Anda di halaman 1dari 6

Bioteknologi dalam Bidang Pertambangan

Disusun Oleh :
Moh. Ilham Algafari (18)

Alya Az-Zahwa Putri Riyanto (05)


Azzah Ula Tsabitah (09)

Sakdullo (29)

XII MIPA 7
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SMAN 2 BANGKALAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERTAMBANGAN
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan
(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian. Bioteknologi di bidang
pertambangan melibatkan agen biologi yang berupa mikroorganisme dan dikembangkan dengan
teknik Bioleaching/Blomining. Tujuan Bioleaching merupakan proses yang digunakan untuk
memperoleh logam dari batuan dengan bantuan mikroorganisme.

Di bidang pertambangan, berkembang bioteknologi untuk memisahkan logam dari bijinya


yaitu dengan pemanfaatan bakteri Thiobacillus ferrooxidans. Bakteri ini merupakan bakteri litotrof
(pemakan batu), yaitu menggunakan batu yang mengandung sulfur untuk mendapatkan energi dan
menghasilkan asam sulfat sebagai limbahnya.

Bakteri ini juga dapat tumbuh dengan subur dalam lingkungan tanpa adanya zat organik,
bakteri ini mampu mengekstrak karbon secara langsung dari karbon dioksida di atmosfer. Pemanfaatan
mikrorganisme ini untuk memisahkan logam dari bijih logam yang diterapkan di tambang logam
karena logam tidak bisa dimanfaatkan jika terikat dengan bijihnya.

Di indonesia, sampai saat ini pemanfaatan mikroorganisme untuk bidang pertambangan logam
masih belum optimal atau bisa dikatakan belum dimulai, atau sekadar wacana. Sementara potensi atau
kemampuan mikrooganisme dalam memabantu menambang logam di alam sudah terbukti nyata.

Indonesia sebagai negara tropis yang kaya akan cadangan berbagai mineral tambang dalam
jumlah banyak dan berlimpah dengan berbagai mikrooganisme, mempunyai peluang yang cerah untuk
melaksanakan Bioleaching. Dari sisi mikroorganismenya, kondisi iklim yang tropis mendukung
keberadaan kelompok bakteri Peleapsan logam yang hidup baik pada kondisi mesofilik, yang
menghendaki suhu yang hangat.
B. PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG
PERTAMBANGAN
Di bidang pertambangan berkembang bioteknologi untuk memisahkan logam dari bijihnya
yaitu dengan pemanfaatan bakteri Thiobacillus ferroxidans. Bakteri ini merupakan bakteri
kemolitotrof yang mampu memisahkan logam dari bijihnya. Energy yang digunakan Thiobacillus
ferroxidans dalam memisahkan logam dari bijihnya berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik
khususnya senyawa besi dan belerang. Asam sulfat dari besi sulfat melarutkan logam dari bijihnya.

Mikroorganisme bermanfaat dalam pertambangan karena alasan-alasan berikut. Tidak


merusak lingkungan dibandingkan pengolahan dengan bahan kimia. Lebih banyaknya mineral yang
dapat menggunakan mikroorganisme dalam pengolahannya. Mikroorganisme mampu mengumpulkan
mineral dari bijih yang hanya mengandung sedikit mineral. Bijih miskin mineral ini tidak layak
diproses secara konvensional.

Berikut ini adalah tahapan bakteri dalam memisahkan tembaga dari bijihnya, yaitu :

a. Bakteri bereaksi dengan melarutkan senyawa belerang dan besi dalam batuan.
Selanjutnya, bakteri mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.

b. Unsur S dalam FeS2 bereakasi dengan ion hydrogen dan molekul oksigen membentuk
H2SO4.

c. Ion Fe3+ pada bijih yang mengandung CuSO4 mengoksidasi ion Cu+ menjadi Cu2+ dan
bereaksi dengan SO42- dari H2SO4 sehingga membentuk CuSO4.

d. Reaksi selanjutnya adalah sebagai berikut :

CuSO4 + 2Fe + H2SO4 → 2FeSO4 + Cu + 2H+

C. SEJARAH DAN DEFINISI THIOBACILLUS FERROOXIDANS


Peranan bakteri dalam melepaskan logam dari cebakan batuan bumi baru diketahui belum lama
berselang. Laoran pertama menyatakan bahwa baru pada tahu 1920-an diketahui ada bakteri tertentu
yang berperan dalam pelepasan Zn dan FeS dari batuan, meskipun saat itu belum teridenfikasi (Weiss,
1973; Miller & Risatti, 1988). Peranan seseunghunya bakteri didalam melepaskan logam baru
diketahui pada tahun 1947, yaitu ketika Arthur Colmer 7 M.E. hinkie dariWest Virginia University di
Morgantown dapat mengidentifikasi jenis bakteri tersebut. Bakteri tersebut kini disebut Thiobacillus
ferrooxidans, yang berperan utama melepaskan logam dari sulfide cebakan.

Di antara kelompok Thiobacilli, Thiobacillus ferrooxidans telah muncul sebagai sebuah


bakteri ekonomi yang signifikan di bidang pencucian bijih sulfida sejak penemuannya pada 1950 oleh
Colmer et al. Penemuan T. ferrooxidans menyebabkan pengembangan cabang baru dari ilmu
metalurgi disebut “biohydrometallurgy” yang berurusan dengan semua aspek dari mikroba dimediasi
ekstraksi logam dari mineral atau limbah padat dan drainase tambang asam dll

Biohidrometalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan
perekayasaan mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral (mineral
dressing), ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy), proses produksi logam
(mechanical metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy). Salah satu cabangnya
adalah Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara
penambahan mkhluk hidup seperti bakteri. Misalnya : Thiobacillus ferrooxidan berperan memisahkan
logam dari bijihnya atau kotoran sehingga didapat logam berkualitas tinggi.

D. MEKANISME PEMANFAATAN T. FERROOXIDANS DALAM


PEMISAHAN LOGAM BESI
T. ferroxidans adalah bakteri pelepas logam yang paling banyak diteliti, berbentuk batang kecil,
menyukai temapat yang sangat asam dengan pH optimum berkisar anatara 1,5-2,5 (chang & Myersonn,
1982). Bakteri ini mampu mendapatkan energi dari oksida besi ferrp (Fe2+) dan menjadi ferri Fe3+
dan dengan mengoksidasi bentuk tereduksi sulfur menjadi asam sulfat (corbelt & Ingledew,1987). T.
ferrooxidans adalah bakteri yang paling aktif di tambang limbah akibat asam dan polusi logam. Situs
drainase tambang asam ekstrim juga mengekspos tingkat tinggi pirit, suatu unsur yang mudah
teroksidasi oleh T. ferrooxidans. Ini kapasitas oksidasi pirit-telah dimanfaatkan dalam industri
desulfurisasi batubara. T. ferrooxidans digunakan dalam pengolahan mineral industri dan proses
bioleaching. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk menyerang sulfida yang mengandung mineral
sulfida larut dan mengkonversi logam seperti tembaga dan seng ke dalam sulfat larut mereka logam.
Logam dipulihkan melalui proses bioleaching termasuk tembaga, uranium dan emas.

T. ferrooxidans berasal energi dari oksidasi besi ferro menjadi besi ferri, dan mengurangi
senyawa sulfur menjadi asam sulfat. Deposit belerang bisa menumpuk di dinding sel bakteri. Produk
sampingan lain dari metabolisme (asam sulfat) kadang-kadang berhubungan dengan korosi oksidatif
dari beton dan pipa. Dalam lingkungan tanah, T. ferrooxidans berguna sebagai sumber slow release
fosfat dan sulfat untuk pemupukan tanah.

Reaksi pelepasan logam biasanya meliputi pengubahan cebakan logam yang tidak larut,
biasanya berupa sulfida, menjadi senyawa yang larut dan logam yang diinginkan lebih mudah
dimurnikan atau diekstrak. Bakteri pelepas logam dapat melakukan perubahan ini secara langsung
dengan mngoksidasi sulfida logam sehingga terbentuk besi ferri, asam sulfat dan sulfat logam dan hasil
logam tergantung jenis cebakanya

Beberapa reaksi pelepasan logam sebagai hasil serangan bakteri T. ferrooxidans langsung
adalah ;

4FeS2(pirit ) + 15O2 + H2O à 2 Fe2(SO4)3 + 2H2SO4….. ...............................(1)

4CuFeS2 (khalkopirit) + 17 O2 + H2SO4 à4CuSO4 + 2Fe(SO4)3 + 2H2O…(2)


2FeAsS (arsenopirit) + 2O2 + H2O à 2FeSO4 + 2 H2SO4 …..........................(3)

CuS (kovelit) + 2O2 à CuSO4 ……................................................................(4)

Pelepasan logam dari mineral oleh bakteri dapat juga secara tidak langsung. Seperti
diperlihatkan pada reaksi berikut ;

4FeS2 (pirit) + 2Fe(SO4)3 à 6Fe(SO4) + 4S……............................................. (5)

CuS (kovelit) + Fe2 (SO4)3 à CuSO4 + 2F(SO4) + S……..........................…..(6)

Besi ferri dan asam sulfat terbentuk melalui oksidasi langsung sulfide logam mampu
mengokidasi sendiri cebakan tertentu untuk membentuk oksidasi dan sulfat yang larut dalam larutan
asam

Dengan menggunakan beberapa bakteri aerobik ototrofik yaitu Thiobacillus ferrooxidans.


Spesies bakteri ini bila ditumbuhkan dalam keadaan lingkungan yang mengandung biji tembaga atau
besi akan menghasilkan asam dan mengksidasikan biji tersebut disertai pengendapan atau pemisahan
logam besinya. Proses ini yang dinamakan pelindian atau bleaching. Dengan teknik ini dapat
memperbaiki cara pemisahan logam dari biji dan tidak mengakibatkan polusi udara
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri,
fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Bioteknologi
digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena perkembangbiakannya relatif cepat, mudah
dimodifikasi, dan mampu memproses bahan baku lebih cepat untuk menghasilkan produk baru.
Pengolahan bioteknologi terbagi menjadi 2, yaitu secara tradisional atau konvensional serta modern.

Peranan mikroorganisme dalam bioteknologi, yaitu dalam bidang pangan, dalam bidang
pertanian dan perkebunan, dalam bidang peternakan, dalam bidang kedokteran dan farmasi, dalam
bidang lingkungan (bioremediasi), dan dalam bidang pertambangan (biometalurgi). Bioteknologi
bukan hanya memiliki dampak positif saja, tetapi juga memiliki damapak negative Maka dari pada itu
perlu dibuat langkah – langkah pencegahan mengenai dampak negative dari bioteknologi

Anda mungkin juga menyukai