Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

PEMBUATAN PRODUK KOLOID PUDDING

Disusun Oleh :

Ade Riska
Sekar Meylati Herwina Putri
Novianti Widya Astarina
Putri Hafifah
M. Rizal Fajri

XI IPA 2

SMAN 1 PURWAKARTA
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan penulisan laporan kimia kami tentang Pembuatan Produk Koloid Pudding.
Kami percaya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka penulisan karya ilmiah kimia yang
berjudul Pembuatan Produk Koloid Puddingini tidak dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Kami sadar sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun kepada ibu guru, semua pihak maupun para
pembaca.
Semoga karya ilmiah yang kami buat ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya dan bermanfaat bagi para pembaca pada
khususnya. Apabila ada salah dalam penulisan karya lmiah ini, Kami mohon maaf yang sebesarnya.
Karena sesuai dengan pepatah “Tiada Gading yang Tak Retak” maka takkan ada yang sempurna.

Purwakarta, 14 April 2019

Kelompok Kimia
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III ALAT DAN BAHAN
3.1. Alat
3.2. Bahan
BAB IV WAKTU DAN CARA KERJA
4.1. Waktu
4.2. Cara Kerja
BAB V HASIL PRAKTIKUM
5.1. Hasil Praktikum
BAB VI
6.1. Kesimpulan
6.2. Daftar Pustaka
6.3. Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat
tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk
adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara merata dengan air panas. Produk-produk seperti itu adalah
sistem koloid. Agar mempermudah mempelajari sistem koloid, maka pada praktikum kali ini kami akan
membahas mengenai salah satu produk koloid yaitu pudding.

1.2. Rumusan Masalah

1. Termasuk ke dalam jenis koloid apakah pudding?


2. Cara apakah yang digunakan dalam membuat pudding?
3. Bagaimanakah pudding dapat menjadi suatu koloid?

1.3. Tujuan

Mengetahui jenis-jenis koloid dan cara pembuatan koloid dengan membuat salah satu produk
koloid.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel
zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm (10.7
– 10.5 cm).

Berdasarkan pada fase terdispersi dan medium pendispersinya, sistem koloid dapat digolongkan
seperti berikut

Koloid Liofil dan Koloid Liofob


- Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling
koloid. Contoh: agar-agar.
- Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan
pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari
elektrolit.
Cara Pembuatan Koloid
1. Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel-partikel fase terdispersi dalam larutan sejati yang berupa
molekul atom atau ion diubah menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid dengan
cara kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika.
Cara ini juga dapat dilakukan melalui reaksi – reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan
dekomposisi rangkap atau dengan pergantian pelarut.
2. Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat
dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur bredig).
a. Cara Mekanik
Menurut cara ini butir – butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai
diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.
Contoh: sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan
suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
b. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan
bantuan suatu zat pemeptasi (pemecah). Zat pemeptasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-
butir koloid.
Contoh: agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain.
c. Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol – sol logam.

Pudding
Puding adalah nama untuk berbagai hidangan penutup yang umumnya dibuat dari bahan-bahan
yang direbus, dikukus, atau dipanggang. Istilah puding juga dipakai untuk berbagai jenis pai berisi lemak
hewan, daging, atau buah-buahan yang dipanggang.
Puding dengan bahan baku susu (yogurt), tepung maizena, tapioka, atau telur dihidangkan setelah
didinginkan lebih dulu. Puding seperti ini rasanya manis dengan perisa coklat, karamel, vanila,
atau buah-buahan. Puding agar-agar dibuat dengan mencampur agar-agar bersama susu, tepung
maizena, atau telur kocok. Puding agar-agar sering dihidangkan dengan saus yang disebut vla. Tepung
puding instan memudahkan orang membuat puding karena hanya perlu dicampur susu atau air panas.
Kandungan yang terdapat pada puding :

Jumlah per 0.5 cangkir (142 g)

Kalori 170

· % Daily Value*

Total lemak 4.5 g 6%

Lemak Jenuh 2.6 g 13%

Polyunsaturated fat (Lemak tak jenuh ganda/lebih) 0.3 g

Monounsaturated fat (Lemak tak jenuh tunggal) 1.2 g

Kolesterol 13 mg 4%

Sodium 139 mg 5%

Potassium 213 mg 6%

Total Karbohidrat 28 g 9%

Serat Pangan 1.1 g 4%

Gula 17 g

Protein 4.5 g 9%

Kafein 3 mg

Vitamin A 3% Vitamin C 0%

Kalsium 15% Besi 2%

Vitamin D 15% Vitamin B-6 0%

Vitamin B-12 6% Magnesium 7%


BAB III ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat :

§ Cetakan puding 2 buah


§ Panci 1 buah
§ Sendok sup besar 1 buah
§ Gunting 1 buah
§ Kamera 1 buah
§ Pisau 1 buah
§ Mangkuk secukupnya

3.2. Bahan :

Puding :
Pudding warna coklat 1 bungkus
Agar-agar warna putih 1 bungkus
Gula putih 250 gram

Fla :
§ Fla 1 bungkus
§ Air hangat 200ml

BAB IV WAKTU DAN CARA KERJA


4.1. Waktu
Waktu : Minggu, 14 April 2019
Tempat : Rumah Sekar

4.2. Cara Kerja


Puding :
· Siapkan panci, lalu masukkan air (sesuai takaran), dan tunggu mendidih
· Lalu, masukkan 1 bungkus pudding rasa coklat atau vanila ke dalam panci

· Tambahkan 125 gram gula putih atau sesuai selera.


· Aduk hingga merata sampai air mendidih, aduk terus agar tidak ada yang menggumpal.

· Basahi cetakan puding dengan air.


· Tuangkan pudding coklat tadi ke dalam cetakan puding.

· Tunggu hingga dingin, lalu simpan di dalam kulkas dan tunggu hingga puding dingin dan mengeras.

· Hias puding tersebut dan siram dengan fla. Puding siap disajikan.
Fla :
· Masukkan fla bubuk ke dalam mangkuk.
· Tambahkan air hangat yang telah disediakan.
· Aduk secara merata.
· Fla siap digunakan

BAB V HASIL PRAKTIKUM


5.1. Hasil Praktikum

Puding merupakan salah satu contoh koloid. Puding merupakan koloid jenis emulsi padat yang dimana
fase terdispersinya adalah cair (air), sedangkan fasependispersinya adalah padat (bubuk agar-agar).
Gelatin yang terkandung dalam puding merupakan emulgator yang berfungsi sebagai pengemulsi dan
pengikat air.
Selain itu, puding bersifat sol liofil. Dimana, sol liofil adalah sol dengan fase terdispersinya senang akan
medium pendispersinya (senang akan cairan) atau di katakan juga afinitas atau daya tarik terhadap
mediumnya sangat kuat.

Proses pembuatan puding adalah dengan cara kondensasi. Kondensasi adalah cara pembuatan koloid
dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Yang dimana proses kondensasinya dilakukan secara
fisika yaitu pendinginan, penggantian pelarut dan pengembunan.

Sedangkan, puding instan menebal oleh pati, yang merupakan molekul rantai panjang yang terdiri dari
molekul glukosa. Sifat penebalan pati harus dilakukan dengan cara molekul pati terurai dalam cairan
dasar, umumnya berbasis air. Mereka menggabungkan molekul air ke dalam struktur intrinsik mereka,
menjebak mereka, dan menahan mereka dalam suspensi (Suspensi merupakan suatu campuran dimana
paling sedikit satu komponen yang secara relatif mempunyai partikel besar yang akan saling tersebar
dengan komponen lainnya) (Ini bukanlah proses yang sama seperti emulsifikasi[Emulsifikasi adalah
campuran dua cairan yang semula tidak campur, dengan membiarkan salah satunya mendispersi ke
dalam cairan lain sebagai partikel kecil]).

Perbedaan puding instan adalah penggunaan modifikasi pati makanan, yang tidak memerlukan panas
untuk mengaktifkan proses ini.

Pati lainnya, seperti tepung, tepung maizena, dan tepung kentang, memerlukan pemanasan sampai
mendidih untuk mencapai hal ini. Molekul tepung jagung dan kentang pati akan putus setelah
pemanasan berulang, menyebabkan makanan untuk kembali mencair, setidaknya sebagian .

Salah satu pati yang tidak rusak adalah tepung arrowroot, yang saya sarankan untuk setiap resep pati
menebal yang akan dipanaskan kembali.

Tepung memiliki komponen lain yang dapat memberikan rasa seperti tepung, kecuali mereka matang ,
baik sebelum dimasukkan ke dalam resep , atau memasak berkepanjangan setelah penggabungan.
BAB VI
6.1. Kesimpulan
Puding merupakan koloid jenis emulsi padat. fase terdispersinya adalah cair, sedangkan
fase pendispersinya adalah padat.
Puding dibuat dengan cara kondensasi dan termasuk ke dalam produk koloid yang bernutrisi dan mudah
dibuat.

6.2. Daftar Pustaka


http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/koloid/
http://infookesehatan.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://kelompokkimiapuding.blogspot.com/
http://www.sharing-informasi.com/2013/09/mengenal-perbedaan-pudding-agar-agar.html
http://tekpem2012.blogspot.com/p/cara-pembuatan-koloid.html

Anda mungkin juga menyukai