Anda di halaman 1dari 63

i

BAHAN AJAR
PENDIDIKAN
KONSERVASI
TAMAN NASIONAL WAKATOBI

Ekosistem Mangrove
dan Konservasinya

Darman, S.Hut., M.Sc.


La Fasa, S.Sos., M.H.
Suci Yulia Harti, S.Si.
Prima Sagita, S.Hut.
Silvia Tomasoa

BALAI TAMAN NASIONAL WAKATOBI


978-602-9090-24-6

i
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL KSDAE

Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang


melimpah termasuk didalamnya flora dan fauna yang
beragam dan pemerintah Indonesia telah menetapkan
kebijakan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya yang menjadi menjadi tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat. Dalam Pasal 4 Undang-Undang
Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya serta pasal 50 Peraturan Pemerintah
Nomor 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam bahwa peran masyarakat menjadi bagian dalam konservasi sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya. Komunitas pelajar salah satu komponen masyarakat yang memiliki
potensi besar dalam mendukung konservasi sumber daya alam hayati. Pelajar memiliki
karakter yang dinamis dan berpotensi dalam menentukan kondisi sosial budaya masyarakat
ke depan, sehingga pemberian informasi dan pemahaman konservasi kepada pelajar sangat
efektif dalam rangka menjaga kelestarian konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.

Taman Nasional Waktobi ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:


393/Kpts-VI/1996 tanggal 30 Juli 1996 dengan mempertimbangkan potensi alamnya yaitu
ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun, ekosistem pesisir dan ekosistem
perairan dalam beserta komponen hayati dan non hayati di dalamnya. Potensi alam tersebut
berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup populasi hayati perairan maupun
sebagai sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia secara lestari.
Pemanfaatan sumber daya alam yang lestari artinya pemanfaatan yang berkesinambungan
berdasarkan kemampuan pemulihan dan reprodukasi sumber daya alam sehingga tidak
mengalami kerusakan atau musnah.

Penerbitan delapan seri/judul Buku Bahan Ajar Pendidikan Konservasi yang terdiri
dari: (1) Ekosistem Mangrove dan Konservasinya; (2) Ekosistem Padang Lamun dan
Konservasinya; (3) Ekosistem Terumbu Karang dan Konservasinya; (4) Burung Pantai dan
Konservasinya; (5) Penyu dan Konservasinya; (6) Lokasi Pemijahan Ikan dan Konservasinya;
(7) Ikan Ekonomis Penting dan Konservasinya; serta (8) Cetacean dan Konservasinya, untuk
kalangan pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
di wilayah Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bentuk integrasi
program pemerintah bidang ligkungan hidup dan kehutanan dengan bidang Pendidikan,

i
Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Buku Bahan Ajar mendukung pengembangan kapasitas
pelajar dalam pelajaran terkait dengan Ilmu Pengetahuan Alam, di sisi lain Buku Bahan Ajar
juga meningkatkan pengetahuan Pelajar tentang Taman Nasional Wakatobi serta mendukung
konsep scientific base, practical base dan best practice dalam Konservasi Sumber Daya Alam
dan Ekosistem (KSDAE).

Kami mendukung dan memberikan apresiasi atas penerbitan Buku Bahan Ajar ini dan
berharap Buku ini menjadi program integrasi yang berkesinambungan dalam pengembangan
materi pendidikan pada lingkungan Sekolah serta sebagai implementasi program Bina Cinta
Alam Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Buku
Bahan Ajar ini tentunya harus bisa mengimbangi perkembangan informasi, Ilmu pengetahuan
dan teknologi khususnya terkait dengan kawasan konservasi perairan.

Kami ucapkan terima kasih dan selamat kepada tim penyusun, Balai Taman Nasional
Wakatobi, Pemerintah Kabupaten Wakatobi, serta para pihak lainnya yang telah berupaya
dalam persiapan, penyusunan dan pencetakan Buku Bahan Ajar ini. Semoga Buku Bahan Ajar
ini mengakslerasi efektivitas pengelolaan Taman Nasional Wakatobi dan menjadi contoh
positif dalam pengelolaan kawasan konservasi bagi Unit Pelaksana Teknis lainnya pada
Direktorat Jenderal KSDAE.

Jakarta, Mei 2022


Plt. Direktur Jenderal KSDAE

Dr. Ir. Bambang Hendroyono, M.M.

ii
SAMBUTAN
BUPATI WAKATOBI

Kabupaten Wakatobi merupakan salah satu kabupaten di


Indonesia yang memiliki potensi sumberdaya perairan yang tinggi
karena 97 persen wilayahnya terdiri dari perairan/laut dan sisanya
adalah daratan atau pulau-pulau kecil yang dihuni ± 111.402 jiwa.
Kabupaten Wakatobi memiliki luas wilayah ± 473,62 Km² yang
terdiri dari 8 wilayah kecamatan dan 100 wilayah
desa/kelurahan.

VisiPemerintah Kabupaten Wakatobi dalam Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wakatobi 2021-2026 adalah menjadikan Kabupaten
Wakatobi sebagai kabupaten konservasi maritim yang sentosa yakni konsep pembangunan
berkelanjutan yang menjadikan konservasi sebagai semesta luas pembangunan daerah.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi yang terdiri dari meningkatkan potensi
sumberdaya manusia, pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk pertumbuhan yang
berkualitas, peningkatan pelayanan publik, peningkatan infrastruktur dan peningkatan
sumberdaya alam berkelanjutan.

Status Kabupaten Wakatobi sebagai kawasan konservasi Taman Nasional, Cagar


Biosfer, Asean Heritage Park (AHP) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
merupakan modal dasar dan peluang bagi kami Pemerintah Daerah dan masyarakat Wakatobi
dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Untuk itu membangun kemitraan dengan berbagai pihak perguruan tinggi, antar pemerintah
daerah, pemerintah pusat dan dunia usaha sangatlah diperlukan.

Gagasan meningkatkan literasi lingkungan kepada masyarakat khususnya pelajar


tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Kabupaten
Wakatobi merupakan bagian dari arah kebijakan pemerintah daerah untuk mewujudkan
peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas
lingkungan.

iii
Oleh karenanya, penysunan buku bahan ajar pendidikan konservasi yang telah
dilakukan oleh Balai Taman Nasional Wakatobi dapat dimplementasikan secara nyata
dilapangan melalui pembelajaran di sekolah (SD dan SLTP).

Akhirnya kepada semua tim yang terlibat dalam penyusunan buku bahan ajar
pendidikan konservasi ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi.
Demikian, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Wangi-Wangi, April 2022


Bupati Wakatobi

H. Haliana, S.E.

iv
KATA PENGANTAR
KEPALA BALAI TNW

Taman Nasional Wakatobi saat ini telah ditetapkan


sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
(KSPN),dan masuk dalam kategori 10 top destinasi pariwisata
nasional. Hal ini menunjukan bahwa kekayaan alam Wakatobi
utamanya bawah lautnya memiliki nilai lebih dan kekhasan serta
keunikan tersendiri, sehingga menjadikan TN Wakatobi menjadi
daya tarik bagi para pengunjung atau parawisatawan.

Dengan ditetapkannya TN Wakatobi sebagai KSPN dan 10 Top Destinasi Pariwisata


Nasional, kami selaku Pengelola yang ada di tingkat tapak terus berupaya dan berinovasi serta
berkolaborasi dengan para pihak (stakeholders) dalam rangka mewujudkan TN yang lestari,
dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar serta diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan negara dari sektor pariwisata.

Langkah atau upaya yang telah dilakukan untuk mendukung TN Wakatobi sebagai
kawasan strategis Pariwisata Nasional diantaranya menyiapkan kelembagaan masyarakat di
tingkat tapak melalui mekanisme Kemitraan Konservasi, meningkatkan upaya promosi wisata
melalui media sosial (IG, Faceboook, Website), membuat sistem informasi wisata alam
berbasis android yang diberi nama E- Tour Wakatobi (tersedia ini dalam Play Store),
serta membuat Guidence bagi para Pemandu Wisata/Dive Operator dan Wisatawan yang
diberi nama Etika Wisata. Dan saat ini, untuk memberikan peningkatan pelayanan kepada
wisatawan saat berwisata di Taman Nasional Wakatobi kami juga menyediakan informasi
lokasi dive site di masing- masing Pulau serta potensinya yang kami kemas dalam buku
Dive Site Wakatobi National Park Seri I.

Peningkatan peran serta generasi muda dalam upaya konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya salah satunya dapat dilakukan melalui pendidikan formal di sekolah
dengan memberikan bahan ajar pendidikan konservasi melalui materi muatan lokal. Untuk itu
Balai Taman Nasional Wakatobi telah menyusun bahan ajar pendidikan konservasi khususnya
terkait 8 potensi sumber daya penting di Taman Nasional Wakatobi.

v
Kami mendukung dan mendorong Pemerintah Kabupaten Wakatobi agar buku ini
dapat diiplementasikan dalam kurikulum pendidikan sekolah di Kabupaten Wakatobi. Kepada
penulis dan para pihak yang telah ikut berkontribusi dalam penyusunan buku ini, kami
sampaikan selamat atas karya yang berharga ini. Semoga buku ini dapat meningkatkan literasi
lingkungan masyarakat wakatobi dan pengunjung/wisatawan yang datang ke TNW.

Baubau, April 2022


Kepala Balai,

Darman, S.Hut., M.Sc

vi
DAFTAR ISI

SAMBUTAN DIRJEN KSDAE ..................................................................................................... i


SAMBUTAN BUPATI WAKATOBI ............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR KEPALA BALAI TNW ............................................................................... v
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................viii
PETUNJUK BELAJAR................................................................................................................ 1
PETUNJUK EVALUASI .............................................................................................................. 3
GAMBARAN UMUM ................................................................................................................... 4
SILABUS EKOSISTEM MANGROVE DAN KONSERVASINYA ............................................... 5
1. PENGENALAN EKOSISTEM MANGROVE ................................................................. 12
a. Pengertian Ekosistem Mangrove............................................................................... 12
b. Karakteristik Ekosistem Mangrove ............................................................................ 12
c. Zonasi Mangrove ....................................................................................................... 12
d. Sistem Perakaran ...................................................................................................... 13
e. Jenis-Jenis Mangrove ................................................................................................ 16
f. Biota Laut dalam Ekosistem Mangrove ..................................................................... 36
g. Tes Formatif 1 ............................................................................................................ 38
2. MANFAAT/PERAN EKOSISTEM MANGROVE ........................................................... 39
a. Peran Ekologi Ekosistem Mangrove ......................................................................... 39
b. Produk Mangrove....................................................................................................... 40
c. Tes Formatif 2 ............................................................................................................ 41
3. ANCAMAN LINGKUNGAN TERHADAP EKOSISTEM MANGROVE .......................... 42
a. Tes Formatif 3 ............................................................................................................ 43
4. UPAYA KONSERVASI DI EKOSISTEM MANGROVE ................................................ 44
a. Ekosistem Mangrove di Taman Nasional Wakatobi ................................................. 44
b. Upaya Konservasi di Ekosistem Mangrove ............................................................... 45
c. Tes Informatif 4 .......................................................................................................... 46
KUNCI JAWABAN .................................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 47

DAFTA

vii
DAFTAR GAMBAR

R GAMBAR
Gambar 1. Zonasi Mangrove.................................................................................................... 12
Gambar 2. Jenis Akar Mangrove ............................................................................................. 14
Gambar 3. Akar tunjang pada Rhizopora mucronata .............................................................. 14
Gambar 4. Akar papan pada Xylocarpus sp ............................................................................ 15
Gambar 5. Akar napas pada Avicennia sp .............................................................................. 15
Gambar 6. Akar lutut pada Bruguiera sp ................................................................................. 16
Gambar 7. Kondisi Ekosistem Mangrove di Taman Nasional Wakatobi ................................. 44

viii
DAFTAR TABEL

TABEL
Tabel 1. Jenis Mangrove di Indonesia ..................................................................................... 16
Tabel 2. Jenis Mangrove di TNW ............................................................................................. 17
Tabel 3. Jenis dan Karakteristik Mangrove Sejati.................................................................... 18
Tabel 4. Jenis dan Karakteristik Mangrove Ikutan .................................................................. 28

ix
PETUNJUK BELAJAR

Sebelum menggunakan Modul ini terlebih dahulu baca petunjuk mempelajari modul berikut ini:

1. Pelajarilah modul ini dengan baik. Mulailah mempelajari materi pelajaran yang ada dalam
Modul di setiap kegiatan pembelajaran hingga dapat menguasainya dengan baik;
2. Lengkapilah setiap bagian aktivitas dan tugas yang terdapat dalam modul ini dengan
semangat. Jika mengalami kesulitan dalam melakukannya, catatlah kesulitan tersebut
pada buku catatan untuk dapat mendiskusikannya bersama teman, menceritakannya
kepada orang tua, atau dapat menanyakannya langsung kepada Bapak/Ibu Guru pada
saat jadwal kegiatan pembelajaran berlangsung;
3. Lengkapi dan pahamilah setiap bagian dalam rangkuman sebagai bagian dari tahapan
penguasaan materi modul ini;
4. Kerjakan bagian Tes pada setiap bagian Kegiatan Belajar sebagai indikator penguasaan
materi dan refleksi proses belajar pada setiap kegiatan belajar. Ikuti petunjuk pegerjaan
dan evaluasi hasil pengerjaannya dengan seksama;
5. Gunakan Daftar Pustaka yang disiapkan dalam modul ini untuk membantu mempermudah
proses belajar.

1
PETUNJUK BELAJAR

Teruntuk Bapak/Ibu Orang Tua peserta didik, berkenan Bapak/Ibu dapat meluangkan
waktunya untuk mendengarkan dan menampung serta membantu memecahkan
permasalahan belajar yang dialami oleh peserta didik. Jika permasalahan belajar tersebut
belum dapat diselesaikan, arahkanlah peserta didik untuk mencatatkannya dalam buku
catatan mereka untuk didiskusikan bersama teman maupun Bapak/Ibu Guru mereka saat
jadwal kegiatan pembelajaran berlangsung.

Teruntuk Bapak/Ibu Guru, modul ini disusun dengan orientasi teks dan setiap modul
dirancang untuk dapat mencakup kompetensi-kompetensi dasar. Setiap peserta didik
diarahkan untuk dapat mempelajari modul ini secara mandiri, namun demikian mereka juga
diharapkan dapat menuliskan setiap permasalahan pembelajaran yang ditemuinya saat
mempelajari modul ini dalam buku catatan mereka. Berkenaan dengan permasalahan-
permasalahan tersebut, diharapkan Bapak/Ibu Guru dapat membahasnya dalam jadwal
kegiatan pembelajaran yang telah dirancang sehingga peserta didik dapat memahami
kompetensi-kompetensi yang disiapkan dengan tuntas.

2
PETUNJUK EVALUASI

PETUNJUK EVALUASI
Pada bagian akhir sub-bab, siswa diminta mengisi serangkaian tes formatif. Setelah selesai
mengerjakan Tes Formatif , silahkan cocokkan jawaban dengan kunci jawaban yang telah
disediakan pada bagian lampiran Modul ini. Kemudian hitung tingkat penguasaan yang dapat
dicapai dengan menggunakan rumus berikut ini:

Jika Nilai Capaian yang diperoleh kurang dari 75 (disesuaikan dengan KKM yang ditetapkan),
masih perlu mempelajari kembali materi yang belum dikuasai. Jika masih mengalami
kesulitan, dapat menanyakannya langsung kepada Bapak/Ibu Guru pada saat jadwal
kegiatan pembelajaran berlangsung. Jika tingkat penguasaan yang peroleh lebih dari atau
sama dengan 75%, dapat melanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya.

3
Ekosistem Terumbu Karang dan Konservasinya
GAMBARAN UMUM
TAMAN NASIONAL WAKATOBI

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi (UU Nomor 5 Tahun 1990).

Taman Nasional Wakatobi (TNW) merupakan salah satu dari 54 Taman Nasional di
Indonesia yang terletak di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Kawasan TNW
ditunjuk sebagai Kawasan Taman Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
No. 393/KPTS-VI/1996 tanggal 30 Juli 1996 dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehutanan No. 7651/Kpts-II/2002 tanggal 19 Agustus 2002 yang meliputi kawasan
seluas ± 1.390.000 hektar termasuk kawasan perairan dan seluruh kawasan daratan pulau-
pulau yang ada di wilayah ini. Namun pada Tahun 2020 Kawasan TNW mengalami perubahan
luas kawasan menjadi 1.320.987 hektar berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.425/MENLHK/SETJEN/LA.2/11/2020
tanggal 12 November 2020.

Di dalam Kawasan Taman Nasional Wakatobi terdapat 8 (delapan) potensi sumber


daya penting yang telah ditetapkan sebagai target konservasi yaitu ekosistem terumbu karang
(karang tepi, karang penghalang, gosong karang dan atol), ekosistem padang lamun,
ekosistem mangrove, habitat burung (aves) pantai, jalur migrasi cetacean, daerah
pemijahan ikan (SPAGs), habitat penyu dan ikan ekonomis penting. Potensi ini sangat penting
untuk dilestarikan karena pada dasarnya merupakan ekosistem yang saling tergantung atau
saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya sehingga kerusakan salah satu potensi
akan berakibat tergangguya ekosistem. Selain itu juga sebagai pendukung kehidupan manusia
serta diperuntukkan untuk generasi mendatang.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Balai Taman Nasional Wakatobi dalam
melestarikan ke 8 (delapan) potensi sumber daya penting dimaksud diantaranya melalui
kegiatan (1) perlindungan sistem penyangga kehidupan (kegiatan patroli pengamanan
kawasan, penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat,dll), (2) pengawetan keanekaragaman
hayati beserta ekosistemnya (kegiatan rehabilitasi/pemulihan ekosistem, penangkaran jenis
satwa/tumbuhan yang terancam punah, pembinaan habitat, dll), (3) pemanfaatan secara
lestari sumber daya alam hayati beserta ekosistemnya (pemberian izin usaha, kerjasama dan
kemitraan konservasi, dll).

4
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

SILABUS EKOSISTEM MANGROVE DAN KONSERVASINYA


Kelas Kompetensi inti Kompetensi Dasar Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
IV 1. Memahami 1. Berperilaku 1. Mendefiniskan 1. Mampu 1. Tanya 2 x 45
(EMPAT) pengetahuan ramah pengertian dan mendefinisikan jawab menit
faktual dengan lingkungan karakteristik pengertian, 2. Pilihan
cara mengamati 2. Mengenali jenis ekosistem mangrove karakteristik dan ganda
dan bertanya jenis sumber 2. Mengidentifikasi biota zonasi ekosistem
berdasarkan rasa daya penting yang ada di dalam mangrove
ingin tahu tentang Taman Nasional ekosistem mangrove 2. Mampu
konservasi Wakatobi 3. Mengetahui peran mengenali biota-
sumber daya 3. Menghubungkan ekologi ekosistem biota yang
penting Taman kegiatan sehari mangrove berasosiasi
Nasional hari dengan 4. Melakukan dengan
Wakatobi. upaya konservasi penyelidikan terkait ekosistem
2. Menjadi agen taman nasional ancaman yang ada mangrove
konservasi di wakatobi pada ekosistem 3. Mampu
lingkungan 4. Menghubungkan mangrove mendeskripsikan
sekolah, keluarga, kegiatan sehari peran ekologi
dan masyarakat. hari dengan ekosistem
upaya konservasi mangrove
taman nasional 4. Mampu
wakatobi menyebutkan
ancaman yang
ada pada
ekosistem
mangrove

5
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Kelas Kompetensi inti Kompetensi Dasar Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
V (Lima) 1. Memahami 1. Berperilaku 1. Menjelaskan fungsi 1. Memiliki a. Tanya 2 x 45
pengetahuan ramah zonasi TNW pengetahuan jawab menit
faktual dengan lingkungan 2. Menjelaskan jenis- zonasi TNW b. Pilihan
cara mengamati 2. Mengenali jenis jenis dan fungsi 2. Mampu ganda
dan bertanya jenis sumber mangrove bagi membedakan
berdasarkan rasa daya penting ekosistem perairan. jenis-jenis
ingin tahu tentang Taman Nasional 3. Menjelaskan ciri dan mangrove
konservasi Wakatobi perbedaan jenis 3. Mampu
sumber daya 3. Menghubungkan mangrove menjelaskan ciri
penting Taman kegiatan sehari 4. Mengamati dan habitat
Nasional hari dengan penayangan ekosistem
Wakatobi upaya karakteristik dari mangrove
2. Menjadi agen konservasi setiap jenis 4. Mampu
konservasi di taman nasional mangrove. mendeskripsikan
lingkungan wakatobi 5. Mendiskusikan fungsi mangrove
sekolah, 4. Menghubungkan kegiatan konservasi di 5. Mampu
keluarga, dan kegiatan sehari sekitar ekosistem menghubungkan
masyarakat hari dengan mangrove terkait kegiatan
upaya kegiatan sehari-hari. konservasi
konservasi eksositem
taman nasional mangrove terkait
wakatobi kehidupan sehari-
hari

6
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

VI (Enam) 1. Memahami 1. Berperilaku ramah 1. Menjelaskan fungsi 1. Memiliki 1. Tanya 2 x 45


pengetahuan lingkungan zonasi TNW dan pengetahuan jawab menit
faktual dengan 2. Mengenali jenis peran BTNW zonasi TNW 2. Pilihan
cara mengamati jenis sumber daya 2. Menjelaskan jenis- 2. Mampu ganda
dan bertanya penting Taman jenis dan fungsi membedakan
berdasarkan rasa Nasional mangrove. jenis-jenis
ingin tahu tentang Wakatobi 3. Menjelaskan ciri dan mangrove
konservasi 3. Mengetahui peran perbedaan jenis 3. Mampu
sumber daya sumber daya mangrove. menjelaskan ciri
penting Taman penting di Taman 4. Menjelaskan fungsi dan habitat
Nasional Nasional mangrove untuk ekosistem
Wakatob. Wakatobi ekosistem perairan mangrove
2. Menjadi agen 4. Menganalisa isu 5. Mampu menjelaskan 4. Mampu
konservasi di konservasi karakteristik mendeskripsikan
lingkungan sumber daya ekosistem mangrove fungsi mangrove
sekolah, keluarga, penting, dan biota laut yang 5. Mampu
dan masyarakat penyebab, dan hidup di sekitarnya menghubungkan
dampaknya bagi 6. Mendiskusikan kegiatan
kehidupan sehari- isu/permasalahan konservasi
hari berkaitan dengan eksositem
5. Merumuskan konservasi pada mangrove terkait
gagasan ekosistem mangrove kehidupan sehari-
pemecahan hari
masalah
konservasi
sumber daya
penting

7
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Kelas Kompetensi inti Kompetensi Dasar Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
VII (Tujuh) 1. Memahami 1. Berperilaku 1. Mendefiniskan 1. Mampu 1. Tanya 2 x 45
pengetahuan ramah lingkungan pengertian dan mendefinisikan jawab menit
faktual dengan cara 2. Mengidentifikasi karakteristik ekosistem pengertian, 2. Pilihan
mengamati dan jenis jenis sumber mangrove karakteristik dan ganda
bertanya daya penting 2. Mengidentifikasi jenis- zonasi ekosistem
berdasarkan rasa Taman Nasional jenis Mangrove mangrove
ingin tahu tentang Wakatobi 3. Mengidentifikasi biota 2. Mampu
konservasi sumber 3. Memahami peran yang ada di dalam membedakan
daya penting sumber daya ekosistem mangrove jenis-jenis sistem
Taman Nasional penting dalam 4. Mengetahui peran perakaran
Wakatobi kehidupan sehari- ekologi ekosistem mangrove
2. Menjadi agen hari mangrove 3. Mampu mengenali
konservasi di 4. Menganalisa isu 5. Mengetahui produk- jenis-jenis
lingkungan konservasi produk yang mangrove di
sekolah, keluarga, sumber daya dihasilkan dari Taman Nasional
dan masyarakat penting, ekosistem mangrove Wakatobi
penyebab, dan 6. Melakukan 4. Mampu mengenali
dampaknya bagi penyelidikan terkait biota yang ada di
kehidupan sehari- ancaman yang ada ekosistem
hari pada ekosistem mangrove
5. Merumuskan mangrove 5. Mampu
gagasan menyebutkan
pemecahan produk-produk
masalah yang dihasilkan
konservasi dari ekosistem
sumber daya mangrove
penting 6. Mampu
mengidentifikasi
ancaman yang
ada pada

8
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Kelas Kompetensi inti Kompetensi Dasar Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
ekosistem
mangrove
VIII 1. Memahami 1. Berperilaku 1. Mendefiniskan 1. Mampu 1. Tanya 2 x 45
(Delapan) pengetahuan ramah lingkungan pengertian dan mendefinisikan jawab menit
faktual dengan cara 2. Mengidentifikasi karakteristik ekosistem pengertian, 2. Pilihan
mengamati dan jenis jenis sumber mangrove karakteristik dan ganda
bertanya daya penting 2. Mengidentifikasi jenis- zonasi ekosistem
berdasarkan rasa Taman Nasional jenis Mangrove mangrove
ingin tahu tentang Wakatobi 3. Mengidentifikasi biota 2. Mampu
konservasi sumber 3. Memahami peran yang ada di dalam membedakan
daya penting sumber daya ekosistem mangrove jenis-jenis sistem
Taman Nasional penting dalam 4. Mengetahui peran perakaran
Wakatobi kehidupan sehari- ekologi ekosistem mangrove
2. Menjadi agen hari mangrove 3. Mampu mengenali
konservasi di 4. Menganalisa isu 5. Melakukan jenis-jenis
lingkungan konservasi penyelidikan terkait mangrove di
sekolah, keluarga, sumber daya ancaman yang ada Taman Nasional
dan masyarakat penting, pada ekosistem Wakatobi
penyebab, dan mangrove 4. Mampu mengenali
dampaknya bagi 6. Mengetahui Kondisi biota yang ada di
kehidupan sehari- Ekosistem Mangrove ekosistem
hari Taman Nasional mangrove
5. Merumuskan Wakatobi 5. Mampu
gagasan mengidentifikasi
pemecahan ancaman yang ada
masalah pada ekosistem
konservasi mangrove
sumber daya 6. Mampu
penting menjelaskan
kondisi ekosistem
mangrove di

9
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Kelas Kompetensi inti Kompetensi Dasar Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Taman Nasional
Wakatobi
IX (Sembilan) 1. Memahami 1. Berperilaku 1. Mendefiniskan 1. Mampu 1. Tanya 2 x 45
pengetahuan ramah lingkungan pengertian dan mendefinisikan jawab menit
faktual dan 2. Mengidentifikasi karakteristik ekosistem pengertian, 2. Pilihan
konseptual dengan jenis jenis sumber mangrove karakteristik dan ganda
cara mengamati daya penting 2. Mengidentifikasi jenis- zonasi ekosistem
dan bertanya Taman Nasional jenis Mangrove mangrove
berdasarkan rasa Wakatobi 3. Mengidentifikasi biota 2. Mampu
ingin tahu tentang 3. Memahami peran yang ada di dalam membedakan jenis-
konservasi sumber sumber daya ekosistem mangrove jenis sistem
daya penting penting dalam 4. Mengetahui peran perakaran
Taman Nasional kehidupan sehari- ekologi ekosistem mangrove
Wakatobi hari mangrove 3. Mampu mengenali
2. Menjadi agen 4. Menganalisa isu 5. Melakukan jenis-jenis
konservasi di konservasi penyelidikan terkait mangrove di
lingkungan sumber daya ancaman yang ada Taman Nasional
sekolah, keluarga, penting, pada ekosistem Wakatobi
dan masyarakat penyebab, dan mangrove 4. Mampu mengenali
dampaknya bagi 6. Mengetahui Kondisi biota yang ada di
kehidupan sehari- Ekosistem Mangrove ekosistem
hari Taman Nasional mangrove
5. Merumuskan Wakatobi. 5. Mampu
gagasan 7. Merumuskan gagasan mengidentifikasi
pemecahan upaya konservasi ancaman yang ada
masalah ekosistem mangrove pada ekosistem
konservasi mangrove
sumber daya 6. Mampu
penting menjelaskan
kondisi ekosistem
mangrove di

10
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Kelas Kompetensi inti Kompetensi Dasar Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Taman Nasional
Wakatobi.
7. Mampu
menghasilkan
gagasan upaya
konservasi
ekosistem
mangrove

11
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

1. PENGENALAN EKOSISTEM MANGROVE

a. Pengertian Ekosistem Mangrove


Ekosistem mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan sub tropis, yang
didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan
berkembang di daerah pantai pasang surut dan pantai berlumpur.

b. Karakteristik Ekosistem Mangrove


Hutan mangrove memiliki karakteristik yang khas karena hanya hidup di daerah tropis
dan sub tropis. Karakteristik dari ekosistem mangrove dipengaruhi oleh keadaan tanah,
salinitas (tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air), penggenangan,
pasang surut, dan kandungan oksigen. Menurut Bengen (2001) hutan mangrove hanya
dapat tumbuh baik pada daerah-daerah tertentu dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Umumnya tumbuh pada daerah intertidal (area yang berada di sepanjang garis
pantai dan dipengaruhi oleh periode pasang surut air laut) yang jenis tanahnya
berlumpur, berlempung, atau berpasir.
2. Daerahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari maupun yang
hanya tergenang pada saat pasang purnama (frekuensi genangan menentukan
komposisi vegetasi hutan mangrove).
3. Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat.
4. Terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yag kuat.
5. Air bersalinitas payau (2-22 per mil) hingga asin (38 per mil).

c. Zonasi Mangrove

Gambar 1. Zonasi Mangrove

Zonasi mangrove adalah suatu proses suksesi dan merupakan hasil reaksi ekosistem
terhadap kekuatan yang datang dari luar. Kondisi ini terjadi karena adanya peran dan
kemampuan jenis tumbuhan mangrove dalam beradaptasi dengan lingkungan yang
berada di kawasan pesisir. Zonasi yang terjadi di hutan mangrove dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
12
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

1. Frekuensi genangan

2. Salinitas

3. Dominasi jenis tumbuhan

4. Gerakan air pasang surut

5. Keterbukaan lokasi hutan mangrove


terhadap angin

6. Hempasan ombak

7. Jarak tumbuhan dari garis pantai

Bengen (2002) mengemukakan bahwa jenis-jenis pohon penyusun hutan


mangrove, di Indonesia jika diurut dari arah laut ke arah daratan dapat dibedakan
menjadi 4 zonasi, yaitu :

1. Zona Api api – Prepat (Avicennia – Sonneratia)


Terletak paling luar/jauh atau terdekat dengan laut, keadaan tanah berlumpur agak
lembek (dangkal), dengan substrat agak berpasir, sedikit bahan organik dan kadar
garam agak tinggi. Zona ini biasanya didominasi oleh jenis Api-api (Avicennia sp),
dan prepat (Sonneratia sp), dan biasanya berasosiasi dengan jenis bakau
(Rhizopora sp).
2. Zona Bakau (Rhizopora)
Biasanya terletak di belakang api-api dan prepat, keadaan tanah berlumpur lembek
(Dalam). Pada umunya didominasi bakau (Rhizopora sp), dan di beberapa tempat
dijumpai berasosiasi dengan jenis lain seperti tanjang (Bruguiera sp).
3. Zona Tanjang (Bruguiera)
Terletak di belakang zona bakau, agak jauh dari laut dekat dengan daratan.
umumnya ditumbuhi jenis Tanjang (Bruguiera sp) dan di beberapa tempat
berasosiasi dengan jenis lain.
4. Zona Nipah (Nypa fructicans)
Zona ini terletak paling jauh dari laut atau paling dekat ke arah darat. Zona ini
mengandung air dengan salinitas sangat rendah dibandingkan zona lainnya.
Tanahnya keras, kurang dipengaruhi pasang surut dan kebanyakan berada di tepi-
tepi sungai dekat laut. Pada umumnya ditumbuhi jenis Nipah (Nypa fructicans) dan
beberapa spesies palem lainnya.

d. Sistem Perakaran
13
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Gambar 2. Jenis Akar Mangrove

Mangrove memiliki beberapa macam sistem perakaran. Satu pohon mangrove dapat
mempunyai satu sistem perakaran ataupun lebih. Perbedaan perakaran pada
mangrove merupakan salah satu bentuk adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya.
Setiap perakaran memiliki fungsi masing-masing. Macam-macam perakaran
mangrove adalah sebagai berikut :

Akar Tunjang

Gambar 3. Akar tunjang pada Rhizopora mucronata

Akar tunjang ini berbentuk seperti ceker ayam. Biasanya perakaran ini dimiliki oleh
mangrove yang hidup di tepi pantai dengan substrat pasir atau di rawa-rawa pinggir
sungai. Fungsinya untuk menahan pohon agar tetap tegak berdiri bila dihempas angin
dan bertahan dari deburan ombak. Contoh : Rhizopora sp.

14
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Akar Papan

Gambar 4. Akar papan pada Xylocarpus sp

Akar papan berbentuk seperti papan, akarnya sangat keras dan pipih. Biasanya jenis
perakaran ini dimiliki oleh pohon mangrove yang hidup di daerah yang berada lebih
dekat ke darat (bukan tipe mangrove yang hidup di tepi pantai). Contoh : Xylocarpus
sp.

Akar Napas

Gambar 5. Akar napas pada Avicennia sp

Akar napas merupakan akar yang muncul di dekat pohon mangrove, bentuknya
seperti pensil. Pohon dengan jenis perakaran ini biasanya hidup di tepi pantai dengan
substrat lumpur atau pasir berlumpur. Fungsinya untuk mengambil udara, karena di
dalam tanah yang berlumpur kandungan oksigen lebih sedikit. Contoh : Avicennia sp.

15
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Akar Lutut

Gambar 6. Akar lutut pada Bruguiera sp

Akar lutut berbentuk menjalar dan berlutut-lutut. Perakaran jenis ini biasanya memakan
tempat lebih banyak daripada perakaran jenis lain karena akarnya bisa sangat
panjang. Contoh : Bruguiera sp

e. Jenis-Jenis Mangrove
Indonesia memiliki kurang lebih 202 jenis tumbuhan mangrove, terdiri dari 89 jenis
pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, dan 44 jenis epifit. Dari
202 jenis tersebut, 43 jenis (diantaranya 33 jenis pohon dan beberapa jenis perdu)
ditemukan sebagai mangrove sejati (true mangrove), sementara jenis lain yang
ditemukan di sekitar mangrove dikenal sebagai jenis mangrove ikutan (associate
asociate). Sedangkan di dunia terdapat 60 jenis tumbuhan mangrove sejati, hal ini
menunjukkan Indonesia keragaman jenis mangrovenya sangat tinggi (Martuti et al.,
2018). Indonesia memiliki kurang lebih 202 jenis tumbuhan mangrove, terdiri dari 89
jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, dan 44 jenis epifit.
Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis (diantaranya 33 jenis pohon dan beberapa jenis perdu)
ditemukan sebagai mangrove sejati (true mangrove), sementara jenis lain yang
ditemukan di sekitar mangrove dikenal sebagai jenis mangrove ikutan (associate
asociate). Sedangkan di dunia terdapat 60 jenis tumbuhan mangrove sejati, hal ini
menunjukkan Indonesia keragaman jenis mangrovenya sangat tinggi (Martuti et al.,
2018).

Tabel 1. Jenis Mangrove di Indonesia

Famili Mangrove Sejati Famili Mangrove Ikutan


1. Achantaceae 1. Lecythidaceae
2. Pteridaceae 2. Guttiferae
3. Plumbaginaceae 3. Apocynaceae
4. Myrcinaceae 4. Verbenaceae
5. Loranthaceae 5. Leguminosae
6. Avicenniaceae 6. Malvaceae
7. Rhizoporaceae 7. Convolvulaceae
8. Bombacaceae 8. Melastomataceae
9. Euphorbiaceae
10. Asclepiadaceae
11. Sterculiaceae
12. Combretaceae

16
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

13. Arecaceae
14. Myrtaceae
15. Lythraceae
16. Rubiaceae
17. Sonneratiaceae
18. Meliaceae
(Martuti et al., 2018)

Di Taman Nasional Wakatobi (TNW) tercatat terdapat 32 jenis mangrove di


1.200 Ha hutan bakau. Mangrove di TNW tersebar di Pulau Kaledupa, Lentea, Derawa,
Hoga, Wangi-Wangi, Tomia, dan Binongko. Kondisi bakau relatif baik. Pulau Kaledupa
merupakan memiliki luasan bakau tertinggi dan Pulau Binongko memiliki bakau yang
relatif terjaga karena merupakan hutan adat atau “sara”. Di daerah selain Pulau
Binongko hutan bakau terus mengalami degradasi dengan laju penyusutan sebesar
464,21 Ha/tahun. Spesies mangrove di TNW antara lain:

Tabel 2. Jenis Mangrove di TNW

Mangrove Sejati Mangrove Ikutan


1. Avicennia alba 1. Baringtonia asiatica
2. Avicennia eucalyptifolia 2. Calophyllum inophyllum
3. Avicennia lanata 3. Hibiscus tiliaceus
4. Avicennia marina 4. Morinda citrifolia
5. Avicennia officinalis 5. Pandanus odoratissima
6. Bruguiera cylindrica 6. Pandanus tectorius
7. Bruguiera gymnorrhiza 7. Ricinus communis
8. Bruguiera sexangula 8. Terminalia catappa
9. Ceriops decandra
10. Ceriops tagal
11. Excoearia agallocha
12. Nypa fruticans
13. Rhizophora apiculata
14. Rhizophora mucronata
15. Rhizophora stylosa
16. Soneratia alba
17. Soneratia caseolaris
18. Soneratia ovata
19. Xylocarpus granatum
20. Xylocarpus moluccensis
Sumber : (TN Wakatobi, 2008)

Jenis mangrove yang banyak ditemukan di Indonesia adalah jenis api-api


(Avicennia sp), bakau (Rhizopora sp), tancang (Bruguiera sp), dan bogem atau pedada
(Sonneratia sp). Berikut ini kita akan membahas karakteristik dari beberapa spesies
mangrove.

17
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Tabel 3. Jenis dan Karakteristik Mangrove Sejati

Avicennia alba

Deskripsi Umum :
Semak atau pohon ketinggian mencapai 17 meter. Kulit kayu luar halus
bercoreng-coreng, warna coklat kekuningan atau hijau, mengelupas pada
bagian-bagiannya yang tipis. Kulit kayu bagian dalam berwarna seperti jerami
padi sampai coklat pucat. Kayu berwarna putih sampai seperti jerami.
Daun :
Permukaan atas hijau muda sampai hijau tua dan bagian bawah kuning
kehijauan. Bentuk bulat memanjang dengan ujung meruncing ukuran 4-16 cm x
1-4 cm.
Bunga :
Tandan bunga membesar di ujung dengan panjang sampai 2,5 cm 22 dan diameter 3-4
mm. Bunga terletak di ujung dengan formasi bulir. Warna daun mahkota putih, kuning
atau merah muda. Sedangkan Kelopak Bunga berwarna hijau pucat dengan panjang 2-
5 mm, bagian luar berambut pendek. Benang sari berwarna ungu tua hingga coklat.
Buah :
Buah berwarna kuning kehijauan, tidak memiliki mulut buah yang nyata dan panjang
kurang dari 3 cm. Setengah bagian atas dari bakal buah memiliki bulu.
Manfaat :
Digunakan sebagai kayu bangunan dan kayu bakar.

18
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Bruguiera ghymnorhiza

Deskripsi Umum :
Pohon selalu hijau, ketinggian mencapai 30 m. Kulit kayu memiliki lentisel,
permukaannya halus hingga kasar, berwarna abu-abu tua sampai coklat (warna
berubah-ubah). Akar seperti papan melebar ke samping di bagian pangkal pohon,
Memiliki sejumlah akar lutut.
Daun :
Daun berkulit, berwarna hijau pada lapisan atas dan bawahnya hijau kekuningan
dengan bercak-bercak hitam (ada juga yang tidak). Bentuk elips sampai elips-lanset
dengan ujung meruncing, ukuran 4,5-7 x 8,5-22 cm.
Bunga :
Bunga menggelantung dengan panjang tangkai bunga 9-25 mm. Letak bunga di
ketiak daun, menggantung. Formasi soliter (sendiri) dengan daun mahkota 10-14
warna putih dan coklat jika tua, panjang 13-16 mm. Kelopak Bunga 10-14 dengan
warna merah muda hingga merah dan panjang 30-50.
Buah :
Buah melingkar spiral, bundar melintang, panjang 2-2,5 cm. Hipokotil lurus, tumpul
dan berwarna hijau tua keunguan. Hipokotil panjang 12-30 cm dan diameter 1,5-2
cm.
Manfaat :
Bagian dalam hipokotil dimakan (manisan kandeka sedangkan kayunya yang
berwarna merah sebagai kayu bakar dan membuat arang.

19
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Rhizopora apiculata

Deskripsi Umum :
Pohon dengan ketinggian mencapai 30 m dengan diameter batang mencapai 50 cm.
Memiliki perakaran yang khas hingga mencapai ketinggian 5 meter, dan kadang-
kadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna abu-abu
tua dan berubah-ubah.
Daun :
Berkulit, warna hijau tua dengan hijau muda pada bagian tengah dan kemerahan di
bagian bawah. Gagang daun panjangnya 17-35 mm dan warnanya kemerahan.
Bentuk daun elips menyempit ujung meruncing dan berukuran 7-19 x 3,5-8 cm.
Bunga :
Biseksual, kepala bunga kekuningan yang terletak pada gagang berukuran <14 mm.
Bunga terletak di ketiak daun dengan formasi kelompok (2 bunga per kelompok).
Daun mahkota,berjumlah 4 warna kuning-putih, tidak ada rambut, panjangnya 9-11
mm. Kelopak bunga berjumlah 4 warna kuning kecoklatan, melengkung. Benang sari
berjumlah 11-12 dan tak bertangkai.
Buah :
Buah kasar berbentuk bulat memanjang hingga seperti buah pir, warna coklat,
panjang 2-3,5 cm, berisi satu biji fertil. Hipokotil silindris, berbintil, berwarna hijau
jingga. Leher kotilodon berwarna merah jika sudah matang. Hipokotil panjang 18-
38 cm dan diameter 1-2 cm.
Manfaat :
Kayu dimanfaatkan untuk bahan bangunan, kayu bakar dan arang. Kulit kayu berisi
hingga 30% tanin (per sen berat kering). Cabang akar dapat digunakan sebagai
jangkar dengan diberati batu. Sering digunakan sebagai tanaman penghijauan.

20
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Rhizopora mucronata

Deskripsi Umum :
Pohon dengan ketinggian mencapai 27 m, jarang melebihi 30 m. Batang memiliki
diameter hingga 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga hitam dan terdapat
celah horizontal. Akar tunjang dan akar udara yang tumbuh dari percabangan
bagian bawah.
Daun :
Daun berkulit. Gagang daun berwarna hijau, panjang 2,5-5,5 cm. Pinak daun
terletak pada pangkal gagang daun berukuran 5,5-8,5 cm. Bentuk daun elips melebar
hingga bulat memanjang dengan ujung meruncing ukuran 11-23 x 5-13 cm.
Bunga :
Gagang kepala bunga seperti cagak, bersifat biseksual, masingmasing menempel
pada gagang individu yang panjangnya 2,5-5 cm. Bunga terletak di ketiak daun
dengan formasi kelompok (4-8 bunga per kelompok). Daun mahkota berjumlah 4
warna putih, ada rambut. Kelopak bunga berjumlah 4 dengan warna kuning pucat,
panjangnya 13-19 mm. Benang sari jumlah 8 tak bertangkai.
Buah :
Buah lonjong/panjang hingga berbentuk telur berukuran 5-7 cm, berwarna hijau
kecoklatan, seringkali kasar di bagian pangkal, berbiji tunggal. Hipokotil silindris,
kasar dan berbintil. Leher kotilodon kuning ketika matang. Hipokotil panjang 36-70
cm dan diameter 2-3 cm.
Manfaat :
Kayu digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Tanin dari kulit kayu digunakan
untuk pewarnaan, dan kadang-kadang digunakan sebagai obat dalam kasus
hematuria (perdarahan pada air seni). Kadang-kadang ditanam di sepanjang tambak
untuk melindungi pematang.

21
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Sonneratia alba

Deskripsi Umum :
Pohon selalu hijau, tumbuh tersebar, ketinggian kadang-kadang hingga 15m. Kulit
kayu berwarna putih tua hingga coklat, dengan celah longitudinal yang halus. Akar
berbentuk kabel di bawah tanah dan muncul kepermukaan sebagai akar nafas yang
berbentuk kerucut tumpul dan tingginya mencapai 25 cm.
Daun :
Daun berkulit, memiliki kelenjar yang tidak berkembang pada bagian pangkal
gagang daun. Gagang daun panjangnya 6-15 mm. Bentuk bulat telur terbalik dengan
ujung membundar ukuran 5- 12,5 x 3-9 cm.
Bunga :
Biseksual dengan gagang bunga tumpul panjangnya 1 cm terletak di ujung atau pada
cabang kecil dengan formasi soliter-kelompok (1-3 bunga per kelompok). Daun
mahkota berwarna putih, mudah rontok. Kelopak bunga berjumlah 6-8; berkulit,
bagian luar hijau, di dalam kemerahan. Seperti lonceng, panjangnya 2- 2,5 cm.
Benang sari berjumlah banyak, ujungnya putih dan pangkalnya kuning, mudah
rontok.
Buah :
Buah seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya terbungkus kelopak
bunga. Buah mengandung banyak biji (150- 200 biji) dan tidak akan membuka pada
saat telah matang. Ukuran buah: diameter 3,5-4,5 cm.
Manfaat :
Buahnya asam dapat dimakan. Kayu dibuat untuk perahu dan bahan bangunan, atau
sebagai bahan bakar ketika tidak ada bahan bakar lain. Akar nafas digunakan untuk
gabus dan pelampung.

22
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Xylocarpus granatum

Deskripsi Umum :
Pohon dapat mencapai ketinggian 10-20 m. Memiliki akar papan yang melebar ke
samping, meliuk-liuk dan membentuk celahan-celahan. Batang seringkali berlubang,
khususnya pada pohon yang lebih tua. Kulit kayu berwarna coklat muda-
kekuningan, tipis dan mengelupas, sementara pada cabang yang muda, kulit kayu
berkeriput.
Daun :
Agak tebal, susunan daun berpasangan (umumnya 2 pasang pertangkai) dan ada
pula yang menyendiri. Bentuk elips-bulat telur terbalik dan ujung membundar.
Ukuran 4,5 - 17 cm x 2,5 - 9 cm.
Bunga :
Bunga terdiri dari dua jenis kelamin atau betina saja. Tandan bunga (panjang 2-7
cm) muncul dari dasar (ketiak) tangkai daun dan tangkai bunga panjangnya 4-8 mm.
Terletak di ketiak dengan formasi gerombol acak (8-20 bunga per gerombol). Daun
mahkota berjumlah 4 bentuk lonjong, tepinya bundar, putih kehijauan, panjang 5-7
mm. Kelopak bunga berjumlah 4 cuping; kuning muda, panjang 3 mm. Benang sari
berwarna putih krem dan menyatu di dalam tabung.
Buah :
Seperti bola (kelapa), berat bisa 1-2 kg, berkulit, warna hijau kecoklatan. Buahnya
bergelantungan pada dahan yang dekat permukaan tanah dan agak tersembunyi. Di
dalam buah terdapat 6-16 biji besar-besar, berkayu dan berbentuk tetrahedral.
Susunan biji di dalam buah membingungkan seperti teka-teki). Buah akan pecah
pada saat kering. Diameter 10-20 cm.
Manfaat :
Kayunya hanya tersedia dalam ukuran kecil, kadang-kadang digunakan sebagai
bahan pembuatan perahu. Kulit kayu dikumpulkan karena kandungan taninnya
yang tinggi (>24% berat kering).

23
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Ceriops decandra

Deskripsi Umum :
Pohon atau semak dengan ketinggian hingga 15 m. Kulit kayu berwarna coklat,
jarang berwarna abu-abu atau putih kotor, permukaan halus, rapuh dan
menggelembung di bagian pangkal.
Daun :
Daun hijau mengkilap berbentuk elips bulat memanjang dan ujung membundar
ukuran 3-10 x 1-4,5 cm.
Bunga :
Bunga mengelompok, menempel dengan gagang yang pendek, tebal dan bertakik.
Bunga terletak di ketiak daun dengan formasi berkelompok, 2-4 bunga per kelompok.
Daun mahkota berjumlah 5 warna putih dan kecoklatan jika tua, panjang 2,5-4mm.
Kadang berambut halus pada tepinya. Kelopak bunga berjumlah 5 dengan warna
hijau, ada lentisel dan berbintil. Benang sari bertangkai pendek, sama atau lebih
pendek dari kepala sari.
Buah :
Hipokotil berbentuk silinder, ujungnya menggelembung tajam dan berbintil, warna
hijau hingga coklat. Leher kotilodon jadi merah tua jika sudah dewasa. Hipokotil
panjang 15 cm dan diameter 8-12 mm.
Manfaat :
Memiliki kayu yang paling tahan/kuat daripada jenis-jenis mangrove lainnya dan
digunakan sebagai bahan bangunan, bantalan rel kereta api, serta pegangan berbagai
perkakas bangunan. Kulit kayunya merupakan sumber yang bagus untuk tanin serta
bahan pewarna.

24
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Acanthus ilicifolius

Deskripsi Umum :
Herba rendah, terjurai di permukaan tanah, kuat, agak berkayu, ketinggian hingga
2m. Cabang umumnya tegak tapi cenderung kurus sesuai dengan umurnya.
Percabangan tidak banyak dan umumnya muncul dari bagian-bagian yang lebih tua.
Akar udara muncul dari permukaan bawah batang horizontal.
Daun :
Dua sayap gagang daun yang berduri terletak pada tangkai. Permukaan daun halus,
tepi daun bervariasi: zigzag/bergerigi besar-besar seperti gergaji atau agak rata dan
secara gradual menyempit menuju pangkal. Bentuk lanset lebar dengan ujung
meruncing dan berduri tajam. Ukuran 9-30 x 4-12 cm.
Bunga :
Mahkota bunga berwarna biru muda hingga ungu lembayung, kadang agak putih.
Panjang tandan bunga 10-20 cm, sedangkan bunganya sendiri 5-4 cm. Bunga
memiliki satu pinak daun penutup utama dan dua sekunder. Pinak daun tersebut
tetap menempel seumur hidup pohon. Terletak di ujung dengan formasi: bulir.
Buah :
Warna buah saat masih muda hijau cerah dan permukaannya licin mengkilat.
Bentuk buah bulat lonjong seperti buah melinjo. Buah panjang 2,5-3 cm, biji 10 mm.
Manfaat :
Buah ditumbuk dan digunakan untuk “pembersih” darah serta mengatasi kulit
terbakar. Daun mengobati reumatik. Perasan buah atau akar kadang-kadang
digunakan untuk mengatasi racun gigitan ular atau terkena panah beracun. Biji
konon bisa mengatasi serangan cacing dalam pencernaan. Pohon juga dapat
digunakan sebagai makanan ternak.

25
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Phempis acidula

Deskripsi Umum :
Pohon belukar, menyebar rimbun/melebar di permukaan tanah, dengan ketinggian
hingga 3 m. Kulit kayu berwarna abu-abu hingga coklat. Akar nafas tidak terlalu
berkembang.
Daun :
Tebal (hingga 3 mm) berdaging, kaku, berkulit dan agak melengkung/tertekuk ke
dalam. Bentuk elip hingga bulat telur terbalik dengan ujung membundar hingga
menajam tumpul. Panjang 1-3 cm.
Bunga :
Berbentuk lonceng terletak di ketiak daun dengan formasi berkelompok (ada 1
hingga beberapa bunga per kelompok). Daun mahkota berjumlah 6 warna putih
bersih, bagian tengahnya agak keunguan-kekuningan. Kelopak bunga berjumlah 12,
berwarna hijau. Benang sari: jumlahnya 12 - 18.
Buah :
Berbentuk seperti mangkuk es krim, warna coklat, permukaannya berambut, di
dalamnya terdapat 20-30 biji yang sangat kecil. Diameter buah 3-5 mm, panjang 10
mm.

26
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Nypa fructicans

Deskripsi Umum :
Palma tanpa batang di permukaan, membentuk rumpun. Batang terdapat di bawah
tanah, kuat dan menggarpu. Tinggi dapat mencapai 4-9 m.
Daun :
Seperti susunan daun kelapa. Panjang tandan/gagang daun 4 - 9 m. Terdapat 100 -
120 pinak daun pada setiap tandan daun, berwarna hijau mengkilat di permukaan
atas dan berserbuk di bagian bawah. Bentuk daun lanset dengan ujung meruncing
berukuran 60-130 x 5-8 cm.
Bunga :
Tandan bunga biseksual tumbuh dari dekat puncak batang pada gagang sepanjang
1-2 m. Bunga betina membentuk kepala melingkar berdiameter 25-30 cm. Bunga
jantan kuning cerah, terletak di bawah kepala bunganya.
Buah :
Buah berbentuk bulat, warna coklat, kaku dan berserat. Pada setiap buah terdapat
satu biji berbentuk telur. Diameter kepala buah: sampai 45 cm. Diameter biji: 4-5
cm.
Manfaat :
Sirup manis dari batangnya, jika bunga diambil pada saat yang tepat dapat
digunakan untuk memproduksi alkohol dan gula. Gula yang dihasilkan lebih baik
dibandingkan dengan gula tebu, serta memiliki kandungan sukrosa yang lebih tinggi.
Daun digunakan untuk bahan pembuatan payung, topi, tikar, keranjang dan kertas
rokok. Biji dapat dimakan. Setelah diolah, serat gagang daun juga dapat dibuat tali
dan bulu sikat.

27
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Tabel 4. Jenis dan Karakteristik Mangrove Ikutan

Baringtonia asiatica

Nama Setempat :
Sea putat, bogem, butong, butun, pertun, putat laut, bitung, talise, hutun.
Deskripsi Umum :
Pohon berukuran kecil hingga sedang dengan ketinggian 7-20 (- 30) m dan diameter
25-100 cm. Mahkota pohon berdaun besar dan rimbun. Kulit kayu abu-abu agak
merah muda dan halus. Ranting tebal.
Daun :
Menggantung, berukuran sangat besar, diameternya sampai 10 cm dan harum.
Formasi bergerombol, menggantung seperti payung. Daun mahkota jumlah 4, putih
dan kuning. Kelopak bunga berwarna putih kehijauan. Benangsari banyak dan
panjang, warnanya merah di bagian ujung dan putih di dekat pangkal.
Bunga :
Buah berbentuk bulat, warna coklat, kaku dan berserat. Pada setiap buah terdapat
satu biji berbentuk telur. Diameter kepala buah: sampai 45 cm. Diameter biji: 4-5
cm.
Buah :
Besar, permukaan halus dan berbentuk tetrahedral/piramid seperti buah delima.
Buah berwarna hijau (kadang tersamar oleh warna daunnya) lalu berubah menjadi
cokelat. Berisi satu biji berukuran besar. Diameter buah 10-15 cm.
Manfaat :
Pohon dan bijinya mengandung saponin yang dapat digunakan sebagai racun ikan.
Biji yang digunakan sebagai racun ikan seringkali dicampur dengan tuba (Derris –
rotenon). Minyak yang berwarna kemerahan dapat diperoleh dengan memanaskan
dan memeras bijinya. Cairan yang diperoleh dari bijinya dapat digunakan sebagai
perekat dalam pembuatan payung , serta untuk membunuh ekto-parasit, seperti
lintah.

28
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Calophyllum innophyllum

Nama Setempat :
Camplung, nyamplung, bintanguru, benaga, bintangur laut, menaga, naga.
Deskripsi Umum :
Pohon berwarna gelap, berdaun rimbun, ketinggian 10-30 m, biasanya tumbuh agak
bengkok, condong atau bahkan sejajar dengan tanah. Memiliki getah lekat berwarna
putih atau kuning.
Daun :
Memiliki banyak urat dengan posisi lateral paralel dan halus. Bagian atas daun
berwarna hijau tua dan mengkilap, bagian bawahnya hijau agak kekuningan. Bentuk
elips hingga bulat memanjang, agak mirip dengan daun Rhizopora mucronata (jenis
bakau). Ujung membundar. Ukuran 10-21,5 x 6-11 cm.
Bunga :
Biseksual, tandan bunga panjangnya hingga 15 cm serta memiliki 5-15 bunga per
tandan. Letak di ketiak. Formasi bergerombol, menggantung seperti payung. Daun
mahkota 4, putih dan kuning, harum, ukuran diameter 2-3 cm. Kelopak bunga 4, dua
dari kelopak bunga berwarna putih. Benangsari banyak.
Buah :
Berbentuk bulat seperti bola pingpong kecil, memiliki tempurung kuat dan di
dalamnya terdapat 1 biji. Ukuran: diameter buah 2,5- 4 cm.
Manfaat :
Buah mudanya digarami untuk makanan. Dapat digunakan sebagai bahan pewarna,
minyak, kayu dan obat-obatan.

29
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Hibiscus tiliaceus

Nama Setempat :
Waru laut, waru langit, waru langkong, siron, waru lot, waru lenga, waru lengis,
baru, kabaru, bahu, molowahu, fau, kasjanaf, iwal, wakati.
Deskripsi Umum :
Pohon yang tumbuh tersebar dengan ketinggian hingga mencapai 15 m. Kulit kayu
halus, burik-burik, berwarna cokelat keabuabuan.
Daun :
Agak tipis, berkulit dan permukaan bawah berambut halus dan berwarna agak
putih. Bentuk seperti hati. Ujung meruncing. Ukuran 7,5-15 x 7,5-14,5 cm.
Bunga :
Berbentuk lonceng. Saat mekar (sore hari) berwarna kuning muda dengan warna
jingga/gelap di bagian tengah dasar, lalu keesokan harinya keseluruhan bunga jadi
jingga dan rontok. Dasar dari gagang tandan bunga yang memanjang ditutupi oleh
pinak daun yang kemudian akan jatuh dan menyisakan tonjolan berbentung cincin.
Letak di ketiak daun. Formasi soliter atau berkelompok (2-5). Daun mahkota:
kuning, diameter 5-7 cm. Kelopak bunga: 5, bergerigi. Tangkai putik: ada 5 (tidak
menyatu), dengan kepala putik berwarna ungu kecoklatan.
Buah :
Membuka menjadi 5 bagian, dan memiliki biji khas yang berambut. Diameter buah
sekitar 2 cm.
Manfaat :
Akarnya digunakan sebagai obat demam. Serat kayu digunakan sebagai tali. Daun
kadang-kadang digunakan sebagai makanan ternak. Kayu digunakan sebagai bahan
pembuatan bagian dalam perahu.

30
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Morinda citrifolia

Nama Setempat :
Mengkudu, eodu, eoru, keumudee, lengkudu,bangkudu, pamarai, mangkudu, neteu,
kudu, cangkudu, kemudu, pace, tibah, ai kombo, bakulu, wungkudu, labanau.
Deskripsi Umum :
Perdu atau pohon kecil yang tumbuh membengkok, tinggi 3-8 m, banyak cabang
dengan ranting segi empat.
Daun :
Tebal, bertangkai pendek, warnyanya hijau tua mengkilap, tepi daun rata. Urat daun
menyirip kearah pinggiran daun dan tampak sangat jelas. Bentuk bulat telur hingga
elips. Ujung meruncing. Ukuran 10-40 x 5-17 cm.
Bunga :
Warna putih, harum dan mudah rontok. Letak di ketiak daun. Formasi payung
dengan 5-8 bunga. Daun mahkota jumlahnya 5, warna putih.
Buah :
Lonjong bulat telur seperti kapsul dan penuh dengan benjolan. Ketika masih mentah
berwarna hijau muda, ketika matang agak kekuningan, lembek dan berair. Biji kecil-
kecil, coklat kehitaman dan banyak. Ukuran panjang 5-10 cm.
Manfaat :
Akarnya untuk mewarnai batik dan anyaman pandan, daun muda biasa dikukus dan
direbus sebagai sayuran atau untuk membungkus ikan. Buah muda direbus untuk
lalab; buah setengan matang untuk rujak, dan yang matang untuk membersihkan
karat pada logam atau untuk keramas. Selain itu, akar, daun, buah, bunga atau kulit
batang tanaman ini dapat juga digunakan sebagai obat batuk, sariawan, tekanan
darah tinggi, radang empedu, melancarkan kencing, disentri, sakit lever, cacingan,
cacar air, sakit pinggang, sakit perut , dll

31
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Pandanus odoratissima

Nama Setempat :
Pandan.
Deskripsi Umum :
Pohon dapat mencapai ketinggian hingga 6 m.
Daun :
Berduri pada sisi daun dan ujungnya tajam. Panjang antara 0,5 – 2,0 meter.
Bunga :
Letak di ujung. Benangsari: banyak. Formasi payung.
Buah :
Seperti buah nenas dan ketika matang warnanya merah.
Manfaat :
Sebagai tanaman hias dan tanaman pagar.

32
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Pandanus tectorius

Nama Setempat :
Pandan.
Deskripsi Umum :
Pohon dapat mencapai ketinggian hingga 6 m.
Daun :
Berduri pada sisi daun dan ujungnya tajam. Panjang antara 0,5 – 2,0 meter.
Bunga :
Warna merah-ungu. Letak di ujung. Benangsari banyak. Formasi payung.
Buah :
Manfaat :
Dapat sebagai tanaman pagar. Bunganya dimanfaatkan untuk wangi-wangian dan
hiasan pada acara pernikahan.

33
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Ricinus communis

Nama Setempat :
Gloah, lulang, dulang, jarak, kalikih alang, jarag, dulang jai.
Deskripsi Umum :
Perdu tegak dapat mencapai ketinggian hingga 3 m.
Daun :
Seperti daun singkong, tapi tepinya bergerigi, urat daunnya rapat dan jelas. Warna
daun hijau tua di permukaan atas dan hijau muda di permukaan bawah. Tangkai
daun panjang berwarna hijau hingga merah bata. Bentuk menjari dengan jumlah
jari 7 – 9. Ujung meruncing. Ukuran diameter 10-40 cm.
Bunga :
Majemuk, berwarna kuning oranye dan berkelamin satu.
Buah :
Bentuknya bulat bersegmen (ada 3 segmen) dan berambut (seperti buah rambutan).
Warna buah hijau dan bergerombol pada tandan yang panjang. Satu tandan dapat
berisikan sekitar 30 – 40 buah.
Manfaat :
Bijinya terasa manis, pedas, netral dan digunakan untuk mengobati kanker mulut
rahim dan kulit, kelumpuhan otot muka, TBC kelenjar, bisul, koreng dan infeksi
jamur. Daunnya untuk obat koreng, eksim, gatal, batuk dan hernia. Akar dipakai
sebagai obat rematik, tetanus, epilepsi, bronchitis, luka terpukul, gangguan jiwa
(schizophrenia).

34
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Terminalia catappa

Nama Setempat :
Ketapang, beowa, kilaula, ketapas, klihi, lisa, wewa, sabrise.
Deskripsi Umum :
Pohon meluruh dengan ketinggian 10-35 m. Cabang muda tebal dan ditutupi dengan
rapat oleh rambut yang kemudian akan rontok. Mahkota pohon berlapis secara
horizontal, suatu kondisi yang terutama terlihat jelas pada pohon yang masih muda.
Daun :
Sangat lebar, umumnya memiliki 6-9 pasang urat yang jaraknya berjauhan, dengan
sebuah kelenjar terletak pada salah satu bagian dasar dari urat tengah. Daun
berubah menjadi merah muda atau merah beberapa saat sebelum rontok, sehingga
kanopi pohon tampak berwarna merah. Bentuk bulat telur terbalik. Ujung
membundar. Ukuran 8-25 x 5-14 cm
Bunga :
Tandan bunga (panjangnya 8-16 cm) ditutupi oleh rambut yang halus. Bunga
berwarna putih atau hijau pucat dan tidak bergagang. Sebagian besar dari bunga
merupakan bunga jantan, dengan atau tanpa tangkai putik yang pendek. Letak di
ketiak daun. Formasi bulir. Kelopak bunga halus di bagian dalam.
Buah :
Penampilan seperti buah almond. Bersabut dan cangkangnya sangat keras. Ukuran
5-7 cm x 4x5,5 cm. Kulit buah berwarna hijau hingga hijau kekuningan (mengkilat)
di bagian tengahnya, kemudian berubah menjadi merah tua.
Manfaat :
Kayu berwarna merah dan memiliki kualitas yang baik, digunakan sebagai bahan
bangunan dan pembuatan perahu. Biji buahnya dapat dimakan dan mengandung
minyak yang berlemak dan bening. Tanin digunakan untuk mengatasi disentri serta
untuk penyamakan kulit. Daun kerap digunakan untuk mengobati reumatik.

35
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

f. Biota Laut dalam Ekosistem Mangrove


Mangrove merupakan habitat berbagai jenis satwa liar yakni primata, reptilia dan
burung. Mangrove sebagai tempat berlindung, mencari makan, dan berkembang biak
bagi burung air. Mangrove merupakan tempat ideal daerah asuhan, mencari makan,
dan pembesaran anak bagi ikan. Dibawah ini merupakan gambaran beberapa spesies
yang ada di ekosistem mangrove.

Moluska
Kepiting crustacea
eece

Setiap meter persegi


14 Jenis udang
dapat ditemukan 10-70
termasuk
ekor kepiting Dalam satu area
Macrobrachium (8
jenis), Metapeneus (2 ekosistem dapat
Genus
jenis) , dan ditemukan 91 jenis
Cleistocoeloma,
Palaemonetes (2 moluska.
Macrophthalmus,
jenis) pada mangrove
Metaplax, Ilyoplax,
di Sulawesi Selatan.
Sesarma dan Uca.

36
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

Ikan arthropod
aMPHIBI

• Ikan umum ditemukan


adalah Mugil cephalus
yang bersifat herbivora, • Jenis amphibian • Sebagian besar
Caranx kalla, yang dapat bertahan serangga yang
Holocentrum rubrum, hidup pada ditemukan berasal
Lutjanus fulviflamma lingkungan dari Ordo
dan Plotosus canius mangrove yaitu Rana
yang bersifat karnivora, Hymenoptera,
cancrivora dan R. Diptera dan
Toxotes jaculator
limnocharis. Psocoptera.
insekvora.
• Ikan gelodok
(Periopthalmus spp,
Scartelaos spp) sering

burung reptili

• Kuntul (Egretta spp), • Yang sering


Bangau (Ciconiidae) ditemukan : Buaya
atau Pecuk muara (Crocodylus
(Phalacrocoracidae) porosus), biawak
bersarang di ekosistem (Varanus salvator),
mangrove. Ular mangrove
• Setidaknya 200 jenis (Boiga dendrophila),
burung di dunia hidup Ular tambak
bergantung pada habitat (Cerberus
mangrove. 13% jenis rhynchops), B.
burung ini ada di trimeresurus wagler
Indonesia dan T.

37
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

g. Tes Formatif 1
Petunjuk Tes Formatif
Untuk mengetahui apakah telah menguasai materi pelajaran, kerjakan isian dibawah
ini.
1. Berikut beberapa kategori mangrove, kecuali ….
A. Tumbuh pada daerah intertidal B. Menerima pasokan air tawar
dari darat
C. Tumbuh di tengah laut D. Air bersalinitas payau

2. Suatu proses suksesi dan merupakan hasil reaksi ekosistem terhadap kekuatan
yang datang dari luar disebut ….
A. Zonasi Mangrove B. Sebarang mangrove
C. Iklim D. Jenis mangrove

3. Beikut merupakan zonasi mangrove kecuali,


A. Zona api-api B. Zona Nypah
C. Zona Bakau D. Zona Darat

4. Berikut ini adalah jenis akar mangrove, kecuali…


A. Akar Tunjang B. Akar Banir
C. Akar Napas D. Akar Rambat

5. Berapa Jenis Mangrove yang telah ditemukan di Indonesia?


A. 202 B. 20
C. 198 D. 117

38
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

2. MANFAAT/PERAN EKOSISTEM MANGROVE


a. Peran Ekologi Ekosistem Mangrove

CEGAH ABRASI

1. Perlindungan pantai dari abrasi oleh ombak melalui


kekuatan akar mangrove.

PELINDUNG DARATAN

2. Pelindung area daratan dari tiupan angina laut melalui


rimbunnya vegetasi mangrove.

SARING INTRUSI AIR LAUT

3. Penyaring intrusi air laut ke daratan.

SERAP LOGAM BERAT

4. Serap kandungan logam berat yang berbahaya serta


menyaring bahan pencemar.

CEGAH GLOBAL WARMING DENGAN STOK

5.
KARBON

Menyerap CO2 dari udara dan menyimpan lebih banyak


karbon dibandingkan hutan hujan tropis.

HABITAT

6. Tempat tinggal biota laut, tempat mencari makan


(feeding ground), pembesaran (nursery ground),
pemijahan (spawning ground)

PRODUSEN

7. Menyediakan makanan berlimpah bagi hewan laut,


berbagai jenis ikan baik yang bersifat herbivora,
omnivora, maupun karnivora.

39
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

b. Produk Mangrove
BAHAN BAKAR BAHAN BANGUNAN PERIKANAN

Kayu bakar dan Bantalan rel


Arang. kereta api dari
Jangkar dari
Kayu dari Rhizopora dan
Pemphis acidula.
sebagian besar Ceriops.
Tiang pancing
jenis pohon. Tiang bangunan
dari Ceriops spp.
Alkohol dari dari Rhizopora
Nypa fruticans. dan Bruguiera.

TEKSTIL KERTAS PERTANIAN

Fiber sintesis
Berbagai jenis Pupuk dari
(rayon) dari
kertas dari Paspalum
Rhizoporaceae.
Avicennia vaginatum dan
Perwarna kain
marina dan Colocasia
dari E. indica dan
Camptostemon esculenta.
Peltophorum
schultzii.
pterocarpum.

KEPERLUAN FARMASI MAKANAN DAN


RUMAH MINUMAN

Obat-obatan dari
Minyak rambut Drynaria Gula dari Nypa
dari Xylocarpus rigidula dan fructicans.
mekongensis. Drymoglossum Minyak goreng
Parfum dari piloselloides. dari biji
Phymatodes Anti nyamuk dari Terminalia
scolopendria. Osbonia catappa.
octodonta.

40
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

c. Tes Formatif 2
Petunjuk Tes Formatif

Untuk mengetahui apakah telah menguasai materi pelajaran, kerjakan isian dibawah ini.

1. Perlindungan pantai dari abrasi oleh ombak melalui kekuatan akar mangrove
merupakan fungsi mangrove sebagai…
A. Cegah abrasi B. Bernafas
C. Serap logam berat D. Berkembang biak

2. Salah satu manfaat mangrove adalah sebagi produsen, apa yang dimaksud
sebagai produsen tersebut ….
A. Menyediakan makanan berlimpah B. Menghasilkan CO2
bagi hewan laut, berbagai jenis
ikan baik yang bersifat herbivora,
omnivora, maupun karnivora.
C. Menyaring air laut D. Menjadi tempat berlindung
hewan

3. Berikut merupakan manfaat mangrove kecuali,


A. Cegah Abrasi B. Serap Logam Berat
C. Saring Intrusi Laut D. Kayu Bakar

4. Menyerap CO2 dari udara dan menyimpan lebih banyak karbon dibandingkan
hutan hujan tropis merupakan manfaat mangrove sebagai..

A. Cegah global warming dengan B. Produsen


stok karbon

C. Sanitas Air D. Akar Rambat

5. Minyak goreng bisa diproduksi dari biji mangrove jenis?


A. Xylocarpus mekongensis B. Ceriops spp.
C. Terminalia catappa. D. Rhizophora sp

41
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

3. ANCAMAN LINGKUNGAN TERHADAP EKOSISTEM MANGROVE

Pengambilan Kayu
Pembangunan
Kegiatan pengambilan kayu memberikan
Konversi area mangrove menjadi lahan
sumbangan terbesar dalam menurunnya luas
bangunan menjadi ancaman serius hilangnya
area mangrove dan berdampak pada
mangrove.
penurunan kualitas tegakannya.

Alih Fungsi Pertanian


Tambak Mangrove
Pengalihan lahan mangrove menjadi areal
Pengalihan fungsi mangrove menjadi area
pertanian, utamanya padi dan kelapa.
tambak menganggu keseimbangan ekosistem
Penggunaan bahan kimia seperti pengasam
mangrove.
tanah dan pestisida kerap terjadi.

Eksploitasi Berlebihan Erosi Pantai dan Kematian

Banyaknya manfaat dari mangrove Ekosistem pantai tentu mengancam


mendorong masyarakat melakukan keseimbangan ekosistem mangrove. Di
eksploitasi pengambilan mangrove yang beberapa tempat ditemukan penyakit
berlebih tanpa adanya tanam mangrove mangrove yang mengakibatkan kematian.
kembali.

42
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

a. Tes Formatif 3
Petunjuk Tes Formatif
Untuk mengetahui apakah telah menguasai materi pelajaran, kerjakan isian dibawah
ini.

1. Apa dampak yang ditimbulkan apabila masyarakat melakuakn pengambilan


mangrove yang berlebih tanpa adanya tanam mangrove kembali..

A. Alih Fungsi Pertanian B. Erosi


C. Eksploitasi Berlebihan D. Abrasi

2. Kegiatan pengrusakan apa yang paling menyebabkan menurunnya luas area


mangrove dan berdampak pada penurunan kualitas tegakannya ….
A. Pengambilan Kayu B. Reboisasi
C. Penanaman D. Pembuatan kebun bibit

3. Berikut beberapa anacaman lingkungan terhadap ekosistem mangrove kecuali,


A. Pembangunan B. Alih Fungsi Pertanian
C. Pengambilan kayu D. Penanaman mangrove

4. Pengalihan lahan mangrove menjadi areal pertanian, utamanya padi dan kelapa
disebut..
A. Alih Fungsi Pertanian B. Penanaman mangrove

C. Reboisasi D. Pembangunan

5. Kawasan Taman Nasional Wakatobi yang memiliki jumlah Magrove paling banyak
ada di Pulau…
A. Kaledupa B. Tomia.
C. Wangi-wangi D. Binongko

43
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

4. UPAYA KONSERVASI DI EKOSISTEM MANGROVE


a. Ekosistem Mangrove di Taman Nasional Wakatobi

Gambar 7. Kondisi Ekosistem Mangrove di Taman Nasional Wakatobi

Ditemukan bahwa ada sebanyak 20 mangrove sejati di Taman Nasional Wakatobi


yang terbagi menjadi 11 famili, didominasi oleh familia Rhizoporaceae. Kepadatan
tertinggi ditemukan di Pulau Kaledupa dan desitas terendah ditemukan di Derawa.
Indeks keanekaragaman mangrove di TN Wakatobi tergolong rendah, terutama jika
dibandingkan dengan indeks hutan hujan tropis. Hal ini cenderung karena lingkungan
dengan salinitas tinggi. Status komunitas mangrove di Taman Nasional Wakatobi
termasuk dalam kriteria rusak. Beberapa faktor penyebab rusaknya komunitas
mangrove di TN Wakatobi adalah konversi mangrove menjadi perumahan masyarakat,
lahan budidaya tanaman, pembangunan fasilitas umum, dan pemanfaatan mangrove
sebagai kayu, tiang/pasak, untuk budidaya rumput laut dan jaring ikan serta bahan
untuk rumah. (Sani et al., n.d.)

44
Ekosistem Mangrove Dan Konservasinya

b. Upaya Konservasi di Ekosistem Mangrove


Ekosistem mangrove di pulau-pulau kecil TN Wakatobi merupakan ekosistem tepi yang
umumnya terdapat pada lingkungan substrat berpasir, serpihan karang dan karang
mati. Substrat tersebut relatif rentan terhadap perubahan akibat berbagai gangguan
alam dan non alam. Oleh karena itu ekosistem mangrove yang ada perlu dilestarikan

1. Menetapkan seluruh kawasan mangrove yang ada


sebagai kawasan konservasi.

1. Potensi sumberdaya mangrove yang ada perlu dikaji


lebih intensif.

1. Pengembangan pusat kajian mangrove dan stasiun


penelitian di pulau-pulau kecil.

1. Pengembangan ekowisata (pariwisata berbasis


konservasi).

1. Rehabilitasi mangrove, misalnya tanam mangrove.

1. Pengelolaan mangrove berbasis masyarakat (taman


nasional melibatkan masyarakat dalam pengelolaan
mangrove).
1. Pengembangan sumber daya manusia yang mampu
mengelola mangrove.

45
c. Tes Informatif 4
Petunjuk Tes Formatif
Untuk mengetahui apakah telah menguasai materi pelajaran, kerjakan isian dibawah
ini.

1. Ekosistem mangrove di pulau-pulau kecil TN Wakatobi merupakan..

A. Ekosistem tengah B. Ekosistem darat


C. Ekosistem pinggir D. Ekosistem Tepi

2. Salah satu upaya untuk konservasi mangrove terkait penyadartauan berupa ….


A. Pengambilan Kayu B. Reboisasi
C. Pengembangan sumber daya D. Pembuatan kebun bibit
manusia

3. Apa kegiatan terkait rehabilitasi mangrove,


A. Pembangunan B. Alih Fungsi Pertanian
C. Pengambilan kayu D. Penanaman mangrove

4. Kerusakan terhadap mangrove dipengaruhi oleh 2 faktor berupa


A. Biotik dan Abiotik B. Penanaman dan
penebangan
C. Alam dan Non alam D. Air dan udara

5. Pariwisata yang boleh dilaksanakan di kawasan mangrove adalah…


A. Pariwisata berbasis konservasi B. Pariwisata bebas
C. Pariwisata D. Pariwisata bersama

46
KUNCI JAWABAN
MODUL EKOSISTEM MANGROVE

Tes Formatif 1
No Kunci Jawaban
1. C
2. A
3. D
4. D
5. A

Tes Formatif 2
No Kunci Jawaban
1. A
2. A
3. D
4. A
5. C

Tes Formatif 3
No Kunci Jawaban
1. C
2. A
3. D
4. A
5. A

Tes Formatif 4
No Kunci Jawaban
1. D
2. C
3. D
4. C
5. A

47
DAFTAR PUSTAKA

Arista Setyaningrum, Suci Yulia Harti, Prima Sagita. (2020). Mangrove di Pulau Kaledupa.
Wakatobi : Balai Taman Nasional Wakatobi
Dhewani N., Hermanto B., Susianti E. 2009. Panduan Jenis-Jenis Ikan Ekonomis Penting di
Terumbu Karang.Coral Reef Information and ranining Center. Lembaga Ilmu
Pengetahuan. CRITC – COREMAP II. Jakarta.
Erosi Pantai, Ekosistem Hutan Bakau dan Adaptasi Masyarakat Terhadap
Bencana Kerusakan Pantai Di Negara Tropis (Coastal Erosion, Mangrove
Ecosystems and Community Adaptation to Coastal Disasters in Tropical
Countries). Jurnal Ilmu Lingkungan, 15(1), 1. https://doi.org/10.14710/jil.15.1.1-
10
Gultom S. 2010. Studi keanekaragaman mangrove berdasarkan tingkat salinitas air laut di
Desa Selotong, Kecamatan Sicanggang Kabupaten Langkat [skripsi]. Medan
(ID) : Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera U
Noor, Y. R., Khazali, M., & Suryadiputra, I. N. N. (2012). Panduan Pengenalan Mangrove Di
Indonesia (Cetakan Ke). Bogor: PHKA/WI-IP.
Soedarmo, S. P. K. (2018). Pelestarian Hutan Mangrove dan Peran Serta Masyarakat
Pesisir. Diambil dari http://eprints.undip.ac.id/77816/1/Pelestarian_Hutan_Mangro
ve_dan_Peran_Serta_Masyarakat_Pesisir.pdf
SOP Monitoring Sumber Daya Penting BTNW
Wakatobi, B. T. N. (2008a). Rerport Monitoring Mangrove Pada Kawasan Taman Nasional
Wakatobi Kerjasama TNC-WWF Wakatobi Program dengan Balai Taman
Nasional Wakatobi Wakatobi. Wakatobi.

48

Anda mungkin juga menyukai