PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bioteknologi dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya: bidang kedokteran,
pertanian dan lain sebagainya termasuk bidang pertambangan. Dalam bidang pertambangan dikenal
Biotechnology 2015
sebagai istilah metalurgi. Metalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan
perekayasaan mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral (mineral
dressing), ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy), proses produksi logam
(mechanical metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy). Salah satu cabangnya
adalah Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara
Biotechnology 2015
Metalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan
mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral (mineral dressing),
ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy), proses produksi logam (mechanical
metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy). Salah satu cabangnya adalah
Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara penambahan
Biotechnology 2015
Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat
yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono, 2001). Logam berat masih
termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak
dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme
hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk
Biotechnology 2015
hidup (Taberima, 2004). Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama
dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan
hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah industri (Connel dan
Miller, 1995).
Bakteri kemolitotrof merupakan salah satu bakteri yang mampu memisahkan logam dari
bijihnya. Bakteri ini hidup dari zat-zat anorganik, seperti besi dan belerang, dan memperoleh energi
Biotechnology 2015
dari pemecahan bahan kimia tersebut. Energi tersebut digunakan untuk sintesis karbon dioksida dan air
menjadi zat-zat organik. Proses sintesis ini dikenal dengan sebutan kemosintesis. Salah satu contoh
bakteri pemisah logam ini adalah bakteri Thiobacillus ferooxidans yang digunakan untuk
mengekstraksi tembaga dari bijih tembaga. Bakteri Thiobacillus ferroxidans, yaitu bakteri pemakan
batuan yang tumbuh subur di tempat pertambangan, peranannya sangat penting karena dapat
mengekstraksi berbagai jenis logam. Bakteri ini dapat memperoleh energinya dari oksidasi zat
Biotechnology 2015
anorganik, yaitu besi dan belerang. Bakteri ini juga dapat tumbuh dengan subur dalam lingkungan
tanpa adanya zat organik, dia mampu mengekstrak karbon secara langsung dari karbon dioksida di
atmosfer. Pemanfaatan mikrorganisme ini untuk memisahkan logam dari bijih logam yang diterapkan
di tambang logam karena logam tidak bisa dimanfaatkan jika terikat dengan bijihnya.
Biotechnology 2015
1.2.Rumusan masalah
1. Apakah bakteri Thiobacillus ferrooxidans dapat membantu dalam menghasilkan logam yang
berkualitas tinggi?
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui manfaat bakteri Thiobacillus ferrooxidans
Biotechnology 2015
1.4.Manfaat
Biotechnology 2015
BAB II
Biotechnology 2015
TINJAUAN PUSTAKA
10
Phyllum
: Proteobacteria
Kelas
: Schizomycetes
Ordo
: Pseudomonadales
Biotechnology 2015
Kingdom
11
Familia
: Thiobacteriaceae
Genus
: Thiobacillus
Species
: Thiobacillus ferrooxidans
Biotechnology 2015
2. Morfologi
12
Bakteri Thiobacillus ferrooxidans adalah Bakteri gram negatif aerobik khemolitotrofik Bakteri
berbentuk batang. Merupakan bakteri saprofit, yaitu bakteri yang hidupnya dari sisa-sisa organisme
mati atau sampah, Thiobacillus adalah warna, dengan kutub flagella bakteri. Mereka memiliki sebuah
besi oxida, yang memungkinkan mereka untuk memetabolisme ion besi.
Biotechnology 2015
3. Fisiologi
13
Thiobacillus ferrooxidans adalah bakteri di udara. Termasuk bakteri thermophilic, yaitu hidup pada
suhu 45-50o C. Selain itu juga termasuk ke dalam bakteri acidophilic, yang hidup pada pH dari 1,5
menjadi 2.5. Beberapa spesies, hanya tumbuh pada pH netral.
Biotechnology 2015
4. Ekologi
14
Thiobacillus ferrooxidans yang paling umum adalah jenis bakteri tambang di tumpukan sampah.
Organisme ini adalah acidophilic (asam loving), dan meningkatkan tingkat oksidasi pyrite Tailing
tumpukan di tambang batu bara dan deposito. Menurut Breemen (1993), kecepatan penurunan pH
akibat oksidasi pirit ditentukan oleh jumlah pirit, kecepatan oksidasi, kecepatan perubahan hasil
oksidasi, dan kapasitas netralisasi. Proses oksidasi yang dapat membahayakan, karena memproduksi
Biotechnology 2015
sulfuric acid, yang merupakan alat utama. Namun, juga dapat bermanfaat dalam pemulihan bahan
15
seperti tembaga dan uranium. Ferrooxidans untuk membentuk sebuah hubungan simbiotik dengan
anggota bakteri jenis Acidiphilium, bakteri yang mampu pengurangan besi. Jenis lainnya Thiobacillus
tumbuh dalam air dan endapan; terdapat kedua jenis air tawar dan air laut.
Thiobacillus ferrooxidans adalah bakteri biasanya digunakan dalam apa yang disebut
Biotechnology 2015
bioleaching, sebuah bioproses di mana mikroba yang digunakan untuk melarutkan logam dari deposit
16
mineral. Ini adalah bakteri yang paling umum digunakan dalam biomining. Lebih dari 30 persen
tembaga dunia diekstraksi melalui penggunaan T. ferrooxidans dengan cara ini, menurut "Ensiklopedia
Concise Bioresource Teknologi." Hal ini jelas menguntungkan bahwa mikroba mampu bioleaching
pertumbuhan terus-menerus untuk digunakan sukses di industri. Menurut jurnal "Aplikasi Mikrobiologi
Lingkungan," pertumbuhan T. ferrooxidans secara signifikan ditingkatkan melalui pengenalan karbon
Biotechnology 2015
dioksida dan sulfat besi. Thiobacillus ferrooxidans diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1947. Itu
17
diekstrak melalui drainase asam dari tambang batubara, laporan jurnal "Sadhana." T. ferrooxidans
memiliki sebuah oksidase besi, yang memungkinkan bakteri untuk memetabolisme ion logam, seperti
besi ferro. Oleh karena itu, mendapat energi dari oksidasi besi ferro atau dikurangi senyawa belerang
anorganik. Ini adalah salah satu bakteri yang digunakan dalam industri untuk mengekstraksi logam,
seperti tembaga dan uranium, dari bijih fungsi. Mengingat tingkat pertumbuhan T. ferrooxidans sukses
Biotechnology 2015
', bakteri dapat digunakan dalam teknologi desulfurisasi bahan bakar dan gas industri. Efisiensi dari
18
proses ini adalah kompetitif dengan metode tradisional desulfurisasi, dan produk samping belerang,
asam sulfat atau gipsum fitur. Menurut jurnal "Mikrobiologiia," untuk pertumbuhan bakteri terus
menerus, T. ferrooxidans membutuhkan sekitar 14 mg fosfor, magnesium 2 mg, 5 mg potasium dan 100
mg nitrogen. Langkah-langkah ini sesuai dengan per gram biomassa kering dari jumlah.
Meskipun T. ferrooxidans diklasifikasikan sebagai organisme aerobik - membutuhkan oksigen untuk
Biotechnology 2015
tumbuh dan bertahan hidup - itu dapat berkembang biak dalam kondisi anaerobik juga. Oksidasi
19
anaerobik telah ditunjukkan dengan T. ferrooxidans menggunakan elemen sulfur dengan sulfat besi.
Namun, besi sulfur atau besi elemental harus hadir dalam rangka untuk bakteri untuk tumbuh.
5. Pertumbuhan Thiobacillus Ferrooxidans
Menurut University of Minnesota, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan T. ferrooxidans
Biotechnology 2015
adalah suhu, air, pH dan nilai gizi. Mikroorganisme ini membutuhkan suhu dari 75 sampai 100 derajat
20
Fahrenheit untuk pertumbuhan optimal. Seperti meningkatkan suhu atau penurunan, tingkat
pertumbuhan terpengaruh. Rentang pH terbaik untuk T. ferrooxidans adalah antara 6,5 dan 7,5.
Demikian juga, konsentrasi optimal dari nitrogen, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk laju
pertumbuhan maksimum. Konsentrasi nitrogen harus 0,1-1,0 mg / L.
Biohidrometalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan
Biotechnology 2015
mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral (mineral dressing),
21
ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy), proses produksi logam (mechanical
metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy). Salah satu cabangnya adalah
Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara penambahan
mkhluk hidup seperti bakteri.
Misalnya : Thichacillus ferrooxidans berperan memisahkan logam dari bijihnya atau kotoran
Biotechnology 2015
sehingga didapat logam berkualitas tinggi. Sebagai contoh pada tembaga (Cu).
22
23
Biotechnology 2015
24
Biotechnology 2015
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Sumber dan Jenis Data
Biotechnology 2015
Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan karya tulis ini berasal dari berbagai literatur
kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Beberapa jenis referensi utama yang
25
digunakan adalah artikel ilmiah bersumber dari internet. Jenis data yang diperoleh variatif, bersifat
kualitatif maupun kuantitatif.
3.2 Pengumpulan Data
Biotechnology 2015
Metode penulisan bersifat studi pustaka. Informasi didapatkan dari berbagai literatur dan disusun
berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan diupayakan saling berhubungan,
relevan dengan topik, serta tidak menimbulkan bias.
26
Biotechnology 2015
27
Biotechnology 2015
Simpulan didapatkan setelah merujuk kembali pada rumusan masalah, tujuan penulisan, serta
pembahasan. Simpulan yang ditarik merepresentasikan pokok bahasan karya tulis, serta didukung
dengan saran praktis sebagai rekomendasi lanjut.
28
Biotechnology 2015
BAB IV
PEMBAHASAN
29
dan uranium berkualitas rendah. Misalnya bila larutan yang mengandung ion besi (Fe3+) dicuci melalui
30
endapan senyawa tembaga yang tidak dapat larut, logam dioksidasi menjadi senyawa yang dapat larut.
Dalam proses ini, (Fe3+) direduksi menjadi Fe2+. Fe3+ dapat dioksidasi kembali menjadi Fe3+ oleh
Thiobacillus ferrooxidans. Tembaga yang bisa larut kemudian pindah keluar dari bijih dan diperoleh
kembali sebagai logam murni yang berkualitas tinggi.
Selama ribuan tahun, penyulingan minyak atau mineral dan memisahkan tembaga dari bijih yang
Biotechnology 2015
berkualitas rendah dengan proses leaching Atau meluluhkan. Pada 1957, berhasil dikembangkan teknik
31
pemisahan logam dari bijinya dengan menggunakan jasa bakteri. Bakteri yangdapat memisahkan
logam dari bijihnya adalah Thiobacillus ferooxidans yang berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik
khususnya senyawa besi dan belerang. Bakteri ini termasuk jenis bakteri khemolitotrop atau bakteri
pemakan batuan. Bakteri khemolitotrop tumbuh subur pada lingkungan yang miskin senyawa organik,
Biotechnology 2015
32
Biotechnology 2015
bijihnya. Jadi, aktivitas Thiobacillus ferooxidans akan mengubah logam sulfida yang tidak larut dalam air
33
menjadi logam sulfat yang larut dalam air. Pada saat air mengalir melalui bebatuan, senyawa logam
sulfat (CuSO4) akan ikut terbawa dan lambat laun terkumpul pada kolam berwarna biru cemerlang.
Proses pemisahan logam dari bijihnya secara besar-besaran dapat dijelaskan sebagai berikut. Bakteri ini
secara alami terdapat di dalam larutan peluluh. Penambang tembaga akan menggerus batu pengikat
Biotechnology 2015
logam dan akan menyimpannya ke dalam lubang tempat buangan. Kemudian, mereka menuangkan
34
larutan asam sulfat ke tempat buangan tersebut. Saat larutan peluruh mengalir melalui dasar tempat
buangan, larutan peluluh akan mengandung tembaga sulfat.
Selanjutnya, penambang akan menambah logam besi ke dalam larutan peluluh. Tembaga sulfat
akan bereaksi dengan besi membentuk besi sulfat yang mampu memisahkan logam dari bijinya. Secara
umum, Thiobacillus ferooxidans membebaskan logam dari bijih tembaga dengan cara bereaksi dengan
besi dan belerang yang melekat pada batuan sehingga batuan mengandung senyawa besi dan belerang,
Biotechnology 2015
misalnya FeS2. Saat larutan peluluh mengalir melalui batu pengikat bijih,bakteri mengoksidasi ion
35
Fe2+ dan mengubahnya menjadi Fe3+. Unsur belerang yang terdapat dalam senyawa FeS2 dapat
bergabung dengan ionH+ dan molekul O2 membentuk asam sulfat (H2SO4). Bijih yang mengandung
tembaga dan belerang, misalnya CuS, ion Fe3+ akanmengoksidasi ion Cu+ menjadi tembaga divalen
atau Cu2+. Selanjutnya, bergabung dengan ion sulfat (SO4 2-) yang diberikan oleh asam sulfat untuk
Biotechnology 2015
membentuk CuSO4. Dengan cara tersebut, bakteri tersebut mampu menghasilkan tembaga kelas tinggi.
36
Selain itu, bakteri pencuci, seperti Thiobacillus juga dapat digunakan untuk memperoleh logam
berkualitas tinggi, seperti emas, galiu, mangan, kadmium, nikel, dan uranium.
Metabolisme bakteri itu pun dapat ditinjau dari dua sisi berdasarkan aktivitasnya. Yang pertama
ialah pengoksidasi yang melepaskan elektron besi secara enzimatis dan bersamaan dengan itu energi
yang dihasilkannya digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Yang kedua, pengoksidasi besi secara tidak
Biotechnology 2015
langsung dan produk metabolismenya bersifat asam sehingga pH-nya menjadi rendah. Ketika pH-nya
37
rendah ini justru ada bakteri yang merasa nyaman dan berkembang dengan baik. Di sini ada simbiosis,
baik mutualisme maupun komensalisme.
Proses pengolahan bijih bertujuan untuk mengatur ukuran partikel bijih,menghilangkan bagianbagian yang tidak diinginkan, meningkatkan kualitas, kemurnian atau grade bahan yang diproduksi.
Proses ini biasanya terdiri dari: penghancuran,penggilingan, pencucian, pelarutan, kristalisasi,
Biotechnology 2015
penyaringan, pemilahan, pembuatanukuran tertentu, sintering (penggunaan tekanan dan panas dibawah
38
Biotechnology 2015
39
Proses pengolahan yang paling umum dilakukan adalah pemisahan secara gravitasi (digunakan
untuk cadangan emas placer), penggilingan dan pengapungan(digunakan untuk bijih besi yang bersifat
basa), pelindian (dengan menggunakan tangkiatau heap leaching); pelindian timbunan (digunakan
untuk bijih tembaga kadar rendah)dan pemisahan secara magnetis. Tipikal langkah-langkah pengolahan
Biotechnology 2015
meliputipenggilingan,
40
pencucian,
penyaringan,
pemilahan,
penentuan
ukuran,
pemisahan
Biotechnology 2015
C. Teknik Biobleaching
41
Bioleaching merupakan suatu proses untuk melepaskan (remove) atau mengekstraksi logam dari
mineral atau sedimen dengan bantuan organisme hidup atau untuk mengubah mineral sulfida sukar
larut menjadi bentuk yang larut dalam air dengan memanfaatkan mikroorganisme (Brandl, 2001).
Sementara Bosecker (1987) mengungkapkan bahwa bioleaching merupakan suatu proses ekstraksi
logam yang dilakukan dengan bantuan bakteri yang mampu mengubah senyawa logam yang tidak
dapat larut menjadi senyawa logam sulfat yang dapat larut dalarn air melalui reaksi biokirnia.
Biotechnology 2015
Bioleaching logam berat dapat rnelalui oksidasi dan reduksi logam oleh mikroba, pengendapan ion-ion
42
bakteri ini akan mengubah sulfide yang tidak larut dalam air. Dengan demikian, apabila air dialirkan di
43
bebatuan yersebut, maka tembaga sulfat akan terbawa dan terkumpul di dalam
kolam
cemerlang.
Larutan biru cemerlang kemudian dialirkan melalui pipamengikat sulfat dan tembaga akan dilepas. Sehingga, akan
Biotechnology 2015
44
yang
45
Biotechnology 2015
ferrooxidans adalah senyawa, belerang, dan besi .Dalam prosesnya bakteri ini membutuhkan oksigen.
46
Golongan Thiobacillus genus, juga dikenal sebagai Acidithiobacillus, tidak mengandung warna,
bakteri berbentuk batang . Bakteri ini memiliki kemampuan untuk memperoleh energi dari oksidasi
senyawa sulfur . Oleh karena itu persyaratan lingkungan termasuk adanya senyawa belerang anorganik.
Bakteri ini pernapasannya preferentially memanfaatkan oksigen sebagai akseptor elektron terminal
Biotechnology 2015
(rachel, Klapper.2008)
47
Thiobacillus adalah genus yang paling penting dari chemolithotrophs yang memetabolisme
belerang. Ini termasuk sel berbentuk batang motil yang dapat diisolasi dari sungai, kanal, tanah sulfat
diasamkan, drainase limbah tambang dan daerah pertambangan lainnya. Thiobacilli ini disesuaikan
dengan variasi yang luas dari suhu dan pH dan dapat dengan mudah diisolasi dan diperkaya. Bakteri ini
Biotechnology 2015
dapat melakukan hubungan simbiotik dengan anggota dari genus acidipilum, sebuag bakteri yang
48
mampu mereduksi besi. Species lain dari bakteri ini ada juga yang mampu hidup dalam air dan
sedimen.
T. ferroxidans adalah bakteri pelepas logam yang paling banyak diteliti, berbentuk batang kecil,
menyukai temapat yang sangat asam dengan pH optimum berkisar anatara 1,5-2,5 (chang & Myersonn,
1982). Bakteri ini mampu mendapatkan energi dari oksida besi ferrp (Fe2+) dan menjadi ferri Fe3+ dan
Biotechnology 2015
dengan mengoksidasi bentuk tereduksi sulfur menjadi asam sulfat (corbelt & Ingledew,1987). T.
49
ferrooxidans adalah bakteri yang paling aktif di tambang limbah akibat asam dan polusi logam. Situs
drainase tambang asam ekstrim juga mengekspos tingkat tinggi pirit, suatu unsur yang mudah
teroksidasi oleh T. ferrooxidans. Ini kapasitas oksidasi pirit-telah dimanfaatkan dalam industri
desulfurisasi batubara. T. ferrooxidans digunakan dalam pengolahan mineral industri dan proses
Biotechnology 2015
bioleaching. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk menyerang sulfida yang mengandung mineral
50
sulfida larut dan mengkonversi logam seperti tembaga dan seng ke dalam sulfat larut mereka logam.
Logam dipulihkan melalui proses bioleaching termasuk tembaga, uranium dan emas.
Reaksi pelepasan logam biasanya meliputi pengubahan cebakan logam yang tidak larut, biasanya
berupa sulfida, menjadi senyawa yang larut dan logam yang diinginkan lebih mudah dimurnikan atau
diekstrak. Bakteri pelepas logam dapat melakukan perubahan ini secara langsung dengan mengoksidasi
Biotechnology 2015
sulfida logam sehingga terbentuk besi ferri, asam sulfat dan sulfat logam dan hasil logam tergantung
51
jenis jebakanya. Beberapa reaksi pelepasan logam sebagai hasil serangan bakteri T. ferrooxidans
langsung adalah ;
4FeS2(pirit ) + 15O2 + H2O 2 Fe2(SO4)3 + 2H2SO4.. 1
Biotechnology 2015
52
Biotechnology 2015
53
Biotechnology 2015
asam.
54
Dengan menggunakan beberapa bakteri aerobik ototrofik yaitu Thiobacillus ferrooxidans. Spesies
bakteri ini bila ditumbuhkan dalam keadaan lingkungan yang mengandung biji tembaga atau besi akan
menghasilkan asam dan mengksidasikan biji tersebut disertai pengendapan atau pemisahan logam
besinya. Proses ini yang dinamakan pelindian atau bleaching. Dengan teknik ini dapat memperbaiki
cara pemisahan logam dari biji dan tidak mengakibatkan polusi udara (Waluyo,Lud.2005).
Biotechnology 2015
55
Dalam kondisis aerobik, bakteri Thiobacillus ferooxidans dapat menggunakn energi dari
mengisolsidasi Fe2+ (Waluyo,Lud.2009). Proses tersebut diantarannya : 2Fe2+ + O2 + 2 H+ 2Fe3+ +
H2O
Oksidasi pyrit (FeS2) menjadi SO42- dan Fe3+ dilakukan bakteri tersebut jika kondisis lingkungan
dengan keasaman tinggi. Thiobacillus ferroxidans mengoksidasi besi dalam bentuk ferro sulfat untuk
Biotechnology 2015
56
H2O
menghidrolisi
Biotechnology 2015
57
H2SO4
ke
Apakah keuntungan dari proses oksidasi Fe2+ ? mikrobe akan mendapatkan tambahn energi. Ion
Fe
3+
yang terbentuk secara fisik akan melindungi mikroba dan meningkatkan stabilitas mikrokoloni
Biotechnology 2015
58
59
Biotechnology 2015
Biotechnology 2015
60
61
Biotechnology 2015
Biotechnology 2015
62
63
Biotechnology 2015
Skema bioleaching
T.ferroxidans
Biotechnology 2015
4.1 Kesimpulan
64
BAB V
PENUTUP
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bakteri Thiobacillus ferrooxidans mampu
membantu dalam pengolahan biji logam sehingga menghasilkan logam yang berkualitas tinggi dengan
tahapan-tahapan khusus yaitu yang pertama Bijih logam berkualitas rendah yang dikenal sebagai
larutan peluluh, ditimbun. Disinilah banyak ditemukan bakteri. Kemudian, ke dalam larutan itu
ditambahkan larutan asam sulfat sehingga terjadi reaksi antara logam dan asam sulfat membentuk
Biotechnology 2015
logam sulfat (CuSO4). Setelah itu, logam besi ditambahkan ke dalam larutan tersebut sehingga besi
65
akan bereaksi dengan tembaga sulfat untuk melepaskan tembaga tersebut. Melalui proses tersebut
diperoleh logam murni yang telah terpisah dari bijihnya sehingga berkualitas. Seluruh proses itu
dibantu oleh bakteri Thiobacillus ferrooxidans.
Bio-oksidasi adalah proses oksidasi yang dilakukan dengan bantuan mikroorganisme, semacam
bakteri pemakan besi dan belerang ( thiobacillius ferrooksidan) dsb. Oksidasi tekanan udara dilakukan
Biotechnology 2015
dengan cara menyuntikkan oksigen ke dalam larutan disaat proses ekstraksi berlangsung. Penggilingan
66
halus dilakukan untuk memperoleh logam emas yang bebas ( terlepas dari perangkapnya). Selain
membantu meningkatkan kinerja pertambangan, bioteknologi telah banyak digunakan untuk mengatasi
pencemaran lingkungan. Dengan menggunakan mikroorganisme asli Indonesia, berbagai upaya untuk
mengatasi pencemaran lingkungan berhasil dikembangkan. Melalui pendekatan bioteknologi
lingkungan, misalnya teknologi bioremediasi, limbah minyak bumi, air asam tambang, limbah
Biotechnology 2015
67
Biotechnology 2015
DAFTAR PUSTAKA
68
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2011947-bioteknologi/#ixzz1eyVZv2OH
http://textbookofbacteriology.net)
Brierley, C.L., 1982. Microbial Mining. Scientific American. 247:42-50.
Biotechnology 2015
California State Water Resources Control Board, 2000. Risks and Benefits.
69
Clausen, C. A., 2000. Isolating metal-tolerant bacteria capable of removing Cu,Cr, and As from treated
wood. Waste Management & Research. 18: 264-268. UK.
Connel dan Miller, 1995.Logam Berat. http://id.shvoong.com/tags/logam-berat. Diakses pada tanggal 9
Januari 2011
Biotechnology 2015
70
Gazso, L. G. 2001. The key microbial in the removal of toxic metal and radionuclides from the
enviroment. CEJOEM 2001. 7:178-185.
Ghorbani, N. R., Salehrastin, N., and Moeni, A., 2002. Heavy metals affect the microbial populations
and their activities. Symposium No. 54. 17th WCSS 14-21 August, Thailand. 2234:1-11.
Biotechnology 2015
Ledin, M., and K. Pedersen, 1996. The environmental impact of mine wastes Roles of
microorganisms and their significance in treatment of mine wastes. Earth-Science Reviews 41 (1996)
67-108.
71
Miettinen.1977.
Pengertian
dan
Macam
Logam
Berat.
http://dedepurnama.blogspot.com/2009/07/logam-berat.html Diakses pada tanggal 9 Januari 2011
Spain, A., 2003. Implication of microbial heavy metal tolerance in the environment. Review in
Undergraduate Research. 2: 1-6.
Biotechnology 2015
Sri Lestari, dkk, 2002, Pengaruh pH dan KonsentrasiAwal Terhadap Adsorpsi Tembaga oleh
Saccaromyces cerevisiae yang terimobilisasi pada silika gel, Yogyakarta : Jurusan Kimia, Fakultas
MIPA, UGM.
72
Biotechnology 2015
Taberima, Sartji.2004. Peranan Mikroorganisme Dalam Mengurangi Efek Toksik Pada Tanah
Terkontaminasi Logam Berat. Institut Pertanian Bogor.
73