Anda di halaman 1dari 3

BIOGEOKIMIA BESI (Fe)

Daur Biogeokimia merupakan daur ulang air dan komponen-komponen kimia (unsur kimia)
yang melibatkan peran serta dari makhluk hidup termasuk manusia dan bebatuan/geofisik.
Sedangkan untuk Biogeokimia ialah suatu pertukaran atau terjadinya perubahan yang
berlangsung terus menerus antara komponen abiotik dengan komponen biotik. Dari
pengertian diatas daur Biogeokimia terjadi kepada beberapa komponen dan salah satunya
adalah Besi (Fe). Besi atau Fe merupakan logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang
dijumpai dalam keadaan unsur bebas. Kelarutan besi tergantung kepada nilai pH dan
ketersediaan karbon dioksida. Iron ferro sebagai Fe (OH)2 dapat dilarutkan sampai 100 ppm
pada pH 8 dan sampai 10.000 ppm pada pH 7. Dalam ketersediaan karbon dioksida kelarutan
ferro carbonate 1 sampai 10 ppm pada pH antara 7 dan 8, meskipun dapat menjadi 100 ppm
untuk pH 6 sampai 7. Untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain mesti disingkirkan
melalui pengurangan kimia. Besi dalam bentuk zat besi amat penting bagi semua organisme,
kecuali bagi sebagian kecil bakteria. Tempat huni bakteri besi ini dalam perairan asam dari
pabrik bijih logam yang mengandung sulfida logam seperti pirit besi (FeS 2). Bakteri
melakukan penyediaan asam belerang dan regenerasi dari Fe, komponen ini terpakai pada
pelapisan biji logam.
Bakteri tersebut antara lain , yang terkenal ialah Thiobacillus ferrooxidans. Spesies ini dapat
hidup ototrof dengan menggunakan ion besi dan sulfur sebagai donor elektron. Yang lainnya
ialah Sulfolobus dari golongan Archaea dan bakteri Gallionella, Leptothrix. Reaksi
umumnya: Fe2+ + bakteri besi Fe3+. Dengan kata lain, ion ferro atau besi (II) dioksidasi oleh
bakteri besi menjadi ion ferri atau besi (III). Oksidasi besi ini dapat berlangsung secara
anaerob maupun aerob.

Klasifikasi ilmiah
Kingdom

: Eubacteria

Filum

: Proteobacteria

Kelas

: Gammaproteobacteria

Ordo

: Acidithiobacillales

Famili

: Acidithiobacillaceae

Genus

: Acidithiobacillus
Spesies

: Acidithiobacillus ferroxidans

Thiobacillus ferrooxidans adalah gram negatif, autotrophic obligately dan aerobik


Proteobacteria . Bakteri ini bersifat motil , dan memiliki flagela polar . T. ferrooxidans adalah
acidophile , yang bisa hidup di lingkungan dengan kisaran pH optimal dari 1,5 sampai 2,5 . T.
ferrooxidans juga termofilik , lebih dari suhu 45 sampai 50 derajat Celcius . Toleransi suhu
tinggi bakteri mungkin karena tingginya keberadaan GC dari 55-65 mol persen . Genus
Thiobacillus , juga dikenal sebagai Acidithiobacillus , tidak berwarna , bakteri berbentuk
batang . Bakteri ini memiliki kemampuan untuk memperoleh energi dari oksidasi sedikitnya
senyawa sulfur. Oleh karena itu persyaratan lingkungan meliputi kehadiran kurang senyawa
sulfur anorganik . Bakteri ini melakukan pernapasan , istimewa memanfaatkan oksigen
sebagai akseptor elektron terminal. T. ferrooxidans adalah bakteri yang paling aktif dalam
limbah tambang akibat asam dan polusi logam . Situs ekstrim drainase asam tambang juga
mengekspos tingkat tinggi pirit , unsur yang mudah teroksidasi oleh T. ferrooxidans .
Kapasitas pirit - oksidasi ini telah dimanfaatkan dalam industri desulfurisasi batubara . T.
ferrooxidans digunakan dalam pengolahan mineral dan bioleaching proses industri . Bakteri
ini memiliki kemampuan untuk menyerang mineral sulfida yang mengandung sulfida dan
mengkonversi larut logam seperti tembaga dan seng sulfat ke dalam logam yang dapat larut
mereka. Logam kembali melalui proses bioleaching ini meliputi tembaga , uranium dan
emas .
Dalam kondisis aerobik, bakteri Thiobacillus ferooxidans dapat menggunakn energi dari
mengisolsidasi Fe2+ . Proses tersebut diantarannya :
2Fe2+ + O2 + 2 H+ 2Fe3+ + H2O

Oksidasi pyrit (FeS2) menjadi SO42- dan Fe3+ dilakukan


bakteri tersebut jika kondisis lingkungan dengan keasaman
tinggi. Thiobacillus ferroxidans mengoksidasi besi dalam
bentuk ferro sulfat untuk mengahasilkan ferri sulfat.
4FeSO4 + 2 H2SO4 + O2 2 Fe2 (SO4)3 + 2 H2O
Ferri sulfat mempengaruhi keasaman setelah menghidrolisi ke bentuk ferri hidroksida.
2 Fe2(SO4)3 + 12 H2O - 4 Fe (OH)3 + 6 H2SO4
Keuntungan dari proses oksidasi Fe2+ mikrobe akan mendapatkan tambahn energi. Ion Fe 3+
yang terbentuk secara fisik akan melindungi mikroba dan meningkatkan stabilitas
mikrokoloni pada permukaan benda padat.
Keuntungan
Kehadiran bakteri secara signifikan dapat meningkatkan kecepatan proses pencucian secara
keseluruhan, Thiobacillus ferrooxidans akan mengoksidasi senyawa besi belerang (besi
sulfida) di sekelilingya. proses ini membebaskan sejumlah energi yang akan digunakan untuk
membentuk senyawa yang diperlukan dan menghasilkan senyawa asam sulfat dan besi sulfat.

kedua senyawa ini akan menyerang bebatuan di sekitar tembaga sehingga dapat lepas dari
bijinya. Thiobacillus ferrooxidans akan mengubah tembaga sulfida yang tidak larut dalam air
menjadi tembaga sulfat yang larut dalam air. Ketika air mengalir melalui batuan, senyawa
tembaga sulfat akan ikut terbawa dan lambat laut terkumpul dalam kolam berwarna biru
cemerlang. Dalam lingkungan tanah, T.ferrooxidans berguna sebagai sumber slow release
fosfat dan sulfat untuk pemupukan tanah. Thiobacillus ferroxidans merupakan bakteri
kemolitotrof, dimana bakteri kemo dapat mengambil dan mngumpulkan ion-ion logam
beracun sehingga bermanfaat untuk memindahkan polutan dari air limbah. usaha
memperbaiki kualitas lahan termasuk tanah dan air serta pencemaran dengan menggunakan
mikroorganisme disebut bioremediasi. Thiobacillus dapat membantu produsen logam
menghemat energi, mngurangi polusi dan demikian menekan biaya produksi. Dalam hal
tujuan tunggal langkah bakteri adalah regenerasi Fe 3+ sulfidik bijih besi dapat ditambahkan
untuk mempercepat proses dan menyediakan sumber besi
Kerugian
Bakteri Thiobacillus ferrooxidans pengoksidasi Fe (mengubah Fe3+ yang bersifat sebagai ion
terlarut menjadi Fe (OH)3) yang bersifat tidak larut) dapat menimbulkan korosi. Prose korosi
secara mikrobiologis tidak berarti logam tersebut dimakan oleh mikroorganisme tetapi akibat
pertumbuhan mikrobe tersebut yang mengahsilakn senyawa, Yang bersifat korosif misalnya
asam (Waluyo,Lud.2009). Produk sampingan lain dari metabolisme (asam sulfat) bakteri T.
ferrooxidans kadang-kadang berhubungan dengan korosi oksidatif dari beton dan pipa. Hal
ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks
untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya.

Rizqi Nur Alifah


4411412061

Anda mungkin juga menyukai