Anda di halaman 1dari 15

Seri : Pengelolaan

SD Pesisir dan
Laut KEARIFAN LOKAL
Local Wisdom

KEARIFAN LOKAL didefinisikan sebagai suatu


kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan
hidup yang mengakomodasi kebijakan dan kearifan
hidup.

Manifestasi dari kearifan lokal beragam bentuknya,


bisa berupa ide, nilai, gagasan, norma, pola
perilaku atau hal-hal yang merujuk pada material
seperti artefak dan benda hasil budaya.

Aunurohim
Dept. Biologi ; Fak. Sains ITS
2019
Potensi Kekayaan Laut Indonesia ; Travel
and Spearfishing

Apakah spearfishing termasuk dalam


konteks Kearifan Lokal ?
Kearifan Lokal di
Kearifan Lokal Indonesia sebagian besar
dipengaruhi oleh ‘agama’
yang dianut pada jaman
dahulu dan berlangsung
turun temurun ~ agama
nenek moyang,

Oleh karena itu, kearifan


lokal tersebut cenderung
lestari secara turun
temurun, dengan konsep
pitutur dari sesepuh pada
anak keturunannya, tanpa
ada bukti otentik secara
tertulis yang jelas,

Kondisi ini, menimbulkan


Kearifan Lokal (local wisdom) ~ adat ~ terjadinya penambahan
budaya ~ sesajen, dan lain sebagainya atau pengurangan konten
kearifan lokal, jika tidak
dilakukan secara kontinu
seringkali menjadi ‘dilema’ apabila dan terjadwal.
dikaitkan dengan Agama
Video 01

Video 02

Video 03

Video 04

Video 05
http://www.dugongconservation.org/media/2018/10/Lessons_
Kearifan Lokal
learnt_Trismades-Bintan.pdf

Salah satu kearifan lokal yang dilakukan dan dipayungi oleh suatu kegiatan (project) dan dilaksanakan sebagai suatu
kegiatan berskala internasional.
Kearifan Lokal Pelajaran dari Pelestarian Dugong dan Lamun di Bintan

Pelajaran yang dipetik dari proyek TRISMADES untuk konservasi lamun-lamun di Indonesia pada Juli 2017 Disiapkan oleh
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Sebelumnya bangsa ini miskin otorisasi, minim infrastruktur, kemiskinan ekonomi, dan tantangan lainnya; dan hal ini
mengabaikan potensi besar sumber daya kelautannya.

Saat ini, meskipun perjuangan terus-menerus untuk mengakhiri kemiskinan, Indonesia naik sebagai suara utama regional
dalam konservasi laut dan pengembangan maritim melalui Coral Triangle Initiative (CTI), Asosiasi Lingkar Samudera Hindia
(IORA), dan jenis proyek lainnya.

Keterlibatan berbagai proyek keanekaragaman hayati dan konservasi laut oleh Pemerintah Indonesia juga menunjukkan
kemajuan. Hanya bantuan keuangan yang diubah menjadi bantuan teknis, pengembangan kapasitas, dan ide-ide untuk
mendorong inovasi, saling menguntungkan, dan mata pencaharian berkelanjutan.

Preambule project report yang disusun pada bulan Juli 2017, dan
mengadopsi beberapa hal yang memiliki keterkaitan antara kearifan
lokal dan upaya pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut
Kearifan Lokal Pelajaran dari Pelestarian Dugong dan Lamun di Bintan

Pendekatan serupa juga tercermin dalam konservasi Laporan ini menyoroti pelajaran yang didapat dari penerapan
duyung dan lamun. Sering kali, upaya untuk TRISMADES pada 2008-2010, beberapa praktik bijak yang
menyelamatkan populasi dan habitat makannya diterapkan secara independent oleh Pemerintah Kabupaten
dilupakan di antara program untuk melestarikan setelahnya, dan apa saja perbaikan strategis yang perlu
hutan bakau dan terumbu karang. dilakukan untuk memastikan Bintan sebagai pusat keunggulan
nasional untuk duyung dan dugong. konservasi lamun, juga
Dalam 3 dekade terakhir, konservasi lamun belum untuk implementasi yang akan datang dari Proyek Konservasi
mencapai kemajuan yang signifikan. Dugong dan Lamun fase 3 (DSCP-ID3) pada 2017 dan 2018.
Di antara proyek yang didanai UNEP / GEF,
TRISMADES (Trikora Seagrass Management
Demonstration Sites) di Bintan dianggap sebagai
proyek konservasi laut pertama yang dirancang
khusus untuk habitat duyung dan lamun. Jauh
sebelum TRISMADES, Bintan adalah salah satu lokasi
proyek untuk implementasi UNEP / GEF proyek Outcome yang diperoleh ?
tentang Membalikkan Tren Degradasi Lingkungan di
Laut Cina Selatan dan Teluk Thailand dan COREMAP
(Proyek Pengelolaan Terumbu Karang)
Kearifan Lokal Pelajaran dari Pelestarian Dugong dan Lamun di Bintan

Tujuan TRISMADES adalah mengembangkan skema yang efektif dan terukur dalam mengurangi tekanan lingkungan
terhadap padang lamun dan sumber daya pesisir di Pantai Trikora, Bintan. Oleh karena itu, lingkup proyek TRISMADES
diarahkan untuk membawa manfaat bagi ekosistem, untuk sumber daya ikan dan biota laut lainnya, juga bagi masyarakat
lokal.

Hasil dari TRISMADES untuk implementasi tahun 1 adalah, tercantum di sini di bawah ini, terkait dengan peningkatan
pengelolaan padang lamun dan ekosistem yang berdekatan:

1.EBCoMBO (East Bintan collaborative management board) didirikan sebagai platform untuk koordinasi dan kolaborasi antara
pemangku kepentingan terkait di lamun dan pengelolaan sumber daya pesisir.

2.EBCRMP (East Bintan Coastal Resource Management Plan) dikembangkan EBCRMP (East Bintan Coastal Resource
Management Plan) secara khusus dikembangkan dan diadopsi oleh peraturan yang sesuai.

3.Community Based-Seagrass Bed Management (RP2L-BM) diterbitkan

4. Data dan informasi ilmiah dari penelitian ekologi dan sosial-ekonomi ditransformasikan untuk meningkatkan pengelolaan
wilayah pesisir dan kerangka hukum untuk konservasi sumber daya pesisir,
Kearifan Lokal Pelajaran dari Pelestarian Dugong dan Lamun di Bintan

Hasil dari TRISMADES untuk implementasi tahun 2 terkait


dengan peningkatan kapasitas dan pembangunan rumah Hasil dari TRISMADES untuk implementasi tahun 3 dikaitkan
kliring, yang dicontohkan di bawah ini: dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dengan cara yang
1. Pembentukan rumah kliring untuk penyebaran berkelanjutan dan ramah lingkungan:
informasi dan pelatihan masyarakat 1. Adopsi rencana pariwisata berkelanjutan oleh pemerintah
2. Kampanye penyadaran masyarakat dilaksanakan. daerah, bersama dengan pedoman pemantauan dan
3. Program pelatihan masyarakat dilaksanakan, pelaporan.
dikembangkan dan siap untuk implementasi. 2. Proyek Pilot tentang pengembangan kegiatan penghasil
4. Pembentukan platform untuk berbagi informasi di pendapatan alternatif untuk komunitas nelayan yang sangat
tingkat nasional dan regional, tentang pengelolaan miskin dan mempraktikkan metode penangkapan ikan yang
lamun dan pengelolaan ekosistem pesisir lainnya. tidak merusak
5. Partisipasi aktif dalam pertemuan regional dan acara
ilmiah terkait.

PENCAPAIAN TRISMADES Selama lebih dari 3 tahun pelaksanaan proyek, TRISMADES telah berhasil dalam: a. Skema
pengelolaan pesisir terpadu yang dikembangkan, dengan fokus khusus pada melindungi habitat lamun dengan luas
minimum 1500 hektar; b. Penambangan pasir ilegal di laut dan darat berkurang sebesar 50%; c. Limbah berbasis lahan di
wilayah pantai berkurang sebesar 20%; d. Insiden praktik penangkapan ikan yang merusak berkurang hingga 50%; e.
Tempat perlindungan lamun berbasis masyarakat didirikan setidaknya di satu desa, di antara tiga pilot situs. (catatan: pada
tahun 2010, empat situs suaka lamun CB dan keputusan desa terkait didirikan di Teluk Bakau, Berakit, Malang Rapat, dan
Pelajaran dari Pelestarian
Kearifan Lokal Dugong dan Lamun di
Bintan

Proyek TRISMADES dan studi lebih lanjut yang diterapkan di Bintan


dapat mendukung mekanisme insentif untuk pengembangan
pariwisata dan pengelolaan perikanan skala kecil yang berkelanju-
tan.

Lalu, dimana letak kearifan lokal nya ?


• Pada saat memutuskan project ini, maka peran masyarakat lokal
sebagai ‘pemilik’ sumberdaya pesisir dan laut, mulai terlihat
dibutuhkan sebagai ‘pengawas yang dekat dengan anak asuhnya’,
• Pengalaman masa lalu, membuat masyarakat saat ini mengaku
tetap mengadopsinya dengan baik karena memberikan ‘efek
positif’ dalam kehidupannya,
• Masyarakat sekitar memperoleh manfaat terkait dengan
ekosistem yang berkaitan langsung dengan “Ikan” Duyung
dengan bukti bahwa kondisinya tidak berubah sejak dulu hingga
sekarang,
Pelajaran dari Pelestarian
Kearifan Lokal Dugong dan Lamun di
Bintan

 Terdapat kearifan lokal sejak


dulu hingga sekarang,
 Masyarakat menyakini bahwa
yang dilakukannya sekarang
tidak memberikan efek
negatif pada ekosistem lamun
Pelajaran dari Pelestarian
Kearifan Lokal Dugong dan Lamun di
Bintan
Pelajaran dari Pelestarian
Kearifan Lokal Dugong dan Lamun di
Bintan
Pelajaran dari Pelestarian
Kearifan Lokal Adat istiadat ~ sebagai bagian dari
Dugong dan Lamun di
‘hukum’ sosial yang bisa menjadi
Bintan penguat dalam konteks konservasi
lingkungan hidup.

Hukum adat yang kemudian diadopsi menjadi


peraturan yang berkekuatan hukum negara, sehingga
berlaku untuk seluruh warganegara
Tugas SDPL:
Kearifan Lokal
 Membuat RESUME dan OPINI terkait dengan aplikasi KEARIFAN
LOKAL (Local Wisdom) dengan pengelolaan lingkungan, dengan
menampilkan :
Hukum Adat Laot dan Lembaga Panglima Laot di  Nama Kearifan Lokal (KL)dan lokasi pelaksanaannya,
Nanggroe Aceh Darussalam  Teknis pelaksanaan KL,
 Data kondisi lingkungan sebelum dan setelah KL dilakukan
sebagai bentuk bukti ilmiah efek positif dari KL,
KEARIFAN LINGKUNGAN BERBASIS AGAMA
 Kaitan antara konservasi lingkungan dengan pelaksanaan KL
KOMUNITAS NELAYAN DI PESISIR BANYUTOWO
ditinjau dari sudut ilmiah,
DUKUHSETI PATI
 Efek positif yang diperoleh oleh masyarakat sekitar, bahkan
masyarakat luas dikaitkan dengan pelaksanaan KL,
Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir dalam
 Persamaan dan perbedaan antara KL yang dibahas dengan KL
Memahami Teknologi Hasil Perikanan
di daerah lain,
 Kaitan antara hukum institusi dengan hukum adat dari KL,
sebagai bahan dasar untuk diajukan lebih lanjut sebagai bagian
dari prospek utama untuk legitimasi hukum KL,
Dan, masih banyak lagi kearifan lokal di  Dan lain hal yang dipandang perlu.
Indonesia yang berbasiskan kearifan dalam
pengelolaan lingkungan, baik di darat ataupun
di laut (~pesisir). Format laporan A4; maks 20 hal; spasi 1,15; huruf calibri font 11; margin
ki-ka-at-bwh @ 2 cm;  teknis penilaian akan diinformasikan kemudian
; time deadline = 14 Nov 2019, send via group WA format PDF.

Anda mungkin juga menyukai