Anda di halaman 1dari 87

Monera

Protista
BIOLOGI Fungi
Plantae
Animalia
Disusun oleh : X IPA 4 Ekologi
Lingkungan
MONERA
A. Pengertian Archaebacteria, Eubacteria, dan Bakteri
Archaebacteria : berasal dari bahasa yunani, archaio yang artinya kuno. Archaebacteria
merupakan sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan
organisme Eukariotik (memiliki membrane Inti sel).

Eubacteria : berasal dari bahasa yunani, eu yang artinya sejati. Eubacteria meliputi
sebagian besar organisme prokariotik yang dapat hidup dimana pun.

Bakteri : berasal dari kata bakterion yang artinya batang kecil, Bakteri merupakan
organisme uniseluler (bersel satu), tidak memiliki membrane inti sel (prokariotik), dan
pada umumnya memiliki dinding sel namun tidak ber klorofil

B. Pertahanan Bakteri Pada Lingkungan Buruk


Beberapa jenis Bakteri dapat bertahan hidup meskipun kondisi lingkungan kurang
menguntungkan, yaitu dengan membentuk endospora di dalam sel. Endospora
merupakan bentuk bakteri yang tidak aktif (Istirahat).

Endospora tahan pada disenfektan, suhu ekstrim, kekeringan. Sinar, Bakteri yang
memiliki nedospora rata-rata Bakteri Gram Positif

Contoh : Bacillus Mycoides, Bacillus Anthracis, Clostridium Perfringens,


Clostridium tetani.

C. Ciri-ciri Bakteri
1. Ukuran, Bentuk Sel, dan koloni bakteri
Ukuran dan bentuknya rata-rata 1-5 mikron. Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya dan
elektron.

· Bakteri paling renik : Mycoplasma (0,12 mikron)


· Bakteri paling besar : Thiomargarita (200 mikron)

Mycoplasma Thiomargarita
Bentuk dasar sel bakteri :
1. Basil, bentuk seperti batang, contohnya : Bacillus subtilis (antibiotik basitrasin)
2. Kokus, bentuk bulat seperti bola, contohnya : Nitrosococus (bakteri penyubur
tanah)
3. Spirillum, bentuk bergelombang seperti spiral, contohnya : Spirillum minor
(penyebab demam akibat gigitan tikus

Bentuk perpaduan bakteri :


1. Kokobasil : berbentuk antara bulat dan batang, contohnya : coxiella burnetii
(menyebabkan demam Q)
2. Vibrio : berbentuk seperti tanda koma, contohnya : vibrio cholera (penyebab
penyakit kolera)
3. Spiroseta : berbentuk spiral ulir seperti sekrup, contohnya : Treponema
palladium (penyebab penyakit sifilis pada alat kelamin)

Coxiella Burnetii vibrio cholera Treponema Palladium

Bentuk agregat (kumpulan) bakteri kokus :


1. Monokokus : Chlamydia trachomatis (penyakit mata)
2. Diplokokus : streptococus pneumoniae (pneumonia)
3. Tetrakokus : Pediococcus cerevisiae
4. Sarkina : Thiosarcina rosea (bakteri belerang)
5. Streptokokus : Streptococcus mutans (penyakit gigi berlubang)
6. Stafilokokus : Staphylococcus aureus (keracunan makanan)

Bentuk agregat (kumpulan) bakteri basil


1. Monobasil : Escherichia coli (usus besar manusia), Propionibacterium acnes
(penyebab jerawat)
2. Diplobasil : Moraxella Lucunata (katarak, konjungtiva)
3. Streptobasil : Bacillus anthracis (penyakit antraks) dan Azotobacter (bakteri
tanah yang mengikat nitrogen)

Bakteri agregat (kumpulan) bakteri spiral :


1. Spiral : sel bergelombang, contohnya : Thiospirillopsis floridana (belerang)
2. Spiroseta : sel sekrup, Contohnya : Treponema pallidum (sifilis)
3. Vibrio : bentuk sel seperti tanda baca koma, contoh : Vibrio cholerae (kolera)

2. Struktur Sel Bakteri


1. Kapsul atau selaput lendir
Merupakan lapisan terluar yang menyelimuti dinding sel, berfungsi sebagai pelindung,
menjaga sel agar tidak kering, melindungi pengaruh dari antibody, dan membantu
pelekatan dengan bakteri lain.

2. Dinding Sel (terdiri dari peptidoglikan)


Berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel, memberikan perlindungan fisik, dan
menjaga sel agar tidak pecah dalam lingkungan osmotonik (tekanan osmotic lebih
rendah)

3. Membran Plasma (selektif permeable)


Berfungsi membungkus sitoplasma dan mengatur pertukaran zat

4. Mesosom
Berfungsi untuk menghasilkan energi, membentuk dinding sel baru saat terjadi
pembelahan sel, dan menerima DNA pada saat konjugasi

5. Sitoplasma
Berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolism sel

6. Ribosom
Berfungsi dalam sintesis protein

7. DNA
Berfungsi sebagai pembawa materi genetic

8. Granula dan Vakuola Gas


Berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan, sedangkan vakuola gas berfungsi
sebagai pelampung bakteri untuk mengapung di air (bakteri fotosintetik air).

9. Klorosom
Berfungsi untuk fotosintetis dan hanya terdapat pada bakteri fotosintetik.

10. Flagela
Bulu cambuk yang berfungsi sebagai alat gerak
a. Atrik : tidak memiliki flagella
b. Monotrik : memiliki satu flagella
c. Lofotrik : banyak flagella di salah satu sisi bakteri
d. Amfitrik : memiliki flagella pada kedua ujung bakteri
e. Peritrik : banyak flagella tersebar di permukaan bakteri

11. Pilus atau Fimbria


Berfungsi membantu bakteri menempel pada suatu medium tempat hidupnya, melekatkan
dengan bakteri lainnya untuk membantu transfer DNA
D. Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif
Bakteri Gram Positif
Adalah bakteri yang dinding sel nya menyerap warna violet, dan memiliki lapisan peptidoglikan
yang tebal
Contoh : Actynomices, Lactobacillus Propionibacterium, Eubacterium, Archnia
Ciri-Ciri :
1. Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
2. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada
yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat
ringan. Mengandung asam tekoat.
3. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
4. Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
5. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
6. Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
7. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
8. Tidak peka terhadap streptomisin
9. Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin

Bakteri Gram Negatif


Adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna merah, dan memiliki lapisan peptidoglikan
yang tipis.
Contoh : Azotobacter, Rhizobium Leguminosarum, Salmonella Typhi
Ciri-Ciri :
1. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
2. Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat
didalam
3. lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.
4. Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
5. Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal
violet.
6. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
7. Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
8. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
9. Peka terhadap streptomisin
10. Toksin yang dibentuk Endotoksin
Bakteri Gram Positif

Bakteri Gram Negatif


E. Cara Hidup Bakteri
a. Bakteri Autotrof dan Bakteri Heterotrof

Bakteri Heterotrof : makanannya adalah senyawa organik dr organisme lain.


1. Bakteri saproba : dari sisa organisme , misal daun gugur dan kotoran hewan.
Dan merupakan dekomposer. Contoh : Lactobacillus bulgarius (yoghurt)
2. Bakteri parasit : dari sel inangnya. Jika menimbulkan penyakit pada inangnya
disebut -> patogen. Contoh : Mycobacterium tuberculosis (TBC)
3. Bakteri simbiosis mutualisme : mengambil dari organisme lain namun mampu
memberikan balasan (manfaat) bagi organisme lain tersebut. Contoh : E. Coli,
mampu menguraikan sisa makanan dan mneghasilkan vit. K

Bakteri Autotrof : mampu membuat makanannya sendiri.


A. Berdasarkan asal energi untuk mensintesis makanannya dibagi jadi dua :
1. Bakteri fotoautorof : menggunakan energi cahaya matahari utk buat
makanan. Jenis pigmen utama -> klorofil dan karoten. Thiocystis sp.
2. Bakteri kemoautotrof : menggunakan energi kimia untuk mensintesis
makanannya. Energi kimia diperoleh dr proses oksidasi senyawa anorganik.
contohnya : Nitrosomonas dan Nitrosococcus (bakteri nitrit) yang
mengoksidasi senyawa amonia ->ion nitrit.
Proses oksidasi amonia nya (NH3) :
1. Nitrosomonas dan Nitrococcus : 2NH3 (amonia) + 302 -> 2HNO2 (nitrit) + 2H2O+ energi
2. Nitrobacter (bakteri nitrat) : 2HNO2 (nitrit) + O2 ->2HNO3

B. Bakteri Aerob dan Anaerob


1. Bakteri aerob : membutuhkan oksigen bebas untuk memperoleh
energinya. Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrobacter.
2. Bakteri Anaerob : tidak butuh oksigen bebas untuk memperoleh
energinya. Energi diperoleh dr perombakan senyawa organik tanpa
menggunakan oksigen yg disebut fermentasi. Dibagi jadi 2 :
1. Bakteri anaerob obligat : HANYA dapat hidup jika tidak ada
oksigen. Contoh : Clostridium tetani.
2. Bakteri anaerob fakultatif : dapat hiudp dengan / tanpa oksigen.
Contoh : Escherichia coli dan Lactobacillus.

F. Reproduksi Bakteri

Aseksual
Bakteri umumnya melakukan reproduksi secara aseksual (tidak kawin) , dengan belah diri.
Pembelahan bakteri adalah pembelahan biner. Yaitu setiap sel dibelah jadi dua. Escherichia coli
Seksual
Selain aseksual, bakteri juga reproduksi secara seksual. Yaitu pertukaran materi genetika dengan
bakteri lainnya, disebut rekombinasi genetic / DNA.
Rekombinasi DNA dpt dilakukan dengan 3 cara :

1. Transformasi : masuknya DNA telanjang ke dalam sel bakteri & mengubah sifat sel
bakteri. Contoh : Streptococcus, pneumoniae.
2. Transduksi : pemindahan materi genetika satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya
dengan perantara organisme lain (bakteriofage)
3. Konjugasi : pemindahan materi genetik secara langsung melalui kontak sel dengan
membentuk struktur seperti jembatan di antara 2 sel bakteri berdekatan, terjadi pada gram
negatif: Salmonella Typhi

Pembelahan biner
G. Klasifikasi Bkateri

A. Archaebacteria
Archaebacteria adalah bakteri yang dinding sel nya tidak mengandung peptidoglikan,
memiliki RNA dan protein yang mirip dengan milik sel Eukariotik, biasanya hidup pada
habitat yang ekstrim. Seperti : Mata air panas, air yang terlalu asin, kawah, lumpur, dan
gambut. Terbagi menjadi 3 kelompok : Bakteri Metanogen, Halofil, dan Termofil

1. Bakteri Metanogen
Bakteri yang menghasilkan CH4 (Metana) dari gas H2 dan CO2. Termasuk bakteri anerob
yang sangat tidak toleran dengan O2 (akan teracuni bila ada O2), sebagian besar bakteri
hidup di lumpur atau rawa yang miskin O2 .
Contoh : Methanomonas dan Methanobacterium

2. Bakteri Halofil
Bakteri yang hidup di lingkungan dengan kadar garam yang sangat tinggi, bakteri ini
dapat membantu untuk produksi garam komersial pada kolam evaporasi air laut.
Contoh : Halobacterium

3. Bakteri Termofil atau Termoasidofil


Bakteri yang hidup pada suhu panas yang bersifat asam karena mengandung sulfur.
Bakteri yang hidup pada lingkungan ini disebut bakteri Termoasidofil

Bakteri Metanogen Bakteri Halofil Bakteri Termofil

B. Eubacteria
1. Proteobacteria
a. Bakteri Ungu
Bakteri Ungu memiliki Bakterioklorofil yang tersimpan di dalam membrane
plasma sel, sehingga dapat melakukan fotosintesis, Bakteri Ungu sebagian
besar anaerob Obligat
Contoh : Chromatium
b. Proteobacteria kemoautotrof
Bakteri ini dapat menyitesis makanannya sendiri dengan menggunakan energy
kimia. Ada yang hidup bebas, da nada pula yang bersimbiosis degan organisme
lain.
Contoh : Rhizobium Leguminosarum (dapat mengikat N2 bebas).
c. Proteobacteria Kemoheterotrof
Bakteri ini membtuhkan zat organic sebagai sumber karbon dan energi,
biasanya hidup di saluran usus hewan, bersifat anaerob fakulatif.
Contoh : Sallmonella sp.

2. Bakteri Gram Positif


Bakteri ini umumnya bersifat kemoheterotrof dan fotoautotrof. Bakteri ini dapat
membentuk endospore yang resisten.
Contoh : Bacillus sp. Dan clostridum sp.

3. Cyanobacteria
Bakteri Ini memiliki klorofil seperti tumbuhan, ada yang uniseluler, ada yang
multiseluler (akan lebih dibahas di halaman selanjutnya)
Contoh : Anabena Sp.

4. Spirochaeta
Bakteri ini berbentu Helix dan dapat bergerak bebas, ada yang hidup bebas ada
yang parasite
Contoh : Treponema Pallidum

5. Chlamydia
Bakteri parasite Obligat, Bakteri Gram Negatif
Contoh : Chlamydia Trachomatis

H. Cyanobacteria (Bakteri Hijau Biru)


Ganggang biru-hijau bukan jenis ganggang melainkan sejenis bakteri yang disebut
cyanobacteria. Cyanobacteria adalah organisme prokariotik bersel tunggal dan
merupakan bentuk kehidupan yang paling sederhana. Mereka memproduksi makanan
mereka sendiri dengan fotosintesis seperti tanaman, tetapi sel cyanobacteria lebih
sederhana dari karakteristik struktural organisme eukariotik.

Ciri-ciri :
1. Inti tidak diselubungi dengan membran
2. Umumnya Alga hijau biru Habitat di perairan dengan pH Netral dan juga sedikit
basa
3. Cyanobacteria hidup berbagai tempat seperti tanah, perairan, batu-batuan, serta
bongkahan batu
4. Memiliki klorofil dan karatenoid, fikosianinm, dan terkadang fikoeritrin.
5. Dinding sel yang terletak antara plasmalema dan selubung lendir
6. Sebagian dari Cyanobacteria yang dapat berkoloni dengan bentuk filamen
memiliki heterosista dengan spora yang istirahat atau disebut dengan resting spore.
Heterosista adalah sel yang lebih tebal dan tidak memiliki inti. Spora istirahat
adalah spora yang dindingnya sangat tebal dan didalamnya berisi sel.
7. Bentuk organisme bisa uniseluler seperti Chroococcus, Analytis, sedangkan yang
berkoloni seperti Merismopedia, Nostoc, Microcystis atau filamen seperti
Oscillatoria, Mircocoleus, Anabaena. Sel yang membentuk koloni adalah serupa;
sedangkan bentuk filamen tersusun dari sekumpulan sel yang membentuk rantai,
trikoma (seperti tabung), atau selubung.
8. Dapat bergerak dengan pergerakan meluncur
9. Tidak berflagel

Peranan Cyanobacteria dalam kehidupan

a. Manfaat Cyanobacteria adalah :


1. Cyanobacteria yaitu sebagai pengikat nitrogen bebas adalah : Nostoc
Commune, Anabaena Cycadae dan Anabaena azollae.
2. Sebagai vegetasi peintis , yaitu dengan cara membentuk lapisan pada
permukaan tanah gundul sehingga mampu hidup pada lingkungan yang kurang
menguntungkan dimana tumbuhan lain tidak dapat hidup di daerah itu.
3. Cyanobacteria juga berperan sangat penting untuk menambah materi-materi
organik ke dalam tanah.
4. Spiriluna mampu menghasilkan senyawa karbohidrat ang lumayan dan
senyawa organic lain sangat tinggi yang diperlukan oleh manusia sebagai
sumber pangan yang mengandung banyak sekali protein di dalamnya. Oleh
karena itu Spiriluna bisa digunakan untuk dikembangkannya sumber pangan di
masa datang karena Spiriluna ini dalam bentuk pil.

b. Kerugian Cyanobacteria :
1. Beberapa Spesies dari Cyanobacteria memproduksi racun syaraf
(neurotoksin) seperti ular yang sangat berbahaya bagi hewan dan manusia
biasanya racun ini menyerang hati ( hepatotoksin ) dan sel ( sitotoksin ) mereka
membentuk endotoksin sehingga sangat berbahaya bagi hewan maupun
manusia.
2. Jika terlalu banyak Cyanobacteria menempel pada tembok bangunan maka
lama-kelamaan temok rumah tersebut akan cepat mengalami keretakan.
3. Cyanobacteria juga bisa merugikan akibat ulah manusia yaitu Cyanobacteria
dapat hidup di lingkungan yang mengandung kadar fosfat dan nitrogen yang
tinggi. Kadar tersebut pada suatu lingkungan perairan sering diakibatkan oleh
pencemaran limbah industri dan pertanian. Kondisi ini dapat
mengakibatkan tumbuhnya Cyanobacteria secara berlimpah. Limpahan
tersebut dapat menutupi permukaan perairan sehingga matahari dan oksigen
yang dibutuhkan organisme lain dalam perairan berkurang.
Struktur Cyanobacteria
Cyanobacteria berbentuk benang yang disebut trikoma, terdiri atas sel-sel yang
tersusun seperti mata rantai,dengan fungsi yang berbeda, sebagai berikut :
a. Heterosista : ukuran besar dari sel lainnya. Memiliki fungsi mengikat
nitrogen
b. Akinet : Ukuran paling besar dari sel lainnya. Memiliki fungsi menyimpan
cadangan makanan dan endospore
c. Baeosit : sel vegetative hasil reproduksi yang berfungsi untuk fotosintesis

Struktur sel Cyanobacteria

1. Lapisan lendir, menyelimuti dinding sel. Lendir berfungsi membantu pergerakan


meluncur (lokomosi) pada Cyanobacteria uniseluler, serta gerak bergetar atau
maju mundur (osilasi) pada Cyanobacteria yang berbentuk benang (filamen).
ContohnyaOscillatoria sp.
2. Dinding Sel, mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis dan berfungsi untuk
memberikan bentuk tetap pada ganggang dan melindungi isi sel.
3. Membran sel (membran plasma), bersifat selektif permeabel dan berfungsi
membungkus sitoplasma dan mengatur pertukaran zat.
4. Membran fotosintetik (membran tilakoid), merupakan pelipatan membran plasma
ke arah dalam sitoplasma yang berfungsi untuk berfotosintesis. Membran
fotosintetik mengandung klorofil (hijau), karoten, dan pigmen fotosintetik lainnya,
antara lain fikoeritrin (merah) dan fikosianin (biru). Perpaduan antara pigmen-
pigmen tersebut menyebabkan warna Cyanobacteria berbeda-beda, antara lain
kekuningan, kemerahan, kecokelatan, violet, hijau cerah, hijau kebiruan, bahkan
kehitaman.
5. Mesosom, merupakan penonjolan membran ke dalam sitoplasma dan berfungsi
untuk menghasilkan energi.
6. Sitoplasma, merupakan larutan koloid yang tersusun dari air, protein, lemak, gula,
mineral, dan enzim. Di dalam sitoplasma terdapat ribosom, granula penyimpanan,
vakuola gas, protein padat, dan nukleoplasma (DNA).
7. Ribosom, merupakan organel kecil yang berfungsi untuk sintesis protein.
8. Granula penyimpanan, berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
9. Vakuola gas, berisi udara yang menyebabkan tubuh Cyanobacteria bisa
mengapung di permukaan air, sehingga mendapatkan cahaya matahari untuk
berfotosintesis.
10. Nukleoid, merupakan materi genetik yang tersusun dari DNA dan tidak dikelilingi
membran. Nukleoid terdapat di lokasi tertentu.
Reproduksi Cyanobacteria
1. Pembelahan Biner

Pembelahan biner dapat terjadi pada Cyanobacteria uniseluler maupun multiseluler yang
berbentuk filamen (benang). Pada Cyanobacteria uniseluler, sel-sel hasil pembelahan ada
yang langsung memisah, dan ada pula yang tetap bergabung sehingga membentuk koloni
(misalnya Gloeocapsa). Sel-sel hasil pembelahan pada Cyanobacteria yang berbentuk
filamen menyebabkan filamen menjadi bertambah panjang.

2. Fragmentasi

Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh organisme. Bagian tubuh yang terlepas
akan tumbuh menjadi individu baru. Fragmentasi terjadi pada Cyanobacteria yang
berbentuk filamen. Pemutusan bagian tubuh dapat terjadi di bagian-bagian tertentu pada
sel-sel yang mati. Filamen hasil pemutusan disebut hormogonium. Hormogonium ini
memiliki panjang filamen yang berbeda-beda, dan bila terlepas dan filamen induk maka
akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru. Contoh Cyanobacteria yang mengalami
fragmentasi antara lainOscillatoria sp. dan Plectonema boryanum.

3. Pembentukan Endospora

Pembentukan endospora terjadi bila kondisi lingkungan kurang menguntungkan,


misalnya pada kondisi kekeringan. Sel yang mengandung endospora ini disebut akinet.
Akinet berasal dari sel vegetatif, berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh lainnya karena
mengandung cadangan makanan, dan berdinding tebal. Bila kondisi lingkungan
membaik, maka endospora akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru,
contohnya Nostoc sp.

Kesimpulan

Ciri-ciri Cyanobacteria : tidak memiliki membran inti (prokariotìk, memiliki pigmen


fotosintetik, fotoautotrof, uniseluler/multiseluler, hidup soliter/berkoloni.

Cyanobacteria memiliki kiorofil a seperti pada tumbuhan. Cyanobacteria dapat berupa


uniseluler atau multiseluler, berdinding sel tebal dan mengandung gelatin, serta memiliki
sel-sel khusus (misalnya heterokista, akinet, dan baeosit). Sebagian besar Cyanobacteria
tidak berflagela, namun mereka bersifat motil, dengan pergerakan dengan cara meluncur.
Sebagian besar Cyanobacteria hidup bebas di air tawar, dan beberapa jenis hidup di air
laut. Selain itu, ada yang bersimbiosis dengan jamur membentuk lichen
(disebut cyanolichen). Contoh Cyanobacteria adalah Anabaena sp. yang dapat mengikat
nitrogen bebas di udara.

Struktur sel Cyanobacteria: lapisan lendir, dinding sel, membran plasma, membran
fotosintetik, mesosom, sitoplasma (isi sel), ribosom, granula penyimpanan, vakuola gas,
protein padat, dan nukleoid (DNA).
Chromatium Rhizobium Leguminosarum

PROTEOBACTERIA
Salmonella sp.

BAKTERI GRAM POSITIF

clostridum sp.
CYANOBATERIA
Anabena sp.

SPIROCHAETA
Treponema pallidum

CHLAMYDIA
Chlamydia Trachomatis
J. Pembiakan Bakteri

Pembiakan bakteri dilakukan untuk tujuan penelitian, mempelajari sifat dan aktivitas
bakteri spesies tertentu, atau untuk persediaan. Hasil dari pembiakan satu spesies bakteri
dalam suatu medium disebut dengan biakan murni.
Pembiakan dapat dilakukan dalam medium cair ( misalkan kaldu rebusan daging),
medium padat ( misalkan kentang), atau medium kental ( misalkan agar agar yang di
campur gelatin, gelatin di peroleh dari rebusan tulang).

1. Metode Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan
media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara
garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh
menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila
dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang
berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat
goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.

2. Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan
petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu
disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan
pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada
beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.
3. Metode Tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya
ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).

4. Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum
ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media
(Winarni, 1997).

K. Usaha Manusia dalam mananggulangi Bahaya


Bakteri

A. Sterilisasi

B. Melindungi tubuh dari bahaya Bakteri

1. Menjaga system kekebalan tubuh


2. Meningkatan system kekebalan dengan vaksin
a. DPT : Difteri, batu rejan, dan tetanus
b. BCG : TBC
c. TCD : Tifus, Kolera, Disentri
d. Dll. (bisa dicari di internet kok)
3. Pengolahan dan teknologi pengawetan makanan
a. Pemanasan
b. Pengeringan
c. Pembekuan (Pendinginan)
d. Penambahan zat kimia (Pengawet)
e. Sistem Kemasan
f. Iradiasi (Penyinaran dengan foton (partikel cahaya)).
PROTISTA
Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau berkoloni.
Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan
(alga) dan protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold). Protista memiliki cara makan yang
berbeda-beda, dan dapat digolongkan dalam tiga kategori:

1. Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil sehingga mampu


berfotosintesis. Contohnya : Alga

2. Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran sel.


Contohnya: Protozoa

3. Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap sari-sari
makanannya. Contoh: jamur

A. Protista Mirip Hewan (Protozoa)


1. Ciri-ciri :

- Ukuran tubuh mulai dari 10 mikron-6 mm.


- Bentuk protozoa bervariasi yaitu asimetris, bilateral simetris, radial simetris
dan spiral.
- Bergerak dengan flagel, pseudopodia, silia atau dengan gerakan sel itu
sendiri.
- Cara hidupnya bebas, komensalisme, mutualisme, parasit
- Habitatnya di tempat-tempat berair, seperti di selokan, sawah, parit, sungai, dll.

2. Penggolongan Protozoa

1. Flagellata atau Mastigophora


 Umumnya hidup di dalam air, beberapa hidup parasit pada hewan dan manusia.
 Flagellata mempunyai bentuk yang tetap.
 Berkembangbiak dengan cara aseksual dengan pembelahan biner dan seksual
dengan cara konjugasi.

Berdasarkan ada tidaknya klorofil kelas flagellata dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Fitoflagellata

 Flagellata yang mampu melakukan fotosintesis karena


mempunyai kromatofora
 Habitat di perairan bersih dan perairan kotor
 Contohnya: Euglena viridis (mempunyai klorofil),
Euglena sanguinea (mempunyai pigmen
fikoeritrin/merah), Volvox globator (hidup berkoloni),
Noctiluca miliaris (mengeluarkan cahaya di malam hari). Euglena Viridis
b. Zooflagellata/dinoflagellata

 Tidak mempunyai klorofil, sehingga bersifat


heterotrof
 Umumnya hidup sebagai parasit pada hewan dan
manusia

Contohnya:
Tripanosoma rhodosiense
· Tripanosoma levisi parasit pada darah tikus

· Tripanosoma cruci penyebab penyakit cagas (anemia anak)

· Tripanosoma evansi sakit surrah, vector lalat tabanidae

· Tripanosoma gabiense sakit tidur, vektor lalat tsetse (G, palpalis)

· Tripanosoma rhodosiense sakit tidur, vektor lalat tsetse (G, palpalis)

· Tripanosoma vaginalis keputihan pada vagina

· Trichomonas vaginalis parasit pada kelmin wanita

2. Ciliata/Ciliophora/Infusuria

 Merupakan kelas terbesar dari protozoa.


 Hewan bulu getas
 Silia berfungsi untuk bergerak
 Menangkap makanan dan menerima rangsangan
dari lingkungan
 Habitat : Air

Mempunyai bentuk tubuh yang tetap dan tetap, dan oval. Beberapa contoh kelas ciliate :

a. Paramecium caudatum
 Disebut hewan sandal
 Habitat di tempat berair, sawah, rawa
 Mempunyai dua macam nukleus yaitu mikronukleus untuk reproduksi dan
makronukleus untuk membantu proses fisiologis yang lain.
 Mempunyai dua macam vakuola yaitu vakuola makanan berfungsi untuk
membantu mencerna makanan dan vakuola kontraktil berfungsi untuk
mengeluarkan sisa makanan cair.
 Berkembangbiak dengan dua cara yaitu vegetatif dengan cara pembelahan biner
dan generatif dengan cara konjugasi,

 Nyctoterus ovalis (hidup diusus kecoa, berbentuk oval mirip Paramecium sp)
 Stylonichia ( Banyak ditemukan pada permukaan daun terendam air, Bentuknya
seperti siput)
 Balantidium coli (habitat di kolon manusia)
 Stentor (bentuk seperti terompet, sesil, habitat di sawah-sawah)
 Vorticella (bentuk seperti lonceng, sesil)
 Didium (mangsa dari Paramecium sp)
3. Rhizopoda/Sarcodina
 Bergerak dan menangkap mangsa dengan
menggunakan kaki semu (ada dua macam yaitu
lobodia dan filopodia).
 Hidup bebas di dalam air laut dan tawar.
Berkembangbiak dengan cara membelah biner.
Contoh-contohnya yaitu:
a. Amoeba sp
 Bentuk selalu berubah-ubah
 Habitat di air tawar
 Inti sel berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sel
 Mempunyai vakuola makanan dan vakuola kontraktil
 Reproduksi dengan pembelahan biner
b. Entamoeba histolytica, penyebab disentri amoeba
c. Entamoeba coli , penyebab diare
d. Entamoeba gingivalis, merusak gigi dan gusi

4) Sporozoa (spora: benih, zoon : binatang)


Sporozoa adalah hewan berspora, tidak mempunyai alat gerak, bergerak dengan
mengubah kedudukan tubuhnya. Hampir semua spesies ini bersifat parasit. Reproduksi dengan
dua cara yaitu: vegetatif (schizogojni/pembelahan diri berlangsung dalam tubuh inang dan
sporogoni/membuat spora yang berlangsung dalam tubuh inang perantara) dan generatif (melalui
peleburan yang terjadi pada tubuh nyamuk). Contoh-contoh sporozoa:

a) Plasmodium vivax, penyebab penyakit


malaria tertiana,

b) Plasmodium malariae, penyebab penyakit


malaria quartana

c) Plasmodium falcifarum, penyebab penyakit


malaria tropika,

d) Plasmodium ovale, penyebab penyakit


limpa

a. Fase generatif, terjadi dalam tubuh nyamuk malaria

Skema : fertilisasi -- zigot -- ookinet -- oosista -- sporozoid

b. Fase vegetatif, terjadi dalam tubuh manusia ada dua tempat yaitu:

a) Dalam hati (disebut eksoeritrositik)

Skema : sporozoid ---- skizon erytozoik ---- merozoit eryptozoik

b) Dalam darah (eritrositik)

Skema : tropozoit ---- skizon muda ---- skizon matang ----


merozoit ---- makrogamet/mikrogamet
B. Protista Mirip Tumbuhan (Alga) Euglena Viridis

1) Filum Euglenophyta

Hidup di air tawar, di dalam tanah dan tempat lembab.


Mempunyai ciri-ciri mirip hewan dan tumbuhan. Dianggap
mirip hewan karena selnya tidak berdinding, bergerak bebas
dan berbintik mata. Mirip tumbuhan karena memiliki klorofil
a, b dan karotin untuk berfotosintesis.

 Habitat di air tawar, misal di sawah atau air


tergenang lainnya
 Bentuk selnya oval, terdapat bintik mata atau stigma untuk membedakan gelap terang
 Mempunyai satu flagel pada mulut selnya
 Cara makan dengan fotosintesis dan memakan zat-zat organik
 Berkembangbiak dengan pembelahan biner, fragmentasi, pembelahan biner

2) Filum Alga Hijau (Chlorophyta)

Chlorophyta umumnya hidup di air tawar (90%) dan di laut (10%). Pigmen memiliki
klorofil a, b, karotin dan xantofil, kloroplas mempunyai bentukseperti spiral, mangkuk,
lembaran, bola. Tubuh bersel satu seperti benang, lembaran dan seperti tumbuhan tinggi.
Reproduksi vegetatif dengan cara pembelahan biner, fragmentasi benang/koloni, pembentukan
zoospora dan generatif dengan cara konjugasi, fertilisasi. Cara hidup dengan autotrof dan
bersimbiosis dengan jamur membentuk lumut kerak.

Contoh:

1. Chlorophyta (bersel tunggal tidak bergerak),

a) Habitat di air tawar, air laut dan tempat yang lembab

b) Bentuk sel bulat dengan kloroplas seperti mangkuk

c) Digunakan penyelidikan metabolisme di laboratorium

d) Berperan sebagai bahan obat-obatan, bahan makanan dan


bahan kosmetik
Chlorella

2. Chlorococcum (tunggal tidak bergerak)

a) Bersel satu, habitat di air tawar dan tanah yang basah

b) Bentuk sel bulat telur, dengan kloroplas seperti mangkuk

c) Reproduksi dengan membentuk zoospore


3. Chlamydomonas(tunggal bergerak)

a) Bentuk bulat telur, dengan kloroplas


seperti mangkuk dilengkapi stigma dan
pirenoid (pusat pembentukan amilum)

b) Memiliki 2 flagel sebagai alat gerak

c) Terdapat 2 vakuola kontraktil

d) Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk zoospora dan generatif dengan cara
konjugasi/isogami

4. Hydrodiction (koloni tidak bergerak)

a) Habitat di air tawar, koloninya berbentuk jala,


reproduksi vegetatif dengan cara zoospora dan
fragmentasi, reproduksi generatif dengan cara konjugasi.

b) Dapat diamati dengan mata telanjang

5. Volvox globator (koloni bergerak)

a) Habitat di air tawar, koloni berbentuk bola, tiap sel


mempunyai 2 flagel

b) Reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi dan


reproduksi generatif dengan cara konjugasi

6. Spirogyra (bentuk benang)

a) Habitat di air tawar, kloroplas seperti pita spiral


dan sebuah inti

b) Reproduksi generatif dengan cara fragmentasi dan


generatif dengan cara konjugasi
7. Oedogonium (benang)

a) Habitat di air tawar dan sesil, kloroplas seperti jala


dan tiap sel memiliki satu nukleus

b) Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk


zoozpora berflagel banyak dan generatif dengan cara
fertilisasi

8. Ulva lactuva (lembaran)

a) Hidup menempel pada kayu atau batu-batu

b) Habitat di air asin dan air payau

c) Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk zoospora


berflagel empat dan generatif dengan cara anisogami

9. Chara (lembaran)

a) Habitat di air tawar dan laut, menempell pada batu-batuan

b) Bentuk talusnya seperti tumbuhan tinggi

c) Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi dan generatif


dengan fertilisasi

3) Filum Alga Keemasan (Chrysophyta)

Terdiri atas alga yang uniseluler atau multiseluler. Dibedakan dalam tiga kelas utama yaitu:

a) Kelas alga hijau-kuning (xanthophyceae)

 Pigmen yang dimiliki yaitu klorofil (hijau) dan


xantofil (kuning)
 Reproduksi vegetatif membentuk zoospora,
generatif dengan fertilisasi
 Contohnya: Vaucheria sp

b) Kelas alga coklat-keemasan (chrysopyceae)

 Pigmen yang dipunyai klorofil (hijau) dan


karoten (pigmen keemasan), hasil fotosintesis
disimpan dalam bentuk karbohidrat dan minya
 Tubuhnya ada yang uniseluler, contohnya:
Ochromonas sedang ada pula yang multiseluler
contonya Synura
c) Kelas diatom (bacillariophyceae)

 Banyak dijumpai di atas permukaan tanah basah,


tubuhnya ada yang uniseluler dan berkoloni
 Dinding tersusun atas dua belahan yaitu kotak
(hipoteka) dan tutup (epiteka)
 Contohnya : Navicula, Pinnularia, Cyclofella

4) Filum Alga Api (Pyrrophyta)

a) Disebut juga dinoflagellata, tubuhnya tersusun atas satu sel dan


berdinding sel, dapat bergerak aktif, habitat di laut bersifat
fosforesensi (memancarkan cahaya)

b) Sebelah luarnya terdapat celah atau alur, masing-masing


mengandung satu flagel

c) Pigmennya klorofil dan coklat kekuning-kuningan, contohnya


Peridium

5) Filum Alga Coklat (Phaeophyta)

a) Bentuknya seperti tumbuhan tinggi, sebagian besar hidup di laut. Tubuhnya melekat di
bebatuan, sedangkan talusnya terapung di permukaan

b) Pigmennya fikosantin, klorofil a, klorofil c, violaxantin, b-karotin, diadinoxantin

c) Cadangan makanan berupa lamirin yang disimpan


dalam pirenoid, ruang antar sel pada dinding selnya
mengandung asam alginat (algin)

d) Reproduksi vegetatif zoospora berflagel dan


fragmentasi, generatif dengan cara oogami atau isogami

Contohnya Sargassum muticum (gulma laut), Fucus


serratus, Macrocystis pyrifera (alga raksasa),

Turbinaria decurrens

6) Filum Alga Kemerahan (Rhodophyta)


a) Habitat sebagian besar di laut (rumput laut) dan sebagian
kecil di air tawar

b) Pigmen klorofil a, b dan fikoeritrin, karoten

c) Reproduksi vegetatif membentuk tetraspora dan generatif


dengan cara oogami

Contohnya Carollina., Palmaria, Gelidium (agar-agar), Gracilaria, Euchema (kosmetik)


7) Manfaat Alga Bagi Kehidupan Manusia

a. Bibang perikanan (sebagai makanan ikan yaitu fitoplankton dan zooplankton)

b. Bidang pertanian (Rumput laut untuk pupuk dipesisir)

c. Ekosistem perairan (sebagai produsen primer)

d. Bidang industri (tanah diatom untuk amplas, isolasi, bahan dasar kaca)

e. Bahan dasar makanan : Gelidium (agar-agar), Chondrus (minuman coklat), alginat (bahan
campuran es krim), Porphyra (makanan)

f. Bahan obat-obatan (Chlorella)

C. Protista Mirip Jamur (Jamur Protista)


Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam fungi karena struktur tubuh dan cara
reproduksinya berbeda. Jamur protista dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Filum Jamur Lendir (Myxomycota)

a) Habitat di hutan basah, batang kayu yang membusuk, tanah


lembab, kayu lapuk

b) Struktur tubuh vegetatif berbentuk seperti lendir atau plasmodium,


yang berinti banyak dan bergerak seperti Amoeba

c) Fase hidupnya ada dua fase yaitu fase hewan (fase berbentuk
plasmodium) dan fase tumbuhan (fase plasmodium mengering
membentuk tubuh-tubuh buah yang bertangkai)

d) Reproduksi vegetatif dengan cara plasmodium dewasa membentuk spora dan generatif dengan
cara peleburan spora kembara (myxoflagella, mempunyai 1 inti dan 2 flagel), yang akan
membentuk zigot yang kemudian akan membentuk plasmodium.

b. Filum Jamur Air (Oomycota)

a) Hifa tidak bersekat, bersifat senositik (intinya


banyak), dinding sel dari selulosa

b) Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk


zoospora, yang memiliki 2 flagel dan generatif
dengan cara fertilisasi yang akan membentuk zigot
yang tumbuh menjadi oospora.Contohnya :
Saprolegnia (parasit pada telur ikan), Phytophthora
(parasit pada tanaman kentang), Phytium (penyebab
busuknya kecambah dan busuk akar)
FUNGI
A. Pengertian :

- Dikenal dengan : kapang atau cendawan (fungi bersel banyak) dan khamir
(fungi bersel satu)

B. Ciri-ciri :

- Eukariotik
- Tidak berklorofil
- Heterotrof
- Mikroskopis kalau uniseluler,
Makroskopis kalau multiseluler
- Bentuk bervariasi (oval, bulat,
pipih, payung, untaian benang,
dll.)
- Dinding sel dari zat kitin
- Sel penyusun tubuh jamur (Hifa)
- Hifa bercabang bentuk jaringan
(miselium)
- Tidak memiliki akar batang daun sehingga disebut talus
- Hifa yang tidak bersekat menyebabkan inti sel menyebar di protoplasma (hifa
senositik)

C. Fisiologi :

a. Nutrisi :
- Heterotrof melalui penyerapan (absorpsi) yaitu secara saprofit maupun
parasit
- Fungi mencerna makanan di luar tubuhnya dengan cara mensekresikan
enzim enzim hidrolitik yang sangat ampuh ke dalam makanan tersebut
- Enzim enzim itu akan menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh fungi
- Zat cadangan makanan berupa glikogen dan lemak

b. Respirasi :
- Difusi O2 dan CO2 oleh seluruh permukaan tubuh

c. Transportasi :
- Difusi melalui membran dan aliran sitoplasmik

d. Reproduksi :
- Vegetatif : Fragmentasi (pemutusan) Hifa, Pembentukan Spora Aseksual
- Generatif : Peleburan antara Hifa yang berbeda jenis (Hifa + dan Hifa -)
D. Cara hidup :

a. Saprofit:
Serap senyawa organik yang telah diuraikan (Dekomposer).
Punya enzim hidrolitik.

b. Parasit:
Serap makanan dari organisme yang ditumpangi
Menggunakan haustaria / haustarium ( hifa yang berfungsi menyerap makanan
yang menembus jaringan inang)
Contoh : Jamur Arthrobotrys (Parasit cacing Nematoda)

c. Simbiosis:
Mendapatkan nutrisi dari organisme lain, tetapi mampu memberikan keuntungan
bagi organisme pasangan simbiosisnya
Contoh : Lichen (Lumut Kerak),

E. Habitat :
a. Lembab
b. Lingkungan ekstrim

F. Reproduksi

a. Seksual :
a. pembentukkan Spora seksual melalui peleburan antara hifa yang
berbeda jenis.
b. Tahap tahapnya:

i. Hifa (+) dan (-) berkromosom n berdekatan membentuk gametangium


ii. Gametangium mengalami plasmogami (peleburan sitoplasma)
iii. Jika kondisi lingkungan itu baik akan terjadi kariogami (peleburan inti)
iv. Inti diploid hasil kariogami mengalami pembelahan meiosis
v. Setelah melalui tahap meiosis, zigot spora haploid akan berkecambah
membentuk sporangium
vi. Sporangium menghasilkan spora spora yang haploid
vii. Jika spora haploid jatuh di tempat yang cocok, akan berkecambah
menjadi hifa.

Siklus hidup pada jamur (Zygomycota)


b. Aseksual :

1. Reproduksi secara aseksual pada jamur uniseluler dilakukan dengan cara


Pembentukkan Tunas

2. Reproduksi secara aseksual pada jamur multiseluler dilakukan dengan cara :

i. Fragmentasi (pemutusan hifa)


potongan hifa yang terpisah akan tumbuh menjadi jamur baru

ii. Pembentukkan Spora Aseksual

- spora aseksual dapat berupa sporangiospora (hasil pembelahan mitosis


sel dalam kotak spora di ujung sporangiofor) atau konidiospora (hasil
pembelahan mitosis sel ujung konidiofor)
- Jamur jenis tertentu yang sudah dewasa menghasilkan sporangiofor
(tangkai kotak spora). Pada ujung sporangiofor, terjadi sporangium
(kotak spora). Di dalam kotak spora, terjadi pembelahan sel secara
mitosis dan menghasilkan banyak sporangiospora dengan kromosom
yang haploid (n).
- Jamur jenis lainnya yang sudah dewasa dapat menghasilkan konidiofor
(tangkai konidium). Pada ujung konidiofor, terdapat konidium (kotak
konidiospora). Di dalam konidium, terjadi pembelahan sel secara mitosis
dan menghasilkan banyak konidiospora dengan kromosom yang
haploid (n).
- Baik sporangiospora maupun konidiospora, jika jatuh di tempat yang
cocok, maka akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n).
G. Klasifikasi Jamur

i. Zygomycota

 Ciri – ciri :
1. Multiseluler
2. Hifa tidak septa (asepta) (septa : sekat antar hifa atau
pembatas antar ruang)
3. Hidup di daratan dan umumnya parasit, tetapi ada sebagian
besar hidup sebagai saproba (pengurai)
4. Dinding selnya tersusun atas zat kitin
5. Tidak memiliki tubuh buah
6. Struktur mikroskopik jamur Rhizopus sp., yang tumbuh pada
roti
7. Reproduksi secara :
Seksual, menghasilkan zygospora
Aseksual, menghasilkan sporangiospora

 Siklus hidup zygomycota : Sesuai dengan siklus hidup pada jamur di halaman
sebelumnya.

 Contoh :
a. Rhizopus nigricans (jamur roti)
b. Rhizopus stolonifer, Rhizopus Oryzae (jamur tempe)
c. Mucor javanicus dan Mucor mucedo (hidup di kotoran ternak)
d. Pilobolus (menguraikan kotoran hewan)

Rhizopus nigricans Rhizopus Oryzae

Mucor Mucedo

Pilobolus
ii. Ascomycota (jamur kantung)

 Ciri ciri :
1. Uniseluler dan multiseluler
2. Hifa bersepta
3. Memiliki tubuh buah
4. Di dalam hifa terdapat inti sel yang
banyak
5. Askospora sebagai spora seksual
dibentuk dalam askus.
6. Hidup sebagai pengurai bahan organik
terutama dari tumbuhan atau sisa
organisme di dalam tanah maupun di
laut
7. Reproduksi secara :
Seksual, Yang uniseluler secara konjugasi
Yang multiseluler menghasilkan askospora
Aseksual, Yang uniseluler secara pertunasan
Yang multiseluer secara fragmentasi juga menghasilkan
konidiospora

 Siklus hidup Ascomycota (Seksual) :

Ascomycota Uniseluler

Ascomycota Multiseluler
 Penjelasan Siklus Hidup (Seksual) :

1. Ascomycota Uniseluler :
Tahap :
i. Konjugasi sel haploid (n) yang berbeda jenis
ii. Hasil penyatuan menghasilkan Zigot (2n)
iii. Zigot berkembang menjadi Askus (2n)
iv. Nukleus pada Askus mengalami Meiosis menghasilkan 4 inti (n)
v. Terbentuk Askus di sekitar dinding inti
vi. Askus menghasilkan Askospora jika sudah masak, dan berkembang
menjadi jamur

2. Ascomycota Multiseluler :
Tahap :
i. Hifa (+) Askogonium (betina) berdekatan dengan Hifa (-)
Anteredium (jantan), masing-masing berkromosom haploid
ii. Trikogin terbentuk dan terjadi proses Plasmogami pada
Askogonium
iii. Askogonium tumbuh menjadi hifa dikariotik dan terkumpul menjadi
Askokarp
iv. Ujung Hifa pada Askokarp membentuk askus dikariotik
v. Di dalam Askus terjadi Kariogami
vi. Membelah secara Meiosis (2n jadi n)
vii. Membela secara Mitosis (2n jadi n atau n jadi n)
viii. Bila Askus sudah masak, maka Askospora akan tersebar dan
tumbuh menjadi hifa baru

 Contoh :

1. Neurospora crassa (buat oncom penelitian genetika)


2. Morchella deliciosa (tumbuh di kayu kayuan, tubuh buahnya lezat)
3. Hygrophorus coccineal ( parasit, serang hewan)
4. Penicillium (koloni jamurnya berwarna biru)
a) Penicillium notatum dan penicillium chrysogenum (antibiotik penisilin)
b) Penicillium camemberti dan penicillium roqueforb (mengharumkan
keju)
c) Penicillium italicum dan penicillium digitatum (pembusukkan busuk)
5. Saccharomyces
a) Saccharomyces cerevisiae (buat tape)
b) Saccharomyces sake (buat sake)

Penicillium notatum Saccharomyces cerevisiae Neurospora crassa


iii. Basidiomycota

 Ciri ciri :

a. Multiseluler
b. Makroskopis dan mikroskopis (jamur karat)
c. Hidupnya saprofit atau parasit terutama pada
tumbuhan
d. Tubuh buahnya seperti payung (disebut
basidiokarp)
e. Hifa bersepta

 Reproduksi secara :
Seksual, menghasilkan Basidiospora yang ada di basidium
Aseksual, menghasilkan Konidiospora

 Siklus Hidup Basidiomycota (Seksual) :

 Penjelasan Siklus Hidup Basidiomycota (Seksual) :


Tahap :
i. Miselium (+) dan (-) bertemu
ii. Terjadi Plasmogami antara Miselium (+) dan (-)
iii. Terbentuk Miselium Dikariotik atau yang biasa disebut basidiokarp
iv. Terjadi Kariogami
v. Nukleus diploid membelah secara Meiosis
vi. Masing-masing Basidium (permukaan Basidiokarp yang dilapisi sel-sel
dikariotik) berkembang menjadi Basidiospora
vii. Basidiospora yang sudah masak akan terlepas dari basidium dan
berkecambah menjadi hifa yang haploid, kemudian hifa tersebut akan
bercabang-cabang dan membentuk miselium yang haploid (n)
 Contoh
- Volvariella volvaceae (jamur merang)
- Auricularia auricula (jamur kuping)
- Amanita muscaria dan amanita phaloides (jamur beracun)
- Puccinia graminis (menyerang batang/daun tanaman gandum)
- Ustilago maydis (menyerang tongkol tanaman jagung)
- Pleurotus ostreatus (jamur kayu)

Volvariella volvaceae Auricularia auricular

Amanita Muscaria
Puccinia graminis

Ustilago maydis

Plerotus Ostreatus
iv. Deuteromycetes (fungi imperfecti : karena reproduksi seksualnya belum
diketahui)

 Ciri ciri :
a) Saprofit atau Parasit
b) Hifa bersepta
c) Reproduksi secara :
Seksual, belum diketahui
Aseksual, secara fragmentasi juga menghasilkan Konidiospora

 Contoh :
- Aspergillus
- Epidermophyton floccosum (penyakit kaki pada atlet)
- Mycosporium (kurap)
- Fusarium, verticellium, cercos (parasit tumbuhan)

Aspergillus Epidermophyton floccosum

Fusarium

Mycosporium

KESIMPULAN
H. Simbiosis jamur dengan organisme lain

1. Lichenes (lumut kerak)

- Lichenes merupakan bentuk simbiosis antara alga dengan jamur. Jamur


yang membentuk lichenes adalah ascomyoctina dan basidiomycotina, dan
alganya dari golongan cyanophyta dan chlorophyta.
- Jamur memberi air dan mineral ke alga, alga memberi makanan dari hasil
fotosintesis ke jamur
- Bisa hidup di habitat yang sangat Ekstrim.
- Lichenes termasuk vegetasi perintis
- Lichenes punya klorofil
- Lichenes sangat peka terhadap polutan yang berbahaya (indikator
pencemaran)
- Bentuknya ada yang kerak (crustose), daun (foliose), dan perdu (fruticose)
- Reproduksinya secara spora, soredium, dan fragmentasi
- Contoh :
a) Parmelia sp.
b) Usnea dasifoga (lumut janggut)
c) Cladonia deformis
d) Gaphis

Parmelia sp Usnea dasifoga

Cladonia deformis

Gaphis
2. Mikorhiza (ditemukan oleh Frank (asal jerman) tahun 1885

- Mikoriza merupakan bentuk simbiosis antara jamur dengan akar tumbuhan.


Jamur yang mengadakan simbiosis adalah zygomycotina, ascomycotina, dan
basidiomycotina
- Mikoriza dapat mengikat tumbuhan
- Mikoriza terdapat 3 tipe :
a) Ektomikoriza = apabila hanya melekat pada epidermis akar, co : pinus,
shorea, eucaliptus
b) Endomikoriza = apabila hifa jamur menembus sampai ke bagian dalam
akar, co : anggrek
c) Ektendomikoriza = gabungan ektomikoriza dan endomikoriza, ada yang
di epidermis dan bagian dalam akar
- Keuntungan mikoriza :
a) Pertumbuhan lebih cepat soalnya banyak hara
b) Tumbuhan tidak kekeringan soalnya jamur bantu ningkatin banyak air
c) Melindungi akar dari pathogen

I. Peran jamur dalam kehidupan


a. Sebagai dekomposer
b. Sebagai parasit hewan atau tumbuhan
c. (contoh2nya dan kegunaan dr jamur itu sudah ditulis di atas ya)
J. Pembiakan Jamur
Pembiakan jamur biasanya menggunakan medium Agar-agar yang dicampur
sejumlah nutrisi (jamur mikroskopis), Serbuk kayu (Jamur Saproba Makroskopis)
PLANTAE
A. Ciri-ciri
a. Eukariotik (memiliki membran inti sel)
b. Multiseluler
c. Memiliki dinding sel yang mengandung selulosa
d. Memiliki akar, batang, dan daun
e. Berklorofil
f. Berfotosintesis
g. Menyimpan cadangan makanan
h. Berproduksi secara generatif & vegetatif

B. Macam-macam tumbuhan

Berdasarkan ada atau tidak adanya pembuluh angkut,


tumbuhan dibedakan jadi 2 macam, yaitu:

1. Tumbuhan tidak berpembuluh, meliputi tumbuhan lumut (Bryophyta)


2. Tumbuhan berpembuluh, meliputi tumbuhan paku (Pteridophyta) dan
tumbuhan berbiji (Spermatophyta)

1. TUMBUHAN LUMUT

A. Pengertian

Lumut, atau Bryophyta berasal dari kata bryon yaitu lumut, dan phyta yaitu
tumbuhan. Tumbuhan paling sederhana dan tumbuhan peralihan antara Thallophyta atau
tumbuhan bertalus (belum ada akar,batang,daun sejati) dengan Cormophyta atau
tumbuhan berkormos (ada akar,batang,daun sejati)

B. Cara hidup & habitat Lumut

 Cara hidup : Mandiri dan Epifit (menempel pada kulit pohon), dapat
berfotosintesis karena memiliki klorofil.

 Habitat: Hidup di daratan, terutama tempat lembab dan teduh (higrofit), hidup di
air (hidrofit), menempel di kulit pohon, serta hidup di tanah,tembok,bebatuan
lapuk, bahkan tumbuh di bioma tundra di daerah kutub utara. Dan lumut termasuk
tumbuhan Kosmopolit.

C. Ciri-ciri

a. Eukariotik
b. Multiseluler
c. Berklorofil
d. Dinding sel (selulosa)
e. Batang dan daun sederhana (kormophyta)
f. Akarnya berupa akar semu (rhizoid)
g. Tidak mempunyai pembuluh angkut (atracheophyta)
D. Fisiologi

1. Nutrisi : Autotrof (fotosintesis)

2. Respirasi : difusi O2 dan CO2 melalui seluruh permukaan tubuh

3. Bentuk :
a. Tumbuhan lumut ada yang berbentuk lembaran, berbentuk seperti tumbuhan
kecil dan tegak, dll. Tumbuhan lumut yang berbentuk tumbuhan kecil yang
berdiri tegak memiliki bagian tubuh yang mirip akar, batang, dan daun.
b. Bagian tubuh yang menyerupai akar pada lumut disebut Rizhoid. Fungsi rizoid
adalah untuk menyerap air dan garam mineral, serta untuk melekat pada
habitatnya
c. Daun lumut sangat tipis dan tulang daun terdiri atas beberapa lapis sel.
d. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang mengakibatkan lumut tumbuh
memanjang. Lumut hanya mengalami pertumbuhan memanjang dan tidak
mengalami pertumbuhan membesar

4. Pengangkut :
a. Tubuh lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem maupun xylem
b. Jaringan pengangkut berupa jaringan empulur. Air diserap oleh rizoid dengan
cara imbibisi, kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh melalui proses
difusi. Sel-sel tubuh lumut memiliki plastida yang mengandung klorofil a dan b,
serta memiliki dinding sel tetapi tidak diperkuat oleh lignin seperti tumbuhan
darat lainnya.

5. Struktur dan Fungsi :


a. Gametofit : bentuk tumbuhan lumut yang berwarna hijau, berbentuk lembaran,
dan membentuk gametangium (spermatozoid oleh anteredium, Ovum oleh
Arkegonium)
b. Sporofit : bentuk tumbuhan lumut yang menghasilkan spora, berwarna
kecoklatan, kemerahan, kekuningan, atau keunguan, Sporofit menumpang pada
ujung gametofit

Note : Lumut yang memiliki Anteredium dan Arkegonium disebut monoesis atau
homotalus, sedangkan yang hanya memiliki salah satu dari kedua alat kelamin
(Anteredium atau Arkegonium) disebut diesis atau heterotalus.

6. Reproduksi lumut :

a. Generatif (Seksual) : Fertilisasi ovum oleh Spermatozoid yang menghasilkan


Zigot
b. Vegetatif (Aseksual) : pembentukan gemmae cup, Fragmentasi
7. Penjelasan Metagenesis (skema pergiliran keturunan) pada lumut
Tahap :
i. Spora (n) berkecambah, selnya membelah secara mitosis, lalu
berkembang menjadi protonema (n)
ii. Protonema akan berkembang menjadi gametofit jantan dan betina
iii. Setelah dewasa akan membentuk Anteredium dan Arkegonium
iv. Anteredium menghasilkan Spermatozoid, sedangkan Arkegonium
menghasilkan Ovum
v. Terjadi proses Fertilisasi antara Spermatozoid dengan Ovum dan
menghasilkan Zigot
vi. Zigot mengalami pembelahan secara mitosis lalu tumbuh menjadi
embrio
vii. Embrio tumbuh menjadi sporofit
viii. Sporofit akan membentuk Sporogonium yang memiliki
sporangium
ix. Di dalam sporangium terjadi pembelahan secara meiosis dan
menghasilkan spora yang haploid.
E. Klasifikasi lumut

a. Hepaticaopsida (lumut hati)


Struktur tubuh berbentuk talus, berlembar,
pipih, dan berlobus.
Reproduksinya :
Seksual, dengan sperma dari anteridium dan
ovum dari arkegonium
Aseksual, dengan membentuk tunas (gemma)
dan fragmentasi.

Contoh : Marchantia polymorpha, Marchantia Polymorphoa


Riccia sp, dll.
Gambar dari contohnya

b. Bryopsida (lumut daun) atau (lumut sejati)


Reproduksinya bermetagenesis antara
gametofit dengan sporofit
a. Gametofit : lumut itu sendiri.
b. Sporofit : sporogonium yang terdiri dari
vaginula, seta, sporangium, kaliptra.

Contoh : Sphagnum fimbriatum


 Sphagnum fimbriatum (lumut gambut).
 Poganatum cirrhatum.
 Mniodendron divaricatum.

c. Anthocerotae (lumut tanduk)


Struktur tubuhnya mirip lumut hati
Contoh :
 anthoceros punctatus

Anthoceros punctatus

F. Peranan lumut dalam kehidupan manusia

a. Marchantia polymorpha sebagai obat hepatitis.


b. Sphagnum sebagai bahan pembalut dan bahan bakar, pengganti kapas,
menggemburkan tanah dan dapat menstabilkan konsentrasi karbondioksida di
bumi.
2. TUMBUHAN PAKU

A. Pengertian
Tumbuhan paku (Pteridophyta)
adalah divisi dari kingdom Plantae yang
anggotanya memiliki akar, batang, dan
daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut. Tumbuhan paku sering
disebut juga dengan kormofita berspora
karena berkaitan dengan adanya akar,
batang, daun sejati, serta bereproduksi
aseksual dengan spora. Tumbuhan paku
juga disebut sebagai tumbuhan
berpembuluh (Tracheophyta) karena
memiliki pembuluh pengangkut.

B. Cara hidup & habitat Paku


 Cara Hidup: Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof.
 Habitat: Tumbuhan paku pada umumnya adalah tumbuhan terestrial
(tumbuhan darat). Namun, ada yang hidup mengapung di air (misalnya
Azolla pinnata dan Marsilea crenata).

C. Ciri-ciri
 Termasuk kormophyta sejati
 Akarnya serabut
 Daunnya berstomata, berbentuk majemuk, dan waktu masih muda
bentuknya menggulung
 Berdasarkan fungsinya daun terdiri dari sporofil dan tropofil
 Berdasarkan ukurannya daun terdiri dari Paku Heterofil dan Paku Homofil
 Batangnya berpembuluh (xylem dan floem)
 Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan terdiri dari Paku Homospora,
Paku Heterospora, Paku Peralihan.

D. Fisiologi
1. Nutrisi: Autotrof (fotosintesis)
2. Respirasi: difusi melalui stomata
3. Transportasi
Xylem: mengangkut air dan mineral
Floem: mengangkat hasil fotosintesis
4. Reproduksi
Generatif (Seksual) : fertilisasi ovum dan spermatozoid berflagel yang
menghasilkan zigot
Vegetatif (Aseksual) : Pembentukan Spora melalui pembelahan meiosis
sel induk spora yang terdapat pada sporangium
Selain menggunakan spora, beberapa jenis tumbuhan paku bereproduksi
vegetatif dengan beberapa cara berikut.
a. Umbi batang, misal Marsilea crenata.
b. Tunas pada tepi daun atau kuncup tunas, misal Asplenium buldiferum.
c. Tunas pada ujung daun, misal Asplenium pentifidum.
d. Tunas akar, misal Ophioglosum sp.
e. Fragmentasi, misal Dryopteris rigida.
5. Metagenesis Paku Homospora, Heterospora, dan Peralihan :
Homospora

Skema Metagenesis Paku Peralihan


E. Klasifikasi tumbuhan paku
1. Kelas Psilopsida (Paku Purba)
Merupakan tumbuhan paku yang paling primitif.
Contoh: Psilotum nudum
2. Kelas Lycopsida (Paku Kawat)
Daun mirip rambut atau sisik dan batang mirip kawat.
Contoh: Lycopodium dan Selaginela
3. Kelas Equisetinopsida atau Sphenopsida (Paku Ekor Kuda)
 Daun mirip sisik yang transparan, yang tersusun dalam satu lingkaran
 Batangnya berongga dan berbuku-buku
Contoh: Equisetum debile
4. Kelas Pteropsida
Daun semakin besar dan daunnya menyirip
 Memiliki sorus di bawah permukaan daun
Contoh: Adiantum Fimbriatum

Psilotum Nudum Lycopodium Sp. Adiantum Fimbrinatum

F. Klasifikasi berdasarkan macam spora


1. Hemospora, contoh: Lycopodium
2. Peralihan, contoh: Equisetum debite
3. Heterospora, contoh: Marsilea crenata

G. Manfaat tumbuhan paku


 Untuk tanaman hias
Contoh: - Adiantum cuneatum (suplir)
- Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa)
- Alsopyla glauca (paku tiang)
 Untuk sayuran
Contoh: Marsilea crenata (semanggi)
 Untuk obat-obatan
Contoh: - Dryopteris filix-max
- Lycopodium clavatum

 Pupuk tanaman pot


Contoh: Azolla pinnata
3. TUMBUHAN BERBIJI

A. Pengertian
Tumbuhan berbiji, atau Spermatophyta, berasal dari kata sperma yaitu biji, dan phyta
yaitu tumbuhan. Tumbuhan ini merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas,
yaitu adanya suatu organ yang berupa biji.

B. Cara hidup & habitat tumbuhan berbiji


Cara hidup: Tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan foto autotrof.

Habitat: Tumbuhan berbiji kebanyakan hidup di darat. Namun, tumbuhan berbiji ada
yang hidup mengapung di air, misalnya teratai.
Ciri-ciri (umum)
 Telah memiliki akar, batang dan daun sejati serta berkas pengangkut
sehingga termasuk ke dalam kelompok tumbuhan Tracheophyta.
 Tubuhnya makroskopis dengan ukuran yang bervariasi. Dapat berupa
semak, perdu, pohon, atau liana.
 Alat perkembangbiakan jelas antara jantan dan betina yang berupa
bunga atau strobilus, dan dalam reproduksinya akan menghasilkan
biji yang di dalamnya terdapat embrio.
 Generasi saprofitnya berupa tumbuhan dan generasi gametofitnya
berupa bunga.

C. Fisiologi
1. Bentuk dan ukuran
Spermatophyta tergolong Cromophyta dan tubuhnya berukuran
makroskopis
Bentuk :
- Semak : Rumput Teki (Cyperus rotondus)
- Perdu : Cabai (Capsicum annuum)
- Pohon : Jati (Tectona grandis)
- Liana : Sirih ( Piper betle)
2. Struktur dan fungsi tubuh Spermatophyta
Struktur tumbuhan yang terdiri dari akar, Batang, Daun, alat
perkembangbiakan Generatif (Strobilus atau Bunga)
Akar : menyerap mineral dan unsr hara dari dalam tanah
Batang : alat pengangkut
Daun : Fotosintesis
Alat perkembang biak generatif : Berkembang biak
P.s : Fungsinya masih banyak (sebenernya) kalian pasti udah tau
jadi gausah dijelasin disini lagi ya!
3. Reproduksi

Reproduksi Angiospermae
Tahap
i. Sel induk mikrospora mengalami Meiosis dan menghasilkan
mikrospora yang haploid
ii. Mikrospora mengalami Mitosis (Pembelahan) dan menjadi Serbuk
sari
iii. Sel induk Megaspora mengalami Meiosis dan menghasilkan 1 sel
megaspore yang hidup, 3 lainnya mati
iv. Megaspora yang hidup akan membentuk gametofit betina
v. Disaat terjadi penyerbukan, bersamaan pula terjadi peleburan
antara gametofit jantan dan betina
vi. Terjadi pembuahan ganda pada Angiospermae, ditandai dengan
adanya endosperma (3n)
vii. Zigot akan berkembang menjadi embrio, dan endosperma menjadi
cadangan makanan.
Reproduksi Gymnospermae
Tahap

i. Sporofil pada strobilus jantan mengalami pembelahan meiosis dan


menghasilkan gametofit jantan berupa serbuk sari yang haploid
ii. Strobilus betina memiliki sporofil (bakal biji) yang berbentuk sisik
iii. Penyerbukan terjadi bila serbuk sari masuk pada strobilus betina
melalui makropil, namun pembuahan terjadi sekitar 1 tahun setelah
iv. Megaspora terbentuk di dalam Strobilus Betina dan berubah
menjadi gametofit betina
v. Setelah satu tahun, setelah serbuk sari membuat jembatan menuju
gametofit betina, pada akhirnya terjadi pembuahan
vi. Zigot hasil pembuahan berkembang menjadi embrio (2n) yang
merupakan sporofit baru
D. Klasifikasi

Pada dasarnya tumbuhan berbiji dibedakan menjadi dua subdivisi, yaitu


Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan biji tertutup).

GYMNOSPERMAE (Pinophyta)
Gymnospermae adalah tumbuhan berbiji terbuka. Gymnospermae memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:

 Memiliki bakal biji yang tidak tertutup oleh daun buah.


 Berupa perdu atau pohon, batang dapat tumbuh membesar dan bercabang-cabang.
 Belum memiliki bunga sejati (hanya berupa strobilus jantan dan betina).
 Gymnospermae berumah dua hanya memiliki salah satu strobilus (jantan atau
betina), sedangkan Gymnospermae berumah satu memiliki kedua jenis strobilus.

Reproduksi Gymnospermae

Gymnospermae bereproduksi secara generatif (seksual) dengan membentuk biji. Alat


reproduksinya berupa strobilus terbentuk ketika tumbuhan sudah dewasa. Gymnospermae
mengalami pembuahan tunggal.

Klasifikasi Gymnospermae

1. Kelas Cycadinae
Ciri ciri kelas cycadiane adalah batang tidak
bercabang.
Contoh kelas cycadinae yaitu : Cycas
rumphii (pakis haji)

2. Kelas Ginkgoinae
Ciri-ciri kelas ginkgoinae adalah daun berbentuk kipas dan
mudah gugur, hanya ada satu spesies yaitu Ginkgo biloba.

3. Kelas Gnetinae
Ciri-ciri kelas gnitinae adalah daun berhadapan dan bertulang
menyirip. Anggotanya berupa tanaman perdu dan liana
(tanaman pemanjat).
Contoh: Gnetum gnemon (melinjo).

4. Kelas Coniferinae
Ciri-ciri kelas coniferinae adalah berupa
tumbuhan evergreen, strobilusnya berbentuk
kerucut.
Contoh: Pinus merkusii (pinus) dan Agathis
alba (damar).
ANGIOSPERMAE (Magnoliophyta)

Angiospermae adalah tumbuhan berbiji tertutup. Angiospermae memiliki ciri-


ciri sebagai berikut :
 Bakal biji diselubungi daun buah (karpela) yang merupakan bakal buah.
 Berupa herba, perdu, atau pohon.
 Mempunyai organ yang berupa bunga lengkap (terdapat kelopak bunga,
mahkota bunga, serta alat kelamin berupa benang sari dan putik).

Reproduksi Angiospermae

Angiospermae memiliki alat perkembangbiakan berupa bunga. Reproduksi


pada Angiospermae diawali dengan adanya proses penyerbukan (menempelnya
serbuk sari pada kepala putik) dan proses pembuahan (penyerbukan sel telur dan
kantong lembaga pada bakal biji dengan inti yang berasal dari serbuk sari).
Selanjutnya zigot berkembang menjadi embrio dan kemudian menjadi buah.

Pembuahan yang terjadi pada Angiospermae disebut pembuahan ganda, karena


dua inti generatif (sperma) masing-masing membuahi sel telur yang akan menjadi
lembaga dan inti kandung lembaga menjadi endosperm.

Klasifikasi Angiospermae

Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, yaitu tumbuhan Monokotil


(monocotyledoneae) dan Dikotil (dicotyledoneae).

Kelas Monocotyledoneae

Ciri-ciri kelas monocotyledoneae adalah sebagai berikut :


 Berbiji tunggal (hanya memiliki satu daun lembaga), berakar serabut,
batang sama besar dan tidak bercabang.
 Daun tunggal berpelepah, bertulang sejajar. Bagian bunga kelipatan tiga
(trimer)
 Akar dan batang tidak berkambium, xilem dan floem tersebar.
Contoh kelas monocotyledoneae adalah : Oryza sativa (padi), Zea mays (jangung),
dan Cocos nucifera (kelapa).

Kelas Dicotyledoneae

Ciri-ciri kelas dicotyledoneae adalah sebagai berikut :


 Berkeping dua (memiliki dua daun lembaga), akar tunggang, batang
kerucut panjang, bercabang dan berkambium.
 Daun tunggal atau majemuk, tulang daun menyirip atau menjari, dan
bagian bunga kelipatan dua, empat atau lima.
 Memiliki kambium sehingga dapat mengalami pertumbuhan sekunder
(pertumbuhan melebar), xilem dan floem tersusun dalam lingkaran.
Contoh kelas dicotyledoneae : Mangifera indica (mangga), Manihot utilissima
(ketela pohon), dan Psidium guajava (jambu biji).
E. Manfaat dan Peran

Manfaat dan peran Gymnospermae


1. Bahan industri kertas, contoh : pinus
2. Untuk obat-obatan, contoh : Ginko biloba
3. Bahan makanan (emping) : Gnetum gnemon
4. Tanaman hias : cycas
5. Bahan kayu bangunan : Sequoia

Manfaat dan peran Angiospermae


1. Sebagai makanan pokok, contoh : gandum, padi, jagung dan sagu.
2. Sayuran, sebagai sumber serat dan protein, contoh : kacang, tomat, kol,
wortel, kentang.
3. Sebagai bahan sandang, contoh : kapas dan rami.
4. Sebagai bahan bangunan dan perabotan, contoh : jati, meranti, dan sana
keling.
5. Sebagai bahan obat-obatan, contoh : kumis kucing, mengkudu, daun dewa dan
adas.
6. Sebagai peneduh, penyimpan air, penyerap karbon dioksida dan sumber
oksigen, contoh : angsana, jati, mahoni, dan pinus.
7. Untuk dekorasi, upacara adat, keagamaan serat kosmetik. contoh : berbagai
bunga.
ANIMALIA

A. Ciri-ciri Kingdom Animalia

1. Multiseluler.
2. Heterotrof
3. Tidak memiliki dinding sel, komponen terbesar sel hewan tersusun atas protein struktural
kolagen.
4. Memiliki jaringan saraf dan jaringan otot sehingga bisa aktif bergerak (bersifat motil).
5. Sebagian besar bereproduksi secara seksual.
6. Siklus hidup didominasi oleh bentuk diploid (2n).

B. Struktur Tubuh Animalia

1. Simetri tubuh

 Simetri Bilateral, Hewan yang bersimetri bilateral memiliki sisi puncak (oral), sisi
dasar (aboral), sisi atas (dorsal), sisi bawah (ventral), sisi kepala (anterior), sisi ekor
(posterior), serta sisi samping (lateral).
 Simetri Radial, adalah hewan yang memiliki lapisan tubuh melingkar (bulat). Hewan
dengan simetri radial hanya memiliki dua bagian, yaitu bagian puncak (oral) dan bagian
dasar (aboral). Hewan yang bersimetri radial disebut sebagai radiata, yaitu porifera,
cnidaria, dan echinodermata.

2. Lapisan Tubuh

 Hewan Diploblastik, adalah hewan yang memiliki dua lapis sel tubuh.
 Hewan Triploblastik, adalah hewan yang memiliki tiga lapis sel tubuh

3. Rongga Tubuh (selom)

Hewan triploblastik masih dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan rongga tubuh (selom)
yang dimilikinya. Rongga tubuh pada hewan sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu aselomata, pseudoselomata, dan selomata.

 Aselomata, adalah hewan bertubuh padat yang tidak memiliki rongga antara usus dengan
tubuh terluar. Contoh: cacing pipih (Platyhelmintes).

 Pseudoselomata, adalah hewan yang memiliki rongga dalam saluran tubuh


(pseudoselom). Contoh: Rotifera dan Nematoda.

 Selomata, adalah hewan berongga. Contoh protoselomata: Mollusca, Annelida, dan


Arthropoda. Contoh deutroselomata: Echinodermata dan Chordata.

C. Klasifikasi Kingdom Animalia

1. Porifera (hewan berpori)


A. Ciri-Ciri Porifera

1. Multiseluler (bersel banyak).


2. Belum mempunyai organ pencernaan,
sistem peredaran darah , sistem saraf,
dan otot; namun sel-sel tubuhnya dapat
mengindra dan bereaksi terhadap
perubahan lingkungan.
3. Mempunyai dua fase kehidupan, yaitu saat hidup berenang bebas (fase larva) dan saat
berbentuk sesil yang hidup menetap di dasar perairan (fase dewasa).
4. Merupakan hewan diploblastik yang memiliki dua lapis sel pembentuk tubuh, yaitu
ektoderma (lapisan luar dan endoderma (lapisan dalam).
5. Bentuknya ada yang seperti piala, jambangan, terompet, dan bercabang-cabang seperti
tumbuhan.
6. Habitat utama di perairan (terutama di laut).

B. Struktur Tubuh Porifera

Pada bagian tengah tubuh porifera, terdapat spongosol (paragaster). Spongosol adalah ruangan
yang berfungsi sebagai saluran air. Pada bagian atas spongosol terdapat oskulum, yitu lubang
besar yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air.
Dari luar ke dalam, porifera tersusun atas tiga lapisan dinding tubuh, yaitu epidermis (lapisan
terluar), mesoglea (lapisan pembatas), dan endodermis (lapisan dalam).

1. Epidermis, adalah lapisan terluar tubuh porifera. Lapisan ini tersusun oleh sel-sel
epitelium pipih yang disebut dengan pinakosit.
2. Mesoglea, adalah lapisan yang berupa gelatin. Lapisan ini merupakan pembatas antara
lapisan dalam (endodermis) dengan lapisan luar (epidermis). Mesoglea mengandung
dua macam sel, yaitu sel ameboid dan skleroblas.
3. Endodermis, adalah lapisan dalam tubuh porifera. Lapisan ini terdiri dari sel-sel leher
(koanosit) yang memiliki flagela dan berfungsi untuk mencerna makanan.
C. Sistem Pencernaan Porifera

Proses pencernaan pada porifera berlangsung pada bagian endodermis. Pada bagian ini,
flagel yang terdapat pada koanosit akan bergerak-gerak sehingga menyebabkan air yang
membawa oksigen dan makanan berupa plankton akan mengalir dari ostium masuk masuk ke
spongosol lalu masuk ke oskulum. Makanan ini lalu akan dicerna di dalam vakuola makanan.
Setelah dicerna, sari-sari makanan diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan keseluruh
tubuh. Sedangkan sisa-sisa makanan yang sudah tak terpakai lagi akan dikeluarkan oleh sel-sel
leher (koanosit) melalui spongosol sebelum akhirnya keluar dari tubuh melalui oskulum.

D. Sistem Reproduksi Porifera

Pada hewan porifera, reproduksi dapat berlangsung melalui dua cara, yaitu reproduksi
secara seksual dan aseksual.

1. Reproduksi secara seksual, yaitu reproduksi yang terjadi saat sel sperma bersatu
dengan sel ovum. Pada dasarnya, porifera bersifat Hemafrodit karena ovum dan sperma
dapat dihasilkan oleh satu individu yang sama. Namun sperma tidak akan dapat
membuahi sendiri ovum yang terdapat dalam tubuhnya sendiri, sehingga pembuahan
hanya akan dapat terjadi antara sperma dan sel telur antar individu yang berbeda.
2. Reproduksi secara aseksual, yaitu reproduksi yang terjadi tanpa proses pembuahan
sperma pada ovum. Reproduksi aseksual pada hewan porifera dapat terjadi melalui dua
cara, yaitu dengan cara pembentukan kuncup dan gemula (kuncup dalam). Gemula
adalah butir benih yang diproduksi oleh porifera di lingkungan yang tak menguntungkan,
misalnya terlalu dingin atau terlalu panas.

E. Sistem Sirkulasi Air Porifera


Sistem kanal atau saluran air pada porifera dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
ascon, sycon, dan leucon.
F. Klasifikasi Porifera
Terdapat tiga kelas yang dapat diklasifikasikan ke dalam filum porifera, yaitu kelas
Calcarea, Hexactinellida, dan Demospongiae.

1. Calcarea, merupakan kelas porifera yang memiliki spikula dari zat kapur. Contoh :
Sycon sp. dan Clathrinasp yang biasa hidup di daerah laut dangkal.
2. Hexactinellida, memiliki spikula yang tersusun atas zat kersik (silikat). Contoh :
Pheronema sp. dan Euplectella sp. yang hidup di laut dalam.
3. Demospongiae, merupakan porifera bertulang lunak dengan spikula yang tersusun dari
zat kersik. Contoh : Euspongia sp., Spongila sp., dan Callyspongia sp.

G. Peranan Porifera Bagi Manusia


Tubuh porifera biasanya dimanfaatkan manusia sebagai alat penggosok badan atau
perabotan. Selain itu porifera juga banyak digunakan sebagai hiasan akuarium. Porifera kadang
juga merugikan bagi manusia karena hidup melekat pada kulit tiram, sehingga kualitas tiram
yang dihasilkan oleh peternakan akan berkurang.

2. Coelenterata (hewan berongga)

Terbagi atas 2 filum yaitu :

A. Cnidaria

 Ciri-ciri :
 Tubuh : simetri radial, diploblastik
 Habitat: air tawar dan air laut
 System pencernaan : ekstraseluler, gastovaskuler
 Mempunyai tentakel yang bracun (knidoblas) dan penyengat (nematosis)
 System respirasi da ekskresi : Difusi permukaan tubuh
 Mempunyai 2 fase hidup : polip (menempel didasar) dan medusa (berenang bebas)
 Sistem reproduksi : aseksual (tunas) dan seksual (fertilisasi ovum dan sperma)
Klasifikasi Cnidaria

Cnidaria terdiri dari tiga kelas utama, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.

1. Hydrozoa
Beberapa jenis hidrozoa mengalami dua siklus hidup yaitu tahap polip yang aseksual dan
tahap medusa yang seksual. Contoh: Obelia sp. Ada pula yang selama hidupnya hanya
berbentuk polip saja, misalnya Hydra.

Sebagian besar hydra hidup di perairan secara soliter (sendiri-sendiri). Pada ujung tubuh
hydra terdapat mulut yang dilengkapi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap
makanan. Tentakel-tentakel ini dilengkapi dengan sel knidosit yang mengandung
nematosista, yaitu racun berbentuk sengat untuk memburu mangsa.

Hydra dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan seksual


terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur betina. Sedangkan perkembangbiakan
aseksual terjadi dengan tunas (kuncup) yang tumbuh di sisi tubuh hydra yang nantinya akan
tumbuh menjadi individu baru.

2. Scyphozoa
Contoh spesies yang termasuk dalam kelas ini adalah Aurelia aurita (ubur-ubur).
Hewan ini memiliki bentuk seperti mangkuk.
3. Anthozoa
Memiliki ciri-ciri khusus yaitu tubuh yang menyerupai bunga. Contoh spesies yang
termasuk dalam kelas ini adalah Metridium (anemon laut). Anthozoa hidup sebagai
polip.
B. Ctenophora

 Ciri-ciri :
 Tubuh simetri radial, diploblastik
 Tubuh mampu menghasilkan cahaya
 Memiliki bars silia berbentuk sisir untuk pergerakan
 Tidak memiliki nematosis
 Tentakel berjumlah sepasang
 Memiliki satu mulut dan dua lubang pengeluaran
 Habitat : air laut
 System pencernaan : ekstraseluler, gastovaskuler
 Sistem reproduksi : aseksual (fragmentasi) dan seksual
(fertilisasi ovum dan sperma

Bolinophsis Chuni

3. Platyhelminthes

A. Pengertian

Dalam bahasa yunani, platy = pipih, helminthes = cacing

B. Ciri-ciri

1. Tubuh pipih dan lunak


2. Simetri Bilateria
3. Tidak bersegmen, kecuali cestoda (cacing pita)
4. Eumetazoa triploblastic
5. Aselomata
6. 1 mulut tanpa dubur
7. Hidup parasit dan bebas
8. Hidup di perairan (tawar, laut), tempat lembab,
dalam atau luar organisme tubuh lain
9. Sensitive terhadap cahaya
10. Alat ekskresi : sel api atau flame cell
11. Reproduksi (hermafrodit) secara :
a. Generative (perkawinan silang)
b. Vegetative (memblah diri atau fragmentasi)
12. Respirasi : secara difusi
13. Pencernaan : gastrovaskuler
14. System saraf : ganglion

C. Cara hidup dan habitat

Platyhelminthes hidup dengan cara :


a. Hidup bebas : Di air tawar, laut, tempat lembab
Dengan memakan sisa organisme dan tubuh hewan kecil
b. Parasit terbagi jadi 2 :
1. Ektoparasit : Hidup di permukaan inang
Dengan memakan lendir dan sel di permukaannya
2. Endoparasit : Hidup di dalam tubuh inang
3.
D. Struktur dan fungsi

1. System respirasi : secara difusi O2 dan CO2


2. Sistem saraf : ganglion (benang saraf)
3. System indra :
a. Bintik mata : untuk mendeteksi adanya sinar dan kemoreseptor (tapi untuk
cacing endoparasit dia gak ada alat indra)
b. Aurikula (telinga)
c. Statosista ( pengatur keseimbangan)
d. Reseptor (untuk mengetahui arah aliran sungai atau habitat di air)
4. System peredaran darah : difusi
5. Pergerakan : meliuk dan gerakan memukul seperti cemeti
6. System ekskresi : saluran bercabang yang berujung di falme cell (sel api)
7. System pencernaan :
 Untuk pencernaan hanya ada di cacing yang hidup bebas (ini yang
terutama) dan hidup secara parasit
 Untuk cacing pita (cestoda) tidak ada pencernaan
 System pencernaan berupa :
 Mulut --) faring --) kerongkongan --) gastrovaskuler (usus) --) usus
gastrovaskuler yang bercabang ( maka diedarkan sari makanan ke seluruh
tubuh)
8. System reproduksi :
 Reproduksi secara seksual :
Hermafrodit ( testis yang menghasilkan sperma dan ovarium yang
menghasilkan ovum, trs dengan pembuahan ovum oleh sperma (fertilisasi
internal oleh sendiri atau pasangan lain))

 Reproduksi secara aseksual:


Fragmentasi (pemotongan beberapa bagian tubuhnya)
Bagian tubuh yang terpotong akan melakukan regenerasi hingga menjadi
individu yang baru yang lengkap, contoh : planaria

E. Klasifikasi Platyhelminthes:

1. Turbelaria (cacing getar) : Planaria ( Dugesia tigrina)


2. Monogenea (ektoparasit pada ikan air laut, air tawar, amfibi, dan reptile), yaitu
makan lendir dan sel di permukaan tubuh inang
3. Trematoda (cacing hati) : Fasciola hepatica (parasit di hati hewan ternak dan bisa
hidup di hati manusia dengan hean perantara (siput air tawar))
 Daur hidup Fasciola hepatica :
i. Cacing dewasa melakukan seksual
ii. telur
iii. telur ke usus dan empedu
iv. keluar dari tubuh ternak bersama feses
v. telur jadi mirasidium
vi. mirasidium menginfeksi siput air Lymnaea
vii. mirasidium jadi sporosista
viii. redia
ix. serkaria
x. keluar dari siput air nempel di rumput
xi. serkaria jadi metaserkaria
xii. rumput dimakan hewan ternak
xiii. sista metaserkaria masuk usus hewan ternak jadi cacing baru
xiv. ke hati cacingnya Karena terbawa aliran darah
xv. cacing dewasa.

4. Cestoda (cacing pita)

 Parasit di usus
vertebrata, contoh :
manusia, sapi,
anjing, babi, dll.

 Ciri ciri :
1. Tubuh ditutupi kutikula
2. Tidak ada mulut dan alat
pencernaan
3. Tidak ada alat indra
4. Tubuh cacing dewasa terdiri dari :
a. Kepala (skoleks) : dilengkapi alat isap dan alat kait untuk melekat pada organ
tubuh inang
b. Leher pendek (strobilus)
c. Proglotid
 Cacing pita butuh 2/1 perantara
 Contoh :
a. Taenia solium : parasit pada manusia tapi butuh perantara (babi)
b. Taenia saginata : parasit pada manusia tapi butuh inang perantara (sapi)
c. Dibothriocephalus latus : parasit pada manusia dan hewan karnivor dan
inang perantaranya (ikan)

 Daur hidup taenia saginata:


i. Cacing dewasa hidup di usus manusia dan menghasilkan proglotid
yang mengandung telur yang udah dibuahi
ii. Proglotid lepas dari cacing induk, keluar sama feses
iii. Keluar bersama feses, nempel di rumput
iv. Rumput di makan sama sapi, di usus sapi, telur berubah menjadi larva
onkosfer
v. Onkosfer nembus usus ke perdearan darah ke jaringan otot (daging)
vi. Di jaringan otot, onkosfer berubah menjadi sistasistiserkus
vii. Manusia makan daging yang ada sistasistiserkus, terus berubah
menjadi cacing pita baru trs berubah menjadi cacing pita dewasa di
usus manusia

F. Peranan

1. Planaria : indicator kebersihan suatu perairan dan makanan ikan


2. Fasciola hepatica : cacing hati parasit pada sapi
3. Opisthorchis sinensis : cacing hati parasit pada manusia
4. Schistosoma japonicum : cacing darah
5. Taenia saginata : parasit pada sapi
6. Taenia solium : parasit pada babi
4. Nemathelmyntes

A. Pengertian

Dalam bahasa yunani, Nema = benang , toda = seperti. Secara keseluruhan


nematode artinya seperti benang (bulat panjang atau gilik)

B. Ciri – ciri

1. Gilik atau bulat panjang


2. Triploblastic
3. Pseudoselomata (rongga tubuh semu)
4. Hidup bebas (tersebar) dengan makan sisa organisme, organisme kecil,
dan sampah organic.
5. Bisa juga hidup secara parasit pada tubuh inang (manusia, hewan,
tumbuhan)
6. Ukuran betina lebih besar daripada ukuran jantan
7. Ekor betina lurus sedangkan ekor jantan meliuk
8. Tidak bersegmen dan ekor betina ataupun jantan runcing

C. Sistem

1. Sistem respirasi : secara difusi O2 dan CO2


2. Sistem peredaran darah : secara difusi O2 dan CO2
3. Sistem ekskresi : sel glandural (kelenjar mamae)
Ada yang menggunakan saluran dan tanpa saluran :
a. Dengan saluran
Untuk mengekresikan garam dan menjaga regulasi dan osmosis
b. Tanpa saluran
Untuk mengekresikan nitrogen dalam bentuk amoniak
4. Ada lingkaran saraf yang mengelilingi esofagus (nerfe ring) yang
berhubungan dengan 6 benang saraf ke anterior dan posterior
5. Sistem alat indra :
i. Seta ( rambut kaku di kepala untuk protaktor dan retaktor( tarik
menarik ))
ii. Amfid ( ujung posterior) , (ada kemoreseptor)
iii. Phasmid ( kepala) di anterior , (ada kemoreseptor)
iv. Sensila di anterior
v. Papila di anterior
6. Pergerakan
Meliuk dan memukul seperti Cemeti
7. Sistem Pencernaan
 mulut (yang dilengkapi seta, papilla, dan 3 atau 6 bibir, rongga
mulut yang terkadang dilengkapi rahang yang kuat)
 makanan ditusuk dan dihisap oleh stilet (jarum suntik atau gigi atau
piercing defice (teruntuk nematode karnivor atau herbivor)
 makanan masuk ke faring
 Esofagus
 usus (diserap sari makanan)
 rectum (bagian akhir usus halus)
 anus (buang sisa sari makanan)
8. Sistem Reproduksi
 Secara seksual (gonokoris) :
Fertilisasi terjadi secara internal di dalam tubuh cacing
betina, menghasilkan telur ( punya cangkang, tebal dan keras yang
permukaan cangkangnya bisa digunakan untuk mendeteksi jenis
cacing yang menginfeksi manusia tepatnya di tinja manusia,
kemudian telur berubah menjadi larva dan larva mengalami molting
(pergantian kulit 4 kali ), kemudian larva berubah menjadi larva
biasa
 Cacing ini butuh 1 inang atau lebih, contoh:
 Cacing filaria/ rambut
Inang utama adalah manusia, inang perantaranya dalah nyamuk
 Cacing kremi
Inang utamanya adalah manusia

D. Klasifikasi :

1. Adenophorea/ Nematophora (cacing rambut)


 Tidak ada phasmid, sehingga namanya sering disebut aphasmida
 Hidup secara parasit
a. Nectonema st. (parasit pada crustaceae)
b. Gordius sp. (parasit pada arthopoda)
c. Trichuris ofis (parasit pada domba)
d. Trichinella spiralis (parasit pada usus karnivor dan manusia). Spesies ini
menyebabkan penyakit trikinosis)
2. Secernentea (nematode) (cacing benang)
a. Ascaris lumbricoides (cacing perut) : parasit pada usus halus manusia
b. Ancylostoma duodenale (cacing tambang) : parasit penyebab anemia
c. Oxyuris fermicularis/ Enterobius fernicularis (cacing kremi) : parasit pada
usus besar
d. Wuchereria bancrosti (cacing filaria/rambut) : parasit pada kaki gajah
e. Onchocerca folfulus (cacing mikroskopis) yang menyebabkan kebutaan
f. Ascaris megalocephala : parasit pada usus halus kuda

\
Tambahan

1.Daur hidup cacing kremi

Telur atau larva dari luar masuk ke mulut, menetas menjadi cacing jantan dan betina di
usus, kemudian melakukan kopulasi di rectum. Setelah kopulasi, jantan mati sedangkan betina
mengandung telur. Dan pada malam hari, betina jalan ke anus (hal ini yang membuat anus
manusia terasa pada malam hari). Di anus, betina bertelur dengan suhu yang pas. Setelah
bertelur, betina mati. Telur akan matang setelah 6 jam keluar dari betina. Kemudian akan
menjadi cacing baru dan akan keluar bersama feses. Lalu diluar menetas menjadi larva. Larva
makan dan tumbuh besar, tetapi larva hanya bisa bertahan diluar selama 2 minggu sehingga ia
harus mencari host. Jika tidak, ia akan mati.

2.Daur hidup cacing tambang


a. Telur keluar bersama feses
b. Diluar telur menetas menjadi larva rabditiform
c. Larva rabditiform berubah menjadi larva filariform
d. Larva filariform menginfeksi manusia dengan menembus kulit kaki
e. Larva masuk ke mekanisme aliran darah
f. Lalu masuk ke hati ke jantung ke paru-paru ke trakea ke laring ke faring ke
esophagus ke usus (diusus tumbuh menjadi cacing tambang dewasa)

3. Daur hidup cacing filaria

Cacing ini hidup pada pembuluh limfa di kaki. Jika terlalu banyak jumlahnya, dapat
menyumbat aliran limfa sehingga kaki menjadi membengkak. Pada saat dewasa, cacing ini
menghasilkan telur kemudian akan menetas menjadi anak cacing berukuran kecil yang
disebut mikrofilaria. Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah
ke peredaran darah kecil di bawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang menggigit, maka
larva tersebut dapat menembus dinding usus nyamuk lalu masuk ke dalam otot dada nyamuk,
kemudian setelah mengalami pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk
itu menggigit orang, maka orang itu akan tertular penyakit ini, demikian seterusnya

Ancylostoma duodenale
Wuchereria bancrosti
5. Annelida (cacing bersegmen).

A. Pengertian
Kata Annelida berasal dari bahasa Latin annulus (cincin kecil) dan oidus (bentuk).
Annelida dapat diartikan sebagai cacing yang tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai
cincin atau gelang, sehingga disebut cacing gelang

B. Struktur Tubuh
1. Memiliki rongga tubuh sebenarnya (selom)
2. Simetris Bilateral
3. Alat pencernaan makanan telah berkembang dengan sempurna
4. Permukaan tubuh ditutupi lapisan kutikula nonchitinous dan seta
5. Alat Ekskresi : Nefridium
6. Hemafrodit
7. Alat peredaran darah tertutup
8. Alat pernafasan : melalui seluruh tubuh
9. Sistem saraf : Ganglion otak yang dihubungkan dengan saraf longitudinal

C. Klasifikasi

a. Kelas Polychaeta

Cacing ini merupakan Annelida laut. Tubuhnya bersegmen, tiap segmen dilengkapi parapodium
(kaki). Kaki ditumbuhi rambut sehingga disebut cacing berambut banyak, (poly: banyak, chaeta:
rambut). Contoh anggota kelas ini adalah cacing wawo (Lysidicea oele), cacing palolo (Palolo
viridis).

Cacing Palolo (Palolo viridis)


Cacing wawo banyak terdapat di Kepulauan Maluku. Penduduk setempat menyebutnya
sebagai ulat jatuh, dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Kehidupannya diawali ovum yang
dibuahi sel spermatozoid dan berkembang dalam segmen-segmen. Pada sekitar bulan
Maret cacing tersebut menanggalkan segmen-segmen posteriornya yang penuh dengan ovum dan
spermatozoid yang telah masak. Cacing ini muncul ke permukaan laut dalam jumlah yang sangat
banyak, sambil melepaskan ovum dan spermatozoid ke air. Penduduk setempat mengumpulkan
penggalan-penggalan cacing tersebut untuk dimakan. Seperti halnya dengan cacing wawo,
cacing palolo juga memiliki sifat yang sama, hanya berbeda waktu munculnya ke permukaan
laut, yaitu sekitar Oktober.

b. Kelas Olygochaeta

Kelompok ini beranggotakan jenis-jenis cacing yang


hidup di air tawar atau di darat. Ukuran bervariasi,
berbentuk silindris, bersegmen jelas dan memiliki sedikit
rambut (oligos: sedikit, chaeta: rambut). Kepalanya
disebut prostomium, namun tidak dilengkapi
mata, tentakel dan parapodia. Hewan ini tetap peka
terhadap cahaya karena di sepanjang tubuh terdapat seta
yang berfungsi sebagai organ perasa. Contoh jenis
cacing anggota kelas ini adalah Lumbricus terrestris,
Pheretima sp
cacing tanah (Pheretima sp.).

c. Kelas Hirudinea

Anggota kelas ini banyak hidup di air laut, air tawar, dan
tempat lembab. Hirudinea umumnya disebut sebagai lintah.
Tubuhnya pipih (dorsiventral), mempunyai 1 prostomium
dan 32 segmen tubuh, dan mempunyai dua alat pengisap
pada kedua ujung tubuhnya. Alat pengisap atas berdekatan
dengan mulut, dan alat pengisap bawah berdekatan de ngan
anus. Cacing ini menghasilkan zat hirudin sebagai zat anti
koagulan, yaitu zat untuk mencegah darah inang agar
tidak cepat membeku di dalam rongga tubuhnya. Contoh
anggota kelas ini adalah Hirudo medicinalis dan

Hirudinaria Javanica
Hirudinaria javanica (Lintah)
6. Mollusca (hewan bertubuh lunak).

A. Ciri-ciri Umum Mollusca :

1) Habitat air laut, tawar dan darat


2) Simeti tubuh bilateral
3) Triploblastik selom
4) Hemafrodit
5) Ekskresi dengan nefridium
6) Lunak dan tidak memiliki ruas
7) Cangkang berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur
8) Alat pencer naan telah berkembang sempurna
9) Alat peredaran darah tertutup kecuali Cephalopoda, peradaran darahnya terbuka.
10) Memiliki kelenjar lendir yang terdapat pada kelenjar pembuat bahan cangkok
11) Ada bagian tubuh yang berperan sebagai kaki
12) Sekresi zat cangkang : kalsium karbonat
13) Kaki berbentuk pipih, lebar & berotot

B. Klasifikasi

1. Kelas Amphineura (Kiton)


Kiton merupakan hewan yang simetris
bilateral, kaki vental panjang,
mempunyai ruang mantel yang
mengandung insang, permukaan dorsal
tertutup oleh spikula berlendir, bersifat
hemafrodit, hidup dilaut dan larva
trokovor. Contohnya adalah
Cryptochiton sp. Hewan ini banyak
ditemukan menempel pada batuan
dengan melingkarkan tubuhnya. Pembuahan dilakukan secara eksternal. Ada beberapa
daerah yang menjadikan kiton sebagai makanan. Kiton memiliki ciri tubuh berbentuk
oval, pada bagian dorsalterdapat cangkang yang berjumlah 8 keping, tetapi tidak
membentuk segmen pada tubuhnya.
2. Kelas Gastropoda (Hewan Berkaki Perut)
Gastropoda berasal dari bahasa latin,
yaitu gaster gastropoda berasal
dari bahasa latin, yaitu gaster yang
berarti perut dan podos berarti
kaki. Gastropoda berasal dai bahasa
latin yaitu, gaster yg berarti perut dan
podos berarti kaki merupakan
kelompokMollousca yang bergerak
menggunakan perut. Gastropoda umumnya memiliki cangkang yang berfungsi sebagai
pelindung dari gangguan pemangsanya. Akan tetapi ada juga yang tidak bercangkang,
contoh Kimax. Umumnya Gastropoda memakan ganggang. Hewan ini menggunakan gigi
radulauntuk memotong dan mencerna makanannya. Umumnya Gastropoda bersifat
hemafrodit. Gastropoda memiliki bintik mata sebagai fotoreseptor, biasanya terdapat di
ujung tentakel yang panjang dan tentakel pendek berfungsi sebagai kemoreseptor.
Gastropoda bernafas dengan insang atau paru-paru, di sesuaikan dengan
habitatnya. Gastropoda darat bernafas dengan paru-paru, sedangkan Gastropoda air
bernafas dengan insang,contoh: achatina fulica(bekicot),lymnaea javanica (siput air
tawar),fissurella sp (siput laut),vaginulla sp(siput telanjang).

3. Kelas Cephalopoda (Hewan Berkaki Kepala)


Cephalopoda merupakan
Mollusca yang memiliki kaki yang
terletak pada kepalanya(cephal berarti
kepala, podos berarti kaki). Kelas ini
memiliki bagian kepala yang jelas, mata
besar, telah berkembang biak baik seperti
mata pada Vertebrata. Memiliki tentakel
di bagian kepala(berjumlah 8 atau 10
bauh) untuk menangkap mangsa atau
membela diri. Semua hewan Cephalopoda tidak bercangkang(kecuali Naitilus sp), mamiliki
kelenjar tinta yang menghasilkan cairan tinta hitam yang berguna untuk mengalabui pemangsa.
Jenis kelamin terpisah (dioesis), tidak mengalami fase larva. Cephalopoda memiliki sel-sel
khusus pembawa warna(kromotafora) yang dapat mengubah warna benda di
sekitarnya,contohnya: loligi sp (cumi-cumi),octopus sp (gurita),Nautilus sp (nautilus ada di
gambar diatas).
4. Kelas Scaphopoda (Siput Gading Gajah)

Scaphopoda memiliki cangkang seperti gading gajah atau


pena yang panjang. Tubuhnya memanjang dorsofental,
kepala rudimenter/menyusut, kaki lancip berguna untuk
menggali lumpur. Habitat di dalam laut sampai
kedelaman 5000 meter. Jenis kelaminnya bersifat diesis,
mengalami bentuk larva trokovor . Di dekat mulut
terdapat semancam tentakel untuk alat peraba yang
berfungsi sebagai menangkap mikroflora dan
mikrofauna(plankton). Scaphopoda bernafas
menggunakan rongga mantel, dan tidak memiliki insang.

5. Kelas Pelecypoda / bivalvia (Hewan Berkaki Pipih)


Hewan ini disebut sebagai bivalvia karna tubuhnya dilindungi cangkangnya yang
stangkup, memiliki tubuh simetri bilateral. Hewan golongan ini bernafas menggunakan insang
yang berlapis-lapis yang berbentuka seperti lembaran sehingga disebut juga
sebagai Lamelibranchiata(lamela = lembaran, branchia = insang). Dari celah cangkangnya akan
keluar kaki yang pipih seperti mata kapk sehingga hewan ini disebut juga Pelecypoda (pelecy =
pipih, podos = kaki). Salah satu contoh hewan yang termasuk dalam golongan ini adalah
Malaegrina margaritivera(kerang mutiara), kerang air tawar (Anadonta sp.) dan kima
raksasa (Tridacna maxima).
Cangkang kerang terdiri atas 3 lapisan, yaitu :
a. Periostrakum : lapisan paling luar tipis, dari zat tanduk, berwarna gelap.
b. Prismatik : lapisan tengah tebal, tersusun oleh kristak kalsium karbonat
(CaCO3) berbentuk prisma.
c. Nakreas : Lapisan dalam, penghasil mutiara.

A. Peranan / manfaat dari Mollusca :


 Sumber makanan yang mengandung protein tinggi,misalnya:tiram
batu (Aemaea sp),kerang (Anadara sp),kerang hijau (Mytilus
viridis), sotong (Sepia sp),cumi-cumi (logio sp),remis (corbicula
jjavanica),dan bekicot (Achatina fulica).
 Perhiasan,misalnya tiram mutiara (pinchada margaritifera).
 Hiasan dan Kancing,misalnya: dari cangkang tiram batu,Nautilus dan
Tiram mutiara.
 bahan baku teraso,misalnya cangkang tridacna sp
 Mollusca yang merugikan antara lain karena merupakan hama tanaman
budidaya organism perantara penyebab penyakit. Bekicot dan keong
adalah hama dari tanaman sawah.Siput air adalah inang dari perantara
cacing Fasciola hepatica, cacing ini merupakan parasit pada organ hati
manusia dan ternak
7. Arthropoda (hewan berbuku).

A. Fisiologi

 hidupnya bisa di laut, danau, darat dan sungai


 tubuhnya terdiri dari buku-buku
 tubuhnya terbungkus oleh kulit dari zat kitin sehingga keras
 mempunyai alat indera yang terdapat pada kepala yang berfungsi sebagai peraba
dan mata
 bernapas dengan menggunakan insang atau stigma
 alat-alat tubuhnya telah berkembang baik.

B. Klasifikasi

1. Hexapoda
a. Entoghnata : detretivor, Contoh : Collembola, Diplura, Protura
b. Insecta
a. Ciri-ciri insecta adalah :
1. jumlah kaki 6/ 3 pasang
2. bersayap
3. bagian tubuh : caput, toraks, abdomen
4. bernapas dengan trakea
5. tipe mulut : menjilat, menghisap, menusuk, menggigit
6. bermetamorfosis

b. Klasifikasi Insecta :
1. Apterygota
Contohnya: lepisma saccharina (kutu buku)

2. Pterygota
Berdasarkan proses pembentukan sayap, pterygota dibedakan atas:
a. Eksopterygota; jika sayap berkembang dari tonjolan luar dorsothorax

b. Endopterygota; jika sayap berkembang dari tonjulan dalam


dorsothorax
Eksopterygota

1. Isoptera (Archiptera)

Serangga ini memiliki sepasang sayap


yang sama panjang, mengalami
metamorfosis tidak sempurna.
Contohnya : capung dan rayap
Isoptera
2. Orthoptera

Orthoptera memiliki dua pasang sayap


yang lurus, sayap depan (luar) lebih
tebal dari sayap belakang (dalam).
Sepasang kaki belakang umumnya besar
dan kuat berfungsi untuk melompat.
Contohnya: periplaneta (kecoa), gryllus
sp (jangkrik), manthis religiosa
(belalang sembah) gryllus sp

3. Hemiptera

Hemiptera mempunyai tipe mulut untuk


menusuk dan menghisap. Mengalami
metamorfosis tidak sempurna
Contohya: leptocorisa acuta (walang
sangit), nilaparvata lugens (wereng),
dundupia manifera (tonggeret), dan cymex
ratundatus (kepinding). leptocorisa acuta

4. Homoptera

Homoptera mempunyai tipe mulut penusuk dan


penghisap, mengalami metamorfosis tidak
sempurna.
Contohnya: pediculus capitis (kutu kepala),
dan aphis medicaginis (kutu daun) pediculus capitis
Endopterygota

1. Coleoptera

Coleoptera meliputi berbagai macam


kumbang dan kepik.
Contohnya: calandra oryzae (kepik
beras), oryctes rhinoceros (kumbang
kelapa), dan chrysochrosa fulminans
(samber lilin) calandra oryzae

2. Neuroptera

Anggota neuroptera bersayap tipis, terdiri


dari dua pasang sayap yang memperlihatkan
garis-garis seperti jala. Neuroptera
mengalami metamorfosis sempurna.
Contohnya: chrysopa oculata (undu
chrysopa oculata
3. Hymenoptera

Hymenoptera umumnya bersayap dua pasang, tipis menyerupai selaput. Ruas


belakang abdomen hymenoptera betina
terdapat ovipositor adan alat penyengat
yang berfungsi untuk menyimpan telur dan
untuk melumpuhkan mangsa. Hymenoptera
mengalami metamorfosis sempurna.
Contohnya: apis indica (lebah madu), dan
sphaerophthalma (semut)
apis indica

4. Diptera

Diptera meliputi jenis lalat dan nyamuk


Contohnya: anopheles sp (nyamuk malaria),
dan musca domestica (lalat rumah)

anopheles sp
5. Lepidoptera

Lepidoptera mempunyai dua pasang


sayap yang tertutup sisik halus dan
umumnya berwarna menarik.
Mengalami metamorfosis sempurna.
.Contohnya: bombyx mori (kupu ulat
sutra), hyblaea puera (kupu ulat jati),
dan tineola tripazella (ngengat)
bombyx mori
6. Siphonoptera

Siphonoptera bersifat ekstraparasit pada


mamalia, tidak bersayap, tipe mulut
penggigit dan penghisap, kaki berfungsi
untuk meloncat. Siphonoptera mengalami
metamorfosis sempurna.
Contohnya: ctenocepholus cannis (kutu
anjing), ctenocepholus felis (kutu kucing),
xenopsylla cheopsis (kutu tikus), dan
pullex iritan (pinjal manusia) ctenocepholus felis

2. Chelicerata (mulut cakar) (Araneae, Scorpiones, Acarima)


Araneae
a. Ciri-ciri laba-laba adalah:

1. Tubuhnya dapat terbagi dua


2. mempunyai dua pasang alat mulut
3. mempunyai sepasang mata tunggal yang besar
dan beberapa pasang mata tunggal yang kecil
4. mempunyai empat pasang kaki
5. bernapas dengan menggunakan paru-paru buku Aphonophelma hentzi

6. mempunyai sepasang capit dan gigi catut yang berfungsi sebagai alat
mulut.
Contoh : Aphonophelma hentzi (tarantula), Latrodectus muctans (laba-
laba bercaun)
3. Udang-udangan (crustacea)

a. Ciri-ciri udang-udangan adalah:

1. tubuhnya ada dua bagian yaitu kepala dan dada


2. bernapas dengan menggunakan insang
3. hidupnya di air
4. mempunyai sepasang antena pendek dan lima pasang kaki
5. hampir semua ruasnya ada perutnya dan mempunyai sepasang kaki.

b. Klasifikasi Cructacea :
1. Remipedia : Udang purba
2. Branchiopoda : Artemia salina
3. Ostracoda : Gigantocypris pellucida
4. Cephalocarida : Udang kecil, Lightiella monniotae
5. Maxillopoda : Cyclops bicuspidatus
6. Malacostraca : Portunus sp, Penaenus monodon

Artemia salina potronus sp. Paenaeus monodon

4. Myriapoda (Kaki berjumlah banyak)

a. Ciri
1. Kaki berjumlah banyak
2. Bagian tubuh terbagi menjadi kepala dan
tubuh
3. Sistem pernafasan : Trakea
4. Reproduksi : Seksual, Gonokoris, atau
diesis trigoniulus corallinus

b. Klasifikasi
1. Diplopoda : Luwig (trigoniulus corallinus)
2. Cilopoda : Lipan rumah (Scutigera coleopatra)
8. Echinodhermata (hewan berkulit duri).

A. Fisiologi

1. hidupnya di air laut


2. kulitnya berduri-duri dan mempunyai lempeng-lempeng kapur yang
berfungsi sebagai rangka
3. bentuk tubuhnya simetri radial
4. tidak mempunyai kepala yang jelas
5. mempunyai gigi catut
6. bergerak dengan menggunakan kaki ambulakral yang berbentuk tabung
kecil
7. pada ujun kaki ambulakral terdapat alat penghisap yang berguna untuk
melekatkan dirinya pada suatu tempat.

B. Klasifikasi

1. Bintang laut (asteroidea)


Ciri-ciri bintang laut adalah:
 mempunyai lima tangan dan bagian tangannya berupa cakram
 bernapas dengan menggunakan kulit yang tipis
 makanannya sebangsa kerang dan hewan lunak yang lainnya
 mempunyai perut yang bercabang-cabang ke semua arah terutama di
lengannya
 mempunyai dubur yang berada di tengah-tengah sisi punggungnya
 susunan sarafnya berupa saraf cincin di sekitar mulutnya
 mempunyai daya regenerasi yang besar dan bila salah satu lengannya
ada yang putus, maka dapat kembali tumbuh lagi seperti semula
 mempunyai kaki ambulakral yang digunakan untuk bergerak.

Contoh : Asterias forbesi,


Astropecten
2. Lilia laut (crinoidea)
Ciri-cirinya adalah:
 Bentuk tubuh mirip bunga lili
 ada yang mempunyai tangkai
dan ada yang tidak mempunyai

tangkai Ptilocrinus pinnatus

 Reproduksi Seksual dan bersifat Gonorkis

Contoh : Ptilocrinus pinnatus (Lili laut), Antedon bifida (Bintang bulu)

3. Landak laut (echinoidea)


Ciri-cirinya adalah:
 Tidak memiliki lengan
 Memiliki duri banyak yang
mudah digerakkan
Diadema paucispinum
 Bernapas dengan menggunakan insang
Contoh : Diadema paucispinum (Bulu babi), Fibularia (Dolar pasir)

4. Tripang (holothuroidea)
Ciri-cirinya adalah:
 Bentuk tubuh seperti mentimun
 Tidak memiliki lengan
 Memiliki mulut

 Memiliki lubang kelamin dan anus, Kulit Cucumaria sp

lunak
Contoh : Cucumaria sp., Holothuria edulis, Thyone sp.

5. Bintang ular (ophiuroidea)


Ciri-ciri bintang ular adalah:
 memiliki lima lengan yang digunakan
untuk bergerak
 memiliki satu lubang mulut
 hidupnya di sela-sela bebatuan atau batu Ophiotrix fragilis
karang yang ada di laut
 memiliki kaki ambulakral yang berada di sekitar mulutnya

Contoh : Ophiotrix fragilis, Ophiomyxa, dan Gorgonocephalus.


9. Chordata (hewan bertulang).

A. Ciri-ciri Chordata yaitu :


 mempunyai chorda dorsalis (penyokong tubuh) di punggung
 Mempunyai batang syaraf dipunggung
 mempunyai beberapa celah insang didaerah faring
 bentuk tubuh simetri bilateral
 mempunyai coelom (rongga tubuh)
 tubuhnya terbungkung oleh lapisan epidermis dan dermis (bagian
kulit)
 indoskeleton pada hewan tingkat rendah berupa tulang rawan,
sedangkan pada tingkat tinggi berupa tulang keras.
 pada skeleton terdapat otot daging yang berfungsi untuk gerak atau
berpindah tempat.
 sistem sirkulasi/sistem peredaran darah terdiri atas pembuluh darah
dengan jantung sebagai pusat atau sentral.
 sistem respirasi/pernafasan pada bentuk tubuh rendah berupa beberapa
insang sedangkan pada spesies yang hidup didarat sistem
pernafasannya berupa paru-paru.
 sistem eskresi terdiri atas sepasang ginjal (ren), dengan saluran
pembuang yang bermuara didekat anus.
 sistem syaraf terdiri atas sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi
 terdapat sejumlah kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon yang
diangkut oleh darah yang berperan dalam proses-proses dalam tubuh,
seperti pertumbuhan dan reproduksi.
 seks atau jenis kelaminnya terpisah masing-masing jenis kelamin
memiliki sepasang gonad dengan saluran penyalur yang bermuara di
dekat anus.

Note :

 Ciri-ciri umum
 Ciri-ciri Khusus Vertebrata
B. KLASIFIKASI

a. Urochordata (Tunicata) (Berbrntuk seperti kantung)


1. Ascidiacea, Contoh : Phallusia
2. Thaliacea, Contoh : Pyrosoma
3. Larvacea, Contoh : Oikopleura sp

b. Cephalochordara (Lancelet) (Transisi Invertebrata dengan


vertebrata
1. Amphixous
2. Asymmetron

c. Vertebrata
1. Pisces (Ikan) (Poikiloterm)
 Agnatha : lamprey laut
(Petromyzon marinus)
 Chondrichthyes : Ikan hiu
(Squalus sp.), Ikan pari
(Makararaja sp.) Petromyzon marinus
 Osteichtyes : Ikan lele (Ameiurus melas), kuda laut (Hippocampus sp.)
Peranan :
 Daging ikan menjadi sumber protein yang tinggi
 Kulit ikan tertentu dapat dibuat menjadi tas. Dompet. Atau jaket.
 Tulang ikan menjadi bahan pembuatan lem.

2. Amphibi (Poikiloterm)
 Apoda : salamander cacing
(Ichtyophis glutinosus)
 Urodela : salamander
berlendir (Glutinosus)
 Anura : Katak pohon (Hyla
caerulea)
Hyla caerulea
3. Reptilia (Poikiloterm)
 Rhynchocephalia : Sphenodon punctatus
 Chelonia (Kura-kura) : Dhermochyles
coriacea
 Squamata (Ular atau kadal) : Python regius
 Crocodilia : Crocodylus novaeguineae

4. Aves (Homoiterm)
 Struthioniformes : Struthio camelus
(burung unta).
 Casuariiformes : Dromiceius sp
(burung kasuari).
 Falconiformes : Aquila chrysaeta
(rajawali emas).
 Galliformes : Gallus domesticus (Ayam buras)
 Columbifomes : Columba fasciata (merpati).
 Psittaciiformes : cacatua galeria (kakaktua berjambul)

5. Mamalia (Homoiterm)
 Monotremata : Ornithornytos
anatinus (platypus)
 Marsupialia : Phasolarctos
cinerus (Koala)
 Insectivora : Talpa europaea
(Tikus mondok)
 Tupaiodea : Dendrogale murina (tupai pana)
 Rodentia : Mus musculus (Tikus rumah)
 Edentata : Dasypus novemcintus (armadilo)
 Pholidata : Manis javanica (Trenggiling jawa)
 Carniviora : Canis lupus (serigala)
 Primata :
 Lemuridae : Cheirogaleus medius (Lemur kerdil)
 Ceercopithcidae : Macaca mulatta (Monyet resus)
 Pongidae : Gorilla gorilla (Gorila)
 Hominidae : Homo sapiens (Manusia)
C. Tabel perbedaan Ciri-ciri Kelas Vertebrata

Superkelas / Kelas
Faktor
Pisces Amphibia reptilia Aves mamalia

Kepala, dan
badan
(Katak).
Bagian Tubuh Kepala, Kepala, Leher, Kepala, Leher, Kepala, Leher,
Kepala,
badan, Ekor Badan, Ekor Badan, Ekor Badan, Ekor
badan, dan
ekor
(Salamander)

Sisik,
Tidak
Penutup Sisik, lempeng-
bersisik, Berbulu Berambut
Tubuh Berlendir lempeng
selalu basah
epidermal
Suhu Tubuh Poikiloterm Poikiloterm Poikiloterm Homoiterm Homoiterm

Sepasang
Dua pasang Dua pasang
Alat Gerak Sirip sayap, Kaki, Tangan
kaki kaki, Tubuh
sepasang kaki

Peredaran
Tertutup, Tertutup, Tertutup, Tertutup, Tertutup,
darah
tunggal ganda ganda ganda ganda

4 (2 atrium, 2
ventrikel
2 (1 atrium 1 3 (1atrium 2 4 (2 atrium, 2 4 (2 atrium, 2
Jantung dengan sekat
ventrikel) ventrikel) ventrikel) ventrikel)
belum
sempurna)

Anus, Kloaka
Kloaka/Anus hanya pada Kloaka Kloaka Kloaka Anus
hiu

Paru-paru, Paru-paru,
Alat Insang, paru-
Insang lapisan kulit Pundi-pundi Paru-paru
Pernapasan paru, kulit
sekitar kloaka udara

Ovipar, Ovipar, Vivipar,


Ovipar,
Reproduksi Ovovivipar, Ovovivipar, Ovipar Ovipar (pada
Ovovivipar
Vivipar Vivipar monotremata)

Eksternal, Eksternal,
Fertilisasi Internal Internal Internal
Internal Internal
Habitat Air Darat, Air Darat, Air Darat Darat, Air
EKOLOGI
A. Komponen-Komponen dan Satuan Makhluk Hidup Penyusun Ekosistem
1. Komponen Penyusun Ekosistem
A) Abiotik
 Adalah komponen fisik dan kimia yang mempengaruhi kehidupan
 Jenis-jenis komponen abiotik
1) Air
2) Udara
- Nitrogen (78%) untuk pembentukan protein di dalam tubuh.
- Oksigen (21%) untuk respirasi.
- Karbon dioksida untuk proses fotosintesis.
3) Cahaya matahari
4) Kelembapan udara
- Dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima dan kadar
uap air di udara.
5) Suhu
6) Angin untuk penyerbukan di tumbuhan
7) Tanah
8) Topografi
- Adalah letak suatu tempat dipandang dari ketinggian diatas
permukaan laut (altitude) atau garis bujur dan lintang (latitude)
9) Iklim
10) pH
- Menggambarkan derajat keasaman atau kebasaan suatu tanah atau air.
B) Biotik
 Meliputi semua jenis makhluk hidup.
1) Produsen
- Dapat menyintesis makanannya sendiri.
- Disebut juga autotrof
- Contoh : tumbuhan, bakteri yang mempunyai klorofil, ganggang hijau biru.

2) Konsumen
- Konsumen tingkat 1 (Primer): Herbivora
- Konsumen tingkat 2 (Sekunder): Karnivora 1
- Konsumen tingkat 3 (Tersier): Karnivora 2
- Konsumen tingkat 4 (Puncak): Karnivora 3

3) Dekomposer (pengurai)
- Organisme yang mampu merombak sisa produk organisme lain
- Dekomposer akan menyerap sebagian hasil penguraian dan
melepaskan zat anorganik sederhana yang akan digunakan oleh
produsen.
- Contoh: Jamur, bakteri

4) Detritivor
- Adalah organisme yang memakan serpihan-serpihan organik
(detritus)
- Detritus adalah hancuran jaringan makhluk hidup
- Contoh: siput, luing, cacing tanah, kutu kayu.
2. Satuan-Satuan Makhluk Hidup Penyusun Ekosistem
 Habitat adalah tempat tinggal makhluk hidup.
 Nisia/Niche adalah peranan makhluk hidup dalam ekosistem.
A) Individu
B) Populasi
 Sekelompok individu yang menempati suatu daerah tertentu.
C) Komunitas
 Interaksi antar kumpulan populasi yang terdapat di suatu tempat.
D) Ekosistem
 Hubungan timbal balik dari kesatuan komunitas dengan
lingkungannya.
E) Bioma
 Ekosistem besar yang meliputi suatu daerah yang luas dan memiliki
flora dan fauna khas.
 Bioma taiga (konifer), bioma tundra (lumut), hutan hujan tropis, bioma
hutan gugur.
F) Biosfer
 Seluruh ekosistem di bumi.

3. Interaksi Antarkomponen Ekosistem


A) Dalam populasi
1. Kompetisi intraspesifik
Persaingan antara spesies yang sama.
2. Kerja sama

B) Antar populasi
1. Simbiosis
 Jadi, simbiosis itu adalah interaksi antara 2 makhluk hidup yang
berbeda jenis.
 Ada simbiosis mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. Udah pada
tau kan dari SD?
 Amensalisme : Interaksi yang menyebabkan satu rugi dan satu tidak
merasa dirugikan atau untung.
2. Kompetisi interspesifik
 Kompetisi tuh, persaingan antara 2 makhluk hidup untuk
memepertahankan hidup mereka.
 Kalo interspesifik tuh terjadi sama yang berbeda spesies.
 Contohnya: beberapa jenis burung bersaing untuk memakan serangga
yang sama.
3. Predasi
 Interaksi antar pemangsa dan mangsa.
4. Protokooperasi
 Interaksi yang sama sama mendapatkan keuntungan namun asosiasi yang
terjadi bukan berupa kehausan
5. Netralisme
B. Pola-pola interaksi dalam ekosistem Produsen
1. Aliran energi
2. Produktivitas ekosistem Konsumen
Pengurai
A) Primer 1
 Adalah kecepatan perubahan
energi matahari menjadi senyawa
organik oleh produsen.
 Produktivitas Primer Kotor adalah total
Konsumen Konsumen
energi yang dihasilkan saat 3 2
fotosintesis.
 Produktivitas Primer Bersih adalah total
energi yang disimpan oleh tumbuhan itu sendiri.

B) Sekunder
 Kecepatan pengubahan energi yang tersimpan dari satu tingkat trofik ke trofik
berikutnya.

3. Piramida ekologi
1. Piramida aliran energi 10

Piramida ini menjelaskan tentang jumlah energi pada 100


setiap tingkat trofik.

1000
2. Piramida Biomassa

50 kg Piramida ini menjelaskan tentang berat pada tingkat


trofik.

2 kg
1 kg

3. Piramida jumlah individu


Nahhh....piramida ini banyak bentuknya. Ada yang segitiga biasa kayak piramida
aliran energi. Trs ada yang segitiga kebalik. Ada yang bentuknya kayak jam
pasir. Ada yang gak jelas bentuknya. Bentuk hati ada jg... (eh becanda...jangan
baper ya)
C. Daur biogeokimia
1. Daur karbon

2. Daur Oksigen

3. Daur Air
4. Daur nitrogen

5. Daur sulfur

D. Suksesi dan Klimaks


PERUBAAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

1. Pengertian lingkungan hidup dan Pencemaran


A. Pencemaran udara
i. Karbon Monoksida (CO) dari asap kendaraan bermotor
ii. Nitrogen Oksida (NO3) dari generator listrik
iii. Chlorofluorcarbon (CFC) dan halon dari pendingin lemari Es
iv. Ozon (O3) dapat menyebabkan gangguan paru-paru bila tercemar
v. Gas Rumah Kaca (H2O, CO2, CH4, O3, dan NO) menjadi penyebab
paling utama Pemanasan Global
vi. Blerang Oksida (SOx) bersifat reaktif dan dapat menyebabkan Hujan
asam
B. Pencemaran Air
i. Parameter fisik : PH air, kekeruhan, Warna, bau, dll.
ii. Parameter Kimia : BOD (Biochemical oxygen demand), COD (
Chemical oxygen demand), DO (Dissolved Oxygen)
iii. Parameter biologi : Digunakan untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme dalam air, Contoh: E. Coli
iv. Limbah
a. Limbah domestik : Berasal dari perumahan, perkantoran dan dapat
mnimbulkan penyakit seperti tifus
b. Limbah Industri : Berasal dari Industri, dan dapat menyebabkan
tercemarnya air disekitar industri dan mempengaruhi organisme
sekitan
c. Limbah pertanian : Pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat
menyebabkan peristiwa eutrofikasi
d. Limba Pertambangan : tumpahan minyak di laut dapat
mempengaruhi Laut dan seluruh ekosistem yang ada di dalam.
C. Pencemaran tanah
i. Pencemaran Langsung : penggunaan Pestisida, Fungisida yang
berlebian
ii. Pencemaran Tidak langsung : melalui perantara air dan udara seperti
limbah domestik atau industri yang polutannya terserap oleh tanah
D. Pencemaran Suara
i. Kebisingan Impulsif : Suara ledakan meteor, Suara Petir
ii. Kebisingan Impulsif Kontinu : Suara palu yang dipukulkan terus
menerus
iii. Kebisingan semikontinu : Suara lalu lalang kendaraan bermotor di
jalan raya
iv. Kebisingan kontinu : Suara mesin pabrik
2. Penanganan Limbah
A. Limbah Cair
i. Domestik : Cubluk, Septik konvensional, Septik Biofilter,
Instalasi pengolahan limbah cair domestik
ii. Industri : Penanganan sistem setempat dan terpusat
B. Limbah Padat
i. Meminimalkan limbah padat : Reuse, Replacement, Refusal,
Repair, Reconstruct, Redurability, Reduce, Recycle, Replant,
Recovery. (Biasanya 5R)
ii. Penanganan :
a. Penimunan tanah
b. Penimbunan limbah padat dengan tanah berlapis
c. Pembakaran
d. Penghancuran
e. Pengomposan
f. Pemanfaatan makanan ternak
C. Limbah Gas
i. Filter Udara
ii. Pengendap Siklon
iii. Filter basah (Scrubber atau wet collector)
iv. Pengendap sistem gravitasi
v. Pengendap Elektrostatik
D. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
i. Jenis :
a. Limbah B3 dari kegiatan Industri
b. Limbah B3 dari kegiatan Rumah Sakit
c. Limbah B3 dari Kegiatan Rumah Tangga
d. Limbah B3 dari kegiatan Pertanian
ii. Penanganan :
a. Melakukan reduksi, mengolah, dan menimbun
b. Lebih memanfaatkan limbah yang ada
c. Mengolah limbah dengan teknologi yang ada
d. Memiliki izin pengolahan Limbah B3
e. enyimpan limbah paling lalma 90 hari

Cie udah selesai ! , ngafalinnya jangan males-malesan ya! banyak banyakin


liat gambar karena kalau kita berkaca sama pekan ulangan sebelumnya, Pak
Deden ngasih banyak gambar kan? Ayo dibaca lagi dari atas jangan sampai
keliru

“There is no elevator to succes, you have to take the stairs”


Semangat ukknya, 40! Belajar dan berdoa sungguh sungguh tidak akan
mengkhianati hasil! Semoga dilancarkan ujiannya! aamiin.

-Pejuang Rangkuman Angkatan Biologi

Anda mungkin juga menyukai