Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bioteknologi dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya: bidang kedokteran,
pertanian dan lain sebagainya termasuk bidang pertambangan. Dalam bidang pertambangan dikenal

Biotechnology 2015

sebagai istilah metalurgi. Metalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan

perekayasaan mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral (mineral
dressing), ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy), proses produksi logam
(mechanical metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy). Salah satu cabangnya
adalah Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara

Biotechnology 2015

penambahan mkhluk hidup seperti bakteri.

Metalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan
mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral (mineral dressing),
ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy), proses produksi logam (mechanical
metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy). Salah satu cabangnya adalah
Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara penambahan

Biotechnology 2015

mkhluk hidup seperti bakteri.

Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat
yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono, 2001). Logam berat masih
termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak
dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme
hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk

Biotechnology 2015

hidup (Taberima, 2004). Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama

dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan
hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah industri (Connel dan
Miller, 1995).
Bakteri kemolitotrof merupakan salah satu bakteri yang mampu memisahkan logam dari
bijihnya. Bakteri ini hidup dari zat-zat anorganik, seperti besi dan belerang, dan memperoleh energi

Biotechnology 2015

dari pemecahan bahan kimia tersebut. Energi tersebut digunakan untuk sintesis karbon dioksida dan air

menjadi zat-zat organik. Proses sintesis ini dikenal dengan sebutan kemosintesis. Salah satu contoh
bakteri pemisah logam ini adalah bakteri Thiobacillus ferooxidans yang digunakan untuk
mengekstraksi tembaga dari bijih tembaga. Bakteri Thiobacillus ferroxidans, yaitu bakteri pemakan
batuan yang tumbuh subur di tempat pertambangan, peranannya sangat penting karena dapat
mengekstraksi berbagai jenis logam. Bakteri ini dapat memperoleh energinya dari oksidasi zat

Biotechnology 2015

anorganik, yaitu besi dan belerang. Bakteri ini juga dapat tumbuh dengan subur dalam lingkungan

tanpa adanya zat organik, dia mampu mengekstrak karbon secara langsung dari karbon dioksida di
atmosfer. Pemanfaatan mikrorganisme ini untuk memisahkan logam dari bijih logam yang diterapkan
di tambang logam karena logam tidak bisa dimanfaatkan jika terikat dengan bijihnya.

Biotechnology 2015

1.2.Rumusan masalah

1. Apakah bakteri Thiobacillus ferrooxidans dapat membantu dalam menghasilkan logam yang
berkualitas tinggi?
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui manfaat bakteri Thiobacillus ferrooxidans

Biotechnology 2015

1.4.Manfaat

1. Mengetahui bahwa bakteri Thiobacillus ferrooxidans mampu membantu untuk menghasilkan

Biotechnology 2015

logam yang berkualitas tinggi.


2. Mampu memanfaatkan bakteri Thiobacillus ferrooxidans untuk bahan industri

BAB II

Biotechnology 2015

TINJAUAN PUSTAKA

10

A. Bakteri Thibacillus Ferrooxidans


1. Taksonomi
: Bacteria

Phyllum

: Proteobacteria

Kelas

: Schizomycetes

Ordo

: Pseudomonadales

Biotechnology 2015

Kingdom

11

Familia

: Thiobacteriaceae

Genus

: Thiobacillus

Species

: Thiobacillus ferrooxidans

Biotechnology 2015

2. Morfologi

12

Bakteri Thiobacillus ferrooxidans adalah Bakteri gram negatif aerobik khemolitotrofik Bakteri
berbentuk batang. Merupakan bakteri saprofit, yaitu bakteri yang hidupnya dari sisa-sisa organisme
mati atau sampah, Thiobacillus adalah warna, dengan kutub flagella bakteri. Mereka memiliki sebuah
besi oxida, yang memungkinkan mereka untuk memetabolisme ion besi.

Biotechnology 2015

3. Fisiologi

13

Thiobacillus ferrooxidans adalah bakteri di udara. Termasuk bakteri thermophilic, yaitu hidup pada
suhu 45-50o C. Selain itu juga termasuk ke dalam bakteri acidophilic, yang hidup pada pH dari 1,5
menjadi 2.5. Beberapa spesies, hanya tumbuh pada pH netral.

Biotechnology 2015

4. Ekologi

14

Thiobacillus ferrooxidans yang paling umum adalah jenis bakteri tambang di tumpukan sampah.
Organisme ini adalah acidophilic (asam loving), dan meningkatkan tingkat oksidasi pyrite Tailing
tumpukan di tambang batu bara dan deposito. Menurut Breemen (1993), kecepatan penurunan pH
akibat oksidasi pirit ditentukan oleh jumlah pirit, kecepatan oksidasi, kecepatan perubahan hasil
oksidasi, dan kapasitas netralisasi. Proses oksidasi yang dapat membahayakan, karena memproduksi

Biotechnology 2015

sulfuric acid, yang merupakan alat utama. Namun, juga dapat bermanfaat dalam pemulihan bahan

15

seperti tembaga dan uranium. Ferrooxidans untuk membentuk sebuah hubungan simbiotik dengan
anggota bakteri jenis Acidiphilium, bakteri yang mampu pengurangan besi. Jenis lainnya Thiobacillus
tumbuh dalam air dan endapan; terdapat kedua jenis air tawar dan air laut.
Thiobacillus ferrooxidans adalah bakteri biasanya digunakan dalam apa yang disebut

Biotechnology 2015

bioleaching, sebuah bioproses di mana mikroba yang digunakan untuk melarutkan logam dari deposit

16

mineral. Ini adalah bakteri yang paling umum digunakan dalam biomining. Lebih dari 30 persen
tembaga dunia diekstraksi melalui penggunaan T. ferrooxidans dengan cara ini, menurut "Ensiklopedia
Concise Bioresource Teknologi." Hal ini jelas menguntungkan bahwa mikroba mampu bioleaching
pertumbuhan terus-menerus untuk digunakan sukses di industri. Menurut jurnal "Aplikasi Mikrobiologi
Lingkungan," pertumbuhan T. ferrooxidans secara signifikan ditingkatkan melalui pengenalan karbon

Biotechnology 2015

dioksida dan sulfat besi. Thiobacillus ferrooxidans diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1947. Itu

17

diekstrak melalui drainase asam dari tambang batubara, laporan jurnal "Sadhana." T. ferrooxidans
memiliki sebuah oksidase besi, yang memungkinkan bakteri untuk memetabolisme ion logam, seperti
besi ferro. Oleh karena itu, mendapat energi dari oksidasi besi ferro atau dikurangi senyawa belerang
anorganik. Ini adalah salah satu bakteri yang digunakan dalam industri untuk mengekstraksi logam,
seperti tembaga dan uranium, dari bijih fungsi. Mengingat tingkat pertumbuhan T. ferrooxidans sukses

Biotechnology 2015

', bakteri dapat digunakan dalam teknologi desulfurisasi bahan bakar dan gas industri. Efisiensi dari

18

proses ini adalah kompetitif dengan metode tradisional desulfurisasi, dan produk samping belerang,
asam sulfat atau gipsum fitur. Menurut jurnal "Mikrobiologiia," untuk pertumbuhan bakteri terus
menerus, T. ferrooxidans membutuhkan sekitar 14 mg fosfor, magnesium 2 mg, 5 mg potasium dan 100
mg nitrogen. Langkah-langkah ini sesuai dengan per gram biomassa kering dari jumlah.
Meskipun T. ferrooxidans diklasifikasikan sebagai organisme aerobik - membutuhkan oksigen untuk

Biotechnology 2015

tumbuh dan bertahan hidup - itu dapat berkembang biak dalam kondisi anaerobik juga. Oksidasi

19

anaerobik telah ditunjukkan dengan T. ferrooxidans menggunakan elemen sulfur dengan sulfat besi.
Namun, besi sulfur atau besi elemental harus hadir dalam rangka untuk bakteri untuk tumbuh.
5. Pertumbuhan Thiobacillus Ferrooxidans
Menurut University of Minnesota, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan T. ferrooxidans

Biotechnology 2015

adalah suhu, air, pH dan nilai gizi. Mikroorganisme ini membutuhkan suhu dari 75 sampai 100 derajat

20

Fahrenheit untuk pertumbuhan optimal. Seperti meningkatkan suhu atau penurunan, tingkat
pertumbuhan terpengaruh. Rentang pH terbaik untuk T. ferrooxidans adalah antara 6,5 dan 7,5.
Demikian juga, konsentrasi optimal dari nitrogen, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk laju
pertumbuhan maksimum. Konsentrasi nitrogen harus 0,1-1,0 mg / L.
Biohidrometalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan

Biotechnology 2015

mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral (mineral dressing),

21

ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy), proses produksi logam (mechanical
metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy). Salah satu cabangnya adalah
Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara penambahan
mkhluk hidup seperti bakteri.
Misalnya : Thichacillus ferrooxidans berperan memisahkan logam dari bijihnya atau kotoran

Biotechnology 2015

sehingga didapat logam berkualitas tinggi. Sebagai contoh pada tembaga (Cu).

22

23
Biotechnology 2015

24
Biotechnology 2015

BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Sumber dan Jenis Data

Biotechnology 2015

Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan karya tulis ini berasal dari berbagai literatur
kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Beberapa jenis referensi utama yang

25

digunakan adalah artikel ilmiah bersumber dari internet. Jenis data yang diperoleh variatif, bersifat
kualitatif maupun kuantitatif.
3.2 Pengumpulan Data

Biotechnology 2015

Metode penulisan bersifat studi pustaka. Informasi didapatkan dari berbagai literatur dan disusun
berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan diupayakan saling berhubungan,
relevan dengan topik, serta tidak menimbulkan bias.

26

3.3 Analisis Data


Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai topik kajian. Kemudian dilakukan penyusunan
karya tulis berdasarkan data yang telah dipersiapkan secara logis dan sistematis. Teknik analisis data
bersifat deskriptif argumentatif.

Biotechnology 2015

3.4 Penarikan Simpulan

27

Biotechnology 2015

Simpulan didapatkan setelah merujuk kembali pada rumusan masalah, tujuan penulisan, serta
pembahasan. Simpulan yang ditarik merepresentasikan pokok bahasan karya tulis, serta didukung
dengan saran praktis sebagai rekomendasi lanjut.

28

Biotechnology 2015

BAB IV
PEMBAHASAN

29

A. Mikroorganisme sebagai Pemisah Logam dari Bijihnya


Thiobacillus ferrooxidans adalah salah satu dari spesies khemolititrof (bakteri pemakan batuan)
yang berperan dalam mengekstrak berbagai jenis logam. Khemolitotrof memperoleh energinya dari
oksidasi zat organik karena dapat mengekstrak karbon secara langsung dari karbondioksida di atmosfer.
Thiobacillus ferrooxidans digunakan untuk memperoleh kembali logam (dan uranium) dari bijih logam
Biotechnology 2015

dan uranium berkualitas rendah. Misalnya bila larutan yang mengandung ion besi (Fe3+) dicuci melalui

30

endapan senyawa tembaga yang tidak dapat larut, logam dioksidasi menjadi senyawa yang dapat larut.
Dalam proses ini, (Fe3+) direduksi menjadi Fe2+. Fe3+ dapat dioksidasi kembali menjadi Fe3+ oleh
Thiobacillus ferrooxidans. Tembaga yang bisa larut kemudian pindah keluar dari bijih dan diperoleh
kembali sebagai logam murni yang berkualitas tinggi.
Selama ribuan tahun, penyulingan minyak atau mineral dan memisahkan tembaga dari bijih yang

Biotechnology 2015

berkualitas rendah dengan proses leaching Atau meluluhkan. Pada 1957, berhasil dikembangkan teknik

31

pemisahan logam dari bijinya dengan menggunakan jasa bakteri. Bakteri yangdapat memisahkan
logam dari bijihnya adalah Thiobacillus ferooxidans yang berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik
khususnya senyawa besi dan belerang. Bakteri ini termasuk jenis bakteri khemolitotrop atau bakteri
pemakan batuan. Bakteri khemolitotrop tumbuh subur pada lingkungan yang miskin senyawa organik,

Biotechnology 2015

karena mampu mengekstrak karbon langsung dari CO2 di atmosfer.

32

B. Proses pemisahan logam dari bijihnya berlangsung sebagai berikut :


Bakteri Thiobacillus ferooxidans mengoksidasi senyawa besi belerang (besi sulfida) di
sekelilingnya. Proses ini membebaskan sejumlah energy yang digunakan untuk membentuk senyawa
yang diperlukannya. Selain energi, proses oksidasi tersebut juga menghasilkan senyawa asam sulfat
dan besi sulfat yang dapat menyerang batuan di sekitarnya serta melepaskan logam tembaga dari

Biotechnology 2015

bijihnya. Jadi, aktivitas Thiobacillus ferooxidans akan mengubah logam sulfida yang tidak larut dalam air

33

menjadi logam sulfat yang larut dalam air. Pada saat air mengalir melalui bebatuan, senyawa logam
sulfat (CuSO4) akan ikut terbawa dan lambat laun terkumpul pada kolam berwarna biru cemerlang.
Proses pemisahan logam dari bijihnya secara besar-besaran dapat dijelaskan sebagai berikut. Bakteri ini
secara alami terdapat di dalam larutan peluluh. Penambang tembaga akan menggerus batu pengikat

Biotechnology 2015

logam dan akan menyimpannya ke dalam lubang tempat buangan. Kemudian, mereka menuangkan

34

larutan asam sulfat ke tempat buangan tersebut. Saat larutan peluruh mengalir melalui dasar tempat
buangan, larutan peluluh akan mengandung tembaga sulfat.
Selanjutnya, penambang akan menambah logam besi ke dalam larutan peluluh. Tembaga sulfat
akan bereaksi dengan besi membentuk besi sulfat yang mampu memisahkan logam dari bijinya. Secara
umum, Thiobacillus ferooxidans membebaskan logam dari bijih tembaga dengan cara bereaksi dengan
besi dan belerang yang melekat pada batuan sehingga batuan mengandung senyawa besi dan belerang,
Biotechnology 2015

misalnya FeS2. Saat larutan peluluh mengalir melalui batu pengikat bijih,bakteri mengoksidasi ion

35

Fe2+ dan mengubahnya menjadi Fe3+. Unsur belerang yang terdapat dalam senyawa FeS2 dapat
bergabung dengan ionH+ dan molekul O2 membentuk asam sulfat (H2SO4). Bijih yang mengandung
tembaga dan belerang, misalnya CuS, ion Fe3+ akanmengoksidasi ion Cu+ menjadi tembaga divalen
atau Cu2+. Selanjutnya, bergabung dengan ion sulfat (SO4 2-) yang diberikan oleh asam sulfat untuk

Biotechnology 2015

membentuk CuSO4. Dengan cara tersebut, bakteri tersebut mampu menghasilkan tembaga kelas tinggi.

36

Selain itu, bakteri pencuci, seperti Thiobacillus juga dapat digunakan untuk memperoleh logam
berkualitas tinggi, seperti emas, galiu, mangan, kadmium, nikel, dan uranium.
Metabolisme bakteri itu pun dapat ditinjau dari dua sisi berdasarkan aktivitasnya. Yang pertama
ialah pengoksidasi yang melepaskan elektron besi secara enzimatis dan bersamaan dengan itu energi
yang dihasilkannya digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Yang kedua, pengoksidasi besi secara tidak

Biotechnology 2015

langsung dan produk metabolismenya bersifat asam sehingga pH-nya menjadi rendah. Ketika pH-nya

37

rendah ini justru ada bakteri yang merasa nyaman dan berkembang dengan baik. Di sini ada simbiosis,
baik mutualisme maupun komensalisme.
Proses pengolahan bijih bertujuan untuk mengatur ukuran partikel bijih,menghilangkan bagianbagian yang tidak diinginkan, meningkatkan kualitas, kemurnian atau grade bahan yang diproduksi.
Proses ini biasanya terdiri dari: penghancuran,penggilingan, pencucian, pelarutan, kristalisasi,

Biotechnology 2015

penyaringan, pemilahan, pembuatanukuran tertentu, sintering (penggunaan tekanan dan panas dibawah

38

titik lebur untukmengikat partikel-partikel logam), pellettizing (pembentukan partikel-partikel


logammenjadi butiran-butiran kecil), kalsinasi untuk mengurangi kadar air dan/ataukarbondioksida,
roasting (pemanggangan), pemanasan, klorinasi untuk persiapan proseslindian, pengentalan secara
gravitasi, pemisahan secara magnetis,pemisahan secaraelektrostatik, flotasi (pengapungan), penukar

Biotechnology 2015

ion, ekstraksi pelarut, elektrowining,presipitasi, amalgamasi dan heapleaching.

39

Proses pengolahan yang paling umum dilakukan adalah pemisahan secara gravitasi (digunakan
untuk cadangan emas placer), penggilingan dan pengapungan(digunakan untuk bijih besi yang bersifat
basa), pelindian (dengan menggunakan tangkiatau heap leaching); pelindian timbunan (digunakan
untuk bijih tembaga kadar rendah)dan pemisahan secara magnetis. Tipikal langkah-langkah pengolahan

Biotechnology 2015

meliputipenggilingan,

40

pencucian,

penyaringan,

pemilahan,

penentuan

ukuran,

pemisahan

secaramagnetik, oksidasi bertekanan, pengapungan, pelindian, pengentalan secara gravitasi,dan


penggumpalan (pelletizing, sintering, briquetting, or nodulizing, bleaching).

Biotechnology 2015

C. Teknik Biobleaching

41

Bioleaching merupakan suatu proses untuk melepaskan (remove) atau mengekstraksi logam dari
mineral atau sedimen dengan bantuan organisme hidup atau untuk mengubah mineral sulfida sukar
larut menjadi bentuk yang larut dalam air dengan memanfaatkan mikroorganisme (Brandl, 2001).
Sementara Bosecker (1987) mengungkapkan bahwa bioleaching merupakan suatu proses ekstraksi
logam yang dilakukan dengan bantuan bakteri yang mampu mengubah senyawa logam yang tidak
dapat larut menjadi senyawa logam sulfat yang dapat larut dalarn air melalui reaksi biokirnia.
Biotechnology 2015

Bioleaching logam berat dapat rnelalui oksidasi dan reduksi logam oleh mikroba, pengendapan ion-ion

42

a. Langkah- langkah Bioleaching:


Proses pemisahan tembaga dari bijihnya dengan menggunakan bakteri Thioobacillus ferooxidans
adalah sebagai berikut. Bakteri ini akan mengoksidasi senyawa besi sulfide di sekitarnya. Proses ini
akan melepaskan energi asam sulfat (H2SO4) dan besi sulfide (FeS). Kedua senyawa ini akan
menghancurkan bebatuan disekitarnya dan melepaskan tembaga dari bijihnya. Dengan kata lain,
Biotechnology 2015

bakteri ini akan mengubah sulfide yang tidak larut dalam air. Dengan demikian, apabila air dialirkan di

43

bebatuan yersebut, maka tembaga sulfat akan terbawa dan terkumpul di dalam

kolam

sudah disediakan. Larutan dalam kolam bewarna biru

cemerlang.

Larutan biru cemerlang kemudian dialirkan melalui pipamengikat sulfat dan tembaga akan dilepas. Sehingga, akan

Biotechnology 2015

tembaga murni dengan konsentrasi sekitar 99%.

44

yang

pipa. Besi akan


didapat

b. Mekanisme Pemanfaatan T. ferrooxidans dalam pemisahan logam besi


Thiobacillus adalah organisme autotrofik obligat, artinya mereka membutuhkan molekul
anorganik sebagai donor elektron dan karbon anorganik (seperti karbon dioksida) sebagai sumber.
Mereka mendapatkan nutrisi dengan mengoksidasi besi dan belerang dengan O 2. Thiobacillus tidak
membentuk spora, mereka Gram-negatif Proteobacteria. Siklus hidup mereka adalah khas bakteri,
Biotechnology 2015

dengan reproduksi oleh fisi sel.

45

Dalam metaboliseme Thiobacillus ferrooxidans tergolong bakteri kemoautotrof. Kemoautotrof


adalah organisme yang dapat memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat makanan sendiri
dari bahan organik. Bakteri kemoautotrof menggunakan energi kimia dari oksidasi molekul organik
untuk menyusun makanannya. Molekul organik yang dapat digunakan oleh bakteri Thiobacillus

Biotechnology 2015

ferrooxidans adalah senyawa, belerang, dan besi .Dalam prosesnya bakteri ini membutuhkan oksigen.

46

Golongan Thiobacillus genus, juga dikenal sebagai Acidithiobacillus, tidak mengandung warna,
bakteri berbentuk batang . Bakteri ini memiliki kemampuan untuk memperoleh energi dari oksidasi
senyawa sulfur . Oleh karena itu persyaratan lingkungan termasuk adanya senyawa belerang anorganik.
Bakteri ini pernapasannya preferentially memanfaatkan oksigen sebagai akseptor elektron terminal

Biotechnology 2015

(rachel, Klapper.2008)

47

Thiobacillus adalah genus yang paling penting dari chemolithotrophs yang memetabolisme
belerang. Ini termasuk sel berbentuk batang motil yang dapat diisolasi dari sungai, kanal, tanah sulfat
diasamkan, drainase limbah tambang dan daerah pertambangan lainnya. Thiobacilli ini disesuaikan
dengan variasi yang luas dari suhu dan pH dan dapat dengan mudah diisolasi dan diperkaya. Bakteri ini

Biotechnology 2015

dapat melakukan hubungan simbiotik dengan anggota dari genus acidipilum, sebuag bakteri yang

48

mampu mereduksi besi. Species lain dari bakteri ini ada juga yang mampu hidup dalam air dan
sedimen.
T. ferroxidans adalah bakteri pelepas logam yang paling banyak diteliti, berbentuk batang kecil,
menyukai temapat yang sangat asam dengan pH optimum berkisar anatara 1,5-2,5 (chang & Myersonn,
1982). Bakteri ini mampu mendapatkan energi dari oksida besi ferrp (Fe2+) dan menjadi ferri Fe3+ dan
Biotechnology 2015

dengan mengoksidasi bentuk tereduksi sulfur menjadi asam sulfat (corbelt & Ingledew,1987). T.

49

ferrooxidans adalah bakteri yang paling aktif di tambang limbah akibat asam dan polusi logam. Situs
drainase tambang asam ekstrim juga mengekspos tingkat tinggi pirit, suatu unsur yang mudah
teroksidasi oleh T. ferrooxidans. Ini kapasitas oksidasi pirit-telah dimanfaatkan dalam industri
desulfurisasi batubara. T. ferrooxidans digunakan dalam pengolahan mineral industri dan proses

Biotechnology 2015

bioleaching. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk menyerang sulfida yang mengandung mineral

50

sulfida larut dan mengkonversi logam seperti tembaga dan seng ke dalam sulfat larut mereka logam.
Logam dipulihkan melalui proses bioleaching termasuk tembaga, uranium dan emas.
Reaksi pelepasan logam biasanya meliputi pengubahan cebakan logam yang tidak larut, biasanya
berupa sulfida, menjadi senyawa yang larut dan logam yang diinginkan lebih mudah dimurnikan atau
diekstrak. Bakteri pelepas logam dapat melakukan perubahan ini secara langsung dengan mengoksidasi
Biotechnology 2015

sulfida logam sehingga terbentuk besi ferri, asam sulfat dan sulfat logam dan hasil logam tergantung

51

jenis jebakanya. Beberapa reaksi pelepasan logam sebagai hasil serangan bakteri T. ferrooxidans
langsung adalah ;
4FeS2(pirit ) + 15O2 + H2O 2 Fe2(SO4)3 + 2H2SO4.. 1

Biotechnology 2015

4CuFeS2 (khalkopirit) + 17 O2 + H2SO4 4CuSO4 + 2Fe(SO4)3 + 2H2O2

52

2FeAsS (arsenopirit) + 2O2 + H2O 2FeSO4 + 2 H2SO4 3


CuS (kovelit) + 2O2 CuSO4 4
Pelepasan logam dari mineral oleh bakteri dapat juga secara tidak langsung. Seperti diperlihatkan

Biotechnology 2015

pada reaksi berikut ;

53

4FeS2 (pirit) + 2Fe(SO4)3 6Fe(SO4) + 4S.. 5


CuS (kovelit) + Fe2 (SO4)3 CuSO4 + 2F(SO4) + S..6
Besi ferri dan asam sulfat terbentuk melalui oksidasi langsung sulfide logam mampu
mengokidasi sendiri cebakan tertentu untuk membentuk oksidasi dan sulfat yang larut dalam larutan

Biotechnology 2015

asam.

54

Dengan menggunakan beberapa bakteri aerobik ototrofik yaitu Thiobacillus ferrooxidans. Spesies
bakteri ini bila ditumbuhkan dalam keadaan lingkungan yang mengandung biji tembaga atau besi akan
menghasilkan asam dan mengksidasikan biji tersebut disertai pengendapan atau pemisahan logam
besinya. Proses ini yang dinamakan pelindian atau bleaching. Dengan teknik ini dapat memperbaiki
cara pemisahan logam dari biji dan tidak mengakibatkan polusi udara (Waluyo,Lud.2005).

Biotechnology 2015

c. Oksidasi dan reduksi besi oleh Bakteri T. ferrooxidans

55

Dalam kondisis aerobik, bakteri Thiobacillus ferooxidans dapat menggunakn energi dari
mengisolsidasi Fe2+ (Waluyo,Lud.2009). Proses tersebut diantarannya : 2Fe2+ + O2 + 2 H+ 2Fe3+ +
H2O
Oksidasi pyrit (FeS2) menjadi SO42- dan Fe3+ dilakukan bakteri tersebut jika kondisis lingkungan
dengan keasaman tinggi. Thiobacillus ferroxidans mengoksidasi besi dalam bentuk ferro sulfat untuk
Biotechnology 2015

mengahasilkan ferri sulfat.

56

4FeSO4 + 2 H2SO4 + O2 2 Fe2 (SO4)3 + 2

H2O

Ferri sulfat mempengaruhi keasaman setelah

menghidrolisi

bentuk ferri hidroksida.

Biotechnology 2015

2 Fe2(SO4)3 + 12 H2O - 4 Fe (OH)3 + 6

57

H2SO4

ke

Apakah keuntungan dari proses oksidasi Fe2+ ? mikrobe akan mendapatkan tambahn energi. Ion
Fe

3+

yang terbentuk secara fisik akan melindungi mikroba dan meningkatkan stabilitas mikrokoloni

Biotechnology 2015

pada permukaan benda padat. (Waluyo,lud. 2009).

58

59
Biotechnology 2015

Biotechnology 2015

Skema proses oksidasi dan reduksi Fe oleh T.ferrooxidans

60

61
Biotechnology 2015

Biotechnology 2015

Skema pemulihan logam dengan proses


bioleaching

62

63
Biotechnology 2015

Skema bioleaching
T.ferroxidans

Biotechnology 2015

4.1 Kesimpulan

64

BAB V
PENUTUP

Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bakteri Thiobacillus ferrooxidans mampu
membantu dalam pengolahan biji logam sehingga menghasilkan logam yang berkualitas tinggi dengan
tahapan-tahapan khusus yaitu yang pertama Bijih logam berkualitas rendah yang dikenal sebagai
larutan peluluh, ditimbun. Disinilah banyak ditemukan bakteri. Kemudian, ke dalam larutan itu
ditambahkan larutan asam sulfat sehingga terjadi reaksi antara logam dan asam sulfat membentuk

Biotechnology 2015

logam sulfat (CuSO4). Setelah itu, logam besi ditambahkan ke dalam larutan tersebut sehingga besi

65

akan bereaksi dengan tembaga sulfat untuk melepaskan tembaga tersebut. Melalui proses tersebut
diperoleh logam murni yang telah terpisah dari bijihnya sehingga berkualitas. Seluruh proses itu
dibantu oleh bakteri Thiobacillus ferrooxidans.
Bio-oksidasi adalah proses oksidasi yang dilakukan dengan bantuan mikroorganisme, semacam
bakteri pemakan besi dan belerang ( thiobacillius ferrooksidan) dsb. Oksidasi tekanan udara dilakukan

Biotechnology 2015

dengan cara menyuntikkan oksigen ke dalam larutan disaat proses ekstraksi berlangsung. Penggilingan

66

halus dilakukan untuk memperoleh logam emas yang bebas ( terlepas dari perangkapnya). Selain
membantu meningkatkan kinerja pertambangan, bioteknologi telah banyak digunakan untuk mengatasi
pencemaran lingkungan. Dengan menggunakan mikroorganisme asli Indonesia, berbagai upaya untuk
mengatasi pencemaran lingkungan berhasil dikembangkan. Melalui pendekatan bioteknologi
lingkungan, misalnya teknologi bioremediasi, limbah minyak bumi, air asam tambang, limbah

Biotechnology 2015

mengandung merkuri dan fenol dapat dibersihkan.

67

Biotechnology 2015

DAFTAR PUSTAKA

68

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2011947-bioteknologi/#ixzz1eyVZv2OH
http://textbookofbacteriology.net)
Brierley, C.L., 1982. Microbial Mining. Scientific American. 247:42-50.

Biotechnology 2015

California State Water Resources Control Board, 2000. Risks and Benefits.

69

Clausen, C. A., 2000. Isolating metal-tolerant bacteria capable of removing Cu,Cr, and As from treated
wood. Waste Management & Research. 18: 264-268. UK.
Connel dan Miller, 1995.Logam Berat. http://id.shvoong.com/tags/logam-berat. Diakses pada tanggal 9
Januari 2011

Biotechnology 2015

Darmono.2001.Pengertian Logam Berat. http://letsbelajar.blogspot.com/2007/08/logam-berat.html


Diakses pada tanggal 9 Januari 2011

70

Gazso, L. G. 2001. The key microbial in the removal of toxic metal and radionuclides from the
enviroment. CEJOEM 2001. 7:178-185.
Ghorbani, N. R., Salehrastin, N., and Moeni, A., 2002. Heavy metals affect the microbial populations
and their activities. Symposium No. 54. 17th WCSS 14-21 August, Thailand. 2234:1-11.

Biotechnology 2015

Ledin, M., and K. Pedersen, 1996. The environmental impact of mine wastes Roles of
microorganisms and their significance in treatment of mine wastes. Earth-Science Reviews 41 (1996)
67-108.

71

Miettinen.1977.
Pengertian
dan
Macam
Logam
Berat.
http://dedepurnama.blogspot.com/2009/07/logam-berat.html Diakses pada tanggal 9 Januari 2011
Spain, A., 2003. Implication of microbial heavy metal tolerance in the environment. Review in
Undergraduate Research. 2: 1-6.

Biotechnology 2015

Sri Lestari, dkk, 2002, Pengaruh pH dan KonsentrasiAwal Terhadap Adsorpsi Tembaga oleh
Saccaromyces cerevisiae yang terimobilisasi pada silika gel, Yogyakarta : Jurusan Kimia, Fakultas
MIPA, UGM.

72

Biotechnology 2015

Taberima, Sartji.2004. Peranan Mikroorganisme Dalam Mengurangi Efek Toksik Pada Tanah
Terkontaminasi Logam Berat. Institut Pertanian Bogor.

73

Anda mungkin juga menyukai