DISUSUN OLEH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang bioteknologi
pertambangan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi
para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Peranan bakteri dalam melepaskan logam dari cebakan batuan bumi baru diketahui
belum lama berselang. Laoran pertama menyatakan bahwa baru pada tahu 1920-an
diketahui ada bakteri tertentu yang berperan dalam pelepasan Zn dan FeS dari batuan,
meskipun saat itu belum teridenfikasi (Weiss, 1973; Miller & Risatti, 1988). Peranan
seseunghunya bakteri didalam melepaskan logam baru diketahui pada tahun 1947, yaitu
ketika Arthur Colmer 7 M.E. hinkie dariWest Virginia University di Morgantown dapat
mengidentifikasi jenis bakteri tersebut. Bakteri tersebut kini disebut Thiobacillus
ferrooxidans, yang berperan utama melepaskan logam dari sulfide cebakan.
Di antara kelompok Thiobacilli, Thiobacillus ferrooxidans telah muncul sebagai
sebuah bakteri ekonomi yang signifikan di bidang pencucian bijih sulfida sejak
penemuannya pada 1950 oleh Colmer et al. Penemuan T.ferrooxidans menyebabkan
pengembangan cabang baru dari ilmu metalurgi disebut “biohydrometallurgy” yang
berurusan dengan semua aspek dari mikroba dimediasi ekstraksi logam dari mineral atau
limbah padat dan drainase tambang asam dll
Biohidrometalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan
perekayasaan mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral
(mineral dressing), ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy), proses
produksi logam (mechanical metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam (physical
metallurgy). Salah satu cabangnya adalah Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam
menjadi logam murni dengan cara penambahan mkhluk hidup seperti bakteri. Misalnya :
Thiobacillus ferrooxidan berperan memisahkan logam dari bijihnya atau kotoran sehingga
didapat logam berkualitas tinggi.
D. Mekanisme Pemanfaatan T. ferrooxidans dalam pemisahan logam besi
T. ferroxidans adalah bakteri pelepas logam yang paling banyak diteliti, berbentuk
batang kecil, menyukai temapat yang sangat asam dengan pH optimum berkisar anatara
1,5-2,5. Bakteri ini mampu mendapatkan energi dari oksida besi (Fe2+) dan menjadi (Fe3+)
dan dengan mengoksidasi bentuk tereduksi sulfur menjadi asam sulfat.
T. ferrooxidans adalah bakteri yang paling aktif di tambang limbah akibat asam dan
polusi logam. Situs drainase tambang asam ekstrim juga mengekspos tingkat tinggi pirit,
suatu unsur yang mudah teroksidasi oleh T. ferrooxidans. Ini kapasitas oksidasi pirit-telah
dimanfaatkan dalam industri desulfurisasi batubara. T. ferrooxidans digunakan dalam
pengolahan mineral industri dan proses bioleaching. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk
menyerang sulfida yang mengandung mineral sulfida larut dan mengkonversi logam seperti
tembaga dan seng ke dalam sulfat larut mereka logam.
T. ferrooxidans berasal energi dari oksidasi besi ferro menjadi besi ferri, dan mengurangi
senyawa sulfur menjadi asam sulfat. Deposit belerang bisa menumpuk di dinding sel
bakteri. Produk sampingan lain dari metabolisme (asam sulfat) kadang-kadang
berhubungan dengan korosi oksidatif dari beton dan pipa. Dalam lingkungan
tanah, T. ferrooxidans berguna sebagai sumber slow release fosfat dan sulfat untuk
pemupukan tanah. (Kuenen, J. Gijs, et al.1992)
Reaksi pelepasan logam biasanya meliputi pengubahan cebakan logam yang tidak
larut, biasanya berupa sulfida, menjadi senyawa yang larut dan logam yang diinginkan lebih
mudah dimurnikan atau diekstrak. Bakteri pelepas logam dapat melakukan perubahan ini
secara langsung dengan mngoksidasi sulfida logam sehingga terbentuk besi ferri, asam
sulfat dan sulfat logam dan hasil logam tergantung jenis cebakanya (Maha dan cork,1990;
torma 1997; Ohmura et all. 1993)
Beberapa reaksi pelepasan logam sebagai hasil serangan bakteri T. ferrooxidans langsung
adalah ;
4FeS2(pirit ) + 15O2 + H2O à 2 Fe2(SO4)3 + 2H2SO4….. 1
4CuFeS2 (khalkopirit) + 17 O2 + H2SO4 à4CuSO4 + 2Fe(SO4)3 + 2H2O…2
2FeAsS (arsenopirit) + 2O2 + H2O à 2FeSO4 + 2 H2SO4 …3
CuS (kovelit) + 2O2 à CuSO4 ……4
Pelepasan logam dari mineral oleh bakteri dapat juga secara tidak langsung. Seperti
diperlihatkan pada reaksi berikut ;
4FeS2 (pirit) + 2Fe(SO4)3 à 6Fe(SO4) + 4S…….. 5
CuS (kovelit) + Fe2 (SO4)3 à CuSO4 + 2F(SO4) + S………..6
Besi ferri dan asam sulfat terbentuk melalui oksidasi langsung sulfide logam mampu
mengokidasi sendiri cebakan tertentu untuk membentuk oksidasi dan sulfat yang larut
dalam larutan asam.
1. berguna sebagai sumber slow release fosfat dan sulfat untuk pemupukan
tanah.
2. Thiobacillus ferroxidans merupakan bakteri kemolitotrof, dimana bakteri
kemo dapat mengambil dan mngumpulkan io-ion logam beracun sehingga
bermanfaat untuk memindahkan polutan dari air limbah. usaha
memperbaiki kualitas lahan termasuk tanah dan air serta pencemaran
dengan menggunakan mikroorganisme disebut bioremediasi
3. Thiobacillus dapat membantu produsen logam menghemat energi,
mengurangi polusi dan demikian menekan biaya produksi