Lahan Basah
NIM : A1C515035
(Eka Dahliani)
NIM. A1C515035
WETLAND ECOEDUPARK sebagai Pionir Pariwisata Lahan Basah
Sebagai negara yang memiliki potensi perairan yang besar, perlu adanya
suatu hubungan atau kerja sama dalam melindungi dan mengoptimalkan sumber
daya perairan. Melalui Konvensi Ramsar, berbagai negara salah satunya Indonesia
berkomitmen pada perlindungan sumber daya alam yaitu lahan basah untuk
melindungi dan memanfaatkan secara bijaksana sumber daya alam hayati yang
ada di dalamnya.
Lahan basah adalah “daerah berawa, payau, gambut atau perairan alami
atau buatan yang tertutup air yang tergenang atau mengalir secara tetap atau
sementara oleh air tawar, payau, atau asin termasuk wilayah perairan laut yang
kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada saat air surut”. Lahan basah juga
mencakup “pinggiran aliran sungai atau zona-zona pesisir yang berdekatan
dengan lahan basah, dan dengan pulau-pulau atau bagian-bagian perairan laut
yang kedalamannya lebih dari enam meter pada saat air surut dan berada di lahan
basah”. [1]
Lahan basah buatan terdiri dari sawah, kolam, tambak. Total luas lahan basah
alami pada awalnya di Indonesia adalah 3 juta ha dan lahan basah batan 11 juta
ha. Dari total luas lahan basah tersebut sekitar 5.222.029 ha (atau kurang dari
50%) merupakan kawasan konservasi lahan basah yang tersebar di bagian timur
Sumatera, Kalimanta, Sulawesi, Jawa, Maluku sampai Papua[2]
[2] Wetland International - Indonesia Programme. 2002. Warta Konservasi Lahan Basah. Vol.
14 : 4. Bogor.
Jarak kecamatan Danau Panggang dari pusat pemerintahan Kabupaten
Hulu Sungai Utara sekitar 12,7 km, serta jarak dari pusat Ibukota Kalimantan
Selatan sejauh 184,9 km
Berbagai fakta dari masyarakat sekitar nyatanya selaras dengan data yang
dikemukakan Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Hulu
Sungai Utara bahwa terdapat sejumlah objek wisata di kabupaten HSU
namun tidak banyak menarik wisatawan. Objek wisata tersebut terdiri dari
wisata alam, wisata buatan, wisata religius, dan wisata sejarah/budaya.
Objek-objek wisata itu antara lain Situs Candi Agung, Pasar Kerajinan,
Waterboom Amuntai, Masjid Jami Sungai Banar, Makam Syaikh Sayid Sulaiman,
Pasar Itik Alabio, Padang Golf Air Tawar, Taman Puteri Junjung Buih,
Masjid Waringin Asy-Syuhada, Masjid Pandulangan dan Makam
Haji Hasbullah Yasin.
Dari sekian banyak objek wisata yang disuguhkan di HSU, terlihat bahwa
tidak ada wisata yang memanfaatkan rawa lebak sebagai objek wisata. Padahal
luas rawa lebak di kabupaten Hulu Sungai Utara mencapai 98 % dari luas total
kabupaten. Oleh karena itu perlu dicari sebuah konsep sebagai solusi dari
permasalahan tersebut, dengan tujuan untuk meningkatkan pengelolaan dan
pendayagunaan lahan basah salah satunya rawa lebak, guna meningkatkan
pendapatan daerah, membuka lapangan pekerjaan dan mewujudkan enterpreneur
muda kreatif dalam mengoptimalkan potensi daerah sehingga tercipta masyarakat
yang sejahtera.
Wetland Ecoedupark
a. Kantor Pokdarwis
b. Sepeda air
Mushola dan toilet merupakan fasilitas wajib yang harus ada di tempat
umum seperti di tempat wisata ini.
4. Promosi Wisata
3. Pembuatan brosur yang berisi daftar paket wisata yang bisa dipilih oleh
wisatawan.