FAKULTAS KEPERAWATAN
SURABAYA
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB 1..............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB 2..............................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………………………..5
BAB 3..............................................................................................................................................8
METODE PELAKSANAAN..........................................................................................................8
BAB 4............................................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHSAN........................................................................................................10
4.2 Pembahasan..........................................................................................................................10
BAB 5............................................................................................................................................16
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..16
5.2 Saran-saran……………………………………………………………………………..…16
BAB 1
PENDAHULUAN
Kulit berjamur adalah kulit terjadi kurap, berbentuk bulat, merah, membengkak, rasa
sakit dan gatal. Penularan terjadi lewat kontak langsung seperti pemelihara hewan ternak atau
peliharaan, atau penggunaan alat-alat secara bersama seperti kain, handuk, sikat atau sisir serta
pada tempat umum contohnya di kolam renang.
Maka dari kulit berjamur digunakanlah obat yang alami yaitu kencur. Kencur
(Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-empon/ tanaman obat yang tergolong
dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Kencur (Kaempferia galanga) merupakan satu di antara
tanaman yang telah dikaji dan dimanfaatkan sebagai fungisida alami. Penelitian terdahulu
melaporkan bahwa ekstrak tanaman kencur (Kaempferia galanga) mengandung komponen zat aktif
yaitu minyak atsiri, flavonoid, saponin, methyl-p-methoxycinnamate, methyl-cinnamate, carvone,
eucalyptol, dan pentadecane yang berperan sebagai biofungisidial bagi pertumbuhan jamur
Trichophyton mentagrophytes dan Cryptococcus neoformans, (Gholib, 2009).
Selain itu, kencur dapat mengatasi penyakit pada kulit berjamur karena mengandung
methyl-p-methoxycinnamate dan methyl-cinnamate . Dimana kencur tersebut dapat diproduksi
dengan cara diekstra dan non ekstra. Dan terkait dengan hal itu penulis ingin melakukan
penelitian mengenai “Efektivitas Perbandingan Ekstra dan Non Ekstra kencur Pada Perawatan
Kulit Berjamur ”. Tujuan penelitian ini adalah agar dapat mengetahui metode mana yang lebih
cepat dalam penyembuhan dan perawatan pada kulit yang berjamur dengan menggunakan
ekstrak kencur atau non ekstrak. Dan hal ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat dalam
penyembuhan kulit berjamur.
1. Bagaimana efektivitas perbandingan antara ekstrak kencur dengan non ekstrak terhadap kulit
berjamur?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapar diketahui tujuan untuk membuat proposal ini,
yaitu agar dapat mengetahui metode mana yang lebih cepat dalam penyembuhan pada kulit
yang berjamur dengan menggunakan ekstrak kencur atau non ekstrak sehingga dapat
bermanfaat bagi seluruh masyarakat dalam penyembuhan kulit berjamur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kencur (Kaempferia galanga) merupakan satu di antara tanaman yang telah dikaji dan
dimanfaatkan sebagai fungisida alami. Penelitian terdahulu melaporkan bahwa ekstrak tanaman
kencur (Kaempferia galanga) mengandung komponen zat aktif yaitu minyak atsiri, flavonoid,
saponin, methyl-p-methoxycinnamate, methyl-cinnamate, carvone, eucalyptol, dan pentadecane
yang berperan sebagai biofungisidial bagi pertumbuhan jamur Trichophyton mentagrophytes dan
Cryptococcus neoformans, (Gholib, 2009).
Kencur umumnya tumbuh di daerah tropis dan subtropis dan memiliki wangi yang sangat
khas. Di Indonesia sendiri, kencur menjadi salah satu bahan jamu yang sudah sangat populer
yaitu jamu beras kencur. Selain sebagai jamu, kencur juga bisa dikonsumsi secara langsung,
diekstrak menjadi serbuk, dan diekstrak menjadi minyak. Selain sebagai obat untuk kulit
berjamur, kencur sebagai obat herbal juga memiliki berbagai manfaat sebagai berikut.
1. Relaksasi
Manfaat kencur yang pertama adalah untuk relaksasi. Ekstrak kencur yang berasal
dari daun atau rimpangnya dapat memberikan efek sedatif atau menenangkan. Aroma
kencur bisa dijadikan sebagai campuran aromaterapi. Efek relaksasi dari kencur ini juga
dipercaya bahwa kencur dapat mengurangi stres. Selain mengurangi stres, kencur juga
dimanfaatkan sebagai obat untuk menghilangkan gejala gelisah, cemas, hingga depresi.
2. Manambah Nafsu Makan
3. Mengatasi Diare
Manfaat kencur selanjutnya adalah dapat mengtasi diare. Khasiat kencur sebagai
obat diare didapatkan dari kandungan zat antibakteri dan sitotoksik dalam kencur yang
jumlahnya bisa dikatakan tidak sedikit. Selain mengatasi diare, kencur juga dipercara
dapat menguradi gejala sakit perut lainnya.
Tanaman kencur juga dipercaya dapt menjadi obat yang dapat mengatasi berbagai
macam nyeri. Khasiat kencur sebagai obat anti nyeri membuat kencur banyak
dimanfaatkan sebagai obat sakit gigi, nyeri sendi, nyeri dada, nyeri perut, hingga sakit
kepala. Kencur bisa dikonsumsi secara langsung atau pada kasus seperti nyeri sendi,
ekstrak kencur bisa berupa minyak esensial yang bisa dijadikan minyak gosok.
Selain sebagai obat anti nyeri, manfaat kencur lainnya adalah sebagai obat anti
radang karena tanaman kencur memiliki sifat antiinflamasi. Maka dari itu, tanaman
kencur sangat cocok untuk dijadikan obat untuk berbagai penyakit akibat radang seperti
pembengkakan, demam, dan juga rematik.
7. Obat Batuk
Manfaat kencur lainnya yaitu adalah sebagai obat pelega tenggorokan. Campuran
kencur dan garam biasa dijadikan sebagai obat pereda batuk berdahak. Selain untuk
pengobatan, Anda juga bisa menjadikan kencur sebagai bahan alami untuk menjaga
tenggorokan dan pita suara Anda tetap sehat. Hal ini biasanya dilakukan oleh orang yang
bekerja sebagai penyanyi.
Kurap adalah infeksi jamur pada kulit yang menimbulkan ruam melingkar berwarna
merah. Kurap dapat terjadi di beberapa bagian tubuh, seperti di kepala, wajah, atau
selangkangan.
Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita atau hewan yang
terinfeksi. Selain itu, kontak secara tidak langsung dengan benda yang terkontaminasi jamur juga
dapat menularkan kurap.
Kurap disebabkan oleh infeksi jamur pada kulit. Jamur ini dapat menular melalui kontak
langsung dengan penderita atau kontak tidak langsung dengan benda atau tanah yang
terkontaminasi. Udara panas dan lembap, berbagi pemakaian barang pribadi, dan memakai
pakaian yang ketat bisa membuat seseorang lebih rentan terkena kurap.
2.2.2 Ciri-Ciri Kurap
Kurap ditandai dengan munculnya area bersisik berwarna merah di permukaan kulit.
Ruam tersebut dapat meluas secara melingkar yang menyerupai cincin. Meski demikian, gejala
kurap dapat berbeda-beda pada tiap orang, tergantung pada lokasi kurap.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2019 di Laboratorium Mikrobiologi
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Pembuatan ekstrak rimpang kencur dilaksanakan
di Unit Layanan Pengujian Fakultas Farmasi Universitas Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya.
3.2 Alat dan Bahan
- Simplisia kencur
- Ethanol 96%
- Cab-O-Sil
Pemekatan Ekstrak
Ekstrak cair yang diperoleh dipekatkan dengan alat rotavapor, yaitu penguapan
dengan penurunan tekanan sampai ethanol menguap semua. Kemudian, ekstrak kental
yang diperoleh ditimbang.
- Metode Non-Ultrasonic
Kelompok 2 : berat total 51,06 gram
Kelompok 4 : berat total gram
4.2 Pembahasan
Pada proses pembuatan ekstraksi, langkah pertama yang dilakukan adalah mencampurkan
simplisia kencur yang telah ditimbang sebanyak 100 gram dengan ethanol 96% sebanyak 400 ml.
Tujuan penambahan ethanol adalah memisahkan senyawa-senyawa organik dari campurannya.
Minyak atsiri dalam rimpang kencur dapat larut dalam etanol dengan konsentrasi yang tinggi
tanpa adanya penambahan air lagi. Penggunaan etanol dengan konsentrasi lebih dari 70% akan
menghasilkan ekstrak dengan kandungan minyak atsiri tinggi, yang akan mengendap pada
bagian bawah ekstrak. Setelah itu erlenmeyer yang berisi ekstrak dimasukkan ke dalam alat
ultrasonik selama 15 menit. Cara kerja alat ultrasonik adalah membentuk gelombang ultrasonik
pada sekeliling media bahan yang diekstraksi dan akan memicu terjadinya panas sehingga
melepaskan senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak. Setelah dilakukan
ultrasonik, ekstrak kemudian disaring untuk dipisahkan antara filtrat dan residu rimpang kencur.
Proses ini dilakukan sebanyak 3 kali lalu semua filtrat digabungkan untuk dipekatkan
menggunakan rotavapor sampai volume 300 ml. Prinsip rotary evaporator adalah proses
pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari
labu, cairan penyari dapat menguap 5-10º C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh
karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan
menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut
murni yang ditampung dalam labu penampung. Prinsip ini membuat pelarut dapat dipisahkan
dari zat terlarut di dalamnya tanpa pemanasan yang tinggi.
Setelah dipekatkan maka hasil yang di dapat ditambahkan Cab-O-Sil 5% dari ekstrak ad
terbentuk sediaan setengah kering. Tujuan penambahan Cab-O-Sil sebagai eksipien (bahan
tambahan) agar dapat membentuk sediaan serbuk dengan sifat-sifat yang lebih baik. Setelah
kering serbuk dihaluskan dan ditimbang beratnya.
Berdasarkan percobaan menggunakan dua metode berbeda didapatkan data seperti diatas.
Berat total serbuk rimpang kencur yang dihasilkan menggunakan kedua metode yang berbeda
tidak menunjukkan perbedaan yang begitu signifikan. Untuk kelompok 1 (metode ultrasonik)
hasil yang didapatkan sangat kecil dibandingkan kelompok yang lain. Hal ini dimungkinkan
karena banyak ekstrak dan filtrat yang tumpah selama proses pengerjaan. Metode ultrasonik
menghabiskan waktu yang lebih cepat, hal ini dikarenakan keunggulan penggunaan teknologi
ultrasonic antara lain ; 1) proses ultrasonik tidak membutuhkan penambahan bahan kimia dan
bahan tambahan lain, 2) prosesnya cepat, mudah dan tidak membutuhkan biaya yang tinggi, 3)
prosesnya tidak mengakibatkan perubahan yang signifikan pada struktur kimia, partikel dan
senyawa-senyawa bahan yang digunakan.
Metode non-ultrasonic (pengadukan) menghabiskan waktu lebih lama dikarenakan setelah
penambahan ethanol, ekstrak diaduk selama 2,5 jam. Setelah pengadukan selama 2,5 jam ekstrak
kemudian disaring untuk dipisahkan antara residu dan filtrat. Proses ini dilakukan 2x lagi dengan
pengadukan selama 1,5 jam. Kemudian fitrat dikumpulkan menjadi satu dan dipekatkan dengan
rotavapor. Hasilnya ditambahkan Cab-O-Sil 5% dari ekstrak ad terbentuk sediaan kering.
Kemudian hasilnya diserbuk dan ditimbang untuk diketahui berat total.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Ekstrak rimpang kencur sangat efektif dan efisien dalam penyembuhan kulit berjamur
jika dibandingkan dengan yang non-ekstrak karena jumlah kandungan zat yang lebih banyak dan
cepat dalam proses penyembuhan.