Anda di halaman 1dari 3

TAK DISANGKA

Karya Dewi Fitriani

Kringgg… kringg… kring… (bunyi bel tanda masuk kelas)

Semua anak anak kelas 12 memasuki kelas. Dan berbeda dengan kelas 12 5 ini yang
ruang kelas nya berada di paling ujung dan urutan kelas paling akhir yang sudah
mendengarkan bel tetapi masih saja berada didepan kelas untuk bercerita ataupun lainnya.
Salah satu anak dari kelas 12 5 yang tiba tiba datang dengan cepat karena terlambat
memberitahukan bahwa pak guru sedang berjalan menuju kelas.

“pak guru datang pak guru datang, cepat masuk kelas semua sebelum pak guru
melihatnya” (ucap Asep dengan nada cepat dan napas tidak beraturan karena dia terlambat).

Semua anak kelas 12 5 segera memasuki kelas dan duduk dengan rapi namun muka
sedikit tegang karena akan bertemu dengan guru killer disekolah. Ketukan sepatu yang sudah
mulai terdengar dari tangga yang akan menuju kekelas dan akhirnya sudah sampailah pak
guru. Pak Anto nama panggilan nya. Ketika sampai didepan pintu pak Anto langsung melihat
sekeliling isi dari kelas. Kemudian ia tertuju dengan siswa yang duduk di pojok sedang tidur.

“ siapa itu pagi pagi sudah tidur, mengganggu pemandangan saja. Cepat bangun atau
keluar dari kelas untuk tidak mengikuti pelajaran ini!!” suara keras yang membuat rizki
terbangun dari tidurnya.

“astaga… maaf pak guru tadi saya sedang tidak tidur pak, saya tadi cuma lagi
menunduk saja pak” alasan yang diucapkan oleh Rizki, untung saja pak Anto tidak
memperpanjang masalah ini, kalau sampai diperpanjang bisa saja Rizki masuk ke ruang BK
lagi untuk kesekian kalinya karena berbuat ulah. Kemudian pak Anto langsung menuju
tempat duduk dan menaruh buku dan laptop yang ia bawa.

“Selamat pagi anak anak” sapaan pak guru dan dijawab semua anak anak.

“Kali ini saya akan membahas tentang masa depan. Jadi apa kalian sudah mempunyai
rencana atau belum. Bagi yang sudah nanti mungkin ada yang mau ditanyakan dan bagi yang
belum, bagaimana? Kalian mau ngapain setelah lulus? Kerja? Atau mau langsung menikah?
Wah seperti ada yang mau saja sama kalian” ledekan pak Anto yang membuat anak anak
tertawa. Pak Anto yang dianggap killer ini juga bisa menjadi guru yang mengasyikan.

“ tuh pak rizki katanya mau langsung nikah” ucap salah satu temen rizki yang suka
ngledek.

“jangan sembarangan kamu ini, aku tuh mau jadi TNI dulu baru nikah, awas saja yah
kamu, tunggu saja suatu saat ini’ jawab rizki dengan nada kesal.

“yang benar saja kamu, tiap hari bikin masalah, bolak balik keluar masuk BK, seperti
itu mau jadi TNI, yang benar saja” ledekan pak guru.
Rizki hanya terdiam saja. Teman temannya menertawakan dia bahwa dia tak mampu.
2 jam pelajaran dari pak Anto telah usai yang ditandai dengan bel istirahat berbunyi. Semua
siswa keluar kelas masing dan menuju kantin untuk membeli makanan.

(Dirumah)

Berjalan menuju kamar dengan lemas dan kesal. Memasuki kamar dan menutup pintu
dengan keras sehingga ayahnya mendengarnya ketika sedang duduk membaca koran di
belakang rumah. Kemudian ayah mendekati kamar rizki dan bingung apa yang sedang
dirasakan rizki saat ini. Perlahan lahan ayah mengetuk pintu kamar rizki.

Tok…tokk…tokk…. (suara ketukan pintu)

“ki, kamu kenapa, kamu tidak mau bercerita dengan ayah, barangkali ayah bisa bantu,
ayo ki buka pintunya”. Bujukan ayah untuk membuka pintu agar dapat mengetahui apa yang
sedang dialami anaknya saat ini.

Kemudian rizki membukakan pintu kamar dan ayahnya memasuki kamar dan duduk
dikursi belajar. Sedangkan rizki langsung menghapirinya dan siap akan bercerita dengan
ayahnya apa yang ia alami.

“jadi gini yah, apakah aku ini tidak pantas untuk jadi TNI?” tanya rizki

“Maksud kamu apa, menyakan begitu, tentu pasti kamu bisa jadi TNI dong, badan
kamu udah cocok untuk jadi seorang TNI nak, tiap hari kamu rajin berolahraga, setiap minggu
kamu latian fisik sama ayah, itu udah jadi salah satu persiapan kamu agar bisa jadi TNI”
kalimat penyemangat dari ayah. Namun rizki tetap teringat dengan kata kata yang diucapkan
pak guru tadi sekolah.

“heh kamu, ini kenapa sih, ada apa” gerakan tangan ayah membuyarkan lamun rizki

“jadi gini yah, ayah pasti sudah tau kalau aku disekolah itu sering membuat masalah.
Dari mulai bermasalah dengan guru, berantem dengan teman, bolak balik keluar masuk BK,
ayah dipanggil ke sekolah, terus belum lagi saat aku dikelas, teman teman membicarakanku,
meledek ku, jadi aku merasa kalau aku ini tidak pantas untuk jadi seorang TNI” jawab rizki
dengan nada pasrah.

“Ayah tau kok, tapi masa iya dengan begitu kamu tidak bisa menggapai apa yang
kamu mau. Seharusnya omongan omongan seperti itu harus kamu jadikan sebagai motivasi
kamu untuk bangkit agar bisa menggapai apa yang kamu mau”. Ucap ayah

“jadi begitu ya yah, berarti nanti kalau nanti ada yang ngomong begitu ga usah
didengirin ya yah, tetap fokus aja buat kedepannya” jawab rizki

“iya begitu, kamu harus bisa menyaring kata kata dari orang lain mana yang terbaik
dan mana yang harus diabaikan. Biasakan dengan pikiran positifmu agar motivasi kamu selalu
ada. Pesan satu lagi dari ayah buat kamu ki, udah gede jangan buar masalah lagi, berteman
dengan baik dengan teman temanmu agar hubungan pertemanan kalian erat sampai tua nanti”
ujar ayah.

“baik yah, akan aku laksanakan perintah ayah. Terima kasih atas segalanya ayah
sehingga aku sudah sebesar ini. Dan sebentar lagi anak ayah ini bisa membuat ayah menjadi
bangga punya anak seperti aku ini, doakan yang terbaik untukku ayah” jawab rizki dengan
semangat.

Sekarang rizki berusaha untuk tidak berbuat ulah lagi dan tidak membuat masalah.
Kini ia berusaha untuk memperbaiki hidupnya. Berteman dengan semua teman dengan baik
tanpa membuat masalah.

“kok sekarang rizki kaya berubah yah, sudah tidak berulah lagi dan sudah jarang
keluar masuk Bk, hahaha padahal dulu dia langganannya yah” ujar teman rizki ketemannya
yang merasa heran dengan sikap rizki yang sudah berubah.

Hari ini adalah hari pengumuman seleksi pendaftaran anggotan TNI. Kebetulan di
sekolah Rizki banyak yang mengikuti seleksi sehingga sekolah yang memberikan daftar
pengumuman siapa yang ikutan terseleksi. Pukul 10 tepat pengumuman disampaikan lewat
kertas yang di tempelkan pada papan pengumuman. Satu persatu membaca nama dari atas,
badan yang sudah panas dingin siap atau tidak siap harus bisa menerima semua ini.dan
akhirnya rizki lolos seleksi.

“Allhamdulillah ya Allah, terima kasih atas semua ini. Aku bisa lolos seleksi dari 35
siswa yang mendaftar di sekolah ini hanya 9 anak yang terpilih dan salah satunya itu aku, aku
sangat bersyukur ya Allah.” Ucap syukur rizki dengan nada bahagia

“wah yang dulu langganan BK sekarang bakal jadi calon TNI nih” ucap teman rizki
yang suka ngledek rizki. Namun rizki hanya tersenyum saja mendengar kata kata yang
diucapkan temannya.

Kini rizki sangat senang karena sudah terpilih seleksi menjadi anggota TNI.
Sedangakan teman temannya yang suka ngledek rizki belum bisa masuk seleksi. Beberapa
bulan kemudian ia sudah dapat mengikuti pelatihan. Sekarang ia bisa membanggakan ayah
tercintanya.

-TAMAT-

Anda mungkin juga menyukai