Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang


Sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat,
tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja saat ibu
membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara merata dengan air
panas. Produk-produk seperti itu adalah sistem koloid. Agar mempermudah mempelajari
sistem koloid, maka pada praktikum kali ini kami akan membahas mengenai salah satu
produk koloid yaitu pudding.

1.2 Rumusan Masalah


1.    Jelaskan pengertian koloid!
2.    Cara apakah yang digunakan dalam pembuatan koloid?
3.    Apakah yang dimaksud dengan puding?
4 Sebutkan alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan puding!
5. Bagaimana cara kerjanya?
6. sJelaskan hasil praktikumnya!

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Koloid


Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid
berkisar antara 1-100 nm (10.7 – 10.5 cm). Berdasarkan pada fase terdispersi dan
medium pendispersinya, sistem koloid dapat digolongkan seperti berikut
- Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung
di sekeliling koloid. Contoh: agar-agar.
 - Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid
stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni
pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.

2.2 Cara Pembuatan Koloid


1.   Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel-partikel fase terdispersi dalam larutan sejati
yang berupa molekul atom atau ion diubah menjadi partikel-partikel berukuran
koloid. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu cara kimia dan cara fisika.
Cara ini juga dapat dilakukan melalui reaksi – reaksi kimia, seperti reaksi
redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap atau dengan pergantian pelarut.
2.   Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara
dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bunga
listrik (cara busur bredig).
a. Cara Mekanik
Menurut cara ini butir – butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling
koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan
medium dispersi.

2
Contoh: sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang
bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur
serbuk halus itu dengan air.
b.  Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari
suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptasi (pemecah). Zat pemeptasi
memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
Contoh: agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh
bensin, dan lain-lain.
c.   Cara Busur Bredig
C ara busur Bredig digunakan untuk membuat sol – sol logam.

2.3 Puding
Puding adalah nama untuk berbagai hidangan penutup yang umumnya dibuat dari
bahan-bahan yang direbus, dikukus, atau dipanggang. Istilah puding juga dipakai untuk
berbagai jenis pai berisi lemak hewan, daging, atau buah-buahan yang dipanggang.
Puding dengan bahan baku susu (yogurt), tepung maizena, tapioka, atau telur
dihidangkan setelah didinginkan lebih dulu. Puding seperti ini rasanya manis dengan
perisa coklat, karamel, vanila, atau buah-buahan. Puding agar-agar dibuat dengan
mencampur agar-agar bersama susu, tepung maizena, atau telur kocok. Puding agar-agar
sering dihidangkan dengan saus yang disebut vla. Tepung puding instan memudahkan
orang membuat puding karena hanya perlu dicampur susu atau air panas.
Kandungan yang terdapat pada puding :
Jumlah per 0.5 cangkir (142 g)
Kalori 170
% Daily Value*

Total lemak 4.5 g 6%
Lemak Jenuh 2.6 g 13%
   Polyunsaturated fat (Lemak tak jenuh ganda/lebih) 0.3 g
   Monounsaturated fat (Lemak tak jenuh tunggal) 1.2 g
Kolesterol 13 mg 4%
Sodium 139 mg 5%

3
Potassium 213 mg 6%

Total Karbohidrat 28 g 9%

Serat Pangan 1.1 g 4%

Gula 17 g

Protein 4.5 g 9%

Kafein 3 mg

Vitamin A 3% Vitamin C 0%

Kalsium 15% Besi 2%

Vitamin D 15% Vitamin B-6 0%

Vitamin B-12 6% Magnesium 7%

4
BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
1. Cetakan puding 2 buah
2. Panci 1 buah
3. Sendok sup besar 1 buah
4. Gunting 1 buah
5. Pisau 1 buah
6. Mangkuk secukupnya

3.2  Bahan
Puding :
Pudding warna coklat             1 bungkus
Agar-agar warna putih           1 bungkus
Gula putih                             250 gram
Air putih 4 gelas
    Fla :
Fla 1 bungkus
Air hangat 200ml

3.3  Cara Kerja


Puding :
1. Masukkan 1 bungkus pudding rasa coklat ke dalam panci
2. Tambahkan 125 gram gula putih atau sesuai selera.
3. Masukkan air kurang lebih 4 gelas ke dalam panci tersebut
4. Aduk hingga merata sampai air mendidih.
5. Tunggu hingga air tidak terlalu panas.
6. Basahi cetakan puding dengan air.
7. Tuangkan pudding coklat tadi ke dalam cetakan  puding.
8. Simpan di dalam kulkas dan tunggu hingga puding dingin dan mengeras.
9. Lakukan hal yang sama untuk puding putih
10. Hias puding tersebut dan siram dengan fla. Puding siap disajikan

5
Fla :
1. Masukkan fla bubuk ke dalam mangkuk.
2. Tambahkan air hangat yang telah disediakan.
3. Aduk secara merata.
4. Fla siap digunakan

3.4 Hasil Praktikum


Puding merupakan salah satu contoh koloid. Puding merupakan koloid jenis emulsi
padat yang dimana fase terdispersinya adalah cair (air), sedangkan fase pendispersinya
adalah padat (bubuk agar-agar). Gelatin yang terkandung dalam puding merupakan
emulgator yang berfungsi sebagai pengemulsi dan pengikat air.
Selain itu, puding bersifat sol liofil. Dimana, sol liofil adalah sol dengan fase
terdispersinya senang akan medium pendispersinya (senang akan cairan) atau di katakan
juga afinitas atau daya tarik terhadap mediumnya sangat kuat.
Proses pembuatan puding adalah dengan cara kondensasi. Kondensasi adalah cara
pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Yang dimana
proses kondensasinya dilakukan secara fisika yaitu pendinginan, penggantian pelarut dan
pengembunan.
Sedangkan, puding instan menebal oleh pati, yang merupakan molekul rantai
panjang yang terdiri dari molekul glukosa. Sifat penebalan pati harus dilakukan dengan
cara molekul pati terurai dalam cairan dasar, umumnya berbasis air. Mereka
menggabungkan molekul air ke dalam struktur intrinsik mereka, menjebak mereka, dan
menahan mereka dalam suspensi (Suspensi merupakan suatu campuran dimana paling
sedikit satu komponen yang secara relatif mempunyai partikel besar yang akan saling
tersebar dengan komponen lainnya) (Ini bukanlah proses yang sama seperti
emulsifikasi[Emulsifikasi adalah campuran dua cairan yang semula tidak campur,
dengan membiarkan salah satunya mendispersi ke dalam cairan lain sebagai partikel
kecil]).
Perbedaan puding instan adalah penggunaan modifikasi pati makanan, yang tidak
memerlukan panas untuk mengaktifkan proses ini.
Pati lainnya, seperti tepung, tepung maizena, dan tepung kentang, memerlukan
pemanasan sampai mendidih untuk mencapai hal ini. Molekul tepung jagung dan
kentang pati akan putus setelah pemanasan berulang, menyebabkan makanan untuk
kembali mencair, setidaknya sebagian.

6
Salah satu pati yang tidak rusak adalah tepung arrowroot, yang saya sarankan untuk
setiap resep pati menebal yang akan dipanaskan kembali.
Tepung memiliki komponen lain yang dapat memberikan rasa seperti tepung,
kecuali mereka matang , baik sebelum dimasukkan ke dalam resep , atau memasak
berkepanjangan setelah penggabungan.

7
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Puding merupakan koloid jenis emulsi padat. fase terdispersinya adalah cair,
sedangkan fase pendispersinya adalah padat. Puding dibuat dengan cara kondensasi
dan termasuk ke dalam produk koloid yang bernutrisi dan mudah dibuat.

8
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai