Anda di halaman 1dari 10

POTENSI

PENGEMBANGAN
EKOWISATA DI PULAU
LABENGKI KAB.KONAWE
UTARA
FATMAWATI
G2F122005
Di Provinsi Sulawesi Tenggara, salah satu tempat
Wisata yang menarik untuk dikunjungi adalah Kabupaten
Konawe Utara. Kabupaten Konawe Utara merupakan
daerah dengan potensi besar yang terus mengalami
banyak perkembangan. Salah satu keunggulan yang ada
di Kabupaten Konawe Utara adalah wisata Pulau
Labengki.
Pulau Labengki secara administratif terletak di Desa
Labengki, kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten
Konawe Utara. Untuk bisa sampai di lokasi tersebut,
wisatawan butuh perjalanan laut dengan mengambil jalur
melalui pelabuhan Tanasa, kabupaten Konawe dengan
waktu tempuh kurang lebih 4 jam dengan menggunakan
kapal boat.
2
“ Pulau Labengki merupakan kawasan Konservasi dengan nama TWA
(Taman Wisata Alam) Lasolo dibawah naungan Kementrian
Kehutanan dan Lingkungan Hidup serta BKSDA Sultra, Pulau
Labengki terdiri dari Pulau Labengki besar dan Pulau Labengki kecil
yang dikelilingi pulau-pulau kecil nan indah dengan struktur
batuan carst yg di tumbuhi ribuan anggrek liar yang sangat menawan
menyerupai Raja Ampat juga memiliki puluhan pantai dengan pasir
putih tersebar disetiap sudut pulau dengan air yang jernih serta
hamparan karang yang berwarna warni dengan biotanya, Pulau
Labengki banyak memiliki pantai-pantai privat, lagoon, dll.

3 Presentation title 20XX


Sebagai objek Wisata unggulan yang cukup banyak diminati oleh
wisatawan, Pemerintah Kabupaten Konawe Utara harus terus melakukan
upaya pengembangan dalam berbagai sektor. Mengingat, masih banyak
potensi yang cukup besar yang belum dikembangkan di wisata pulau
labengki seperti Diving, Koservasi Kimah, Kearifan Lokal Masyarakat
Bajo, Konservasi Anggrek, dan lain-lain. Dengan potensi yang cukup besar
ini haruslah didukung dengan infrasturktur yang memadai.
Dalam strategi pengembangan potensi di pulau labengki sangatlah
penting memperhatikan edukasi lingkungan atau dengan kata lain
ekowisata, EKOWISATA atau EKOTURISME merupakan salah satu
kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan
aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi
masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. karena dalam
pengembangan wisata tersebut akan ada dampak yang terjadi berupa
kerusakan lingkungan, terpengaruhnya budaya lokal secara tidak terkontrol,
berkurangnya peran masyarakat setempat dan persaingan bisnis yang mulai
4 Presentation title 20XX

mengancam lingkungan, budaya dan ekonomi masyarakat setempat.


Kondisi Ekonomi, Sosial Budaya Masyarakat Pulau Labengki

• Secara statistik, pulau Labengki kecil ini dihuni oleh 107 kepala keluarga, yang
didominasi oleh keturunan suku Bajo. Terdapat kantor desa, masjid, sekolah dasar
serta instalasi listrik dengan diesel. Listrik hanya menyala dari jam 6 sore hingga jam
11 malam.
• Infrastruktur jalan sudah baik, jalan beton dan ada mercusuar di belakang pulau, yang
menambah view sendiri, menghadap ke laut lepas.  
• Labengki besar tidak ada penghuni, namun ada pusat konservasi di desa Toli-toli
Labengki. Kegiatan pembuatan taman laut ini dilakukan atas kepedulian sekelompok
aktivis lokal terhadap kelangsungan hidup biota laut, terutama 
kerang raksasa (Tridacna), yang dimulai pada bulan Oktober 2009. 
• Tim kecil peduli lingkungan yang dibentuk masyarakat setempat, dipimpin oleh Habib
Nadjar merupakan gerakan sukarela untuk mewujudkan ide konservasi tersebut.
Dengan menggunakan biaya pribadi dan beberapa sumbangan dari teman dan
keluarga, aktifitas konservasi pun dimulai dari survey, penyelaman, transfer biota,
penetapan
5 lokasi pemukiman dan pemeliharaan
Presentation title dilakukan meski dengan dukungan
20XX
Meminimalkan dampak fisik, sosial, perilaku, psikologis.

Membangun kesadaran lingkungan, budaya dan rasa hormat.

Prinsip & Kriteria


Ekowisata yang perlu
diterapkan dalam Memberikan pengalaman positif bagi pengunjung di pulau
labengki dan pulau labengki itu sendiri sebagai tuan rumah.
pengembangan potensi di
pulau labengki :
Memberikan manfaat keuangan langsung bagi konservasi atau
pelestarian lingkungan hidup.

Menghasilkan keuntungan finansial bagi masyarakat lokal,


industri swasta.
Memberikan pengalaman interpretatif yang mengesankan bagi
pengunjung untuk meningkatkan sensitivitas terhadap iklim
politik, lingkungan, sosial tempat tujuan wisata.

Membangun, mengoperasikan fasilitas atau infrastruktur dengan


meminimalkan dampak lingkungan.
Prinsip & Kriteria
Ekowisata yang perlu Mengakui hak-hak, keyakinan spiritual komunitas adat dan
diterapkan dalam memberdayakan mereka.
pengembangan potensi di
pulau labengki :
Manfaat ekowisata dalam pengembangan potensi wisata di pulau labengki
di berbagai asepek adalah sebagai berikut:
1.Konservasi. Keterkaitan ekoturisme dan satwa terancam punah sangat erat, bahkan
harus bersifat positif, sebagaimana studi yang dilakukan oleh peneliti Universitas
Griffith. Wisata berkorelasi positif dengan konservasi berarti memberikan insentif
ekonomi yang efektif untuk melestarikan, meningkatkan keanekaragaman hayati
budaya, melindungi warisan alam serta budaya di planet bumi.
2.Pemberdayaan ekonomi. Ekoturisme melibatkan masyarakat lokal berarti
meningkatkan kapasitas, kesempatan kerja masyarakat lokal. Konsep eko-wisata
adalah sebuah metode yang efektif untuk memberdayakan masyarakat lokal di seluruh
dunia guna melawan kemiskinan, mencapai pembangunan berkelanjutan.
3.Pendidikan lingkungan. Melibatkan pendidikan lingkungan berarti kegiatan wisata
yang dilakukan harus memperkaya pengalaman, juga kesadaran lingkungan melalui
interpretasi. Kegiatan harus mempromosikan pemahaman, penghargaan yang utuh
terhadap alam, masyarakat, budaya setempat

8 Presentation title 20XX


Kesimpulan
Sejauh mata menandang, sebenarnya Labengki ini
punya potensi yang besar untuk ditingkatkan menjadi
destinasi favorit wisata. Kaya akan biota laut, warga yang
ramah dan masih asri menjadi nilai tambah tersendiri.
Minusnya adalah infrastruktur yang belum mumpuni,
dimulai dari sinyal (karena sekarang jadi kebutuhan
primer) dan listrik yang terbatas. Untuk penginapan sudah
cukup banyak mulai dari balai desa, home stay, hingga villa
(akan tetapi harga sewanya yang sulit dijangkau).
Optimalisasi destinasi yang sudah ada, justru belum bisa
banyak memberdayakan masyarakat sekitar yang
mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Dan harapan
kedepannya, sektor pariwisata ini bisa dijadikan sebuah
alternatif untuk mengembangkan suatu kawasan menjadi
tujuan wisata yang tetap memperhatikan konservasi
lingkungan dengan menggunakan potensi sumberdaya serta
budaya masyarakat lokal.
9
Thank you

Anda mungkin juga menyukai