Anda di halaman 1dari 10

BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PERTAMBANGAN

DISUSUN OLEH

NAMA : Andi Muh Arul Efansyah


KELAS : XII MIPA 1
NO.URUT : 04
NIS : 1613014
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat,
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang bioteknologi
pertambangan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi
para pembaca.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata,tiada gading yang tak retak,demikian pula dengan makalah


ini,masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,saran dan kritik yang membangun
tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Maros , Februari 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bioteknologi dapat digunakan untuk berbagai keperluan,misalnya : bidang


kedokteran,pertanian dan lain sebagainya termasuk bidang pertambangan.Dalam bidang
pertambangan dikenal sebagai istilah mealurgi.Metalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji
proses pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam

Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral (mineral dressing),


ekstraksilogamdari konsentrat mineral(extractive metallurgy), proses produksi logam(mechanical
metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam(physical metallurgy). Salah satu cabangnyaadalah
Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logammenjadi logam murni dengan cara penambahan
makhluk hidup seperti bakteri.Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan
digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia. Logam berat
masih termasuk golongan logamdengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain.
Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk
kedalam organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanyamenimbulkan efek-
efek khusus pada mahluk hidup.Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber.
Pertama dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawiserta dari
tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah
3ndustry.

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi ?


2. Apa yang dimaksud dengan Penambangan ?
3. Apa dampak positif dan negatif bioteknologi pertambangan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup


(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan
bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan
dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata
lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam
proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang
lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti,
maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi
hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan
penemuanvaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat
proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah
penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin
dapat dilakukan secara massal.
B. PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG PERTAMBANGAN

Di bidang pertambangan berkembang bioteknologi untuk memisahkan logam dari


bijihnya yaitu dengan pemanfaatan bakteri Thiobacillus ferroxidans. Bakteri ini merupakan
bakteri kemolitotrof yang mampu memisahkan logam dari bijihnya. Energy yang digunakan
Thiobacillus ferroxidans dalam memisahkan logam dari bijihnya berasal dari hasil oksidasi
senyawa anorganik khususnya senyawa besi dan belerang. Asam sulfat dari besi sulfat
melarutkan logam dari bijihnya.
Mikroorganisme bermanfaat dalam pertambangan karena alasan-alasan
berikut. Tidak merusak lingkungan dibandingkan pengolahan dengan bahan kimia. Lebih
banyaknya mineral yang dapat menggunakan mikroorganisme dalam pengolahannya.
Mikroorganisme mampu mengumpulkan mineral dari bijih yang hanya mengandung sedikit
mineral. Bijih miskin mineral ini tidak layak diproses secara konvensional.
Berikut ini adalah tahapan bakteri dalam memisahkan tembaga dari bijihnya, yaitu :
a. Bakteri bereaksi dengan melarutkan senyawa belerang dan besi dalam batuan.
Selanjutnya, bakteri mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
b. Unsure S dalam FeS2 bereakasi dengan ion hydrogen dan molekul oksigen membentuk
H2SO4.
c. Ion Fe3+ pada bijih yang mengandung CuSO4 mengoksidasi ion Cu+menjadi Cu2+ dan
bereaksi dengan SO42- dari H2SO4 sehingga membentuk CuSO4.
d. Reaksi selanjutnya adalah sebagai berikut :
e. CuSO4 + 2Fe + H2SO4 → 2FeSO4 + Cu + 2H+
C. SEJARAH DAN DEFINISI THIOBACILLUS FERROOXIDANS

Peranan bakteri dalam melepaskan logam dari cebakan batuan bumi baru diketahui
belum lama berselang. Laoran pertama menyatakan bahwa baru pada tahu 1920-an
diketahui ada bakteri tertentu yang berperan dalam pelepasan Zn dan FeS dari batuan,
meskipun saat itu belum teridenfikasi (Weiss, 1973; Miller & Risatti, 1988). Peranan
seseunghunya bakteri didalam melepaskan logam baru diketahui pada tahun 1947, yaitu
ketika Arthur Colmer 7 M.E. hinkie dariWest Virginia University di Morgantown dapat
mengidentifikasi jenis bakteri tersebut. Bakteri tersebut kini disebut Thiobacillus
ferrooxidans, yang berperan utama melepaskan logam dari sulfide cebakan.
Di antara kelompok Thiobacilli, Thiobacillus ferrooxidans telah muncul sebagai
sebuah bakteri ekonomi yang signifikan di bidang pencucian bijih sulfida sejak
penemuannya pada 1950 oleh Colmer et al. Penemuan T.ferrooxidans menyebabkan
pengembangan cabang baru dari ilmu metalurgi disebut “biohydrometallurgy” yang
berurusan dengan semua aspek dari mikroba dimediasi ekstraksi logam dari mineral atau
limbah padat dan drainase tambang asam dll
Biohidrometalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan
perekayasaan mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral
(mineral dressing), ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy), proses
produksi logam (mechanical metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam (physical
metallurgy). Salah satu cabangnya adalah Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam
menjadi logam murni dengan cara penambahan mkhluk hidup seperti bakteri. Misalnya :
Thiobacillus ferrooxidan berperan memisahkan logam dari bijihnya atau kotoran sehingga
didapat logam berkualitas tinggi.
D. Mekanisme Pemanfaatan T. ferrooxidans dalam pemisahan logam besi

T. ferroxidans adalah bakteri pelepas logam yang paling banyak diteliti, berbentuk
batang kecil, menyukai temapat yang sangat asam dengan pH optimum berkisar anatara
1,5-2,5. Bakteri ini mampu mendapatkan energi dari oksida besi (Fe2+) dan menjadi (Fe3+)
dan dengan mengoksidasi bentuk tereduksi sulfur menjadi asam sulfat.
T. ferrooxidans adalah bakteri yang paling aktif di tambang limbah akibat asam dan
polusi logam. Situs drainase tambang asam ekstrim juga mengekspos tingkat tinggi pirit,
suatu unsur yang mudah teroksidasi oleh T. ferrooxidans. Ini kapasitas oksidasi pirit-telah
dimanfaatkan dalam industri desulfurisasi batubara. T. ferrooxidans digunakan dalam
pengolahan mineral industri dan proses bioleaching. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk
menyerang sulfida yang mengandung mineral sulfida larut dan mengkonversi logam seperti
tembaga dan seng ke dalam sulfat larut mereka logam.

Skema bioleaching T.ferroxidans

T. ferrooxidans berasal energi dari oksidasi besi ferro menjadi besi ferri, dan mengurangi
senyawa sulfur menjadi asam sulfat. Deposit belerang bisa menumpuk di dinding sel
bakteri. Produk sampingan lain dari metabolisme (asam sulfat) kadang-kadang
berhubungan dengan korosi oksidatif dari beton dan pipa. Dalam lingkungan
tanah, T. ferrooxidans berguna sebagai sumber slow release fosfat dan sulfat untuk
pemupukan tanah. (Kuenen, J. Gijs, et al.1992)
Reaksi pelepasan logam biasanya meliputi pengubahan cebakan logam yang tidak
larut, biasanya berupa sulfida, menjadi senyawa yang larut dan logam yang diinginkan lebih
mudah dimurnikan atau diekstrak. Bakteri pelepas logam dapat melakukan perubahan ini
secara langsung dengan mngoksidasi sulfida logam sehingga terbentuk besi ferri, asam
sulfat dan sulfat logam dan hasil logam tergantung jenis cebakanya (Maha dan cork,1990;
torma 1997; Ohmura et all. 1993)
Beberapa reaksi pelepasan logam sebagai hasil serangan bakteri T. ferrooxidans langsung
adalah ;
4FeS2(pirit ) + 15O2 + H2O à 2 Fe2(SO4)3 + 2H2SO4….. 1
4CuFeS2 (khalkopirit) + 17 O2 + H2SO4 à4CuSO4 + 2Fe(SO4)3 + 2H2O…2
2FeAsS (arsenopirit) + 2O2 + H2O à 2FeSO4 + 2 H2SO4 …3
CuS (kovelit) + 2O2 à CuSO4 ……4
Pelepasan logam dari mineral oleh bakteri dapat juga secara tidak langsung. Seperti
diperlihatkan pada reaksi berikut ;
4FeS2 (pirit) + 2Fe(SO4)3 à 6Fe(SO4) + 4S…….. 5
CuS (kovelit) + Fe2 (SO4)3 à CuSO4 + 2F(SO4) + S………..6
Besi ferri dan asam sulfat terbentuk melalui oksidasi langsung sulfide logam mampu
mengokidasi sendiri cebakan tertentu untuk membentuk oksidasi dan sulfat yang larut
dalam larutan asam.

Dengan menggunakan beberapa bakteri aerobik ototrofik yaitu Thiobacillus ferrooxidans.


Spesies bakteri ini bila ditumbuhkan dalam keadaan lingkungan yang mengandung biji
tembaga atau besi akan menghasilkan asam dan mengksidasikan biji tersebut disertai
pengendapan atau pemisahan logam besinya. Proses ini yang dinamakan pelindian atau
bleaching. Dengan teknik ini dapat memperbaiki cara pemisahan logam dari biji dan tidak
mengakibatkan polusi udara
E. Dampak positif bioteknologi pertambangan

1. berguna sebagai sumber slow release fosfat dan sulfat untuk pemupukan
tanah.
2. Thiobacillus ferroxidans merupakan bakteri kemolitotrof, dimana bakteri
kemo dapat mengambil dan mngumpulkan io-ion logam beracun sehingga
bermanfaat untuk memindahkan polutan dari air limbah. usaha
memperbaiki kualitas lahan termasuk tanah dan air serta pencemaran
dengan menggunakan mikroorganisme disebut bioremediasi
3. Thiobacillus dapat membantu produsen logam menghemat energi,
mengurangi polusi dan demikian menekan biaya produksi

Dampak Negatif bioteknologi pertambangan

1. Bakteri Thiobacillus ferrooxidans pengoksidasi Fe (mengubah Fe3+ yang


bersifat sebagai ion terlarut menjadi Fe (OH)3) yang bersifat tidak larut)
dapat menimbulkan korosi. Prose korosi secara mikrobiologis tidak berarti
logam tersebut dimakan oleh mikroorganisme tetapi akibat pertumbuhan
mikrobe tersebut yang mengahsilakn senyawa, Yang bersifat korosif
misalnya asam. Produk sampingan lain dari metabolisme (asam sulfat)
bakteri T. ferrooxidans kadang-kadang berhubungan dengan korosi
oksidatif dari beton dan pipa. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut
mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh
energi bagi keberlangsungan hidupnya.
Daftar Pustaka

Anonim.2018. Bioteknologi penambangan logam


https://www.academia.edu/4554264/bioteknologi_penambangan_logam

Anonim. 2015. Bioteknologi pertambangan


http://biologibioteknologi.blogspot.com/2015/09/bioteknologi-pertambangan.html

Anonim . 2016 . Makalah bioteknogi pertambangan


https://thefikkar.blogspot.com/2016/04/makalah-bioteknologi-penambangan.html

Anonim . 2017 . peran bioteknologi dalam pertambangan


https://www.academia.edu/11694588/peran_bioteknologi_dalam_pertambangan

Anda mungkin juga menyukai