Anda di halaman 1dari 16

KEARIFAN LOKAL DALAM PEMANFAATAN DAN

PELESTARIAN SUMBERDAYA PESISIR


(Studi Kasus di Desa Panglima Raja Kecamatan Concong
Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau)

Zulkarnain, Asdi Agustar, Rudi Febriamansyah

Abstract: A case study on local wisdoms of coastal zone resource use and conserva-
tion was conducted in Panglima Raja Village, Concong Subdistrict Indragiri Hilir
Regency of Riau Province in 2006-2007. It was found that the local wisdoms for re-
source use consist of (i) determining the proper time, weather, and season of fishing;
(ii) making traditional fishing gear to catch and collect shell; (iii) decision of the
cutting zone of mangrove. The local wisdoms for resource conservation are (i) cere-
mony to honor the sea (ii) commitment not to catch and kill the dolphin (iii) believe
there are the secret zone (iv) commitment not to throw rubbish into the sea (v)
commitment not to use of songko machine in collecting the shell (vi) guardian of the
mangroves. The role of customary institutions has been decreasing, predicted even
since long time ago, as the national government in the independent era is only for-
warding the former system and ways of coastal zone resource use and conservation.

Kata Kunci: Kerarifan lokal, sumberdaya wilayah pesisir, institusi lokal

PENDAHULUAN dalam keadaan terancam dan memung-


kinkan berbagai potensi yang dimiliki-
Latar Belakang nya terdegradasi dan segala bentuk ke-
kayaan yang terkandung di dalamnya
Wilayah pesisir dan lautan meru-
musnah. Oleh sebab itu, segala bentuk
pakan potensi ekonomi Indonesia yang
upaya yang mengganggu keutuhan dan
perlu dikembangkan. Hal ini disebabkan
wilayah pesisir dan laut merupakan 63% kelestarian fungsi wilayah pesisir dan
laut perlu diminimalkan agar potensinya
dari wilayah teritorial indonesia. Dida-
yang berlimpah dapat dimanfaatkan se-
lamnya terkandung kekayaan sumberda-
cara berkelanjutan, sebagai tumpuan ha-
ya alam dan jasa lingkungan yang sangat
rapan masa depan anak cucu generasi
kaya dan beragam, seperti perikanan, te-
penerus bangsa terutama dalam meng-
rumbu karang, hutan mangrove, minyak
hadapi berbagai tantangan global menu-
dan gas, bahan tambang dan mineral,
ju pembangunan yang lebih maju.
dan kawasan pariwisata (Dahuri, 2001).
Perilaku masyarakat sebagai se-
Pemanfaatan sumberdaya pesisir
buah kearifan lokal dalam pelestarian
sering kali dilakukan tanpa melihat pe-
lingkungan diproyeksikan dengan cara
lestarian dan keseimbangannya, dieks-
cara yang sesuai dengan pola pikir dan
ploitasi secara sesuka hati demi kepu-
tradisi setempat, diharapkan mampu
asan dan keuntungan pribadi. Hal inilah
memunculkan konsep dan cara menja-
yang menyebabkan sumberdaya pesisir

Zulkarnain adalah Mahasiswa Pascasarjana Universitas Andalas


Asdi Agustar, Rudi Febriamansyah adalah Dosen Pascasarjana Universitas Andalas

69
ersitas Andalas

69
70 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1. Juli 2008, hal 69-84

ga keseimbangan pelestarian lingkung- Salah satu daerah yang memiliki


an. Berbagai macam bantuk pantangan, kekayaan potensi sumberdaya pesisir a-
larangan, tabu, pepatah-petitih dan ber- dalah Desa Panglima Raja, yang terletak
bagai tradisi lainnya dapat mengung- di Kecamatan Concong Kabupaten In-
kapkan beberapa pesan yang memiliki dragiri Hilir. Kawasan ini memiliki po-
makna sangat besar bagi pelestarian tensi wilayah pesisir yang cukup baik di-
lingkungan khususnya sumberdaya pe- bandingkan beberapa daerah lainnya.
sisir. Masyarakat di kawasan ini sangat ter-
Prijono (2000) menyatakan bah- gantung dengan wilayah pesisir yang di-
wa di Indonesia masih terdapat berbagai jadikan sebagai tempat memenuhi kebu-
bentuk kearifan lokal dari kelompok ma- tuhan rumah tangga mereka. Aktifitas
syarakat adat yang mempraktekan cara mencari kerang dan menangkap ikan
tradisional untuk mengelola sumberdaya merupakan aktifitas pokok yang tidak
pesisir. Sebagai contoh pada masyarakat pernah lepas dari keseharian mereka.
adat di pesisir Pulau Saparua Maluku Sebagai pusat berbagai kegiatan
yang memiliki cara memelihara kawasan pemenuhan kebutuhan ekonomi masya-
pesisir dengan konsep petuanan Sasi rakat, kawasan pesisir ini perlu menda-
yang mengatur tentang hal konservasi pat perhatian tentang pelestariannya.
sumberdaya tertentu agar dapat mem- Pada saat ini kegiatan pelestarian di ka-
berikan manfaat dan keuntungan secara wasan ini belum menjadi hal yang uta-
berkelanjutan. Akan tetapi sejalan de- ma walaupun pemerintah Kabupaten
ngan proses dinamika kehidupan masya- Indragiri Hilir telah menjadikan daerah
rakat, kearifan lokal terdegradasi dengan ini sebagai kawasan pengelolaan sum-
nilai-nilai dan norma adat yang memu- berdaya pesisir (Marine and Coastal
dar, karena perkembangan dan tantang- Resources Management) sejak tahun
an kehidupan yang semakin kompleks. 2002.
Sejumlah substansi kearifan lokal yang Banyak sekali kebiasaan-kebiasa-
pernah dianut dalam masyarakat tidak an masyarakat dalam menjaga kelesta-
lagi menjadi pedoman berperilaku. rian lautnya tidak menjadi bagian dalam
Kearifan lokal dalam pelestarian wilayah pengelolaan sumberdaya pesisir yang di-
pesisir misalnya untuk menjaga dan me- rencanakan atau dilakukan oleh peme-
ngatur sistem penangkapan ramah ling- rintah. Kebiasaan (folkways) masyara-
kungan, saat ini sudah menghilang dan kat dalam menjaga dan mengelola sum-
digantikan dengan sistem eksploitasi berdaya pesisir hanya menjadi kekuatan
berlebihan. yang mengikat untuk komunitas itu sen-
Upaya untuk mengembalikan ke- diri. Kearifan masyarakat dalam inter-
percayaan masyarakat terhadap keku- aksinya dengan alam hanya menjadi ke-
atan kearifan lokal untuk pelestarian kuatan adat dalam bentuk kebiasaan
sumberdaya pesisir perlu dilakukan, ya- yang hanya mengatur pada tataran ko-
itu dengan memperhatikan beberapa hal munitas lokal mereka saja.
berikut: (i) pengembangan kelembagaan Karena sifat hukum adat pada
masyarakat lokal dan (ii) peningkatan umumnya tidak tertulis, hanya sebagai
apresiasi budaya lokal, seperti pan- kebiasaan perilaku masyarakat lokal, ba-
tangan dan larangan, petatah-petitih dan nyak sekali kearifan lokal masyarakat da-
peribahasa adat. Upaya tersebut dapat di- lam pengelolaan dan pemanfaatan sum-
sertai dengan menggali pesan-pesan ke- berdaya pesisir tidak atau belum diketa-
arifan atau substansi kearifan, yang selan- hui banyak orang, terutama dalam kon-
jutnya disesuaikan dengan landasan pe- teks ilmiah. Bahkan boleh jadi kearifan
mahaman masyarakat saat ini. lokal yang dahulu pernah ada, sudah mu-
Zulkarnain, Asdi Agustar, Rudi Febriamansyah, Kearifan Lokal 71
80 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1, Juli 2008, hal. 69-84

lai menghilang atau tidak dijalankan lagi rumuskan permasalahan penelitian


oleh masyarakat karena pergeseran dan sebagai berikut:
berbagai perubahan sistem nilai sosial, 1. Kearifan lokal apa saja yang pernah
budaya, ekonomi, dan politik yang terjadi dijalankan dan masih berlangsung
begitu cepat. dalam kehidupan masyarakat di Desa
Pengidentifikasian kearifan lokal Panglima Raja dalam pemanfaatan
masyarakat perlu dilakukan karena be- dan pelestarian sumberdaya pesisir?
lum ada kajian tentang hal ini terutama 2. Bagaimana peran kelembagaan lokal
di daerah-daerah yang memiliki renta- yang berkaitan dengan kearifan lokal
nitas kerusakan lingkungan yang besar dalam pemanfaatan dan pelestarian
dan rentang kendali yang rumit oleh ka- sumberdaya pesisir tersebut?
rakteristik wilayah yang berpulau-pulau.
Pendesainan pengelolaan sumberdaya Tujuan Penelitian
pesisir pada tataran masyarakat desa sa- Penelitian ini bertujuan untuk:
ngat membutuhkan penyerapan nilai-ni- 1. Mengidentifikasi kearifan lokal da-
lai budaya yang sudah mengakar dalam lam pemanfaatan dan pelestarian
kehidupan mereka. Nilai-nilai budaya sumberdaya pesisir yang pernah di-
tersebut terutama yang berkaitan de- jalankan dan masih berlangsung da-
ngan kearifan masyarakat dalam berin-
lam kehidupan masyarakat di Desa
teraksi dengan lingkungan ekologisnya, Panglima Raja
baik yang pernah dijalankan, yang se- 2. Mengidentifikasi dan menganalisis
dang dijalankan, atau menyerap keari- peran kelembagaan lokal yang berka-
fan lokal masyarakat lain yang cocok de-
itan dengan kearifan lokal tersebut.
ngan karakteristik masyarakat se-
tempat. METODE PENELITIAN
Perumusan Masalah Penelitian ini telah dilaksanakan
Pengidentifikasian kearifan lokal di Desa Panglima Raja Kecamatan Con-
nelayan seharusnya lebih difokuskan pa- cong Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi
da permasalahan dalam sistem mata Riau pada bulan Desember 2006 sampai
pencaharian masyarakat yang mempu- dengan akhir Januari 2007.
nyai pengaruh pada keberlangsungan Penelitian ini menggunakan me-
hidup mereka. Penyelamatan sumberda- tode studi kasus dengan pendekatan ku-
ya pesisir merupakan salah satu isu ling- alitatif, menghasilkan data deskriptif
kungan penting dalam tataran masyara- berupa kata-kata tertulis maupun lisan
kat internasional karena memiliki kore- dan perilaku dari orang-orang ataupun
lasi yang signifikan dengan sumber mata masyarakat pada wilayah penelitian
pencaharian masyarakat setempat. (lihat Bogdan dan Taylor atau Kirk dan
Pengkajian kearifan lokal masya- Miller dalam Maleong, 2000).
rakat dalam pelestarian sumberdaya pe- Data sekunder berupa dokumen,
sisir di daerah yang memiliki banyak po- literatur, dan publikasi dikumpulkan da-
tensi sumberdaya perikanan seperti pada ri instansi pemerintah dan non-peme-
kawasan Desa Panglima Raja di Kabu- rintah. Data primer dikumpulkan dari
paten Indragiri Hilir menjadi semakin informan yang terdiri dari masyarakat
penting sebagai bagian dari usaha pen- nelayan, tokoh masyarakat, dan aparat
yelamatan wilayah pesisir yang meru- Desa Panglima Raja dengan
pakan tempat beraktifitas para nelayan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat di-
72 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1. Juli 2008, hal 69-84

pendekatan wawancara mendalam dan Untuk kemudahan, penelitian ini


observasi. Secara operasional data yang menetapkan definisi-definisi operasional
dikumpul-kan adalah: sebagai berikut:
1. Kearifan lokal dalam kegiatan pe- 1. Kearifan lokal adalah berupa
manfaatan dan pelestarian sum- prinsip-prinsip dan cara tertentu
berdaya pesisir yang dilakukan yang dianut, dipahami, dan di-
oleh masyarakat. aplikasikan oleh masyarakat lokal
2. Peran kelembagaan lokal, berupa dalam berinteraksi dan berintere-
peran lembaga adat dan lembaga lasi dengan lingkungannya dan
pemerintahan desa terhadap kea- diformulasikan dalam bentuk sis-
rifan lokal sehingga menjadi nilai, tem nilai dan norma adat
norma dan prinsip yang dianut 2. Pelestarian lingkungan adalah
masyarakat konsep inter-relationship dengan
lingkungan sekitar, dengan prin-
Informan penelitian dipilih secara
sip memanfaatkan sekaligus me-
purposive dengan menggunakan teknik
melihara keberlanjutan lingkung-
snowball sampling, dimana subjek
an
(sample) yang dipilih paling awal
3. Masyarakat lokal adalah sekelom-
menunjuk rekan lain yang diperkirakan
pok besar maupun sekelompok
bisa memberikan informasi lebih dalam
kecil manusia yang hidup dalam
dan rinci (Sugiyono 2000). Jumlah in-
suatu kawasan tertentu, sedemi-
forman terpilih adalah 15 orang yang be-
kian lama bahkan sudah banyak,
rasal dari Lembaga Adat dan Lembaga
mempunyai keturunan, memiliki
Pemerintahan Desa yang terdiri dari se-
aturan-aturan dan sanksi yang
sepuh adat (tetua adat), Kepala Desa,
mereka buat sendiri, dan dapat
Ketua Badan Perwakilan Desa, Ketua
memenuhi kepentingan hidup
RT, Ketua RW dan para aparat organi-
yang utama
sasi kepemudaan dan tokoh-tokoh ma-
4. Adat istiadat berisikan nilai-nilai,
syarakat Desa Panglima Raja.
filosofi hidup dan hukum-hukum
Berdasarkan panduan yang disu- yang harus dipatuhi oleh masya-
sun oleh Maleong (2000), analisis data rakat lokal
disusun menjadi: (1) telaahan data dan 5. Lembaga adat merupakan organi-
informasi dari berbagai sumber hasil sasi sosial yang dibentuk masya-
wawancara, observasi dan dokumen; (2) rakat hukum adat bersangkutan,
reduksi data informasi dengan membuat mempunyai wilayah tertentu dan
abstraksi sebagai rangkuman inti dari harta kekayaan sendiri serta ber-
semua pernyataan sehingga tetap ada; hak, berwenang mengatur, meng-
(3) susunan data dan informasi dalam urus dan menyelesaikan hal-hal
satuan-satuan; (4) kategorisasi data dan yang berkaitan dengan adat.
informasi; (5) hasil pengecekan keabsah- 6. Sistem nilai adalah patokan,
an data dan informasi, dengan cara ukuran, anggapan dan keyakinan
mengkonfrimasi-kan kembali setiap data tentang sesuatu yang dianggap
dan informasi yang diperoleh. Adapun benar, luhur dan baik yang harus
analisis data yang digunakan adalah dilakukan dan diperhatikan ma-
berupa analisis kualitatif (studi kasus). syarakat
Zulkarnain, Asdi Agustar, Rudi Febriamansyah, Kearifan Lokal 73

7. Norma adalah aturan-aturan yang 1351 laki-laki dan 1300 perempuan yang
disertai sanksi tertentu yang digu- berasal dari 520 KK. Klasifikasi
nakan untuk memberikan do- penduduk ini menurut umur adalah: 0-1
rongan seseorang atau sekelom- tahun berjumlah 213 jiwa (8,03%), 6-15
pok orang untuk mencapai nilai- tahun berjumlah 387 jiwa (14,60%), 16-
nilai yang dianut 25 tahun berjumlah 738 jiwa (27,84%),
8. Peran kelembagaan lokal adalah 26-55 tahun berjumlah 975 jiwa
keterlibatan kelembagaan lokal (36,78%), dan diatas 55 tahun berjumlah
terhadap kegiatan kearifan ma- 338 jiwa (12,75%).
syarakat lokal dalam pemanfaatan Penduduk desa ini didominasi
dan pelestarian sumberdaya pesi- oleh etnik suku laut yang dikenal dengan
sir. etnis suku Duano (berkisar 95%) dan se-
lebihnya adalah suku Bugis, Jawa, Cina,
HASIL DAN PEMBAHASAN Banjar, Minang, dan Melayu (5%). Baha-
Keadaan Umum Desa Panglima sa yang digunakan sesama penduduk de-
Raja sa adalah bahasa Melayu. Rumah yang
Kondisi Geografis dihuni oleh masyarakat di wilayah ini
pada umumnya rumah panggung semi
Desa Panglima Raja terletak di permanen yang terletak di tepi pantai
Pulau Concong, bagian kawasan pulau- atau sepanjang kawasan pesisir. Jarak
pulau yang berada di pesisir Timur rumah yang satu dengan yang lainnya
Sumatera. Secara Administratif, Desa berdekatan, padat, sehingga tidak me-
Panglima Raja adalah salah satu dari 13 nyisakan ruang terbuka untuk fasilitas
desa yang terletak di Kecamatan Kuala umum. Jalan penghubung pada pemuki-
Indragiri Kabupaten Indragiri Hilir, man berupa jalan-jalan panggung seperti
berjarak sekitar 61 km dari ibu kota Ka- dermaga yang terbuat dari kayu dan di-
bupaten Indragiri Hilir, Tembilahan. bangun dengan beberapa tonggak kayu
Dari Tembilahan menuju ke Desa Pang- yang mereka sebut jalan pelantar.
lima Raja hanya dapat ditempuh melalui
transportasi air dengan menggunakan Pola pemukiman demikian sangat
perahu motor atau speed boat menyusu- terkait dengan pola kegiatan ekonomi
ri Sungai Indragiri ke arah Timur. Secara yang umumnya mempunyai mata pen-
geografis posisi Desa Panglima Raja ter- caharian sebagai nelayan.
letak pada 0001409- 0002131 LS dan Mata Pencaharian Penduduk.
10303842-10304753 BT, yang wila-
Secara garis besar mata penca-
yahnya berbatasan dengan Selat Berhala
harian penduduk Desa Panglima Raja
di sebelah Utara dan Timur, desa Sungai
dapat terlihat pada Tabel.1 berikut ini.
Bela di sebelah Selatan, dan desa Con-
cong Luar di sebelah Barat.
Karakteristik Sosial Budaya
Jumlah Penduduk dan Keadaan Pe-
mukiman. Keadaan masyarakat Desa Pang-
lima Raja tidak terlepas dari keberadaan
Menurut data monografi desa suku Laut atau suku Duano. Suku Laut
tahun 2006, jumlah penduduk Desa terkenal sebagai representasi masya-
Panglima Raja sampai bulan No-pember rakat bahari, yakni masyarakat yang
2006 tercatat 2.651 jiwa yang terdiri dari memiliki jiwa dan tradisi yang menjadi
74 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1. Juli 2008, hal 69-84

Tabel 1. Mata Pencaharian Penduduk Desa Panglima Raja


Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

Petani 235 11,66


Usaha Nelayan 135 6,70
PNS 4 0,20
Pedagang 43 2,13
Nelayan Buruh 1598 79,31
Jumlah 2015 100
Sumber: Monografi Desa 2006

kan laut sebagai basis terbentuknya ke- manfaatkan laut sebagai tempat tinggal
budayaan. Hal ini disebabkan Suku Laut dan sumber mata pencaharian utama
dulunya hidup berkelana menangkap dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
ikan dengan sampan (berkajang) yang Dapat dikatakan bahwa masyarakat suku
ternyata juga sekaligus berfungsi sebagai Duano tidak dapat melakukan kegiatan
rumah. Semua aktivitas keseharian kehi- sehari-harinya tanpa aktifitas melaut.
dupan dilakukan di atas sampan ter- Menangkap ikan dan mencari kerang di
sebut. Namun demikian, saat ini sulit di- kawasan pesisir panglima raja me-
temukan pola hidup Suku Laut yang de- rupakan bagian aktifitas kehidupan yang
mikian. Mereka sudah hidup menetap di mengisi kesibukan mayarakat suku Du-
sepanjang wilayah pesisir. ano. Disamping itu kondisi sosial budaya
masyarakat desa ini juga telah beraku-
Penduduk suku laut (suku Duano)
mulasi dengan sosial budaya masyarakat
merupakan keturunan dari campuran
pendatang yang terdiri dari suku-suku
dua ras besar Veddoid dan Mongoloid
lain yang menetap di daerah daratan De-
(Proto-Melayu). Percampuran tersebut
sa Panglima Raja seperti, Cina, Banjar,
terlihat dari ciri-ciri fisik orang suku La-
Bugis, Jawa dan Minang. Sebahagian be-
ut yang tidak terlalu tinggi, berpostur tu-
sar masyarakat Desa Panglima Raja me-
buh atletis, bidang dada lebar, dan ukur-
meluk agama Islam, sehingga orientasi
an tulang pinggul sampai ke kaki pan-
budaya yang dijalankan berakar pada
jang. Raut muka suku Laut bersegi de-
budaya Islam. Ritual dan esensi agama
ngan tulang rahang yang lebar. Warna
Islam tercermin dalam kehidupan se-
kulit suku laut cenderung hitam dan
hari-hari seperti pengajian yasinan dan
rambut ikal berwarna hitam. Karak-
kegiatan hajatan.
teristik temparamental psikologi sifat
suku Laut adalah cepat tersinggung dan Dalam kehidupan sehari-hari ma-
marah, namun mereka termasuk orang syarakat masih menjunjung semangat
yang mudah beradaptasi, mandiri dan kebersamaan dan gotong royong. Ben-
mobilitas tinggi yang mencirikan etos tuk-bentuk kegiatan bersama yang se-
kepesisiran (Badan Penelitian Pengem- ring dilakukan adalah dalam bentuk ke-
bangan dan Pemanfaatan Sumberdaya giatan bakti bersih lingkungan (dilaku-
Perairan, 2004) kan setiap hari Jumat), kegiatan perka-
winan, perayaan hari besar nasional, ke-
Kehidupan masyarakat suku Du-
matian dan lain-lain. Dalam kegiat-
ano sangat tergantung dengan wilayah
an-kegiatan adat biasanya yang dipakai
pesisir, laut menjadi bagian utama yang
adalah adat Melayu.
tak terpisahkan dalam sistem kehidupan
masyarakat suku Duano. Mereka me-
Zulkarnain, Asdi Agustar, Rudi Febriamansyah, Kearifan Lokal 75
80 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1, Juli 2008, hal. 69-84

Masyarakat di Desa Panglima Raja lalui tokoh masyarakat dan kepala desa,
masih menghormati dan menjadikan to- selain tokoh agama dan tokoh pen-
koh-tokoh masyarakatnya sebagai panu- didikan merupakan cara yang cukup
tannya. Tokoh-tokoh masyarakat di desa efektif untuk mencapai keberhasilan ber-
ini yang paling berperan dan dihormati bagai program yang dijalankan.
adalah tokoh masyarakat, kemudian di-
ikuti oleh kepala desa, tokoh pendidikan Kegiatan Sosial Masyarakat
dan tokoh agama. Tokoh pemuda, peng- Kegiatan-kegiatan sosial masya-
usaha ikan, dan pemuka nelayan tergo- rakat Desa Panglima Raja sangat berkai-
long kedalam kelompok tokoh masya- tan erat dengan kegiatan keagamaan se-
rakat. Pada setiap aktivitas pemba-
perti pengajian, wirid dan kegiatan-
ngunan yang dilakukan masyarakat di kegiatan yang telah diprogramkan oleh
wilayah ini, diperlukan pendekatan me- pemerintah desa.

Tabel 2. Kegiatan-kegiatan Sosial Masyarakat Desa Panglima Raja


No. Jenis Kegiatan Dusun Panglima Raja Dusun Sungai Condong
1. Wirid Pengajian Kaum Ibu -
2. Wirid Pengajian Kaum Bapak -
3. Pengajian salawat untuk anak-anak
4. Wirid pembacaan yasin
5. Arisan -
6. Pengajian Tolak Balak -
7. Peringatan Hari Besar Islam
8. Perayaan Hari Besar Nasional
Sumber : Monografi Desa 2006

Pendidikan Masyarakat kupnya sarana pendidikan yang tersedia,


yaitu hanya sampai tingkat Sekolah
Secara umum tingkat pendidikan
Dasar (SD) sedangkan untuk tingkat
masyarakat desa Panglima Raja tergolong
lanjutan tidak tersedia.
rendah lebih disebabkan oleh tidak cu-

Tabel 3. Struktur Pendidikan Penduduk Desa Panglima Raja, Tahun 2006


No Tingkat Pendidikan Dusun Dusun Jumlah Persentase
. Panglima Raja Sungai Condong (orang) (%)
(orang) (orang)
1. Tamat dan tidak SD 1.431 300 1.731 90,02
2. Madrasah Ibtidaiah 28 1 29 1,51
3. SMP 112 4 116 6,03
4. SMA/SMU 34 4 38 1,98
5. D1-D3 1 1 2 0,10
6. S1 4 2 6 0,31
7. Pondok Pesantren - 1 1 0,05
Jumlah 1.610 313 1.923 100,00
Sumber: Monografi Desa 2006
76 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1. Juli 2008, hal 69-84
80 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1, Juli 2008, hal. 69-84
Sarana, Prasarana dan Aksessibilitas sarana dan prasarana kehidupan
Desa Panglima Raja merupakan masyarakat masih kurang, hal ini dapat
desa pemekaran atau desa baru sehingga terlihat pada Tabel.4 berikut:
s
Tabel 4. Sarana dan Prasarana Desa Panglima Raja, Tahun 2006
No. Sarana-prasarana Jumlah (buah)/unit
1. Kios/Toko/kedai harian 30
2. Gedung Pemerintah desa 1
3. Gedung SD 1
4. Pustu 1
5. Masjid 1
6. Mushola 1
7. Lapangan olah raga 1
8. Pelantar sebagai jalan 1800 meter
9. Pompong 312
10. Speed Boat 4
Sumber: Monografi Desa, 2006
Tabel 5. Orbitrasi, Waktu Tempuh dan Letak Desa/Kelurahan

No. Orbitrasi & Jarak tempuh Keterangan

1. Jarak ke Ibukota Kecamatan 44 km


2. Jarak ke Ibukota Kabupaten 61 km
3. Jarak ke Ibukota Propinsi 498 km
4. Waktu Tempuh ke Ibukota Kecamatan 1,5 km
5. Waktu tempuh ke Ibukota Kabupaten 2 jam
6. Waktu tempuh ke Ibukota Popinsi 8 jam
Sumber: Monografi Desa, 2006

Kelembagaan kan satu kali dalam sebulan. Bentuk ke-


giatan masih terbatas pada kegiatan ari-
Pemerintahan Desa
san, pengajian dan pembinaan ma-
Dalam UU 4/1979 tentang Peme- sak-memasak bagi ibu rumah tangga dan
rintahan Desa, disamping Kepala Desa remaja putri.
maka kelembagaan formal lain yang
Karang Taruna
mesti ada adalah Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa (LKMD) yang berperan Karang taruna merupakan wadah
sebagai lembaga pengawas (legistatif). organisasi pemuda di tingkat desa dalam
Namun setelah dikeluarkan UU 22/1999 melakukan kegiatan, terutama untuk
tentang otonomi daerah terjadi peruba- menyalurkan berbagai bakat dan keah-
han kelembagaan menjadi Badan Perwa- lian generasi muda desa. Kegiatan yang
kilan Desa (BPD) yang berperan sebagai banyak dilakukan oleh pemuda di da-
badan permusyawaratan desa yang men- erah ini adalah kegiatan olah raga seperti
jadi mitra sejajar Kepala Desa dalam sepak bola dan bola voli serta berbagai
membangun desa. kegiatan kegiatan kesenian.
Kelembagaan PKK Majelis Taklim
Kelembagaan PKK merupakan Kelembagaan ini merupakan ke-
organisa wanita para ibu rumah tangga lembagaan informal yang tumbuh dari
yang diketuai oleh istri Kepala Desa, di- kalangan ibu-ibu yang khusus melaku-
mana kegiatannya secara rutin dilaku- kan kegiatan keagamaan seperti wirid
Zulkarnain, Asdi Agustar, Rudi Febriamansyah, Kearifan Lokal 77
80 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1, Juli 2008, hal. 69-84

pengajian dan yasinan. Kegiatan kelem- ngan warna air yang coklat karena mua-
bagaan ini cukup mendapat partisipasi tan partikel zat hara serta tipe substrat
dari masyarakat khususnya para ibu ru- yang lunak dan berlumpur. Kondisi ini
mah tangga. Biasanya kegiatan ini dila- disebabkan suplai nutrien dari daratan
kukan sekali seminggu. melalui sungai serta hamparan hutan ba-
kau yang cukup luas di pantai Panglima
Kelompok Nelayan
Raja (Dinas Perikanan dan Kelautan In-
Di desa Panglima Raja telah ter- dragiri Hilir, 2004).
bentuk kelompok nelayan, namun sejauh
Kearifan Lokal dalam Pemanfa-
ini belum banyak berfungsi. Kelompok
atan dan Pelestarian Sumberdaya
ini secara umum masih menjadi target
Pesisir di Desa Panglima Raja
berbagai kegiatan, namun dampaknya
terhadap kemampuan kelompok belum Kearifan masyarakat lokal yang
dapat dilihat. sering diistilahkan secara singkat seba-
gai kearifan lokal atau Local Wisdom,
Potensi Sumberdaya Alam
merupakan sesuatu yang diketahui se-
Sesuai dengan topografi dan le- bagai perilaku sosial masyarakat lokal da-
taknya, potensi sumberdaya alam Desa lam berinteraksi dan berinterelasi dengan
Panglima Raja terdiri dari potensi peri- kehidupannya. Perilaku sosial dalam ka-
kanan (perairan), kehutanan, perkebu- itannya dengan lingkungan paling tidak
nan, jasa lingkungan dan potensi sekun- terdiri dua dimensi, yaitu: pertama, ba-
der lainnya. gaimana karakteristik dan kualitas ling-
Berdasarkan data monografi desa kungan mempengaruhi perilaku sosial
(2006), potensi sumberdaya alam di de- tertentu, dan kedua, bagaimana perilaku
sa Panglima Raja dapat digolongkan ke sosial tertentu mempengaruhi karakteris-
dalam dua kategori yaitu: tik dan kualitas lingkungan (Usman,
1996).
1. Potensi flora, didominasi oleh jenis-
jenis pohon yang terdapat di ekosis- Dapat dijelaskan bahwa dimensi
tem hutan bakau (mangrove), yaitu yang pertama selalunya terjadi pada ma-
seperti Rhizophora apiculata, syarakat tradisional, dimana terdapat
Bruguiera praviflora dan Avicennia ketergantungan yang tinggi terhadap pe-
alba. rubahan lingkungan alam. Dimensi yang
kedua biasanya terjadi pada masyarakat
2. Potensi fauna didominasi oleh jenis modern, karena penguasaan pengeta-
burung dan hewan melata seperti huan dan teknologi yang tinggi telah me-
ular, biawak, dan buaya. Disamping munculkan kemampuan dan keahlian
itu ada juga jenis mamalia seperti bahwa manusia mampu mengatur dan
monyet. me ngendalikan kondisi lingkungan.
Ditinjau dari potensi sumberdaya Masyarakat di Kawasan Desa
perairan pesisir, desa Panglima Raja Panglima Raja berada pada kondisi pera-
mempunyai tipologi perairan subur de- lihan, cara-cara tradisional yang mereka
ngan zat hara. Hal ini diindikasikan de- jalankan harus berhadapan dengan cara-
cara modern yang mulai mempengaruhi memberikan penekanan yang besar pula
sistem kehidupan mereka. Disisi lain pa- pada sosial budaya masyarakat. Paradig-
radigma pembangunan perikanan dan ma pembangunan seperti ini selalu me-
kelautan yang mulai bergeser pada ngedepankan nilai-nilai yang mengakar
pembangunan komunikatif yang berba- kuat dalam kehidupan masyarakat.
sis masyarakat atau co-management,
78 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1. Juli 2008, hal 69-84
80 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1, Juli 2008, hal. 69-84
Tabel 6. Kearifan Lokal Masyarakat di Kawasan Desa Panglima Raja dalam Pemanfaatan dan Pelesta-
rian Sumberdaya Pesisir

Tujuan Kegiatan No Nilai dan Norma Kearifan Lokal


yang berlaku
1. Penentuan waktu, cuaca dan musim dalam melakukan pe-
nangkapan ikan
Pemanfaatan
2. Mempertahankan penggunaan alat tangkap tradisional dalam
Sumberdaya Pesisir
menangkap ikan dan kerang
3. Menentukan kawasan boleh menebang bakau
1. Upacara penghormatan terhadap laut.
2. Komitmen tidak menangkap dan membunuh lumba-lumba
3. Menganggap wilayah tertentu sebagai wilayah keramat
Pelestarian
4. Komitmen untuk tidak membuang sampah/rimah ke laut
Sumberdaya Pesisir
5. Komitmen tidak menggunakan songko bermesin dalam me-
ngumpulkan kerang
6. Menjaga hutan bakau yang berada di kawasan pinggir pantai
Dari data pada Tabel 6 dapat di- sumberdaya perikanan. Peng-gunaan
jelaskan bahwa nilai kearifan lokal alat tangkap tradisional diyakini lebih
yang terkandung pada masing-masing ramah lingkungan, efektif dan hasil
kegia-tan pemanfaatan dan pelestarian tangkapannya lebih selektif se-hingga
sum-berdaya pesisir tersebut adalah dapat mempertahankan kondisi
sebagai berikut. Pertama tentang potensi sumberdaya perikanan yang
penentuan waktu, cuaca dan musim ada, seperti yang dijelaskan Dahuri
dalam melaku-kan penangkapan ikan (2000) pada bagian sebelumnya.
sangat memberi-kan pengaruh Ketiga tentang penebangan
terhadap keberhasilan pe-nangkapan, bakau yang hanya boleh dilakukan
jika kegiatan penangkapan dilakukan pada kawa-san tertentu yang jauh dari
pada waktu, cuaca dan musim yang pinggiran pantai. Jika penebangan
sesuai maka kegiatan penangkapan bakau dilaku-kan di sekitar kawasan
akan mendapatkan hasil yang baik. pantai maka tempat tinggal berbagai
Begi-tu juga sebaliknya. Kemudian jenis sumberda-ya perikanan menjadi
pada mu-sim angin utara misalnya, rusak. Seperti di-jelaskan Dahuri
masyarakat ti-dak melakukan (1996), hutan bakau me-miliki arti
penangkapan karena ge-lombang dan penting bagi ekosistem perai-ran
angin laut kurang bersaha-bat, pada hal sekitarnya karena daun bakau yang
waktu-waktu seperti ini ber-bagai jenis gugur diuraikan oleh mikroorganisme
ikan melakukan pemijahan. Sehingga menjadi partikel detritus yang menjadi
kegiatan tidak menangkap ikan pada sumber makanan bagi bermacam
musim utara dapat memberikan ke- hewan laut.
sempatan bagi keberlangsungan Keempat tentang upacara peng-
berbagai jenis spesies ikan untuk hormatan terhadap laut (semah laut)
berkembang. Ke-giatan ini pada saat yang merupakan kegiatan masyarakat
sekarang masih ber-langsung dalam peninggalan nenek moyang. Kegiatan
masyarakat Desa Pang-lima Raja. ini memiliki nilai kearifan terhadap
Kedua tentang upaya pelesta-rian sumberdaya perikanan,
memperta-hankan penggunaan alat Pada masa-masa inilah berbagai jenis
tangkap tradisi-onal yang merupakan ikan yang su-dah matang gonad diberi
salah satu cara yang baik untuk kesempatan melakukan pemijahan,
menjaga pelestarian berbagai
Zulkarnain, Asdi Agustar, Rudi Febriamansyah, Kearifan Lokal 79

dan beberapa ha-ri kemudian telur dan pada akhirnya menyebabkan keru-
menetas menjadi lar-va. Ketenangan sakan ekosistem perairan.
wilayah perairan dari ke-giatan Kedelapan tentang komitmen un-
penangkapan ikan diperlukan agar larva tuk tidak menggunakan songko berme-
yang sangat rentan terhadap perubahan sin dalam mengumpulkan kerang. Hal
lingkungan dapat tumbuh menjadi benih ini bertujuan untuk memelihara kelang-
yang kuat. Hanya saja, upacara semah sungan kehidupan berbagai jenis kerang
laut ini saat sekarang ti-dak lagi yang dimanfaatkan masyarakat. Walau
dilakukan secara bersama-sama, hanya hasil tangkapan alat ini lebih banyak te-
dilakukan secara individu dengan tujuan tapi dapat merusak sistem kehidupan di
yang berbau mistis atau tahayul. wilayah pesisir. Masyarakat hanya mem-
Sehingga nilai kearifannya sudah me- bolehkan penggunaan alat tangkap tradi-
ngalami pemudaran. sional yang disebut tongkah.
Kelima tentang anggapan bahwa Kesembilan tentang keharusan
wilayah tertentu sebagai wilayah kera- menjaga hutan bakau yang berada di ka-
mat makna yang dapat diambil bagi pe- wasan pinggir pantai, karena perairan di
lestarian sumberdaya pesisir adalah sekitar bakau ini banyak terdapat udang,
menciptakan susana tenang dikawasan ikan dan berbagai jenis kerang. Oleh se-
perairan sehingga memudahkan ikan- bab itu masyarakat desa memandang ta-
ikan melangsungkan pemijahan, kemu- bu melakukan penebangan pohon bakau
dian larva-larva ikan tersebut mudah (mangrove) yang berada di tepi pantai.
berkembang menjadi benih. Inilah nilai Dari pernyataan tersebut dapat
pelestarian sumberdaya pesisir yang ter- dijelaskan bahwa masyarakat meyakini
kandung terhadap adanya pantangan segala yang telah diwariskan oleh para
dan larangan tersebut. pendahulu mereka mengadung banyak
Keenam tentang komitmen tidak hikmah dan pelajaran dalam menjalan-
menangkap dan membunuh lumba-lum- kan berbagai aktifitas mereka. Keraf
ba. Diketahui bahwa jika disuatu kawa- (2002) menyatakan bahwa kearifan tra-
san perairan terdapat lumba-lumba dan disional adalah semua bentuk pengeta-
ikan berukuran besar di kawasan itu ba- huan, keyakinan, pemahaman atau wa-
nyak terdapat ikan-ikan yang berukuran wasan serta adat kebiasaan atau etika
lebih kecil, karena merupakan sumber yang menuntun perilaku manusia dalam
makanan lumba-lumba dan ikan-ikan kehidupan di dalam komunitas ekologis.
besar. Nilai kearifannya adalah lumba- Jadi, kearifan tradisional ini bukan ha-
lumba merupakan petunjuk bahwa dipe- nya menyangkut pengetahuan dan pe-
rairan itu masih banyak terdapat ikan. mahaman masyarakat adat tentang ma-
Ketujuh tentang tabu dalam ke- nusia dan bagaimana relasi yang baik di
giatan makan yang bertaburan dan antara manusia, melainkan juga me-
membuang rimah/sampah, atau tidak nyangkut pengetahuan, pemahaman dan
sopan di laut. Makna yang diambil dari adat kebiasaan tentang manusia, alam
pantang larang ini adalah agar laut tidak dan bagaimana relasi di antara semua
tercemar, sehingga berbagai aktifitas ke- penghuni komunitas ekologis ini harus
hidupan hewan laut tidak terganggu. dibangun.
Sampah berserakan di laut akan meng-
ganggu kualitas perairan, menghalangi
intensitas cahaya matahari yang masuk,
80 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1. Juli 2008, hal 69-84

Seluruh kearifan tradisional ini disional dengan tidak direkayasapun


dihayati, dipraktikkan, diajarkan dan menjadi universal pada dirinya sendiri.
diwariskan dari satu generasi ke generasi Sumber Kearifan Lokal
lain yang sekaligus membentuk pola pe-
rilaku manusia sehari-hari, baik terha- Sejak awalnya, telah diyakini
dap sesama manusia maupun terhadap bahwa nenek moyang masyarakat Desa
alam dan yang Gaib. Panglima Raja memiliki landasan keper-
Ini menunjukkan bahwa, perta- cayaan yang bersumber dari adat secara
ma, kearifan tradisional adalah milik ko- turun temurun dari pendahulu nenek
munitas. Demikian pula, yang dikenal moyang dengan philosofi Alam Terkem-
sebagai pengetahuan tentang manusia, bang Jadi Guru dengan Belajar Kepada
alam dan relasi dalam alam juga milik Laut, jika dilihat philsofi adatnya hampir
komunitas. mirip dengan philosofi adat Suku Mi-
Kedua, kearifan tradisional, yang nang. Hal ini dikarenakan masyarakat
juga berarti pengetahuan tradisional, le- Suku Duano mengambil philsofi ajaran-
bih bersifat praktis. Pengetahuan dan nya berdasarkan ajaran islam dan ajaran
kearifan masyarakat adat adalah penge- Hindu mengandung kepercayaan yang
tahuan bagaimana hidup secara baik da- berbau mistik, seperti halnya juga Suku
lam komunitas ekologis, sehingga me- Minang.
nyangkut bagaimana berhubungan seca- Prinsip-prinsip Kearifan Lokal
ra baik dengan semua isi alam.
Ketiga, kearifan tradisional bersi- Laut merupakan bagian utama
fat holistik, karena menyangkut pengeta- dalam kehidupan masyarakat Desa Pang-
huan dan pemahaman tentang seluruh lima Raja karena merupakan tempat
kehidupan dengan segala relasinya di mencari kehidupan. Hal ini adalah pema-
alam semesta. Alam adalah jaring kehi- haman terhadap unsur alam yang sangat
dupan yang lebih luas dari sekadar jum- kuat di kalangan masyarakat Desa Pang-
lah keseluruhan bagian yang terpisah sa- lima Raja, yang tergambar dalam pernya-
tu sama lain. taan bahwa laut adalah bagian yang tidak
Keempat, berdasarkan kearifan terpisahkan dari kehidupan mereka.
tradisional dengan ciri seperti itu, ma- Laut merupakan bagian dari
syarakat adat juga memahami semua ak- lingkungan dapat mengambil manfaat
tivitasnya sebagai aktivitas moral. Kegia- dari manusia dengan kelebihan yang di-
tan bertani, berburu dan menangkap miliki. Manusia pun dapat mengambil
ikan bukanlah sekadar aktivitas ilmiah manfaat dari lingkungan sekedar untuk
berupa penerapan pengetahuan ilmiah memenuhi kebutuhan yang wajar, dan
tentang dan sesuai dengan alam, yang menjauhi sikap berlabihan. Pepatah me-
dituntun oleh prinsip-prinsip dan pema- ngatakan: sewaktu masih banyak ja-
haman ilmiah yang rasional. Aktivitas ngan lobo, ingat sebelum habis, jimat-ji-
tersebut adalah aktivitas moral bersum- mat la supaye tak sesal di kedian hari
ber dari kearifan tradisional. (sewaktu masih banyak jangan terlalu ta-
Kelima, berbeda dengan ilmu pe- mak atau boros, ingat sebelum semua
ngetahuan Barat yang mengklaim diri- habis, berhematlah supaya tak menyesal
nya sebagai universal, kearifan tradisio- dikemudian hari).
nal bersifat lokal, karena terkait dengan Kearifan lokal masyarakat dalam
tempat yang partikular dan konkret. Te- pengelolaan sumberdaya pesisir di Ka-
tapi, karena manusia dan alam bersifat wasan Desa Panglima Raja sebenarnya
universal, kearifan dan pengetahuan tra- telah berlandaskan pemahaman
Zulkarnain, Asdi Agustar, Rudi Febriamansyah, Kearifan Lokal 81
80 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1, Juli 2008, hal. 69-84
prinsipekologi dan ekosistem. Kearifan Upaya melegalisasi nilai-nilai tra-
tersebut dikemas dalam bahasa yang disional dalam pemanfaatan dan pelesta-
sederhana, berupa Philosofi yang rian sumberdaya pesisir telah dilakukan
memuat substansi nilai dan berperilaku. oleh lembaga pemerintahan desa melalui
Sumber utama ter-bangunnya kearifan Peraturan Desa Panglima Raja
lokal tersebut ada-lah ajaran Agama 01/PERDES/PR/X/2005 tentang Parti-
Islam pengaruh Kera-jaan Indragiri, sipasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir
adat dan philosofi pen-tingnya belajar Lestari. Secara normatif, peraturan ini
dan mempelajari alam dan ajaran Agama dibuat berdasarkan pada nilai, norma
Hindu dengan keper-cayaan terhadap dan prinsip yang dianut sejak turun te-
hal-hal mistik. murun oleh masyarakat dalam pemanfa-
Peran Kelembagaan Lokal Terha- atan dan pelestarian sumberdaya pesisir.
dap Kearifan Lokal Peraturan ini sekaligus menggambarkan
adanya kemauan dan kegiatan pemerin-
Desa Panglima Raja saat ini tidak
tahan desa untuk memunculkan kemba-
memiliki lembaga adat. Dengan demiki-
li fungsi kearifan lokal dalam pelestari-
an peran lembaga adat terhadap pelaksa-
an sumberdaya pesisir. Kegiatan ini te-
naan kearifan nilai-nilai tradisional da-
lah difasilitasi oleh program Small Scale
lam pemanfaatan dan pelestarian sum-
Natural Resources Management
berdaya pesisir tidak ada lagi.
(SNRM), yang lebih jelasnya dapat dili-
hat pada Tabel 8.

Tabel 8. Peran lembaga pemerintahan desa terhadap nilai dan norma kearifan lokal dalam
pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pesisir
Peran kelembagaan
No Nilai dan norma kearifan lokal yang berlaku
lokal
1. Pelarangan menggunakan putas dan pukat
2. Pelarangan menggunakan songko mesin
3. Menentukan wilayah konservasi bakau
Peran lembaga
4. Pelarangan menebang bakau
pemerintahan desa
Membuat Peraturan Desa 01/PERDES/PR/X/2005 tentang
5. Partisipasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Lestari di
Kawasan Desa Panglima Raja
Sumber : Hasil analisis data primer dan sekunder

Seharusnya peraturan desa (per- Lahirnya peraturan desa karena me-


des) tentang legalitas pengelolaan wila- rupakan syarat dalam program SNRM.
yah pesisir memiliki kekuatan untuk di- Peraturan ini dibuat seyogyanya mem-
jalankan oleh masyarakat setempat. bantu masyarakat mengadopsi kembali
Akan tetapi dalam prakteknya perdes itu nilai-nilai, norma dan prinsip yang te-
sulit untuk dijalankan karena pengakuan lah mereka jalankan selama ini, dengan
dan legalitasnya spesifik hanya bagi ma- harapan masyarakat mampu mengelo-
syarakat Desa Panglima Raja. Pihak luar, la wilayah sendiri. Akan tetapi dalam
dan bahkan termasuk pemerintah kabu- prakteknya peraturan desa ini sulit un-
paten, belum mengakuinya sehingga tuk dijalankan dikarenakan legalitas
perdes tersebut tidak kuat dan belum peraturan hanya berada di tingkat desa
berfungsi. Hasil wawancara mendalam setempat, sedangkan pemerintah kabu-
dengan Bapak FN seorang pimpinan fa- paten belum melegalilasi perdes terse-
silitator Kabupaten, adalah bahwa: but untuk disahkan dengan alasan
82 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1. Juli 2008, hal 69-84

bahwa Desa Panglima Raja belum adat pengelolaan sumberdaya laut di In-
memer-lukan perdes. Sehingga perdes donesia Timur, yang mengatur hak pe-
yang telah disusun hanya sebuah syarat manfaatan sumberdaya laut oleh masya-
untuk berjalannya suatu program. rakat setempat. Model pengelolaan se-
Jika dilihat pada isi perdes yang perti ini dikenal dengan Hak Ulayat Laut
mencoba mengakomodir kearifan lokal (HUL) atau sea tenure.
masyarakat tersebut adalah Pasal 11: Hak ulayat laut merupakan sepe-
Aturan adat atau tradisi yang lahir dalam rangkat aturan atau praktik pengelolaan
masyarakat desa yang bermanfaat bagi wilayah laut dan sumberdaya yang ter-
pengelolaan sumberdaya desa lestari kandung didalamnya, yang menyangkut
perlu ditegakkan. Pasal 12: Dalam rang- siapa yang memiliki hak atas suatu wila-
ka pengelolaan sumber daya pesisir dila- yah, jenis sumberdaya yang boleh di-
rang melakukan kegiatan yang dapat tangkap dan teknik mengeksploitasi
merusak lingkungan seperti membuka sumberdaya yang diperkenankan. HUL
lahan dengan cara membakar, menebang mengacu pada seperangkat hak dan ke-
hutan secara liar, membuang sampah wajiban timbal balik yang muncul dalam
dan kotoran di sungai, menggunakan institusi kepemilikan bersama.
alat tangkap yang merusak lingkungan, Sistem pengelolaan sumberdaya
dan membuka tambak kurang dari 200 laut secara adat dijalankan hampir me-
m dari garis pantai. nyebar diseluruh Indonesia, tetapi seba-
Kemudian Pasal 20 yang berisi- gai akibat transformasi struktural dari
kan aturan tentang sanksi pelanggaran masyarakat tradisional menuju ke ma-
perdes menyatakan: Barang siapa de- syarakat industri (modernisasi) praktik
ngan sengaja atau karena kelalaian me- HUL masih tetap dipegang dan dijalan-
langgar peraturan desa ini, dikenakan kan yang sebagian besar berada di Indo-
sanksi berupa 1) Peringatan/teguran li- nesia bagian timur.
san 2) Peringatan/teguran tertulis 3)
denda, yang akan diatur dalam peratu- KESIMPULAN DAN SARAN
ran selanjutnya. Kesimpulan
Jika diperhatikan isi perdes yang Dari pembahasan dan analisis
telah disusun tersebut, dapat dijelaskan hasil penelitian yang telah dijelaskan se-
bahwa peran lembaga pemerintahan de- belumnya, maka kesimpulan dan saran
sa masih belum berperan secara penuh dinyatakan sebagai berikut:
untuk melaksanakan nilai, norma dan
1. Kearifan lokal masyarakat Desa
prinsip yang dianut masyarakat dalam
Panglima Raja tentang
pemanfaatan dan pelestarian sumber-
pemanfaatan sumberdaya pesisir
daya pesisir sebagai nilai kearifan ma-
yang masih ada berupa: (i)
syarakat lokal untuk menjadi sesuatu
menentukan waktu me-nangkap
aturan yang diakui legalitasnya.
ikan berdasarkan cuaca dan
Model Pengelolaan Sumberdaya musim; (ii) mengembangkan alat
Pesisir di Desa Panglima Raja tangkap ikan dan alat pengumpul
Kearifan lokal masyarakat yang ke-rang, dan; (iii) menentukan
memiliki kesamaan karakteristik wilayah kawasan penebangan bakau.
dan sumberdaya dengan wilayah kawa- Sedangkan keari-fan lokal tentang
san Desa Panglima Raja adalah lembaga pelestarian sumber-
Zulkarnain, Asdi Agustar, Rudi Febriamansyah, Kearifan Lokal 83
80 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1, Juli 2008, hal. 69-84

2. daya pesisir berupa: (i) ritualisasi zaman kerajaan. Pemerintahan nasi-


(pengupacaraan) penghormatan onal meneruskan saja sistem dan ca-
ter-hadap laut; (ii) adanya ra-cara yang sudah berlaku. Lembaga
komitmen un-tuk tidak pemerintahan desa dalam hal ini be-
menangkap dan membunuh lum berperan maksimal dalam meng-
lumba-lumba, membuang akomodir nilai-nilai kearifan lokal se-
sampah ke laut, menggunakan cara partisipatif.
songko bermesin dalam Saran
menangkap ikan dan me- Agar upaya pemanfaatan dan pe-
ngumpulkan kerang, serta; (iii) lestarian sumberdaya pesisir dapat di-
me-njaga hutan bakau di sekitar jalankan secara efektif dan optimal oleh
pinggi-ran pantai. Sumber utama masyarakat, maka perlu:
kearifan lokal tersebut adalah 1. Keterlibatan kelembagaan lokal khu-
kepercayaan atau adat serta susnya lembaga adat dan pemerinta-
ajaran Islam dan Hin-du. han desa.
Kearifan lokal tersebut berlandas-
kan pemahaman prinsip ekologi 2. Memunculkan kembali peran lemba-
dan ekosistem yang dikemas ga adat dalam kearifan lokal.
dalam baha-sa yang sederhana, 3. Peran lembaga pemerintahan desa
berupa filosofi yang memuat diharapkan mampu membuat perdes
substansi nilai dan ber-perilaku yang mangakomodir nilai, norma dan
terhadap alam/lingkungan. prinsip yang dianut masyarakat lokal.
2. Peran lembaga adat terhadap kearifan
lokal mengalami kemunduran sejak
DAFTAR PUSTAKA Kusumastanto, T, 2003. Ocean
Policy dalam Membangun Negeri
BP3SP, Faperika Unri. 2004. Profil Bahari di Era Otonomi Daerah.
Daerah Penerima Program SNRM Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kabupaten Indragiri Hilir. (tidak
diterbitkan) Maleong, L.J. 2000. Metodologi Penelitian
Kualitatif Remaja Rosdakarya.
Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting dan M. J. Bandung.
Sitepu. 1996. Pengelolaan Pemerintah Kabupaten Inhil, 2005.
Sumberdaya Pesisir dan Lautan Sejarah Indragiri
Secara Terpadu. P.T. Pradnya Hilir.http//www.inhil.go.id
Paramita. Jakarta.
Prijono, S.N. 2000a. Laporan Pendukung
Dahuri, R. 2000. Pendayagunaan No 1: Sejarah dan Latar Belakang
Sumberdaya Kelautan Untuk Proyek.
Kesejahteraan Rakyat. Kumpulan
Pemikiran. Lembaga Informasi dan Prijono, S.N. 2000b. Memanfaatkan
Studi Pembangunan Indonesia. Satwa dan Puspa Secara
Jakarta. 145 hal. Berkelanjutan. Warta Kehati.
Oktober-November 14-15.
Dinas Perikanan dan Kelautan Inhil,
2004. Kajian Akademik Pengelolaan Rusliadi., 2005. Analisis Keberlanjutan
Wilayah Pesisir Kabupaten Indragiri Kelembagaan Konservasi Program
Hilir. Rehabilitasi dan Pengelolaan
Terumbu Karang Coral Reef
Keraf, A. Sony. 2002. Etika Lingkungan. Rehabilitation And Management
Penerbit Buku Kompas. Jakarta. Program (COREMAP) di Desa
84 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1. Juli 2008, hal 69-84

80 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1, Juli 2008, hal. 69-84


Temiang Kecamatan Senayang Usman, S.1996. Sosiologi Lingkungan.
Kabupaten Lingga Propinsi Pembahasan Tentang Lingkungan
Kepulauan Riau. Tesis Pascasarjana dan Perilaku Sosial. Universitas
Universitas Andalas. Padang. Gadjah Mada, Yogyakarta. (tidak
Sugiono. 2000. Metode Penelitian diterbitkan)
Administrasi. Alfabeta. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai