Penanggung Jawab
Direktorat GTK Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
Penyusun
Rijal Kamaluddin Husaeni
Sutardi
Siti Nurhanifah
Nurchaili
Marina Setiawati
Reviewer
Edy Cahyono
Copyright © 2020
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah
Muhammad Zain
01 PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
B. Tujuan ....................................................................................................................... 5
C. Manfaat..................................................................................................................... 5
D. Sasaran...................................................................................................................... 5
1. Perangkat dan Media Pembelajaran yang Harus Disiapkan oleh Guru .............. 54
2. Alat dan Bahan yang Harus Disiapkan oleh Peserta Didik .................................. 55
2. Contoh LKPD Topik 2: Penerapan Konsep Sel Volta dalam Pembuatan Sumber
Energi dengan Alat dan Bahan yang Ada di Sekitar ................................................ 83
3. Contoh LKPD Topik 3: Penerapan Konsep Sel Elektrolisis dalam Pelapisan Logam
yang Ada di Sekitar .................................................................................................. 88
B. Penilaian................................................................................................................ 116
Tabel 1 Daya Serap Siswa terhadap Materi Reaksi Redoks dan Elektrokimia ................. 3
Tabel 2 Target Kompetensi Guru ...................................................................................... 8
Tabel 3 Indikator Pencapaian Kompetensi Guru .............................................................. 9
Tabel 4 Kompetensi Dasar Peserta Didik ........................................................................ 16
Tabel 5 Indikator Pencapaian Kompetensi Peserta Didik ............................................... 17
Tabel 6 Beberapa Contoh Penentuan Bilangan Oksidasi ............................................... 26
Tabel 7 Perbandingan Percobaan Sel (a) dan Sel (b) ...................................................... 42
Tabel 8 Potensial Reduksi Standar pada 25C ................................................................ 42
Tabel 9 Hubungan antara G, K, dan Esel .................................................................... 46
Tabel 10 Perbedaan sel Volta dan Elektrolisis ................................................................ 49
Tabel 11 Beberapa Contoh Sel Elektrolisis ..................................................................... 50
Tabel 12 Organisasi Pembelajaran Materi Reaksi Redoks dan Elektrokimia ................. 54
Tabel 13 Contoh Desain Pembelajaran Topik 1 .............................................................. 58
Tabel 14 Contoh Desain Pembelajaran Topik 2 (Pertemuan 1) ..................................... 64
Tabel 15 Contoh Desain Pembelajaran Topik 2 (Pertemuan 2) ..................................... 66
Tabel 16 Contoh Desain Pembelajaran Topik 3 (Pertemuan 1) ..................................... 71
Tabel 17 Contoh Desain Pembelajaran Topik 3 (Pertemuan 2) ..................................... 73
Tabel 18 Kisi-Kisi Pengembangan Soal HOTS .................................................................. 92
Tabel 19 Instrumen Penilaian Diri bagi Guru ................................................................ 116
Tabel 20 Instrumen Penilaian Guru oleh Asesor/Fasilitator ........................................ 119
Tabel 21 Instrumen Penilaian Diri bagi Peserta Didik .................................................. 123
Tabel 22 Instrumen Penilaian Peserta Didik oleh Guru ................................................ 126
Gambar 1 Daya Serap Ujian Nasional (UN) Kimia Tahun 2019 ........................................ 2
Gambar 2 Alur Tatap Muka IN-ON-IN............................................................................... 6
Gambar 3 Enzymatic Browning pada Buah Apel ............................................................ 20
Gambar 4 Perkaratan pada Rantai Besi. ......................................................................... 21
Gambar 5 Reaksi Pengosongan pada Sel Accumulator .................................................. 22
Gambar 6 Naufal beserta Instalasi Listrik Kedondongnya ............................................. 23
Gambar 7 Skema Penyepuhan Sendok oleh Perak ........................................................ 24
Gambar 8 Magnesium Terbakar oleh Oksigen ............................................................... 29
Gambar 9 Percobaan Reaksi Cu dengan Larutan ZnSO 4................................................. 36
Gambar 10 Percobaan Reaksi Zn dengan Larutan CuSO 4............................................... 36
Gambar 11 Reaksi Pendesakan Zn-CuSO4 dan Cu-AgNO3 .............................................. 37
Gambar 12 Rangkaian Sel Volta dengan Anode Zn dan Katode Cu ............................... 38
Gambar 13 Penentuan Potensial Sel Menggunakan Voltmeter .................................... 40
Gambar 14 Elektrode Hidrogen ...................................................................................... 40
Gambar 15 (a) SHE sebagai Katode dan (b) SHE sebagai Anode .................................... 41
Gambar 16 Hubungan antara G, K, dan Esel .............................................................. 46
Gambar 17 Perbandingan (a) Sel Volta dan (b) Elektrolisis............................................ 48
Gambar 18 Ringkasan Reaksi Elektrolisis ....................................................................... 52
Gambar 19 Penentuan Banyaknya Produk dari Elektrolisis ........................................... 53
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa sehingga harus dilakukan secara profesional. Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 Ayat (1) mengamanatkan bahwa guru
yang profesional harus memiliki kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut bersifat
holistik dan merupakan suatu kesatuan yang menjadi ciri guru profesional.
Salah satu parameter penentu keberhasilan seorang guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran pada mata pelajaran yang diampunya yaitu tingkat daya serap peserta
didik yang tercermin dari nilai yang diraih dalam evaluasi hasil belajar. Evaluasi yang
dimaksud salah satunya adalah Ujian Nasional (UN). Hal ini sejalan dengan
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 yang menyatakan bahwa UN bertujuan untuk
mengendalikan mutu pendidikan, mengukur pencapaian kompetensi lulusan,
memberikan masukan dalam perbaikan proses pembelajaran di tiap satuan pendidikan,
memetakan mutu program satuan pendidikan, serta menjadi salah satu pertimbangan
dalam seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. Nilai UN yang di atas rata-rata
menjadi indikator bahwa guru telah menjalankan tugas profesinya dengan baik.
Sejak tahun 2017, peserta UN tingkat SMA/MA bisa memilih satu pelajaran pilihan
sesuai jurusan, selain mata pelajaran wajib yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan
Bahasa Inggris. Mata pelajaran pilihan yang dimaksud yaitu Biologi, Fisika, dan Kimia.
Berdasarkan data dari Puspendik, pada pelaksanaan UN tahun 2019, Kimia merupakan
mata pelajaran yang peminatnya paling sedikit, yaitu sebesar 14,36%, disusul Fisika
sebesar 14,78%, lalu Biologi sebagai mata pelajaran yang paling banyak dipilih yaitu
sebesar 70,86%.
54,98
51,75
51,37
60
49,65
47,76
52
45,45
45,39
46,9
41,34
50
DAYA SERAP (%)
40
30
SMA
20
MA
10
0
Kimia Dasar Kimia Analitik Kimia Fisik Kimia Organik Kimia
Anorganik
MATERI YANG DIUJIKAN
Berdasarkan data pada Gambar 1, terlihat bahwa daya serap peserta didik MA
untuk mata pelajaran kimia di semua materi yang diujikan masih di bawah peserta didik
SMA. Salah satu materi kimia yang tingkat pencapaiannya masih sangat rendah untuk
peserta didik MA yaitu kimia fisik, dengan persentase daya serap siswa sebesar 46,9%.
Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran untuk materi kimia fisik, khususnya di
MA, masih perlu ditingkatkan lagi.
Kimia fisik merupakan salah satu bidang kimia yang banyak sekali penerapannya
di sekitar kita. Selain mempelajari aspek makroskopik, kimia fisik juga mempelajari aspek
mikroskopik, atom, subatom, dan partikel dalam sistem dan proses kimia berdasarkan
prinsip-prinsip dan konsep-konsep fisika.
Tabel 1 Daya Serap Siswa terhadap Materi Reaksi Redoks dan Elektrokimia
Tahun No. Indikator Soal Daya Serap (%)
2017 1 Diberikan tiga harga potensial sel unsur tak 44,34
sebenarnya, peserta didik dapat memilih diagram
sel yang menghasilkan E° reaksi positif atau reaksi
spontan.
2 Diberikan tabel berisi data berbagai cara 46,40
pencegahan korosi dan penggunaannya, peserta
didik dapat memilih pasangan data yang
berhubungan dengan tepat.
Tabel 1 memberikan gambaran bahwa dari sekian jumlah indikator soal untuk
materi reaksi redoks dan elektrokimia yang diujikan selama tiga tahun berturut-turut,
yakni dari tahun 2017 hingga 2019, terdapat cukup banyak indikator soal yang daya
serapnya masih rendah. Indikator pada kolom yang diarsir merupakan indikator yang
daya serapnya masih di bawah 50%. Artinya, materi-materi tersebut masih perlu
ditingkatkan lagi proses pembelajarannya.
Agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik, seorang guru perlu
meningkatkan kompetensi dan kinerjanya secara bertahap, berjenjang, dan
berkelanjutan melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru. Strategi
pelaksanaan PKB guru madrasah yang ditempuh oleh Direktorat Guru dan Tenaga
Kependidikan Madrasah adalah melalui KKG/MGMP/MGBK, Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi, dan Kementerian Agama Pusat.
Berpijak dari berbagai pemikiran di atas, diperlukan Unit Pembelajaran sebagai
salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru untuk mempelajari konten materi,
merancang pembelajaran dan cara mengajarkannya, mengembangkan Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD), mengembangkan instrumen penilaian, dan evaluasi proses serta
hasil belajar.
C. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai melalui Unit Pembelajaran ini adalah:
1. Sebagai sumber belajar bagi guru dalam melaksanakan PKB untuk mencapai target
kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional tertentu.
2. Sebagai bahan bacaan bagi guru untuk mengembangkan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran.
3. Sebagai sarana bagi guru untuk melakukan asesmen mandiri dalam kompetensi
profesional dan kompetensi pedagogis.
4. Sebagai referensi bagi guru untuk mengembangkan instrumen penilaian peserta
didik.
D. Sasaran
Adapun sasaran Unit Pembelajaran ini adalah:
1. Fasilitator Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota
2. Pengawas Madrasah
3. Kepala Madrasah
4. Guru Kimia
5. Peserta Didik
Adapun reaksi yang terjadi pada proses pengosongan accumulator adalah sebagai
berikut:
Oksidasi : Pb(s) + SO42–(aq) ⟶ PbSO4(s) + 2e–
Reduksi : PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42–(aq) + 2e– ⟶ PbSO4(s) + 2H2O(l)
Reaksi sel : PbO2(s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2SO42–(aq) ⟶ 2PbSO4(s) + 2H2O(l)
Apabila accumulator sudah tidak bisa menghasilkan listrik lagi, maka sel dapat diisi
kembali dengan cara mengalirkan arus listrik dari luar sehingga terjadi reaksi pengisian,
di mana PbSO4 akan mengalami reaksi disproporsionasi sebagai berikut:
Oksidasi : PbSO4(s) + 2H2O(l) ⟶ PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42–(aq) + 2e–
Reduksi : PbSO4(s) + 2e– ⟶ Pb(s) + SO42–(aq)
Reaksi sel : 2PbSO4(s) + 2H2O(l) ⟶ PbO2(s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2SO42–(aq)
Aspek reaksi redoks dan elektrokimia dapat ditemukan pula dalam fenomena
listrik dari pohon kedondong yang pernah hangat pada pertengahan tahun 2016. Ide
yang digagas oleh pemuda yang bernama Naufal Raziq ini, seperti yang terlihat pada
Gambar 6, diterapkan untuk menjawab kebutuhan listrik warga di kampung halamannya
di Tampor Paloh, Aceh Timur, sebuah desa terpencil yang saat itu hanya bisa menikmati
listrik apabila menggunakan genset.
kedondong sebagai elektrolit, maka dibutuhkan dua elektrode, misalnya seng (Zn) dan
tembaga (Cu). Keduanya dapat diperoleh dengan mudah di toko bangunan. Zn bertindak
sebagai anode karena memiliki nilai E lebih rendah dibandingkan Cu, sehingga Zn akan
mengalami oksidasi yang akan menghasilkan ion Zn 2+ dan elektron.
Dalam sel baterai buah, pada elektrode Cu tidak terjadi reduksi ion Cu 2+ melainkan
ion H+ dikarenakan dalam larutan elektrolit tidak terdapat ion Cu 2+ melainkan ion H+
yang berasal dari asam organik, sehingga reaksi dan tegangan sel yang dihasilkan adalah
sebagai berikut:
Oksidasi : Zn(s) ⟶ Zn2+(aq) + 2e– E = –0,762 V
Reduksi : 2H+(aq) + 2e– ⟶ H2(g) E = 0,000 V
Reaksi sel : Zn(s) + 2H+(aq) ⟶ Zn2+(aq) + H2(g) Esel = +0,762 V
Seng dan elektrolit kedondong lambat laun akan habis, sehingga kedondong tidak
akan lagi menghasilkan listrik. Tegangan yang dihasilkan oleh pohon kedondong dengan
elektrode yang sama adalah 0,5–1 V. Hal ini terlihat menjanjikan, namun sesuai dengan
prinsip baterai pada umumnya, yang tersimpan dalam sebuah sel baterai terbatas.
Karena menggunakan bahan organik, percobaan ini berpotensi mencemari lingkungan
jika digunakan dalam jangka waktu panjang. Logam seng yang teroksidasi menjadi
Artinya: “Dan Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak
manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa” (Q.S. Al-Hadid, 57: 25).
Dalam ayat tersebut digambarkan bahwa besi memiliki kekuatan yang hebat.
Namun, apabila dikaitkan dengan kajian sains terutama kimia dan fisika, terdapat
beberapa hal yang seolah-olah bertolak belakang, salah satunya yaitu peristiwa korosi
Artinya: “Berilah aku potongan-potongan besi. Hingga apabila besi itu telah sama rata
dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api
itu)". Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun
berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku tuangkan ke atas
besi panas itu. Maka, mereka tidak mampu mendakinya dan mereka tidak
mampu (pula) melubanginya” (Q.S. Al-Kahfi, 18: 96-97).
Dalam ayat di atas disebutkan proses pelapisan atau pencampuran logam besi
dengan tembaga. Besi mempunyai potensial reduksi (E) sebesar –0,44 Volt, sedangkan
tembaga mempunyai potensial reduksi (E) sebesar +0,34 Volt. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa besi lebih mudah berkarat daripada tembaga. Apabila besi dilapisi
dengan tembaga, maka secara tidak langsung besi terlindungi dari pengaruh udara luar
sehingga akan terlindungi dari korosi. Hal inilah yang menyebabkan dinding besi
berlapiskan tembaga buatan Dzulkarnain kuat dan tahan lama karena tidak mengalami
korosi.
Catatan:
Selanjutnya tahapan-tahapan di atas dapat diringkas sesuai dengan kebutuhan.
berlangsung spontan.
Warna biru pada larutan CuSO4 berasal dari
kandungan ion Cu2+ di dalamnya. Warna biru ini akan
memudar apabila ke dalam larutan tersebut ditambahkan
logam Zn. Proses ini dikenal dengan istilah reaksi
pendesakan. Dalam reaksi ini, Zn mengalami oksidasi
menjadi ion Zn2+ yang tidak berwarna, sedangkan ion Cu 2+
Gambar 10 Percobaan akan terdesak atau mengalami reduksi menjadi endapan
Reaksi Zn dengan
Larutan CuSO4 tembaga yang berwarna cokelat. Jadi makin lama
Sumber: konsentrasi ion Cu2+ akan semakin berkurang, sedangkan
https://fineartamerica.com/
konsentrasi ion Zn2+ akan semakin bertambah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa logam yang lebih mudah mengalami
oksidasi akan mendesak kation dalam larutan sehingga kation tersebut akan mengalami
reduksi. Di antara dua percobaan pada Gambar 8 dan 9 di atas, reaksi spontan
ditunjukkan oleh Gambar 10. Reaksi kimia yang terjadi ditunjukkan melalui persamaan
kimia berikut:
Zn(s) + CuSO4(aq) ⟶ ZnSO4(aq) + Cu(s)
(a) (b)
Gambar 11 Reaksi Pendesakan Zn-CuSO4 dan Cu-AgNO3
Sumber: Chang, R. 2010. Chemistry
a) Sel Volta
1) Komponen Sel Volta
Pada Gambar 11, terlihat bahwa elektron-elektron langsung ditransfer dari
reduktor ke oksidator. Untuk gambar (a) transfer elektron langsung dari Zn ke Cu2+
dalam larutan, sedangkan untuk gambar (b) transfer elektron langsung dari Cu ke Ag+
dalam larutan. Namun, jika reduktor dan oksidator tersebut dipisahkan secara fisik,
transfer elektron dapat berlangsung lewat kawat penghantar eksternal. Sewaktu reaksi
berlangsung, kawat tersebut mengalirkan elektron secara konstan sehingga
menghasilkan listrik.
Rangkaian alat yang disusun untuk menghasilkan listrik dengan memanfaatkan
reaksi redoks spontan disebut sel Volta atau sel galvanik, yang diambil dari nama
ilmuwan Italia, yakni Luigi Galvani dan Alessandro Volta, yang membuat versi awal dari
alat ini. Gambar 12 memperlihatkan komponen-komponen dari sel tersebut.
Sel Volta yang diperlihatkan pada Gambar 12 terdiri dari logam seng yang
dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4 dan logam tembaga yang dicelupkan ke dalam
larutan CuSO4. Sel bekerja dengan asas bahwa oksidasi Zn menjadi Zn2+ dan reduksi Cu2+
menjadi Cu dapat dibuat berlangsung serentak dalam lokasi-lokasi yang terpisah di
mana transfer elektron antara lokasi-lokasi tersebut terjadi melalui kawat penghantar
eksternal. Logam seng dan tembaga disebut sebagai elektrode. Susunan elektrode Zn
dan Cu serta larutan ZnSO4 dan CuSO4 ini disebut sel Daniell. Berdasarkan definisi, anode
adalah elektrode tempat terjadinya oksidasi dan katode adalah elektrode tempat
terjadinya reduksi.
Reaksi-reaksi setengah sel yang terjadi di masing-masing elektrode yaitu:
Oksidasi : Zn(s) ⟶ Zn2+(aq) + 2e–
Reduksi : Cu2+(aq) + 2e– ⟶ Cu(s)
Reaksi sel : Zn(s) + Cu2+(aq) ⟶ Zn2+(aq) + Cu(s)
Notasi konvensional untuk menyatakan sel Volta dikenal dengan istilah diagram
sel. Untuk sel yang ditunjukkan oleh Gambar 12, jika diasumsikan bahwa konsentrasi ion
Zn2+ dan Cu2+ masing-masing sebesar 1 M, maka diagram selnya adalah:
Zn(s) | Zn2+(1 M) || Cu2+(1 M) | Cu(s)
Garis tegak tunggal menyatakan batas fasa, sedangkan garis tegak ganda menyatakan
jembatan garam. Berdasarkan konvensi, anode ditulis terlebih dahulu di sebelah kiri
garis ganda dan komponen lain muncul secara berurutan seiring bergeraknya elektron
dari anode ke katode.
2) Potensial Reduksi Standar
Gambar 15 (a) SHE sebagai Katode dan (b) SHE sebagai Anode
Sumber: Chang, R. 2010. Chemistry
Perbandingan proses-proses yang terjadi pada Gambar 15, baik percaobaan (a)
maupun (b) dijelaskan pada Tabel 7.
Dengan menggunakan nilai potensial reduksi standar Cu2+|Cu dan Zn2+|Zn, maka
diperoleh:
Esel = 𝐸° Cu2+ |Cu − 𝐸° Zn2+ |Zn
= 0,34 V – (0,76 V)
= +1,10 V
Tabel 8 Potensial Reduksi Standar pada 25C
Beberapa Reaksi Reduksi E (V)
Li+(aq) + e– ⟶ Li(s) –3,05
K+(aq) + e– ⟶ K(s) –2,93
Ba2+(aq) + 2e– ⟶ Ba(s) –2,90
Sr2+(aq) + 2e– ⟶ Sr(s) –2,89
muatan total = nF
di mana F, konstanta Faraday, yaitu muatan listrik yang terkandung dalam 1 mol
elektron. Percobaan menunjukkan bahwa 1 faraday setara dengan 96.485,3 coulomb
atau jika dibulatkan hingga tiga angka penting menjadi 96.500 coulomb.
1 F = 96.500 C/mol
wmaks = wlistrik
G = –nFEsel
Suatu reaksi dikatakan berlangsung spontan apabila mempunyai nilai G negatif. Oleh
karena itu, untuk menghasilkan G yang bernilai negatif, maka Esel untuk reaksi
spontan harus bernilai positif.
Hubungan antara perubahan energi bebas dengan konstanta kesetimbangan
dinyatakan melalui persamaan:
–nFEsel = –RT ln K
𝑅𝑇
𝐸° sel = 𝑛𝐹 ln K (4)
(8,314J/K∙mol)(298 K)
𝐸° sel = ln K
𝑛(96.500 J/V∙mol)
0,0257 V
= ln K
𝑛
0 =1 0 Pada kesetimbangan
G = G + RT ln Q
–nFEsel = –nFEsel + RT ln Q
𝑅𝑇
𝐸sel = 𝐸° sel − ln 𝑄
𝑛𝐹 (6)
Persamaan (6) ini dikenal sebagai Persamaan Nernst dan biasa digunakan untuk
menentukan potensial sel apabila kondisinya tidak standar, misalnya konsentrasi
larutannya tidak 1 M, atau tekanan gas yang dialirkannya tidak 1 atm, atau suhunya tidak
25C.
Apabila T = 298 K, maka persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi:
0,0257
𝐸sel = 𝐸° sel − ln 𝑄
𝑛
Jika menggunakan logaritma, maka:
0,0592
𝐸sel = 𝐸° sel − log 𝑄 (7)
𝑛
0,0592
0 = 𝐸° sel − log 𝐾
𝑛
0,0592
𝐸° sel = log 𝐾
𝑛
Berdasarkan Gambar 17, terlihat bahwa pada sel Volta Zn mengalami oksidasi
menjadi ion Zn2+ sedangkan Cu2+ dalam larutan CuSO4 mengalami reduksi membentuk
Muatan elektrode Katode positif, anode negatif Katode negatif, anode positif
Aliran elektron Dari anode ke katode Dari anode ke katode
1C=1A1s
dengan kata lain, 1 coulomb menyatakan kuantitas muatan listrik yang melewati
sembarang titik pada rangkaian dalam 1 detik jika arusnya 1 ampere. Gambar 19
menunjukkan tahap-tahap dalam menghitung kuantitas zat yang dihasilkan dalam
elektrolisis.
A. Organisasi Pembelajaran
Guna memudahkan guru dalam mempelajari Unit Pembelajaran ini, materi
pembelajaran dibagi menjadi tiga topik bahasan dengan alokasi waktu sebagai berikut:
Tabel 12 Organisasi Pembelajaran Materi Reaksi Redoks dan Elektrokimia
Jumlah JP
No. Topik Materi
IN – 1 ON IN – 2
1 Reaksi redoks Penyetaraan persamaan reaksi redoks. 1 2 1
2 Sel Volta Rangkaian sel Volta. 1 4 1
Penerapan prinsip sel Volta dalam
pembuatan sumber energi dengan alat
dan bahan yang ada di sekitar.
3 Elektrolisis Rangkaian sel elektrolisis. 1 4 1
Penerapan prinsip kerja elektrolisis
dalam proses penyepuhan logam yang
ada di sekitar.
Total Jam Pembelajaran PKB 3 10 3
16 JP
C. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Pembelajaran Topik 1: Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks
a. Kegiatan In Service Learning (IN) 1
Kegiatan ini dilakukan secara tatap muka atau daring bersama fasilitator dan
teman sejawat dalam kegiatan PKB di bawah pengelolaan MGMP Kimia. Langkah-
langkah kegiatan dalam kegiatan IN 1 adalah:
1) Mempelajari isi modul secara umum untuk memahami tujuan pembelajaran
serta menselaraskan target kompetensi guru dengan kompetensi peserta
didik.
2) Melakukan analisis kurikulum dan analisis hasil belajar peserta didik dari skor
Ujian Nasional (UN) atau sumber lain untuk mengetahui kebutuhan
kompetensi peserta didik.
3) Melakukan analisis kebutuhan guru baik dalam kompetensi profesional
maupun pedagogis terkait materi dalam Unit Pembelajaran.
4) Mengkaji materi bersama fasilitator dan teman sejawat serta mendiskusikan
materi-materi esensial yang kemungkinan masih menimbulkan miskonsepsi di
kalangan guru.
Berikut ini adalah contoh model pembelajaran yang dapat digunakan, yakni model
Discovery Learning (DL) dengan sintak:
1) Pemberian stimulus (stimulation)
2) Mengidentifikasi masalah (problem statement)
3) Mengumpulkan data (data collecting)
4) Mengolah data (data processing)
Refleksi Aktivitas
No. Refleksi Aktivitas Guru Hambatan Lain
Peserta Didik
1
2
3
dst.
1. Sebutkan komponen-komponen penting yang terdapat pada sel Volta berikut fungsinya
masing-masing!
2. Suatu sel Volta menggunakan elektrode Al yang dicelupkan ke dalam larutan Al(NO3)3 dan
Ag yang dicelupkan ke dalam larutan AgNO3. Jika diketahui:
E Al3+|Al = –1,66 V
E Ag+|Ag = +0,80 V
a. Gambarkan rangkaian sel Volta yang dimaksud, lengkap dengan keterangannya!
b. Sebutkan elektrode yang berperan sebagai anode, sebutkan pula yang berperan
sebagai katode!
c. Jelaskan arah pergerakan elektron dalam sel Volta tersebut, apakah dari Al ke Ag, atau
dari Ag ke Al?
No. Refleksi Aktivitas Peserta Didik Refleksi Aktivitas Guru Hambatan Lain
1
2
3
dst.
No. Refleksi Aktivitas Peserta Didik Refleksi Aktivitas Guru Hambatan Lain
1
2
3
dst.
No. Refleksi Aktivitas Peserta Didik Refleksi Aktivitas Guru Hambatan Lain
1
2
3
dst.
Selain lembar catatan refleksi pembelajaran, hasil-hasil aktivitas peserta didik selama
pembelajaran perlu didokumentasikan sebagai bukti pelaksanaan ON.
Kelas : .................................................................................................
Hari/Tanggal : .................................................................................................
c. Tulis ulang reaksi di atas, buat garis penghubung untuk reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi.
d. Buatlah persamaan reaksi ionik untuk setengah reaksi oksidasi dan setengah
reaksi reduksi.
f. Tulis ulang persamaan (e), lalu tambahkan H2O untuk menyetarakan atom O dan
tambahkan H+ untuk menyetarakan atom H.
g. Tulis ulang persamaan (f), lalu tambahkan elektron untuk menyetarakan muatan.
h. Tulis ulang persamaan (g), setarakan jumlah elektron dengan angka pengali yang
sesuai, lalu jumlah kedua setengah reaksi tersebut.
c. Tulis ulang reaksi di atas, buat garis penghubung untuk reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi.
d. Buatlah persamaan reaksi ionik untuk setengah reaksi oksidasi dan setengah
reaksi reduksi.
g. Tulis ulang persamaan (f), lalu tambahkan elektron untuk menyetarakan muatan.
h. Tulis ulang persamaan (g), setarakan jumlah elektron dengan angka pengali yang
sesuai, lalu jumlah kedua setengah reaksi tersebut.
Kelas : .................................................................................................
Hari/Tanggal : .................................................................................................
b. Tuliskan bahan-bahan yang digunakan dalam rangkaian sel yang Anda susun.
c. Tuliskan langkah kerja pembuatan sel yang Anda susun secara terperinci.
2. Sebutkan logam yang digunakan sebagai anode, sebutkan pula logam yang berperan
sebagai katode dalam sel yang Anda susun.
3. Apakah sel elektrokimia yang Anda susun menggunakan jembatan garam atau tidak?
Jika menggunakan, sebutkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat
jembatan garam tersebut.
Catatan: 1 seri sel terdiri dari 1 katode, 1 anode, dan 1 jembatan garam.
5. Tuliskan persamaan kimia setengah reaksi di anode, setengah reaksi di katode, dan
reaksi sel yang terjadi pada saat sel elektrokimia yang Anda susun sedang digunakan.
7. Jika diasumsikan kondisinya standar, tuliskan perhitungan potensial sel dari sel
elektrokimia yang Anda susun.
9. Tulis kesimpulan prinsip kerja sel Volta yang Anda terapkan dalam rangkaian sel
elektrokimia yang Anda susun.
Kelas : .................................................................................................
Hari/Tanggal : .................................................................................................
b. Tuliskan bahan-bahan yang digunakan dalam rangkaian sel yang Anda susun.
c. Tuliskan langkah kerja pembuatan sel yang Anda susun secara terperinci.
2. Sebutkan logam yang digunakan sebagai anode, logam yang berperan sebagai
katode, dan elektrolit yang digunakan dalam sel yang Anda susun.
3. Pada sel elektrokimia yang Anda susun, berapa besar potensial baterai yang
digunakan?
6. Uraikan kelebihan dan kekurangan dari sel elektrokimia yang Anda susun.
7. Tulis kesimpulan prinsip kerja sel elektrolisis yang Anda terapkan dalam penyepuhan
logam yang Anda susun.
Butir Soal
Soal 1
Dalam suatu percobaan, sekelompok siswa bermaksud menentukan konsentrasi
larutan kalium permanganat dengan metode titrasi redoks. Sejumlah larutan kalium
permanganat ditempatkan dalam buret hingga tepat skala nol, sementara sejumlah
larutan asam oksalat dan beberapa tetes asam sulfat pekat ditempatkan dalam
Erlenmeyer. Di awal titrasi, warna ungu dari kalium permanganat hilang ketika
bercampur dengan larutan yang ada dalam Erlenmeyer. Namun, lambat laun
hilangnya warna ungu mulai melambat sampai terbentuk warna merah muda yang
permanen, yang berasal dari larutan mangan(II) sulfat. Selain terjadi perubahan
warna, selama titrasi berlangsung dihasilkan pula gelembung-gelembung gas.
Berdasarkan literatur, gas tersebut merupakan gas karbon dioksida.
Berikut ini beberapa pernyataan terkait wacana tersebut:
(1) Setiap mol kalium permanganat akan membebaskan 5 mol elektron
(2) Sebanyak 2 mol elektron dibebaskan oleh setiap mol ion oksalat
(3) Persamaan kimia setengah reaksi oksidasi yaitu C 2O42– + 2e– ⟶ 2CO2
(4) Reaktan yang berperan sebagai oksidator adalah kalium permanganat
(5) Bilangan oksidasi C mengalami perubahan dari +2 menjadi +4
Pernyataan yang paling tepat adalah....
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 2 dan 4
D. 3 dan 4
E. 4 dan 5
Identifikasi Soal
Level Kognitif C4 (analisis)
Indikator yang Sesuai Menyetarakan persamaan kimia reaksi redoks dengan
menggunakan metode setengah reaksi dan metode
perubahan bilangan oksidasi.
Materi yang Rumus kimia, persamaan reaksi, bilangan oksidasi, reaksi
Diperlukan oksidasi dan reduksi, pengertian oksidator dan reduktor,
penyetaraan reaksi redoks.
Kunci Jawaban C
Butir Soal
Soal 2
Suatu rangkaian sel Volta menggunakan lempeng perak dan aluminium sebagai
pasangan elektrodenya. Diketahui data potensial reduksi standar:
𝐸°Al3+ |Al = −1,66 V
𝐸°Ag+ |Ag = +0,80 V
Di antara skema beberapa rangkaian sel Volta berikut, rangkaian yang paling sesuai
dengan data yang diberikan adalah....
A. e– e–
+0,86 V Oksidasi : Al(s) ⟶ Al3+(aq) + 3e–
Reduksi : 3Ag+(aq) + 3e– ⟶ 3Ag(s)
KCl
(–) (+)
Al Ag Diagram sel:
Cl– K+
Al(s) | Al3+(aq) || 3Ag+(aq) | 3Ag(s)
Al3+ Ag+
NO3– NO3–
(–) (+)
Al Ag Diagram sel:
Cl– K+
3Ag(s) | 3Ag+(aq) || Al3+(aq) | Al(s)
Al3+ Ag+
NO3– NO3–
C. e– e–
–2,46 V Oksidasi : Ag+(aq) + e– ⟶ Ag(s)
Reduksi : Al(s) ⟶ Al3+(aq) + 3e–
KCl
(–) (+)
Al Ag Diagram sel:
K+ Cl–
Al(s) | Al3+(aq) || Ag+(aq) | Ag(s)
Al3+ Ag+
NO3– NO3–
D. e– e–
+2,46 V Oksidasi : 3Ag(s) ⟶ 3Ag+(aq) + 3e–
Reduksi : Al3+(aq) + 3e– ⟶ Al(s)
KCl
(+) (–)
Al Ag Diagram sel:
Cl– K+
3Ag(s) | 3Ag+(aq) || Al3+(aq) | Al(s)
Al3+ Ag+
NO3– NO3–
(–) (+)
Al Ag Diagram sel:
Cl– K+
Al(s) | Al3+(aq) || 3Ag+(aq) | 3Ag(s)
Al3+ Ag+
NO3– NO3–
Identifikasi Soal
Level Kognitif C5 (evaluasi)
Indikator yang Sesuai Menganalisis proses yang terjadi dalam suatu rangkaian sel
Volta.
Materi yang Diperlukan Reaksi redoks, prinsip kerja sel Volta, diagram sel, dan
potensial sel.
Pembahaasan
Untuk bisa menjawab pertanyaan ini, beberapa tahap yang harus Anda lakukan yaitu:
KCl
(–) (+)
Al Ag
Al3+ Ag+
NO3– NO3–
KCl
(–) (+)
Al Ag
Cl– K+
Al3+ Ag+
NO3– NO3–
4. Tuliskan persamaan kimia setengah reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi:
• Oksidasi : Al(s) ⟶ Al3+(aq) + 3e–
• Reduksi : 3Ag+(aq) + 3e– ⟶ 3Ag(s)
Jadi, gambar rangkaian, persamaan kimia, dan diagram sel yang benar adalah E.
Kunci Jawaban E
Butir Soal
Soal 3
Sejumlah arus dialirkan ke dalam larutan dalam waktu tertentu sehingga terjadi reaksi
sesuai persamaan kimia berikut:
Berdasarkan data hasil pengamatan, massa Ni berkurang sebanyak 2,95 gram (Ar
Ni=59). Rangkaian sel elektrolisis, besarnya kuat arus dan lamanya proses elektrolisis
yang paling sesuai untuk persamaan kimia dan data tersebut yaitu....
A.
i = 10 A
t = 965 detik
Ni Ni
AgNO3 (aq)
C Ni
Ni(NO3 ) 2 (aq)
C.
i = 10 A
t = 193 detik
Ni Ni
NaCl(l)
D.
i=5A
t = 1.930 detik
Ni C
MnSO4 (aq)
E.
i = 10 A
t = 9650 detik
Pt Ni
KNO3 (aq)
10 ∙ 965
𝑛 𝑒− = = 0,1 mol
96500
Ni Ni
AgNO3 (aq)
1 ∙ 965
𝑛 𝑒− = = 0,01 mol
C Ni 96500
Ni(NO3 ) 2 (aq)
10 ∙ 193
𝑛 𝑒− = = 0,02 mol
Ni Ni 96500
NaCl(l)
5 ∙ 1930
𝑛 𝑒− = = 0,1 mol
Ni C 9650
MnSO4 (aq)
10 ∙ 9650
𝑛 𝑒− = = 1 mol
Pt Ni 96500
KNO3 (aq)
Jadi, gambar rangkaian, persamaan kimia, dan diagram sel yang benar adalah D.
Kunci Jawaban D
A. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Di antara persamaan kimia berikut, persamaan yang mengandung spesi yang
berperan sebagai oksidator sekaligus reduktor yaitu....
A. CaCO3(s) + 2HCl(aq) ⟶ CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
B. Pb(s) + PbO2(s) + H2SO4 (aq) ⟶ PbSO4(s) + H2O(l)
C. Cu(s) + HNO3(aq) ⟶ Cu(NO3)2(aq) + NO2(g) + H2O(l)
D. Al(NO3)3(aq) + Mg(s) ⟶ Al(s) + Mg(NO3)2(aq)
E. Cl2(g) + NaOH(aq) ⟶ NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
2. Salah satu senyawa yang biasa digunakan sebagai oksidator dalam berbagai reaksi
kimia, terutama reaksi senyawa organik, yaitu kalium permanganat, KMnO 4. Untuk
keperluan analisis volumetri, standardisasi larutan KMnO4 dapat dilakukan melalui
metode titrasi menggunakan asam oksalat dalam suasana asam dengan persamaan
kimia sebagai berikut:
KMnO4(aq) + H2C2O4(aq) + H2SO4(aq)
⟶ K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Berdasarkan persamaan tersebut, persamaan setengah reaksi reduksi dan oksidasi
yang paling tepat yaitu....
A. oksidasi : MnO4–(aq) + 8H+(aq) + 5e– ⟶ Mn2+(aq) + 4H2O(l)
reduksi : C2O42–(aq) ⟶ 2CO2(g) + 2e–
B. oksidasi : C2O42–(aq) ⟶ CO2(g) + 2e–
reduksi : MnO4–(aq) + 4H+(aq) + e– ⟶ Mn2+(aq) + 4H2O(l)
4. Berikut ini diberikan data potensial reduksi standar untuk beberapa elektrode:
Fe2+(aq) + 2e– ⟶ Fe(s) E = –0,44 V
Pb2+(aq) + 2e– ⟶ Pb(s) E = –0,13 V
Zn2+(aq) + 2e– ⟶ Zn(s) E = –0,76 V
Sn2+(aq) + 2e– ⟶ Sn(s) E = –0,14 V
5. Sekelompok siswa mencoba merangkai sel Volta dengan susunan alat sebagai
berikut:
Jembatan NaCl
Cd Ni
Cd2+ Cd(NO
Larutan NO3– 3 )2 Ni2+ Ni(NO
Larutan NO3– 3 )2
GELAS A GELAS B
Diketahui E Cd2+|Cd = –0,40 Volt
E Ni2+|Ni = –0,25 Volt
Ni Ni Pt Cu
B. E.
Cu Al Cu Cu
C.
Cu C
FeSO4 (aq)
Hasil Pengamatan
No. Perlakuan
Daerah Katode Daerah Anode
1 Ditambah fenolftalein Warna merah Tetap
2 Ditambah kanji Tetap Warna biru tua
3 Diuji dengan bara api Bara api langsung mati Tetap
10. Korosi merupakan reaksi elektrokimia antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungan sekitar sehingga menghasilkan senyawa yang tak dikehendaki, yang
disebut sebagai karat. Suatu percobaan pengamatan terhadap peristiwa korosi
pada lima buah paku yang terbuat dari besi dilakukan selama sepekan. Perlakuan
terhadap kelima paku tersebut diperlihatkan dalam gambar berikut:
A. Zn(s) + CuSO4(aq)
⟶ ZnSO4(aq) + Cu(s)
B. Zn(s) + CuSO4(aq)
⟶ ZnSO4(aq) + Cu(s)
C. Zn(s) + CuSO4(aq)
⟶ ZnSO4(aq) + Cu(s)
D. Zn(s) + CuSO4(aq)
⟶ ZnSO4(aq) + Cu(s)
E. Zn(s) + CuSO4(aq)
⟶ ZnSO4(aq) + Cu(s)
12. Perhatikan salah satu Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dalam pokok bahasan
reaksi redoks dan elektrokimia berikut!
Salah satu kegiatan pembelajaran yang paling tepat dilakukan oleh peserta didik
untuk mencapai IPK tersebut yaitu....
A. memasukkan 5 buah paku yang sejenis ke dalam 5 tabung reaksi secara terpisah
yang sama-sama diisi larutan HCl 0,1 M
B. memasukkan 5 jenis logam yang berbeda-beda ke dalam sebuah gelas kimia
yang sudah berisi air
C. memasukkan 5 buah paku yang sejenis ke dalam 5 gelas kimia secara terpisah
yang berisi air, cuka, air garam, oli, dan dibiarkan kosong
D. memasukkan 5 jenis logam yang berbeda-beda ke dalam 5 gelas kimia secara
terpisah yang berisi air, cuka, air garam, oli, dan dibiarkan kosong
E. memasukkan 5 jenis logam yang berbeda-beda ke dalam 5 tabung reaksi secara
terpisah yang sudah berisi air dengan durasi yang berbeda-beda
Padanan yang paling tepat antara aktivitas dan jenis sintak yaitu....
A. aktivitas 1 – data collecting
B. aktivitas 2 – generalization
C. aktivitas 3 – verification
D. aktivitas 4 – problem statement
E. aktivitas 5 – data processing
Bilangan oksidasi : Jumlah muatan yang dimiliki suatu atom dalam molekul
apabila elektron dari atom-atom yang berikatan
sepenuhnya berpindah ke atom yang lebih elektronegatif.
Potensial elektrode : Potensial yang dihasilkan dari suatu sel elektrokimia antara
suatu elektrode dengan elektrode hidrogen sebagai
pembandingnya.
Potensial sel : Potensial yang dihasilkan dari suatu sel elektrokimia antara
elektrode yang satu dengan elektrode yang lain.
Sel Volta : Sel elektrokimia yang mengubah energi kimia yang berasal
dari reaksi redoks spontan menjadi energi listrik.
Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia: Arti dan Penjelasan Ilmiah. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Brady, James E. et al. 2009. Chemistry. Fifth Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti. Jilid 2. Edisi Ketiga. Alih
Bahasa: Suminar Setiati Achmadi. Jakarta: Erlangga.
Chang, Raymond. 2008. General Chemistry: The Essensial Concepts. Fourth Edition. New
York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Chang, Raymond. 2010. Chemistry. Tenth Edition. New York: McGraw-Hill Companies,
Inc.
Moejadi, dkk. 1985. Petunjuk Pengelolaan Laboratorium Kimia untuk SMA. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Purba, Truly Okto Hasudungan. 2018. Keadilan Energi dari Listrik Pohon Kedondong.
https://medan.tribunnews.com/2018/08/31/keadilan-energi-dari-listrik-
pohon-kedondong?page=all. (3 Oktober 2020).
Rahardjo, Sentot Budi. 2018. Kimia Berbasis Eksperimen 3 untuk Kelas XII SMA dan MA.
Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Riyanto, Nurdin dan Ari Yustisia Akbar. 2009. Super Genius Olimpiade Kimia SMA
Nasional dan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Soal Ujian Nasional Tahun 2016-2019 Program Studi IPA/MIPA Kimia. Badan Nasional
Standar Pendidikan. Puspendik Jakarta: Balitbang.
Soedjono. 2015. Mandiri Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Tety Sudiarti, dkk. Al-Kimiya Vol. 5 No. 1: Besi dalam Al-Quran dan Sains Kimia (Analisis
Teoritis dan Praktis Mengenai Besi dan Upaya Mengatasi Korosi pada Besi).
Bandung: Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung
Djati.
Wahyuni, S dan D. Suryana. 2008. Panduan Praktikum Terpilih Kimia Jilid 3 untuk SMA
Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Watoni, A. Haris dan Meta Juniastri. 2015. Buku Siswa Kimia untuk SMA/MA Kelas XII.
Bandung: Yrama Widya.
Zumdahl, Steven S. and Susan A. Zumdahl. 2010. Chemistry. Eighth Edition. USA: Brooks
Cole Cengage Learning.