Anda di halaman 1dari 16

ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

Indikator : 3.4.1 Menjelaskan ciri-ciri, bentuk-bentuk bakteri, cara hidup dan


reproduksi bakteri

Pertemuan 1

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di
darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki
ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain.
 Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme uniselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron. umumnya
memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Hidup bebas atau parasit
6. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut
dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
7. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan

 Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:

a. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri), meliputi:


1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida
(ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila
peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas
lapisan fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan
RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang
dibutuhkan.
Gambar 1. Struktur dasar sel bakteri

b. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu), meliputi:

1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri
tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan
lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang
menonjol dari dinding sel.
3. Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk
batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri
bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari
lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-
beda pula yaitu:
1) Atrik, tidak memiliki flagela.
2) Monotrik, memiliki satu flagela dan melekat pada salah satu ujung sel.
3) Lofotrik, memiliki banyak flagela dan melekat pada salah satu ujung sel.
4) Amfitrik, memiliki satu flagela dan masing-masing melekat pada kedua ujung sel.
5) Peritrik, memiliki flagela yang tersebar pada seluruh pemukaan sel

4. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari
dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter
lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif.
Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
5. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis.
Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
6. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
7. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan
terbentuk di dalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan
bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom.
Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora
tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi
lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.

 Bentuk-bentuk Sel bakteri

Bentuk sel bakteri terdiri dari empat macam yaitu:


1. Bentuk bulat (kokus), bentuk sel bakteri bulat seperti peluru, dengan variasi:

a. Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal


b. Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah
anggur

Gambar 2. Bentuk-bentuk sel bakteri kokus

2. Batang (basil), bentuk sel bakteri yang menyerupai batang dengan variasi:
a. Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal

b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan


c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai
3. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai
berikut:
a. Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma)
b. Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
c. Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.

 Cara Hidup Bakteri

a. Berdasarkan cara memperoleh nutrisi, bakteri dibedakan:


1. Bakteri heterotrof (tidak mampu menyusun makanan sendiri), dibedakan:
· Saproba: mengambil nutrisi dari organisme yang masih hidup. Contohnya
Escherichia coli
· Parasit: mengambil nutrisi dari organisme yang telah mati. Contohnya
Mycobacterium tuberculosis.
2. Bakteri autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri), dibedakan:
· fotoautotrof (menggunakan sumber energi cahaya matahari), contohnya bakteri hijau
(bakterioklorofil) dan bakteri ungu (bakteriopurpurin);
· kemoautotrof (energi kimia), contohnya Nitrobacter, Nitrosomonas, dan
Nitrosococcus.
b. Berdasarkan kebutuhan oksigen, bakteri dibedakan:
1. Bakteri aerob (membutuhkan O2 bebas), contohnya Nitrosomonas dan Mycobacterium
tuberculosis.
2. Bakteri anaerob (tanpa menggunakan O2 bebas), Contohnya Clostridium tetani dan
bakteri denitrifikasi
 Reproduksi Bakteri
1. Reproduksi bakteri secara aseksual

Bakteri melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner, yaitu dari
satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel, dari empat Sel menjadi delapan sel,
dan seterusnya. Pembelahan ini terjadi secara amitosis (secara langsung), yaitu tidak melalui
tahap-tahap tertentu seperti pada pembelahan mitosis. Pada umumnya, bakteri mampu
membelah sekitar 1 — 3 jam sekali. Sebagai contoh, Escherichia coli membelah setiap 20
menit sekali. Dalam waktu singkat, jumlah sel dalam koloni akan terus berlipat ganda dan
suatu generasi ke generasi berikutnya. Namun, pertumbuhan koloni bakteri akan melambat
pada titik tertentu, yaitu ketika kehabisan nutrisi atau terjadi penumpukan sisa-sisa
metabolisme yang meracuni bakteri itu sendiri

Pembelahan biner pada bakteri

2. Reproduksi bakteri secara seksual

Bakteri melakukan reproduksi secara seksual dengan cara rekombinasi gen.


Rekombinasi gen adalah peristiwa bercampurnya sebagian materi gen (DNA) dan dua sel
bakteri yang berbeda sehingga terbentuklah DNA rekombinan. Dalam rekombinasi gen, akan
dihasilkan dua sel bakteri dengan maten genetik campuran dari kedua induknya. Rekombinasi
gen dapat terjadi melalui konjugasi, transduksi, dan transformasi.

a) Reproduksi bakeri dengan konjugasi

Kelemahan reproduksi aseksual untuk bakteri adalah bahwa karena menjadi identik
secara genetik, mereka semua rentan terhadap faktor lingkungan yang sama. Untuk
mengatasi hal ini, evolusi telah memasukkan beberapa faktor yang bakteri gunakan untuk
membuat variasi genetik. Salah satu metode utama adalah konjugasi, yang
memungkinkan bakteri untuk mentransfer bagian dari gen mereka ke bakteri yang lain
ketika mereka kontak. Ketika bakteri melakukan konjugasi, mereka memanfaatkan
struktur yang dikenal sebagai “pilus” untuk mentransfer gen.
Reproduksi bakteri dengan konjugasi

b) Reproduksi bakteri dengan Transformasi

Reproduksi bakteri dengan Transformasi adalah rekombinasi gen yang terjadi


melalui pengambilan langsung sebagian materi gen dari bakteri lain, yang dilakukan oleh
suatu sel bakteri. Bakteri yang mampu melakukan transfonmasi secara alamiah, yaitu
bakteri-bakteri yang dapat memproduksi enzim khusus, antara lain Rhizobium,
Streptococcus, Neisseria, Pneumococcus, dan Bacillus. Dalam teknologi rekayasa gen,
bakteri yang tidak dapat melakukan transformasi secara alamiah dapat dipaksa untuk
menangkap dan memasukkan suatu plasmid rekombinan ke dalam selnya dengan cara
memberikan kalsium kiorida atau melalui suatu proses yang disebut kejut-panas (heat
shock)

Reproduksi bakteri dengan transformasi

Teknik umum lainnya dalam mengubah DNA yang digunakan dalam hubungannya
dengan pembelahan biner adalah “transformasi.” Dengan menggunakan transformasi,
bakteri dapat mengambil DNA dari lingkungan. Biasanya, transformasi dilakukan oleh
bakteri hidup mengambil DNA dari sel-sel bakteri mati, diikuti oleh bakteri mengikat
DNA tua, mengangkut di atas membran. Sel bakteri kemudian menggabungkan DNA
baru, menciptakan, sel bakteri baru berubah yang kemudian mengalami pembelahan
biner untuk menghasilkan jenis bakteri unik secara genetik dibandingkan dengan yang
asli
c) Reproduksi Bakteri dengan Transduksi

Transduksi adalah rekombinasi gen antara dua sel bakteri dengan menggunakan
virus fag. Virus fag yang telah menginfeksi suatu bakteri pada daur litik maupun
lisogenik akan mengandung partikel DNA bakteri. Bila virus fag tersebut menginfeksi
bakteri lainnya, maka terjadilah rekombinasi gen pada bakteri-bakteri yang terinfeksi fag.
Virus fag temperat (virus yang dapat bereproduksi secara litik maupun lisogenik)
merupakan virus yang paling cocok untuk proses transduksi
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

Indikator : 3.4.2 Menjelaskan prinsip klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria


berdasarkan ciri-ciri dan bentuk serta peranannya bagi kehidupan
3.4.3 Menjelaskan karakteristik, klasifikasi dan peranan Cyanobacteria
bagi kehidupan

Archaebacteria ditemukan pada tahun 1977 oleh Carl Woese dan George Fox. Istilah
Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, archaio, yang artinya kuno. Para ahli berpendapat
bahwa Archaebacteria merupakan sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki hubungan
kekerabatan dekat dengan organisme eukariotik (memiliki membran inti sel). Archaebacteria
hidup di lingkungan yang ekstrim, mirip dengan lingkungan awal di bumi.
Istilah Eubacteria juga asalnya dari bahasa Yunani, eu, artinya adalah sejati.
Eubacteria meliputi sebagian besar organisme prokariotik yang dapat hidup di manapun
(kosmopolit). Eubacteria disebut juga Bacteria, yang kemudian disederhanakan menjadi
bakteri. Eubacteria atau Bacteria (bakteri) digunakan sebagai acuan untuk seluruh organisme
prokariotik baik dari kelompok Archabacteria maupun Eubacteria, meskipun Archabacteria
dan Eubacteria sudah dipisahkan dalam kelompok (kingdom) yang berbeda.

1. Archaebacteria
Archaebacteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Organisme prokariotik
b. Komposisi kimia penyusun dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
c. Membran plasmanya mengandung lipid dengan rantai hidrokarbon bercabang yang
tertanam pada gliserol dengan ikatan eter
d. Sebagian besar hidup pada habitat yang ekstrem, misalnya di mata air panas, air laut
yang asin, kawah, lumpur dan gambut.

Klasifikasi Archaebacteria terbagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut.


Berdasarkan metabolisme dan habitatnya yang ekstrem archaebacteria dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu bakteri metanogen, bakteri halofil dan bakteri termofil (termoasidofil).
a. Bakteri Metanogen
Ciri – ciri dari bakteri ini adalah sebagai berikut :
 Hidup di lingkungan yang tidak membutuhkan oksigen (anaerob obligat)
 Mendapatkan energi dengan cara merubah senyawa H 2 dan CO2 menjadi gas metana
(CH4).
 Sebagian besar bakteri ini hidup di lumpur atau di rawa-rawa yang miskin oksigen.
Gas metana yang dihasilkan keluar sebagai gelembung-gelembung yang disebut
sebagai gas rawa. Selain itu, ada juga yang hidup di saluran pencernaan hewan
ruminansia misalnya sapi dan kambing.

© UC Berkeley Electron Microscope Lab


Gambar 1. Methanococcus jannaschii
Contoh spesies bakteri metanogen beserta peranannya:
- Methanobacterium ruminantium (membantu mencerna selulosa dari rumput dan
menghasilkan 400 liter gas metana dalam sehari)
- Lachnospira multipara (menghidrolisis pektin).
- Ruminococcus albus (menghidrolisis glukosa)
- Methanococcus janascii hidup di lumpur dan rawa (mengeluarkan gas metana atau
gas rawa)

b. Halofil Ekstrem
Bakteri halofil (Yunani), halo = garam, philos = pencinta) adalah bakteri yang hidup di
lingkungan dengan kadar garam tinggi. Halofil ekstrim merupakan kelompok
prokariotik yang hidup di tempat yang asin, seperti di Great Salt Lake (danau garam di
Utah, Amerika) dan Laut Mati.
Gambar 2. Bakteri halobacterium

a. Ciri-ciri halofil ekstrem:


1. Bersifat heterotrof
2. Energi didapat dengan melakukan respirasi aerobik dan berfotosintesis
3. Sebagian dari bakteri halofil mampu melakukan fotosintesis karena mempunyai
pigmen berupa bakteriorhodopshin. Pigmen merah/orange (bakteriodopsin)
digunakan untuk memanfaatkan energi cahaya dalam mengubah CO 2 menjadi
bahan organik
4. Hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi, sepuluh kali keasinan air laut.
5. Hidup berkoloni dan dapat membusukkan bahan makanan yang diasinkan

b. Contoh bakteri halofil yaitu Halobacterium salinarium, Halococcus.


c. Termofil ekstrim (Termoasidofilik)
Bakteri termofil adalah bakteri yang hidup pada lingkungan bersuhu tinggi
Ciri-ciri termofil ekstrim:

1. Hidup di tempat bersuhu tinggi mencapai 113oC dan bersifat asam yaitu pH diatas 2.
2. Hidup dengan mengoksidasi sulfur
3. Hidup di lubang vulkanis, kawah vulkanis dan mata air bersulfur

4.
Gambar 3. Sulfolobus sp.

Contoh termofil ekstrim:

1. Geogemma → dapat bertahan hidup selama 2 jam pada suhu 130oC


2. Pyrodictium → diisolasi dari dasar laut
3. Thermoproteus → hidup di perairan panas yang kaya belerang
4. Sulfolobus → hidup di mata air panas dan kadang di tanah
Bakteri Sulfolubus hidup di mata air sulfur di Yellowstone National Park

Peranan Archaebacteria bagi Kehidupan Manusia

1. Enzim dari Archaebacteria ditambahkan ke dalam sabun cuci atau detergen untuk
meningkatkan kemampuan sabun cuci dan deterjen pada suhu dan pH tinggi.
2. Beberapa enzim Archaebacteria juga digunakan dalam industri makanan untuk
mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat).
3. Beberapa jenis Archaebacteria digunakan untuk mengatasi pencemaran, misalnya
tumpahan minyak.

2. Eubacteria (bakteri sejati)

Eubacteria adalah bakteri yang bersifat prokariot. Inti dan organelnya tidak memiliki
membran, bersifat uniseluler, bersifat mikroskopik, serta mempunyai dinding sel yang
tersusun dari peptidoglikan Selnya dapat berbentuk bulat atau batang yang lurus, terpisah-
pisah atau membentuk koloni berupa rantai, serta bertindak sebagai dekomposer pengurai.
Bakteri ini hidup secara parasit dan patogenik. Akan tetapi, ada pula yang bersifat fotosintetik
kemoautotrof. Eubacteria menjadi unsur yang sangat penting dalam proses daur ulang
nitrogen dan elemen lain. Selain itu, beberapa Eubacteria Dapat dimanfaatkan dalam proses
industri. Eubacteria terbagi menjadi enam filum, yaitu bakteri ungu, bakteri hijau, bakteri
gram positif, Spirochaeta Prochlorophyta dan Cyanobacteria

Ciri-ciri eubacteria
1. Mikroorganisme dengan rata-rata panjang 2 – 3 µm, lebar 1 – 2 µm, dan diameter 1
mikron
2. Bersifat uniseluler, hidup secara sendiri-sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni);
3. Bentuk sel relatif tetap karena dinding sel tersusun atas peptidoglikan;
4. Mampu membentuk endospora yaitu spora berdinding tebal yang tahan terhadap
kondisi lingkungan yang buruk;
5. Struktur tubuh tersusun atas kapsul, dinding sel, membran plasma, sitoplasma, DNA,
mesosom, ribosom, dan plasmid;
6. Reproduksi terjadi secara aseksual dan seksual, secara aseksual melalui pembelahan
biner dan seksual meliputi konjugasi, transformasi, dan transduksi

Klasifikasi eubacteria

Beberapa kelas dalam Eubacteria adalah sebagai berikut :


a. Kelas Azotobacteraceae Ciri-ciri yang dimiliki oleh bakteri kelas
Azotobacteraceae Adalah sel berbentuk batang, hidup bebas di dalam tanah, mirip sel
khamir,dan pada kondisi aerob dapat menambat Misalnya, Azotobacter chlorococcum,
Azotobacter indicus, dan Azotobacter agilis

b. Kelas Rhizobiaceae Ciri-ciri bakteri kelas Rhizobiaceae adalah sel


Berbentuk batang atau bercabang, bersimbiosis dengan legominosae membentuk bintil
akar, dan mengonversi nitrogen udara yang dapat bermanfaat bagi tumbuhan
leguminosae. Misalnya, Rhizobium leguminosarum Membentuk bintil akar pada akar
Lathyrus, Pisum, Vicia Rhizobium japonicum Pada kedelai Agrobacterium tumefaciens
menimbulkan pembengkakan pada akar pohon

c. Kelas Micrococcaceae
Ciri-ciri bakteri kelas Micrococcaceae adalah sel berbentuk ,berbentuk koloni tetrade,
serta kubus dan massa tidak beraturan. Contohnya, Sarcia dan Staphyloccus aureus
yang bersifat patogen serta dapat menimbulkan berbagai penyakit

a. Kelas Enterobacteriaceae
Kelas Eubacteria yang terdapat dalam kelas Enterobacteriaceae mbulkan fermentasi
anaerobik pada glukosa atau laktosa, hidup sebagai dekomposer pada serasah atau
patogen pada manusia, luran pernapasan dan saluran kencing Vertebrata. Contohnya
E.coli yang terdapat di usus besar manusia dan Vertebrata; Salmonela Typhosa yaitu
patogen penyebab penyakit tifus; serta Shigella Dysenteriae penyebab disentri

b. Kelas Lactobacillaceae
Illaceae berbentuk peluru dan dapat menimbulkan asam laktat. Contohnya,
Lactobacillus caucasicus Yang membantu pembuatan yogurt; Streptococcus pyogenes
yang dapat menimbulkan nanah atau keracunan darah pada manusia; serta Diplococcus
pneumonia sebagai penyebab pneumonia.

c. Kelas Bacillaceae
Sel Bacillaceae berbentuk batang dan berfungsi sebagai pembentuk endospora.
Misalnya, Bacillus antraks penyebab penyakit antraks dan Clostridium pasteurianum
yaitu bakteri anaerob
.
g. Kelas Neisseriaceae
Sel Neisseriaceae berbentuk peluru dan umumnya n.Misalnya, Neisseria meningitidis
yaitu bakteri penyebab meningitis;Neisseria gonorrhoeae penyebab penyakit kencing
nanah; serta Veillonella parvula berada di mulut dan saluran pencernaan manusia dan
hewan

Peranan Eubacteria bagi Kehidupan Manusia

 Bakteri yang menguntungkan

1. Lactobacillus casei digunakan dalam pembuatan keju.


2. Streptoccocus lactis dan S. cremonis digunakan dalam pembuatan keju dan mentega.
3. Lactobacillus citrovorum digunakan untuk memberi aroma pada mentega dan keju.
4. Bacillus brevis menghasilkan antibiotik tirotrisin .
5. Bacillus subtilis menghasilkan antibiotik basitrasin.
6. Bacillus polymyxa menghasilkan antibiotik polimixin.
7. Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan nitrobacter berperan dalam proses penambahan
kesuburan tanah ( membentuk humus )
8. Acetobacter penting dalam pembuatan asam cuka dan nata de coco.
9. Beberapa asam lemak penting dapat dihasilkan oleh bakteri, misalnya : asam
propionat dihasilkan oleh Propionibacterium (penting dalam pembentukan keju);
asam butirat dihasilkan oleh beberapa spesies dari genus Clostridium. Asam butirat ini
penting untuk menghasilkan butil alkohol, aseton, dan isopropil alkohol.
10. Beberapa bakteri saproba berperan penting dalam pembuatan biogas yang
dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.

 Bakteri merugikan (penyebab penyakit)

1. Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini menyerang paru – paru dan menyebabkan


penyakit TBC. .
2. Treponema pertenue, bakteri ini penyebab penyakit patek (frambusia).
3. Yersinia pestis, bakteri ini menyerang manusia dan binatang pengerat (rodentia)
menyebabkan penyakit pes (sampar).
4. Clostridium tetani, bakteri ini penyebab penyakit tetanus.
5. Neisseria gonorrhoeae, bakteri ini menyerang saluran kandung kemih dan
menyebabkan penyakit kencing nanah.

C. Cyanobacteria( Bakteri Hijau Biru)


Ciri Struktural Ganggang biru-hijau Cyanobacteria . Ganggang biru-hijau bukan
jenis ganggang melainkan sejenis bakteri yang disebut cyanobacteria. Cyanobacteria
adalah organisme prokariotik bersel tunggal dan merupakan bentuk kehidupan yang paling
sederhana. Mereka memproduksi makanan mereka sendiri dengan fotosintesis seperti
tanaman, tetapi sel cyanobacteria lebih sederhana dari karakteristik struktural organisme
eukariotik.

Ciri-ciri Cyanobacteria adalah sebagai berikut.

 Inti tidak diselubungi dengan membran


 Umumnya Alga hijau biru habitat di perairan dengan pH netral dan juga sedikit basa
 Cyanobacteria hidup berbagai tempat seperti tanah, perairan, batu-batuan, serta
bongkahan batu
 Memiliki klorofil dan karatenoid, fikosianinm, dan terkadang fikoeritrin.
 Dinding sel yang terletak antara plasmalema dan selubung lendir
 Sebagian dari Cyanobacteria yang dapat berkoloni dengan bentuk filamen memiliki
heterosista dengan spora yang istirahat atau disebut dengan resting spore. Heterosista
adalah sel yang lebih tebal dan tidak memiliki inti. Spora istirahat adalah spora yang
dindingnya sangat tebal dan didalamnya berisi sel.
 Bentuk organisme bisa uniseluler seperti Chroococcus, Analytis, sedangkan yang
berkoloni seperti Merismopedia, Nostoc, Microcystis atau filamen seperti
Oscillatoria, Mircocoleus, Anabaena. Sel yang membentuk koloni adalah serupa;
sedangkan bentuk filamen tersusun dari sekumpulan sel yang membentuk rantai,
trikoma (seperti tabung), atau selubung.
 Dapat bergerak dengan pergerakan meluncur
 Tidak berflagel

Macam-macam spesies dari Cyanobacteria adalah sebagai berikut....

- Gloeocapsa - Nostoc
- Chroococcus - Analytis
- Oscillatoria - Gloetricha
- Mircocoleus - Tolypothrix
- Anabaena - Microcystis
- Merismopedia

Peranan Cyanobacteria dalam kehidupan

a. Manfaat Cyanobacteria adalah :

1. Cyanobacteria yaitu sebagai pengikat nitrogen bebas yaitu mengikat nitrogen yang
utama di alam, nitrogen sendiri sangat diperlukan oleh tanaman sehingga
cyanobacteria menguntungkan untuk tanaman contohnya adalah : Nostoc Commune,
Anabaena Cycadae dan Anabaena azollae.
2. Sebagai vegetasi perintis , yaitu dengan cara membentuk lapisan pada permukaan
tanah gundul sehingga mampu hidup pada lingkungan yang kurang menguntungkan
dimana tumbuhan lain tidak dapat hidup di daerah itu.
3. Cyanobacteria juga berperan sangat penting untuk menambah materi-materi organik
ke dalam tanah.
4. Spirulina diperlukan oleh manusia sebagai sumber pangan yang mengandung banyak
sekali protein di dalamnya. Oleh karena itu Spirulina bisa digunakan untuk
dikembangkannya sumber pangan di masa datang karena Spirulina ini dalam bentuk
pil.

b. Kerugian Cyanobacteria :

1. Beberapa Spesies dari Cyanobacteria memproduksi racun syaraf (neurotoksin) seperti


ular yang sangat berbahaya bagi hewan dan manusia biasanya racun ini menyerang
hati ( hepatotoksin ) dan sel ( sitotoksin ) mereka membentuk endotoksin sehingga
sangat berbahaya bagi hewan maupun manusia.
2. Jika terlalu banyak Cyanobacteria menempel pada tembok bangunan maka lama-
kelamaan tembok rumah tersebut akan cepat mengalami keretakan.
3. Cyanobacteria juga bisa merugikan akibat ulah manusia yaitu Cyanobacteria dapat
hidup di lingkungan yang mengandung kadar fosfat dan nitrogen yang tinggi. Kadar
tersebut pada suatu lingkungan perairan sering diakibatkan oleh pencemaran limbah
industri dan pertanian. Kondisi ini dapat mengakibatkan tumbuhnya Cyanobacteria
secara berlimpah. Limpahan tersebut dapat menutupi permukaan perairan sehingga
matahari dan oksigen yang dibutuhkan organisme lain dalam perairan berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

https://marianatanumihardja.wordpress.com/2013/10/26/ciri-dan-penggolongan-
archaebacteria-dan-eubacteria/

Irnaningtyas Biology kls X Erlangga,jakarta

http;// Biology sains 2015 monera

http://www.ilmuku.com/file.php/1/Simulasi/mp_255/images/hal4a.jpg

http://www.sridianti.com/ciri-struktural-ganggang-biru-hijau-cyanobacteria.html

http://www.sridianti.com/jenis-reproduksi-bakteri.html

Anda mungkin juga menyukai