1.1 Pengertian :
1.4 Karbohidrat
1.4.1 Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau turunan turunan.
Keduanya dengan rumus umum (Cn(H2O)m). Dimana n= n 1 atau kelipatan bilangan bulat
lainnya. (Sumardjo,1998)
Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau
metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah,
sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintetis dari hati dan digunakan oleh sel-sel
pada jaringan otot sebagai sumber energi. jadi ada bermacam-macam senyawa yang termasuk
dalam golongan karbohidrat ini. Dari contoh tadi kita dapat mengetahui bahwa amilum atau
pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa
karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia.
(Poedjiadi,1994)
1.4.1 Klasifikasi Karbohidrat
a. Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana karena tidak dapat
dihidrolisis lagi menjadi karbohidrat yang lain memiliki rumus empiris (CH 2O)n.
Monosakarida terbagi menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Aldosa
Mengandung gugus aldehid (CHO) bebas dan gugus hidroksi (CH) bebas,
contoh : glukosa dan galaktosa. Adanya gugus aldehid pada glukosa dan
galaktosa menyebabkan positif fehling dan akan membentuk endapan merah
bata (Cu2O) Aldosa merupakan gula pereduksi yang berarti bahwa fungsi
aldehid bebas dari bentuk rantai terbuka mampu untuk dioksidasi menjadi
gugus asam karboksilat. Yang termasuk Aldosa antara lain :
a. Glukosa
Suatu aldoheksana yang sering disebut deksirona gula darah dan juga gula
anggur. Disebut dekstrona karena dapat memutar cahaya terpolarisasi ke
kanan, memiliki rumus molekul C6H1206, glukosa mengandung empat atom
karbon osimetrik yang ditandai, yaitu :
(Fessenden, 1984)
b. Galaktosa
Merupakan monosakarida yang paling rendah kemanisanya, dapat
memutar cahaya terpolarisasi ke kanan, proses oksidasi oleh asam kuat
dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam kuat yang
kurang larut dalam air. Galaktosa merupakan hasil hidrolisis dari larutan
(gula susu) yang melalui proses metabolisme diubah menjadi gula yang
dapat menghasilkan energi.
(Fessenden, 1984)
2. Ketosa
Merupakan monosakarida yang mengandung gugus keton dan sifatnya
menyerupai keton alifatik (alkuna) contohnya yaitu fruktosa, sifat-sifatnya
adalah :
Mengandung gugus keton bebas atau karbonil bebas disamping
gugus hidroksida (OH).
Dapat terhidrasi jika dipanaskan bersama asam mineral kuat.
Jika bereaksi dengan phernhyo Indino akan membentuk senyawa
berwarna kuning.
Dapat mereduksi Fehling membentuk larutan merah bata dan juga
mereduksi benedict.
Fruktosa sering disebut selulosa karena memutar bidang polarisasi
ke kiri. Fruktosa merupakan gula termanis.
(Fessenden, 1984)
b. Disakarida
Bila dihidrolisis akan menghasilkan 2 molekul monosakarida yang sama atau
berbeda. Disakarida terbentuk dari 2 molekul monosakarida dimana tergabung
melalui ikatan glioksida yang berbentuk antara karbon aromatik dan salah satu
monosakarida dengan gugus hidroksil dari monosakarida lainnya, terhadap
aktivitasnya terhadap oksidator, maka disakarida dibedakan atas disakerida produksi
(maltosa, laktosa) dan disakarida non produksi (sukrosa). Hidrogen disakarida oleh
pengaruh asam-asam mineral energi panas atau oleh enzim disakarida pada kondisi
tertentu akan dihasilkan monosakarida penyusunnya.
a. Maltosa
Pembentukan maltose:
Glukosa + glukosa maltosa + H2O
Maltosa terdapat pada gandum yang sedang berkecambah, Maltosa
adalah disakarida yang diperoleh sebagai hasil hidrolisa pati, hidrolisis
selanjutnya menghasilkan glukosa, karena itu maltosa terdiri dari 2
glukosa, memberi tes positif terhadap pereaksi tollens dan fehling.
(Arsyad, 2001)
b. Sukrosa
Pembentukan sukrosa :
Glukosa + Fruktosa Sukrosa + H2O
Sukrosa larut dalam air, tetapi tidak larut dalam alcohol, hidrolisis
sukrosa dapat ditentukan dengan enzim sukrosa atau investase oleh
pengaruh asam mineral encer panas menghasilkan glukosa dan fruktosa,
sukrosa banyak terdapat pada tanaman yang berfotosintesis, fungsinya
sebagai sumber energi, tidak memiliki gugus karbonil bebas sehingga
tidak dapat mereduksi dan membentuk osanan.
(Arsyad, 2001)
c. Laktosa
Pembentukan laktosa
Glukosa + Galaktosa Laktosa + H2O
Laktosa merupakan gula utama yang terdapat pada susu sapi dan asi
oleh sebab itu sering disebut “gula susu” dapat mengkristal dengan
molekul air, kristal besar dan kelarutan dalam air kurang baik, laktosa
mempunyai sifat mereduksi pereaksi benedict atau fehling pada
pemanasan laktosa atas 1 molekul glukosa dan 1 molekul glukosa.
(Arsyad, 2001)
c. Polisakarida
Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat yang tersusun dari banyak sakarida,
polisakarida terpenting yaitu amilum, glikogen dan selulosa, sifat dari polisakarida:
tidak dapat mereduksi, tidak menunjukkan mutarotasi, tidak membentuk mutanon,
dan relatif stabil terhadap pengaruh basa. Polisakarida yang tidak mengandung
nitrogen yaitu :
1. Amilum atau pati
Merupakan karbohidrat cadangan yang terdapat pada tumbuhan, terdapat dua
fraksi pada amilum yaitu fraksi amilase (fraksi tidak bercabang) dan fraksi
amilopektin (fraksi bercabang).
2. Selulosa
Merupakan senyawa organik yang melimpah di bumi, membentuk komponen dan
dinding sel tumbuhan, molekul selulosa merupakan rantai-rantai mikroblit dan D-
glukosa, suatu molekul tunggal selulosa merupakan molekul dari 1,4 – B – 0
glukosa menghasilkan 0 –glukosa.
3. Glikogen
Merupakan polisakarida yang digunakan sebagai tempat penyimpanan glukosa
dalam tubuh hewan terutama pada otot dan hati. Glikogen mengandung rantai
glukosa yang terikat 1,4 dengan percabangan 1,6 dan mengandung
amilopektin.
H C OH
H C OH H C CH H
H C OH H C C CH H
CH 2OH O O
b. Uji Benedict
Pereaksi benedict terdiri dari campuran larutan tembaga sulfat, natrium filtrat dan
natrium karbonat. Cara penyelidikannya 2 ml karbohidrat ditambah 2 ml pereaksi
benedict dan dipanaskan dalam pemanasan air. Perubahan warna dari biru menjadi
ungu, kuning, kemerah-merahan sampai terbentuk endapan warna merah bata
menunjukkan adanya karbohidrat yang diselidiki mempunyai sifat dapat
mereduksi.
O COONa
C H HO C H
H C OH HO C H
H C OH H C OH
H C OH CH 2OH
H2 C CH 2OH
CH 2OH CH 2OH
C O H C OH
HO C H H C OH
H C OH H C OH
CH 2OH CH 2OH
O H HOCH 2
H
H
H O
O H
OH H H + CU2+ + 2OH-
OH
CH2OH
HO OH
H OH
c. Uji Barfoed
Pereaksi barfoed tersusun atas campuran tembaga asetat dan asam glacial.
Cara penyelidikannya seperti pada tes benedict dan fehling.
Reagen Barfoed
CuOH 2 CuO H 2O O2
d. Hidrolisis Polisakarida
Pemecahan (hidrolisis) molekul gula, pati dan selulosa ion kompleks menjadi
molekul monosakarida mudah dilakukan dalam laboratorium dengan mendidihkan
larutan karbohidrat dengan larutan encer asam. Maltosa, pati dan selulosa
membentuk glukosa hanya pada hidrolisis sempurna :
C12H22O 11 H 20 2 C6H1206
MALTOSA GLUKOSA
Lemak adalah ester antara gliserol dan asam lemak dimana ketiga radikal hidroksil dari
gliserol semuanya diesterkan. Jadi jelas bahwa lemak adalah trigliserida. Struktur kimia dari lemak
yang berasal dari hewan atau manusia, tanaman maupun lemak sintetik, mempunyai bentuk umum
sebagai berikut:
O
H2C O C R1
O
HC O C R2
O
H2C O C R3
R1, R2, R3 adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon mulai dari 3
sampai 23, namun yang paling umum adalah 15 atau 17.
(Kuswati,2001)
1.5.2 Komponen Penyusun Lemak
Komponen penyusun lemak adalah :
a. Gliserol
Pada suhu kamar, gliserol adalah zat cair yang tidak berwarna, netral terhadap
lakmus, kental dan rasanya manis. Dalam keadaan murni bersifat higroskopis.
Dehidrasi gliserol dapat terjadi karena penambahan KHSO 4 pada suhu tinggi. Hasil
dehidrasi adalah aldehid alifatik yang mempunyai aroma khas. Reaksi ini sering
dipakai untuk identifikasi gliserol :
H 2C OH O O
H 2C O C R1 H 2C O C R1
O O
HC OH
HC O C R2 HC O C R2
O O
H 2C OH H 2C O C R3 H 2C O C R3
(gliserol)
(Sumardjo,1998)
b. Asam-asam Lemak
1. Keberadaan Asam Lemak
Asam lemak jarang terdapat bebas dialam tetapi terdapat sebagai ester
dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam lemak pada umumnya adalah
asam monokarboksilat berantai lurus. Asam lemak pada umumnya mempunyai
jumlah atom karbon genap (ini berarti banyak karena asam-asam lemak
disintesa terutama dua karbon setiap kali). Asam lemak dapat dijenuhkan atau
dapat mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.
Walaupun asam lemak berantai linier terdapat dalam jumlah yang lebih
besar dialam namun masih banyak jenis lain yang kita ketahui. Misalnya lemak
wol dan sumber-sumber bacterial menghasilkan asam lemak yang berantai
cabang. Juga ada asam lemak siklik. Misalnya asam lemak siklik tak jenuh,
asam kaulmoograt adalah pereaksi penting untuk pengobatan penyakit kusta :
C C C C
R R R
cis trans
Kenyataan bahwa alam lebih menyukai asam-asam lemak tak jenuh cis
mungkin bertalian dengan pentingnya senyawa-senyawa ini dalam struktur
membran biologi.
(Page,1981)
2. Klasifikasi Asam Lemak
a. Klasifikasi asam lemak berdasarkan ikatannya :
1. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap dalam strukturnya.
Beberapa contoh penting antara lain :
C3H7 COOH : asam butirat
C5H11 COOH : asam kaproat
C7H15 COOH : asam kaprilat
C11H23 COOH : asam laurat
C13H27 COOH : asam miristat
C13H27 COOH : asam stearat
C19H39 COOH : asam arachidat
(Sumardjo,1998)
H2 H2
H 3C (CH2) 7 C C (CH2) 7 COOH
(asam oleat)
H2 H2 H2
H 3C C C C C C C C C C (CH2) 7 COOH
H H H H H H
(asam linoleat)
(Sumardjo,1998)
b. Klasifikasi asam lemak berdasarkan dapat atau tidaknya disintesis oleh
tubuh :
Asam lemak esensial
Yaitu asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh,tetapi tubuh
sendiri tidak dapat mensintesisnya. Asam lemak ini diperoleh dari
luar, yaitu dari lemak makanan. Asam ini mempunyai 2 buah atau
lebih ikatan rangkap dua didalam struktur molekulnya. Contoh : asam
linoleat, asam arachidat.
(Sumardjo,1998)
Asam lemak nonesensial
Yaitu asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dan tubuh sendiri
dapat mensintesisnya.
(Sumardjo,1998)
CH3
CH3
HO
(Poedjiadi, 1994)
b. Uji peroksida
Uji ini untuk menentukan derajat ketidak jenuhan asam lemak. Iodium
dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul
iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karenanya
makin banyak ikatan rangkap, makin banyak pula iodium yang dapat
bereaksi.
C C + I2
C C
I I
(Poedjiadi, 1994 )
c. Uji fosfat pada lesitin
Fosfatidikolin atau lesitin berupa zat padat lunak seperti lilin, berwarna
putih dan dapat diubah menjadi coklat bila terkena cahaya dan bersifat
higroskopik dan bila dicampur dengan air membentuk koloid. Lesitin larut
dalam semua pelarut lemak kecuali aseton. Bila lesitin dikocok dengan asam
sulfat akan terjadi asam fosfatidat dan kolin. Dan dipanaskan dengan asam
atau basa akan menghasilkan asam lemak, kolin, gliserol dan asam fosfat.
O
O H2C O C R1
R2 C O CH O CH3
H2C O P O C C N+ CH3
H2 H2
OH CH3
FOSFATIDIKOLIN
( Poedjiadi, 1994 )
N C C
H H OH
GUGUS AMINO GUGUS KARBONIL
(Poedjiadi,1994)
HC NH 2 HC NH 2 HC NH 2
COO H C C
O O O
O
Cu
b. Uji Ninhidrin
Merupakan uji asam amino dengan radikal fenil. Larutan 3 HNO
pekat jika ditambahkan dengan protein terjadi endapan putih dan dapat
berubah kuning bila di panaskan. Reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada
inti Benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk
protein yang mengandung tiroksin, fenilalanin, dan triptofan.
O
OH R O O
H O
N C C N RCHO CO2 3 H 2O H+
OH H H OH
GUGUS AM INO GU GUS KARBONIL O
O
NINHIDRIN VIOLET ANION
(Poedjiadi, 1994)
c. Uji Hopkin-Cole
Larutan protein yang mengandung triptofan dapat bereaksi membentuk
senyawa berwarna. Pereaksi hopkins-cole dibuat dari asam oksalat dengan
COOH CHO
Mg
COOH
serbuk COOH
(Arsyad, 2001)
e. Uji presipitasi (pengendapan)
Protein larutan protein encer dapat diendapan dengan penambahan
untuk mengendapkan larutan protein diantaranya adalah larutan garam-
garam logam berat dan alkohol reagensia, zat putih telur (protein) jika
dalam larutan berupa koloid.
(Poedjiadi, 1994)
f. Uji Sulfida
Jika protein yang mengandung gugus amino unsur S ditambahkan
NaOH dan dipanaskan, maka H2SO4 dapat diuraikan dan dalam larutan
alkalis membentuk Na2S. Jika ditambah Pb Acetat, maka akan terbentuk
PbS yang mengendap sebagai koloid. Jika hasil positif maka larutan mula-
mula berwarna kuning, kemudian coklat dan akhirnya hitam serta
mengendap.
H COOH H 3C COOH
HS C H
C Pb2+ C
H2 Pb2S
H2N
COKLAT HITAM HN 2
(Poedjiadi, 1994)