Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 3

ANGGOTA :
ADI PRASTYO (03)
DEWI FITRIANI (11)
MULADI SUHERMAN (19)
RUTH ISTIQOMAH (27)
KONFERENSI ASIA AFRIKA
KONFERENSI ASIA AFRIKA
Konferensi Asia Afrika (KAA) merupakan sebuah konferensi tingkat tinggi
yang diadakan oleh negara-negara dari Asia dan Afrika. Konferensi ini
diadakan pada tanggal 18-24 April 1955 dan sering disebut Konferensi
Bandung karena memang diselenggarakan di Gedung Merdeka, Bandung.
Tujuan Konferensi Asia Afrika antara lain untuk mempererat solidaritas
negara-negara di Asia dan Afrika serta melawan kolonialisme barat.

Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika dipelopori oleh 5 negara yakni


Indonesia, India, Burma (sekarang Myanmar), Pakistan dan Caylan (sekarang
Sri Lanka). Latar belakang Konferensi Asia Afrika diadakan dikarenakan
kondisi keamanan dunia yang belum stabil saat itu dan masih banyak negara
yang dijajah, terutama negara-negara di kawasan Asia dan Afrika.
Hasil Konferensi Asia Afrika ini berupa 10 poin kesepakatan dan pernyataan
dalam Dasasila Bandung. Konferensi ini akhirnya membawa kepada
terbentuknya Gerakan Non-Blok pada tahun 1961.
Sejarah Konferensi Asia Afrika
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (disebut KTT Asia Afrika dan biasa disingkat Konferensi Asia Afrika saja)
merupakan sebuah konferensi antar negara-negara Asia dan Afrika. Pertemuan ini berlangsung antara tanggal
18 April sampai 24 April 1955 dan diadakan di Gedung Merdeka yang ada di kota Bandung, Jawa Barat.
Konferensi ini juga dikenal sebagai Konferensi Bandung.
 
Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika diprakarsai oleh lima negara yakni Indonesia, Myanmar (dulu bernama
Burma), Sri Lanka, India dan Pakistan. Kegiatan konferensi dikoordinasi oleh Sunario selaku Menteri Luar Negeri
Indonesia di era itu.

Berikut timeline waktu kegiatan Konferensi Asia Afrika (KAA) dari konsep penyusunan sampai pelaksanaannya :
• 23 Agustus 1953 – Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamidjojo mengusulkan perlunya kerjasama antara
negara-negara di Asia dan Afrika dalam perdamaian dunia pada Dewan Perwakilan Rakyat Sementara.
• 25 April – 2 Mei 1954 – Konferensi Kolombo berlangsung di Sri Lanka yang juga dihadiri pemimpin dari
India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar) dan Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia memberikan
usulan perlunya diadakannya Konferensi Asia-Afrika.
• 28 – 29 Desember 1954 – Untuk mematangkan gagasan masalah Persidangan Asia-Afrika, diadakan
Persidangan Bogor. Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan persidangan serta siapa
saja yang akan diundang.
• 18 – 24 April 1955 – Konferensi Asia-Afrika berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung. Persidangan ini
diresmikan oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Hasil konferensi
Asia Afrika ini berupa persetujuan yang dikenal dengan Dasasila Bandung.
Latar Belakang Konferensi Asia Afrika
 
Setelah Perang Dunia II di tahun 1945, banyak negara-negara yang sebelumnya dijajah oleh bangsa Eropa
memproklamasikan kemerdekaannya. Salah satunya adalah Indonesia yang merdeka di tahun 1945 diikuti oleh
negara-negara lain di kawasan Asia seperti Vietnam, Filipina, Pakistan dan India.
 
Namun tidak semua negara yang dijajah sudah merdeka, karena masih ada negara di benua Afrika dan Asia
yang masih mengalami masalah kolonialisme. Pada masa itu juga terdapat dua kekuatan blok besar di dunia
yakni Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet. 
Keberadaan PBB memang agak membantu mendinginkan suasana, namun faktanya perang dingin masih
terjadi antara dua kekuatan besar dunia tersebut. Akibatnya negara-negara di Asia dan Afrika yang banyak
terkena dampak negatif konflik berkepanjangan tersebut. 
Pada tahun 1954, Perdana Menteri Sri Lanka (dulu bernama Ceylon) mengundang perwakilan neagra Burma,
India, Indonesia dan Pakistan untuk mengadakan pertemuan membahas masalah tersebut yang dikenal
dengan Konferensi Kolombo. Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Indonesia saat itu Ali Sastroamidjojo.
 Presiden Soekarno pun menekankan pada Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan ide untuk menggelar
Konferensi Asia Afrika. Pertemuan tersebut diharapkan akan membangun solidaritas negara negara Asia Afrika
untuk bisa lepas dari konflik yang terjadi di negara masing-masing.
 Konferensi Kolombo yang dihadiri 5 negara tersebut berlangsung antara 28 April sampai 2 Mei 1954 dan
membicarakan masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama. Usulan Ali Sastroamidjojo untuk
menggelar Konferensi Asia Afrika pun disetujui oleh 4 perwakilan negara lain.
Ada lima tokoh Konferensi Asia Afrika:
• Ali Sastroamidjojo (Perdana Menteri
Indonesia)
• Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India)
• Mohammad Ali Bogra (Perdana Menteri
Pakistan)
• Sir John Kotelawala (Perdana Menteri Ceylon)
• U Nu (Perdana Menteri Burma)
Negara Peserta Konferensi Asia Afrika
 
• Afganistan • Libya
• Arab Saudi • Mesir
• Burma (sekarang Myanmar) • Nepal
• Ceylon (sekarang Sri Lanka) • Pakistan
• China • Sudan
• Ethiopia • Suriah
• Filipina • Thailand
• India • Turki
• Indonesia • Vietnam
• Irak • Vietnam Selatan
• Iran • Yaman
• Jepang • Yordania
• Kamboja
• Laos
• Lebanon
• Liberia
Hasil Konferensi Asia Afrika (Dasasila Bandung)
•   (a) Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan
Terdapat 10 poin utama hasil Konferesi pertahanan kolektif untuk kepentingan khusus
Asia Afrika dalam Dasasila Bandung antara negara besar mana pun.
lain sebagai berikut : • (b) Tidak melakukan tekanan terhadap negara
lain mana pun.
• Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi
• Menghormati hak-hak asasi manusia atau menggunakan kekuatan terhadap keutuhan
dan menghormati tujuan-tujuan dan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana
prinsip-prinsip dalam Piagam PBB. pun.
• Menghormati kedaulatan dan • Menyelesaikan semua perselisihan internasional
keutuhan wilayah semua negara. dengan cara-cara damai, seperti melalui
perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau
• Mengakui persamaan derajat semua penyelesaian hukum, ataupun cara-cara damai
ras serta persamaan derajat semua lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang
negara besar dan kecil. bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.
• Tidak campur tangan di dalam urusan • Meningkatkan kepentingan dan kerja sama
dalam negeri negara lain. bersama.
• Menghormati hak setiap negara untuk • Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-
kewajiban internasional.
mempertahankan dirinya sendiri atau
secara kolektif, sesuai dengan Piagam
PBB.
Dampak Konferensi Asia Afrika
 
Konferensi Asia Afrika di Bandung telah membakar semangat dan
menambah kekuatan moral para pejuang bangsa-bangsa Asia dan
Afrika yang pada masa itu tengah memperjuangkan kemerdekaan
tanah air mereka. Dampaknya ada sejumlah negara merdeka di
kawasan Asia dan Afrika setelah konferensi ini. 

Dampak Konferensi Asia Afrika juga berhasil menumbuhkan


semangat solidaritas di antara negara-negara Asia Afrika, baik dalam
menghadapi masalah internasional maupun regional. Terbentuknya
Dasasila Bandung juga melahirkan faham Dunia Ketiga atau Non-Blok
terhadap Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Rusia).
 
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai