PERILAKU KEKERASAN
Oleh:
Sri Susan Benedikta Siritoitet 9103017060
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau
mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut
(Purba dkk, 2008). Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapi terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama yang bertujuan untuk
memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal antara anggota yang memiliki
karakteristik yang sama. TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai latihan mempresepsikan stimulus yang disediakan atau
stimulus yang dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan tiap sesi.
Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulasi dalam kehidupan
menjadi adaptif. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah
yang tidak konstruktif.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Bagaimana terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan
1.3.1 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi dari terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan
2. Mengetahui tujuan dari terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan
3. Mengetahui aktivitas dan indikasi peserta yang mengikuti terapi aktivitas kelompok
perilaku kekerasan
4. Mengetahui pelaksanaan terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Menambah ilmu pengetahuan tentang terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan
pada klien dengan perilaku kekerasan dalam keperawatan jiwa
2.1 Definisi
Terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan adalah kegiatan dari kumpulan
individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung dan
mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001). Anggota kelompok
mungkin dating dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan
keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan,
kesukaan, dan menarik. Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamika kelompok,
ketika anggota kelompok memberi dan menerima umpan balik yang berarti dalam
berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.
2.2 Tujuan
Membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah
perilaku yang destruktif dan maladptif. Kekuatan kelompok ada pada kontribusi dari
setiap anggota dan pemimpin dalam mencapai tujuannya.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus
terapi kelompok adalah membuat sadar diri terhadap peningkatan hubungan
interpersonal, membuat perubahan, ataupun ketiganya)
3.1 Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan stimulus penyebab kemerahan
2. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah)
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan)
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
3.4 Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan
2. Ruangan nyaman dan tenang
3.5 Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
Dalam terapi ini terdapat beberapa tata tertib yang harus ditaati oleh peserta lain,
antara lain:
Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
Peserta berpakaian rapi, bersih, dan sudah mandi
Tidak diperkenankan makan atau minum selama kegiatan TAK berlangsung
Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh leader
Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh leader
Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selesaia, maka leader akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK
3. Bermain peran/simulasi
3.7 Alat
1. Papan tulis/flip chart/white board
2. Spidol
3. Buku catatan dan bullpen
4. Jadwal kegiatan klien
3.8 Langkah Kegiatan
Tahap Kegiatan
Evaluasi
o Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
o Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku
klien yang positif
Terminasi
Tindak lanjut
o Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika
terjadi penyebab marah, yaitu tanda dan gejala; perilaku
kekerasan dan akibat perilaku kekerasan
o Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan
gejala; perilaku kekerasan dan akibatnua yang belum
diceritakan.
c. Evaluasi hasil
Yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK untuk
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang diharapkan
adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan
yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut:
LEMBAR OBSERVASI TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK PERILAKU
KEKERASAN
A. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur -
B. Evaluasi proses
Evaluasi proses -
C. Evaluasi hasil
Memberi tanggapan tentang
NO Nama klien Penyebab PK Tanda & Perilaku Akibat PK
gejala PK kekerasan
1.
2.
3.
4.
5.
Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan untuk mengetahui penyebab
perilaku kekerasan. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi perilaku
kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya (disalahkan
dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan
b. Selain terapis diatas, juga terdapat leader, co-leader, fasilitator, dan observer yang
mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Leader: Sri Susan Benedikta Siritoitet
Fungsi:
o Menyusun rencana aktivitas kelompok (TAK)
o Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
o Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukan
pendapat dan memberi umpan balik
2. Co-leader:
Fungsi:
o Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
3. Fasilitator:
4. Fungsi:
o Membantu leader memfasilitasi anggota berperan aktif dan memotivasi anggota
5. Observer :
Fungsi:
o Mengobservasi semua respon klien
o Mencatat semua respon klien yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien
o Memberikan umpan balik
Observer Co-
Leader
Leader
Observer
Peserta
Fasilitator
Sesi 2 : Mencegah Perilaku kekerasan secara fisik
3.1 Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan
3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan
3.2 Kriteria Peserta
1. Klien yang tidak terlalu gelisah
2. Klien yang kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya terapi aktivitas
kelompok
3. Klien tindak kekerasan yang sudah dalam tahap mampu berinteraksi dalam
kelompok kecil
4. Klien tenang dan kooperatif
5. Kondisi fisik klien dalam keadaan baik
6. Klien mengikuti kegiatan terapi aktifitas
3.4 Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan
2. Ruangan nyaman dan tenang
3.5 Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
Dalam terapi ini terdapat beberapa tata tertib yang harus ditaati oleh peserta lain,
antara lain:
Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
Peserta berpakaian rapi, bersih, dan sudah mandi
Tidak diperkenankan makan atau minum selama kegiatan TAK berlangsung
Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh leader
Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh leader
Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selesaia, maka leader akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK
3. Bermain peran/simulasi
3.7 Alat
1. Kasur / kantong tinju / gendang
2. Papan tulis / flipchart / whiteboard
Tahap Kegiatan
Evaluasi
o Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
o Menanyakan ulang cara baru yang sehat untuk mencegah
PK
Tindak lanjut
o Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah
dipelajari jika menghadapi (lagi) stimulus penyebab PK.
o Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang
telah dipelajari
o Memasukan pada jadwal kegiatan harian klien
c. Evaluasi hasil
Yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi PK sesi 2 kemampuan yang diharapkan adalah 2
kemampuan mencegah PK secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut:
A. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur -
B. Evaluasi proses
Evaluasi proses -
C. Evaluasi hasil
Memberi tanggapan tentang
NO Nama klien Penyebab PK Tanda & Perilaku Akibat PK
gejala PK kekerasan
6.
7.
8.
9.
10.
Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan untuk mengetahui penyebab
perilaku kekerasan. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 2, TAK stimulasi persepsi
PK, klien mampu mempraktekan Tarik napas dalam tetapi belum mampu
mempraktekan pukul Kasur dan bantal. Anjutkan dan bantu klien mempraktekan
diruang rawat (buat jadwal).
3.11 Pengorganisasian TAK
a. Terapis
Berikut nama-nama terapis yang akan ikut dalam terapi aktifitas kelompok:
1. Sri Susan Benedikta Siritoitet
b. Selain terapis diatas, juga terdapat leader, co-leader, fasilitator, dan observer yang
mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Leader: Sri Susan Benedikta Siritoitet
Fungsi:
o Menyusun rencana aktivitas kelompok (TAK)
o Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
o Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukan
pendapat dan memberi umpan balik
6. Co-leader:
Fungsi:
o Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
7. Fasilitator:
Fungsi:
o Membantu leader memfasilitasi anggota berperan aktif dan memotivasi anggota
8. Observer :
Fungsi:
o Mengobservasi semua respon klien
o Mencatat semua respon klien yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien
o Memberikan umpan balik
Sesi 3 : Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Cara Interaksi Sosial Asertif (Cara
Verbal)
3.1 Tujuan
1. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa
2. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan.
3.4 Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan
2. Ruangan nyaman dan tenang
3.5 Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
Dalam terapi ini terdapat beberapa tata tertib yang harus ditaati oleh peserta, antara
lain:
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
3. Peserta berpakaian rapih, bersih, dan sudah mandi
4. Tidak diperkenankan makan atau minum selama kegiatan TAK
berlangsung
5. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta harus
mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh leader
6. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK dimulai
8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selesai, maka leader akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
3.7 Alat
1. Papan tulis / flipchart / whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan harian klien
Tahap Kegiatan
Terminasi Evaluasi
o Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
o Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan
yang telah dipelajari
o Memberikan pujian dan penghargaan untuk jawaban
yang benar
Tindak lanjut
o Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik dan
interaksi sosial yang asertif (cara verbal), jika stimulasi
penyebab perilaku kekerasan terjadi
o Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi
sosial yang asertif (cara verbal) pada jadwal kegiatan
harian klien
Kontrak yang akan datang
o Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain yaitu:
kegiatan ibadah
o Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
c. Evaluasi hasil
Yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi PK sesi 3, kemampuan yang diharapkan adalah
mencegah perilaku kekerasan secara sosial (cara verbal), formulir evaluasi sebagai
berikut:
D. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur -
TAK dimulai tepat waktu, dengan tolak ukur keterlambatan
maksimal 5 menit
Jumlah peserta yang mengikuti TAK bisa terpenuhi
E. Evaluasi proses
Evaluasi proses -
F. Evaluasi hasil
Memberi tanggapan tentang
NO Nama klien Penyebab PK Tanda & Perilaku Akibat PK
gejala PK kekerasan
11.
12.
13.
14.
15.
Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan untuk mengetahui
penyebab perilaku kekerasan. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (-)
jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi persepsi
PK, klien mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan baik
dan mengungkapkan kekerasan. Tarik napas dalam tetapi belum mampu
mempraktekan pukul Kasur dan bantal. Anjurkan klien mempraktikan diruang rawat
(buat jadwal).
3.12 Pengorganisasian TAK
a. Terapis
Berikut nama-nama terapis yang akan ikut dalam terapi aktifitas kelompok:
1. Sri Susan Benedikta Siritoitet
b. Selain terapis diatas, juga terdapat leader, co-leader, fasilitator, dan observer
yang mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Leader:
Fungsi:
o Menyusun rencana aktivitas kelompok (TAK)
o Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
o Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukan
pendapat dan memberi umpan balik
9. Co-leader:
Fungsi:
o Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
10. Fasilitator:
Fungsi:
o Membantu leader memfasilitasi anggota berperan aktif dan memotivasi anggota
11. Observer :
Fungsi:
o Mengobservasi semua respon klien
o Mencatat semua respon klien yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien
o Memberikan umpan balik
Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Cara Spiritual
3.1 Tujuan
1. Sehat fisik
2. Kooperatif
3. Klien dengan perilaku kekerasan
3.4 Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan
2. Ruangan nyaman dan tenang
3.5 Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Bermain peran/simulasi
3.7 Alat
1. Papan tulis / flipchart / whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan harian klien
Tahap Kegiatan
A. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur -
B. Evaluasi proses
Evaluasi proses -
C. Evaluasi hasil
Memberi tanggapan tentang
NO Nama klien Penyebab PK Tanda & Perilaku Akibat PK
gejala PK kekerasan
16.
17.
18.
19.
20.
Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan untuk mengetahui penyebab
perilaku kekerasan. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 4, TAK stimulasi persepsi
PK, klien mampu mempraktekan dua cara ibadah. Anjurkan dan bantu klien
mempraktekan diruang rawat (buat jadwal).
3.11 Pengorganisasian TAK
a. Terapis
Berikut nama-nama terapis yang akan ikut dalam terapi aktifitas kelompok:
1. Sri Susan Benedikta Siritoitet
b. Selain terapis diatas, juga terdapat leader, co-leader, fasilitator, dan observer yang
mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Leader: Sri Susan Benedikta Siritoitet
Fungsi:
o Menyusun rencana aktivitas kelompok (TAK)
o Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
o Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukan
pendapat dan memberi umpan balik
12. Co-leader:
Fungsi:
o Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
13. Fasilitator:
Fungsi:
o Membantu leader memfasilitasi anggota berperan aktif dan memotivasi anggota
14. Observer :
Fungsi:
o Mengobservasi semua respon klien
o Mencatat semua respon klien yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien
o Memberikan umpan balik
Sesi 5 : Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat
3.1 Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat
2. Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak patuh minum obat
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
3.4 Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan
2. Ruangan nyaman dan tenang
3.5 Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
Dalam terapi ini terdapat beberapa tata tertib yang harus ditaati oleh peserta, antara
lain:
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
3. Peserta berpakaian rapih, bersih, dan sudah mandi
4. Tidak diperkenankan makan atau minum selama kegiatan TAK
berlangsung
5. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta harus
mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh leader
6. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK dimulai
8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selesai, maka leader akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
Tahap Kegiatan
Jika klien ada yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
Tahap kerja Mendiskusikan macam obat yang diminum klien. Nama dan
warna (upayakan tiap klien menyampaikan)
Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien
Tuliskan di whiteboard hasil diatas
Menjelaskan lima benar minum obat. Yaitu benar obat, benar
waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara
minum obat, benar dosis obat.
Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara
bergiliran
Berikan pujian kepada klien yang benar
Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat(catat di
whiteboard)
Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat
di whiteboard)
Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satunya
adalah mencegah perilaku kekerasan/kambuh
Menjelaskan akibat/kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu
kejadian perilaku kekerasan/kambuh
Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum
obat
Memberi pujian setiap kali klien dapat menyebutkan secara
benar
Terminasi Evaluasi
o Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
o Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan
yang telah dipelajari
o Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang
benar
Tindak lanjut
o Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik,
interaksi sosial asertif, kegiatan ibadah, dan patuh
minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.
o Memasukan minum obat pada jadwal kegiatan harian
klien
Kontrak yang akan dating
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan dan
disepakati jika klien perlu TAK yang lain
3.9 Antisipasi Masalah
Masalah yang perlu diantisipasi selama pemberian TAK antara lain:
a. Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator
b. Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan, leader
memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa, dikeluarkan dari
kelompok.
c. Beli lingkungan yang terapeutik, bila tidak bisa dipanggil dengan nama klien,
tanyakan apa yang terjadi dan apa yang diinginkan oleh klien serta beri
penjelasan.
d. Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh cadangan
yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu kepada peserta.
e. Anjurkan kepada terapis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok,
menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung
f. Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib diperingatkan dan jika tidak bisa
diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran
g. Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan diminta persetujuan dari
peserta TAK yang lain
3.10 Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1. TAK dimulai tepat waktu, dengan tolak ukur maksimal keterlambatan 5
menit
2. Jumlah peserta yang mengikuti TAK bisa terpenuhi
3. Para terapis dapat menjalankan tugasnya sesuai tugas yang telah diberikan
4. Peserta yang mengikuti TAK bisa berperan aktif dalam permainan
b. Evaluasi proses
1. Peraturan TAK dijelaskan oleh terapis
2. Semua anggota kelompok mematuhi peraturan TAK
3. Terapis memantau setiap perilaku peserta selama TAK berlangsung
4. Semua peserta bisa mengikuti proses TAK tanpa ada masalah
c. Evaluasi hasil
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan yang
Diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat, dan akibat tidak
Patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut:
A. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur -
B. Evaluasi proses
Evaluasi proses -
C. Evaluasi hasil
Memberi tanggapan tentang
NO Nama klien Penyebab PK Tanda & Perilaku Akibat PK
gejala PK kekerasan
21.
22.
23.
24.
25.
Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan untuk mengetahui penyebab
perilaku kekerasan. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 5, TAK stimulasi persepsi
PK, klien mampu menyebutkan lima benar cara minum obat, belum dapat
menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak minum obat. Anjurkan klien
mempraktikan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan keuntungan
minum obat, dan akibat tidak minum obat.
3.11 Pengorganisasian TAK
a. Terapis
Berikut nama-nama terapis yang akan ikut dalam terapi aktifitas kelompok:
1. Sri Susan Benedikta Siritoitet
b. Selain terapis diatas, juga terdapat leader, co-leader, fasilitator, dan observer yang
mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Leader:
Fungsi:
o Menyusun rencana aktivitas kelompok (TAK)
o Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
o Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukan
pendapat dan memberi umpan balik
2. Co-leader:
Fungsi:
o Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
3. Fasilitator:
Fungsi:
o Membantu leader memfasilitasi anggota berperan aktif dan memotivasi anggota
4. Observer :
Fungsi:
o Mengobservasi semua respon klien
o Mencatat semua respon klien yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien
o Memberikan umpan balik
3.12 Setting tempat
Observer Co-
Leader
Leader
Observer
Peserta
Fasilitator
Peserta Fasilitator
Fasilitator
DAFTAR PUSTAKA Peserta
1.
Prof. Peserta Fasilitator
Dr. Budi Anna Keliat, S. Kp, M. App.
Sc & Akemat Pawirowiyono, S.Kp, M. Kes, 2016. Keperawatan jiwa edisi 2. Jakarta:
ECG
2. Stuart, gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG