Protista
BIOLOGI Fungi
Plantae
Animalia
Disusun oleh : X IPA 4 Ekologi
Lingkungan
MONERA
A. Pengertian Archaebacteria, Eubacteria, dan Bakteri
Archaebacteria : berasal dari bahasa yunani, archaio yang artinya kuno. Archaebacteria
merupakan sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan
organisme Eukariotik (memiliki membrane Inti sel).
Eubacteria : berasal dari bahasa yunani, eu yang artinya sejati. Eubacteria meliputi
sebagian besar organisme prokariotik yang dapat hidup dimana pun.
Bakteri : berasal dari kata bakterion yang artinya batang kecil, Bakteri merupakan
organisme uniseluler (bersel satu), tidak memiliki membrane inti sel (prokariotik), dan
pada umumnya memiliki dinding sel namun tidak ber klorofil
Endospora tahan pada disenfektan, suhu ekstrim, kekeringan. Sinar, Bakteri yang
memiliki nedospora rata-rata Bakteri Gram Positif
C. Ciri-ciri Bakteri
1. Ukuran, Bentuk Sel, dan koloni bakteri
Ukuran dan bentuknya rata-rata 1-5 mikron. Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya dan
elektron.
Mycoplasma Thiomargarita
Bentuk dasar sel bakteri :
1. Basil, bentuk seperti batang, contohnya : Bacillus subtilis (antibiotik basitrasin)
2. Kokus, bentuk bulat seperti bola, contohnya : Nitrosococus (bakteri penyubur
tanah)
3. Spirillum, bentuk bergelombang seperti spiral, contohnya : Spirillum minor
(penyebab demam akibat gigitan tikus
4. Mesosom
Berfungsi untuk menghasilkan energi, membentuk dinding sel baru saat terjadi
pembelahan sel, dan menerima DNA pada saat konjugasi
5. Sitoplasma
Berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolism sel
6. Ribosom
Berfungsi dalam sintesis protein
7. DNA
Berfungsi sebagai pembawa materi genetic
9. Klorosom
Berfungsi untuk fotosintetis dan hanya terdapat pada bakteri fotosintetik.
10. Flagela
Bulu cambuk yang berfungsi sebagai alat gerak
a. Atrik : tidak memiliki flagella
b. Monotrik : memiliki satu flagella
c. Lofotrik : banyak flagella di salah satu sisi bakteri
d. Amfitrik : memiliki flagella pada kedua ujung bakteri
e. Peritrik : banyak flagella tersebar di permukaan bakteri
F. Reproduksi Bakteri
Aseksual
Bakteri umumnya melakukan reproduksi secara aseksual (tidak kawin) , dengan belah diri.
Pembelahan bakteri adalah pembelahan biner. Yaitu setiap sel dibelah jadi dua. Escherichia coli
Seksual
Selain aseksual, bakteri juga reproduksi secara seksual. Yaitu pertukaran materi genetika dengan
bakteri lainnya, disebut rekombinasi genetic / DNA.
Rekombinasi DNA dpt dilakukan dengan 3 cara :
1. Transformasi : masuknya DNA telanjang ke dalam sel bakteri & mengubah sifat sel
bakteri. Contoh : Streptococcus, pneumoniae.
2. Transduksi : pemindahan materi genetika satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya
dengan perantara organisme lain (bakteriofage)
3. Konjugasi : pemindahan materi genetik secara langsung melalui kontak sel dengan
membentuk struktur seperti jembatan di antara 2 sel bakteri berdekatan, terjadi pada gram
negatif: Salmonella Typhi
Pembelahan biner
G. Klasifikasi Bkateri
A. Archaebacteria
Archaebacteria adalah bakteri yang dinding sel nya tidak mengandung peptidoglikan,
memiliki RNA dan protein yang mirip dengan milik sel Eukariotik, biasanya hidup pada
habitat yang ekstrim. Seperti : Mata air panas, air yang terlalu asin, kawah, lumpur, dan
gambut. Terbagi menjadi 3 kelompok : Bakteri Metanogen, Halofil, dan Termofil
1. Bakteri Metanogen
Bakteri yang menghasilkan CH4 (Metana) dari gas H2 dan CO2. Termasuk bakteri anerob
yang sangat tidak toleran dengan O2 (akan teracuni bila ada O2), sebagian besar bakteri
hidup di lumpur atau rawa yang miskin O2 .
Contoh : Methanomonas dan Methanobacterium
2. Bakteri Halofil
Bakteri yang hidup di lingkungan dengan kadar garam yang sangat tinggi, bakteri ini
dapat membantu untuk produksi garam komersial pada kolam evaporasi air laut.
Contoh : Halobacterium
B. Eubacteria
1. Proteobacteria
a. Bakteri Ungu
Bakteri Ungu memiliki Bakterioklorofil yang tersimpan di dalam membrane
plasma sel, sehingga dapat melakukan fotosintesis, Bakteri Ungu sebagian
besar anaerob Obligat
Contoh : Chromatium
b. Proteobacteria kemoautotrof
Bakteri ini dapat menyitesis makanannya sendiri dengan menggunakan energy
kimia. Ada yang hidup bebas, da nada pula yang bersimbiosis degan organisme
lain.
Contoh : Rhizobium Leguminosarum (dapat mengikat N2 bebas).
c. Proteobacteria Kemoheterotrof
Bakteri ini membtuhkan zat organic sebagai sumber karbon dan energi,
biasanya hidup di saluran usus hewan, bersifat anaerob fakulatif.
Contoh : Sallmonella sp.
3. Cyanobacteria
Bakteri Ini memiliki klorofil seperti tumbuhan, ada yang uniseluler, ada yang
multiseluler (akan lebih dibahas di halaman selanjutnya)
Contoh : Anabena Sp.
4. Spirochaeta
Bakteri ini berbentu Helix dan dapat bergerak bebas, ada yang hidup bebas ada
yang parasite
Contoh : Treponema Pallidum
5. Chlamydia
Bakteri parasite Obligat, Bakteri Gram Negatif
Contoh : Chlamydia Trachomatis
Ciri-ciri :
1. Inti tidak diselubungi dengan membran
2. Umumnya Alga hijau biru Habitat di perairan dengan pH Netral dan juga sedikit
basa
3. Cyanobacteria hidup berbagai tempat seperti tanah, perairan, batu-batuan, serta
bongkahan batu
4. Memiliki klorofil dan karatenoid, fikosianinm, dan terkadang fikoeritrin.
5. Dinding sel yang terletak antara plasmalema dan selubung lendir
6. Sebagian dari Cyanobacteria yang dapat berkoloni dengan bentuk filamen
memiliki heterosista dengan spora yang istirahat atau disebut dengan resting spore.
Heterosista adalah sel yang lebih tebal dan tidak memiliki inti. Spora istirahat
adalah spora yang dindingnya sangat tebal dan didalamnya berisi sel.
7. Bentuk organisme bisa uniseluler seperti Chroococcus, Analytis, sedangkan yang
berkoloni seperti Merismopedia, Nostoc, Microcystis atau filamen seperti
Oscillatoria, Mircocoleus, Anabaena. Sel yang membentuk koloni adalah serupa;
sedangkan bentuk filamen tersusun dari sekumpulan sel yang membentuk rantai,
trikoma (seperti tabung), atau selubung.
8. Dapat bergerak dengan pergerakan meluncur
9. Tidak berflagel
b. Kerugian Cyanobacteria :
1. Beberapa Spesies dari Cyanobacteria memproduksi racun syaraf
(neurotoksin) seperti ular yang sangat berbahaya bagi hewan dan manusia
biasanya racun ini menyerang hati ( hepatotoksin ) dan sel ( sitotoksin ) mereka
membentuk endotoksin sehingga sangat berbahaya bagi hewan maupun
manusia.
2. Jika terlalu banyak Cyanobacteria menempel pada tembok bangunan maka
lama-kelamaan temok rumah tersebut akan cepat mengalami keretakan.
3. Cyanobacteria juga bisa merugikan akibat ulah manusia yaitu Cyanobacteria
dapat hidup di lingkungan yang mengandung kadar fosfat dan nitrogen yang
tinggi. Kadar tersebut pada suatu lingkungan perairan sering diakibatkan oleh
pencemaran limbah industri dan pertanian. Kondisi ini dapat
mengakibatkan tumbuhnya Cyanobacteria secara berlimpah. Limpahan
tersebut dapat menutupi permukaan perairan sehingga matahari dan oksigen
yang dibutuhkan organisme lain dalam perairan berkurang.
Struktur Cyanobacteria
Cyanobacteria berbentuk benang yang disebut trikoma, terdiri atas sel-sel yang
tersusun seperti mata rantai,dengan fungsi yang berbeda, sebagai berikut :
a. Heterosista : ukuran besar dari sel lainnya. Memiliki fungsi mengikat
nitrogen
b. Akinet : Ukuran paling besar dari sel lainnya. Memiliki fungsi menyimpan
cadangan makanan dan endospore
c. Baeosit : sel vegetative hasil reproduksi yang berfungsi untuk fotosintesis
Pembelahan biner dapat terjadi pada Cyanobacteria uniseluler maupun multiseluler yang
berbentuk filamen (benang). Pada Cyanobacteria uniseluler, sel-sel hasil pembelahan ada
yang langsung memisah, dan ada pula yang tetap bergabung sehingga membentuk koloni
(misalnya Gloeocapsa). Sel-sel hasil pembelahan pada Cyanobacteria yang berbentuk
filamen menyebabkan filamen menjadi bertambah panjang.
2. Fragmentasi
Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh organisme. Bagian tubuh yang terlepas
akan tumbuh menjadi individu baru. Fragmentasi terjadi pada Cyanobacteria yang
berbentuk filamen. Pemutusan bagian tubuh dapat terjadi di bagian-bagian tertentu pada
sel-sel yang mati. Filamen hasil pemutusan disebut hormogonium. Hormogonium ini
memiliki panjang filamen yang berbeda-beda, dan bila terlepas dan filamen induk maka
akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru. Contoh Cyanobacteria yang mengalami
fragmentasi antara lainOscillatoria sp. dan Plectonema boryanum.
3. Pembentukan Endospora
Kesimpulan
Struktur sel Cyanobacteria: lapisan lendir, dinding sel, membran plasma, membran
fotosintetik, mesosom, sitoplasma (isi sel), ribosom, granula penyimpanan, vakuola gas,
protein padat, dan nukleoid (DNA).
Chromatium Rhizobium Leguminosarum
PROTEOBACTERIA
Salmonella sp.
clostridum sp.
CYANOBATERIA
Anabena sp.
SPIROCHAETA
Treponema pallidum
CHLAMYDIA
Chlamydia Trachomatis
J. Pembiakan Bakteri
Pembiakan bakteri dilakukan untuk tujuan penelitian, mempelajari sifat dan aktivitas
bakteri spesies tertentu, atau untuk persediaan. Hasil dari pembiakan satu spesies bakteri
dalam suatu medium disebut dengan biakan murni.
Pembiakan dapat dilakukan dalam medium cair ( misalkan kaldu rebusan daging),
medium padat ( misalkan kentang), atau medium kental ( misalkan agar agar yang di
campur gelatin, gelatin di peroleh dari rebusan tulang).
1. Metode Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan
media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara
garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh
menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila
dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang
berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat
goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.
2. Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan
petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu
disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan
pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada
beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.
3. Metode Tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya
ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
4. Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum
ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media
(Winarni, 1997).
A. Sterilisasi
3. Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap sari-sari
makanannya. Contoh: jamur
2. Penggolongan Protozoa
Berdasarkan ada tidaknya klorofil kelas flagellata dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Fitoflagellata
Contohnya:
Tripanosoma rhodosiense
· Tripanosoma levisi parasit pada darah tikus
2. Ciliata/Ciliophora/Infusuria
Mempunyai bentuk tubuh yang tetap dan tetap, dan oval. Beberapa contoh kelas ciliate :
a. Paramecium caudatum
Disebut hewan sandal
Habitat di tempat berair, sawah, rawa
Mempunyai dua macam nukleus yaitu mikronukleus untuk reproduksi dan
makronukleus untuk membantu proses fisiologis yang lain.
Mempunyai dua macam vakuola yaitu vakuola makanan berfungsi untuk
membantu mencerna makanan dan vakuola kontraktil berfungsi untuk
mengeluarkan sisa makanan cair.
Berkembangbiak dengan dua cara yaitu vegetatif dengan cara pembelahan biner
dan generatif dengan cara konjugasi,
Nyctoterus ovalis (hidup diusus kecoa, berbentuk oval mirip Paramecium sp)
Stylonichia ( Banyak ditemukan pada permukaan daun terendam air, Bentuknya
seperti siput)
Balantidium coli (habitat di kolon manusia)
Stentor (bentuk seperti terompet, sesil, habitat di sawah-sawah)
Vorticella (bentuk seperti lonceng, sesil)
Didium (mangsa dari Paramecium sp)
3. Rhizopoda/Sarcodina
Bergerak dan menangkap mangsa dengan
menggunakan kaki semu (ada dua macam yaitu
lobodia dan filopodia).
Hidup bebas di dalam air laut dan tawar.
Berkembangbiak dengan cara membelah biner.
Contoh-contohnya yaitu:
a. Amoeba sp
Bentuk selalu berubah-ubah
Habitat di air tawar
Inti sel berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sel
Mempunyai vakuola makanan dan vakuola kontraktil
Reproduksi dengan pembelahan biner
b. Entamoeba histolytica, penyebab disentri amoeba
c. Entamoeba coli , penyebab diare
d. Entamoeba gingivalis, merusak gigi dan gusi
b. Fase vegetatif, terjadi dalam tubuh manusia ada dua tempat yaitu:
1) Filum Euglenophyta
Chlorophyta umumnya hidup di air tawar (90%) dan di laut (10%). Pigmen memiliki
klorofil a, b, karotin dan xantofil, kloroplas mempunyai bentukseperti spiral, mangkuk,
lembaran, bola. Tubuh bersel satu seperti benang, lembaran dan seperti tumbuhan tinggi.
Reproduksi vegetatif dengan cara pembelahan biner, fragmentasi benang/koloni, pembentukan
zoospora dan generatif dengan cara konjugasi, fertilisasi. Cara hidup dengan autotrof dan
bersimbiosis dengan jamur membentuk lumut kerak.
Contoh:
d) Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk zoospora dan generatif dengan cara
konjugasi/isogami
9. Chara (lembaran)
Terdiri atas alga yang uniseluler atau multiseluler. Dibedakan dalam tiga kelas utama yaitu:
a) Bentuknya seperti tumbuhan tinggi, sebagian besar hidup di laut. Tubuhnya melekat di
bebatuan, sedangkan talusnya terapung di permukaan
Turbinaria decurrens
d. Bidang industri (tanah diatom untuk amplas, isolasi, bahan dasar kaca)
e. Bahan dasar makanan : Gelidium (agar-agar), Chondrus (minuman coklat), alginat (bahan
campuran es krim), Porphyra (makanan)
c) Fase hidupnya ada dua fase yaitu fase hewan (fase berbentuk
plasmodium) dan fase tumbuhan (fase plasmodium mengering
membentuk tubuh-tubuh buah yang bertangkai)
d) Reproduksi vegetatif dengan cara plasmodium dewasa membentuk spora dan generatif dengan
cara peleburan spora kembara (myxoflagella, mempunyai 1 inti dan 2 flagel), yang akan
membentuk zigot yang kemudian akan membentuk plasmodium.
- Dikenal dengan : kapang atau cendawan (fungi bersel banyak) dan khamir
(fungi bersel satu)
B. Ciri-ciri :
- Eukariotik
- Tidak berklorofil
- Heterotrof
- Mikroskopis kalau uniseluler,
Makroskopis kalau multiseluler
- Bentuk bervariasi (oval, bulat,
pipih, payung, untaian benang,
dll.)
- Dinding sel dari zat kitin
- Sel penyusun tubuh jamur (Hifa)
- Hifa bercabang bentuk jaringan
(miselium)
- Tidak memiliki akar batang daun sehingga disebut talus
- Hifa yang tidak bersekat menyebabkan inti sel menyebar di protoplasma (hifa
senositik)
C. Fisiologi :
a. Nutrisi :
- Heterotrof melalui penyerapan (absorpsi) yaitu secara saprofit maupun
parasit
- Fungi mencerna makanan di luar tubuhnya dengan cara mensekresikan
enzim enzim hidrolitik yang sangat ampuh ke dalam makanan tersebut
- Enzim enzim itu akan menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh fungi
- Zat cadangan makanan berupa glikogen dan lemak
b. Respirasi :
- Difusi O2 dan CO2 oleh seluruh permukaan tubuh
c. Transportasi :
- Difusi melalui membran dan aliran sitoplasmik
d. Reproduksi :
- Vegetatif : Fragmentasi (pemutusan) Hifa, Pembentukan Spora Aseksual
- Generatif : Peleburan antara Hifa yang berbeda jenis (Hifa + dan Hifa -)
D. Cara hidup :
a. Saprofit:
Serap senyawa organik yang telah diuraikan (Dekomposer).
Punya enzim hidrolitik.
b. Parasit:
Serap makanan dari organisme yang ditumpangi
Menggunakan haustaria / haustarium ( hifa yang berfungsi menyerap makanan
yang menembus jaringan inang)
Contoh : Jamur Arthrobotrys (Parasit cacing Nematoda)
c. Simbiosis:
Mendapatkan nutrisi dari organisme lain, tetapi mampu memberikan keuntungan
bagi organisme pasangan simbiosisnya
Contoh : Lichen (Lumut Kerak),
E. Habitat :
a. Lembab
b. Lingkungan ekstrim
F. Reproduksi
a. Seksual :
a. pembentukkan Spora seksual melalui peleburan antara hifa yang
berbeda jenis.
b. Tahap tahapnya:
i. Zygomycota
Ciri – ciri :
1. Multiseluler
2. Hifa tidak septa (asepta) (septa : sekat antar hifa atau
pembatas antar ruang)
3. Hidup di daratan dan umumnya parasit, tetapi ada sebagian
besar hidup sebagai saproba (pengurai)
4. Dinding selnya tersusun atas zat kitin
5. Tidak memiliki tubuh buah
6. Struktur mikroskopik jamur Rhizopus sp., yang tumbuh pada
roti
7. Reproduksi secara :
Seksual, menghasilkan zygospora
Aseksual, menghasilkan sporangiospora
Siklus hidup zygomycota : Sesuai dengan siklus hidup pada jamur di halaman
sebelumnya.
Contoh :
a. Rhizopus nigricans (jamur roti)
b. Rhizopus stolonifer, Rhizopus Oryzae (jamur tempe)
c. Mucor javanicus dan Mucor mucedo (hidup di kotoran ternak)
d. Pilobolus (menguraikan kotoran hewan)
Mucor Mucedo
Pilobolus
ii. Ascomycota (jamur kantung)
Ciri ciri :
1. Uniseluler dan multiseluler
2. Hifa bersepta
3. Memiliki tubuh buah
4. Di dalam hifa terdapat inti sel yang
banyak
5. Askospora sebagai spora seksual
dibentuk dalam askus.
6. Hidup sebagai pengurai bahan organik
terutama dari tumbuhan atau sisa
organisme di dalam tanah maupun di
laut
7. Reproduksi secara :
Seksual, Yang uniseluler secara konjugasi
Yang multiseluler menghasilkan askospora
Aseksual, Yang uniseluler secara pertunasan
Yang multiseluer secara fragmentasi juga menghasilkan
konidiospora
Ascomycota Uniseluler
Ascomycota Multiseluler
Penjelasan Siklus Hidup (Seksual) :
1. Ascomycota Uniseluler :
Tahap :
i. Konjugasi sel haploid (n) yang berbeda jenis
ii. Hasil penyatuan menghasilkan Zigot (2n)
iii. Zigot berkembang menjadi Askus (2n)
iv. Nukleus pada Askus mengalami Meiosis menghasilkan 4 inti (n)
v. Terbentuk Askus di sekitar dinding inti
vi. Askus menghasilkan Askospora jika sudah masak, dan berkembang
menjadi jamur
2. Ascomycota Multiseluler :
Tahap :
i. Hifa (+) Askogonium (betina) berdekatan dengan Hifa (-)
Anteredium (jantan), masing-masing berkromosom haploid
ii. Trikogin terbentuk dan terjadi proses Plasmogami pada
Askogonium
iii. Askogonium tumbuh menjadi hifa dikariotik dan terkumpul menjadi
Askokarp
iv. Ujung Hifa pada Askokarp membentuk askus dikariotik
v. Di dalam Askus terjadi Kariogami
vi. Membelah secara Meiosis (2n jadi n)
vii. Membela secara Mitosis (2n jadi n atau n jadi n)
viii. Bila Askus sudah masak, maka Askospora akan tersebar dan
tumbuh menjadi hifa baru
Contoh :
Ciri ciri :
a. Multiseluler
b. Makroskopis dan mikroskopis (jamur karat)
c. Hidupnya saprofit atau parasit terutama pada
tumbuhan
d. Tubuh buahnya seperti payung (disebut
basidiokarp)
e. Hifa bersepta
Reproduksi secara :
Seksual, menghasilkan Basidiospora yang ada di basidium
Aseksual, menghasilkan Konidiospora
Amanita Muscaria
Puccinia graminis
Ustilago maydis
Plerotus Ostreatus
iv. Deuteromycetes (fungi imperfecti : karena reproduksi seksualnya belum
diketahui)
Ciri ciri :
a) Saprofit atau Parasit
b) Hifa bersepta
c) Reproduksi secara :
Seksual, belum diketahui
Aseksual, secara fragmentasi juga menghasilkan Konidiospora
Contoh :
- Aspergillus
- Epidermophyton floccosum (penyakit kaki pada atlet)
- Mycosporium (kurap)
- Fusarium, verticellium, cercos (parasit tumbuhan)
Fusarium
Mycosporium
KESIMPULAN
H. Simbiosis jamur dengan organisme lain
Cladonia deformis
Gaphis
2. Mikorhiza (ditemukan oleh Frank (asal jerman) tahun 1885
B. Macam-macam tumbuhan
1. TUMBUHAN LUMUT
A. Pengertian
Lumut, atau Bryophyta berasal dari kata bryon yaitu lumut, dan phyta yaitu
tumbuhan. Tumbuhan paling sederhana dan tumbuhan peralihan antara Thallophyta atau
tumbuhan bertalus (belum ada akar,batang,daun sejati) dengan Cormophyta atau
tumbuhan berkormos (ada akar,batang,daun sejati)
Cara hidup : Mandiri dan Epifit (menempel pada kulit pohon), dapat
berfotosintesis karena memiliki klorofil.
Habitat: Hidup di daratan, terutama tempat lembab dan teduh (higrofit), hidup di
air (hidrofit), menempel di kulit pohon, serta hidup di tanah,tembok,bebatuan
lapuk, bahkan tumbuh di bioma tundra di daerah kutub utara. Dan lumut termasuk
tumbuhan Kosmopolit.
C. Ciri-ciri
a. Eukariotik
b. Multiseluler
c. Berklorofil
d. Dinding sel (selulosa)
e. Batang dan daun sederhana (kormophyta)
f. Akarnya berupa akar semu (rhizoid)
g. Tidak mempunyai pembuluh angkut (atracheophyta)
D. Fisiologi
3. Bentuk :
a. Tumbuhan lumut ada yang berbentuk lembaran, berbentuk seperti tumbuhan
kecil dan tegak, dll. Tumbuhan lumut yang berbentuk tumbuhan kecil yang
berdiri tegak memiliki bagian tubuh yang mirip akar, batang, dan daun.
b. Bagian tubuh yang menyerupai akar pada lumut disebut Rizhoid. Fungsi rizoid
adalah untuk menyerap air dan garam mineral, serta untuk melekat pada
habitatnya
c. Daun lumut sangat tipis dan tulang daun terdiri atas beberapa lapis sel.
d. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang mengakibatkan lumut tumbuh
memanjang. Lumut hanya mengalami pertumbuhan memanjang dan tidak
mengalami pertumbuhan membesar
4. Pengangkut :
a. Tubuh lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem maupun xylem
b. Jaringan pengangkut berupa jaringan empulur. Air diserap oleh rizoid dengan
cara imbibisi, kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh melalui proses
difusi. Sel-sel tubuh lumut memiliki plastida yang mengandung klorofil a dan b,
serta memiliki dinding sel tetapi tidak diperkuat oleh lignin seperti tumbuhan
darat lainnya.
Note : Lumut yang memiliki Anteredium dan Arkegonium disebut monoesis atau
homotalus, sedangkan yang hanya memiliki salah satu dari kedua alat kelamin
(Anteredium atau Arkegonium) disebut diesis atau heterotalus.
6. Reproduksi lumut :
Anthoceros punctatus
A. Pengertian
Tumbuhan paku (Pteridophyta)
adalah divisi dari kingdom Plantae yang
anggotanya memiliki akar, batang, dan
daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut. Tumbuhan paku sering
disebut juga dengan kormofita berspora
karena berkaitan dengan adanya akar,
batang, daun sejati, serta bereproduksi
aseksual dengan spora. Tumbuhan paku
juga disebut sebagai tumbuhan
berpembuluh (Tracheophyta) karena
memiliki pembuluh pengangkut.
C. Ciri-ciri
Termasuk kormophyta sejati
Akarnya serabut
Daunnya berstomata, berbentuk majemuk, dan waktu masih muda
bentuknya menggulung
Berdasarkan fungsinya daun terdiri dari sporofil dan tropofil
Berdasarkan ukurannya daun terdiri dari Paku Heterofil dan Paku Homofil
Batangnya berpembuluh (xylem dan floem)
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan terdiri dari Paku Homospora,
Paku Heterospora, Paku Peralihan.
D. Fisiologi
1. Nutrisi: Autotrof (fotosintesis)
2. Respirasi: difusi melalui stomata
3. Transportasi
Xylem: mengangkut air dan mineral
Floem: mengangkat hasil fotosintesis
4. Reproduksi
Generatif (Seksual) : fertilisasi ovum dan spermatozoid berflagel yang
menghasilkan zigot
Vegetatif (Aseksual) : Pembentukan Spora melalui pembelahan meiosis
sel induk spora yang terdapat pada sporangium
Selain menggunakan spora, beberapa jenis tumbuhan paku bereproduksi
vegetatif dengan beberapa cara berikut.
a. Umbi batang, misal Marsilea crenata.
b. Tunas pada tepi daun atau kuncup tunas, misal Asplenium buldiferum.
c. Tunas pada ujung daun, misal Asplenium pentifidum.
d. Tunas akar, misal Ophioglosum sp.
e. Fragmentasi, misal Dryopteris rigida.
5. Metagenesis Paku Homospora, Heterospora, dan Peralihan :
Homospora
A. Pengertian
Tumbuhan berbiji, atau Spermatophyta, berasal dari kata sperma yaitu biji, dan phyta
yaitu tumbuhan. Tumbuhan ini merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas,
yaitu adanya suatu organ yang berupa biji.
Habitat: Tumbuhan berbiji kebanyakan hidup di darat. Namun, tumbuhan berbiji ada
yang hidup mengapung di air, misalnya teratai.
Ciri-ciri (umum)
Telah memiliki akar, batang dan daun sejati serta berkas pengangkut
sehingga termasuk ke dalam kelompok tumbuhan Tracheophyta.
Tubuhnya makroskopis dengan ukuran yang bervariasi. Dapat berupa
semak, perdu, pohon, atau liana.
Alat perkembangbiakan jelas antara jantan dan betina yang berupa
bunga atau strobilus, dan dalam reproduksinya akan menghasilkan
biji yang di dalamnya terdapat embrio.
Generasi saprofitnya berupa tumbuhan dan generasi gametofitnya
berupa bunga.
C. Fisiologi
1. Bentuk dan ukuran
Spermatophyta tergolong Cromophyta dan tubuhnya berukuran
makroskopis
Bentuk :
- Semak : Rumput Teki (Cyperus rotondus)
- Perdu : Cabai (Capsicum annuum)
- Pohon : Jati (Tectona grandis)
- Liana : Sirih ( Piper betle)
2. Struktur dan fungsi tubuh Spermatophyta
Struktur tumbuhan yang terdiri dari akar, Batang, Daun, alat
perkembangbiakan Generatif (Strobilus atau Bunga)
Akar : menyerap mineral dan unsr hara dari dalam tanah
Batang : alat pengangkut
Daun : Fotosintesis
Alat perkembang biak generatif : Berkembang biak
P.s : Fungsinya masih banyak (sebenernya) kalian pasti udah tau
jadi gausah dijelasin disini lagi ya!
3. Reproduksi
Reproduksi Angiospermae
Tahap
i. Sel induk mikrospora mengalami Meiosis dan menghasilkan
mikrospora yang haploid
ii. Mikrospora mengalami Mitosis (Pembelahan) dan menjadi Serbuk
sari
iii. Sel induk Megaspora mengalami Meiosis dan menghasilkan 1 sel
megaspore yang hidup, 3 lainnya mati
iv. Megaspora yang hidup akan membentuk gametofit betina
v. Disaat terjadi penyerbukan, bersamaan pula terjadi peleburan
antara gametofit jantan dan betina
vi. Terjadi pembuahan ganda pada Angiospermae, ditandai dengan
adanya endosperma (3n)
vii. Zigot akan berkembang menjadi embrio, dan endosperma menjadi
cadangan makanan.
Reproduksi Gymnospermae
Tahap
GYMNOSPERMAE (Pinophyta)
Gymnospermae adalah tumbuhan berbiji terbuka. Gymnospermae memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
Reproduksi Gymnospermae
Klasifikasi Gymnospermae
1. Kelas Cycadinae
Ciri ciri kelas cycadiane adalah batang tidak
bercabang.
Contoh kelas cycadinae yaitu : Cycas
rumphii (pakis haji)
2. Kelas Ginkgoinae
Ciri-ciri kelas ginkgoinae adalah daun berbentuk kipas dan
mudah gugur, hanya ada satu spesies yaitu Ginkgo biloba.
3. Kelas Gnetinae
Ciri-ciri kelas gnitinae adalah daun berhadapan dan bertulang
menyirip. Anggotanya berupa tanaman perdu dan liana
(tanaman pemanjat).
Contoh: Gnetum gnemon (melinjo).
4. Kelas Coniferinae
Ciri-ciri kelas coniferinae adalah berupa
tumbuhan evergreen, strobilusnya berbentuk
kerucut.
Contoh: Pinus merkusii (pinus) dan Agathis
alba (damar).
ANGIOSPERMAE (Magnoliophyta)
Reproduksi Angiospermae
Klasifikasi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Kelas Dicotyledoneae
1. Multiseluler.
2. Heterotrof
3. Tidak memiliki dinding sel, komponen terbesar sel hewan tersusun atas protein struktural
kolagen.
4. Memiliki jaringan saraf dan jaringan otot sehingga bisa aktif bergerak (bersifat motil).
5. Sebagian besar bereproduksi secara seksual.
6. Siklus hidup didominasi oleh bentuk diploid (2n).
1. Simetri tubuh
Simetri Bilateral, Hewan yang bersimetri bilateral memiliki sisi puncak (oral), sisi
dasar (aboral), sisi atas (dorsal), sisi bawah (ventral), sisi kepala (anterior), sisi ekor
(posterior), serta sisi samping (lateral).
Simetri Radial, adalah hewan yang memiliki lapisan tubuh melingkar (bulat). Hewan
dengan simetri radial hanya memiliki dua bagian, yaitu bagian puncak (oral) dan bagian
dasar (aboral). Hewan yang bersimetri radial disebut sebagai radiata, yaitu porifera,
cnidaria, dan echinodermata.
2. Lapisan Tubuh
Hewan Diploblastik, adalah hewan yang memiliki dua lapis sel tubuh.
Hewan Triploblastik, adalah hewan yang memiliki tiga lapis sel tubuh
Hewan triploblastik masih dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan rongga tubuh (selom)
yang dimilikinya. Rongga tubuh pada hewan sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu aselomata, pseudoselomata, dan selomata.
Aselomata, adalah hewan bertubuh padat yang tidak memiliki rongga antara usus dengan
tubuh terluar. Contoh: cacing pipih (Platyhelmintes).
Pada bagian tengah tubuh porifera, terdapat spongosol (paragaster). Spongosol adalah ruangan
yang berfungsi sebagai saluran air. Pada bagian atas spongosol terdapat oskulum, yitu lubang
besar yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air.
Dari luar ke dalam, porifera tersusun atas tiga lapisan dinding tubuh, yaitu epidermis (lapisan
terluar), mesoglea (lapisan pembatas), dan endodermis (lapisan dalam).
1. Epidermis, adalah lapisan terluar tubuh porifera. Lapisan ini tersusun oleh sel-sel
epitelium pipih yang disebut dengan pinakosit.
2. Mesoglea, adalah lapisan yang berupa gelatin. Lapisan ini merupakan pembatas antara
lapisan dalam (endodermis) dengan lapisan luar (epidermis). Mesoglea mengandung
dua macam sel, yaitu sel ameboid dan skleroblas.
3. Endodermis, adalah lapisan dalam tubuh porifera. Lapisan ini terdiri dari sel-sel leher
(koanosit) yang memiliki flagela dan berfungsi untuk mencerna makanan.
C. Sistem Pencernaan Porifera
Proses pencernaan pada porifera berlangsung pada bagian endodermis. Pada bagian ini,
flagel yang terdapat pada koanosit akan bergerak-gerak sehingga menyebabkan air yang
membawa oksigen dan makanan berupa plankton akan mengalir dari ostium masuk masuk ke
spongosol lalu masuk ke oskulum. Makanan ini lalu akan dicerna di dalam vakuola makanan.
Setelah dicerna, sari-sari makanan diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan keseluruh
tubuh. Sedangkan sisa-sisa makanan yang sudah tak terpakai lagi akan dikeluarkan oleh sel-sel
leher (koanosit) melalui spongosol sebelum akhirnya keluar dari tubuh melalui oskulum.
Pada hewan porifera, reproduksi dapat berlangsung melalui dua cara, yaitu reproduksi
secara seksual dan aseksual.
1. Reproduksi secara seksual, yaitu reproduksi yang terjadi saat sel sperma bersatu
dengan sel ovum. Pada dasarnya, porifera bersifat Hemafrodit karena ovum dan sperma
dapat dihasilkan oleh satu individu yang sama. Namun sperma tidak akan dapat
membuahi sendiri ovum yang terdapat dalam tubuhnya sendiri, sehingga pembuahan
hanya akan dapat terjadi antara sperma dan sel telur antar individu yang berbeda.
2. Reproduksi secara aseksual, yaitu reproduksi yang terjadi tanpa proses pembuahan
sperma pada ovum. Reproduksi aseksual pada hewan porifera dapat terjadi melalui dua
cara, yaitu dengan cara pembentukan kuncup dan gemula (kuncup dalam). Gemula
adalah butir benih yang diproduksi oleh porifera di lingkungan yang tak menguntungkan,
misalnya terlalu dingin atau terlalu panas.
1. Calcarea, merupakan kelas porifera yang memiliki spikula dari zat kapur. Contoh :
Sycon sp. dan Clathrinasp yang biasa hidup di daerah laut dangkal.
2. Hexactinellida, memiliki spikula yang tersusun atas zat kersik (silikat). Contoh :
Pheronema sp. dan Euplectella sp. yang hidup di laut dalam.
3. Demospongiae, merupakan porifera bertulang lunak dengan spikula yang tersusun dari
zat kersik. Contoh : Euspongia sp., Spongila sp., dan Callyspongia sp.
A. Cnidaria
Ciri-ciri :
Tubuh : simetri radial, diploblastik
Habitat: air tawar dan air laut
System pencernaan : ekstraseluler, gastovaskuler
Mempunyai tentakel yang bracun (knidoblas) dan penyengat (nematosis)
System respirasi da ekskresi : Difusi permukaan tubuh
Mempunyai 2 fase hidup : polip (menempel didasar) dan medusa (berenang bebas)
Sistem reproduksi : aseksual (tunas) dan seksual (fertilisasi ovum dan sperma)
Klasifikasi Cnidaria
Cnidaria terdiri dari tiga kelas utama, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
1. Hydrozoa
Beberapa jenis hidrozoa mengalami dua siklus hidup yaitu tahap polip yang aseksual dan
tahap medusa yang seksual. Contoh: Obelia sp. Ada pula yang selama hidupnya hanya
berbentuk polip saja, misalnya Hydra.
Sebagian besar hydra hidup di perairan secara soliter (sendiri-sendiri). Pada ujung tubuh
hydra terdapat mulut yang dilengkapi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap
makanan. Tentakel-tentakel ini dilengkapi dengan sel knidosit yang mengandung
nematosista, yaitu racun berbentuk sengat untuk memburu mangsa.
2. Scyphozoa
Contoh spesies yang termasuk dalam kelas ini adalah Aurelia aurita (ubur-ubur).
Hewan ini memiliki bentuk seperti mangkuk.
3. Anthozoa
Memiliki ciri-ciri khusus yaitu tubuh yang menyerupai bunga. Contoh spesies yang
termasuk dalam kelas ini adalah Metridium (anemon laut). Anthozoa hidup sebagai
polip.
B. Ctenophora
Ciri-ciri :
Tubuh simetri radial, diploblastik
Tubuh mampu menghasilkan cahaya
Memiliki bars silia berbentuk sisir untuk pergerakan
Tidak memiliki nematosis
Tentakel berjumlah sepasang
Memiliki satu mulut dan dua lubang pengeluaran
Habitat : air laut
System pencernaan : ekstraseluler, gastovaskuler
Sistem reproduksi : aseksual (fragmentasi) dan seksual
(fertilisasi ovum dan sperma
Bolinophsis Chuni
3. Platyhelminthes
A. Pengertian
B. Ciri-ciri
E. Klasifikasi Platyhelminthes:
Parasit di usus
vertebrata, contoh :
manusia, sapi,
anjing, babi, dll.
Ciri ciri :
1. Tubuh ditutupi kutikula
2. Tidak ada mulut dan alat
pencernaan
3. Tidak ada alat indra
4. Tubuh cacing dewasa terdiri dari :
a. Kepala (skoleks) : dilengkapi alat isap dan alat kait untuk melekat pada organ
tubuh inang
b. Leher pendek (strobilus)
c. Proglotid
Cacing pita butuh 2/1 perantara
Contoh :
a. Taenia solium : parasit pada manusia tapi butuh perantara (babi)
b. Taenia saginata : parasit pada manusia tapi butuh inang perantara (sapi)
c. Dibothriocephalus latus : parasit pada manusia dan hewan karnivor dan
inang perantaranya (ikan)
F. Peranan
A. Pengertian
B. Ciri – ciri
C. Sistem
D. Klasifikasi :
\
Tambahan
Telur atau larva dari luar masuk ke mulut, menetas menjadi cacing jantan dan betina di
usus, kemudian melakukan kopulasi di rectum. Setelah kopulasi, jantan mati sedangkan betina
mengandung telur. Dan pada malam hari, betina jalan ke anus (hal ini yang membuat anus
manusia terasa pada malam hari). Di anus, betina bertelur dengan suhu yang pas. Setelah
bertelur, betina mati. Telur akan matang setelah 6 jam keluar dari betina. Kemudian akan
menjadi cacing baru dan akan keluar bersama feses. Lalu diluar menetas menjadi larva. Larva
makan dan tumbuh besar, tetapi larva hanya bisa bertahan diluar selama 2 minggu sehingga ia
harus mencari host. Jika tidak, ia akan mati.
Cacing ini hidup pada pembuluh limfa di kaki. Jika terlalu banyak jumlahnya, dapat
menyumbat aliran limfa sehingga kaki menjadi membengkak. Pada saat dewasa, cacing ini
menghasilkan telur kemudian akan menetas menjadi anak cacing berukuran kecil yang
disebut mikrofilaria. Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah
ke peredaran darah kecil di bawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang menggigit, maka
larva tersebut dapat menembus dinding usus nyamuk lalu masuk ke dalam otot dada nyamuk,
kemudian setelah mengalami pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk
itu menggigit orang, maka orang itu akan tertular penyakit ini, demikian seterusnya
Ancylostoma duodenale
Wuchereria bancrosti
5. Annelida (cacing bersegmen).
A. Pengertian
Kata Annelida berasal dari bahasa Latin annulus (cincin kecil) dan oidus (bentuk).
Annelida dapat diartikan sebagai cacing yang tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai
cincin atau gelang, sehingga disebut cacing gelang
B. Struktur Tubuh
1. Memiliki rongga tubuh sebenarnya (selom)
2. Simetris Bilateral
3. Alat pencernaan makanan telah berkembang dengan sempurna
4. Permukaan tubuh ditutupi lapisan kutikula nonchitinous dan seta
5. Alat Ekskresi : Nefridium
6. Hemafrodit
7. Alat peredaran darah tertutup
8. Alat pernafasan : melalui seluruh tubuh
9. Sistem saraf : Ganglion otak yang dihubungkan dengan saraf longitudinal
C. Klasifikasi
a. Kelas Polychaeta
Cacing ini merupakan Annelida laut. Tubuhnya bersegmen, tiap segmen dilengkapi parapodium
(kaki). Kaki ditumbuhi rambut sehingga disebut cacing berambut banyak, (poly: banyak, chaeta:
rambut). Contoh anggota kelas ini adalah cacing wawo (Lysidicea oele), cacing palolo (Palolo
viridis).
b. Kelas Olygochaeta
c. Kelas Hirudinea
Anggota kelas ini banyak hidup di air laut, air tawar, dan
tempat lembab. Hirudinea umumnya disebut sebagai lintah.
Tubuhnya pipih (dorsiventral), mempunyai 1 prostomium
dan 32 segmen tubuh, dan mempunyai dua alat pengisap
pada kedua ujung tubuhnya. Alat pengisap atas berdekatan
dengan mulut, dan alat pengisap bawah berdekatan de ngan
anus. Cacing ini menghasilkan zat hirudin sebagai zat anti
koagulan, yaitu zat untuk mencegah darah inang agar
tidak cepat membeku di dalam rongga tubuhnya. Contoh
anggota kelas ini adalah Hirudo medicinalis dan
Hirudinaria Javanica
Hirudinaria javanica (Lintah)
6. Mollusca (hewan bertubuh lunak).
B. Klasifikasi
A. Fisiologi
B. Klasifikasi
1. Hexapoda
a. Entoghnata : detretivor, Contoh : Collembola, Diplura, Protura
b. Insecta
a. Ciri-ciri insecta adalah :
1. jumlah kaki 6/ 3 pasang
2. bersayap
3. bagian tubuh : caput, toraks, abdomen
4. bernapas dengan trakea
5. tipe mulut : menjilat, menghisap, menusuk, menggigit
6. bermetamorfosis
b. Klasifikasi Insecta :
1. Apterygota
Contohnya: lepisma saccharina (kutu buku)
2. Pterygota
Berdasarkan proses pembentukan sayap, pterygota dibedakan atas:
a. Eksopterygota; jika sayap berkembang dari tonjolan luar dorsothorax
1. Isoptera (Archiptera)
3. Hemiptera
4. Homoptera
1. Coleoptera
2. Neuroptera
4. Diptera
anopheles sp
5. Lepidoptera
6. mempunyai sepasang capit dan gigi catut yang berfungsi sebagai alat
mulut.
Contoh : Aphonophelma hentzi (tarantula), Latrodectus muctans (laba-
laba bercaun)
3. Udang-udangan (crustacea)
b. Klasifikasi Cructacea :
1. Remipedia : Udang purba
2. Branchiopoda : Artemia salina
3. Ostracoda : Gigantocypris pellucida
4. Cephalocarida : Udang kecil, Lightiella monniotae
5. Maxillopoda : Cyclops bicuspidatus
6. Malacostraca : Portunus sp, Penaenus monodon
a. Ciri
1. Kaki berjumlah banyak
2. Bagian tubuh terbagi menjadi kepala dan
tubuh
3. Sistem pernafasan : Trakea
4. Reproduksi : Seksual, Gonokoris, atau
diesis trigoniulus corallinus
b. Klasifikasi
1. Diplopoda : Luwig (trigoniulus corallinus)
2. Cilopoda : Lipan rumah (Scutigera coleopatra)
8. Echinodhermata (hewan berkulit duri).
A. Fisiologi
B. Klasifikasi
4. Tripang (holothuroidea)
Ciri-cirinya adalah:
Bentuk tubuh seperti mentimun
Tidak memiliki lengan
Memiliki mulut
lunak
Contoh : Cucumaria sp., Holothuria edulis, Thyone sp.
Note :
Ciri-ciri umum
Ciri-ciri Khusus Vertebrata
B. KLASIFIKASI
c. Vertebrata
1. Pisces (Ikan) (Poikiloterm)
Agnatha : lamprey laut
(Petromyzon marinus)
Chondrichthyes : Ikan hiu
(Squalus sp.), Ikan pari
(Makararaja sp.) Petromyzon marinus
Osteichtyes : Ikan lele (Ameiurus melas), kuda laut (Hippocampus sp.)
Peranan :
Daging ikan menjadi sumber protein yang tinggi
Kulit ikan tertentu dapat dibuat menjadi tas. Dompet. Atau jaket.
Tulang ikan menjadi bahan pembuatan lem.
2. Amphibi (Poikiloterm)
Apoda : salamander cacing
(Ichtyophis glutinosus)
Urodela : salamander
berlendir (Glutinosus)
Anura : Katak pohon (Hyla
caerulea)
Hyla caerulea
3. Reptilia (Poikiloterm)
Rhynchocephalia : Sphenodon punctatus
Chelonia (Kura-kura) : Dhermochyles
coriacea
Squamata (Ular atau kadal) : Python regius
Crocodilia : Crocodylus novaeguineae
4. Aves (Homoiterm)
Struthioniformes : Struthio camelus
(burung unta).
Casuariiformes : Dromiceius sp
(burung kasuari).
Falconiformes : Aquila chrysaeta
(rajawali emas).
Galliformes : Gallus domesticus (Ayam buras)
Columbifomes : Columba fasciata (merpati).
Psittaciiformes : cacatua galeria (kakaktua berjambul)
5. Mamalia (Homoiterm)
Monotremata : Ornithornytos
anatinus (platypus)
Marsupialia : Phasolarctos
cinerus (Koala)
Insectivora : Talpa europaea
(Tikus mondok)
Tupaiodea : Dendrogale murina (tupai pana)
Rodentia : Mus musculus (Tikus rumah)
Edentata : Dasypus novemcintus (armadilo)
Pholidata : Manis javanica (Trenggiling jawa)
Carniviora : Canis lupus (serigala)
Primata :
Lemuridae : Cheirogaleus medius (Lemur kerdil)
Ceercopithcidae : Macaca mulatta (Monyet resus)
Pongidae : Gorilla gorilla (Gorila)
Hominidae : Homo sapiens (Manusia)
C. Tabel perbedaan Ciri-ciri Kelas Vertebrata
Superkelas / Kelas
Faktor
Pisces Amphibia reptilia Aves mamalia
Kepala, dan
badan
(Katak).
Bagian Tubuh Kepala, Kepala, Leher, Kepala, Leher, Kepala, Leher,
Kepala,
badan, Ekor Badan, Ekor Badan, Ekor Badan, Ekor
badan, dan
ekor
(Salamander)
Sisik,
Tidak
Penutup Sisik, lempeng-
bersisik, Berbulu Berambut
Tubuh Berlendir lempeng
selalu basah
epidermal
Suhu Tubuh Poikiloterm Poikiloterm Poikiloterm Homoiterm Homoiterm
Sepasang
Dua pasang Dua pasang
Alat Gerak Sirip sayap, Kaki, Tangan
kaki kaki, Tubuh
sepasang kaki
Peredaran
Tertutup, Tertutup, Tertutup, Tertutup, Tertutup,
darah
tunggal ganda ganda ganda ganda
4 (2 atrium, 2
ventrikel
2 (1 atrium 1 3 (1atrium 2 4 (2 atrium, 2 4 (2 atrium, 2
Jantung dengan sekat
ventrikel) ventrikel) ventrikel) ventrikel)
belum
sempurna)
Anus, Kloaka
Kloaka/Anus hanya pada Kloaka Kloaka Kloaka Anus
hiu
Paru-paru, Paru-paru,
Alat Insang, paru-
Insang lapisan kulit Pundi-pundi Paru-paru
Pernapasan paru, kulit
sekitar kloaka udara
Eksternal, Eksternal,
Fertilisasi Internal Internal Internal
Internal Internal
Habitat Air Darat, Air Darat, Air Darat Darat, Air
EKOLOGI
A. Komponen-Komponen dan Satuan Makhluk Hidup Penyusun Ekosistem
1. Komponen Penyusun Ekosistem
A) Abiotik
Adalah komponen fisik dan kimia yang mempengaruhi kehidupan
Jenis-jenis komponen abiotik
1) Air
2) Udara
- Nitrogen (78%) untuk pembentukan protein di dalam tubuh.
- Oksigen (21%) untuk respirasi.
- Karbon dioksida untuk proses fotosintesis.
3) Cahaya matahari
4) Kelembapan udara
- Dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima dan kadar
uap air di udara.
5) Suhu
6) Angin untuk penyerbukan di tumbuhan
7) Tanah
8) Topografi
- Adalah letak suatu tempat dipandang dari ketinggian diatas
permukaan laut (altitude) atau garis bujur dan lintang (latitude)
9) Iklim
10) pH
- Menggambarkan derajat keasaman atau kebasaan suatu tanah atau air.
B) Biotik
Meliputi semua jenis makhluk hidup.
1) Produsen
- Dapat menyintesis makanannya sendiri.
- Disebut juga autotrof
- Contoh : tumbuhan, bakteri yang mempunyai klorofil, ganggang hijau biru.
2) Konsumen
- Konsumen tingkat 1 (Primer): Herbivora
- Konsumen tingkat 2 (Sekunder): Karnivora 1
- Konsumen tingkat 3 (Tersier): Karnivora 2
- Konsumen tingkat 4 (Puncak): Karnivora 3
3) Dekomposer (pengurai)
- Organisme yang mampu merombak sisa produk organisme lain
- Dekomposer akan menyerap sebagian hasil penguraian dan
melepaskan zat anorganik sederhana yang akan digunakan oleh
produsen.
- Contoh: Jamur, bakteri
4) Detritivor
- Adalah organisme yang memakan serpihan-serpihan organik
(detritus)
- Detritus adalah hancuran jaringan makhluk hidup
- Contoh: siput, luing, cacing tanah, kutu kayu.
2. Satuan-Satuan Makhluk Hidup Penyusun Ekosistem
Habitat adalah tempat tinggal makhluk hidup.
Nisia/Niche adalah peranan makhluk hidup dalam ekosistem.
A) Individu
B) Populasi
Sekelompok individu yang menempati suatu daerah tertentu.
C) Komunitas
Interaksi antar kumpulan populasi yang terdapat di suatu tempat.
D) Ekosistem
Hubungan timbal balik dari kesatuan komunitas dengan
lingkungannya.
E) Bioma
Ekosistem besar yang meliputi suatu daerah yang luas dan memiliki
flora dan fauna khas.
Bioma taiga (konifer), bioma tundra (lumut), hutan hujan tropis, bioma
hutan gugur.
F) Biosfer
Seluruh ekosistem di bumi.
B) Antar populasi
1. Simbiosis
Jadi, simbiosis itu adalah interaksi antara 2 makhluk hidup yang
berbeda jenis.
Ada simbiosis mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. Udah pada
tau kan dari SD?
Amensalisme : Interaksi yang menyebabkan satu rugi dan satu tidak
merasa dirugikan atau untung.
2. Kompetisi interspesifik
Kompetisi tuh, persaingan antara 2 makhluk hidup untuk
memepertahankan hidup mereka.
Kalo interspesifik tuh terjadi sama yang berbeda spesies.
Contohnya: beberapa jenis burung bersaing untuk memakan serangga
yang sama.
3. Predasi
Interaksi antar pemangsa dan mangsa.
4. Protokooperasi
Interaksi yang sama sama mendapatkan keuntungan namun asosiasi yang
terjadi bukan berupa kehausan
5. Netralisme
B. Pola-pola interaksi dalam ekosistem Produsen
1. Aliran energi
2. Produktivitas ekosistem Konsumen
Pengurai
A) Primer 1
Adalah kecepatan perubahan
energi matahari menjadi senyawa
organik oleh produsen.
Produktivitas Primer Kotor adalah total
Konsumen Konsumen
energi yang dihasilkan saat 3 2
fotosintesis.
Produktivitas Primer Bersih adalah total
energi yang disimpan oleh tumbuhan itu sendiri.
B) Sekunder
Kecepatan pengubahan energi yang tersimpan dari satu tingkat trofik ke trofik
berikutnya.
3. Piramida ekologi
1. Piramida aliran energi 10
1000
2. Piramida Biomassa
2 kg
1 kg
2. Daur Oksigen
3. Daur Air
4. Daur nitrogen
5. Daur sulfur