kapal/perahu penangkap ikan semakin bertambah bahkan melebihi daya dukung
perairan, hal ini membawa dampak penurunan tingkat produktifitas dan penghasilan
nelayan. Disamping itu banyak nelayan yang menggunakan alat tangkap yang tidak

selektif, sehingga telur dan jouvenil ikan juga ikut tertangkap dan akan mati sia-sia.
Melalui penggunaan rumah ikan (rumpon dasar) maka ikan-ikan besar/ ukuran konsumsi
yang berada disekitar areal rumpon dasar dapat ditangkap oleh nelayan sedangkan
anakan ikan/ udang/ cumi/ rajungan dapat terhindar dari jaring nelayan karena
berlindung di dalam celah-celah rumpon dasar sehingga dapat tumbuh dan berkembang
menjadi dewasa.rumah ikan (rumpon dasar) sebagai terumbu buatan adalah suatu
bangunan yang ditenggelamkan di dasar laut/ perairan, bentuknya dirancang/ didesain
agar secara ekologis diharapkan berfungsi sebagai habitat alami, yaitu sebagai tempat
berlindung, mencari makan, memijah, dan meningkatkan sediaan yang pada gilirannya
akan mampu meningkatkan produktifitas, sehingga perairan tersebut dapat kembali
menjadi daerah penangkapan (fishing ground) yang produktif, terutama bagi nelayan
skala kecil.
Untuk itu penataan alat-alat bantu penangkapan sumberdaya ikan merupakan salah
satu cara didalam pengelolaan sumberdaya ikan. Sejalan dengan Undang-undang
Nomor 31 tahun 2004 yang telah mengalami perubahan menjadi Undang-undang nomor
45 tahun 2009 tentang Perikanan, maka pengelolaan sumberdaya ikan pada dasarnya
merupakan upaya pengaturan dalam pemanfaatan baik kaitannya langsung atau tidak
langsung yang dapat mempengaruhi kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungannya.
II.

Maksud dan Tujuan


Maksud dari pengadaan rumpon ini adalah memudahkan pencarian gerombolan

ikan, biaya eksploitasi dapat dikurangi dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan kecil,
dengan tujuan :
a. Meningkatnya produktifitas nelayan kecil dalam mencari ikan;
b. Meningkatkan hasil produksi perikanan khususnya dari penangkapan Ikan dengan
alat tangkap yang ramah lingkungan ;
c. Meningkatkan pendapatan para nelayan kecil;
d. Melestarikan sumber daya ikan yang ada dari penggunaan alat tangkap yang tidak
ramah lingkungan (destructive fishing) seperti pemboman ikan dan pembiusan ;
e. Terciptanya wisata mancing (eko wisata) ; dan
f. Menciptakan Lapangan Pekerjaan.
III. Sasaran kegiatan
Sasaran dari pengadaan rumpon ini adalah Tersedianya rumpon bagi kelompok
Nelayan kecil di Desa Nambo.
IV.

Susunan Panitia
Dalam hal Kegiatan ini, kami melibatkan semua anggota KELOMPOK NELAYAN

DUPALIA dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :


Ketua
: Juliadin
Anggota
: 1. Hijasir
2. Sawal
3. La Ubo
4. Saharudin
5. Iwan
6.Ekeng
7.La Ode Zarmin
8.La Nuudi
9.La Aludi

V.

Rencana Anggaran Biaya


N
o
1
2
3
4
5
6

Uraian
Tali
Kayu 5x7x4
Bambu
Pelampung (Gabus tebal 10
cm)
Atap
Katinting (Bodi + Mesin)

Sat.

Vol
.

Harga
satuan

Jumlah
Harga

Roll
Btg
Btg

20
25
50

350.000
25.000
50.000

7.000.000
625.000
2.500.000

Bh

200.000

400.000

Lbr
Pkt

6
1

45.000
13.000.000

270.000
10.000.000

Jumlah

20.795.000

Ket

Terbilang : Dua puluh juta tujuh ratus Sembilan puluh lima ribu rupiah

VI.

Penutup
Demikian Proposal ini kami buat dan kami ajukan sebagai bahan acuan

konsepsional dan Operasional dalam rencana pengadaan sarana peralatan Pemanfaatan


Rumah Ikan (Rumpon) sebagai alat bantu penagkapan ikan dan upaya perbaikan
Ekosistem Perairan. Di Desa Nambo Kecamatan Lasalimu. Pada akhirnya semoga
kegiatan ini dapat menjadi salah satu tolak ukur usaha kita bersama dalam rangka
mencapai apa yang kita harapkan sesuai denganmaksud dan tujuan kegitan ini
diadakan. Dan atas kerjasama yang baik dalam penyusunan proposal ini kami
sampaikan terima kasih.
Kelompok Nelayan DUPALIA,
K e t u a,

JULIADIN
Diketahui Oleh :
Camat Lasalimu,

Disetujui Oleh :
Kepala Desa Nambo,

ANDI BARU, S.Pd


Pembina Tk. I, IV/b
NIP. 19611231 198310 1 028

SARMAN,SPDI

Anda mungkin juga menyukai