Anda di halaman 1dari 8

BIOTEKNOLOGI PERTAMBANGAN

Pemanfaatan Thiobacillusferrooxidans sebagaiBakteri Pemisah Logam Besi


BIOHIDROMETALURGI

bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan


makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari
makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. 

Penerapan Bioteknologi di Bidang Pertambangan

Di bidang pertmbangan, berkembang bioteknologi untuk


memisahkan logam dari bijinya yaitu dengan pemanfaatan
bakteri Thiobacillus ferrooxidans. Bakteri ini merupakan bakteri
kemolitotrof yang mampu memisahkan logam dari bijinya. Energi yang
digunakan Thiobacillus ferrooxidans dalam memisahkan logam dari
bijinya berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik khususnya
senyawa besi dan belerang. Asam sulfat dari besi sulfat melarutkan
logam dari bijinya .
Mekanisme Pemanfaatan  T. ferrooxidans dalam pemisahan logam
besi
T. ferroxidans adalah bakteri pelepas logam yang paling banyak diteliti,
berbentuk batang kecil, menyukai temapat yang sangat asam dengan pH
optimum berkisar anatara 1,5-2,5 (chang & Myersonn, 1982). Bakteri ini
mampu mendapatkan energi dari oksida besi ferrp (Fe2+) dan menjadi
ferri Fe3+ dan dengan mengoksidasi bentuk tereduksi sulfur menjadi
asam sulfat (corbelt & Ingledew,1987). T. ferrooxidans adalah bakteri
yang paling aktif di tambang limbah akibat asam dan polusi logam. Situs
drainase tambang asam ekstrim juga mengekspos tingkat tinggi pirit,
suatu unsur yang mudah teroksidasi oleh T. ferrooxidans. Ini kapasitas
oksidasi pirit-telah dimanfaatkan dalam industri desulfurisasi
batubara. T. ferrooxidans digunakan dalam pengolahan mineral industri
dan proses bioleaching. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk
menyerang sulfida yang mengandung mineral sulfida larut dan
mengkonversi logam seperti tembaga dan seng ke dalam sulfat larut
mereka logam. Logam dipulihkan melalui proses bioleaching termasuk
tembaga, uranium dan emas.

Skema pemulihan logam dengan proses bioleaching

Skema bioleaching T.ferroxidans


T. ferrooxidans berasal energi dari oksidasi besi ferro menjadi besi ferri,
dan mengurangi senyawa sulfur menjadi asam sulfat. Deposit belerang 
bisa menumpuk di dinding sel bakteri.   Produk sampingan lain dari
metabolisme (asam sulfat) kadang-kadang berhubungan dengan korosi
oksidatif dari beton dan pipa. Dalam lingkungan
tanah, T. ferrooxidans berguna sebagai sumber slow release fosfat dan
sulfat untuk pemupukan tanah. (Kuenen, J. Gijs, et al.1992)
            Reaksi pelepasan logam biasanya meliputi pengubahan cebakan
logam yang tidak larut, biasanya berupa sulfida, menjadi senyawa yang
larut dan logam yang diinginkan lebih mudah dimurnikan atau diekstrak.
Bakteri pelepas logam dapat melakukan perubahan ini secara langsung
dengan mngoksidasi sulfida logam sehingga terbentuk besi ferri, asam
sulfat dan sulfat logam dan hasil logam tergantung jenis cebakanya
(Maha dan cork,1990; torma 1997; Ohmura et all. 1993)
Beberapa reaksi pelepasan logam sebagai hasil serangan bakteri T.
ferrooxidans langsung adalah ;
4FeS2(pirit ) + 15O2 + H2O à 2 Fe2(SO4)3 + 2H2SO4….. 1
4CuFeS2 (khalkopirit) + 17 O2 + H2SO4 à4CuSO4 + 2Fe(SO4)3 +
2H2O…2
2FeAsS (arsenopirit) + 2O2 + H2O à 2FeSO4 + 2 H2SO4 …3
CuS (kovelit)  + 2O2 à CuSO4 ……4
            Pelepasan logam dari mineral oleh bakteri dapat juga secara tidak
langsung. Seperti diperlihatkan pada reaksi berikut ;
4FeS2 (pirit) + 2Fe(SO4)3 à 6Fe(SO4) + 4S…….. 5
CuS (kovelit) + Fe2 (SO4)3 à CuSO4 + 2F(SO4) + S………..6
Besi ferri dan asam sulfat terbentuk melalui oksidasi langsung sulfide
logam mampu mengokidasi sendiri cebakan tertentu untuk membentuk
oksidasi dan sulfat yang larut dalam larutan asam
Dengan menggunakan beberapa bakteri aerobik ototrofik yaitu
Thiobacillus ferrooxidans. Spesies bakteri ini bila ditumbuhkan dalam
keadaan lingkungan yang mengandung biji tembaga atau besi akan
menghasilkan asam dan mengksidasikan biji tersebut disertai
pengendapan atau pemisahan logam besinya. Proses ini yang dinamakan
pelindian atau bleaching. Dengan teknik ini dapat memperbaiki cara
pemisahan logam dari biji dan tidak mengakibatkan polusi udara
(Waluyo,Lud.2005)..

Oksidasi dan reduksi besi oleh Bakteri T. ferrooxidans


Dalam kondisis aerobik, bakteri Thiobacillus ferooxidans dapat
menggunakn energi dari mengisolsidasi Fe2+ (Waluyo,Lud.2009).  Proses
tersebut diantarannya :

2Fe2+  +  ½ O2 + 2 H+ à 2Fe3+ + H2O


 Oksidasi pyrit (FeS2) menjadi SO42- dan Fe3+  dilakukan bakteri tersebut
jika kondisis lingkungan dengan keasaman tinggi. Thiobacillus
ferroxidans mengoksidasi besi dalam bentuk ferro sulfat untuk
mengahasilkan ferri sulfat.
4FeSO4  + 2 H2SO4 + O2 à 2 Fe2 (SO4)3 +  2  H2O
Ferri sulfat mempengaruhi keasaman setelah menghidrolisi ke bentuk
ferri hidroksida.
2 Fe2(SO4)3 + 12 H2O -à 4 Fe (OH)3 + 6 H2SO4
Apakah keuntungan dari proses oksidasi Fe2+ ? mikrobe akan
mendapatkan tambahn energi. Ion Fe 3+ yang terbentuk secara fisik akan
melindungi mikroba dan meningkatkan stabilitas mikrokoloni pada
permukaan benda padat. (Waluyo,lud. 2009).

Skema  proses oksidasi dan reduksi Fe oleh T.ferrooxidans


Aplikasi bioleaching secara umum :
Pembakaran pirit (FeS2)
Pada langkah pertama, disulfide secara spontan dioksidasi menjadi
tiosufat oleh besi ferri (Fe3+),yang kemudian akan dikurangi untuk
memeberikan besi ferrous (Fe2+)
FeS2 +  6 Fe3+ + 3 H2- à 7 Fe 2- + S2O3 2- + 6 H–           (1) spontan
Besi ferrous ini kemudian dioksidasi oleh bakteri aerob :
4Fe2+  + O2 + 4H+ à 4Fe3- + 2H2O                            (2) Oksidasi besi
Tiosulfat juga dioksidasi oleh bakteri untuk memberikan sulfat ;
S2o32- + 2O2 + H2O à 2SO4 2- + 2H–                                   (3) oksidasi belerang.
Besi-besi dihasilkan dalam reaksi  2 sulfida teroksidasai lebih seperti
pada reaksi 1, menutup siklus dan diberi reaksi bersih
2 FeS2 + 7O2 + 2H2O à 2Fe2+ + 4SO4 2- + 4H–                  (4)
Produk bersih reaksi yang larut yaitu ferro sulfat dan asam sulfat.
Proses oksidasi mikroba terjadi pada membrane sel bakteri. Bebrapa
electron masuk ke dalam sel yang digunakan dalam proses biokimia
unutk menghasilkan energy bagi bakteri sementara mengurangi oksigen
ke air. Reaksi kritis adalah oksidasi sulfide dengan besi besi. Peran utma
dari bakteri adalah langkah regenerasi reakttran ini. Proses untuk
tembaga sangat mirip, namun efisiensi dan kinetika tergantung pada
mineral temabah. Mineral temabaga utama kalkopirit (CuFeS2) jumlah
melimpah dan sanagt efisien. Pencucian CuFeS2 terdiri dari 2 tahap yaitu
menajdi teralrut dan kemudian lebih lanjur oksidasi, dengan Cu2+ ion
yang tertinggal dalam larutan (Novi hidayatullah, dkk.2011).
Pencucian kalkopirit ;
CuFeS2 + 4 Fe3+ à Cu2- + 5Fe2-  + 2 S          (1) spontan
4Fe2+ + O2 + 4 H+ à 4 Fe 3- + 2 H2O             (2) oksidaisi besi
2 S + 3O2 + 2H2O à 2 SO4 2- + 4 H–             (3) oksidasi belerang
CuFeS2 + 4 O2 à Cu2- + Fe 2- + 2 SO4 2-          (4) Reaksi berakhir
Secara umum, sulfide yang pertama dioksidsi menajdi sulfur elemental,
sedangkan sulfide yang teroksidasi untuk membentuk tiosulfat, dan
proses ini dapat diterapkan pada biji sulfide lain. Dalam hal ii tujuan
tunggal langkah bakteri adalah regenerasi Fe 3+ sulfidik bijih besi dapat
ditambhakan untuk mempercepat proses dan menyediakan sumber besi.
(Novi hidayatullah, dkk.2011).
 
Skema proses bioleaching T.ferooxidans
 
Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Bakteri Thiobacillus
ferrooxidans
Keuntungan
Kehadiran bakteri secara signifikan dapat meningkatkan kecepatan
proses pencucian secara keseluruhan
Thiobacillus ferrooxidans akan mengoksidasi senyawa besi belerang
(besi sulfida) di sekelilingya. proses ini membebaskan sejumlah energi
yang akan digunakan untuk membentuk senyawa yang diperlukan dan
menghasilkan senyawa asam sulfat dan besi sulfat. kedua senyawa ini
akan menyerang bebatuan di sekitar tembaga sehingga dapat lepas dari
bijinya.
Thiobacillus ferrooxidans akan mengubah tembaga sulfida yang tidak
larut dalam air menjadi tembaga sulfat yang larut dalam air.  Ketika air
mengalir melalui batuan, senyawa tembaga sulfat akan ikut terbawa dan 
lambat laut terkumpul dalam kolam berwarna biru cemerlang
Dalam lingkungan tanah, T.ferrooxidans berguna sebagai sumber slow
release fosfat dan sulfat untuk pemupukan tanah. (Kuenen, J. Gijs, et
al.1992)
Thiobacillus ferroxidans merupakan bakteri kemolitotrof, dimana
bakteri kemo dapat mengambil dan mngumpulkan io-ion logam beracun
sehingga bermanfaat untuk memindahkan polutan dari air limbah. usaha
memperbaiki kualitas lahan termasuk tanah dan air serta pencemaran
dengan  menggunakan mikroorganisme disebut bioremediasi
(wujaya,jati.2008).
Thiobacillus dapat membantu produsen logam menghemat energi,
mngurangi polusi dan demikian menekan biaya produksi(Majalah
Tempo,2010).
Dalam hal tujuan tunggal langkah bakteri adalah regenerasi Fe 3+
sulfidik bijih besi dapat ditambhakan untuk mempercepat proses dan
menyediakan sumber besi
Kerugian
Bakteri Thiobacillus ferrooxidans pengoksidasi Fe (mengubah Fe3+ yang
bersifat sebagai ion terlarut menjadi Fe (OH)3) yang bersifat tidak larut)
dapat menimbulkan korosi. Prose korosi secara mikrobiologis tidak
berarti logam tersebut dimakan oleh mikroorganisme tetapi akibat
pertumbuhan mikrobe tersebut yang mengahsilakn senyawa, Yang
bersifat korosif misalnya asam (Waluyo,Lud.2009). Produk sampingan
lain dari metabolisme (asam sulfat) bakteri T. ferrooxidans kadang-
kadang berhubungan dengan korosi oksidatif dari beton dan pipa.
(Kuenen, J. Gijs, et al.1992). Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut
mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh
energi bagi keberlangsungan hidupnya.
Gambar permukaan logam yang terkorosi

Anda mungkin juga menyukai