Anda di halaman 1dari 11

Daftar Seratus Senyawa Kimia

11 Januari 2010Materi Pembelajaran Kimia SMUChemistry for Grade X Students, Chemistry for Grade XI Students, Chemistry for Grade
XII Students

No.

Nama Senyawa

Rumus Kimia

No.

Nama Senyawa

Rumus Kimia

1.

Air

H 2O

51.

Tembaga (II) Oksida

CuO

2.

Etanol

C2H5OH

52.

Etanal

C2H4O

3.

Glukosa

C6H12O6

53.

Magnesium Oksalat

MgC2O4

4.

Perak Nitrat

AgNO3

54.

Kalium Iodida

KI

5.

Kalsium Nitrat

Ca(NO3)2

55.

Kalium Permanganat

KMnO4

6.

Kalium Sulfat

K2SO4

56.

Kromium (III) Klorida

CrCl3

7.

Magnesium Hidroksida

Mg(OH)2

57.

Natrium Kromat

Na2CrO4

8.

Kalsium Karbonat

CaCO3

58.

Kalium Dikromat

K2Cr2O7

9.

Perak Klorida

AgCl

59.

Besi (III) Oksida

Fe2O3

10.

Propanon

C3H6O

60.

Asam Etanoat

C2H4O2

11.

Tembaga (II) Sulfat

CuSO4

61.

Barium Hidroksida

Ba(OH)2

12.

Karbon Dioksida

CO2

62.

Amonium Klorida

NH4Cl

13.

Natrium Klorida

NaCl

63.

Seng (II) Sulfat

ZnSO4

14.

Asam Klorida

HCl

64.

Barium Sulfat

BaSO4

15.

Magnesium Oksida

MgO

65.

Magnesium Hidrogen Karbonat

Mg(HCO3)2

16.

Barium Klorida

BaCl2

66.

Raksa (I) Bromida

Hg2Br2

17.

Litium Fluorida

LiF

67.

Nikel (III) Fosfat

NiPO4

18.

Barium Sulfida

BaS

68.

Emas (III) Klorida

AuCl3

19.

Tembaga (I) Oksida

Cu2O

69.

Mangan (II) Oksida

MnO

20.

Besi (III) Klorida

FeCl3

70.

Aluminium Oksida

Al2O3

21.

Amonium Hidroksida

NH4OH

71.

Karbon Monoksida

CO

22.

Natrium Karbonat

Na2CO3

72.

Nitrogen (I) Oksida

N2O

23.

Amonium Nitrat

NH4NO3

73.

Titanium (III) Karbonat

Ti2(CO3)3

24.

Besi (II) Sulfida

FeS

74.

Perak Oksalat

Ag2C2O4

25.

Metana

CH4

75.

Besi (II) Sulfat

FeSO4

26.

Amonia

NH3

76.

Dimetil Eter

C2H6O

27.

Natrium Hidroksida

NaOH

77.

Benzena

C6H6

28.

Kalium Fosfat

K3PO4

78.

Anilina

C6H5NH2

29.

Rubidium Oksalat

Rb2C2O4

79.

Asam Nitrat

HNO3

30.

Sesium Bromida

CsBr

80.

Amonium Fosfat

(NH4)3PO4

31.

Timbal (II) Iodida

PbI2

81.

Difosfor Pentaoksida

P2O5

32.

Besi (III) Bromida

FeBr3

82.

Kriolit

Na3AlF6

33.

Hidrogen Sulfida

H2S

83.

Seng Oksida

ZnO

34.

Aluminium Bromida

AlBr3

84.

Asam Sulfat

H2SO4

35.

Barium Oksida

BaO

85.

Karbon Tetraklorida

CCl4

36.

Silika

SiO2

86.

Metanol

CH4O

37.

Etilena

C2H2

87.

Aluminium Hidroksida

Al(OH)3

38.

Butana

C4H10

88.

Nitrogen Dioksida

NO2

39.

Hidrogen Peroksida

H2O2

89.

Kalsium Sulfida

CaS

40.

Kalium Tiosulfat

K2S2O3

90.

Stronsium Fosfat

Sr3(PO4)2

41.

Timbal (II) Nitrat

Pb(NO3)2

91.

Litium Flourida

LiF

42.

Tembaga (II) Sulfida

CuS

92.

Belerang Heksaklorida

SCl6

43.

Asam Oksalat

H2C2O4

93.

Fosfin

PH3

44.

Besi (III) Sulfat

Fe2(SO4)3

94.

Etilen Glikol

C2H6O2

45.

Belerang Trioksida

SO3

95.

Barium Iodida

BaI2

46.

Asam Salisilat

C7H6O3

96.

Fosfor Pentaklorida

PCl5

47.

Aspirin

C9H8O4

97.

Oleum

H2S2O7

48.

Kalsium Klorida

CaCl2

98.

Fenol

C6H5OH

49.

Litium Bromida

LiBr

99.

Kalium Asetat

CH3COOK

50.

Natrium Sulfit

Na2SO3

100.

Ozon

O3

Tata Nama Senyawa Kimia

TATA NAMA SENYAWA KIMIA MENURUT IUPAC


A. Tata Nama Senyawa Ion ( Terdiri dari atom logam dan nonlogam )
Senyawa ion terdiri dari ion positif ( kation ) dan ion negatif ( anion ). Dalam
penamaan senyawa ion, kation disebut terlebih dahulu diikuti dengan nama
anionnya ditambah akhiran ida.
Bila sebuah atom logam mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi, maka
untuk membedakannya biloks ini harus dituliskan dengan angka romawi
dalam tanda kurung
Beberapa nama kation dan anion

Contoh Penamaan Senyawa Ion

B. Tata Nama Senyawa Kovalen


untuk atom-atom non logam, pemberian nama dilakukan sesuai urutan berikut : B Si As C P N H S I

Br

Cl

F
kemudian
ditambahkan
akhiran
ida
ex
:
HF
diberi
nama
Hidrogen
Fluorida
HI diberi nama Hidrogen Iodida
Bila jumlah unsur dalam senyawa berbeda, maka untuk menyatakan jumlah masing-masing atom dalam rumus
kimianya
harus
diawali
dengan
angka
Yunani,
yaitu
:
1 = mono
6 = heksa
2 = di

7 = penta

3 = tri

8 = okta

4 = tetra

9 = nona

5 = penta

10 = deka

Beberapa Nama Senyawa Kovalen

TATANAMA SENYAWA POLIATOM


Ion-ion poliatom adalah ion ion yang tersusun oleh lebih dari satu jenis atom . Ion-ion ini dapat bersenyawa
dengan ion-ion yang berasal dari atom logam. Senyawa yang terbentuk biasanya senyawa terner ( tersusun oleh
tiga atom berbeda )
Aturan penamaan :
* untuk jumlah atom O = 1 , namanya : hipo.it
* untuk jumlah atom O = 2 , namanya : .it
* untuk jumlah atom O = 3 , namanya : at
* untuk jumlah atom O = 4 , namanya : per at
Contoh Senyawa Poliatom

Share this:

TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK


Yang akan di bahas pada tata nama senyawa anorganik ini antara lain : tata nama senyawa biner, poliatomik,
basa, dan asam. Berikut adalah penjelasannya.
1. TATA NAMA SENYAWA BINER
Senyawa biner adalah senyawa yang tersusun atas dua unsur. Kadua unsur itu dapat berupa unsur logam dan
unsur nonlogam atau unsur nonlogam dan unsur nonlogam. Unsur logam dalam senyawa biner biasanya
merupakan kation (ion positif) (Baca juga tentang reaksi ionisasi dan pembentukan ion disini sedangkan unsur
nonlogam dalam senyawa biner biasanya merupakan anion (ion negatif).
A. TATA NAMA SENYAWA BINER LOGAM DAN NONLOGAM
Terdapat tiga aturan untuk penamaan senyawa yang tersusun atas unsur logam dan unsur nonlogam. Berikut
adalah aturannya :

Untuk unsur logam yang hanya mempunyai satu bilangan oksidasi (baca juga cara menentukan bilangan
oksidasi disini), penamaannya dengan cara menyebutkan nama unsur nonlogam didepan dan kemudian
nama unsur nonlogam disertai akhiran ida

Nama unsur logam + nama unsur nonlogam ida


Contoh :
1. LiF = Li (litium) + F (flour) = Litium Flourida
2. MgCl2 = Mg (magnesium) + Cl(klor) = Magnesium Klorida
3. BeO = Be (berrilium) + O (oksigen) = Berrilium Oksida
4. K2S = K (Kalium) + S (sulfur) = Kalium Sulfida
5. Al2O3 = Al (alumunium) + O (oksigen) = Alumunium Oksida
6. MgBr2 = Mg (magnesium) + Br (bromium) = Magnesium Bromida

Untuk unsur logam yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi, penamaan adalah dengan cara
menuliskan nama unsur logam disertai dengan menuliskan bilangan oksidasinya dengan menggunakan
angka romawi di dalam tanda kurung dan nama nonlogam di belakang disertai akhiran ida. Untuk
penamaan dengan metode ini dapat dengan menggunakan nama lokal atau nama dagang untuk nama
unsur logamnya.

Nama unsur nonlogam (bilangan oksidasi dalam angka romawi) + nama unsur nonlogam ida
Contoh :
1. CuCI = Tembaga (I) Klorida
2. SnO = Timah (II) Oksida

3. CuCI2 = Tembaga (II) Klorida


4. SnO2 = Timah (IV) Oksida
5. PbO = Timbel (II) Oksida
6. CuI2 = Tembaga (II) Iodida
7. MnO2 = Mangan (IV) Oksida
8. AgF = Perak (I) Flourida
9. HgO = Mercuri (II) Oksida
10.PbCl2 = Timbel (II) Klorida
11.Fe2O3 = Besi (III) Oksida
12.SnF2 = Timah (II) Flourida
13.AuCl3 = Emas (III) Klorida

Untuk unsur logam yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi, ada dua cara :

1. Jika bilangan oksidasi pada unsur logam lebih kecil, maka diakhiri dengan o
2. Jika bilangan oksidasi pada unsur logam lebih besar, maka diakhiri dengan i

Nama unsur logam i atau o + nama unsur nonlogam


TIPS
Cara mengetahui apakah bilangan oksidasi suatu unsur lebih besar atau lebih kecil adalah dengan melihat SPU
(Sistem Periodik Unsur). Lihatlah tepat diatas lambing unsur, angka tersebut merupakan angka yang
menunjukkan bilangan oksidasi suatu unsur. Misal unsur H hanya mempunyai satu bilangan oksidasi, yaitu +1,
sementara unsur Fe mempunyai dua bilangan oksidasi, yaitu +2, dan +3 (artinya bilangan oksidasi +2 merupakan
bilangan oksidasi kecil dari unsur Fe, dan bilangan oksidasi +3 merupakan bilangan oksidasi besar dari unsur
Fe).
Contoh :
1. PbO = Plumbo Oksida (bilangan oksidasi Pb = +2 => lebih kecil)
2. CuCI2 = Cupri Iodida (bilangan oksidasi Cu = +2 => lebih besar)
3. CuCl = Cupro Klorida (bilangan oksidasi Cu = +1 => lebih kecil)
4. CuCl2 = Cupri Klorida (bilangan oksidasi Cu = +2 => lebih besar)

5. FeCI2 = Ferro Klorida (bilangan oksidasi Fe = +2 => lebih kecil)


6. FeCl3 = Ferri Klorida (bilangan oksidasi Fe = +3 => lebih besar)
7. HgO = Hidra Argiri Oksida (bilangan oksidasi Hg = +2 => lebih besar)
8. FeO3 = Ferri Oksida (bilangan oksidasi Fe = +3 => lebih besar)
9. SnF2 = Stanno Flourida (bilangan oksidasi Sn = +2 => lebih kecil)
10.AuCl3 = Auri Klorida (bilangan oksidasi Fe = +3 => lebih besar)

B. TATA NAMA SENYAWA BINER NONLOGAM DAN NONLOGAM

Unsur dengan atom (baca juga teori perkembangan atom disini) yang cenderung bermuatan positif,
diletakkan didepan. Sementara unsur dengan atom yang cenderung bermuatan negatif diletakkan
dibelakang. Adapun urutannya adalah sebagai berikut :

B Si C Sb As P N H Te Se S I Br CI O F
Contoh :
1. Amonia = NH3 bukan H3N
2. Air = H2O bukan OH2

Penulisan senyawa nonlogam dan nonlogam adalah, dengan menuliskan nama unsur nonlogam diawali
dengan awalan yang menunjukkan jumlah unsur nonlogam dan nama unsur nonlogam diawali dengan
awalan yang menunjukan jumlah unsur nonlogam serta diikuti dengan akhiran ida. Awalan pada yang
menunjukan jumlah unsur nonlogam ditulis dengan bahasa yunani. Untuk awalan yang menunjukkan
jumlah satu pada unsur nonlogam yang didepan tidak perlu ditulis

(awalan yang menunjukkan jumlah unsur nonlogam) - nama unsur nonlogam + (awalan yang menunjukkan
jumlah unsur nonlogam) nama unsur nonlogam ida
Jumlah unsur yang menunjukkan jumlah unsur dalam bahasa yunani

Satu = mono

Dua = di

Tiga = tri

Empat = tetra

Lima = penta

Enam = heksa

Tujuh = hepta

Delapan = okta

Sembilan = nona

Sepuluh = deka

Contoh :
1. PCl3 = Fosfor Triklorida (indeks 1 pada unsur P tidak perlu ditulis)
2. N2O3 = Dinitrogen Trioksida
3. NO = Nitrogen Oksida
4. CCI4 = Karbon Tetraklorida
5. NO2 = Nitrogen Dioksida
6. SO2 = Sulfur Dioksida
7. SO3 = Sulfur Trioksida
8. N2O5 = Dinitrogen Pentaoksida
9. CI2O7 = Dikloro Heptaoksida
10.CO2 = Karbon Dioksida

2. TATA NAMA SENYAWA ASAM


Asam merupakan zat yang menghasilkan ion hIdrogen (H+) jika dilarutkan ke dalam air. Untuk senyawa asam
biner, tata namanya diawali dengan kata asam dan diikuti dengan nama unsur yang mengikutinya. Sedangkan
untuk senyawa asam poliatomik, penamaannya diawali dengan kata asam dan diikuti dengan sisanya, yaitu
anion.

Asam + sisanya
Contoh :
1. HBr = Asam Bromida
2. H2CO3 = Asam Karbonat
3. H2SO4 = Asam Sulfat
4. H2SO3 = Asam Sulfit
5. H3PO4 = Asam Fosfat
6. H3PO3 = Asam Fosfit
7. HNO2 = Asam Nitrit
8. HNO3 = Asam Nitrat
9. H2C2O4 = Asam Aksalat
10.CH3COOH = Asam Asetat

3. TATA NAMA SENYAWA BASA


Basa merupakan zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) jika dilarutkan di dalam air. Tata nama senyawa
logam adalah tata nama unsur logam dan diikuti hidroksida.
Tata nama logam + hidroksida
Contoh :
1. Al(OH)3 = Alumunium Hidroksida
2. Ba(OH)2 = Barium Hidroksida
3. Cu(OH)2 = Tembaga (II) Hidroksida atau Cupri Hidroksida (bilangan oksidasi CU = +2, lebih besar)
4. Fe(OH)3 = Besi (III) Hidroksida atau Ferri Hidroksida (bilangan oksidasi Fe = +3. Lebih besar)

5. AgOH = Perak Hidroksida


6. Au(OH)2 = Emas (II) Hidroksida atau Aurri Hidroksida (bilangan oksidasi Au = +2, lebih besar)
7. Be(OH)2 = Berrilium Hidroksida
8. Pb(OH)4 = Timbal (IV) atau Plumbi Hidroksida (bilangan oksidasi Pb = +4, lebih besar)

4. TATA NAMA SENYAWA POLIATOMIK


Untuk senyawa poliatomik ini, anda harus bisa menerapkan tata nama senyawa biner, baik logam dan nonlogam
maupun nonlogam dan nonlogam, serta tabel kation dan anion. Untuk senyawa poliatomik yang tersusun atas
kation dan anion poliatomik, susunannya adalah kation diikuti dengan nama anion.

Contoh :
1. MgCO3 = Magnesium Karbonat
2. KClO3 = Kalium Klorat
3. Fe(NO3)3 = Besi (III) Nitrat atau Ferri Nitrat (Perhatikan unsur logam dan kationnya)

Anda mungkin juga menyukai