Anda di halaman 1dari 4

Sigario Hutama Putra

165130107111037 / 2016C

Jurnal Observasi

TINGKAH LAKU MAKAN ELANG LAUT PERUT PUTIH (Haliaeetus leucogaster) DI PUSAT
PENYELAMATAN SATWA TASIK OKI SULAWESI UTARA

Andrew Loindong*), H. Kiroh, I. Wahyuni dan J. L. P. Saerang

Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115.

 Interpretasi Data
o Elang laut perut putih yang dipelihara di Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki
melakukan aktivitas makan 8% dalam aktivitas hariannya dan makanan yang
dikonsumsi elang laut adalah ikan yang disediakan dalam kolam serta memakan
sesama jenisnya sendiri. Elang laut menggunakan 3% waktunya untuk mengamati,
1% untuk menangkap mangsa dan waktu paling banyak adalah untuk memakan
mangsa 96% saat memangsa ikan. Intensitas makan elang laut meningkat 50% saat
melakukan kanibalisme dibanding memakan ikan.
o Data tersebut termasuk data statistika kualitatif karena hasil yang diperoleh
didapatkan melalui suatu proses menggunakan teknik analisis mendalam dan tidak
bisa diperoleh secara langsung.
 Rancangan Analisa Data
o Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan prosedur pengamatan
tingkah laku menggunakan teknik Focal Animal Sampling. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan dan analisis data akan disajikan secara deskriptif dan histogram.
o Durasi teknik focal animal sampling dalam satu kali pengambilan data akan
menyesuaikan dengan tingkah laku makan elang laut perut putih. Pengulangan
pengambilan data pada penelitian ini dilakukan sebanyak 14 kali. Dalam
pengamatan yang akan dilakukan berjarak 3m sampai 4m dari lokasi kandang.
o Data yang diperoleh pada hasil pengamatan dianalisis dan disajikan secara deskriptif
dan histogram. Deskripsi hasil penelitian akan meliputi tingkah laku makan
berdasarkan variable penelitian serta parameter pada setiap variabel.
Jurnal Laboratorium Experimen

Perubahan Nilai Hematologi, Biokimia Darah, Bobot Organ dan Bobot Badan Tikus Putih pada
Umur Berbeda

Marice Sihombing, Sulistyowati Tuminah

Laboratorium Hewan Percobaan dan Toksikologi,


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Jl Percetakan Negara No 29, Jakarta 10560
Email: marice@litbang.depkes.go.id

 Interpretasi Data

o Hasil penelitian ini diketahui kenaikan bobot tikus putih sejalan dengan
bertambahnya umur. Hasil pemeriksaan nilai hematologi (Hb, hematokrit, eritrosit
dan lekosit) dan nilai biokimia darah (SGPT, SGOT, gula darah dan total protein)
berada dalam kisaran normal sesuai dengan masing-masing kelompok umur. Secara
umum ada kenaikan bobot organ (hati, ginjal, paru-paru, dan limfa) tikus putih
seiring dengan bertambahnya umur tikus.
o Data diatas termasuk dalam data statistika kuantitatif karena hasil data tersebut bisa
berubah-ubah atau bersifat variatif berdasarkan variabel yang ada. Perhitungan
secara kuantitatif dapat dilakukan untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Karena
pada jurnal kesimpulan didapatkan setelah dilakukan perhitungan terhadap nilai
rataan makan, bobot organ, nilai hematologi pada hewan coba.
 Analisa Data
o Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan dengan metoda Cyanmethemoglobin dan
kadar gula darah ditentukan dengan menggunakan alat glukometer. Pemeriksaan
jumlah sel darah merah (eritrosit) dilakukan dengan menggunakan larutan
pengencer Hayem kemudian dihitung menggunakan kamar hitung (neubauer) di
bawah mikroskop dengan pembesaran 100x. Hal yang sama juga dilakukan untuk
menghitung jumlah lekosit dengan larutan pengencer Turk.

Anda mungkin juga menyukai