A.Penemuan Mikroorganisme
Antony van Leeuwenhoek (1632-1723)
Ilmuwan pertama yang melihat dan mendeskripsikan mikroorganisme secara akurat pada tahun 1660.
4.Louis
4.Louis Pasteur (1822-1895)
*Kaldu daging dalam labu leher angsa dan dipanaskan dan setelah dingin udara dibiarkan
*masuk melalui leher angsa tabung
*Debu udara tidak dapat masuk
*Hasil: tidak ada pertumbuhan mikroorganisme
5.Louis
5.Louis Pasteur (1822-1895)
*Kaldu daging dalam labu leher angsa dan dipanaskan dan setelah dingin udara dibiarkan
masuk melalui leher angsa tabung
*Debu udara tidak dapat masuk
*Hasil: tidak ada pertumbuhan mikroorganisme
C.Kultur
C.Kultur murni:
kultur yang hanya mengandung spesies tunggal
1.Teknik pengenceran (Pasteur dkk)
Untuk memperoleh kultur tunggal dilakukan pengenceran
2. Metode streak plate (Robert Koch, 1843-1910)
Untuk memperoleh kultur tunggal dilakukan streak pada medium padat (agar)
Agar: agen pemadat (gelling) yang digunakan sampai sekarang
D. PERANAN MIKROORGANISME
1.Hubungan
1.Hubungan Mikroorganisme dan Penyakit
2. Perkembangan Teknik untuk mempelajari mikrobiologi
3.Kajian
3.Kajian Imunologis
4.Mikrobiologi
4.Mikrobiologi Industri dan Ekologi Mikroba
Uraian :
1.Hubungan
1.Hubungan Mikroorganisme dan Penyakit
Agostino Bassi (1773-1856) penyakit ulat sutra (“silkworm”) disebabkan oleh jamur
M. J. Berkeley (± 1845) penyakit pada kentang disebabkan oleh jamur
Louis Pasteur Penyakit pada ulat sutra yang disebabkan protozoa
Joseph Lister :
*Secara tidak langsung membuktikan bahwa mikroba adalah agen penyebab
penyakit
*Mengembangkan sistem operasi (pembedahan) yang dirancang untuk mencegah mikroba
menginfeksi luka operasi
*Lebih sedikit pasien mengalami infeksi pascaoperasi
3. Kajian Imunologis
Edward Jenner (±
( 1798)
Menggunakan prosedur vaksinasi untuk melindungi individu dari cacar (smallpox)
Louis Pasteur (±1880)
Mengembangkan vaksin lain: kolera ayam, antrax, dan rabies
Emil von Behring (1854-1917) and Shibasaburo Kitasato (1852-1931)
menemukan antitoksin diphtheria
Elie Metchnikoff (1845-1916)
menemukan sel fagosit dalam darah yang berperan dalam imunitas (kekebalan)
4.Mikrobiologi
4.Mikrobiologi Industri dan Ekologi Mikroba
Louis Pasteur
*Fermentasi alkohol adalah hasil aktivitas mikroba
*Fermentasi dapat berlangsung aerob dan anaerob
*pasteurisasi untuk mengawetkan anggur selama penyimpanan
Sergei Winogradsky (1856-1953)
*bakteri tanah dapat mengoksidasi besi, belerang, dan amonia untuk mendapatkan energi
*Fiksasi nitrogen anerob dan dekomposisi selulosa
Martinus Beijerinck (1851-1931)
Mengisolasi bakteri penambat nitrogen aerobik dan bakteri pereduksi sulfat
Ekologi mikroba
- Mikroba = tumbuh di tanah, laut, air tawar, tubuh
- Mikroba = keuntungan - kerugian ekologis
- Hub ekologi - nutrisi bakteri = mikroorganisme saprofit & parasit
- Mikroorg saprofit = mendapatkan C dari bahan organik di lingk / orang yang telah mati
- mikroorg parasit = asal dr saprofit krn evolusi masuk ke sel hdp / jar hdp - gangguan
keseimbangan fisik & kimiawi org – penyakit
BAKTERI
SEL BAKTERI:
Ukuran bakteri
Morfologi / bentuk bakteri
Susunan sel bakteri
1. Ukuran Bakteri
a.Ukuran bakteri adalah mikrometer atau mikron (m = 0,001 mm)
b.Ukuran terkecil :panjang 0,2 m Chlamydia, 0,15-0,3 m Dialister pneumosintes
c.Ukuran terbesar : 250 mikrometer Spirohaeta, 13-15 mikrometer Spirillum volutanas
d.Diameter berkisar antara 1 – 10 mikrometer
e.Bulat : 0,7 – 1,3 mikrometer
f.Batang : 0,2 – 2 mikrometer
2. Bentuk bakteri
-Bakteri dapat terlihat dalam bentuk uni seluler, atau dalam bentuk grup : dua, empat, delapan,
berrantai, kubus, anggur
-Bentuknya : coccus, basil, koma, spiral, jarum, botol, pipih, berflagel, berhifa,
a. Bentuk batang (Basil)
Uraian :
2. Sitoplasma
Merupakan zat cair kental yang diliputi oleh membrane
sitoplasma
Tempat berlangsungnya semua metabolisme/ semua bioenergi
bakteri
Cairan sitoplasma tsb meliputi : inti sel, protein, ribosom,
enzym, granul, ion-ion, molekul2
Protein terdiri dari asam amino bersambungan, rantai
polipeptida yang diikat oleh 3 ikatan : ikatan kovalen, non
kovalen, dan jembatan hidrogen
9. Spora
Terbentuk pada keadaan lingkungan yang ekstrim, misal: temp. tinggi, ph, tekanan osmosis,
nutrisi berkurang
Terbentuk hanya pada bakteri gol. Bacillus (batang), gram negatif
Bentuk spora : endospora, eksospora,
Dapat dilihat dengan pewarna spora : green malachite, karbol fukhsin
1/10 volume sel induk
Perkecambahan spora
BAKTERI
Bakteri
Archaea
ACTOMYCETES
BAKTERI
ACTINOMYCETE
TUGAS
PATOGENENESIS INFEKSI
• Patogenesis infeksi bakteri meliputi proses infeksi hingga mekanisme timbulnya tanda
dan gejala penyakit
• Infeksi : disebabkan oleh mikroorganisme patogen
PATOGEN ????
Kategori Patogen
• Patogen opportunistik biasanya adalah flora normal dan menyebabkan penyakit bila
menyerang bagian yg tidak terlindungi, biasanya terjadi pada orang yg kondisinya tidak
sehat.
• Patogen virulen (lebih berbahaya), dapat menimbulkan penyakit pada tubuh kondisi
sehat/normal
• Non Patogen
PATOGENESIS
• Bakteri Menepel
• Multiplikasi
• Menyebar
• Mencari Jaringan yang cocok
PENULARAN INFEKSI
• Mengapa ada penyakit yg lebih mudah menular ?
• Tergantung pada :
- Sumber infeksi
- Mudahnya tranmisi dari sumber ke hospes
II. Kulit Bakteri tidak bisa terpenetrasi pada sel kulit yg sehat
Beberapa mikroba dapat menyerang melalui folikel rambut & kelenjar keringat
Beberapa fungi dapat tumbuh pada kulit karena mampu memproduksi enzim
keratinase
III. Organ dalam Mikroba dapat langsung beradhesi pada organ di bawah kulit atau
membran mukosa melalui rute parenteral.
– Ex: injeksi, gigitan, luka, sayatan, bedah dsb
Beberapa mikroba hanya dpt menimbulkan penyakit apabila masuk via rute parenteral –
Ex: Streptococcus pneumoniae menyebabkan pneumonia bila terhirup; jika
tertelan tidak menimbulkan penyakit.
Tipe Infeksi
Lokal
Lokal
Sistemik
Sistemik
Primer
Primer
Sekunder
Sekunder
Campuran
Subklinik
Bakterimia
Bakterimia
Septikemia
Septikemia
Oportunistik
Oportunistik
Nosokomial
Nosokomial
ADHESI
ADHESI : proses bakteri menempel pada permukaan sel inang, pelekatan terjadi pada
sel epitel
ADHESI bakteri ke permukaan sel inang memerlukan protein ADHESIN
ADHESIN dibagi menjadi 2:
FIMBRIAL dan AFIMBRIAL
ADHESI--FIMBRIAE
Nama lain : “FILI” • adalah struktur menyerupai rambut yang terdapat pada permukaan
sel bakteri yang tersusun atas protein yang tersusun rapat dan memiliki bentuk silinder
heliks
Mekanisme adhesi FILI:
• Fili bertindak sebagai ligan dan berikatan dengan reseptor yang terdapat pada
permukaan sel host.
• Fili sering dikenal sebagai ANTIGEN KOLONISASI karena peranannya sebagai alat
penempelan pada sel lain
• Contoh: Asam lipoteichoat menyebabkan pelekatan strepcoccus pd sel buccal dan
protein M sebagai antifagositik
ADHESI--AFIMBRIAE
Molekul adhesin AFIMBRIAE golongan berupa protein (polipeptida) dan polisakarida
yg melekat pada membran sel bakteri
Polisakarida yg berperan dalam sel biasanya adl penyusun membran sel
seperti:glikolipid, glikoprotein, matriks ekstraseluler (fibronectin, collagen).
Adhesin AFIMBRIAE srg juga disebut biofilm, contoh: plak gigi. Selain utk pelekatan
yg membantu kolonisasi jg diperlukan utk resistensi antibiotik
INVASI
1. Invasi : proses bakteri masuk ke dalam sel inang/jaringan dan menyebar ke seluruh
tubuh; akses yang lebih mendalam dari bakteri supaya dapat memulai proses infeksi
2. Dibagi menjadi 2: EKSTRASELULER dan INTRASELULER
INVASI EKSTRASELULER
• INVASI EKSTRASELULER terjadi apabila mikroba merusak barrier jaringan untuk
menyebar ke dalam ke dalam tubuh inang baik melalui peredaran darah maupun limfa
INVASI INTRASELULER
1. INVASI INTRASELULER terjadi apabila mikroba benar-benar berpenetrasi dalam sel
inang dan hidup di dalamnya 2. Sebagian besar bakteri gram negatif dan positif patogen
mempunyai kemampuan ini
KEHIDUPAN INTRASELULER
1. Setelah invasi, mikroba mampu bertahan hidup dan berkembang biak dalam sel inang
2. Mikroba mampu hidup dalam 2 tipe sel inang:
• Non-fagositik sel: sel epitel, sel endoteliat
• Fagositik sel: makrofag, neutrofil
3. Bakteri bertahan hidup pada sitosol, vakuola makanan (lisosom), vakuola
4.Bakteri dapat membunuh sel inang dgn cara:
• Menurunkan pH vakuola
• Produksienzim protease
Dalam mempertahankan hidup, bakteri harus dapat bersaing utk mendapatkan nutrisi
Fe (besi) adalah nutrisi penting yg dibutuhkan dalam proses INFEKSI
Fe diperlukan sebagai Ko-faktor berbagai macam enzim metabolik
Konsentrasi besi utk pertumbuhan bakteri 0.4- 4 μmol/L
Fe yg diperlukan adalah Fe3+ dalam bentuk bebas yg ada dalam bentuk hidroksida,
karbonat dan fosfat
Fe3+ dalam darah, limfa dan cairan ekstraseluler sangat rendah10-18 mol/L
Penyebab Infeksi Bakteri :
• Gram Positif bacteria Gram Negatif bacteria
• Mycoplasma Virus : DNA dan RNA
• Jamur : Jamur superficialis dan profunda
• Parasit : protozoa, nematoda,trematoda,cestoda,cacing, ektoparasit (kutu, tungau)
Mikroba Penyakit S.Aureus Infeksi kulit, abses paru
• Sistemik: sindrom syok toksik, keracunan makanan Streptokok piogenes Pneumonia,
meningitis E. Koli ISK, gastroenteritis, syok septik V. Kolera Diare K.Tetani Tetanus N.
Meningitis Meningitis C.Difteri Difteri
• Kebanyakan jamur tidak berbahaya, namun sebagian kecil spesies jamur dapat
menimbulkan penyakit pada manusia yang disebut mikosis,
klasifikasinya terlihat dalam tabel:
TUGAS
• Sebutkan bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
Dinding Sel Gram Positif
Dinding Sel Gram Negatif
PERTUMBUHAN BAKTERI
• Pertumbuhan: peningkatan secara sistematik dalam jumlah keseluruhan komponen
organisme atau keseluruhan unsur-unsur pokok kimia sel.
Kematian bakteri
• Pada bakteri kematian berarti kehilangan kemampuan untuk reproduksi
• Sel dianggap mati jika tidak dapat membangun koloni pada media padat.
• Pengukuran tidak pada sel individu tapi pengukuran kematian populasi 4-4
Bacterial Growth
• Binary fission
• Generation time
• Phases of growth 4-5
Generation Time
• Time it takes for population to
double
• Ex. Escherichia coli doubles
every 20 minutes • Ex.
Mycobacterium tuberculosis
doubles every 12 to 24 hours
• Fast - as little as 10 min. generation
time (Vibrio vulnificus) as long as 24 hr. (Mycobacterium tuberculosis) 4-7
•
Kurva pertumbuhan
Kurva pertumbuhan bakteri
(Zinsser (1980)) Dibagi dalam 4
katagori:
a. Fase lag
- fase adaptasi pada lingkungan
yang baru
- tidak ada pertumbuhan dalam
jumlah yang besar (ada
penambahan dalam ukuran sel).
b. Fase eksponensial atau fase
logaritmik
- Sel-sel pada tahap
pertumbuhan seimbang
- masa dan volume sel
meningkat
- rerata komposisi sel dan
konsentrasi relatifmetabolit konstan
Sel bakteri dapat dipelihara pada fase eksponensial dengan membiakan ke dalam
medium segar dengan komposisi yang sama secara berulang.
Peralatan yang digunakan, yaitu termostat dan turbidosatt
c. Fase stasioner
- akumulasi produk-produk limbah
- nutrien berkurang
- perubahan pH
- rerate pertumbuhan menurun
- sel-sel hidup konstan pada periode tertentu tergantung organisme, selanjutnya terjadi
penurunan populasi.
d. Fase penurunan: kematian sel
- kematian sel meningkat mencapai tingkat yang tetap
- kematian sel secara drastis, ada sel yang bertahan hidup sampai waktu lama (bulan-
tahun) 4-12
Pure Culture
• Colony
• Streak-plate method
Carbon
• Pada pertumbuhan bakteri autotrof dibutuhkan air, garam anorganik dan carbon
anorganik (CO2).
• Bakteri heterotrof membutuhkan carbon organik untuk pertumbuhannya, co: glukosa
• Bakteri kapnofilik membutuhkan CO2 untuk optimalisasi pertumbuhannya
Nitrogen
• Merupakan komponen utama protein dan asam nukleat • 10% dari berat kering bakteri
Fosfor
• Merupakan komponen dari ATP dan asam nukleat
Faktor pertumbuhan senyawa anorganik yang dibutuhkan oleh sel bakteri untuk
pertumbuhannya tetapi tidak dapat disintesis sendiri
Oxygen
• Obligate aerobes, absolute requirement for oxygen »use for energy production
• Obligate anaerobes, no multiplication in presence of oxygen »may cause death
• Facultative anaerobes, grow better with oxygen »use fermentation in absence of oxygen
• Microaerophiles, require oxygen in lower concentrations »higher concentration inhibitory
• Aerotolerant anaerobes, indifferent to oxygen »Do not use oxygen to produce energy
pH
– Bacteria survive within pH range
– Neutrophiles • Multiply between pH of 5 to 8
– Maintain optimum near neutral
– Acidophiles • Thrive at pH below 5.5
–Maintains neutral internal pH, pumping out protons (H+)
– Alkalophiles • Grow at pH above 8.5
–Maintain neutral internal pH through sodium ion exchange »Exchange sodium ion for external
protons
Water Availability
– All microorganisms require water for growth
– Water is not available in all environments • In high salt environments
–Bacteria increase internal solute concentration »Synthesize small organic molecules
–Osmotolerant bacteria tolerate high salt environments
–Bacteria that require high salt for cell growth are termed halophiles
Bakteri mikroaerofilik
• perlu O2 konsentrasi 2% - 10% untuk respirasi aerobik, oksigen konsentrasi tinggi dapat
menjadi inhibitor
• enzim katalase dan superoksidasi dismutase dalam jumlah kecil Contoh: Spirillum volutant
(habitat akuatik), Helicobacter pylori (penyebab gastrik dan deudonal ulcer)
Biomass Measurement
– Cell mass can be determined via
• Turbidity
• Total weight
• Amounts of cellular chemical constituents
Turbidity
– Measures with spectrophotometer
• Measures light transmitted through sample
–Measurement is inversely proportional to cell concentration »Must be used in conjunction with
other test once to determine cell numbers
– Limitation
• Must have high number of cells
Bioaerosol
• Partikel biologi : bakteri, jamur, virus, spora, endotoksin
• Komposisi dan konsentrasi tergantung lokasi, sistem ventilasi, aktivitas manusia, sumber
infeksi, dan ketahanan fisik bioaerosol
• Diameter partikel bioaerosol 4–18 μm
Mikroba UDARA
Sumber Mikroba Udara
Di luar ruangan
• Pertanian
• Irigasi
• Pengolahan limbah
• Peternakan
• Pembangunan gedung
• Berbagai aktifitas lainnya
Mikroba Udara
• Bakteri M. tuberculosis, Legionella pneumophilla Gram positif kokus dan basil, Gram negatif
basil
• Jamur Aspergillus fumigatus, Aspergillus versicolor, Penicillium spp., actinomycetes termofilik
• Virus Campak, varicella, virus enterik
• Amoeba Naegleria fowleri, Acanthamoeba spp.
Kulit
• Ekspose terbesar terhadap lingkungan
• pH, asam lemak, keringat, lysozim, mandi,
• Resident predominan:
- basil diphteroid anaerob: corynobacterium propionibacterium
- Nonhemolitik & anaerob staphylococci: S. aureus, S. epidermidis - G+, aerob, basil berspora:
viridans streptococci, enterococcus - G-, basil coliform, acinetobacter - Fungi & yheast
Traktus Digestiva
• Pada bayi: bakteri asam laktat
• Adult:
- esophagus: mikroba dari makanan dan saliva
- intestine atas: lactobacilli, enterococci
- ileum-cecum: fecal
- colon: anaerob bacteroides, fusobacterium, anaerob G+ cocci
Urethra
• Sama halnya dengan flora kulit dan perineum
• Pada urine dengan jumlah normal 102 – 104
Vagina
• Berubah bergantung pH • Mikroba:
- streptococci
- prevotella
- clostridia
- Gardnella vaginalis
- Ureaplasma erealyticum
Conjunctiva
• Mikroba perdominan:
- Corynobacterium xerosis
- S. epidermidis , non hemolitik streptococci
- Neisseriae, G
- haemophili
• Lysozim
PEMBIAKAN BAKTERI
• Diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi,
determinasi atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan.
• Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakan bakteri dilaboratorium
dapat dibedakan dalam medium pembiakan dasar, medium pembiakan penyubur,
medium pembiakan selektif dan biakan murni.
Respon imun
• Antigen • Antibodi • Imunitas spesifik • Imunitas nonspesifik • Infeksi • Imunitas humoral •
Imunitas seluler
Pendahuluan
Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk mengenali bahan/zat yang dianggap sebagai
‘diri sendiri’ (self) dan membedakannya dari bahan asing (nonself)
Kemampuan ini menjadi dasar dari pertahanan tubuh—imunitas karena tubuh akan berusaha
untuk mengeluarkan/memusnahkan bahan asing yang masuk ke dalam jaringan tubuh
1970: WHO defined immunity as immune response to antigen ( Foreign body) in form of
Humoral ( activation of B-lymhocytes)
Cellular (by activation of T-lymphocytes
SISTEM IMUN
Semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai
perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup
Dalam pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme → timbul respon imun. Ada 2 macam
Respon imun, yaitu :
1. RI Spesifik : diskriminasi self dan non self, memori, spesifisitas.
2. RI non Spesifik: efektif untuk semua mikroorganisme
Sistim imun nonspesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan terhadap patogen
ekstraseluler maupun intraseluler
Sistim imun nonspesifik tidak ditujukan pada patogen tertentu
sistim imun spesifik ditujukan pada patogen tertentu
infeksi imunitas
Faktor yang mempengaruhi sistem imun Spesies
Misal: tikus sangat resiten terhadap difteri— manusia sangat rentan
Genetik dan usia
Suhu
Hormon
Nutrisi
Flora normal
Pertahanan alamiah terhadap infeksi
Barrier anatomi
Mekanik
Kimia
biologi
Komponen Humoral
komplemen
sitokin
Komponen seluler
Neutrophils
Monocytes and macrophages
NK cells
Eosinophils
Barrier Anatomical—mekanik
Sistem or organ Tipe Sel Mekanisme
Kulit Squamous epithelium Physical barrier
Membran mukosa Epitel non-silia (e.g. GI tract) (e.g. GI tract)
Epitel silia (e.g. respiratory tract) Mucociliary elevator
Epithelium (e.g. nasopharynx Flushing action of tears, saliva,
mucus
Barrier Anatomi—Biologi
Sistem or Organ komponen Mekanisme
Kulit & membran mukosa Flora Normal Kompetisi nutrisi dan koloni
antara flora normal dan kuman
Barrier Anatomi—kimia
Sistem or Organ komponen Mekanisme
Kulit keringat Anti-microbial fatty acid
Membrane Mukosa HCl (parietal cells) Air mata dan Low pH Lysozyme and
saliva phospholipase A
Cytokines
Komponen sel
Cells
Neutrophils
Macrophages NK , K and LAK
Eosinophil
Neutrophil
Leukosit yang terbanyak –70%
Mengandung enzim mieloperoksidase, lisozim, laktoferin
Mempunyai reseptor untuk Fc antibodi dan komplemen
Mikroorganisme yang dicern disimpan dalam fagosom
Eosinofil
2 -5 % dari lekosit
Mengandung major basic protein—MBP eosinophil cationic protein—ECP, eosinophil
peroxidase—EPO yang bersifat toksik dan dapat menghancurkan sel target bila dilepas
Memiliki reseptor untuk IgE pada permukaannya dan berperan pada imunitas parasit
Makrofag
Setelah 24 jam sel monosit akan bermigrasi dari peredaran darah ke berbagai jaringan dan
akan berdiferensiasi sebagai makrofag
Makrofag dapat dibagi menjadi 2 gol fagosit profesional dan antigen presenting cell APC
Secara in vitro monosit dan makrofag menempel dengan kuat pada permukaan gelas atau
plastik dan akan memakan mikroorganisme ataupun sel tumor
Monosit dan makrofag dapat melepaskan interferon, komplemen dan monokin
Sel NK dan K
Merupakan sel limfoid yang tidak mengandung petanda seperti pada sel T dan B
Disebut sebagai large granular lymphocyte
Sel NK dapat membunuh sel tumor dan sel yang mengandung virus
Sel K merupakan efektor antibody dependent cellular cytotoxicity—ADCC dapat
membunuh sel yang telah dilapisi antibodi
Imunoprofilaksis = imunisasi
1.Aktif : Respon imun terjadi setelah terpajan Antigen
2.Pasif : terjadi bila seseorang menerima Antibodi /produk sel lainnya dari orang lain yg telah
mendapat imunisasi aktif.
Tujuan : ↑ derajat imunitas seseorang thdp. patogen tertentu/toksin.
ANTIBODI
Antibodi (Ab)
protein (globulin) yang dihasilkan sebagai respons untuk menghadapi antigen (bakteri,
virus, molekul asing, dll)
Semua jenis antibodi yang dihasilkan sebagai respons terhadap antigen spesifik bereaksi
spesifik dengan antigen yang memicu dan tidak dengan antigen yang berbeda
Pejamu/host memiliki kapasitas genetik untuk menghasilkan antibodi spesifik terhadap
beribu ribu antigen yang berbeda.,
Produksi antibodi tidak terjadi jika tidak ada stimulus antigen yang cukup
Serologi
• Ilmu yang mempelajari reaksi antara antigen dengan antibodi di dalam serum.
• Reaksi serologi dapat dipakai untuk:
- Menentukan antigen atau antibodi jika salah satunya telah diketahui:
menentukan jenis kuman
menentukan golongan darah
memilih donor untuk transplantasi jaringan dst.
- Mengukur titer antigen atau titer antibodi
CLINICAL IMMUNIZATION
Principle of Clinical immunization
• Principle :
•Active : memasukkan antigen untuk menstimulasi respon imun
agar terbentuk antibodi untuk perlindungan ( bacteria, virus, microbe components )
• Passive : memasukkan serum yang mengandung antibodi yang berasal dari darah manusia
ataupun hewan
Rx Hipersensitivitas
1. Tipe I
Rx hipersensitivitas tipe cepat.
Ig yang berperan : Ig E.
Co : asma, rinitis, dermatitis atopi, urtikaria, anafilaksis.
Antigen merangsang sel B untuk membentuk Ig E dengan bantuan sel T. Ig E kemudian diikat
oleh mastosit melalui reseptor Fc. Bila terpajan ulang dengan Ag yang sama, maka Ag tersebut
akan diikat oleh Ig E yang sudah ada pada permukaan mastosit. Ikatan ag – Ig E → degranulasi
mastosit. Mengeluarkan mediator, Co : histamin.
2. Tipe II Rx. Sitotoksik
Contoh: Rx transfusi, Rx obat, Sindrom Good posture, miastenia gravis,
Adanya Antigen yang merupakan bagian sel pejamu—hospes menyebabkan dibentuknya
antibodi Ig G / Ig M → yang akan mengaktifkan sel K yang memiliki reseptor Fc -Ikatan Ag-Ab →
aktifkan komplemen → lisis. .
Tipe III--Rx. Komplex imun
Contoh : SLE (Sistemik Lupus Eritematosus) Farmer’s lung, demam reumatik, artritis
reumatoid.
Komplex ikatan antigenantibodi (Ig G / Ig M) yang tertimbun dalam jaringan akan
mengaktifkan komplemen untuk melepaskan MCF selanjutnya makrofag datang ke daerah tsb ,
melepaskan enzim sehingga merusak jaringan.
Tipe IV--Rx. Hipersensitivitas lambat : > 24 jam
Co : Rx Jones Mote, hipersensitivitas kontak, Rx tuberkulin, Rx granuloma.
Akibat respon sel T yang sdh disensitisasi Ag → dilepaskan limfokin ( MIF, MAF) → makrofag
yg diaktifkan → merusak jaringan.
IMUNODEFISIENSI
Respon imun berkurang / - → tidak mampu melawan infeksi secara adekuat. Ada 2 bentuk :
1. Primer - herediter - gejala : 6 bulan – 2 tahun
2. Sekunder - perubahan Fisiologi Imunologik infeksi, malnutrisi, penuaan, imunosupresi,
kemoterapi dll.
I. Primer
1. Severe combine immunodeficiency disease (SCID) - Terapi : transplantasi ssm. Tulang
2. X linked agammaglobulinemia of BRUTON.
II. Sekunder. - Didapat
1. Infeksi : AIDS
2. Penggunaan obat :
- Kemoterapi
- Imunosupresif
3. Peny lain : leukemia
AUTOIMUN DISEASE
Reaksi
Reaksi sistem imun terhadap Antigen jaringan sendiri.
Kehilangan
Kehilangan toleransi diri (self tolerance) menyebabkan sel-sel sistem imun mengenal Antigen
tubuh sendiri sebagai asing.
Penyakit autoimun organ.
1. Autoimune hemolytic anemia (AHA) : akibat destruksi oleh antibodi terhadap Antigen pada
permukaan erythrosit (autoantibodi antierytrosit)
2. Tyroiditis Hashimoto. - Sebagian besar eutiroid, tetapi dapat juga hipotiroid / hipertiroid. -
Dijumpai :
• Autoantibodi anti tiroglobulin.
• Infiltrasi limfosit, makrofag, sel plasma dalam kelenjar
membentuk folikel limfoid
3. Penyakit Grave : Toxic goiter /exopthalmic goiter
- dijumpai Antibodi (Long acting Thyroid stimulator : LATS / TSAb = Thyroid Stimulating AB)
terhadap reseptor (TSH) pada permukaan tiroid
merangsang kelenjar tiroid. = T3 dan T4 >>>. 4. SINDROM SJOGREN.
- ditandai : keratokonjungtivitis sikka (mata kering ) ,xerostomia (mulut kering)
soal
Tipe imunoglobulin dan peranannya dalam pertahanan tubuh
Bagaimana cara menemukan bakteri yang menyebabkan penyakit tertentu
Kenapa kita tidak selalu sakit meskipun terpapar oleh banyak mikroorganisme
VIROLOGI
Ilmu tentang virus disebut Virologi Virus (bahasa latin) virion yang berarti beracun.
Virus : mikroorganisme yang sedemikian kecilnya sehingga hanya dapat dilihat pada
perbesaran yang disediakan oleh mikroskop elektron Virus termasuk organisme aseluler (bukan
sel) yang tidak memiliki organel-organel.
Dapat melewati pori-pori saringan yang tidak memungkinkan lewatnya bakteri
Hanya dapat memperbanyak diri di dalam sel-sel hidup (hewan, tumbuh-tumbuhan, atau
mikroorganisme lain) “Parasit intraseluler obligat”
Tidak mempunyai perlengkapan metabolik sendiri
Tidak mampu membangkitkan energi atau mensintesis protein
Mempunyai informasi genetis untuk bereproduksi dan untuk mengambil alih sistem
pembangkit energi dan pembuat protein sel inangnya
Bahan genetis virus adalah DNA atau RNA (tidak kedua-duanya) diselubungi oleh protein
“Capsid”
RESISTENSI
Virus umumnya tidak peka terhadap antibiotik
Virus dalam keadaan kering lebih tahan panas dari pada virus inspektif
Virus cepat rusak oleh cahaya langsung
Suasana Alklali lebih mudah membunuh virus (NaOH2 ,CaOH)
Garam logam berat, senyawaan chlorida efektif untuk membunuh virus
Bila virus telah masuk dalam satu sel, maka virus lain yang sejenis tidak dapat memasuki sel
tersebut (Interference Phenomenon)
Morfologi Virus : bervariasi, batang, filamen, bulat, seperti spermatozoa mempunyai ekor dan
kepala yang tipis
Canari pox 260 – 310 µm Virus paling besar
Hacmophilus influenza 300 µm
FMD virus (PMK) 22 µm virus yang paling kecil
STRUKTUR VIRUS
Tubuhnya masih belum dapat disebut sebagai sel, hanya tersusun dari selubung protein di
bagian luar dan asam nukleat (ARN & ADN) di bagian dalamnya PARTIKEL
Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, kita mengenal virus ADN dan virus ARN.
Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan
hewan, jaringan tumbuhan).
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru, berasal dari
sitoplasma sel yang diinfeksi
Partikel virus ada 2,
Bagian Dalam, tersusun atas Kapsid (Protein) dan Selubung lipoprotein (tidak semua virus
memiliki).
Bagian Luar, tersusun atas Molekul asam nukleat dan berbagai protein
PERANAN VIRUS
a) Penyebab penyakit pada hewan
1. Virus rabies, menyerang selaput otak pada hewan (anjing, kucing, kera)
2. Virus NCD (New Castle Disease), menyerang unggas terutama ayam.
3. Virus mulut dan kuku, menyerang mulut, kuku, jari kaki, dan putting susu hewan ternak besar
(sapi, domba).
b) Penyebab penyakit pada tumbuhan
1. CVPD (Citrus vein
vein phloem degeneration), menyerang jaringan floem pada pohon jeruk.
2. PYDV (Potato yellow dwarf virus), menyerang tanaman kentang
3. TMV (Tobacco mosaic virus), menyebabkan bercak-bercak kuning pada daun tembakau.
4. Virus tungro, menyerang tanaman padi
5. Virus Cacar daun cengkeh, menyerang daun tanaman cengkeh
C) Penyebab penyakit pada manusia
1. Virus herpes, menyebabkan lesi-lesi pada alat kelamin pria/ wanita
2. Virus DHF, menyebabkan penyakit DB
3. Virus Trakom, menyebabkan penyakit trakom yang ditandai dengan bintik-bintik merah pada
selaput mata.
4. Virus hepatitis, menyebabkan radang hati.
5. Virus cacar, menyebabkan penyakit cacar
6.Virus ebola, menyerang organ hati, ginjal, dan limpa.
7. Virus Influenza, menyebabkan penyakit influenza.
8. Virus Poliomielitis, menyebabkan penyakit polio yang menyerng system saraf.
9. Adenovirus, menyerang system pernapasan
10. HIV (Human immunodeficiency virus), menyerang sel darah putih dan menyebabkan AIDS
d) Penyebab penyakit pada bakteri Bakteriofage, menyerang bakteri
Morfologi Virus :
batang, filamen, bulat, seperti spermatozoa mempunyai ekor dan kepala yang tipis. Canari pox
260 – 310 µm Virus paling besar Hacmophilus influenza 300 µm FMD virus (PMK) 22 µm (virus
yang paling kecil)
KLASIFIKASI VIRUS
1. Sesuai dengan macam induk semang yang diinfeksi, misal hewan/ manusia, tumbuhan,
bakteri. Virus ini termasuk Ordo Virales
2. Sesuai dengan ukuran menurut determinasi elektron mikroskopik kuantitatif centrifuge
3. Sesuai dengan jaringan yang biasa diserang (hanya terdapat pada group virus mamalia)
Contoh :
Neurotropic : Japanese β enchepalistis, St. louis enchepalistis, Equine enchepalistis,
Lymphocytic chorio meningitis
Dermatotropic: Molluscum contangiosum, Rubella, Herpes, Variola (small pox)
Viscerotropic : Infectious hepatitis, Colorado tick fever, serum hepatitis : yelow fever
Pantropic : Cox sackie, Dengue phlebotomus
Miscellaneous : Mumps, Influenza, Common cold
Berdasarkan jenis sel inang yang diinfeksi, virus dibagi menjadi 4, yaitu :
Virus hewan
Virus Tumbuhan
Virus Manusia
Virus bakteri
Berdasarkan jenis materi genetika, virus di bagi menjadi 2, yaitu :
Virus DNA (ex: bakteriofage, adenovirus, virus herpes)
Virus RNA (ex: HIV, virus reo, virus polio, virus influenza
BACTERIOPHAGE
Bacteriophage digunakan untuk mempelajari dan mengidentifikasi virus, karena lebih
sederhana dan mudah dimengerti.
Bacteriophage ditemukan oleh Twort (1915) dari Inggris dan D’Herelle (1917), dari Perancis.
Bacteriophage hanya mengandung DNA.
Bacteriophage terdiri 2 bagian :
Bagian luar : kapsul yg terdiri dari protein tidak aktif.
Dalam kapsul terdapat DNA yg merupakan pusat aktivitas.
Bagian ekor: bagian ujungnya bermuatan listrik
RECEPTOR
Receptor merupakan tempat menempel pada receptor bakteri yang diserang.
REPRODUKSI BACTERIOPHAGE
Virus dapat bereproduksi dengan membutuhkan sel inang.
Daur reproduksi virus ada 2, yaitu litik dan lisogenik.
Virus yang melangsungkan daur litik disebut virus virulen.
Daur litik terdapat lima tahapan :
1. Adsorbsi, yaitu melekatnya fag/ virus ke dinding bakteri melalui ekornya (belum masuk).
2. Penetrasi, yaitu penyuntikan DNA virus/ fag ke dalam sel bakteri.
3. Replikasi/ Sintesa, yaitu DNA pembawa informasi genetika diperlukan bagi sintesa partikel
virus baru. DNA fag/ virus akan mengambil alih metabolisme sel inang.
4. Perakitan, yaitu semua bagian virus terbentuk dengan lengkap. DNA fag dan selubung protein
dirakit menjadi fag yang lengkap. 5. Pelepasan fag/ lisis, yaitu dinding sel bakteri akan dilapisi.
Virus yang melakukan daur lisogenik disebut virus temperal.
Daur lisogenik terdapat 4 tahapan :
1. Adsorbsi, yaitu melekatnya fag/ virus ke dinding bakteri melalui ekornya (belum masuk).
2. Penetrasi, yaitu penyuntikan DNA virus/ fag ke dalam sel bakteri.
3. Penggabungan/ penyisipan, yaitu materi genetika virus menyusup ke DNA sel inang
membentuk provirus.
4. Pembelahan, yaitu provirus mengalami replikasi yang mengikuti pembelahan diri sel inang.
Setiap saat sel inang membelah dan provirus ditransfer
ditransfer ke setiap anakan sel inang. Jika
berhasil maka provirus
REPRODUKSI BACTERIOPHAGE
Fase I :
setiap bakteri mempunyai bacteriophage tertentu, bacteriophage yang telah menempel pada
dinding bakteri mengadakan pemboran, Bila sudah terdapat saluran maka DNA akan meluncur
masuk kedalam sitoplasma, sedangkan capsul tetap tertinggal di luar menjadi kepompong
kosong dan lama-lama terlepas dari bakteri
Fase II :
DNA atau phage hilang lenyap mengadakan fusi dengan sitoplasma dan menuju ke pusat
kebakaan. Waktu mulai masuknya phage kemudian menghilang disebut periode laten atau fase
eclipse.
Fase III : setelah beberap saat menghilang, muncul phage-paghe baru dalam sitoplasma.
Phage-phage ini membuat capsul sendiri. Setelah lengkap menjadi bacteriophage baru maka
bakteri menjadi lisis dan bacteriophage keluar
Reproduksi bacteriophage diperoleh dari penelitian fage-fage E. coli.
Escherichia coli mempunyai 7 strain virus yaitu T1 – T7. Tidak selamanya bacteriophage yang
menginfeksi bakteri menimbulkan lisis pada bakteri, hal ini disebabkan oleh :
1. Bacteriphage yang telah temperate (kehilangan virulensinya)
2. Sel bakteri yang telah tua
3. Adanya mutasi kebakaan
Prophage : phage (DNA) yang telah masuk sitoplasma dan tidak mampu mengadakan lisis.
INDUKSI :
Bila bakteri terkena ultraviolet maka kondisi bakteri menjadi lemah, dalam keadaan demikian
maka prophage mendapat induksi yang tadinya lemah menjadi patogen dan memperbanyak diri,
bakteri menjadi lisis dan bakteriophage baru akan keluar
TRANSDUKSI:
\Virus dapat masuk kedalam material kebaqaan, seolah-olah menjadi bagian dari material
kebaqaan dari bakteri dan dapat dipindahpindahkan kepada keturunannya. Disamping itu
bakteriophage mendapat beberapa bagian dari material kebaqaan kuman yang dapat
dipindahkan ke kuman lain. Contoh : bakteriophage dari kuman non motil masuk kedalam
kuman yang motil maka kuman yang tadinya motil menjadi non motil atau sebaliknya
TUGAS
TULISKAN DAN JELASKAN MACAM-MACAM PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS
DAN BAGAIMANA PROSES PENULARANNYA?
REYFANA ERZANIA REG 1- 19 C
MODUL
MIKROBIOLOGI 2019
AKADEMI FARMASI IKIFA
NIA LISNAWATI.,S.SI.,M.Farm.,Apt