Anda di halaman 1dari 8

REYFANA ERZANIA / 03422119245

REGULER 1 19 C / FARMAKOLOGI I

SISTEM SARAF

1. jelaskan apa perbedaan antara adrenergik, adrenergika,  adrenolitik, kolinergik,


kolinergika dan anti kolinergika 

N Perbedaan
o
1. adrenergik Nama dari saraf (orto) simpatis
2. adrenergika zat-zat yang dapat menimbulkan (sebagian) efek yang sama
dengan stimulasi susunan ortosimpatikus (SO) dan
melepaskan noradrenalin di ujung-ujung sarafnya,
3. adrenolitik Zat zat yang bekerja terhadap saraf orto simpatis yang
menekan saraf simpatis atau melawan efek adrenergik.
4. kolinergik Nama dari saraf parasimpatis
5. kolinergika sekelompok zat yang dapat menimbulkan efek yang sama
dengan stimulasi susunan parasimpatis karena melepaskan
neurohormon asetilkolin di ujung-ujung neuronnya.
6. anti kolinergika Zat-zat yang bekerja terhadap saraf parasimpatis yang
melawan efek kolinergika.

2. Sebutkan contoh obat adrenergika, adrenolitik, kolinergika dan anti kolinergika

N Contoh Obat
o
1. Adrenergika Epinefrin, norepinefrin, isoproterenol, dopamin, dobutamin,
amfetamin, metamfenamin, efedrin, metoksamin, fenilefrin,
mefentermin, metaraminol, fenilpropanolamin.
2. Adrenolitik Alkaloida secale dan propranolol.
3. Kolinergika Pilokarpin dan fisostigmin.
4. Anti Kolinergika Alkaloida belladone dan propantelin.

3. Apa nama lain dari adrenergik, adrenergika,  adrenolitik, kolinergik, kolinergika dan
anti kolinergika 

 Adrenergik = (orto) simpatis

 Adrenergika = Simpatomimetika

 Adrenolitik = Simpatolitika

 Kolinergik = Parasimpatis

 Kolinergika = Parasimpatomimetik

 Anti Kolinergika  = Parasimpatolitik

4. Jelaskan mekanisme kerja obat adrenergika,  adrenolitik,  kolinergika dan anti


kolinergika  secara langsung dan tidak langsung serta penghambat neuron ganglion 

a. Obat Adrenergika

 Zat-zat yang bekerja langsung pada reseptor organ tujuan (adrenalin, NA,
isoprenalin), efedrin dan dopamin dapat bekerja langsung & tak langsung.
 Zat-zat yang bekerja tidak langsung, yaitu dengan cara merangsang
pengeluaran NA dari tempat penyimpanannya (di ujung saraf adrenergik /
simpatik), contoh : efedrin, amfetamin, guanetidin,dan reserpin.

Berdasarkan titik kerjanya pada sel-sel efektor dari organ ujung adrenergik dibagi
menjadi reseptor α (alpha) dan β (beta). Berdasarkan efek fisiologisnya dibagi
menjadi α1 (alpha-1) dan α2 (alpha-2) serta β1 (beta-1) dan β2 (beta-2)

 Alfa-1 : menimbulkan vasokonstriksi dari otot polos dan menstimulir sel-


sel kelenjar dengan bertambahnya sekresi ludah dan keringat.
 Alfa-2 : menghambat pelepasan noradrenalin pada saraf-saraf adrenergik
dengan turunnya tekanan darah, pelepasan Acetilkolin di saraf kolinergik
dalam usus terhambat shg menurunkan peristaltik usus.
 Beta-1 : memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung.
 Beta-2 : bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme glikogen dan lemak.
Lokasi reseptor ini umumnya adalah sebagai berikut :
 Alfa-1 dan beta-1 : postsinaptis, artinya lewat sinaps di organ efektor.
 Alfa-2 dan beta-2 : presinaptis dan ekstrasinaptis, yaitu dimuka sinaps
atau diluarnya, seperti dikulit otak, rahim, dan trombosit

b. Obat Adrenolitik

 Alfa bloker

Adalah zat-zat yang memblokir dan menduduki reseptor alfa sehingga


melawan vasokonstriksi perifer yang disebabkan noradrenalin. Efek
utamanya adalah vasodilatasi perifer untuk mempelancar darah dibagian
kulit. Seperti derivat imidazolin (tolazolin, fentolamin), derivat
haloalkilamin (dibenamin, fenoksibenzamin), alkaloida secale (ergotamin,
ergotoksin), prazosin, tetrazosin dan yohimbin.

 Beta bloker

Zat-zat yang menduduki reseptor beta sehingga melawan efek stimulasi


noradrenalin pada jantung dan efek bronkodilatasinya. Digunakan pada
pengobatan gangguan jantung (angina pektoris, aritmia), hipertensi dan
meringankan kepekaan jantung oleh rangsangan stress, emosional dan
kerja berat. Contohnya propanolol dan turunannya.

 Beta bloker

Zat-zat yang menduduki reseptor beta sehingga melawan efek stimulasi


noradrenalin pada jantung dan efek bronkodilatasinya. Digunakan pada
pengobatan gangguan jantung (angina pektoris, aritmia), hipertensi dan
meringankan kepekaan jantung oleh rangsangan stress, emosional dan
kerja berat. Contohnya propanolol dan turunannya.

c. Obat Kolinergika

 Glaukoma, yaitu penyakit mata yang bercirikan peningkatan tekanan


cairan mata intra okuler yang bisa menjepit saraf mata dan dapat
menyebabkan kebutaan. Obat ini bekerja dengan jalan midriasis seperti
pilokarpin, karbakol dan fluostigmin.

 Myastenia grafis, yaitu penyakit autoimun yang bercirikan keletihan dan


kelemahan dari terutama otot-otot muka, mata dan mulut yang dapat
menyebabkan kelumpuhan. Contoh fisostigmin dan derivatnya.
 Demensia alzheimer, disebabkan karena kadar asetilkolin diotak
berkurang. Digunakan penghambat kolinesterase untuk mencegah
perombakan dan meningkatkan kadar asetilkolin diotak. Contoh takrin,
rivastigmin, netrifonat, dll.

 Atonia, yaitu kelemahan otot polos akibat setelah pembedahan besar


yang menyebabkan stress bagi tubuh. Akibatnya dapat timbul aktifitas
saraf adrenergik dengan efek obstipasi, sukar buang air kecil, bahkan
lumpunya gerakan peristaltik usus. Contoh prostigmin dan karbakol.

d. Obat Anti-Kolinergika

 Spasmolitika, dengan meredakan ketegangan otot polos, merelaksasi


kejang dan kolik disaluran lambung usus, empedu dan kemih.

 Midriatikum, dengan melebarkan pupil mata dan mengurangi


akomodasinya.

 Mengurangi tonus dan motilitas saluran lambung usus, juga sekresi getah
lambung.

 Hiperhidrosis, dengan menekan sekresi keringat yang berlebihan

 Berdasarkan efeknya terhadap sistim saraf sentral


- Sedatif pada premedikasi operasi bersama anestetika umum.
- Parkinson

5. sebutkan indikasi kapan obat adrenergika,  adrenolitik,  kolinergika dan anti


kolinergika diberikan? 
a. Obat Adrenergika

 Pada shock guna memperkuat kerja jantung (beta-1) dan melawan


hipotensi (alfa-1), contoh : adrenalin dan noradrenalin(NA)

 Pada asma untuk broncodilatasi (beta-2), contoh : salbutamol dan


turunannya, adrenalin dan efedrin

 Pada hipertensi , menurunkan ketahanan perifer & dinding pembuluh


dg memblok pelepasan NA (alfa-2) & alfa-1. contoh : propranolol

 Sebagai vasodilator perifer (beta-2) di betis, contoh : buflomedil pd


penyakit claudicatio intermittens

 Pada pilek guna menciutkan mukosa yang bengkak (alfa), contoh :


turunan imidazol, efedrin dan adrenalin

 Sebagai midriatikum guna melebarkan pupil (alfa), contoh : fenilefrin


dan nafazolin

 Pada obesitas yaiu untuk menekan nafsu makan, contoh : fenfluramin


dan mazindol

 Pada nyeri haid & menghambat kontraksi untuk relaksasi otot rahim
(beta-2), contoh : ritodrin

b. Obat Adrenolitik

 Yohimbin
Alkaloida dari Corynanthe Yohimbe yang berkhasiat adrenolitik lemah
dan singkat. Digunakan sebagai anestetika lokal dan antidiuretika.

 Derivat alkaloida secale

Ergotamin dan ergosin, ergotoksin (ergokristin, ergokriptin dan


ergokornin), ergometrin atau ergonovin.

c. Obat  Kolinergika

 Glaukoma, yaitu penyakit mata yang bercirikan peningkatan tekanan


cairan mata intra okuler yang bisa menjepit saraf mata dan dapat
menyebabkan kebutaan. Obat ini bekerja dengan jalan midriasis seperti
pilokarpin, karbakol dan fluostigmin.

 Myastenia grafis, yaitu penyakit autoimun yang bercirikan keletihan dan


kelemahan dari terutama otot-otot muka, mata dan mulut yang dapat
menyebabkan kelumpuhan. Contoh fisostigmin dan derivatnya.

 Demensia alzheimer, disebabkan karena kadar asetilkolin diotak


berkurang. Digunakan penghambat kolinesterase untuk mencegah
perombakan dan meningkatkan kadar asetilkolin diotak. Contoh takrin,
rivastigmin, netrifonat, dll.

 Atonia, yaitu kelemahan otot polos akibat setelah pembedahan besar


yang menyebabkan stress bagi tubuh. Akibatnya dapat timbul aktifitas
saraf adrenergik dengan efek obstipasi, sukar buang air kecil, bahkan
lumpunya gerakan peristaltik usus. Contoh prostigmin dan karbakol.
 Asetilkolin, sudah tidak digunakan dalam pengobatan. Persenyawaan
uretan dari asetilkolin yang digunakan adalah karbakol..

 Neostigmin, digunakan pada kelemahan otot seperti atonia kandung


kemih dan usus, melawan sifat toksis dari atropin, miotikum, myastenia
grafis.

d. Obat Anti Kolinergika

 Spasmolitika, dengan meredakan ketegangan otot polos, merelaksasi


kejang dan kolik disaluran lambung usus, empedu dan kemih.
 Midriatikum, dengan melebarkan pupil mata dan mengurangi
akomodasinya.
 Mengurangi tonus dan motilitas saluran lambung usus, juga sekresi
getah lambung.
 Hiperhidrosis, dengan menekan sekresi keringat yang berlebihan.

 Zat-zat amin tersier

- Adifenin, sebagai anestetika lokal

- Kamilofen (turunan adifenin), bekerja khusus pada saluran empedu


dan kemih

- Oksifensiklamin, digunakan pada borok lambung dan kejang-kejang


disaluran empedu, lambung-usus serta organ urogenital.

Anda mungkin juga menyukai