EUBACTERIA (BAKTERI)
1. Ciri-ciri Bakteri
a. Dinding sel tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan. Peptidoglikan terdiri dari
polimer besar yang tersusun dari N-asetil glukosamin dan asam N-asetil muramat, yang
saling berikatan silang dengan ikatan kovalen. Berdasarkan pewarnaan Gram, bakteri
dapat dikelompokan menjadi bakteri Gram positif dan Gram negatif. Kedua kelompok ini
berbeda terutama pada dinding selnya.
b. Sel bakteri dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding selnya. Lendir yang
terakumulasi di permukaan terluar dinding sel akan membentuk kapsul. Kapsul ini
berfungsi untuk perlindungan. Bakteri
berkapsul lebih sering menimbulkan
penyakit dibandingkan bakteri tidak
berkapsul.
c. Membran sitoplasma meliputi 8-10%
dari bobot kering sel dan tersusun atas
fosfolipid dan protein. Fungsi utama
membran sitoplasma adalah sebagai
alat transpor elektron dan proton yang
dilepaaskan pada waktu oksidasi bahan
makanan. Membran sitoplasma juga
berfungsi mengatur pengangkutan
senyawa yang memasuki dan
meninggalkan sel.
d. Sitoplasma dikelilingi oleh membran
sitoplasma, dan tersusun dari 80% air,
asam nukleat, protein, karbohidrat, lemak, dan ion anorganik, serta kromatofora. Di
dalam sitoplasma terdapat ribosom-ribosom kecil, RNA, dan DNA. Selain itu, terdapat
pula DNA tertentu yang diselubungi protein sehingga membentuk genofor sirkuler.
e. Pada kondisi yang tidak menguntungkan, bakteri dapat membentuk endospora yang
berfungsi melindungi bakteri dari panas dan gangguan alam.
f. Bakteri ada yang bergerak dengan flagella dan ada yang tidak. Bakteri tanpa flagella
bergerak dengan cara berguling.
2. Reproduksi Bakteri
Bakteri bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada lingkungan yang
mendukung pertumbuhannya, bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit.
Reproduksi seksual tidak dijumpai pada bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik
dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini kadang-kadang
disebut proses paraseksual.
Ada 3 cara paraseksual yang telah diketahui, yaitu transformasi, konjugasi, dan
transduksi.
Transformasi ialah pemindahan sedikit materi genetik (DNA) atau bahkan hanya satu gen
saja dari satu bakteri ke bakteri lain dengan proses fisiologi yang kompleks. Proses ini
pertama kali dikemukakan oleh Frederick Griffith pada tahun 1982. Bakteri yang
melakukan transformasi antara lain : Streptococcus pneumonia, Haemophilus, Bacillus,
Neisseria, dan Pseudomonas.
Konjugasi adalah pemindahan secara langsung materi genetik (DNA) di antara dua sel
bakteri melalui jembatan sitoplasma. Bakteri yang memberikan DNAnya disebut bakteri
donor. Bakteri donor memiliki tonjolan yang disebut pili seks, yang berguna untuk menempel
pada bakteri resipien yang menerima DNA. Kemudian jembatan sitoplasma sementara akan
terbentuk diantara dua sel bakteri. Lewat jembatan inilah DNA bakteri donor akan mengalir
ke bakteri resipien.
Transduksi ialah pemindahan materi genetik dengan perantara bakteriofag. Cara ini
dikemukakan oleh Norton Zinder dan Joshua Lederberg pada tahun 1952.
Ukuran serta bentuk bakteri dapat diketahui dengan menggunakan mikroskop yang
dilengkapi lensa okuler dan objektif mikrometer. Ukuran bakteri dinyatakan dalam satuan
mikron (1 mikron = 0,001 mm).
Panjang bakteri umumnya berkisar antara 0,5-3 mikron, sedangkan lebarnya berkisar
antara 0,1-0,2 mikron. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada tiga tipe,
yaitu :
Variasi bentuk bakteri atau koloni bakteri dipengaruhi oleh arah pembelahan, umur, dan
syarat pertumbuhan lainnya, misalnya makanan, temperatur, dan keadaan yang tidak
menguntungkan bagi bakteri.
Sebagian bakteri dapat merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya karena bersifat
parasit dan patogen. Akan tetapi, beberapa bakteri dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
suatu zat penting untuk melakukan suatu proses industri.
2) Treponema pertenue
Bakteri ini menyebabkan penyakit patek (frambusia). Penyakit ini dimulai
dengan timbulnya luka berbenjol-benjol pada tempat masuknya kuman, biasanya
pada tungkai bawah. Luka ini akan sembuh, tetapi beberapa hari kemudian
muncul benjolan pada bagian tubuh lain. Benjolan ini dapat menjadi luka,setelah
bertahun-tahun dapat menyerang tulang kering atau tulang sekitar hidung.
Akibatnya penderita akan mempunyai luka yang menganga sampai tulang.
3) Yersinia pestis
Bakteri ini menyerang manusia dan binatang pengerat (rodentia)
menyebabkan penyakit pes (sampar). Sumber infeksinya adalah tikus liar dan
binatang pengerat lain yang kebal terhadap penyakit ini. Bakteri ini menyebar
melalui gigitan kutu tikus dari jenis Xenopsylla cheopis. Penularan dari manusia
ke manusia dapat melalui kutu manusia (Pulex irritans).
4) Clostridium tetani
Bakteri ini menghasilkan toksin yang sangat kuat dan menyukai tempat-
tempat luka yang kotor, dalam, dan tidak terbuka sebagai tempat hidupnya.
Masuk ke dalam tubuh melalui luka tusuk serta luka iris yang dalam dan kotor.
Pada bayi, infeksi dapat melalui tali pusar yang di potong. Bakteri ini
menyebabkan tetanus dengan masa inkubasi antara 2-60 hari. Gejala yang timbul
adalah nyeri kepala, gelisah, mudah terangsang, dan kejang-kejang.
5) Neisseria gonorrhoeae
Bakteri ini menyerang saluran kemih dan menyebabkan kencing nanah.
Infeksi terjadi melalui hubungan seksual, masa inkubasinya antara 2-8 hari. Selain
menyerang saluran kemih juga dapat menyebabkan peradangan pada organ
lainnya, seperti vagina, mata, persendian, selaput otak, tuba Fallopi, dan lain-lain.
5. Jenis-Jenis Bakteri
Setiap sel bakteri memiliki jumlah flagella yang berbeda. Berdasarkan jumlah dan
letak flagella, bakteri dibedakan menjadi empat, yaitu:
Bakteri monotrik, yaitu
bakteri yang mempunyai satu
flagella pada salah satu ujung
selnya
Bakteri amfitrik, yaitu bakteri
yang pada kedua ujung
selnya masing-masing mempunyai satu flagella
Bakteri lofotrik, yaitu bakteri yang pada salah satu ujung selnya memiliki
beberapa flagella
Bakteri peritrik, yaitu bakteri yang pada seluruh permukaan tubuhnya terdapat
flagella
a. Bakteri Heterotrof
Pada umumnya bakteri ini tidak berklorofil. Kehidupan bakteri ini sangat
tergantung pada bahan organik yang ada di sekitarnya, karena bakteri tersebut tidak bisa
mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Bakteri heterotrof dapat dibedakan
sebagai berikut :
1) Bakteri parasit
Bakteri parasit mendapatkan zat makanan dari organisme lain yang
ditumpanginya (inang). Contohnya: Famili Spirochaetaceae (parasit dalam usus
moluska bercakang dua). Familia Treponemataceae (parasit pada vertebrata dan
manusia). Contoh lain: Borrelia novyi, Borrelia burgdorferi, dan Borrelia
recurrentis yang hidup pada hewan dan manusia.
2) Bakteri saprofit
Bakteri saprofit adalah bakteri yang kebutuhan makanannya diperoleh dari
sisa-sisa organisme yang telah mati. Bakteri jenis ini dapat merombak bahan
organik menjadi bahan anorganik. Perombakan bahan organik menjadi bahan
anorganik terjadi melalui fermentasi atau respirasi. Proses perombakan ini
biasanya menghasilkan gas-gas: CO2, H2, CH4, N2, H2S, dan NH3.
Diantara gas-gas yang dihasilkan ini ada yang mudah terbakar, yaitu CH4
dan H2. Kedua gas ini kemudian dijadikan bahan bakar yang dikenal dengan
biogas. Contoh bakteri saprofit adalah sebagai berikut :
Escherichia coli dalam keadaan tertentu menguraikan asam semut
(HCOOH) menjadi CO2 dan H2O.
Methanobacterium omelianskii dan Methanobacterium ruminatum
menguraikan asam cuka (CH3COOH) menjadi CH4 dan CO2.
Thiobacillus denitrificans menguraikan nitrat atau nitrit dan menghasilkan
N2, sehingga menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Proses ini dikenal
sebagai proses denitrifikasi.
Clostridium sporageus menguraikan asam amino menjadi amonia (NH3).
Desulfovibrio desulfuricans membusukkan bangkai serta menguraikan
sulfat di tempat becek. Hasilnya berupa hidrogen sulfida (H2S).
3) Bakteri patogen
a) Parasit pada manusia
Contoh:
Salmonella thyphosa menyebabkan penyakit tifus
Vibrio comma menyebabkan peyakit kolera
Clostridium tetani menyebabkan penyakit tetanus
Treponema pallidum menyebabkan penyakit kelamin (sifilis)
Neisseria meningitidis menyebabkan penyakit radang selaput otak
Yersinia pestis menyebabkan penyakit pes (samar)
Mycobacterium tuberculosis menyebabkan penyakit TBC
Mycobacterium leprae menyebabkan penyakit lepra (kusta)
Shigella dysenteriae menyebabkan penyakit disentri
Corynebacterium diphtheria menyebabkan penyakit dipteri
tenggorokan
4) Bakteri apatogen
Bakteri apatogen adalah bakteri yang tidak menimbulkan penyakit pada
inangnya, contoh: Escherichia coli dan Streptomyces griseus. Namun meskipun
E. coli merupakan bagian flora normal dari usus halus, bakteri ini telah lama
dicurigai sebagai penyebab diare pada manusia dan hewan.
Saat ini telah diketahui bahwa beberapa galur E.coli dapat menyebabkan
diare melalui dua mekanisme, yaitu:
o Memproduksi enterotoksin yang secara tidak langsung menyebabkan
hilangnya cairan tubuh manusia
o Bakteri menembus batas epitelium dinding usus sehingga menyebabkan
peradangan usus dan hilangnya cairan tubuh
b. Bakteri Autotrof
Semua jenis bakteri autotrof mampu membuat makanan sendiri dengan cara
mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.
Proses pengubahan dapat terjadi melalui dua cara, yaitu sebagai berikut :
1) Fotoautotrof
Pada kelompok fotoautotrof, cahaya digunakan sebagai energi untuk
membantu menyusun bahan organik dari bahan anorganik. Golongan bakteri
fotoautotrof atau bakteri fotosintetik terdiri atas bakteri hijau dan bakteri ungu.
Bakteri hijau memiliki pigmen hijau yang disebut bakterioviridin atau
bakterioklorofil, sedangkan bakteri ungu memiliki pigmen ungu, merah, atau
kuning. Pigmen ini disebut bakteriopurpurin.
2) Kemoautotrof
Paada kelompok kemoautotrof, bahan kimia digunakan sebagai energi untuk
membantu proses penyusunan bahan organic dari bahan anorganik. Contoh:
Nitrosomonas, Nitrosocystis, Nitrospira, dan Nitrosococcus.