0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
403 tayangan24 halaman
Poliploidi adalah kondisi dimana suatu organisme memiliki lebih dari satu set kromosom. Poliploidi dapat terjadi secara alami maupun buatan dengan perlakuan kimia atau suhu. Tujuan manipulasi poliploidi antara lain untuk pemuliaan dan mengontrol pertumbuhan. Contohnya adalah induksi poliploidi pada anggrek dengan kolkisin untuk memperbesar bunga.
Poliploidi adalah kondisi dimana suatu organisme memiliki lebih dari satu set kromosom. Poliploidi dapat terjadi secara alami maupun buatan dengan perlakuan kimia atau suhu. Tujuan manipulasi poliploidi antara lain untuk pemuliaan dan mengontrol pertumbuhan. Contohnya adalah induksi poliploidi pada anggrek dengan kolkisin untuk memperbesar bunga.
Poliploidi adalah kondisi dimana suatu organisme memiliki lebih dari satu set kromosom. Poliploidi dapat terjadi secara alami maupun buatan dengan perlakuan kimia atau suhu. Tujuan manipulasi poliploidi antara lain untuk pemuliaan dan mengontrol pertumbuhan. Contohnya adalah induksi poliploidi pada anggrek dengan kolkisin untuk memperbesar bunga.
Annisaa Rizqi Nurindra 01311640000061 Alwi Muhammad 01311640000079 Pengertian Polipliodi • Poliploidi Kondisi pada suatu organisme yang memiliki set kromosom (genom) lebih dari sepasang. • Manipulasi poliploidi menghasilkan individu triploid (3n), tetraploid (4n) dan ploid yang lebih tinggi. Poliploidi dapat terjadi secara • Alami, yaitu disebabkan oleh adanya nondisfungsi atau kromosom gagal berpisah • Buatan, dengan cara memberi perlakuan kejut suhu, pemberian bahan kimia atau tekanan pada fase oosit II setelah mengalami pembuahan. Pemberian perlakuan ini, akan menyebabkan aktifhya oosit (totipotensi) dalam proses duplikasi kromosom. Bahan kimia yang biasa digunakan adalah kolkisin atau kolsemid. Kedua zat kimia tersebut, menimbulkan kerusakan mikrotubula yang selanjutnya akan menyebabkan kerusakan dalam pembentukkan gelondongan meiosis atau mitosis Autopoliploidi Kelompok Poliploidi Alopoliploidi AUTOPOLOPLOIDI Penggandaan ploidi melalui penggabungan genom-genom yang sama. Ploid yang dihasilkan dari proses ini adalah aneuploid (kromosom abnormal) yakni dalam bentuk triploid, tetraploid dan pentaploid. Pierce et al., 2010 Sifat Autopoliploidi • Volume sel dan nukleus lebih besar • Bertambah ukuran daun dan bunga serta batang lebih tebal • Terjadi perubahan komposisi kimia meliputi peningkatan dan perubahan karbohidrat, protein, vitamin dan alkaloid • Kecepatan pertumbuhan lebih lambat dibanding diploid, menyebabkan pembungaannya juga ter lambat • Miosis sering tidak teratur dengan terbentuknya multivalen sebagai penyebab sterilitas • Poliploidi tidak seimbang terutama pada triploid dan pentaploid ALLOPOLOPLOIDI Penggandaan kromosom yang terjadi melalui penggabungan genom-genom yang berbeda. Dengan kata lain kromosom berasal dari spesies yang berbeda. Karakteristik Alloploidi • Sel berukuran lebih besar • Organisme yang dihasilkan steril • Sifat – sifat resesif hanya muncul dalam frekuensi sedikit atau jarang muncul Tujuan Manipulasi Poliploidi • Pemuliaan flora dan fauna • Individu poliploid tumbuh lebih cepat dan mudah beradaptasi dengan lingkungan • Individu triploid dan tetraploid dapat berperan mengontrol pertumbuhan organisme lain di lingkungan habitat yang sama. Proses Poliploidi Contoh Induksi Poliploidi pada Anggrek Bulan • Induksi poliploidi berperan penting dalam pemuliaan tanaman anggrek (Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis (L.)))
• Poliploidi dapat menghasilkan ukuran bunga yang lebih besar,
bentuk bunga yang lebih bulat, dan warna bunga yang lebih pekat • Penggandaan kromosom pada tanaman dapat dilakukan dengan induksi kimia menggunakan seperti kolkisin . Aplikasi kolkisin secara in vivo dapat dilakukan dengan :
1. Merendam bibit biji , akar tanaman atau kecambah
2. Penetesan kolkisin pada pucuk kecambah atau bibit Stomata Kromosom Poliploidisasi Poliploidisasi adalah suatu metode manipulasi kromosom dari diploid (2n) menjadi jumlah kromosom triploid, tetraploid, pentaploid dan seterusnyaProses poliploid rekayasa : 1. Pembentukan oosit I hingga fase meiosis I -> oosit II yang mengandung sitoplasma dan polar bodi II. 2. Apabila terjadi fertilisasi oleh spermazoa, oosit II menjadi totipotensi aktif serta perlakuan kejut perlu dilakukan untuk menghalangi peloncatan polar body II untuk membentuk zigot poliploidi. Rekayasa Triploid 1. Telur diploid dibuahi spermatozoa haploid (2n) + (n) = (3n). 2. Proses meiosis pada pembentukan ovum (oogenesis) gagal. 3. Manipulasi pencegahan pelepasan polar body II dilakukan setelah haploid dibuahi spermatozoa haploid, dengan suhu panas (heat shock), suhu dingin (cold shock) dan tekanan (hidrostatik pressure). 4. Proses triploid pada ovum dimaksudkan untuk mencegah atau menahan peloncatan polar body II dari ovum. Contoh Rekayasa Triploid Buah tanpa biji • Penyilangan tanaman tetraploid dengan diploid • Kultur endosperma/ radiasi tepungsari secara in vitro • Rekayasa genetika (genetic engineering) • Tanaman diploid (normal) dengan perlakuan ZPT, stress tepungsari, zatkimia/ antibiotik dan lingkungan/ tanaman. Rekayasa Tetraploid 1. Perlakuan kejutan suhu panas untuk mencegah pembelahan I (first cleavage) atau sebelum pembelahan mitosis I. Kejutan sebaiknya dilakukan setelah kromosom bereplikasi dan nukleus zigot hampir terbagi menjadi dua. 2. Periode sensitif tertinggi untuk menghasilkan ikan tetraploid terjadi pada saat menutupnya konjugasi pronulei betina dan jantan serta lisisnya membran nuklear yang mencapai metafase mitosis I (GRAHAM 2006). 3. Peloncatan polar body II pada beberapa jenis terjadi 3-7 menit setelah fertilisasi. Menurut LEGGAT (2006) peloncatan terjadi 5 menit setelah fertilisasi dan proses mitosis terjadi 30 menit setelah fertilisasi. 4. Tertraploid dipergunakan dalam memproduksi ikan triploid melalui persilangan dengan diploid normal dan androgenik pada ovum yang diradiasi dengan sinar Y.