Anda di halaman 1dari 44

SEJARAH & RUANG LINGKUP MIKROBIOLOGI

A.Penemuan Mikroorganisme
Antony van Leeuwenhoek (1632-1723)
Ilmuwan pertama yang melihat dan mendeskripsikan mikroorganisme secara akurat pada tahun 1660.

B. Konflik Generasi Spontan


spontaneous generation = Organisme hidup berasal materi mati atau materi dekomposisi
1.Francesco Redi (1626-1697)
Menunjukkan bahwa belatung pada daging busuk berasal dari telur lalat bukan berasal
dari daging itu sendiri
2.John Needham (1713-1781)
setelah daging dipanaskan dan dibiarkan mendingin akan muncul mikroorganisme
3.Lazzaro Spallanzani (1729-1799)
menunjukkan bahwa setelah daging dalam labu dipanaskan dan kemudian ditutup rapat
rapat tidak memunculkan mikroorganisme, karena udara yang membawa benih kultur tidak
dapat masuk ke labu.

100 th kemudian, konflik ditutup untuk selama-lamanya

4.Louis
4.Louis Pasteur (1822-1895)
*Kaldu daging dalam labu leher angsa dan dipanaskan dan setelah dingin udara dibiarkan
*masuk melalui leher angsa tabung
*Debu udara tidak dapat masuk
*Hasil: tidak ada pertumbuhan mikroorganisme
5.Louis
5.Louis Pasteur (1822-1895)
*Kaldu daging dalam labu leher angsa dan dipanaskan dan setelah dingin udara dibiarkan
masuk melalui leher angsa tabung
*Debu udara tidak dapat masuk
*Hasil: tidak ada pertumbuhan mikroorganisme

C.Kultur
C.Kultur murni:
kultur yang hanya mengandung spesies tunggal
1.Teknik pengenceran (Pasteur dkk)
Untuk memperoleh kultur tunggal dilakukan pengenceran
2. Metode streak plate (Robert Koch, 1843-1910)
Untuk memperoleh kultur tunggal dilakukan streak pada medium padat (agar)
Agar: agen pemadat (gelling) yang digunakan sampai sekarang

D. PERANAN MIKROORGANISME

1.Hubungan
1.Hubungan Mikroorganisme dan Penyakit
2. Perkembangan Teknik untuk mempelajari mikrobiologi
3.Kajian
3.Kajian Imunologis
4.Mikrobiologi
4.Mikrobiologi Industri dan Ekologi Mikroba

Uraian :
1.Hubungan
1.Hubungan Mikroorganisme dan Penyakit
Agostino Bassi (1773-1856) penyakit ulat sutra (“silkworm”) disebabkan oleh jamur
M. J. Berkeley (± 1845) penyakit pada kentang disebabkan oleh jamur
Louis Pasteur Penyakit pada ulat sutra yang disebabkan protozoa
Joseph Lister :
*Secara tidak langsung membuktikan bahwa mikroba adalah agen penyebab
penyakit
*Mengembangkan sistem operasi (pembedahan) yang dirancang untuk mencegah mikroba
menginfeksi luka operasi
*Lebih sedikit pasien mengalami infeksi pascaoperasi

2.Perkembangan Teknik untuk Mempelajari Patogen Mikroba


Koch and his associates:
* Mengembangkan teknik, reagen, dan materi lain untuk mengkultur bakteri patogen pada
media padat
*Teknik memungkinkan untuk mengisolasi kultur murni
Charles Chamberland (1851-1908)
*Membuat filter bakterial untuk memisahkan bakteri dan mikroba yang berukuran lebih
besar;
*Teknik ini mengarahkan penemuan virus sebagai agen penyebab penyakit

3. Kajian Imunologis
Edward Jenner (±
( 1798)
Menggunakan prosedur vaksinasi untuk melindungi individu dari cacar (smallpox)
Louis Pasteur (±1880)
Mengembangkan vaksin lain: kolera ayam, antrax, dan rabies
Emil von Behring (1854-1917) and Shibasaburo Kitasato (1852-1931)
menemukan antitoksin diphtheria
Elie Metchnikoff (1845-1916)
menemukan sel fagosit dalam darah yang berperan dalam imunitas (kekebalan)

4.Mikrobiologi
4.Mikrobiologi Industri dan Ekologi Mikroba
Louis Pasteur
*Fermentasi alkohol adalah hasil aktivitas mikroba
*Fermentasi dapat berlangsung aerob dan anaerob
*pasteurisasi untuk mengawetkan anggur selama penyimpanan
Sergei Winogradsky (1856-1953)
*bakteri tanah dapat mengoksidasi besi, belerang, dan amonia untuk mendapatkan energi
*Fiksasi nitrogen anerob dan dekomposisi selulosa
Martinus Beijerinck (1851-1931)
Mengisolasi bakteri penambat nitrogen aerobik dan bakteri pereduksi sulfat

Ekologi mikroba
- Mikroba = tumbuh di tanah, laut, air tawar, tubuh
- Mikroba = keuntungan - kerugian ekologis
- Hub ekologi - nutrisi bakteri = mikroorganisme saprofit & parasit
- Mikroorg saprofit = mendapatkan C dari bahan organik di lingk / orang yang telah mati
- mikroorg parasit = asal dr saprofit krn evolusi masuk ke sel hdp / jar hdp - gangguan
keseimbangan fisik & kimiawi org – penyakit
BAKTERI

1.Apa itu bakteri?


-Bakteri adalah mikroorganisme berukuran kecil, uni seluler / bersel satu.
-Hanya dapat dilihat dengan mikroskop
-Penampakannya sering kali terlihat karena aktivitasnya, seperti infeksi pada luka, susu / daging
membusuk,
-Fosil bakteri yang ditemukan dari gol. Cyanobacteri 2500 juta th, makhluk pionir di muka
bumi, pemberi Oxygen ke atm.

2. Mengapa harus mempelajari bakteri?


-Bakteri ada yang merugikan, misalnya sebagai penyebab penyakit / patogen pada manusia,
hewan, tanaman
-Untuk melawan atau mencegah dan mengontrol penyakit tsb diperlukan kemampuan ahli
bakteriologi
-Bakteri juga ada yang menguntungkan, penghasil antibiotik, enzym, biopestisida, biofertilizer,
biomining, fermentasi makanan yoghurt, keju, nata de coco,

Kesimpulan mempelari bakteri :


memanfaatkan bakteri sebesar-besarnya untuk bakteri yang menguntungkan
sedangkan untuk bakteri yang merugikan bagaimana mengontrol dan membasmi bakteri tsb sebaik-
baiknya

SEL BAKTERI:
Ukuran bakteri
Morfologi / bentuk bakteri
Susunan sel bakteri

1. Ukuran Bakteri
a.Ukuran bakteri adalah mikrometer atau mikron (m = 0,001 mm)
b.Ukuran terkecil :panjang 0,2 m Chlamydia, 0,15-0,3 m Dialister pneumosintes
c.Ukuran terbesar : 250 mikrometer Spirohaeta, 13-15 mikrometer Spirillum volutanas
d.Diameter berkisar antara 1 – 10 mikrometer
e.Bulat : 0,7 – 1,3 mikrometer
f.Batang : 0,2 – 2 mikrometer

2. Bentuk bakteri
-Bakteri dapat terlihat dalam bentuk uni seluler, atau dalam bentuk grup : dua, empat, delapan,
berrantai, kubus, anggur
-Bentuknya : coccus, basil, koma, spiral, jarum, botol, pipih, berflagel, berhifa,
a. Bentuk batang (Basil)

1) Monobasil (berbentuk satu batang tunggal0.


Contoh:
Escherichia coli, Salmonella typhosa (penyebab penyakit tifus),
dan Lactobacillus.
2) Diplobasil, berbentuk batang yang bergandengan dua-dua.
Contoh: Reribacterium salmoninarum
3) Streptobasil, berbentuk batang yg bergandengan seperti rantai
Contoh: Streptobacillus moniliformis, Bacillus anthracis, dan
Azobacter sp.
b. Bentuk bulat (Kokus)

1) Monokokus, berbentuk bulat tunggal.


Contoh: Monococcus:gonorrhoeae.
2) Diplokokus, berbentuk bulat bergandengan dua-dua.
Contoh:Diplococcus pneumoniae
3) Tetrakokus, berbentuk bulat terdiri dari 4 bakteri yang
tersusun dalam bentuk bujur sangkar.
4) Streptokokus, berbentuk bulat yang berkelompok memanjang
seperti rantai. Contoh: Streptococcus Pyogenes.
5) Stafilokokus, berbentuk bulat yang bergerombol seperti buah
anggur. Contoh: Staphylococcus Aureus.
6) Sarkina, berbentuk bulat yangberkelompok yang setiap
kelompok terdiri dari 8 bakteri yang membentuk susunan
seperti kubus. Contoh: Sarcina sp

3. Susunan sel bakteri

Nukleoid / Inti sel


Sitoplasma
Membran sitoplasma
Dinding sel bakteri
Kapsul
Flagel
Pili
Spora
Struktur Sel Bakteri External structure (di luar dd sel)
1. Flagella
2. Axial filaments
3. Pili
4. Glycocalix
a. Capsule
b. Slime layer
Dinding sel

Internal structure (di dlm dd sel)


1. Cytoplasma
2. Ribosomes
3. Nuclear regeon
4. Internal membrane systems
5. Inclusions
a. Granules
b. Vesicles
5. Endosperms
a. Sporulation
b. Germination

Uraian :

1. Nukleoid / Inti sel


Bakteri tidak mempunyai membran inti / tidak mempunyai inti sejati
Inti bakteri merupakan benang sirkuler chromosom, gabungan 2 untai DNA
Inti bakteri melekat pada membran sitoplasma
Panjangnya : 1,3 mm (1300 m)
Bakteri dapat mempunyai lebih dari 1 copy chromosom

2. Sitoplasma
Merupakan zat cair kental yang diliputi oleh membrane
sitoplasma
Tempat berlangsungnya semua metabolisme/ semua bioenergi
bakteri
Cairan sitoplasma tsb meliputi : inti sel, protein, ribosom,
enzym, granul, ion-ion, molekul2
Protein terdiri dari asam amino bersambungan, rantai
polipeptida yang diikat oleh 3 ikatan : ikatan kovalen, non
kovalen, dan jembatan hidrogen

3. Membran SitoplasmaTerdiri dari lipida lapis rangkap


Lapis hidrofob : fosfolipid
Lapis hidrofil : trigliserida
Berat kering membran = 10% B.K. sel
75% protein
20-30% fosfolipid
<2 % Karbo hidrat
Fungsi Membran SitoplasmaMemelihara gradien osmosis dan transport larutan makanan
Mengorganisir sintetis dinding sel
Tempat pelekatan dan pemisahan DNA/inti sel selama pembelahan sel
Tempat berlangsungnya sebagian proses bioenergi
Tempat pelekatan pangkal flagel

4. Dinding sel bakteri


Tipis dan lentur
Tekanan turgor ditentukan secara osmotik
Tebal dinding sel 10-23 mikrometer
Beratnya : 20% BK. Sel
Susunan kimianya : Makromol. peptidoglikan / rantai peptidoglikan jala peptidoglikan
2 tipe dinding sel : bakt. gram + dan gram -

Fungsi dinding sel Memberi bentuk sel


Memberi kekuatan dan perlindungan
Mengatur pertukaran zat dari luar & dalam sel
Tempat masuknya zat2 nutrisi / garam2 mineral yang BM. Kecil
Berfungsi sebagai saringan untuk keluar dan masuknya zat2
Perbedaan bakteri gram + dan -
Gram neg.Tipis (5-20%)

Perbedaan bakteri gram + dan -

Gram pos. Gram neg.

rantai peptidoglikan tebal (40-50%) Tipis (5-20%)


Asam teikoat + -
Lipo polisakarida - +
Protein 10% 60%
Lipid 2% 20%
Pewarna gram Ungu/biru merah

CELL WALL components :


Peptidoglycan, Teichoid acid, outer membrane,
lipopolysacaride, periplasmic space

-Terletak antara substansi ekstrakseluler & membran


sitoplasma
- Kaku = memberi bentuk sel
-Tebal 10 -35 nm
- Bagian terbesar komp sel bakteri (10 – 40 % ) berat
kering bakteri
- Penting pembelahan & pertumbuhan
Komposisi dinding sel bakteri penting untuk :
Membedakan bakteri dari prokariotik lainnya
Membedakan satu kelompok bakteri dengan kelompok
lainnya
Komp dd sel bak bervariasi bergantung spesies bak
* Komp konstan (1& 2)
* Keragaman terletak pada asam amino yang ada
dan sifat ikatan antar asam amino

Summary pictures gram positive & gram negative

Berdasar perbedaan komposisi dd sel


pengelompokan bakteri  Gram +/-
pewarnaan Gram
Hasil pengecatan Gram

5. KapsulMenyelubungi bagian luar dinding sel

-Berupa cairan kental, hasil sekresi sel


-Tidak mempunyai bentuk teratur
-Dapat dilihat dengan pewarnaan kapsul
-Unsur penyusun kapsul : polisakarida, polipeptida, protein
polisakarida, asam amino, as. Uronat, pentosa, fosfat, asetat,
format, piruvat

6. Flagel / CemetiAlat bantu mobilitas bakteri

-Ukuran flagel : 5-20 x 0,02 mikrometer


-Bahan penyusunnya : protein “flagelin”
-Pergerakan/mobilitas bakteri dipengaruhi oleh lingkungan, seperti :
Khemotaksis : oleh rangsangan kimia (nutrisi)
Aerotaksis : ada/tidaknya oksigen (aerob/anaerob)
Fototaksis : bergerak ke arah cahaya
Magnetotaksis : medan magnet (bakt kutub utara akan mati jika dipindah di kutub selatan
pelekatan flagel
-Melekat pada membran sel,
-Kecepatan berputar : 3000 putaran/menit
-Bacillus megatorium 1,6 mm/mt
-Vibrio colerae 12 mm/mt
-Tipe flagel dan gerakannya :
Monopolar – monotrik
Monopolar – politrik
Dipolar – monotrik
Dipolar -- politrik
Proteus

7. PiliMerupakan rambut halus yang mengitari bakteri

-Hanya pada bakt. gram negatif


-Fungsinya melekatkan bakt. satu dan lainnya memungkinkan terjadinya perpindahan DNA
(konjugasi)
-Menempel pada dinding luar 8.

8. Zat simpanan / inklusi sel

-Berfungsi sebagai cadangan nutrisi


-Mengandung : polisakarida, lemak, polifosfat, belerang
-Bentuk lain inklusi sel : protoksin, vakuola (gas), karbosilom (sedikit DNA, enzym,
karboksilase dll),
Ribosom

Tempat terjadinya sintesis protein


Ukurannya : 16 x 18 mm
Berbentuk partikel
Sel bakteri mengandung 5000-50.000 rbsm
Terdiri dari RNA 80-85%
Ribosom
Ribosom 70S (Svendberg) terdiri dari :
50S : 235 rRNA, 30-50% protein ribosom
30S : 168 rRNA, 21% protein ribosom

9. Spora

Terbentuk pada keadaan lingkungan yang ekstrim, misal: temp. tinggi, ph, tekanan osmosis,
nutrisi berkurang
Terbentuk hanya pada bakteri gol. Bacillus (batang), gram negatif
Bentuk spora : endospora, eksospora,
Dapat dilihat dengan pewarna spora : green malachite, karbol fukhsin
1/10 volume sel induk

Proses pembentukan spora


- 8stadium
- Dimulai dengan penimbunan bahan pt
- Membentuk zat khusus spora yaitu Asam dipikolimat, asam piridin 2,6 dikarbonat
-Terjadi asupan Ca : Ca khelat 10-15%
- Anatomi spora

Perkecambahan spora

Ketahanan hidup sporaSpora bakteri tahan hidup laten


Pada umumnya >50 th, 90% spora bakt. kehilangan
kemampuan hidupnya
Di Kew Garden Inggris ditemukan spora berumur :
200-300 th : Bacillus subtilis, B.icheniformis
50 – 100 th : B. coagulans, B. circulans
Struktur Endospora

Hanya pada baketri


-Merpkn tubuh berdinding tebal, refraktif, & resisten
-Dihasilkan : semua spesies Bacillus, Chlostridium, dan
Sporosarcina
-Semua endospora bakteri mengandung as.dipikolinat
suatu subs yg tdk terdet pd
sel2 vegetatif, & kalsium
-Kadar as. dipikolinat 5 -10 % dari berat kering endospora
-Diduga lapisan korteks endospora kompleks Ca-as.
dipikolinat-peptidoglikan
ààLetak & ukurannya selama pembentukannya
ààLetak
tdk sama bagi semua spesies.
Contoh :
Bacillus cereus ( spora eliptical, sentral)
Chlostridium tetani (spora bola, terminal)
Chlostridium subterminal (ovoid, subterminal)

Various types endospore in bacteria 1.Round; 2. Ellipsoidal;


3. Ova; 4.Cylindrical; 5. Kidney shaped 6. Banana

Penggolongan Bakteri berdasarkan lingkungannya


1. Gol. Bakteria : Bakteri yang hidup di lingkkungan optimal/baik.
Ciri-cirinya : mempunyai dinding sel yang sempurna
Terdiri dari : grup Spirohaetes, Chlamides, Bakteri gram +, Cyanobakteri, Proteo bakteri
2. Gol. Archaea : Bakteri yang hidup di lingkungan yang ekstrim
Ciri-cirinya : mempunyai dinding sel yang rigid
Terdiri dari : grup Methanogenesis, Extrim halophiles, Extrim thermophiles

BAKTERI
Bakteri
Archaea

ACTOMYCETES
BAKTERI

ACTINOMYCETE

Bakteri berbentuk filamen / benang


Pada umumnya penghasil antibiotik
Actynomycetes terdiri dari :
Streptomyces: streptomisin
Actinomyces
Taksonomi
Klasifikasi, nomenklatur, identifikasi
laboratorium

TUGAS

Gambar dan jelaskan perbedaan sel eukariot


dan prokariot
Jelaskan perbedaan struktur dinding sel
bakteri gram negatif dan gram positif
Sebutkan contoh bakteri
gram negatif anaerob
Gram positif anaerob
Kokus gram postif
Batang gram positif
Batang gram negatif
Bakteri tahan asam
Bakteri pembentuk spora
Sebutkan contoh bakteri dengan flagel
Amfitrik, lopotrik, peritrik, atrik
BAKTERI & PATOGENESITAS
Pendahuluan-Patogenesis

• ”Patogenesis infeksi bakteri diawali permulaan proses infeksi hingga mekanisme


timbulnya tanda dan gejala penyakit”

1. Infeksi: pertumbuhan dan perbanyakan mikroba pada/dalam tubuh manusia


dengan/tanpa menimbulkan penyakit.
2. Patogen: mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit
3. Patogenisitas: kemampuan agen infeksi untuk menimbulkan penyakit
4. Virulensi adalah kemampuan kuantitatif agen infeksi untuk menimbulkan penyakit,
ukuran PATOGENISITAS suatu mikroba

PATOGENENESIS INFEKSI

• Patogenesis infeksi bakteri meliputi proses infeksi hingga mekanisme timbulnya tanda
dan gejala penyakit
• Infeksi : disebabkan oleh mikroorganisme patogen

PATOGEN ????
Kategori Patogen
• Patogen opportunistik biasanya adalah flora normal dan menyebabkan penyakit bila
menyerang bagian yg tidak terlindungi, biasanya terjadi pada orang yg kondisinya tidak
sehat.
• Patogen virulen (lebih berbahaya), dapat menimbulkan penyakit pada tubuh kondisi
sehat/normal
• Non Patogen

CIRI-CIRI MIKROORGANISME PATOGEN


- Mempunyai kemampuan untuk menular
- Melekat pada sel inang
- Menginvasi sel inang dan jaringan
- Mampu untuk meracuni /toksik - Mampu menghindar dari sistim imun

STEP-STEP PATOGENESIS BAKTERI


1. Bakteri masuk ke dalam tubuh
2. Adhesi-Kolonisasi
3. Invasi
4. Kehidupan intraseluler
5. Perusakan organ/jaringan

PATOGENESIS
• Bakteri Menepel
• Multiplikasi
• Menyebar
• Mencari Jaringan yang cocok

PENULARAN INFEKSI
• Mengapa ada penyakit yg lebih mudah menular ?
• Tergantung pada :
- Sumber infeksi
- Mudahnya tranmisi dari sumber ke hospes

Kenapa Tidak Semuanya Infeksi /Sakit?


• Tergantung beberapa faktor :
Virulensi mikroorganisme
Jumlah mikroorganisme
Daya tahan tubuh

ORGAN TEMPAT PELEKATAN BAKTERI


I. Membran mukosa
a. Saluran pernafasan (paling sering)
b. Saluran pencernaan: bakteri masuk melalui air, makanan, jari kotor dsb. Bakteri tahan
thp asam lambung, enzim dan empedu
c. Saluran kencing: penularan penyakit seksuak
d. Konjungtiva: membran yg melapisi bola mata

II. Kulit Bakteri tidak bisa terpenetrasi pada sel kulit yg sehat
 Beberapa mikroba dapat menyerang melalui folikel rambut & kelenjar keringat
 Beberapa fungi dapat tumbuh pada kulit karena mampu memproduksi enzim
keratinase

III. Organ dalam Mikroba dapat langsung beradhesi pada organ di bawah kulit atau
membran mukosa melalui rute parenteral.
– Ex: injeksi, gigitan, luka, sayatan, bedah dsb
Beberapa mikroba hanya dpt menimbulkan penyakit apabila masuk via rute parenteral –
Ex: Streptococcus pneumoniae menyebabkan pneumonia bila terhirup; jika
tertelan tidak menimbulkan penyakit.

Tipe Infeksi
 Lokal
Lokal
 Sistemik
Sistemik
 Primer
Primer
 Sekunder
Sekunder
Campuran
Subklinik
 Bakterimia
Bakterimia
 Septikemia
Septikemia
 Oportunistik
Oportunistik
 Nosokomial
Nosokomial

ADHESI
 ADHESI : proses bakteri menempel pada permukaan sel inang, pelekatan terjadi pada
sel epitel
 ADHESI bakteri ke permukaan sel inang memerlukan protein ADHESIN
 ADHESIN dibagi menjadi 2:
FIMBRIAL dan AFIMBRIAL
ADHESI--FIMBRIAE
Nama lain : “FILI” • adalah struktur menyerupai rambut yang terdapat pada permukaan
sel bakteri yang tersusun atas protein yang tersusun rapat dan memiliki bentuk silinder
heliks
Mekanisme adhesi FILI:
• Fili bertindak sebagai ligan dan berikatan dengan reseptor yang terdapat pada
permukaan sel host.
• Fili sering dikenal sebagai ANTIGEN KOLONISASI karena peranannya sebagai alat
penempelan pada sel lain
• Contoh: Asam lipoteichoat menyebabkan pelekatan strepcoccus pd sel buccal dan
protein M sebagai antifagositik

ADHESI--AFIMBRIAE
 Molekul adhesin AFIMBRIAE golongan berupa protein (polipeptida) dan polisakarida
yg melekat pada membran sel bakteri
 Polisakarida yg berperan dalam sel biasanya adl penyusun membran sel
seperti:glikolipid, glikoprotein, matriks ekstraseluler (fibronectin, collagen).
 Adhesin AFIMBRIAE srg juga disebut biofilm, contoh: plak gigi. Selain utk pelekatan
yg membantu kolonisasi jg diperlukan utk resistensi antibiotik

INVASI
1. Invasi : proses bakteri masuk ke dalam sel inang/jaringan dan menyebar ke seluruh
tubuh; akses yang lebih mendalam dari bakteri supaya dapat memulai proses infeksi
2. Dibagi menjadi 2: EKSTRASELULER dan INTRASELULER

INVASI EKSTRASELULER
• INVASI EKSTRASELULER terjadi apabila mikroba merusak barrier jaringan untuk
menyebar ke dalam ke dalam tubuh inang baik melalui peredaran darah maupun limfa

INVASI INTRASELULER
1. INVASI INTRASELULER terjadi apabila mikroba benar-benar berpenetrasi dalam sel
inang dan hidup di dalamnya 2. Sebagian besar bakteri gram negatif dan positif patogen
mempunyai kemampuan ini
KEHIDUPAN INTRASELULER
1. Setelah invasi, mikroba mampu bertahan hidup dan berkembang biak dalam sel inang
2. Mikroba mampu hidup dalam 2 tipe sel inang:
• Non-fagositik sel: sel epitel, sel endoteliat
• Fagositik sel: makrofag, neutrofil
3. Bakteri bertahan hidup pada sitosol, vakuola makanan (lisosom), vakuola
4.Bakteri dapat membunuh sel inang dgn cara:
• Menurunkan pH vakuola
• Produksienzim protease

 Dalam mempertahankan hidup, bakteri harus dapat bersaing utk mendapatkan nutrisi
 Fe (besi) adalah nutrisi penting yg dibutuhkan dalam proses INFEKSI
 Fe diperlukan sebagai Ko-faktor berbagai macam enzim metabolik
 Konsentrasi besi utk pertumbuhan bakteri 0.4- 4 μmol/L
 Fe yg diperlukan adalah Fe3+ dalam bentuk bebas yg ada dalam bentuk hidroksida,
karbonat dan fosfat
 Fe3+ dalam darah, limfa dan cairan ekstraseluler sangat rendah10-18 mol/L
Penyebab Infeksi Bakteri :
• Gram Positif bacteria Gram Negatif bacteria
• Mycoplasma Virus : DNA dan RNA
• Jamur : Jamur superficialis dan profunda
• Parasit : protozoa, nematoda,trematoda,cestoda,cacing, ektoparasit (kutu, tungau)
Mikroba Penyakit S.Aureus Infeksi kulit, abses paru
• Sistemik: sindrom syok toksik, keracunan makanan Streptokok piogenes Pneumonia,
meningitis E. Koli ISK, gastroenteritis, syok septik V. Kolera Diare K.Tetani Tetanus N.
Meningitis Meningitis C.Difteri Difteri

Contoh-contoh mikroba patogen


1. Virus dan keganasan
2. maligna virus Leukemia sel T tertentu Human T cell leukemia virus (HTLV-1)
3. Karsinoma serviks Herpes simpleks (tipe 2)
4. Virus papiloma Limfoma burkit Virus epstein barr Karsinoma nasofaring
5. Virus epstein barr Kanker kulit
6. Virus papiloma Karsinoma hepatoseluler Hepatitis B Hepatitis C Sarkoma kaposi
HIV-8

• Kebanyakan jamur tidak berbahaya, namun sebagian kecil spesies jamur dapat
menimbulkan penyakit pada manusia yang disebut mikosis,
klasifikasinya terlihat dalam tabel:

TUGAS
• Sebutkan bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
Dinding Sel Gram Positif
Dinding Sel Gram Negatif
PERTUMBUHAN BAKTERI
• Pertumbuhan: peningkatan secara sistematik dalam jumlah keseluruhan komponen
organisme atau keseluruhan unsur-unsur pokok kimia sel.
Kematian bakteri
• Pada bakteri kematian berarti kehilangan kemampuan untuk reproduksi
• Sel dianggap mati jika tidak dapat membangun koloni pada media padat.
• Pengukuran tidak pada sel individu tapi pengukuran kematian populasi 4-4

Bacterial Growth
• Binary fission
• Generation time
• Phases of growth 4-5

Principles of bacterial growth


• Prokaryotic cells divide by binary
fission – One cell divides into two
• Two into four etc.4-6

Generation Time
• Time it takes for population to
double
• Ex. Escherichia coli doubles
every 20 minutes • Ex.
Mycobacterium tuberculosis
doubles every 12 to 24 hours
• Fast - as little as 10 min. generation
time (Vibrio vulnificus) as long as 24 hr. (Mycobacterium tuberculosis) 4-7

Kurva pertumbuhan
Kurva pertumbuhan bakteri
(Zinsser (1980)) Dibagi dalam 4
katagori:

a. Fase lag
- fase adaptasi pada lingkungan
yang baru
- tidak ada pertumbuhan dalam
jumlah yang besar (ada
penambahan dalam ukuran sel).
b. Fase eksponensial atau fase
logaritmik
- Sel-sel pada tahap
pertumbuhan seimbang
- masa dan volume sel
meningkat
- rerata komposisi sel dan
konsentrasi relatifmetabolit konstan
Sel bakteri dapat dipelihara pada fase eksponensial dengan membiakan ke dalam
medium segar dengan komposisi yang sama secara berulang.
Peralatan yang digunakan, yaitu termostat dan turbidosatt
c. Fase stasioner
- akumulasi produk-produk limbah
- nutrien berkurang
- perubahan pH
- rerate pertumbuhan menurun
- sel-sel hidup konstan pada periode tertentu tergantung organisme, selanjutnya terjadi
penurunan populasi.
d. Fase penurunan: kematian sel
- kematian sel meningkat mencapai tingkat yang tetap
- kematian sel secara drastis, ada sel yang bertahan hidup sampai waktu lama (bulan-
tahun) 4-12

Pure Culture
• Colony
• Streak-plate method

Obtaining pure culture Culture media


can be liquid or solid
– Liquid is broth media
• Used for growing large numbers of bacteria
– Solid media is broth media with addition of agar
• Agar marine algae extract
• Liquefies at temperatures above 95°C
• Solidifies at 45°C
–Remains solid at room temperature and body temperature
– Bacteria grow in colonies on solid media surface • All cells in colony descend from
single cell
• Approximately 1 million cells produce 1 visible colony

Streak-plate method Simplest and most commonly


used in bacterial isolation
– Object is to reduce number of cells being spread
• Solid surface dilution
• Each successive spread decreases number of cells per streak
Kebutuhan untuk pertumbuhan
• Nutrisi
• Sumber energi metabolik
• Faktor lingkungan pH suhu aerasi kekuatan ionik & tekanan osmotik Nutrisi
• Karbon
• Nitrogen
• Belerang
• fosfor
• Mineral lain
• Faktor pertumbuhan
Karbon
• Autotrof  organisme yang tidak memerlukan karbon organik untuk pertumbuhannya –
Fototrof  menggunakan energi fotosintetik untuk merubah karbondioksida menjadi
karbon organik
Kemolitotrof  menggunakan senyawa anorganik sebagai reduktan dan
karbondioksida sebagai sumber karbon
• Heterotrof  membutuhkan karbon organik untuk pertumbuhannya ( sumber karbon
harus dalam bentuk yang dapat diasimilasi)

Carbon
• Pada pertumbuhan bakteri autotrof dibutuhkan air, garam anorganik dan carbon
anorganik (CO2).
• Bakteri heterotrof membutuhkan carbon organik untuk pertumbuhannya, co: glukosa
• Bakteri kapnofilik  membutuhkan CO2 untuk optimalisasi pertumbuhannya
Nitrogen
• Merupakan komponen utama protein dan asam nukleat • 10% dari berat kering bakteri
Fosfor
• Merupakan komponen dari ATP dan asam nukleat
Faktor pertumbuhan  senyawa anorganik yang dibutuhkan oleh sel bakteri untuk
pertumbuhannya tetapi tidak dapat disintesis sendiri

Sumber Energi Metabolik


Tiga mekanisme utama untuk menghasilkan energi metabolik adalah melalui
fermentasi, respirasi dan fotosintesis
• Fermentasi  pembentukan ATP pada fermentasi tidak diikuti oleh perubahan status oksidasi-
reduksi secara keseluruhan  antara substrat fermentable dan produk fermentasi memiliki
komposisi identik
• Contoh glukosa (C6H12O6)  2 ATP + asam laktat (C3H6O3)
• Respirasi  biasanya menggunakan oksigen sebagai oksidan (penerima elektron),
selain oksigen dapat juga digunakan oksidan alternatif seperti karbondioksida, sulfat dan
nitrat
• Fotosintesis  seperti respirasi tetapi oksidan dan reduktan dibuat secara fotokimia oleh
energi sinar matahari yang diserap oleh pigmendalam membran sel

Faktor lingkungan yang mempengaruh pertumbuhan bakteri TEMPERATUR


Bakteri membutuhkan temperatur optimum agar bisa tumbuh dengan cepat. Menurut
temperaturnya, bakteri terdiri atas 3 kelompok, yaitu
• psikrofilik : tumbuh pada suhu -5 sampai 30°C dengan suhu optimum 10-20°C.
• mesofilik : tumbuh pada suhu 10 sampai 45°C dengan suhu optimum 20-40°C
• termofilik : tumbuh pada suhu 25 sampai 80°C dengan suhu optimum 50-60°C
• hipertermofilik : suhu optimumnya diatas 70°C

Oxygen
• Obligate aerobes, absolute requirement for oxygen »use for energy production
• Obligate anaerobes, no multiplication in presence of oxygen »may cause death
• Facultative anaerobes, grow better with oxygen »use fermentation in absence of oxygen
• Microaerophiles, require oxygen in lower concentrations »higher concentration inhibitory
• Aerotolerant anaerobes, indifferent to oxygen »Do not use oxygen to produce energy

pH
– Bacteria survive within pH range
– Neutrophiles • Multiply between pH of 5 to 8
– Maintain optimum near neutral
– Acidophiles • Thrive at pH below 5.5
–Maintains neutral internal pH, pumping out protons (H+)
– Alkalophiles • Grow at pH above 8.5
–Maintain neutral internal pH through sodium ion exchange »Exchange sodium ion for external
protons
Water Availability
– All microorganisms require water for growth
– Water is not available in all environments • In high salt environments
–Bacteria increase internal solute concentration »Synthesize small organic molecules
–Osmotolerant bacteria tolerate high salt environments
–Bacteria that require high salt for cell growth are termed halophiles

Effects of solute concentrMetabolisme bakteri aerob

Bakteri aerob obligat


• syarat harus ada O2
• bakteri menggunakan O2 untuk transformasi energi dalam proses respirasi aerobik
• terdapat enzim superoksida dismutase dan katalase dalam sel untuk detoksifikasi
superoksidaO2
2O2- + 2 H+ ----superoksida dismutase  O2 + H2O2 H2O2 --- katalase  H2O + O2
Contoh : Micrococcus sp, Gram positif kokus

Bakteri anaerob obligat


- bakteri tidak dapat memperbanyak diri jika ada O2
- Bakteri mati dilingkungan yang ada O2, karena ada derivat O2
- Transformasi energi melalui fermentasi atau respirasi anaerob
-Tidak ada enzim superdismutase dan katalase Contoh: Bacteriodes (dalam usus besar),
Clostridium botulinum

Bakteri anaerob fakultatif


• tumbuh lebih baik jika ada O2, tetapi dapat tumbuh tanpa O2 (fleksibel terhadap persyaratan
O2)
• respirasi aerob jika ada O2 dan fermentasi atau respirasi anaerob jika tidak ada O2.
• pertumbuhan lebih cepat jika ada O2 sebab respirasi aerob menghasilkan ATP lebih banyak.
Contoh: E. coli (dalam usus besar), Saccharamyces (u membuat roti dan minuman alkohol)
• ada enzim katalase dan superoksidase

Bakteri anaerob aerotoleran


• tidak tertarik terhadap O2
• dapat tumbuh dalam O2, tetapi tidak menggunakan O2 untuk transformasi energi
• tidak menggunakan respirasi aerob atau anaerob, disebut juga fermenter obligat.
• mempunyai enzim superoksida dismutase.
Contoh: Streptococcus pyogenes (penyebab infeksi tenggorokan)

Intoleransi O2—bakteri anaerob


• O2 memiliki efek toksik langsung
• O2 secara tidak langsung bersifat toksik melalui mediator H2O2 dan radikal bebas
• Potensial reduksi-oksidasi yang rendah tidak dapat dicapai dengan adanya tekanan O2 normal
• Enzym sulfhydril dioksidasi oleh O2  inaktif
• O2 menghambat metabolisme melalui reduksi enzym NADH oxidase

Bakteri mikroaerofilik
• perlu O2 konsentrasi 2% - 10% untuk respirasi aerobik, oksigen konsentrasi tinggi dapat
menjadi inhibitor
• enzim katalase dan superoksidasi dismutase dalam jumlah kecil Contoh: Spirillum volutant
(habitat akuatik), Helicobacter pylori (penyebab gastrik dan deudonal ulcer)

Detecting Bacterial Growth


• Variety of techniques to determine growth
– Numbers of cells
– Total mass
– Detection of cellular products

Direct Cell Count


– Useful in determining total number of cells
– Does not distinguish between living and dead cells
– Methods include
• Direct microscopic count • Use of cell counting instruments
Direct microscopic count
– One of the most rapid methods
– Number is measured in a known volume
– Liquid dispensed in specialized slide • Counting
chamber
– Viewed under microscope
– Cells counted
– Limitation
• Must have at least 10 million cells per mL to gain
accurate estimate

Cell counting instruments


– Count cells in suspension
– Cells pass counter in single file
– Measure changes in environment
• Coulter counter
– Detects changes in electricalresistance
• Flow cytometer
– Measures laser light

Viable Cell Count


– Used to quantify living cells
• Cells able to multiply
–Valuable in monitoring bacterial growth
• Often used when cell counts are too low for other methods
– Methods include
• Plate counts
• Membrane filtration
• Most probable numbers
Plate counts
– Measures viable cells growing on solid culture media
– Count based on assumption that one cell gives rise to
one colony
• Number of colonies = number of cells in sample
– Ideal number to count
• between 30 and 300 colonies
– Sample diluted in 10-fold increments
– Plate count methods
• pour-plates
• spread-plates methods

Most probable numbers (MPN)


– Statistical assay
– Series of dilution sets created
• Each set inoculated with 10x less sample than previous set
– Sets incubated and results noted
• Results compared to MPN table
– Table gives statistical estimation of cell concentration

Biomass Measurement
– Cell mass can be determined via
• Turbidity
• Total weight
• Amounts of cellular chemical constituents

Turbidity
– Measures with spectrophotometer
• Measures light transmitted through sample
–Measurement is inversely proportional to cell concentration »Must be used in conjunction with
other test once to determine cell numbers
– Limitation
• Must have high number of cells

Interaksi antar populasi mikroba


Positive and negative interaction
Interaksi mikroba Sinergisme Suatu hubungan dua populasi mikroorganisme yang saling
menguntungkan tetapi tidak saling bergantungan (masing-masing populasi bisa
bertahan tanpa kehadiran populasi lainnya) Mutualisme (simbiosis) Hubungan yang
saling menguntungkan kedua belah pihak dan saling bergantungan (obligatory
relationship).Contoh: Bacteroides spp. pada sistem pencernaan sapi
Komensalisme Suatu organisme mendapatkan keuntungan sedangkan yang lain tidak
dirugikan. Contoh: Staphylococcus epidermidis pada kulit manusia
cont`d Parasitisme Salah satu pihak mendapat keuntungan sedangkan pihak lain
dirugikan Hospes  organisme yang mengandung parasit Carrier  suatu kondisi
dimana telah tercapai keseimbangan biologik antara parasit dan hospes (gejala mereda
tetapi parasit masih ada)
Predatorisme Salah satu pihak memangsa pihak lain sebagai sumber energi
Kompetisi Interaksi berupa persaingan sebagai akibat penggunaan sumber energi yang
sama dan terbatas, cont: oksigen, karbon, dll.
Amensalisme Satu populasi mikroorganisme menghasilkan substansi yang dapat
menghambat pertumbuhan populasi lainnya (kompetitor)
Contoh beberapa interaksi
• back
• Symbiotic scheme
• Types of interactions between microbial populations
• Name of interaction
• Effect of interaction Population A Population B
• Neutralism Commensalism Synergism Mutualism Competition Amensalism
Predatism Parasitism
O O + + O or + + +
O+++
O = no effect + = positive effect - = negative effect

Flora Normal Mikroba Udara, Air & Tanah


Mikroba TANAH Komunitas organisme dapat mencapai 4000 spesies yang berbeda per
gram tanah. Tanah mempunyai beberapa lapisan (horizon), yaitu:
- Topsoil (horizon A): kaya akan nutrien
- Subsoil (horizon B): akumulasi garam, tanah gamping (clay), nutrien lain.
- Horizon C: partially weathered bedrock.
- Bedrock (horizon D): unweathered
Mikroorganisme di tanah Jumlah dan komposisi flora tanah dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan. Contoh:
- Tanah yang basah tidak cocok untuk bakteri aerob, krn tanah penuh dg air shg O2
berkurang.
- Tanah yang kering  aktivitas metabolisme dan jumlah mikro organisme berkurang.
- Banyak organisme yang memproduksi endospora dan kista yang resisten terhadap
kekeringan untuk mempertahankan hidup.
- Keadaan lingkungan lainnya yang mempengaruhi adalah ph, suhu dan sumber
makanan.
- Ph rendah menekan pertumbuhan bakteri, tetapi meningkatkan pertumbuhan jamur,
• Bakteri gram+ lebih banyak ditanah daripada bakteri gram- terutama genus Bacillus.
Bakteri ini membuat endospora untuk mempertahankan diri shg tahan pada kekeringan. •
Streptomyces memproduksi antibiotik
• Bakteri lain yang berada di tanah adalah spesies Clostridium, Azotobacter,
Agrobacterium dan Rhizobium.
• Jumlah jamur lebih banyak daripada jumlah bakteri, dan terutama ditemukan 10cm pada
lapisan atas tanah.
• Selain bakteri dan jamur, terdapat juga alga dan protozoa.
• Seluruh mikroorganisme saling bersimbiosis
,Mikroba AIR
Terbagi dalam 3:
1. Lingkungan Air Laut (marine) Lingkungan Air Laut (marine)
2. Lingkungan Air Tawar Lingkungan Air Tawar
3. Lingkungan Air yang khusus Lingkungan Air yang khusus

Lingkungan Air laut Laut meliputi 70% dari permukaan bumi.


Air laut mengandung 3.5% garam
 organisme halofilik (organisme yang suka dg kadar garam yang tinggi dan halo toleran. Air
laut
 oligotropik (faktor pertumbuhan organisme fotosintetik dan autrotrof lainnya terbatas
karena kekurangan zat-zat inorganik terutama fosfat, nitrat dan besi). Keadaan di dekat pantai
berbeda dg laut yang dalam
 eutropik (kaya akan zat makanan)
 banyak organisme fotosintetik spt alga dan cyanobacteria.
Lingkungan ini adalah: danau dan sungai. Tipe dan jumlah mikroba tergantung:
- cahaya
- konsentrasi O2
- zat makanan
- suhu Danau Pada saat musim panas, suhu hangat terbentuk 2 lapisan : Epilimnion : kaya O2
 meningkatkan aktifitas mikroorganisme fotosintetik Hipolimnion : lapisan dibawahnya
 anaerob karena pemakaian O2 oleh organisme heterotrof.
Pada musim dingin
 kedua lapisan bercampur shg memberikan O2 pada air dibawahnya.

Lingkungan air tawar


Sungai Berbeda dg danau krn air mengalir
 ada turbulensi
 ada sirkulasi O2
 aerobik. Cahaya mgk mencapai dasarnya shg memungkinkan tjd fotosintesis. Bakteri
berkapsul spt Sphaerotilus dan Leptotrix Sp menempel pd batuan dan menetap.

Lingkungan Air yang khusus


- Kadar garam yang sangat tinggi
 organisme halofilik. - Kadar besi yang meningkat
 Gallionella dan Sphaerotillus. - Kadar sulfur yang meningkat
 menunjang pertumbuhan bakteri fotosintetik dan non fotosintetik.

Bioaerosol
• Partikel biologi : bakteri, jamur, virus, spora, endotoksin
• Komposisi dan konsentrasi tergantung lokasi, sistem ventilasi, aktivitas manusia, sumber
infeksi, dan ketahanan fisik bioaerosol
• Diameter partikel bioaerosol 4–18 μm

Mikroba UDARA
Sumber Mikroba Udara
Di luar ruangan
• Pertanian
• Irigasi
• Pengolahan limbah
• Peternakan
• Pembangunan gedung
• Berbagai aktifitas lainnya

Sumber Mikroba Udara Di dalam ruangan


• Sistem ventilasi ruangan
• Pendingin ruangan
• Debu
• Manusia :
–Batuk/bicara : 104 droplet
–Bersin : 106 droplet

Mikroba Udara
• Bakteri M. tuberculosis, Legionella pneumophilla Gram positif kokus dan basil, Gram negatif
basil
• Jamur Aspergillus fumigatus, Aspergillus versicolor, Penicillium spp., actinomycetes termofilik
• Virus Campak, varicella, virus enterik
• Amoeba Naegleria fowleri, Acanthamoeba spp.

Rute Infeksi oleh Mikroba Udara


• Kontak Kulit
• Ingestion
• Inhalasi
–Udara terhirup 10 m3/hari
–Partikel besar tersangkut di saluran nafas atas –< 6 μm ke paru-paru, 1 – 2 tersangkut di alveoli
Normal mikroba flora normal pada host Ada 2 jenis mikroba normal:
1. Resident Mikroba Mikroba normal yang selalu ada seumur hidup host.
Terdapat di kulit dan membran mukosa pencernaan, pernafasan, urethra dan vagina.
2. Transient Mikroba Mikroba yang ada pada host hanya selama beberapa jam / hari / bulan
sebelum akhirnya hilang.
Tempat transient mikroba sama dengan residen mikroba.

Kulit
• Ekspose terbesar terhadap lingkungan
• pH, asam lemak, keringat, lysozim, mandi,

• Resident predominan:
- basil diphteroid anaerob: corynobacterium propionibacterium
- Nonhemolitik & anaerob staphylococci: S. aureus, S. epidermidis - G+, aerob, basil berspora:
viridans streptococci, enterococcus - G-, basil coliform, acinetobacter - Fungi & yheast

Mulut & Saluran Respirasi Atas


• Hidung: corynobacteria, S. aureus, S. epidermidis, Streptococci
• Pada bayi kontaminasi dari jalan lahir & dari saluran pernafasan atas ibu
• Mikroba:
- aerob-anaerob Staphylococci
- G- diplococci, diphteroid, lactobacilli
- spirochaeta, prevotella, fusobacterium, rothia
– actinomyces

Traktus Digestiva
• Pada bayi: bakteri asam laktat
• Adult:
- esophagus: mikroba dari makanan dan saliva
- intestine atas: lactobacilli, enterococci
- ileum-cecum: fecal
- colon: anaerob bacteroides, fusobacterium, anaerob G+ cocci

Urethra
• Sama halnya dengan flora kulit dan perineum
• Pada urine dengan jumlah normal 102 – 104
Vagina
• Berubah bergantung pH • Mikroba:
- streptococci
- prevotella
- clostridia
- Gardnella vaginalis
- Ureaplasma erealyticum

Conjunctiva
• Mikroba perdominan:
- Corynobacterium xerosis
- S. epidermidis , non hemolitik streptococci
- Neisseriae, G
- haemophili
• Lysozim

Sistem kultur bakteri


I. Closed system Bakteri ditumbuhkan dalam kultur bets di laboratorium dengan kondisi cukup
akurat.
Jika medium yang cocok diinokulasi bakteri dan diambil sampel pada interval reguler, maka
data yang terbentuk menampilkan kurva pertumbuhan bakteri
II. Continuous culture (1)
- pemeliharaan sel bakteri pada fase pertumbuhan eksponensial dengan teknik kultur
- sel dibiakan dalam medium dengan komposisi yang sama secara berulang.
- populasi bakteri tumbuh dengan ukuran yang diatur sampai beberapa generasi di bawah
kondisi konstan dan kecepatan tumbuh yang terseleksi.
- alat yang sering digunakan (kultivator), yaitu chemostat
Chemostat: aparatus open-system yang terdapat tabung kultur tempat pemeliharaan
organisme pada ukuran konstan dengan pengenceran berulang.
Faktor penting untuk mengontrol pertumbuhan organisme adalah kecepatan dimana
medium segar ditambahkan ke dalam tabung kultur.
Rumus: D = f/V D: kecepatan pengenceran V: volume kultur
f : kecepatan medium segar ditambahkan ke dalam tabung kultur
• Kultur aerobik  inkubator
• Kultur dalam atmosfir yang ditambahkan CO2
 inkubator CO2 Brucella abortus , Streptococcus capnophilic 5—10% pneumococcus
gonococcus
• Kultur dalam atmosfir mikroaerofilik
 Campylobacter jejuni, Actinomyces israeli—udara dengan 6-7% O2 • Kultur anaerobik
 anaerobic jar
Inkubator (350 – 370C) katalisator, desikan, indikator oksigen

Anaerobic bio-bag Anaerobic-jar


Anaerobic chamber
Gas : H2 :5-10% CO2 :5-10% N2 :80-90%
• Kondisi anaerob secara mekanik
 vakum secara kimia  H2 + O2  H2O secara biologi  bakteri anaerob ditumbuhkan
bersama bakteri aerob  bakteri aerob akan menggunakan oksigen untuk tumbuh
sehingga kondisi petri menjadi bebas oksigen sehingga bakteri anaerob dapat tumbuh

PEMBIAKAN BAKTERI
• Diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi,
determinasi atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan.
• Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakan bakteri dilaboratorium
dapat dibedakan dalam medium pembiakan dasar, medium pembiakan penyubur,
medium pembiakan selektif dan biakan murni.

MEDIUM PEMBIAKAN DASAR


dalah medium pembiakan sederhana yang mengandung zat-zat yang umum dperlukan
oleh sebaian besar m.o. Medium ini terbuat dari 3 gram ekstrak daging, 5 gram pepton
dan 1000 ml air. Disebut jg bulyon nutrisi. Dengan menambahkan 15 gr agar-agar
dinmakan dengan agar nutrisi/bulyon agar.

MEDIUM PEMBIAKAN PENYUBUR


Dibuat dari medium pembiakan dasar dengan penambahan zat-zat lain untuk
mempersubur pertumbuhan bakteri. Ex darah, serum, cairan tubuh, ekstrak hati, otak,
sbg.

MEDIUM PEMBIAKAN SELEKTIF


Untuk menyeleksi bakteri yang diperlukan dari campuran dengan bakteri-bakteri lain
yang terdapat dalam bahan pemeriksaan. Medium pembiakan selektif dalam
pemakaiannya diberi bermacam2 bentuk sesuai dengan tujuannya yaitu:
• Bentuk medium cair
• Bentuk medium padat degan penambahan agar2/gelatin
- bentuk lempeng, dibekukan dalam cawan petri
- bentuk miring dibekukan dalam keadaan miring dalam tabung
- bentuk tegak, dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung
Cara mendapatkan pembiakan murni
• Cara penggarisan Dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk miring.
• Cara tuang Dilakukan untuk menentukan perkiraan jumlah bakteri hidup dalam suatu
cairan, mis air, susu, urine, atau biakan bulyon. Hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni.

Respon imun
• Antigen • Antibodi • Imunitas spesifik • Imunitas nonspesifik • Infeksi • Imunitas humoral •
Imunitas seluler

Pendahuluan
 Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk mengenali bahan/zat yang dianggap sebagai
‘diri sendiri’ (self) dan membedakannya dari bahan asing (nonself)
 Kemampuan ini menjadi dasar dari pertahanan tubuh—imunitas karena tubuh akan berusaha
untuk mengeluarkan/memusnahkan bahan asing yang masuk ke dalam jaringan tubuh
 1970: WHO defined immunity as immune response to antigen ( Foreign body) in form of
 Humoral ( activation of B-lymhocytes)
 Cellular (by activation of T-lymphocytes

SISTEM IMUN
Semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai
perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup
Dalam pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme → timbul respon imun. Ada 2 macam
Respon imun, yaitu :
1. RI Spesifik : diskriminasi self dan non self, memori, spesifisitas.
2. RI non Spesifik: efektif untuk semua mikroorganisme
 Sistim imun nonspesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan terhadap patogen
ekstraseluler maupun intraseluler
 Sistim imun nonspesifik tidak ditujukan pada patogen tertentu
 sistim imun spesifik ditujukan pada patogen tertentu

Respon terhadap infeksi mikroorganisme Kontak pertama + + Kontak kedua +


Nonspesifik Tidak ada memory ++++ Spesifik Ada memory
Perbandingan sistim imun nonspesifik dan spesifik Perbandingan sistim imun
nonspesifik dan spesifik
Keseimbangan antara Infeksi dan Imunitas = SETIMBANG

infeksi imunitas
 Faktor yang mempengaruhi sistem imun Spesies
 Misal: tikus sangat resiten terhadap difteri— manusia sangat rentan
 Genetik dan usia
 Suhu
 Hormon
 Nutrisi
 Flora normal
Pertahanan alamiah terhadap infeksi
 Barrier anatomi
 Mekanik
 Kimia
 biologi
 Komponen Humoral
 komplemen
 sitokin
 Komponen seluler
 Neutrophils
 Monocytes and macrophages
 NK cells
 Eosinophils
Barrier Anatomical—mekanik
Sistem or organ Tipe Sel Mekanisme
Kulit Squamous epithelium Physical barrier
Membran mukosa Epitel non-silia (e.g. GI tract) (e.g. GI tract)
Epitel silia (e.g. respiratory tract) Mucociliary elevator
Epithelium (e.g. nasopharynx Flushing action of tears, saliva,
mucus

Barrier Anatomi—Biologi
Sistem or Organ komponen Mekanisme
Kulit & membran mukosa Flora Normal Kompetisi nutrisi dan koloni
antara flora normal dan kuman

Barrier Anatomi—kimia
Sistem or Organ komponen Mekanisme
Kulit keringat Anti-microbial fatty acid
Membrane Mukosa HCl (parietal cells) Air mata dan Low pH Lysozyme and
saliva phospholipase A

Komponen Humoral Componen


Complement Mekanisme
komplemen Lisis bakteri & virus Opsonin Meningkatkan
permiabilitas vaskular Aktivasi sel-sel fagosit

Lactoferrin and transferrin Mengikat Fe yang dibutuhkan bakteri

Lysozyme Memecahkan dinding sel bakteri

Cytokines

Komponen sel
Cells
Neutrophils
Macrophages NK , K and LAK
Eosinophil
 Neutrophil
 Leukosit yang terbanyak –70%
 Mengandung enzim mieloperoksidase, lisozim, laktoferin
 Mempunyai reseptor untuk Fc antibodi dan komplemen
 Mikroorganisme yang dicern disimpan dalam fagosom

 Eosinofil
 2 -5 % dari lekosit
 Mengandung major basic protein—MBP eosinophil cationic protein—ECP, eosinophil
peroxidase—EPO yang bersifat toksik dan dapat menghancurkan sel target bila dilepas
 Memiliki reseptor untuk IgE pada permukaannya dan berperan pada imunitas parasit

Makrofag
 Setelah 24 jam sel monosit akan bermigrasi dari peredaran darah ke berbagai jaringan dan
akan berdiferensiasi sebagai makrofag
 Makrofag dapat dibagi menjadi 2 gol  fagosit profesional dan antigen presenting cell APC
 Secara in vitro monosit dan makrofag menempel dengan kuat pada permukaan gelas atau
plastik dan akan memakan mikroorganisme ataupun sel tumor
 Monosit dan makrofag dapat melepaskan interferon, komplemen dan monokin

Sel NK dan K
 Merupakan sel limfoid yang tidak mengandung petanda seperti pada sel T dan B
 Disebut sebagai large granular lymphocyte
 Sel NK dapat membunuh sel tumor dan sel yang mengandung virus
 Sel K merupakan efektor antibody dependent cellular cytotoxicity—ADCC  dapat
membunuh sel yang telah dilapisi antibodi

Imunoprofilaksis = imunisasi
1.Aktif : Respon imun terjadi setelah terpajan Antigen
2.Pasif : terjadi bila seseorang menerima Antibodi /produk sel lainnya dari orang lain yg telah
mendapat imunisasi aktif.
Tujuan : ↑ derajat imunitas seseorang thdp. patogen tertentu/toksin.

ANTIBODI
 Antibodi (Ab)
  protein (globulin) yang dihasilkan sebagai respons untuk menghadapi antigen (bakteri,
virus, molekul asing, dll)
 Semua jenis antibodi yang dihasilkan sebagai respons terhadap antigen spesifik  bereaksi
spesifik dengan antigen yang memicu dan tidak dengan antigen yang berbeda
 Pejamu/host memiliki kapasitas genetik untuk menghasilkan antibodi spesifik terhadap
beribu ribu antigen yang berbeda.,
 Produksi antibodi tidak terjadi jika tidak ada stimulus antigen yang cukup

Jenis-jenis antibodi dalam berbagai istilah:


1. Antitoksin = antibodi terhadap toksin atau toksoid: bersifat netralisasi
2. Aglutinin = antibodi yang menggumpalkan sel (aglutinasi).bereaksi dengan antigen berbentuk
partikel (suspensi)atau dengan yang diadsorpsikan pada permukaan partikel (sel darah merah,
lateks dll)
3. Presipitin = antibodi yang menimbulkan presipitasi (pengendapan) dengan antigen berbentuk
larutan
4. Opsonin = antibodi yang merangsang dan memudahkan fagositosis, setelah berlekatan pada
kuman atau partikel lainnya
5. Antibodi netralisasi = antibodi yang menetralisir daya infeksi kuman atau virus

Tipe Antibodi (Ig)


 Masing masing kelas imunoglobulin (disingkat Ig) dihasilkan oleh sel plasma spesifik.
 Ada lima kelas imunoglobulin yang didefinisikan berdasarkan komposisi rantai beratnya,
yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD.

Serologi
• Ilmu yang mempelajari reaksi antara antigen dengan antibodi di dalam serum.
• Reaksi serologi dapat dipakai untuk:
- Menentukan antigen atau antibodi jika salah satunya telah diketahui:
 menentukan jenis kuman
 menentukan golongan darah
 memilih donor untuk transplantasi jaringan dst.
- Mengukur titer antigen atau titer antibodi

CLINICAL IMMUNIZATION
Principle of Clinical immunization
• Principle :
•Active : memasukkan antigen untuk menstimulasi respon imun
 agar terbentuk antibodi untuk perlindungan ( bacteria, virus, microbe components )
• Passive : memasukkan serum yang mengandung antibodi yang berasal dari darah manusia
ataupun hewan

Type of immunogen use for immunization


1. imunogen/vaksin hidup yang dilemahkan :
Virus : measles, mumps, rubella,OPV,Yellow fever, Varicella, RSV, Parainfluenza*
Bacteria : Oral typhoid, BCG,
2. imunogen/vaksin inaktif/mati :
Virus : Influenza, Polio Salk, Rabies, Hepatitis A. HPV*
Bacteria : Anthrax, Pertussis, Plague, Typhoid and paratyphoid Coxiella burnetii,
Gonococcus*
3. Vaksin Sub unit : tetanus, diphteria, pertussi, Hib, Pneumococcus, Hepatitis

IMUNOPATOLOGI Kegagalan dari sistem imun :


1. Rx hipersensitivitas : respon imun berlebihan.
2. Imunodefisiensi : respon imun berkurang
3. Autoimun : hilangnya toleransi diri : rx sistem imun terhadap Antigeng jaringan sendiri

Rx Hipersensitivitas
1. Tipe I
 Rx hipersensitivitas tipe cepat.
 Ig yang berperan : Ig E.
 Co : asma, rinitis, dermatitis atopi, urtikaria, anafilaksis.
 Antigen merangsang sel B untuk membentuk Ig E dengan bantuan sel T. Ig E kemudian diikat
oleh mastosit melalui reseptor Fc. Bila terpajan ulang dengan Ag yang sama, maka Ag tersebut
akan diikat oleh Ig E yang sudah ada pada permukaan mastosit. Ikatan ag – Ig E → degranulasi
mastosit. Mengeluarkan mediator, Co : histamin.
2. Tipe II Rx. Sitotoksik
 Contoh: Rx transfusi, Rx obat, Sindrom Good posture, miastenia gravis,
 Adanya Antigen yang merupakan bagian sel pejamu—hospes menyebabkan dibentuknya
antibodi Ig G / Ig M → yang akan mengaktifkan sel K yang memiliki reseptor Fc -Ikatan Ag-Ab →
aktifkan komplemen → lisis. .
Tipe III--Rx. Komplex imun
 Contoh : SLE (Sistemik Lupus Eritematosus) Farmer’s lung, demam reumatik, artritis
reumatoid.
 Komplex ikatan antigenantibodi (Ig G / Ig M) yang tertimbun dalam jaringan akan
mengaktifkan komplemen untuk melepaskan MCF selanjutnya makrofag datang ke daerah tsb ,
melepaskan enzim sehingga merusak jaringan.
Tipe IV--Rx. Hipersensitivitas lambat : > 24 jam
 Co : Rx Jones Mote, hipersensitivitas kontak, Rx tuberkulin, Rx granuloma.
 Akibat respon sel T yang sdh disensitisasi Ag → dilepaskan limfokin ( MIF, MAF) → makrofag
yg diaktifkan → merusak jaringan.

IMUNODEFISIENSI
Respon imun berkurang / - → tidak mampu melawan infeksi secara adekuat. Ada 2 bentuk :
1. Primer - herediter - gejala : 6 bulan – 2 tahun
2. Sekunder - perubahan Fisiologi Imunologik  infeksi, malnutrisi, penuaan, imunosupresi,
kemoterapi dll.

I. Primer
1. Severe combine immunodeficiency disease (SCID) - Terapi : transplantasi ssm. Tulang
2. X linked agammaglobulinemia of BRUTON.
II. Sekunder. - Didapat
1. Infeksi : AIDS
2. Penggunaan obat :
- Kemoterapi
- Imunosupresif
3. Peny lain : leukemia

AUTOIMUN DISEASE

Reaksi
Reaksi sistem imun terhadap Antigen jaringan sendiri.

Kehilangan
Kehilangan toleransi diri (self tolerance) menyebabkan sel-sel sistem imun mengenal Antigen
tubuh sendiri sebagai asing.
Penyakit autoimun organ.
1. Autoimune hemolytic anemia (AHA) : akibat destruksi oleh antibodi terhadap Antigen pada
permukaan erythrosit (autoantibodi antierytrosit)
2. Tyroiditis Hashimoto. - Sebagian besar eutiroid, tetapi dapat juga hipotiroid / hipertiroid. -
Dijumpai :
• Autoantibodi anti tiroglobulin.
• Infiltrasi limfosit, makrofag, sel plasma dalam kelenjar
 membentuk folikel limfoid
3. Penyakit Grave : Toxic goiter /exopthalmic goiter
- dijumpai Antibodi (Long acting Thyroid stimulator : LATS / TSAb = Thyroid Stimulating AB)
terhadap reseptor (TSH) pada permukaan tiroid
 merangsang kelenjar tiroid. = T3 dan T4 >>>. 4. SINDROM SJOGREN.
- ditandai : keratokonjungtivitis sikka (mata kering ) ,xerostomia (mulut kering)

Penyakit Autoimun Sistemik


1. SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
- Penyakit demam sistemik,
kronik, berulang, dengan gejala berhubungan dengan semua jar (tu sendi, kulit, membran
serosa)
- Perjalanan klinis bervariasi
• Kadang gejala minimal
 sembuh tanpa pengobatan.
• Sebagian besar : kambuh berulang
 remisi : dapat dipertahankan dengan imunosupresan.
• Ketahanan hidup 10 tahun = + 70 %

soal
 Tipe imunoglobulin dan peranannya dalam pertahanan tubuh
 Bagaimana cara menemukan bakteri yang menyebabkan penyakit tertentu
 Kenapa kita tidak selalu sakit meskipun terpapar oleh banyak mikroorganisme

VIROLOGI
 Ilmu tentang virus disebut Virologi Virus (bahasa latin) virion yang berarti beracun.
Virus : mikroorganisme yang sedemikian kecilnya sehingga hanya dapat dilihat pada
perbesaran yang disediakan oleh mikroskop elektron Virus termasuk organisme aseluler (bukan
sel) yang tidak memiliki organel-organel.
 Dapat melewati pori-pori saringan yang tidak memungkinkan lewatnya bakteri
 Hanya dapat memperbanyak diri di dalam sel-sel hidup (hewan, tumbuh-tumbuhan, atau
mikroorganisme lain) “Parasit intraseluler obligat”
 Tidak mempunyai perlengkapan metabolik sendiri
 Tidak mampu membangkitkan energi atau mensintesis protein
 Mempunyai informasi genetis untuk bereproduksi dan untuk mengambil alih sistem
pembangkit energi dan pembuat protein sel inangnya
 Bahan genetis virus adalah DNA atau RNA (tidak kedua-duanya) diselubungi oleh protein
“Capsid”

SEJARAH PENEMUAN VIRUS


 D. Iwanowsky (1892) dan M. Beijerinck (1899) adalah ilmuwan yang menemukan virus penyakit
mozaik daun tembakau.
 W.M. Stanley (1935) ilmuwan Amerika berhasil mengkristalkan virus penyebab penyakit mozaik
daun tembakau (virus TMV).
 1898 Loeffler & Frosch menemukan virus “Foot and Mooth Desease”  Twort (Inggris/1915) &
D’Herelle (Perancis/1917) menemukan Bacteriophage.  Edward Jenner menemukan vaksinasi
cowfox.
CIRI-CIRI VIRUS
1. Lebih kecil dari Riketsia
2. Dapat melalui saringan yang menahan bakteri
3. Hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron
4. Obligate parasit
5. Hanya hidup pada sel hidup

RESISTENSI
 Virus umumnya tidak peka terhadap antibiotik
 Virus dalam keadaan kering lebih tahan panas dari pada virus inspektif
 Virus cepat rusak oleh cahaya langsung
 Suasana Alklali lebih mudah membunuh virus (NaOH2 ,CaOH)
 Garam logam berat, senyawaan chlorida efektif untuk membunuh virus
 Bila virus telah masuk dalam satu sel, maka virus lain yang sejenis tidak dapat memasuki sel
tersebut (Interference Phenomenon)
 Morfologi Virus : bervariasi, batang, filamen, bulat, seperti spermatozoa mempunyai ekor dan
kepala yang tipis
 Canari pox 260 – 310 µm Virus paling besar
 Hacmophilus influenza 300 µm
 FMD virus (PMK) 22 µm virus yang paling kecil

STRUKTUR VIRUS
 Tubuhnya masih belum dapat disebut sebagai sel, hanya tersusun dari selubung protein di
bagian luar dan asam nukleat (ARN & ADN) di bagian dalamnya PARTIKEL
 Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, kita mengenal virus ADN dan virus ARN.
 Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan
hewan, jaringan tumbuhan).
 Bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru, berasal dari
sitoplasma sel yang diinfeksi
Partikel virus ada 2,
 Bagian Dalam, tersusun atas Kapsid (Protein) dan Selubung lipoprotein (tidak semua virus
memiliki).
 Bagian Luar, tersusun atas Molekul asam nukleat dan berbagai protein

PERANAN VIRUS
a)   Penyebab penyakit pada hewan
1. Virus rabies, menyerang selaput otak pada hewan (anjing, kucing, kera)
2. Virus NCD (New Castle Disease), menyerang unggas terutama ayam.
3. Virus mulut dan kuku, menyerang mulut, kuku, jari kaki, dan putting susu hewan ternak besar
(sapi, domba).
b)   Penyebab penyakit pada tumbuhan
1. CVPD (Citrus vein 
vein  phloem degeneration), menyerang jaringan floem pada pohon jeruk.
2. PYDV (Potato yellow dwarf virus), menyerang tanaman kentang
3. TMV (Tobacco mosaic virus), menyebabkan bercak-bercak kuning pada daun tembakau.
4. Virus tungro, menyerang tanaman padi
5. Virus Cacar daun cengkeh, menyerang daun tanaman cengkeh
C) Penyebab penyakit pada manusia
1. Virus herpes, menyebabkan lesi-lesi pada alat kelamin pria/ wanita
2. Virus DHF, menyebabkan penyakit DB
3. Virus Trakom, menyebabkan penyakit trakom yang ditandai dengan bintik-bintik merah pada
selaput mata.
4. Virus hepatitis, menyebabkan radang hati.
5. Virus cacar, menyebabkan penyakit cacar
6.Virus ebola, menyerang organ hati, ginjal, dan limpa.
7. Virus Influenza, menyebabkan penyakit influenza.
8. Virus Poliomielitis, menyebabkan penyakit polio yang menyerng system saraf.
9. Adenovirus, menyerang system pernapasan
10. HIV (Human  immunodeficiency virus), menyerang sel darah putih dan menyebabkan AIDS
d) Penyebab penyakit pada bakteri  Bakteriofage, menyerang bakteri
Morfologi Virus :
batang, filamen, bulat, seperti spermatozoa mempunyai ekor dan kepala yang tipis. Canari pox
260 – 310 µm Virus paling besar Hacmophilus influenza 300 µm FMD virus (PMK) 22 µm (virus
yang paling kecil)

KLASIFIKASI VIRUS
1. Sesuai dengan macam induk semang yang diinfeksi, misal hewan/ manusia, tumbuhan,
bakteri. Virus ini termasuk Ordo Virales
2. Sesuai dengan ukuran menurut determinasi elektron mikroskopik kuantitatif centrifuge
3. Sesuai dengan jaringan yang biasa diserang (hanya terdapat pada group virus mamalia)
Contoh :
 Neurotropic : Japanese β enchepalistis, St. louis enchepalistis, Equine enchepalistis,
Lymphocytic chorio meningitis
 Dermatotropic: Molluscum contangiosum, Rubella, Herpes, Variola (small pox)
 Viscerotropic : Infectious hepatitis, Colorado tick fever, serum hepatitis : yelow fever 
Pantropic : Cox sackie, Dengue phlebotomus
 Miscellaneous : Mumps, Influenza, Common cold

Berdasarkan jenis sel inang yang diinfeksi, virus dibagi menjadi 4, yaitu :
 Virus hewan
 Virus Tumbuhan
 Virus Manusia
 Virus bakteri
Berdasarkan jenis materi genetika, virus di bagi menjadi 2, yaitu :
 Virus DNA (ex: bakteriofage, adenovirus, virus herpes)
 Virus RNA (ex: HIV, virus reo, virus polio, virus influenza

BACTERIOPHAGE
 Bacteriophage digunakan untuk mempelajari dan mengidentifikasi virus, karena lebih
sederhana dan mudah dimengerti.
 Bacteriophage ditemukan oleh Twort (1915) dari Inggris dan D’Herelle (1917), dari Perancis.
 Bacteriophage hanya mengandung DNA.
Bacteriophage terdiri 2 bagian :
 Bagian luar : kapsul yg terdiri dari protein tidak aktif.
Dalam kapsul terdapat DNA yg merupakan pusat aktivitas.
 Bagian ekor: bagian ujungnya bermuatan listrik
RECEPTOR
 Receptor merupakan tempat menempel pada receptor bakteri yang diserang.

REPRODUKSI BACTERIOPHAGE
 Virus dapat bereproduksi dengan membutuhkan sel inang.
 Daur reproduksi virus ada 2, yaitu litik dan lisogenik.
 Virus yang melangsungkan daur litik disebut virus virulen.
 Daur litik terdapat lima tahapan :
1. Adsorbsi, yaitu melekatnya fag/ virus ke dinding bakteri melalui ekornya (belum masuk).
2. Penetrasi, yaitu penyuntikan DNA virus/ fag ke dalam sel bakteri.
3. Replikasi/ Sintesa, yaitu DNA pembawa informasi genetika diperlukan bagi sintesa partikel
virus baru. DNA fag/ virus akan mengambil alih metabolisme sel inang.
4. Perakitan, yaitu semua bagian virus terbentuk dengan lengkap. DNA fag dan selubung protein
dirakit menjadi fag yang lengkap. 5. Pelepasan fag/ lisis, yaitu dinding sel bakteri akan dilapisi.
 Virus yang melakukan daur lisogenik disebut virus temperal.
 Daur lisogenik terdapat 4 tahapan :
1. Adsorbsi, yaitu melekatnya fag/ virus ke dinding bakteri melalui ekornya (belum masuk).
2. Penetrasi, yaitu penyuntikan DNA virus/ fag ke dalam sel bakteri.
3. Penggabungan/ penyisipan, yaitu materi genetika virus menyusup ke DNA sel inang
membentuk provirus.
4. Pembelahan, yaitu provirus mengalami replikasi yang mengikuti pembelahan diri sel inang.
Setiap saat sel inang membelah dan provirus ditransfer 
ditransfer  ke setiap anakan sel inang. Jika
berhasil maka provirus

REPRODUKSI BACTERIOPHAGE
 Fase I :
setiap bakteri mempunyai bacteriophage tertentu, bacteriophage yang telah menempel pada
dinding bakteri mengadakan pemboran, Bila sudah terdapat saluran maka DNA akan meluncur
masuk kedalam sitoplasma, sedangkan capsul tetap tertinggal di luar menjadi kepompong
kosong dan lama-lama terlepas dari bakteri
 Fase II :
DNA atau phage hilang lenyap mengadakan fusi dengan sitoplasma dan menuju ke pusat
kebakaan. Waktu mulai masuknya phage kemudian menghilang disebut periode laten atau fase
eclipse.
 Fase III : setelah beberap saat menghilang, muncul phage-paghe baru dalam sitoplasma.
Phage-phage ini membuat capsul sendiri. Setelah lengkap menjadi bacteriophage baru maka
bakteri menjadi lisis dan bacteriophage keluar
 Reproduksi bacteriophage diperoleh dari penelitian fage-fage E. coli.
 Escherichia coli mempunyai 7 strain virus yaitu T1 – T7.  Tidak selamanya bacteriophage yang
menginfeksi bakteri menimbulkan lisis pada bakteri, hal ini disebabkan oleh :
1. Bacteriphage yang telah temperate (kehilangan virulensinya)
2. Sel bakteri yang telah tua
3. Adanya mutasi kebakaan
 Prophage : phage (DNA) yang telah masuk sitoplasma dan tidak mampu mengadakan lisis.

 INDUKSI :
Bila bakteri terkena ultraviolet maka kondisi bakteri menjadi lemah, dalam keadaan demikian
maka prophage mendapat induksi yang tadinya lemah menjadi patogen dan memperbanyak diri,
bakteri menjadi lisis dan bakteriophage baru akan keluar
 TRANSDUKSI:
\Virus dapat masuk kedalam material kebaqaan, seolah-olah menjadi bagian dari material
kebaqaan dari bakteri dan dapat dipindahpindahkan kepada keturunannya. Disamping itu
bakteriophage mendapat beberapa bagian dari material kebaqaan kuman yang dapat
dipindahkan ke kuman lain. Contoh : bakteriophage dari kuman non motil masuk kedalam
kuman yang motil maka kuman yang tadinya motil menjadi non motil atau sebaliknya

CARA PENULARAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT YANG DISEBABKAN VIRUS


 Virus bersifat menular. Penularan itu bisa terjadi melalui beberapa cara. Ada yang
penularannya langsung dari penderita ke orang yang sehat melalui kontak langsung atau
peralatan yang digunakan, adapula yang penularannya melalui saluran pernapasan dan vektor
binatang.

TUGAS
 TULISKAN DAN JELASKAN MACAM-MACAM PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
DAN BAGAIMANA PROSES PENULARANNYA?
REYFANA ERZANIA REG 1- 19 C

MODUL
MIKROBIOLOGI 2019
AKADEMI FARMASI IKIFA
NIA LISNAWATI.,S.SI.,M.Farm.,Apt

Anda mungkin juga menyukai